perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB II

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
Sub bab ini bertujuan untuk memberikan landasan teori yang akan
digunakan sebagai penyusunan hipotesis yang berkaitan dengan hubungan
kausalitas antara variabel amatan yang disertai dengan pengembangan hipotesis
dan model penelitian. Hal ini dilakukan agar hipotesis dan model penelitian yang
dikembangkan memiliki dasar teori yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam
hal pembahasan teori dilanjutkan dengan beberapa pembahasan terkait dengan
hubungan antar variabel yang dianalisis.
1. Kualitas Produk
Selnes (2000) mendefinisikan konsep produk yang berkaitan dengan
reputasi produk sebagai persepsi dari kualitas barang/jasa yang berhubungan
dengan nama produknya. Kualitas produk adalah segala sesuatu yang memiliki
nilai di pasar sasaran (target market) dimana kemampuannya memberikan manfaat
dan kepuasan, termasuk hal ini adalah benda, jasa, organisasi, tempat, orang dan
ide. Dalam hal ini perusahaan memusatkan perhatian mereka pada usaha untuk
menghasilkan produk yang unggul dan terus menyempurnakan. Produk yang
berkualitas tinggi merupakan salah satu kunci sukses perusahaan. Memperbaiki
kualitas produk ataupun jasa merupakan tantangan yang penting bagi perusahaan
bersaing di pasar global. Perbaikan kualitas produk akan mengurangi biaya dan
meningkatkan keunggulan bersaing, bahkan lebih jauh lagi, kualitas produk yang
tinggi menciptakan keunggulan bersaing yang bertahan lama.
Secara umum, konsep kualitas yang kompleks dan memiliki kelipatan
analitik dimensi (misalnya Garvin, 1987;. Brucks et al, 2000). Dalam literatur
pemasaran telah ada banyak penelitian yang ditulis pada konsep kualitas
(misalnya Jacoby dan Olson, 1985; Parasuraman et al., 1985; Zeithaml, 1988;
Oude Ophuis dan van Trijp, 1995). Kualitas produk merupakan fokus utama
commit tosalah
user satu kebijakan penting dalam
dalam perusahaan, kualitas merupakan
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meningkatkan daya saing produk yang harus memberi kepuasan
kepada
konsumen yang melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas produk dari
pesaing. Kualitas produk dalam penelitian ini adalah kualitas benih padi. Kualitas
benih padi yang baik memiliki keadaan fisik benih yang baik, kemurnian benih,
daya tumbuh benih dan ketahanan terhadap hama penyakit. Oleh karena itu,
kualitas benih itu sendiri akan ditentukan dalam proses perkembangan dan
kemasakan
benih,
panen
dan
perontokan,
pembersihan,
pengeringan,
penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan di persemaian (Aak, 2006)
Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan diusulkan oleh
Parasuraman, Zeithmal, dan Berry (1994). Dalam sebuah studi dari (Lee, 1998)
menerapkan model kepuasan pelanggan yang diusulkan oleh
Parasuraman,
Zeithmal, dan Berry (1994). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa
pelanggan persepsi kualitas produk tidak hanya memiliki efek positif pada
kepuasan pelanggan dan loyalitas konsumen, tetapi juga secara langsung
berpengaruh terhadap perilaku pembelian kembali. Temuan tersebut menyiratkan
bahwa kepuasan dan loyalitas dipengaruhi oleh kehandalan dari kualitas produk.
Oleh karena itu, kualitas produk yang baik secara langsung akan mempengaruhi
tingkat kepuasan konsumen, dan bila hal ini terjadi terus menerus akan
mengakibatkan konsumen yang selalu setia membeli dan menggunakan produk
maka akan terjadi loyalitas konsumen.
2. Harga
Harga memiliki peran dalam kegiatan pertukaran barang dan jasa.
