BAB I PENDAHULUAN Belakang Penelitian 1.1 Latar Initial Public Offering atau Penawaran Umum Perdana saham merupakan sebuah proses yang perlu dilakukan oleh perusahaan yang berusaha untuk mendapatkan tambahan dana sebelum melakukan listing pada Bursa Efek. Pada saat Initial Public Offering dilakukan, underpricing sering terjadi, dimana harga saham yang ditawarkan pada pasar perdana lebih rendah harganya bila dibandingkan dengan harga saham ketika hari pertama diperdagangkan di pasar sekunder. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga terjadi di Bursa manapun di seluruh dunia. Menurut Ronni (2003) yang menyatakan bahwa kondisi underpricing yang terjadi di pasar saham perdana akan menyebabkan terjadinya positive initial return, yaitu keuntungan yang terjadi karena perbedaan harga saham saat dijual di pasar perdana dengan harga saat saham diperjual-belikan di pasar sekunder, kondisi inilah yang selalu ditunggu-tunggu oleh para investor. Investor selalu berusaha untuk mendapatkan informasi dan menganalisa perusahaan yang memiliki potensi untuk berkembang dengan harga saham pada penawaran perdana yang murah,karena underpricing memberikan positive initial 1 return dan menguntungkan bagi investor melalui return dari pembelian saham yang dilakukannya. Dipihak lain perusahaan yang melakukan IPO selalu berusaha untuk memberikan informasi kepada calon investor bahwa perusahaan tersebut memiliki potensi underpricing dan prospek yang baik sehingga harga saham akan dihargai tinggi saat diperjualbelikan di Bursa Efek. Beberapa pihak dengan sengajamemberikan sinyal melalui underpricing dan beberapa sinyal lain seperti return on asset guna menunjukkan kualitas perusahaan pada saat IPO. Pada saat informasi diberikan kebanyakan informasi tersebut tidak seratus persen akurat. Hal inilah yang disebut sebagai asimetri informasi yang terjadi saat sinyal ini berusaha disampaikan oleh emiten dan underwriter. Beberapa hal yang menimbulkan ketidakpastian bagi calon investor dalam mengambil keputusan investasi seperti keraguan atas kinerja dan nilai perusahaan yang sebenarnya, saham yang belum memiliki track record, dan isu-isu berkembang seputar penawaran perdana dapat menutupi sinyal positif yang berusaha dilakukan oleh beberapa pihak yang menginginkan keuntungan pribadi. Mengantisipasi kondisi diatas, umumnya para investor akan menggunakan informasi yang terdapat dalam prospektus seperti ROA, EPS, Financial Leverage, dan Proceed sebagai acuan dalam membuat keputusan investasi yang akan mereka buat. ROA dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan melihat aset yang dimiliki oleh perusahaan.Earning Per Share (EPS), digunakan untuk melihat gambaran laba perlembar saham yang beredar 2 dari perusahaan yang bersangkutan, sehingga investor dapat mengetahui bagian keuntungan yang dapat diperolehnya dalam suatu periode tertentu. Financial Leverage, digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya diukur menggunakan modal yang dimiliki perusahaan. Sedangkan proceedsdilihat untuk mengetahui besarnya ukuran penawaran saham saat IPO, sehingga investor dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan underpricing dan sekaligus memberikan informasi terhadap besarnya dana yang dibutuhkan oleh investor untuk memiliki porsi saham tertentu. Oleh karena itu umumnya investor selalu menggunakan ROA, EPS, Financial Leverage, dan Proceed secara bersamaan, sehingga kelemahan pada setiap informasi tersebut dapat ditutupi oleh informasi yang lainnya. Dari uraian diatas terlihat pentingnya menggunakan return on asset, earning per share, financial leverage, dan proceed dalam mengantisipasi terjadinya overpricing yang mengakibatkan kerugian dipihak investor.Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh ROA, EPS, Financial Leverage, dan Proceed Terhadap Initial Return Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Melakukan Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010”. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Wijayanto (2009) dengan judul Analisis menggunakan tahun penelitian yang berbeda dengan judul “Pengaruh ROA, EPS, Financial Leverage, Proceed Terhadap Initial Return (Studi Terhadap 3 Perusahaan Non Keuangan Yang Melakukan IPO Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2006-2010). