iitiiiiiitt - Perpustakaan BAPPENAS

advertisement
I
DEFISIT ANGGARAN:
Suatu Tiniauan Teoritis Singl<at
,l
Oleh: Bambang Priiambodo
;
I
T
I
I
Abstrak
I
I
I
I
t
t
I
I
t
t) /
......(.1(.
c)
: .'3:6 -g4
t/
Ada dua pertanyaan mendasar yang berkaitan dengan pelaksanaan
kebijakan defisit anggaran suatu negara.Pertama, apakah dampak
defisit anggaran terhadap pertumbuhan ekonomi? I(edua,
benarkah defisit anggaran akan memberi beban yang makirr besar
bagi generasi merrdatang? Tulisan ini mengkaji dampak defisit
anggaran dalam tiga paradigma pokok, yaitu: I(eynes, Neo-l(Iasik,
dan Ricardian Equittalence.Menurut paradigma I(eynes, def-isit
anggaran akan memberi dampak positif baik bagi pertumbuhan
jangka pendek maupun jangka panjang. Sedarrgkan menurut
paradigma Neo-l(lasik, defisit anggaran akan memberi dampak
negatif bagi pertumbuhan jangka panjang sehingga akan memberi
beban yang makin berat bagi generasimendatang. Sementara itu,
paradigma Ricardian Equivalence menyatakan bahwa detjsit
anggaran bersifat netral baik terhadap pertumbuhan maupun
terhadap distribusi antar generasi. Studi empiris menunjuldcan
hasil yang berbeda untuk masirrg-masing negara. Penggunaan
defisit anggaran untuk pembiayaan investasi vang didukung oleh
mekanisme kelembagaan yang kuat dalam pasar yang tidalt
sempurna akan menjamin bahwa defisit anggaran akan memberi
pengaruh positif baik terhadap perekonomian dan distribusi
pendapatan antar generasi.
t
T
T
I
3
?c?/,_/
-- ./..
A.
PENDAHULUAN
Detjsit anggaran merupakan salah satu kebijakan yang sangat sensitif di
banyak negara. I(eberhasilan dalam mengelola detisit anggaran merupakan
salah satu cermin kredibilitas pemerintah dalam pengelolaan ekonomi maluo.
Tapi bagi masyarakat, defisit anggaran memberi kesan yang agak negatif'.
Dalam suatu pool pendapat yang dilakukan di Amerika Serikat, meningkatnya
defisit pemerintah federal telah menjadi masalah terbesar kedua setelah
pengangguran(Bernheim, i 989).
I
I
I
t
I
t
I
t
I
t
I
I
I
t
t
I
l'
I
I
I
I
L
Ada dua alasan pokok yang melatarbelakangi kepedulian ini. Pertama,
meningkatnya defisit anggaran dikuatirkan akan memberi beban yang lebih
berat bagi generasi mendatang berkaitan dengan kewajiban pelunasannya.
I(edua, defisit anggaran terutama yang dibiayai oleh pinjaman dalam negeri
diperkirakan menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya konsumsi dan
menurunnya daya saing perekonomian Amerika Serikat. Ini tercermin dari
meningkatnya defisit neraca transaksi berialannya. Gejala meningkatnya defisit
transaksi berjalan seiring dengan meningkatnya defisit anggaran ini disebut
sebagaitwin dcfcft (defisit kembar).
Secara empiris, kekuatiran tersebut tidak seluruhnya benar. Berbagai
studi yang dilakukan untuk melihat hubungan antara meningkatnya defisit
anggaran dengan berbagai indikator pembangunan secara cross sectiotr
menunjuldcan hasil yang meragukan (spurious)dan secara statistik sulit untuk
dapat dipercaya. Masalah statistil< timbul karena sebagian rlegara yang
menjalankan defisit anggaran dan mempunyai hutang yang cukup besar iustru
mempunyai kinerja perekonomian yang baik. Untuk itu Bulorv dan Rogoff
(1990) hanya menyatakan bahu,a defisit anggaran dan hutang luar negeri yang
meningkat hanya satu symptotx(pertanda) dari pengelolaan ekonomi yang
kurang baik. Tanpa harus berkesimpulan bahwa defisit dan hutang pemerintah
merupakan penyebab utama memburul*y" kinerja perekonomian.
Sementara itu studi empiris yang dilakukan melalui individual cowfiry
stud! menunjuldcan hasil yang berbeda satu negara dengan negara lainnya.
Artinya defisit anggaran tidak selalu membawa dampak yang merugikan bagi
pembangunan.
Tulisan ini dimaksudkan untuk memberi perspektif secara singkat
mengenai berbagai darnpak yang dapat terjadi dari meningkatnya defisit
anggaran. Tekanan diberikan pada pengenalan berbagai transmisinya. Untuk
kepentingan tersebut akan digali landasan teoritisnya. Transmisi yang diamati
dalam kajian ini meliputi pengaruhnya terhadap beberapa komponen
permintaan agregat (konsumsi, investasi,dan ekspor neto), suku bunga, tingkat
tabungan, dan distribusi pendapatan antar generasi. Tulisan ini tidak
dimaksudkan untuk mengulas kebijaksanaan anggaran di Indonesia. Pada
bagian akhir tulisan ini diberikan appendiks mengenai pembulctian singkat dari
ketiga paradigma dimaksud.
B.
PENGERTTAN DEFISIT ANGGARAN
Defisit anggaran terjadi apabila pengeluaran pemerintah melebihi dari
penerimaannya.Akumulasi dari keseluruhan defisit ini selaniutnya membentuk
I
l-
I
I
t
I
T
t
I
t
I
I
t
I
I
t
I
I
I
I
I
3
total hutang pemerintah. Dalam jargon ekonomi, hutang adalah stockvariablc,
sedangkan defisit adalah adalah flow variable. Indikator yang biasanya dipakai
dalam pengelolaan defisit anggaran adalah dcht scrviceratio (DSR) dan rasio
hutang terhadap pendapatan domestik bruto (PDB).