Harga terbentuk dari adanya tawar menawar yang dilakukan oleh penjual
dan pembeli di dalam pasar. Oleh sebab itu, terdapat beberapa definisi
harga yang dapat dikemukakan menurut beberapa ahli. Secara sederhana
istilah harga menurut Tjiptono dkk. (2008) dapat diartikan sebagi sejumlah
uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang
mengandung
utilitas/kegunaan
tertentu
yang
diperlukan
untuk
mendapatkan suatu produk. Dari perspektif pelanggan, harga didefinisikan
commituntuk
to user mendapatkan suatu produk”
sebagai “apa yang dikorbankan
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Zeithaml, 1998,). Sedangkan menurut (Kotler dan Amstrong, 2001)
mengatakan bahwa harga adalah jumlah uang yang dibebankan untuk
sebuah produk atau jasa. Dengan kata lain harga adalah jumlah nilai
yang konsumen pertukarkan untuk mendapatka manfaat dari memiliki
atau menggunakan produk atau jasa. Menurut (Lamb et. al, 2001) harga
adalah apa yang harus diberikan oleh konsumen untuk mendapatkan
suatu produk.
Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat dikatakan
bahwa harga merupakan suatu alat tukar berupa uang yang digunakan
untuk mendapatkan barang yang diinginkan konsumen. Dengan adanya
harga, maka banyak hal yang dapat dilakukan karena berkaitan langsung
dengan usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan.
Keputusan mengenai harga tidak mudah dilakukan. Di satu sisi
harga yang cukup mahal dapat meningkatkan laba jangka pendek, tetapi
disisi lain akan sulit dijangkau konsumen. Pada kasus tertentu
mengundang campur pemerintah untuk menurunkannya. Selain itu marjin
laba yang besar cenderung menarik para pesaing untuk masuk ke industri
yang sama. Harga yang terlampau murah menyebabkan pangsa pasar
dapat melonjak, akan tetapi, marjin kontribusi dan laba bersih yang
diperoleh dapat jadi amat kecil, bahkan tidak dapat untuk mendukung
pertumbuhan atau ekspansi organisasi.
Harga merupakan faktor penting bagi konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian terhadap barang yang diinginkan. Harga adalah sejumlah
uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang serta
pelayanannya. Harga merupakan variabel yang berubah dengan cepat karena
adanya
perubahan
faktor-faktor
penyusunnya (Kotler, 2005).
Literature
membuktikan fakta bahwa harga merupakan faktor penting yang menentukan
perilaku pembelian konsumen. (Pakola, Pietila, Svento dan Karjaluoto, 2001)
menyatakan harga mempengaruhi perilaku pembelian.
Keputusan dalam penetapan harga sangat signifikan dalam menentukan
to user
nilai bagi para pelanggan. Hargacommit
juga memberikan
persepsi mengenai kualitas.
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pelanggan menjadikan harga yang ditetapkan perusahaan sebagai factor kepuasan
mereka dibandingkan dengan harga pesaing, sedangkan bagi perusahaan harga
merupakan sejumlah keuntungan demi pendapatan yang disesuaikan dengan
pengeluaran perusahaan (Cravens, 1996).
3. Loyalitas
Loyalitas
pelanggan
mengekspresikan
perilaku
yang
diharapkan
sehubungan dengan produk atau jasa (Selnes, 1993). Loyalitas merek merupakan
suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek (Durianto dan Tony,
2001). Mowen dan Minor (2001). mengemukakan definisi loyalitas merek sebagai
kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merek,
mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan berniat meneruskan pembeliannya di
masa mendatang. Menurut Zaltman (1997) mengemukakan pelanggan yang loyal
pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut walaupun dihadapkan
pada banyak alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik
produk yang lebih unggul dipandang dari berbagai sudut atributnya. Bila banyak
pelanggan dari suatu merek masuk dalam kategori ini berarti merek tersebut
memiliki brand equity yang kuat.
Dalam kaitannya dengan loyalitas merek terdapat beberapa tingkat loyalitas.
Masing-masing tingkatannya menunjukkan tantangan pemasaran yang harus
dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan. Adapun tingkatan tersebut
adalah sebagai berikut (Aaker, 1997,):
Berpindah-pindah (Switcher)
Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan
yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk
memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain
mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak
tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apapun mereka anggap
memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian.
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu
produk karena harganya murah.