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan fenomena dan masalah diatas penulis ingin mengetahui: 1. Pengaruh ROA (Return on Assets) terhadap Initial Return yang dihasilkan oleh perusahaan yang melakukan IPO. 2. Pengaruh EPS (Earning Per Share) terhadap Initial Return yang dihasilkan oleh perusahaan yang melakukan IPO. 3. Pengaruh Financial Leverage terhadap Initial Return yng dihasilkan oleh perusahaan yang melakukan IPO. 4. Pengaruh Proceed terhadap Initial Return yang dihasilkan oleh perusahaan yang melakukan IPO. 5. Pengaruh ROA (Return on Assets), EPS (Earning Per Share), Financial Leverage, dan Proceed secara simultan (bersama-sama) terhadap Initial Return yang dihasilkan oleh perusahaan yang melakukan IPO. 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui apakah ROA (Return on Assets) berpengaruh terhadap Initial Return yang dihasilkan oleh perusahaan yang melakukan IPO. 4 2. Untuk mengetahui apakah EPS (Earning Per Share) berpengaruh terhadap Initial Return yang dihasilkan oleh perusahaan yang melakukan IPO. 3. Untuk mengetahui apakah Financial Leverage memiliki pengaruh terhadap Initial Return yng dihasilkan oleh perusahaan yang melakukan IPO. 4. Untuk mengetahui apakah Proceed berpengaruh terhadap Initial Return yang dihasilkan oleh perusahaan yang melakukan IPO. 5. Untuk mengetahui apakah ROA (Return on Assets), EPS (Earning Per Share), Financial Leverage, dan Proceed berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap Initial Return yang dihasilkan oleh perusahaan yang melakukan IPO. 1.3.2 Manfaat Manfaat yang diharapkan dapat didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendatangkan manfaat khususnya sebagai sumber bacaan atau referensi yang dapat memberikan informasi mengenai pengaruh return on asset, earning per share, financial leverage, dan proceed terhadap initial return di perusahaan non keuangan 5 yang melakukan initial public offering di pasar perdana, sehingga dapat dijadikan acuan untuk penelitian serupa di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis Dapat memberikan informasi mengenai pengaruh return on asset, earning per share, financial leverage, dan proceed terhadap initial return di perusahaan non keuangan yang melakukan initial public offering di pasar perdana. 1.4 Kerangka Pemikiran Kondisiunderpricing yang seringkali terjadi pada penawaran saham perdana dipengaruhi oleh beberapa faktor. Underpricing difokuskan pada besarnya initial return yang didefinisikan sebagai return yang diterima oleh investor di pasar perdana yang diperoleh dari selisih harga saham pada saat penawaran umum perdana (IPO) dengan harga closing saat saham pertama kali listing di pasar sekunder. Faktor-faktor yang digunakan untuk penelitian ini adalah return on asset, earning per share, financial leverage, dan proceed. 1. ROA (Return on Assets) Return on asset digunakan untuk melihat seberapa efektif sebuah perusahaan dapat beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau laba yang optimal. Menurut Ang (1997), Return on asset digunakan untuk 6 mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Nilai return on asset yang semakin tinggi akan menunjukkan tingkat laba optimal yang bisa diperoleh perusahaan dengan memanfaat asetnya dan akan mengurangi ketidakpastian bagi investor sehingga akan menurunkan tingkat underpricing (Ghozali, 2002). Hal inilah yang diperhatikan oleh para investor, dimana dengan resiko dan ketidakpastian yang lebih kecil maka besarnya underpricing akan berkurang sehingga keuntungan yang diperoleh dari pembelian saham perdana akan berkurang. 2. Earning Per Share (EPS) Menurut Ang (1997) Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan (Outstanding Shares).Earning Per Sharedapat digunakan untuk memberi gambaran besarnya bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu, sehingga investor akan lebih tertarik untuk membeli saham tersebut. Bilamana saham yang akan dijual sangat diminati dan dibeli saat penawaran perdana,hal inimembuat emiten dan underwriter tidak ragu-ragu untuk membuka harga penjualan lebih tinggi dari harga yang telah ditetapkan sebelumnya, yang berakibat berkurangnya initial return yang diterima oleh investor. Earning per sharememberikan penggambaran jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa atau laba bersih per lembar saham 7 biasa. Karena pertumbuhan earning per share yang positif akan mengakibatkan pertumbuhan pada laba yang lebih besar dimasa yang akan datang atas setiap lembar saham yang dimiliki oleh investor. 