Ada tiga ienis pembiayaan defisit anggaran.Pertama melalui pencetakan
uang baru. Langkah ini ltini sudah tidak lazim lagi karena akan mendorong
lypcr-inflatiort. I(edua melalui pinjaman luar negeri (extcntal borrotoing) yang
biasanya dilakukan melalui konsorsium tertentu. I(etiga melalui piniaman
dalam negeri (dornesticborrowing) antara lain dengan peniualan surat berharga
yang diterbitkan oleh pemerintah pusat kepada masyarakatluas.
diajukan
Dalam
perkembangannya, berbagai usulan
untuk
menyempurnakan pengertian defisit anggaran.Pertama, sampai saat ini defisit
anggaran umumnya hanya mencakup keuangan pemerintah pusat saja dan
tidak mencakup anggaran pemerintah daerah. Sebagai contoh pada tahun
I9BB, pemerintah negara bagian dan daerah di Amerika Serikat mengalami
surplus anggaran lebih dari sepertiga defisit anggaran pemerintah federal
(Eisner, l989). Apabila ini diperhitungkan, maka defisit anggaran akan lebih
kecil dari yang tercatat saat ini.
I(edua, dalam sistem anggarandi berbagai negara sering tidak dibedakan
secarajelas antara pengeluaranyang bersifat konsumtif dan investasi (termasuk
sistem anggaran di Amerika Serikat). I(alaupun dibedakan, ada beberapa jenis
pengeluaran yang sangat penting (seperti untuk pendidikan dan kesehatan)
masih tergolong sebagai pengeluaran yang konsumtif. I(etiga, penghitungan
defisit anggaran juga tidak memperhitungkan kekayaan (assets) pernerintah.
IGlau ini diperhitungkan, beberapa ahli berpendapat bahq'a yang seharusnya
masuk dalam pengertian defisit hanyalah depresiasi dari berbagai prasarana
yang dibangun oleh pemerintah. Bukan total piniaman yang dilakukan oleh
pemerintah. I(eempat, beberapa ahli berpendapat bahwa besarnya defisit
anggaran harus memperhitungkan potensialoutytutdan tingkat pengangguran. Ini
berarti bahwa defisit anggaran dituntut makin meningkat pada waktu
perekonomian dalam keadaan resesi.
LJsulan yang paling kontroversial diajukan oleh Aurbach, Gokhale, dan
I(otlikoff (1991). Menurut mereka ukuran defisit yang digunalcan saat ini
'present
sangat
oriented' yang cenderung hiased kepada penciptaan gain bagi
generasi saat ini serta melupakan biaya yang harus ditanggung oleh generasi
mendatang. Untuk itu merel€ mengusulkan suatu sistem perhitungan yang
I
l-
t
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I'
I
I
I
I
4
disebut sebagaigencrationalaccoutttmg.lTulisan ini menggunakan definisi defisit
anggaransebagaipengeluaranpemerintah yang melebih penerimaannya.
C.
DAMPAI( MENINGI(ATNYA
DEFISIT ANGGARAN
Defisit anggaran dapat teriadi melalui perubahan yang terjadi pada sisi
penerimaan maupun pengeluaran pemerintah. Misalnya dengan pengeluaran
tetap, tetapi pajak diturunkan; atau dengan pajak yang tetap, tetapi
pengeluaran ditingkatkan. Pemilihan instrumen ini mempunyai pengaruh yang
berbeda, tergantung dari sasaranyang hendak dicapai dan landasan pemikiran
yang mendasarinya. Penurunan pajak misalnya dipilih oleh Presiden Ronald
Reagan dilandasi dengan pemikiran supply sid.e ecotrontics. Sedangkan
peningkatan pengeluaran pemerintah dipilih oleh l(eynes pada arval tahun
1930-an pada waktu Amerika Serikat mengalami depresi besar.
Ada dua pengaruh utama yang dapat ditimbull€n oleh meningkatnva
defisit anggaran. Pertama adalah dampaknya terhadap pertumbuhan, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. I(edua adalah dampaknya
terhadap distribusi pendapatan antar generasi.Apabila defisit anggaran yang
meningkat saat ini memberi manfaat yang lebih besar bagi generasi mendatahg,
maka ia dikatakan menguntungkan bagi generasi mendatang. Sebaliknva
apabila justru mengakibatkan penurunan tingkat kesejahteraan, ia dikatakan
merugikan generasi mendatang. Semakin maiu tingkat pembangunan suatu
negara,perhatian terhadap distribusi pendapatan antar generasiyang didorong
oleh kebijakan defisit anggaran akan makin besar.
Secara umum ada tiga paradigma pokok yang berbeda dalarn melihat
dampak dari meningkatnya defisit anggaran, yaitu paradigma: I(eynes, NeoI(lasik, dan Ricardian Equivalence. Meskipun tidak sekuat ketiga paradigrna di
atas, tulisan ini memasuldcan persepsi Lerner, mengingat pemikirannya
mendominasi pandangan ahli ekonomi dan pembangunan pada tahun l94O
d a n 1 9 5 O-a n .
l.
Persepsi Lerner
Abba Lerner ( I94B) terutama menyoroti pengaruh defisit anggaran
terhadap penciptaan beban pembayaran hutang bagi generasi mendatang.
Dalam persepsi Lerner, sumber pembiayaan menjadi penentu apakah defisit
anggaran akan memberi beban bagi generasi mendatang. Menurut Lerner,
'
IJlasan singkat rnengenai gcnuational ac.countinrdapat dilihat pada Robert
Haverrran(1994) sertaAurlrach, Gokhale,dan I(otlikoff (1991,1994).
I
I
I
I
I
I
I
t
I
I
I
I
I
t
I
I
I
I
I
I
-5
selama defisit anggaran dibiayai oleh piniaman dari dalam negeri, ia tidak
menciptakan beban bagi generasi mendatang l<arena sebagian anggota dari
generasimendatang akan berhutang terhadap bagian anggota lainnya.
Pada saat hutang pemerintah harus dibayar melalui peningkatan pajak,
yang teriadi hanyalah transfer pendapatan dari masyarakat yang tidal<
memegangobligasi pemerintah kepada masyarakat pemegang obligasi. Generasi
mendatang secarakeseluruhan tidak dirugikan. Dalam persepsi Lerner, defisit
yang dibiayai dari dalam negeri dapat diibaratkan sebagai pemindahan uang
dari tangan kanan ke tangan kiri oleh orang yang sama. Dogma bahwa intenral
debt tidak menciptakan beban bagi generasi mendatang ini mendomirrasi
pandangan ahli ekonomi dan pembangunan pada tahun I94O dan 1950-an.