Pembeli yang bersifat kebiasaan (Habitual Buyer)
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya atau setidaknya
mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi produk tersebut.
Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk
menciptakan keinginan untuk membeli merek produk yang lain atau berpindah
merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya, maupun
berbagai bentuk pengorbanan lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembeli ini
dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.
Pembeli yang puas dengan biaya peralihan (Satisfied buyer)
Pada tingkat ini pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka
mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka
memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung biaya peralihan
(switching cost) yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang
melekat dengan tindakan mereka beralih merek. Untuk dapat menarik minat para
pembeli yang masuk dalam tingkat loyalitas ini maka para pesaing perlu
mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam
kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai
kompensasinya (switching cost loyal).
Menyukai merek (Likes the brand)
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang
sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan
emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh
asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan
sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun
commit
to user
disebabkan oleh kesan kualitas yang
tinggi.
Meskipun demikian seringkali rasa
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan
cermat untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik.
Pembeli yang komit (Committed buyer)
Pada tahap ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu
kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi
sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu
ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu
aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan
mempromosikan merek tersebut kepada orang lain.
Loyalitas adalah filosofi kepemimpinan yang saling menguntungkan
hubungan antara perusahaan dan para pemangku kepentingan (Finnie dan Randall,
2002; Hart dan Johnson, 1999). (Haghighi, Dorosti, Rahnama, Hoseinpour. 2012)
menyatakan usaha untuk menperoleh pelanggan yang loyal tidak bisa dilakukan
sekaligus, tetapi melalui beberapa tahapan, mulai dari mencari palanggan
potensial sampai memperoleh partners. Indikator dari loyalitas pelanggan menurut
(Kotler & Keller, 2006) adalah kesetiaan terhadap pembelian, ketahanan terhadap
pengaruh yang negative mengenai perusahaan, dan mereferensikansecara total
terhadap esistensi perusahaan. Berdasarkan beberapa definisi diatas loyalitas dapat
disimpulkan bahwa loyalitas konsumen adalah kesetiaan konsumen dalam
pembelian yang konsisten terhadap produk atau jasa sepanjang waktu dan terdapat
sikap untuk merekomendasikan orang lain untuk membeli produk.
Loyalitas selalu menjadi topik yang tidak habis untuk dieksplorasi.
Loyalitas konsumen sering berhubungan dengan kepuasan konsumen karena
setiap perusahaan sangat mengaharapkan memiliki konsumen/pelanggan yang
loyal terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Loyalitas pelanggan yang
menjadi perilaku positif konsumen terhadap sebuah perusahaan atau merek
tertentu, secara jelas akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Kesimpuan
ini telah berkali-kali didukung oleh penelitian (Chiou, Droge, dan Havanich,
2002; Cronin, Brady, dan Hult, 2000; Cronin dan Taylor, 1992; McDougall dan
commit tokonsumen
user
Levesque, 2000). Memandang loyalitas
sebagai perilaku pembelian
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kembali, frekuensi pembelian, mengulang pembelian, rekomendasi, dan kemauan
untuk membayar harga premium (Raju et.al 1990; Anderson dan Sullivan, 1993;
Zeithmal et.al
1996). Penentu yang penting dalam perilaku individu adalah
pengaruh dari orang lain dimana pembelian suatu produk oleh konsumen akan
mengkonfirmasikan terlebih dahulu dengan temannya untuk merespon pendapat dan
reaksi mereka terhadap pemilihan dan penggunaan produk tersebut (Bearden & Rose,
1990).
4. Kepuasan
Kepuasan konsumen didefinisikn sebagai evaluasi global atau keadaan
perasaan terhadap suatu produk atau jasa (oliver et. al 2005). Giese dan Cote
(2000) mengidentifikasi tiga komponen umum dalam konsep kepuasan:
1) Kepuasan konsumen adalah respon (emosional dan kognitif)
2) Tanggapan dikaitkan dengan focus tertentu (ekspektasi, produk dan
pengalaman konsumsi).
3) Respon terjadi dalam waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pilihan,
berdasarkan pengalaman akumulasi).