3. Financial Leverage Financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya dengan modal yang dimilikinya. Financial leverage sangat berkaitan erat dengan penciptaan suatu struktur modal yang tepat dan nilai hutang yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam menganalisis financial leverage, investor sering menggunakan Debt to Equity Ratiountuk menghitung hutang yang dimiliki perusahaan yang dibandingkan dengan modal saham yang dimiliki oleh pemilik perusahaan. Perusahaan dengan debt to equity ratio yangtinggi dipercaya akan cenderung menggunakan dana hasil IPO-nya untuk membayar hutangnya daripada untuk kegiatan investasi guna melakukan ekspansi baru yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan (Leonard, 2001). Sebenarnya jika nilai debt to equity tinggi, calon investor akan raguragu dalam menanamkan modalnya karena beranggapan mereka akan menanggung kerugian. Untuk menutupi keraguan dan ketidakpastian investor tersebut, biasanya perusahaan akan memberikan underpricing yang tinggi oleh perusahaan, sehingga investor akan tertarik untuk menanamkan 8 modalnya karena besarnya return yang bisa diterima setelah saham diperjualbelikan di pasar sekunder. 4. Proceed Proceed merupakan kondisi proporsi saham yang ditawarkan pada saat penawaran umum perdana saham. Kondisi ini biasanya digunakan sebagai cara mengetahui ketidakpastian yang akan diterima oleh investor. Proporsi dari saham yang ditahan dari pemegang saham lama dapat menunjukkan aliran informasi dari perusahaan ke calon investor. Semakin besar proporsi saham yang dipegang oleh pemegang saham lama, semakin banyak informasi privat yang dimiliki oleh pemegang saham lama. Oleh karena itu biasanya calon investor baru akan mengeluarkan biaya yang besar untuk mendapatkan informasi guna pengambilan keputusan apakah akan membeli saham ini atau tidak. Dengan kompensasi yang besar ini investor berharap akan mendapat tingkat initial return yang tinggi. Penelitian Beatty (1999) menunjukkan adanya hubungan negatif antara prosentase saham yang ditawarkan dengan tingkat underpricing. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis membuat model penelitian seperti yang terlihat pada gambar 1.1. 9 ROA Ha1 (-) Ha2 (-) EPS Initial Return Financial Leverage Proceed Ha3 (+) Ha4 (-) Ha5 (+) Gambar 1.1 Model Penelitian 1.5 Hipotesis Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling spesifik. Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan (Kuncoro, 2003). Hipotesis penelitian dibangun berdasarkan kerangka pemikiran. Pada hakikatnya kerangka pemikiran merupakan alur jalan pemikiran menurut kerangka yang logis yang disusun secara sistematis sebagai jawaban teoritik terhadap fenomena yang terjadi, yang bersumber pada teori dan atau hasil penelitian para pakar yang terdahulu. Walaupun acuan pokoknya terfokus pada pakar tertentu saja, namun 10 sesungguhnya tidak lepas dari jalinan fungsional fakta-fakta ilmiah yang terkait lainnya. Bertitik tolak dari identifikasi masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut. Penelitian Kim et al. (1993), Daljono (2000), Widayanto (1993) yang menyatakan bahwa return on asset berpengaruh negatif terhadap initial return, oleh hipotesis yang disusun dalam penelitian ini: karena itu H1 : return on asset berpengaruh negatif terhadap initial return Penelitian Ardiansyah (2004), Kim et al. (1993), yang menyatakan bahwa earning per share berpengaruh negatif terhadap initial return, oleh karena itu hipotesis yang disusun dalam penelitian ini: H2 : Variabel earning per share berpengaruh negatif terhadap initial return. Penelitian Leonard Panjaitan (2001), Daljono (2000), Robert Ang (1997) yang menyatakan bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap initial return, oleh karena itu hipotesis yang disusun dalam penelitian ini: H3 : Variabel financial leverage berpengaruh positif terhadap