Pandangan di atas menjadi tidak berlaku apabila negara meminjam dari
luar negeri.Apabila pinjaman digunakan untuk membiayai kegiatan konsumtif,
generasi mendatang diperkirakan akan menanggung bebannya. Tetapi apabila
pinjaman digunakan untuk meningkatkan akumulasi kapital dalarn bentuk
proyek-proyek pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat luas, maka
dampaknya tergantung pada produktivitasnya. Apabila ma.rgirtal retunr dari
investasi pemerintah lebih besar dari ntarginal cost untuk mendapatkan dana
tersebut, maka kombinasi antara hutang pemerintah dan pengeluaran
pemerintah yang terarah justru akan membuat masa depan dari gerrerasi
mendatang menjadi lebih baik.
2.
Paradigma I(eynes
Teori I(eynes mengenai defisit anggaran mendapat sambutan yang luar
biasa terutama waktu Amerika Serikat mengalami depresi besar pada tahun
1930-an. Dalam pandarrgan I(eynes, defisit anggaran berpengaruh positif
terhadap perekonomian melalui mekanismentultiplicr.
Mekanisme ini akan efektif apabila perekonomian dalam kondisi sebagai
berikut. Pertama, dan yang paling pokok, adalah banyaknya sumber daya
pembangunan yang tidak termanfaatkan. Salah satunya adalah banyaknya
(Branson, I 97 B)." I(edua,
pengangguran dalam bentuk involutrtaryuncnzployment
masyarakat bersifat myopic.Artinya masyarakat tidak berpandangan ke depan.
Dalam berbagai pasar,baik pasar barang dan jasa,pasar uang, dan pasar tenaga
kerja, sifat nryoqric
ini dicirikan sebagailambatnya penyesuaian harga (barang,
suku bunga, dan upah tenaga keria) di dalam perekonomian terhadap
2 Involuntary unemploymcnt(wagcrigidiy modcl) adalah kondisi pasar tenaga kerja
dirnana banyak pengangguranyang tirnbul karena tingkat upah (nourinal) tidak rnenyesuaikan diri pada waktu penrtintaan tenaga kerja rnenunrn. Peningkatan inflasi yarrg didorong olelr pennintaan agregatakan rnengurangi iumlah involuntaStunemplltnrcnt.
I
I
I
I
I
t
I
I
I
T
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
perubahan yang terjadi pada permintaan agregat.
I(etiga, apabila perekonomian mengalami liquidity trayt. Liquidity trap
dicirikan salah satunya oleh putusnya hubungan antara pasar uang (money
market) dengan pasar modal (bond market). Dalam keadaan normal harga uang
(suku bunga) dan harga saham seharusnya berbanding terbalik. Apabila
kegiatan di pasar uang meningkat maka harga saham akan menurun, dan
sebaliknya.
Depresi besar di Amerika Serikat telah memutuskan hubungan ini.
Rendahnya kepercayaan sektor usaha telah mendorong ekspektasi masyarakat
bahwa harga-harga saham saat itu terlalu tinggi dan akan terus menurun.
Sebaliknya masyarakat percaya bahwa suku bunga terlalu rendah dan akan
terus meningkat. Dengan kepercayaan pada sektor usaha yang sangat rendah
tersebut, penirrgkatan suplai uarrg dikuatirkan justru akan meningkatkan idle
moneJdalam perekonomian sehingga kebijakan moneter pada kasus liquidity trap
tidak efektif untuk mengatasi resesipada masa itu.
I(eynes datang dengan solusi bahwa idle moneyyang berada di tarrgan
masyarakat harus dimanf-aatkanuntuk menstimulir kegiatan ekonomi. Caranya,
pemerintah melakukan pinjaman dari dalam negeri untuk kemudian
dibelanjakan ke dalam perekonomian. Dalam kasus liquidity trap d\mana pasar
uang tidak responsif terhadap perubahan suku bunga dan pasar tenaga kerja
yang bersifat involuntary, maka peningkatan permintaan agregat yang didorong
oleh injeksi pinjaman pemerintah ke dalam perekonomian akan terealisasipada
pertumbuhan ekonomi melalui proses multiytlier. Tiga prakondisi ini akan
menjamin bahwa defisit anggaran tidak mengakibatkan crotvding out
(menurunnya investasi masyarakat karena meningkatnya suku bunga) dan
peningkatan harga (inflasi) secaraberarti.3
Pada kebiiakan fiskal, ada dua instrumen utama yang menjadi pilihan
untuk meningkatkan permintaan agregat, yaitu p".rrrrr.r"n pajak (b"iL-d"l^rn
bentuk lumTt-surtrtax maupun proportional tax) atau peningkatan perrgeluaran
pemerintah. Dari dua instrumen ini, pengeluaran pemerintah merupakan
instrumen yang lebih ef'ektif dalam mendorong permintaan agregat karena
semua pengeluaran pemerintah akan dibelanjakan di dalam perekonomian.
Sedangkanpenurunan pajak akan memberi dampak multiplier yang lebih kecil
karena tidak semua tambahan pendapatan yang diterima oleh masyarakat akan
s Liquidity trap
iuga dicirikan juga sebagairendalurya urotif spektrlasi dalanr rneInegang uang. Dalam teclri ekorromi makro, elastisitaspennintaan trarrg (moneycletnnnd)
terlradap strktr btrnga adalah tidak terhinSga (infnite).
I;
I
I
t
I
I
I
I
t
I
I
I
I
I
I
I
mendorong permintaan agregatdalam perekonomian.a
Dalam jangka panjang, menurut l(eynes deflsit anggaran akan tetap
mendorong pertumbuhan. Ini bisa terjadi selama suku bunga tidak
menunjuld<an kenaikan yang berarti. I(enaikan permintaan agregat yang
didorong oleh kebiiakan defisit ini akan mendorong konsumsi yang pada
gilirannya akan mendorong pihak produsen untuk memenuhi peningkatan
permintaan tersebut dengan meningkatkan investasi. Hubungan antara
konsumsi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi tercakup dalam model
model).
akselerasiinvestasi (investmentaccelerator
3.
ParadigmaNeo-I(lasik
Menurut pandangan Neo-I(asik, defisit anggaran yang dibiayai oleh
pinjaman dalam negeri dan yang digunakan urrtuk membiayai kegiatan
konsumtif akan membawa dampak jangka panjang yang merugikan baik bagi
perekonomian maupun bagi distribusi pendapatan antar generasi.Model NeoI(asik mengenai defisit anggaran menggunakan premise dasar antara lain
sebagai berikut. Pertama, pasar dalam keadaan sempurna. Premise ini sangat
berlawanan sekali dengan pandangan I(eynes yang beranggapan bahwa pasar
tidak sempurna. I(edua, masyarakat tidak terhubung dengan generasi
sesudahnya (fnite horizon). Ini dinyatakan dengan tidak adanya transfer
pendapatan dari generasi yang tua kepada generasi yang muda dalam suatu
dinasti keluarga. I(etiga, dengan premise kedua tersebut, masyarakat akan
memaksimalkan konsumsi secara intertemytoraldengan suku bunga yang
ditentukan oleh pasar.
