BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kolesterol Kolesterol merupakan prekusor senyawa steroid di dalam tubuh seperti kortikosteroid, hormon seks, asam empedu, dan vitamin D. (Sloane, 2003). Kolesterol merupakan unsur yang penting oleh tubuh sebagai komponen membran sel dan membran organel-organel sel juga untuk pembentukan hormonhormon steroid. Kolesterol pada dasarnya dapat disintesis oleh sel tubuh pada semua organ, namun kebanyakan kolesterol disintesis oleh sel hati dengan jumlah sekitar 500 mg/hari (Ganong, 2002). Menurut Muharrami (2011), kolesterol merupakan salah satu sterol yang paling penting dan banyak terdapat dialam. Pada tubuh manusia kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjer adrenal bagian luar dan jaringan syaraf. Jika jumlahnya berlebihan maka kolesterol akan membuat darah menjadi kental, lebih berlemak sehingga mengancam bagi kelancaran peredaran darah apalagi jika sudah menempel di dinding pembuluh darah atau mengendap membuat sumbatan pada pembuluh darah kecil. Kolesterol berasal dari makanan yang dimakan oleh individu tersebut dan banyak berasal dari kolesterol hewan seperti otak, hati, daging, kuning telur dan organ dalam lainnya (Sofro, 1990). Menurut Sherwood (2001), beberapa faktor yang dapat meningkatkan kadar kolesterol didalam tubuh: a. Diet tinggi lemak jenuh dan kolesterol terutama yang terdapat pada lemak hewani dan minyak tumbuhan tropis (minyak kelapa, minyak sawit) akan meningkatkan kolesterol plasma. Asam lemak ini merangsang sintesis kolesterol dan menghambat perubahan nya menjadi garam empedu b. Kelainan fungsi organ hati, karena selain sebagai tempat degradasi insulin, hati juga merupakan tempat pembuatan kolesterol baru dan mensekresikan kolesterol lama ke empedu. Jika terjadi kerusakan hati maka proses sekresi kolesterol akan terganggu dan mengakibatkan peningkatan kolesterol dalam tubuh. Universitas Sumatera Utara 5 Lipoprotein diklasifikasikan berdasarkan densitasnya pada ultrasentrugasi ekuilibrium. Partikel yang lebih besar (kilomikron dan VLDL) adalah lipoproterin dengan densitas paling kecil. Kolesterol total serum terdiri dari VLDL (Very Low Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein) dan kolesterol bebas sedangkan trigliserida serum yang terdiri dari triasigliserol dan asam lemak (Neal, 2006). Menurut Sloane (2003), Lipoprotein terutama disintesis di hati. Lipoprotein terbagi menjadi tiga kelas sesuai densitasnya, yaitu : a. Very Low Density Lipoprotein (VLDL) Kolesterol jenis ini mengandung kurang lebih 60% trigliserida dan 15% kolesterol dan memiliki massa terkecil. VLDL mentranspor trigliserida dan kolesterol menjauhi hati menuju jaringan untuk disimpan atau digunakan. b. Low Density Lipoprotein (LDL) Low Density Lipoprotein (LDL) memiliki diameter 18-25 nm. LDL mengandung hampir 50% kolesterol dan membawa 60% sampai 70% kolesterol plasma yang disimpan dalam jaringan adiposa dan otot polos. Konsentrasinya bergantung banyak faktor, terutama pada faktor asupan makanan yang mengandung kolesterol dan lemak jenuh. Konsentrasi LDL tinggi dalam darah dihubungkan dengan insidensi tinggi penyakit jantung koroner. Semakin tinggi LDL maka semakin buruk dampaknya untuk kesehatan (Soeryoko, 2011). Kolesterol LDL berfungsi untuk mengangkut kolesterol ke sel perifer di seluruh tubuh (Setyaji, 2011). c. High Density lipoprotein (HDL) High Density Lipoprotein (HDL) adalah partikel yang terkecil dengan diameter 512 nm (Neal, 2006). HDL mengandung 20% kolesterol, kurang dari 5% trigliserida dan 50% protein dari berat molekulnya. HDL penting dalam pembersihan trigliserida dan kolesterol plasma karena HDL membawa kolesterol kembali kehati untuk proses metabolisme bukan untuk disimpan dalam jaringan lain. Konsentrasi HDL tinggi dalam darah dihubungkan dengan insidensi rendah penyakit jantung koroner. Kolesterol HDL berfungsi mengangkut timbunan kolesterol dari jaringan kembali ke hati untuk didaur ulang (Setyaji, 2011). Universitas Sumatera Utara 6 2.2. Hiperkolesterolemia Hiperkolesterolemia merupakan kelainan kadar lipoprotein, yang memicu terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Hiperkolesterolemia primer disebabkan oleh abnormalitas genetik yang terjadi pada apoprotein, reseptor apoprotein atau enzim yang terlibat dalam metabolisme lipoprotein. Hiperkolesterolemia sekunder disebabkan oleh kondisi atau obat obatan yang mempengaruhi metabolisme lipoprotein (Astikawati dkk., 2008). Menurut Wresdiyati dkk., (2006), hiperkolesterolemia dapat mengakibatkan peningkatan jumlah sel radang pada jaringan hati tikus yang disebabkan oleh produksi radikal bebas yang berlebihan. Kadar kolesterol total yang normal dalam plasma orang dewasa adalah sebesar 120 sampai 200 mg/dl. Adapun keadaan hiperkolesterolemia terjadi bila konsentrasi kolesterol total ≥ 240 mg/dl, LDL ≥ 160 mg/dl, dan trigliserida ≥ 150 mg/dl (Montgomery, 1983). Kolesterol saat ini tidak hanya menjadi masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara maju tetapi juga negara berkembang. Seperti kita ketahui, kolesterol merupakan salah satu penyebab penyakit jantung koroner (PJK). Penyakit jantung koroner merupakan penyebab paling utama kematian bangsa bangsa industri maju (Ariantari dkk., 2010). Hasil Survei Rumah Tangga yang dilakukan Departemen Kesehatan tahun 2004 di Indonesia menunjukkan peningkatan kadar kolesteol terbanyak antara 200-249 mg/dL. Jumlah orang yang mempunyai kolesterol tinggi dengan usia antara 25-34 mencapai 9,3% dan usia 55-64 mencapai 15,5%. Dalam hal ini, wanita lebih banyak dibanding pria. Kelebihan kolesterol dalam darah mengakibatkan penyakit jantung dan stroke. Menurut Kanel (1994), secara konvensional ada tiga faktor resiko yang mengakibatkan penyakit jantung koroner yaitu abnormalitas lipid darah terutama kadar kolesterol total, hipertensi, dan merokok. Hal ini sering ditandai dengan keluhan nyeri pada dada. Pada waktu jantung harus bekerja lebih keras terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal inilah yang menyebabkan nyeri dada. Kalau pembuluh darah tersumbat sama sekali, pemasokan darah ke jantung akan terhenti dan kejadian inilah yang disebut dengan serangan jantung (Sylvia, 1994) Universitas Sumatera Utara 7 2.3. Diet Kuning Telur Telur merupakan sumber protein yang mudah dicerna dan relatif murah harganya. Telur banyak dikonsumsi sebagai lauk pauk, bahan campuran masakan, atau sacara utuh hanya dengan direbus untuk sarapan pagi. Telur juga dikenal tinggi kolesterol (Rossi dkk. 1999). Telur yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia antara lain telur ayam ras, telur ayam buras, telur itik dan telur puyuh (Pamungkas dkk., 2013). Telur puyuh banyak digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena bentuknya unik dan kandungan gizinya cukup lengkap. Kandungan gizi yang terdapat dalam telur puyuh, meliputi karbohidrat, protein dan delapan macam asam amino yang berguna bagi tubuh, terutama bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan. (Silva, 2008). Kandungan kolesterol yang tinggi pada telur puyuh merupakan hal yang perlu diperhitungkan karena telur puyuh merupakan bahan pangan sumber protein yang relatif murah, mudah di dapat dan banyak disukai masyarakat (Aviati dkk., 2014) Telur puyuh terdiri atas putih telur (albumen) 47,4%, kuning telur (yolk) 31,9% dan kerabang serta membran kerabang 20,7%. Kandungan protein telur puyuh sekitar 13,1%, sedangkan kandungan lemaknya 11,1%. Kolesterol total pada kuning telur puyuh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis telur lainnya seperti telur ayam kampung dan telur ayam ras. Kadar kolesterol kuning telur puyuh sebesar 2138,17 mg/100g sedangkan kandungan kolesterol kuning telur ayam ras hanya 1274,5 mg/100g. Putih telur untuk semua jenis telur tidak mengandung kolesterol (Dwiloka, 2003). 2.4. Pirdot (Sauauia vulcani K.) Tanaman merupakan gudang bahan kimia yang paling lengkap. Beribu-ribu komponen kimia terkandung di dalamnya. Hingga saat ini sebagian dari fungsi dan perannya masih belum diketahui. Hampir semua daerah mempunyai tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat secara turun temurun. Pada saat ini masyarakat Indonesia lebih memilih alternatif menggunakan obat tradisional karena dianggap relatif lebih murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, efisien dan lebih aman dari efek samping dibandingkan dengan obat Universitas Sumatera Utara 8 sintetik (Lusiana dkk., 2013). Menurut Hembing dalam Zuhrawati (2014), tanaman yang berkhasiat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi diantaranya mempunyai mekanisme kerja yaitu merangsang sekresi cairan empedu sehingga kolesterol akan keluar bersama sirkulasi darah sehingga mengurangi pengendapan lemak pada pembuluh darah. Gambar 2.4. Daun pirdot (Saurauia vulcani K.) (Niel, 2013) Pirdot (Saurauia vulcani K.) secara tradisional digunakan secara luas oleh orang orang sekitar danau toba sebagai obat alternatif pengobatan diabetes dan secara empiris memberikan hasil yang memuaskan. Pirdot (Saurauia vulcani K.) merupakan salah satu spesies dari famili Actinidiaceae (Sitorus, 2015). Tumbuhan ini tumbuh di dekat aliran air atau tempat lembab dan teduh, berbentuk pohon namun memiliki dahan yang gampang patah. Daunnya lebar dan memiliki dua sisi berbeda, sisi daun bagian atas berwarna hijau dan sisi bagian bawah berwarna coklat. Buah dari tumbuhan ini dapat dimakan bila sudah matang (Gambar 2.4.) (Niel, 2013) Pirdot (Saurauia vulcani K.) mengandung berbagai macam metabolit sekunder diantaranya flavonid, glikosida, saponin, tannin, dan terpenoid (Sitorus, 2015). Saponin dapat mengurangi kolesterol darah dengan membatasi penyerapan kembali dan meningkatkan sekresi (Nugraha, 2008). Universitas Sumatera Utara