Kepuasan adalah tingkat perasaan sesorang setelah membandingkan
kinerja (hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi, tingkat
kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan
harapannya (Kotler, 2000). Kepuasan pelanggan dapat didefinisikan sebagai
respon efektif terhadap pengalaman melakukan konsumsi yang spesifik atau suatu
evaluasi kesesuaian atau ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan
sebelumnya dan kinerja aktual produk setelah pemakaian (giese and Cote.1999)
kepuasan konsumen adalah variabel luas yang dianalisis dalam literatur
pemasaran yang telah diteliti sebagai kognitif konsumen dan respon afektif
terhadap produk dalam konteks pembelian (Espejel and Fandos.2008). Kepuasan
pelanggan akan tercapai apabila harapan sesuai dengan harapan yang diterima.
(Fornell et al. 1996) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan tinggi apabila nilai
yang dirasakan melebihi harapan pelanggan. Tingkat kepuasan adalah fungsi dari
commit todengan
user harapan (Kotler, 2005). Dalam
perbedaan antara kinerja yang dirasakan
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
konteks kepuasan pelanggan, umumnya harapan merupakan perkiraan atau
keyakinan pelaggan tentangapa yang akan diterimanya. Harapan mereka dibentuk
oleh pengalaman pembelian. Harapan-harapan pelaggan ini dari waktu ke waktu
berkembang seiring dengan semakin bertambahnya pengalaman pelanggan.
Kepuasan sering digunakan sebagai prediktor konsumen dalam pembelian
masa depan (Newman dan Werbel, 1973; Kasper, 1988). Pelanggan yang puas
memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengulangi pembelian (Zeithmal et.al
1996). Semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan, maka kepuasan yang
dirasakan oleh pelanggan semakin tinggi. Kepuasan yang dirasakan pelanggan
menjadi dasar bagi terciptanya pembelian ulang dan loyalitas pelanggan.
B. Hipotesis
Penelitian yang berhubungan dengan kepuasan konsumen, khususnya yang
berkaitan dengan pengaruh produk terhadap kepuasan, harga terhadap kepuasan
dan hubungannya dengan loyalitas juga telah dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. Berdasarkan kajian teoritis, penelitian sebelumnya dan tujuan dari
penelitian maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh Kualitas Benih Padi terhadap Kepuasan Konsumen
Beberapa literature menunjukkan bahwa kualitas produk berfungsi sebagai
predictor yang dirasakan pelanggan (Bolton dan Drew, 1991: Chen dan Hu, 2010:
Lai et, al. 2009: Zeithmal, 1998). (Johnns dan Howard, 1998; Kivela et.al, 1999;
dan Law et.al 2004) menyimpulkan kualitas makanan yang dianggap terkait
dengan kepuasan pelanggan pada FFRs (fast-food restaurant) dan diuji dalam
penelitian mereka sebagai penentu potensi kepuasan pelanggan
Pada penelitian yang dilakukan (S.S Andaleeb dan Carolyn Conway 2006)
yang menyimpulkan bahwa kepuasan konsumen dipengaruhi oleh kualitas
produk. Penelitian (Fred, 1993) menunjukkan bahwa performa produk
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Sehingga hal tersebut menjadi
landasan bahwa terdapat hubungan positif antara kualitas benih padi terhadap
commit
to userhipotesis pertama yaitu:
kepuasan konsumen sehingga dapat
dirumuskan
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H1 : Kualitas benih padi secara positif berpengaruh terhadap kepuasan konsumen
2. Pengaruh Harga terhadap Kepuasan Konsumen
Menurut (Zeithaml, 1988) pengertian harga dari konsep kognitif
pelanggan adalah sesuatu yang harus dikorbankan untuk mendapatkan beberapa
jenis produk dan jasa, dimana semakin rendah harga yang dirasakan maka
semakin rendah pula pengorbanan yang dirasakan dan pelanggan lebih puas akan
harga yang dirasakan dari keseluruhan transaksi yang diciptakan. Harga
merupakan elemen penting bagi konsumen ketika membeli, oleh karenanya harga
memiliki pengaruh besar pada penilaian kepuasan konsumen (Hermann et, al.