Dalam model Neo-ICasik pada perekonomian yang tertutuP,
kebiiaksanaan defisit anggaran ini mempengaruhi keputusan individu melalui
perubahan pola konsumsi atau menabung yang pada gilirarrnya ahan
mempengaruhi pembentukan stok kapital. Diamond (1965) berkeyakinan
bahwa meningkatnya hutang pemerintah relatif terhadap pendapatan nasional
akan menekan steadystate l<apital per tenaga kerja. Dalam pengertian yang baru,
kapital tidak hanya mencakup pltysicalcapital saja tetapi juga huntan capital.
Pengaruh defisit anggaran pada pembentukan kapital secara singkat
dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, ketika pemerintah meningkatkan
defisit anggaran, sumber daya akan dialihkan dari sektor swasta pada
a
Sebagian dari peningkatan pendapatan nrasyarakat karena pengurangarrpajak
irri akan ditabung. Perlu iuga dic'atat bahwa darnpak multiplier defisit anggaranini hanya
dapat ditentukan apabila harga uang (suku bunga) dan harga barang dan jasa (inflasi)
adalalr konstan. Apabila teriadi perringkatanstrku bunga rnaka danrpak multiplier clari defisit anggaranntenjadi lebih kecil karena sifat kontraksi dari sektor nloneter.
8
t
I
t
I
T
t
I
T
pembiayaan pemerintah yang bersifat konsumtif. I(edua, apabila defisit dibiayai
dari dalam negeri, maka pemerintah akan bersaing dengan kalangan dunia
usaha untuk mendapatkan dana dari masyarakat.Akibatnya suku bunga akan
meningkat yang pada gilirannya akan menurunkan investasi masyarakat.
Pengaruh ini disebut sebagaicrowdingout efect.
Apabila mekanisme ini benar, maka defisit pemerintah yang
dibiayai dari dalam negeri akan merugikan generasi mendatang. Pembentukan
stok kapital dari waktu ke waktu akan menurun. Ini berlawanan dengan
persepsi Lerner dimana generasi mendatang tidak dirugikan dan paradigma
I(eynes dimana generasimendatang mungkin diuntungkan. Perlu dicatat bahwa
paradigma Neo-I(asik sangat menekankan dampak permanen (jangka panjang)
dari peningkatan defisit anggaran dan kurang memberi perhatian pada
kemungkinan adanya positiveexternalitJ yang ditimbulkan oleh defisit anggaran
dalam perekonomian. Apabila pengaruh extenralityini sangat kuat, maka defisit
anggaran justru akan meningkatkan pembentukan kapital dari waktu ke waktu.
Paradigma Neo-lCasik ini selanjutnya berkembang pada perekonomian
yang terbuka. Dalam perekonomian negara kecil yang terbuka (small oyten
economy)dan dengan mobilitas kapital yang bebas melintasi negara (freecapital
mobility), sektor luar negeri (ekspor neto) akan lebih terpengaruh dibandingkan
dengan sektor investasi. Defisit anggaran yang dibiayai dari pinjaman dalam
negeri ini akan mendorong meningkatnya suku bunga dalam negeri yang
selanjutnya akan mendorong arus modal masuk (capital inflow). Dengan sistem
nilai tukar yang fleksibel, meningkatnya net capital inflow akan mempengaruhi
daya saing produk dalam negeri di pasar internasional. Dampak pada sektor riil
ini akan tercermin dengan meningkatnya defisit neraca transaksi berjalan.
4.
Ricardian Equivalence
Pada pertengahan tahun 1970-an muncul paradigma baru yang berbeda
dengan dua paradigma sebelumnya. Paradigma ini diangkat oleh Robert ].
Barro (1974) yang diilhami oleh pemikiran David Ricardo. Tidak seperti
pemikiran l(eynes dan Neo-l(lasik, Ricardian Equivalenc, menyatakan bahwa
defisit anggaran bersifat netral terhadap perekonomian baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang serta tidak memberi dampak baik yang
menguntungkan maupun merugikan bagi generasimendatang.
Barro-Ricardian Equivalenccmenggunakan premise dasar sebagai berilcut.
Pertama, masing-masing irrdividu terkait dalam dinasti keluarga yang tidak
terbatas (infnite horizon). Generasi yang tua pada suatu keluarga menaruh
kepedulian yang sangat besar pada generasiyang lebih muda dengan didorong
oleh semangat altruism. Dengan motif kepedulian ini, masing-masing generasi
I
1,.
l'
I
I
I
t
I
I
t
I
I
I
I
t
I
t
T
I
I
I
t
9
akan berusaha agar taraf kesejahteraan keseluruhan generasi dalam dinasti
keluarga tidak terpengaruh oleh dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh
meningkatnya defisit anggaran. I(edua, seperti pada pandangan Neo-l(Iasik,
masyarakat berpandangan jauh ke depan (far-sighted)yang memahami betul
bahwa peningkatan defisit yang terjadi saat irri akan ditutup dengan
peningkatan pajak di masa mendatang.
Apabila dua syarat pokok ini teqpenuhi maka defisit anggaran akan
bersifat netral. Sifat netral ini dapat dijelaskan melalui transmisi-transmisi
sebagaiberikut. Pertama dilihat dari dampaknya terhadap permintaan agregat.
Meningkatnya pengeluaran pemerintah yang didorong oleh peningkatan defisit
anggaran dalam masyarakat yang bersifat far-sighted dan altruistic akan
mendorong mereka untuk menurunkan tingkat konsumsinya. Ini dilakukan
agar taraf keseiahteraan dari anak cucunya tidak menurLrn pada waktu
pemerintah menaild<anpajak nantinya. Dengan demikian yang terjadi pada sisi
permintaan agregat hanyalah pergeserankomponen permintaan agregat yaitu
meningkatnya konsumsi pemerintah yang diikuti dengan menurunnya
konsumsi masyarakat, tapi secara keseluruhan konsumsi nasional tidak
mengalami peningkatan secaraberarti.
