Prarancangan Pabrik Gasolinee dari Metanol dengan Fixed Bed MTG Proses dengan Kapasitas 500.000 ton/tahun BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Minyak bumi merupakan sumber energi utama di dunia pada saat ini. Menipisnya cadangan minyak bumi, menimbulkan kekhawatiran yang besar dari sektor transportasi yang merupakan sektor yang paling besar mengonsumsi energi dari konsumsi energi total per tahun di dunia. Beberapa alternatif penyelesaian muncul ke permukaan untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah mengganti bahan bakar kendaraan yang digunakan sekarang dengan bahan bakar yang terbuat dari minyak nabati atau bahan bakar yang berbentuk gas. Namun timbul masalah baru, yaitu mesin kendaraan harus dimodifikasi terlebih dahulu karena bahan bakar yang digunakan memiliki spesifikasi yang sangat berbeda dengan bahan bakar yang digunakan sebelumnya. Alternatif lain adalah mengganti bahan baku pembuatan gasoline sebagai bahan bakar kendaraan yang digunakan saat ini, dari minyak bumi menjadi metanol. Metanol diperoleh dari sintesis gas alam yang jumlahnya masih sangat berlimpah di Indonesia. Lokasi pabrik gasoline ini direncanakan akan dibangun di Bontang, Provinsi Kalimantan Timur. Bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi gasoline atau bensin dengan proses MTG adalah metanol. Di Indonesia, PT Kaltim Metanol Industri (PT. KMI) merupakan pengahasil metanol terbesar yang terletak di Kalimantan Timur tepatnya di kota Bontang, sekitar 110 kilometer sebelah utara kota Samarinda. Kapasitas produksi metanol dari PT. Kaltim Methanol Industri ini adalah sebesar 660.000 ton/tahun. Selain PT. Kaltim Methanol Industri, ada pula PT. Medco Methanol Bunyu yang terletak di kecamatan Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Kapasitas produksi dari pabrik ini adalah sebesar 330.000 ton/tahun. Dilihat dari kapasitas 1 Prarancangan Pabrik Gasolinee dari Metanol dengan Fixed Bed MTG Proses dengan Kapasitas 500.000 ton/tahun produksi kedua pabrik yang cukup besar, maka kebutuhan akan metanol bisa dipenuhi. Gasoline atau yang sering disebut dengan bensin di Indonesia, mempunyai banyak sekali kegunaan. Gasoline merupakan salah satu sumber energi yang paling banyak digunakan di Indonesia bahkan di dunia. Gasoline dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan, bahan bakar di industri dan yang lainnya. Dari tahun ke tahun konsumsi gasoline semakin meningkat akibat bertambahnya jumlah kendaraan yang pesat yang menyebabkan jumlah impor BBM semakin meningkat. Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2010 Indonesia mengimpor BBM sebanyak 388.241 barrel. Sehingga pasar dari gasoline ini masih sangat luas. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan kebutuhan akan produk yang dibutuhkan serta bahan baku yang tersedia maka dipilih kapasitas pendirian pabrik gasoline ini adalah sebesar 500.000 ton/tahun. B. Tinjauan Pustaka Pembuatan gasoline dengan menggunakan metanol sebagai bahan bakunya pertama kali diperkenalkan oleh suatu perusahaan yang bernama Mobil. Mobil telah mengembangkan proses pembuatan gasoline dari metanol atau sering disebut Methanol-to-Gasoline Process (MTG) semenejak tahun 1970. Hasil produk dari proses MTG ini kualitasnya tidak kalah dengan produk yang berasal dari minyak bumi. Gasoline yang dihasilkan dari proses ini mempunyai nilai oktan sebesar 92-94 sedangkan nilai bilangan oktan gasoline dari minyak bumi hanya sebesar 87-88. Dalam proses MTG ini, katalis zeolite ZSM-5 merupakan elemen yang sangat penting, dikarenakan katalis inilah yang mereaksikan metanol hingga dapat menjadi gasoline. Proses produksi gasoline dari metanol dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pembuatan Gasoline Reaksi pembentukan gasoline dari metanol berlangsung pada fasa gas. Oleh karena itu, metanol sebagai raw material dipanaskan dan diuapkan 2 Prarancangan Pabrik Gasolinee dari Metanol dengan Fixed Bed MTG Proses dengan Kapasitas 500.000 ton/tahun terlebih dahulu. Uap dari metanol kemudian dipanaskan kembali sehingga menjadi kondisi superheated sekitar pada suhu 250-275°C. Selanjutnya, uap metanol diumpankan ke dalam reaktor pertama. Di dalam reaktor pertama, uap metanol akan dikonversi menjadi dimethyl ether (DME) dengan katalis γ-alumina. Reaksi yang terjadi pada pertama adalah sebagai berikut : 2CH3OH CH3OCH3 + H2O Reaksi yang berlangsung ini bersifat eksotermis dan sangat cepat. Konversi dari reaksi metanol menjadi dimethyl ether adalah sekoitar 75 %. Campuran keluaran reaktor pertama selanjutnya diumpankan dalam reaktor yang kedua. Dalam reaktor kedua ini akan mengkonversi dimethyl ether menjadi hydrocarbon dengan menggunakan katalis ZSM-5. Skema reaksi pada reaktor kedua ini secara sederhana (Chang and Silvestri) sebagai berikut : 2 CH3OH CH3OCH3 C2 – C5 alekenes alkanes, cycloalkanes, aromatics b. Pemisahan Pemisahan yang dimaksud adalah dengan cara distilasi. Pemisahan dilakukan sebanyak dua tahap. Tahap pertama adalah untuk memisahkan hidrokarbon yang lebih volatil. Tahap kedua adalah untuk memisahkan sisa-sisa dari light hydrocarbon yang selanjutnya disebut sebagai LPG dan heavy hydrocarbon, yang disebut sebagai gasoline, yang selanjutnya akan didinginkan dan dialirkan dalam tangki penyimpanan gasoline. MTG proses ini dapat dijalankan di dalam reaktor fixed bed atau di dalam fluidized bed. Dipilih fixed bed reactor dikarenakan oleh beberapa hal sebagai berikut : 1) Weight Hourly Space Velocity (WHSV) WHSV didefiniskan sebagai 3 Prarancangan Pabrik Gasolinee dari Metanol dengan Fixed Bed MTG Proses dengan Kapasitas 500.000 ton/tahun 𝑊𝐻𝑆𝑉 = 𝑘𝑔 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛 (𝑗𝑎𝑚) 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑙𝑖𝑠 (𝑘𝑔) Nilai WHSV dapat didapatkan pada kedua reaktor dengan mengubah arus umpan masuk dan berat katalis secara simultan. Dari hasil percobaan, didapatkan bahwa berat katalis untuk fixed bed reactor dan fluidized bed reactor berbeda. Massa katalis pada fluidized bed reactor = 16027 Massa katalis pada fixed bed reactor = 132 gram gram Terlihat bahwa apabila digunakan fluidized bed reactor, dibutuhkan katalis yang sangata banyak. Oleh karena itu, dipilih fixed bed reactor yang membutuhkan katalis lebih sedikit sehingga akan lebih ekonomis. Gambar 1. Konversi sebagai Fungsi WHSV untuk Fixed Bed dan Fluidized Bed Reactor (P = 2 atm, T = 673 K) 4 Prarancangan Pabrik Gasolinee dari Metanol dengan Fixed Bed MTG Proses dengan Kapasitas 500.000 ton/tahun Pada gambar 1 terlihat bahwa semakin naiknya WHSV untuk fixed bed reactor tidak berpangaruh pada konversi. Namun, untuk fluidized bed reactor terjadi penurunan konversi yang sangat drastis. 2) Space Time Yield (STY) STY didefinisikan sebagai 𝑆𝑇𝑌 = 𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖/𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑙𝑖𝑠 (𝑘𝑔) Gambar 2. STY sebagai Fungsi WHSV untuk Fixed Bed dan Fluidized Bed Reactor (P = 2 atm, T = 673 K) Pada gambar 2 tersebut terlihat bahwa untuk mencapai konversi yang sama, untuk fixed bed reactor membutuhkan massa katalis yang lebih sedikit dibandingkan dengan fluidized bed reactor. Sehingga dari kedua alasan tersebut maka dipilih reaktor jenis fixed bed reactor pada proses pembuatan gasoline dari metanol ini karena lebih menguntungkan dari segi prosesnya. 5