2007)
Pengaruh harga pada peningkatan kepuasan terhadap komoditas yang
ingin dikonsumsi oleh konsumen tampaknya menjadi topik yang relevan,
literature tentang kepuasan menawarkan sedikit hubungan dengan harga (Voss
et.al, 1998), dan hanya ada beberapa studi yang mengintegrasikan harga secara
eksplisit sebagai komponen dalam modelnya (Lemmink et.al, 1998). Dalam
penelitian (Haghighi, Dorosti, Rahnama, Hoseinpour, 2012) harga menjadi salah
satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam restaurant
Boof dengan signifikasi positif sebesar 0,14.
Salah satu konsekuensi dari kepuasan adalah sensitivitas harga (Fornell,
1992: Fornell et.al, 1996). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa perusahaan
dengan nilai kepuasan yang lebih tinggi dapat menerima harga yang lebih tinggi
dari pelanggan. Bei dan Chiao (2001) menyatakan bahwa persepsi harga
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Hasil penelitian (Conseguera, Molina, Esteban. 2007) menunjukkan bahwa
penerimaan harga langsung dipengaruhi oleh penilaian kepuasan dan loyalitas.
Oleh sebab itu, hasil dari penelitian diatas menyatakan bahwa harga yang pantas
akan berhubungan positif terhadap kepuasan konsumen sehingga dapat
dihipotesiskan sebagai berikut:
H2 : Harga berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap Loyalitas Konsumen
Kepuasan merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap loyalitas
pelanggan. Studi yang dilakukan oleh (Cronin dan Taylor, 1992) dalam sektor
jasa seperti: perbankan, dry cleaning, makanan cepat saji, menemukan bahwa
kepuasan pelanggan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat pembelian
di ketiga sektor. Dalam kasus produk makanan PDO (protected designation of
origin) (Espejel and Fandos. 2007) telah mengungkapkan bahwa kepuasan
konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Selain
itu, dalam penelitian (Samen et.al. 2011) juga menyatakan bahwa kepuasan
konsumen memiliki pengaruh terhadap loyalitas konsumen. Dalam temuannya
menyatakan bahwa kepuasan konsumen sepenuhnya memediasi hubungan antara
loyalitas konsumen, karena tanpa menjamin kepuasan, hubungan tersebut tidak
akan ada. Ini menjadi dasar pengembangan hipotesis yang diajukan, yaitu:
H3: Kepuasan berpengaruh positif terhadap loyalitas petani
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pikir penelitian bertujuan untuk mempermudah penjabaran, arah
tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Adapun kerangka
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kualitas
benih padi
H1
Kepuasan
H3
Loyalitas
H2
Harga
Sumber: Caruana (2002); Bei & Chiao (2006); Conseguera (2007); Umar (2008);
Susdiarto; (2013); Haghighi (2012).
Gambar 1.
Model Penelitian
Model yang dikonstruksi pada studi ini merupakan hasil penggabungan
commit
to user terdahulu. Model penelitian ini
peneliti yang dihasilkan dari kajian
literature
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terdiri dari 4 variabel yang diamati digunakan untuk menjelaskan proses
terbentuknya loyalitas konsumen dengan implementasi kualitas produk dan harga
melalui keputusan pembelian konsumen. Model ini bertujuan untuk menguji
hubungan pengaruh kualitas berpengaruh positif produk pada kepuasan (H1),
harga berpengaruh positif terhadap kepuasan (H2), kepuasan berpengaruh positif
terhadap loyalitas konsumen (H3).
Dalam penelitian ini penggunaan benih padi PT. Sang Hyang Seri dan juga
atribut-atribut yang dimiliki akan senantiasa mempengaruhi sikap dan kepuasan
petani dan akhirnya akan berdampak pada loyalitas terhadap penggunaan benih
padi PT. Sang Hyang Seri. Sehingga dengan kepuasan sebagai mediasi maka akan
mempengaruhi perilaku selanjunya yaitu dalam penelitian ini adalah loyalitas
petani sebagai konsumen benih padi PT. Sang Hyang Seri Cabang Jember.
commit to user
36
Download