I(edua dilihat
dari dampaknya terhadap tabungan nasional.
Meningkatnya detjsit anggaran secara langsung akan menurunlcan tabungan
pemerintah. Tapi di lain pihak menurunnya tabungan pemerintah akan diirirrgi
oleh meningkatnya tabungan masyarakat sejalan dengan menurunnya tingkat
konsumsi masyarakat. Secarakeseluruhan tabungan nasional tidak terpengaruh
oleh meningkatnya def-isit anggaran.
I(etiga dilihat dari dampaknya terhadap suku bunga di dalam negeri.
Dalam paradigma neo-ldasik diyakirri bahwa merringkatnya defisit anggaran
akan mendorong kenaikan suku bunga di dalam rregeri karena dunia usaha
harus bersaing dengan pemerintah untuk mendapatkan dana dari masyarakat.
Dalam paradigma Ricardian Equivalence,crlwding-out efect tidak terjadi karena
tabungan masyarakat meningkat secara memadai mengkompensasi tabungan
pemerintah yang menurun. Apabila suku bunga yang tidak terpengaruh maka
kegiatan investasi masyarakat juga tidak terpengaruh.
I(eempat dilihat dari distribusi pendapatan antar generasi.Dalam model
Neo-I(asik diyakini bahwa defisit anggaranakan memberi beban bagi generasi
mendatang karena ia al<an mengurangi jumlah kapital yang tersedia bagi
generasi mendatang. Dalam pandangan Ricardian, generasi mendatang tidak
dirugikan. Dorongan altruism yang dinyatakan dalam transfer pendapatan
(bequest)akan memberi tambahan pendapatan yang mencukupi bagi generasi
mendatang pada saat pemerintah akan meningkatkan pajak nanti. Menurut
1..
l''
I
I
I
I
I
t
I
I
I
I
I
I
t0
Barro, anrrentgenerationtidak mengalami peningkalan net wealth.Ini berlawanan
dengan persepsiI(eynes dan neo-ldasikdimana generasisaat ini akan mendapat
manfaat dari pengeluaran pemerintah yang meningkat dan seleligus dari nilai
obligasi pemerintah yang dipegangnya.
Secara umum paradigma Ricardian Equivalencetelah memberi perspektif
baru bahwa defisit anggaran bersifat netral terhadap perekonomian baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka panjang dari berbagai sisi. Meskipurr
demikian paradigma ini tidak luput dari berbagai kelemahan teoritis.
I(elemahan pertama terletak pada asumsi tentang infnite horizon.Adalah sulit
bagi suatu keluarga untuk mempertahankan kestabilan taraf kesejahteraan
antar generasi. I(etidakstabilan ini dapat terjadi salah satunya apabila ada
anggota keluarga lain masuk ke dalam suatu dinasti misalnya melalui
perkawinan. I(elemahan kedua, Itequestmotive mungkin tidak sekuat yang
diperkirakan. I(alaupun bequestntotiveterdapat dalam perilaku arltar generasi,ia
lebih bersifat acc.idental
daripada bersifat intentional.Itupun harrya terpusat pada
golongan masyarakat yang sangat berkecukupan (l(otlikoff dan Summers,
t 99r).
I(etiga, Ricardian Equivalencemenjadi tidak berlaku apabila capital market
dalam kondisi tidak sempurna. Masyarakat akan dihadapkan pada borroring
constraint sehingga perilaku m.yopicakan dominan di dalam perekonomian.
I(eempat adalah tidak mudah bagi suatu masyarakat untuk berpandangan jauh
ke depan khususnya dalam memperkirakan kapan pemerintah akan menaildcan
pajak. Demikian pula tidak mudah bagi masyarakat untuk memperkirakan
future incomekarena unsur ketidakpastian yang semakin besar. I(elima llicardian
Equivalencejuga lemah karerra instrumen pajak yang digunakan adalah luntlt-sunt
tax. Penurunan dan peningkatan pajak dalam tarif yang proporsional akan
memberi pengaruh distribusi antar generasiyang berbeda.
D.
STUDI EMPIRIS
Banyak studi dilakukan untuk melihat dampak deflsit anggaran terhadap
perekonomian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang serta
terhadap distribusi antar generasi.Sejauh ini masih belum ada kesimpulan yang
baku dan menyeluruh, yang dapat dijadikan acuan umum mengenai pengaruh
dari pelaksanaandefisit anggaran.
I
t
I
Pendukung I(eynes berkeyakinan bahwa detisit anggaran memberi
pengaruh positif terhadap pertumbuhan. Eisner (1989) mendapatkan bahrva
setiap Lo/opoint kenaikan defisit anggaranantara tahun 1966 - l9B3 di Amerika
Serikat berkorelasi dengan peningkatan GNP sebesar2.5o/oytoirttdarr perrurunan
1..
l'.
I
I
I
I
I
T
t
t
t
t
I
I
I
I
I
t
I
I
I
ll
tingkat pengangguran sebesar l.Lo/o point. Pada tahun-tahun terakhir dimana
perekonomian Amerika Serikat mendekati kapasitas penuh, elastisitas antara
pertumbuhan GNP terhadap defisit anggaran tetap lebih dari satu (1.7),
point. Eisner iuga
meskipun tingkat pengangguranhanya menurun sebesarO.60/o
mendapatkan bahwa tidak ada bukti (di Amerika Serikat) bahwa det-isit
anggaran akan memberi crowding-outefect terhadap investasi karena setiap Iolo
point peningkatan defisit anggaran berkorelasi dengan l.4o/opoint Peningl€tan
grossprivate domesticinvestrnentrelatif terhadap GNP (rowding-in). I(alau ini
benar teriadi, maka generasi mendatang akan mengalami masa depan yang
lebih baik.
Sementara itu, studi neo-ldasik menemukan bahwa defisit anggaranyang
permanen dapat membahayakan bagi perekonomian dalam iangka paniang.
