BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang menggambarkan keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia ini diarahkan pada peningkatan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara cerdas dan santun melalui media lisan, tulis, dan elektronik. Keterampilan bebahasa merupakan suatu keterampilan yang sangat berperan penting bagi perkembangan pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia. Dengan demikian pengembangan pengajaran bahasa Indonesia harus dapat mengembangkan keterampilan berbahasa siswa yang meliputi keterampilan bahasa lisan dan keterampilan bahasa tulis. Salah satu komponen bahasa yang perlu ditingkatkan adalah keterampilan membaca pemahaman. Seperti yang telah diketahui bahwa sumber utama dari pengetahuan siswa disajikan dalam bentuk bahasa tulis sehingga inilah yang membuat anak harus mampu melakukan aktivitas membaca secara efektif dan efisien dalam memahami bahan bacaan guna memperoleh pengetahuan. Pembelajaran membaca di Sekolah Dasar merupakan landasan untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-hari manusia. Dari kegiatan membaca inilah seseorang mampu memperoleh informasi tentang apa yang sedang berkembang disekitarnya, meski informasi dapat diperoleh dari media lain seperti televisi dan radio, namun peran membaca tidak dapat digantikan sepenuhnya. Pembelajaran membaca pemahaman di Sekolah Dasar masih tergolong keterampilan membaca literal dan keterampilan membaca kritis. Kemampuan membaca pemahaman merupakan dasar bagi pembaca kritis, yaitu sejenis membaca yang dilaksanakan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan. Pada pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia aspek membaca pemahaman pada siswa kelas V SD N Ketip, pembelajaran masih belum memberikan hasil yang optimal dalam aspek keterampilan membaca pemahaman. Strategi membaca yang digunakan guru masih kurang terarah. Siswa masih belum dapat menyimpulkan isi bacaan dan kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan bacaan, sehingga pada saat evaluasi banyak siswa yang kesulitan dalam menjawab soal-soal. Hasil belajar siswa kelas V ketika ada di kelas IV rata-rata ulangan harian materi membaca pemahaman semester II tahun 2012/2013 sebesar 72 < KKM sebesar 75, dengan skor terendah sebesar 54. Ketidak tuntasan terjadi pada 12 dari 20 siswa yakni 60 %. Memperhatikan berbagai kendala dalam pembelajaran membaca, peneliti menerapkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yakni dengan menggunakan model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Know Want To Know Learned (KWL) dalam pembelajaran membaca. Untuk meningkatkan kemampuan membaca mahasiswa sebagai sarana pengembangan penalaran, maka dipilihlah metode pembelajaran yang tepat. Untuk mencapai fungsi dan tujuan tersebut, maka salah satu metode/strategi pembelajaran yang ditawarkan di sini adalah strategi K-W-L (What I Know, What Do I Want to Learn, What I Learned). Menurut Scarcella (via Refnaldi, 2002: 2930) menyatakan bahwa K-W-L berguna untuk penjelajahan sebuah topik dan isi bacaan secara cepat. Keistimewaan K-W-L ialah memungkinkan pembaca menjajaki sebuah topik melalui multiple perspektif. Dalam penerapannya, model pembelajaran ini diiringi dengan penggunaan media berupa bacaan yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari anak. Dengan demikian, ketertarikan serta tampilan menarik akan memudahkan mereka dalam memahami isi dari suatu bacaan. Melalui model pembelajaran inilah diharapkan adanya peningkatan ketrampilan guru dalam mengajar, aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca dan hasil belajar siswa dapat optimal. Berdasarkan ulasan di atas, maka peneliti berniat melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Know Want To Know Learned (KWL). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka ada beberapa masalah yang dapat kami kemukakan. Adapun permasalahan-permasalahan tersebut antara lain: a. Siswa mengganggap remeh pelajaran bahasa Indonesia. b. Model pembelajaran belum dimanfaatkan secara maksimal oleh guru. c. Perlu diuji cobakan model pembelajaran yang tepat dan efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa. 1.3 Pemecahan Masalah Cara pemecahan masalah berdasarkan permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 5 SD Negeri Ketip adalah dengan menggunakan model pembelajaran KWL akan memberi kesempatan kepada siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi guru dengan siswa maupun siswa dengan lingkungan belajarnya, lebih bekerjasama lagi dalam kerja kelompok dan membantu siswa dalam penguasaan materi yang nanti pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah model KWL dapat meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SD N Ketip? Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut: a. Bagaimanakah penerapan model KWL dalam meningkatkan proses belajar siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman pada kelas V SD N Ketip? b. Apakah penerapan model KWL dapat meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman siswa kelas V SD N Ketip? Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe KWL. 1.5 Tujuan Penelitian a. Membuktikan bahwa penerapan model KWL dapat meningkatkan proses belajar pada siswa kelas V SD N Ketip. b. Berupaya meningkatan hasil belajar membaca pemahaman melalui model KWL pada siswa kelas V SD N Ketip. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoretis Manfaat teoretis dalam penelitian ini yaitu dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengatasi masalah pembelajaran khususnya Bahasa Indonesia, sehingga pengalaman ini dapat didesain sedemikian rupa sehingga dapat diterapkan pada mata pelajaran lain. 1.6.2 Manfaat Praktis Bagi guru, untuk memotivasi guru dalam mengembangkan metode pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran KWL di kelas. Membantu guru untuk mencoba model pembelajaran yang inovatif sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Bagi siswa, penggunaan model KWL dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, meningkatakan pemahaman terhadap isi bacaan, serta siswa mengetahui strategi membaca yang dapat digunakan untuk mendapatkan pemahaman tidak hanya dalam pembelajaran bahasa Indonesia, namun dalam setiap kegiatan membaca.