Bernheim (1987) dengan menggunakancrosscluntry analyslsdan Reid (1985)
yang mengamati perekonomian Amerika Serikat mendapatkan bahwa defisit
anggaran secara permanen akan meningkatkan konsumsi relatif terhadap
pendapatan nasional. Studi neo-ldasik yang komprehensif dan komplelc
dilakukan secarasimulasi oleh Aurbach dan l(otlikoff (t98B). Dari riset mereka
ada beberapa temuan penting. Pertama, meningkatnya defisit anggaran, cateris
paribus, dalam ianglca paniang akan mengakibatkan crotvding-out dan
menurunnya taraf kesejahteraan generasi mendatang. Ini ditunjuld<an oleh
meningkatnya suku bunga dalam negeri dan menurunnya tabungan nasional
(relatif rerhadap GNP) yang makin besar apabila defisit berlangsung dalam
waktu yang makin lama. I(edua, meskipun dalam iangka paniang merugikan,
peningkatan defisit anggaran dalam jangka pednek akan menaildcan tabungarr
nasional dan kegiatan investasi.I(etiga, bahwa prosesrowding-ozf teriadi sangat
lambat.
banyak mempunyai
Paradigma Ricardian Equirtalence meskipun
kelemahan, diperkirakan terjadi di Israel dan I(anada (Barro, I9B9a). Dalam
tahun 1983, tabungan nasionalIsraelberkisarsekitar I3oloterdiri dari tabungan
masyarakat sebesarl7o/odan tabungan pemerintah sebesar-4o/odar\ GNP. Pada
tahun L984, defisit anggaran meningkat secara luar biasa sehirrggatabungan
pemerintah turun drastis menjadi -llo/o. Pada tahun it.u j,rg", tabungarr
masyarakat meningkat dari l7o/o menjadi 260/o sehirrgga tabungarr nasiotral
tidak mengalami perubahan yang berarti. Pada tahun 1985, Israel melakukan
program stabilisasi sehinggadefisit anggaran dipotong menjadi 0olopada tahun
l9B5 dan meningkat menjadi 2o/opada tahun 1986. Pada kurun waktu itu
tabungan masyarakat menurun drastis dari 260/opada tahun i 984 meniadi l9olo
pada tahun l9B5 dan l4o/opada tahun 1986-87.
IGjian lebih dalam tentang paradigma Ricardian Equivalmce dilakukan
oleh I(otlikoff (L992) yang mencatat bahwa perilaku altruistic masyarakat
l;.
l'.
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
t
I
t2
Amerika Serikat berperan besar dalam menentukan taraf kesejahteraannya,
meskipun kaiian dengan menggunakan data mikro masih sangat jarang
dilakukan. Melalui kajian literatur, Seater (1993) mencatat bahwa berbagai
studi empiris terbaru menunjuld<anbahwa defisit anggaran mendekati perilaku
seperti yang diisyaratkan oleh llicardian Equivalence
, meskipun tidak bersif-at
netral pada berbagai transmisi.
Bagi yang mengamati studi empiris akan mendapatkan berbagai hasil
yang bertentangan satu sama lain meskipun untuk bidang kajian dan negara
yang sama. Dalam kajian defisit anggaran, ini dimungkinkan karena adanya
perbedaan mengenai definisi dari defisit anggaran,rentang data, dan spesifikasi
model yang digunakan. Perbedaan salah satu dari ketiga faktor di atas dapat
memberi hasil yang sama sekali berlainan.
Berbagai studi empiris umumnya melupakan satu faktor yang sangat
menentukan apakah defisit anggaran akan memberi dampak yang positif atau
negatif. Faktor tersebut adalah mekanisme pemanfaatan defisit anggaran.
Banyak negara yang sumber daya pembangunannya belum termanfaatkan
secarapenuh, tetap tidak mengalami kemajuan dalam pembangunannya secara
berarti, meskipun pemerirrtahnya menjalankan defisit arlggaran (seperti
beberapa negara di Afrika). Sementara itu, beberapa negara maju yang
perekonomiannya mendekati kapasitas penuh, masih dapat menikmati
pertumbuhan yang cukup tinggi sehingga generasi mendatang tidak akan
dibebani oleh hutang yang memberatkan. Satu kesimpulan penting dapat
ditarik bahwa kombinasi antara defisit anggaran (baik yang mencakup besaran
maupun sumber pembiayaannya) dengarr arah penggunaannya akan
menentukan pengaruhnya baik terhadap perekonomian maupun distribusi
antar generasi.
Mekanisme pemant'aatanyang dimaksud meliputi ierris penggunaan dan
kelembagaan yang menjamin efektivitas dari pemanf'aatan defisit anggaran.
Penggunaan defisit anggaran untuk pembiayaan konsumsi ielas akan
membahayakan perekonomian dalam jangka panjang karena ini akan
mengurangi pembentukan stok kapital (y"ng juga mencakup lruman capital).
Tapi apabila pembiayaan defisit anggaran tersebut digunakan untuk
memperluas kapasitas produksi (misalnya dalam bentuk pembangunan
infrastruktur vang bermanf'aat bagi masyarakat luas) dan memperkuat faktor
produksi (misalnya dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia),
maka kecil kemungkinarr bahwa defisit anggaran akan memberatl<an bagi
generasi mendatang. Dalam teori pertumbuhan endogen (endogenous
growth
theory),pemanfaatan defisit anggaran pada kegiatan-kegiatan ini akan memberi
positive exteruality dalam perekonomian dan berpotensi dalam mendorong
pertumbuhan secaraberkelanjutan.
l.r
t3
l'
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
Faktor kelembagaan iuga sering terlupakan dalam studi empiris. Padahal
faktor ini sangat menentukan dalam menjaga konsistensi alokasi defisit
anggaran pada arah yang benar sesuai dengan prioritas pembarrgunan.
Paradigma I(eynes bukanlah sesuatu yang tidak mungkin dicapai selama dua
faktor penentu ini senantiasadipegang tegus dalam mengelola detjsit anggaran.
E.
I(ESIMPULAN
Dari tinjauan teoritis singkat mengenai defisit anggaran ini dapat ditarik
beberapa kesimpulan pokok sebagaiberikut. Pertama, bahwa defisit anggaran
dapat memberi pengaruh yang positif, negatif, ataupun netral terhadap
perekonomian baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang serta
terhadap distribusi pendapatan antar generasi. Arah dari pengaruh tersebut
sangat ditentukan oleh: (a) penggunaandari pinjaman pemerintah (investasi
atau konsumsi); sifat pasar (sempurna atau tidak sempurna), dan mekanisme
yang mampu meningkatkan daya guna dari pinjaman pemerintah tersebut.
I(etiga faktor ini akan menentukan arah dari pengaruhnya. Penggunaandefisit
anggaran untuk pembiayaan investasi yang didukung oleh mekanisme
kelembagaan yang kuat dalam pasar yang tidak sempurna akan meniamin
bahwa defisit anggaran akan memberi pengaruh positif baik terhadap
perekonomian dan distribusi pendapatan antar generasi.
I(edua, meskipun ketiga faktor tersebut di atas menjamin bahwa defisit
anggaran memberi dampak positif, ini tidak berarti bahwa det-isit anggaran
dapat ditingkatkan setinggi mungkin. Ada satu ambang batas dari akumulasi
defisit anggaran yang dapat mendorong ekspektasimasyarakat, termasuk dunia
usaha, terhadap ketahanan ekonomi makro negara yang bersangkutarr. Nilai
ambang batas ini berbeda masing-masingnegaradan membutuhkan kajian yang
mendalam.
I(etiga, dengan makin berkembangnya taraf pembangunan suatu negara,
masalah distribusi pendapatan antar generasi akan menjadi perhatian yang
makin penting. Meskipun timbul paradigma Ricardian bahrva defisit bersifat
netral terhadap perekonomian dan terhadap distribusi perrdapatan (dapat
dipandang sebagaikompromi antara dogma I(eynes dan Neo-lCasik), ini bukan
suatu alasan bagi suatu negara untuk tidak melakukan langkah-langkah yang
mendasaryang mampu mengurangi besarnyahutang pemerintah.
APPENDII(S
I,.
l'
I
I
I
I
T
I
I
I
I
I
I
t
I
t
I
I
I
I
I
l4
l.
I(eynesian Multiplier
Dalam perekonomian yang terbuka, perilaku ekonorni dapat dinyatakan dalanr fungsi
C:Co*Fff-T);
T=To+rY; I:16; G:Goi X=)b; dan
sebagai berikut: Y:C+I+G;
M:pY dimana Y adalah pendapatan nasional, C konsumsi, I investasi,G pengeluaran
pemerintah, X ekspor, M irnpor, r tarif pajak, dan B marginal proputsity to clnsttme
dirnana 0<B<1. Dalam bentuk rcducedform,
persanlaanmengenai pendapatan nasional
dapat dinyatakan sebagaiY= [C.-BT.+Io+Go +&]/t l-B+Br+pl.
Pada persamaan di atas, ada tiga peubah kebijakan yang dapat menstirnulir
perekonornian, yaitu r, To (ump-ntm tax), dan G. Multiplier nrasing-masing peubah
kebijakan dapat diperoleh dengan urelakukan turunan pertalna dan reducedfonn
equation. Turunan pertalna terhadap peningkatan pengeluaran peurerintah dapat
terhadap Penurunan pajak sebagai
dinyatakan sebagai 0Y/0G: l/[l-p+Bt+p];
terhadap penurunan tarif pajak sebagai 6y1i11:-BY/lllYl{lo=-Bl[l-B+Br+p];
p+Br+pl.
Dari tiga persarnaan multiplier tersebut dapat dilihat bahrva danrpak peningkatan G
lebih besar dibandingkan dengan penumnan T untuk jurnlah yang sanla. Sementara
itu darnpak multiplier antara peningkatan G dan penurunan tarif pajak r sangat
tergantung dari nilai Y. Apabila nilai Y cukup besar dan G relatif kecil, maka dampak
multiplier dari penurunan r dapat lebih efektif dalam urendorong pemrintaan agregat.
2.
Model Neo-ICasik
Model Neo-I(asik yang diajukan rnerupakan twoJifi cycle nrodcl, diadaptasi dari
Aurbach dan I(otlikoff (1988). Dalanr model ini akan ditunjuld<an bahwa dalarn
jangka panjang, defisit anggaran akan mengakibatkan steadystate kapital per kapita
akan urenumn.
Model nvo-llfecycle ini menggunakan fungsi utiliti dan produksi yang bersifat constnnt
dan fungsi
retunr to scale,dimana utility fimction dinyatakan sebagai I.J.:Cr,.PCo,.*,('-0)
dan
berturut-turut
tnenyatakan
Cr,,
Co,,*s
produksi dinyatakan sebagai X:I("L,('-''.
tingkat konsunrsi dari generasimuda dan tua. SedangkanY,, Iq, dan I" masing-rnasing
menyatak^n output, tingkat kapital dan jumlah tenaga kerja dari generasi muda.
sebagai
Dengan asuursi fnitc
horizort, budgct constraint dapat dinyatakan
Cr,,*[Co,,*1/(l+r,*,)]:r. dinrana o adalah tingkat upah yang hanya diteriura waktu
generasi masih muda. Dengan bantuan Lagrangian multiplicr, rnaka setiap individu
akan memaksimalkan utilitas dengan keterbatasan alrggaran yarlg ada. Tingkat
konsumsi optimal pada waktu generasimasih uruda akan didapat sebesarCr,t:Fc,:,dan
pada waktu tua akan didapat sebesarCo,t+r:(l-p)ror(l +r,*r).
a.
Tanpa Adanya Defisit Anggaran
Iika A*r adalah nssct(wenlth) dan generasi tua salna dengan tabtrngan yang tersedia
pada waktu muda, uraka A.*r=I(*r=C0,.*1/(l+r,*t)=(l-B)o1,. Derrgan asuursibahwa
I ,.
l'
I
I
I
T
I
I
I
I
I
I
I
I
t
T
I
I
I
T
I
l5
pertumbuhan penduduk sama dengan nol dan korrdisi perekonomian adalah
sernpurna maka tingkat upah riil dan tingkat pengenrbalian kapital urempakan
marginal productivity dari tenaga keria (MPL) maupun kapital (MPI(). Secara
maternatisdapat dinyatakan sebagaiol,:(l-cr)I(o dan r,=c1((o-I).
Selaniutnya dengan men'rasukkan persarnaan MPL pada asset yang tersedia pada
waktu generasi rnasih uruda didapatkan I(*r =(l-B)<or:Iq"(l-cr)(l-B). Apabila
perubahan dalam stok kapital sama dengan tabungan nasioual tnaka persarnaan
investasi untuk pembentukan kapital dapat dinyatakan sebagai berikut K*'-IQ--Y,I * r.).
C",iCo,,: I("-8.;I((
atau I(*= I(*'(l-ct)(l-B).
Steady state tingkat kapital akan dicapai ketika I(*r:l(.
= -ct)(l Dalam bentuk reduced
form akan didapatkan steadystatc kapital per kapita I(* ( I
Dalaur grafik di barvah terlihat bahwa akumulasi kapital akan terjadi apabila
B;(t/{t-cr}).
I(*,>I( dan akan tedadi de-akumulasi kapital apabila terjadi yang sebaliknya. Steady
state kapital per kapita pada kondisi tanpa adanya kebijakan defisit pada grafik di
bawah diberi notasi I(t*.
b.
Adanya Defisit Anggaran
Masuknya sektor fiskal dalaur model Neo-ICasik akan urengakibatkau ntenurunnya
steady state tingkat kapital per kapita. Life time burlget constraint menjadi
Cr,,*[C0,,*1/(l+r,*,)(l-r,*,)]:<o,(l-t.) dan jumlah stok kapital merrjadi I(=,\P+,\s.
Selanjutnya secara dinamis, kekayaan peurerintah akan berubah dengan Persallraan
dimana G adalah konsurnsi pernerintah untuk barang dan
4*,s=As(l+r,)*r,Y-G.
jasa. Dengan uranipulasi serupa akan didapatkan persarnaanI(*:I(*"(1-t)(l-ct)(l-F).
Pada grafik di barvah dapat dilihat bahwa steadysfafe tingkat kapital per kapita (I(2-)
dengan meningkatnya defisit anggararrakan lebih rendah.
Grafik I
IGpital Tanpa dan Dengan
DinarnikaPeurbentukan
Adanya Defisit Anggaran
F$=kx{6-40-D
l.f=t(faC-O6-*)('-O
t,.
l6
l''
3.
I
I
I
I
I
I
Dalam appendiks ini hanya akan diberikan pembuktian sederhanabahwa peningkatan
defisit urelalui penerbitan obligasi pemerintah tidak berpengaruh terhadap
peningkatan taraf kesejahteraan suatu generasi. Transmisi rnodel Ricanlian Eqttivnlence
pada besaran ekonomi ruakro lainnya (konsumsi, suku bunga, investasi, dan
pertumbuhan) dapat dibaca pada Barro (1974,1989b).
Pada sektor pernerintah, fungsi budgctconstraint dalam besaran riil dapat dinyatakan
sebagaiG,+r.-,B.-,:T.+(B,-B.-1); dirnana G adalah pengeluaranPelnerintah,r adalal'r
suku bunga, T adalah lwnp-xtm far, dan B adalal'r stok hutang peurerintah. Dengan
sedikit manipulasi, budgetconstraintdapat dinyatakan sebagai Br-1:[Bo/(l+r,-')]+[T"
G.l/(t*r,-r).
Dengan asurnsi infnite horizon, persalnaan budgct constfttint bagi pernerintah dapat
dan p adalah
dinyatakan sebagaiBs=ldtT.-ld.G.+dt Bs, diurana I <tcH; 6:Il/(I/p)]
rate. Yang paling penting dalaut persarnaan di atas adalah rnencari nilai
time preference
lirnit dsB6 untuk H-+m. Dengan pendekatan asJ)mptlricdan nilai dn=fl (1/(l+rr),
rnaka apabila H-+oo, nilai limit d"B":0. Apabila nilai limit tersebut nol, maka budget
constraint pemerintah dapat dinyatakan sebagai B0:Id1T1-Id.G,. Ini berarti bahwa
taraf kesejahteraan ruasyarakat pada saat pemerintah tueningkatkan defisit anggaran
tidak mengalami peningkatan.
DAFTAR PUSTAI(A
.
.
I
I
I
I
I
Model Ricardian Equivalence
.
Aurbach,AJan l. and LaurenceI. I(otlikoff. 1988. Dynamic Fiscal Poliry.
Canrbridge:Cambridge University Press.
Aurbach, Alan |., J. Goldrale, and l-aurence I. I(otlikoff. 1991. Generational
Accounts: A Meaningful Alternative to Deficit Accounting. Tax Poliry and the
Economy. Vol. 5. Cambridge: MIT Press.
. 1994. Generational Accounting: A Meaningful Way to Evaluate Fiscal
Vol. 8. No. l. Winter.
Poliry. |oumal of EconomicPerspective.
Barro, Robert l. 1974.Are GovernrrlentBonds Net Wealth? |oumal of Political
Econornv,Novenrber/Deceurber1974.
. l9B9a. The Ricardian Approach to Budget Deficit. |ournal of Economic
Vol. 3. No. 2. Spring.
Perpective.
l989b. The Neo-ClassicalApproach to Fiscal Poliry. In Barro (.d).
Modern BusinessCycleTheory. Cambridge:Harvard University Press.
of Theory and
A.n Evaluatior-r
Bemheiru,B. Douglas.1987. RicardianEquivalence:
Evidence.NBER Macro Annual.
on Budget Deficit. )ounral of Econornic
1989.A Neo-classical
Perspective
Perspective.
Vol.3. No.2. Spring.
Branson,William. 1979. MacroeconornicTl'reory and Poliqy. 2nd edition. New
York Harper and Row.
Bulow,|eremy and I(ennethRogoff.1990.Cleaningup Third World Debt without
T7
JI
t
t
t
t
I
T
I
I
t
I
I
.
.
a
a
Getting Taken to the Cleaners. |ournal of Econornic Perspective.Winter.
Dianrond, Peter A. 1965. National Debt and Neo-Classical Econouric Growth.
A.rnericanEcononric Review.
Eisner, Robert. 1989. Budget Deficit: Rhetoric and Reality. Ioumal of Econornic
Perspective.Vol. 3. No. 2. Spring.
Haven'ran, Robert. 1994. Should Generational Accounting Replace Public Budgets
and Deficits. |ournal of Econontic Perspective.Vol. B. No. l. Winter.
I(otlikofl laurence I. 1992. What Detemrine Saving? Cambridge: MIT Press.
The Role of
l-ar,wence H. Sumnrers. l98l.
I(otlikoffl Laurence l.and
Intergenerational Transfer in Agregate Capital Accunrulation. )ournal of Political
Economy. Vol. 89.
Lerner, Abba P. 1948. The Burden of the National Debt. In Incotne, Enrplolnnent
and Public Poliry: Essays in Honor of Alvin H. Hansen, ed. L.A. Metzler et.al.
New York: \vVW Norton.
Reid, Bradford G. 1985. Aggregate Consumption and Deficit Financing: A.n
Attentpt to Separate Pemranent from Transitory Effects. Ecououric Inquiry.
Seater, |ohn I. 1993. Ricardian Equivalence. )ounral of Econouric Literature.
March.
Download