initial return. Penelitian Ardiansyah (2004), Nasirwan (2000), Kim et al. (1995) yang menyatakan bahwa proceed berpengaruh negatif terhadap initial return, oleh karena itu hipotesis yang disusun dalam penelitian ini: 11 H4 : Variabel proceed berpengaruh negatif terhadap initial return. Penelitian Trisnawati (1998), Daljono (2000), Chandradewi (2000), dan Setyaningsih (2000) yang menyatakan bahwa return on asset, earning per share, financial leverage, dan proceed secara simultan berpengaruh terhadap, oleh karena itu hipotesis yang disusun dalam penelitian ini: H5 : Variabel return on asset, earning per share, financial leverage, dan proceed secara simultan berpengaruh terhadap initial return. 1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel dependen dan variabel independen yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut: a. Variabel Independen Adapun variabel bebas yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Rate of return on Total Asset(ROA) 2. Earning Per Share (EPS) 3. Financial Leverage (FL) 4. Proceeds b. Variabel Dependen 12 Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah Initial Return yang merupakan proksi dari fenomena underpricing. Return awal yang dimaksud adalah return perusahaan pada hari pertama kali melakukan IPO di pasar sekunder, dengan tujuan untuk melihat perilaku para investor dalam pembuatan keputusan investasi di pasar perdana di IDX. Initial Return dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Dengan: IR = return awal Pt 0 = harga penawaran perdana (offering price) Pt 1 = harga penutupan (closing price) pada hari pertama di pasar sekunder 1.6.2 Data Penelitian 1.6.2.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi (Supranto, 1998). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan non keuangan yang melakukan Initial Public Offering dan mengalami underpricing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2006 – 2010. 13 Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: 1. Sampel merupakan perusahaan-perusahaan yang melakukan Initial Public Offering dan listing di BEI periode tahun 2006 – 2010. 2. Tanggal listing di BEI dan harga penawaran perdana tersedia. 3. Data harga penutupan tersedia (Closing Price). 4. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan yang tercantum dalam Company Profile dan Company Report yang tersedia dalam Indonesia Capital Market Directory (ICMD). 5. Data perusahaan khususnya ROA tidak memiliki nilai negatif. 6. Perusahaan tidak mengalami overpricing. 7. Nilai ROA, dan EPS tidak ekstrim. 8. Perusahaan tidak melakukan delisting sampai saat penelitian dilakukan. Tabel 1.1 Seleksi Pemilihan Sampel Keterangan Perusahaan yang melakukan IPO periode 2006 -2010 Perusahaan yang digolongkandalamgolongan non keuangan Perusahaan yang hargasahamnyatidakmengalamiunderpricing Perusahaan yang hargasahamnyamengalami underpricing Perusahaan yang datanyatidaklengkap Perusahaan yang mengalamioutlier Perusahaan yang terpilihsebagaisampel Jumlah Perusahaan 88 76 9 67 1 5 61 Sumber: ICMD 2006 – 2010 (diolah) 14 1.6.2.2 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Bursa Efek Indonesia yang dapat ditemukan dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dengan bentuk Company Profile dan Company Report. 1.6.2.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, sehingga teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, dimana studi ini melalui tahap menelaah maupun mengutip langsung dari sumber tertulis lain yang berhubungan dengan masalah yang dapat digunakan sebagai landasan teori. 1.6.3 Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows 32bit. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini akan digunakan model sebagai berikut: IR = α + b1 ROA + b2 EPS + b3 FL + b4 P + ɛ Dengan: IR : Return awal 15 α : Konstanta b1-4 : Koefisien regresi ROA : Rate of return on total asset EPS : Earning Per Share FL : Financial Leverage P : Proceeds ɛ : Residual/Nilai Pengganggu Teknik analisis regresi dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini dengan dasar bahwa teknik ini dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh dari masing-masing variabel bebas yang digunakan secara parsial. Regresi berganda adalah teknik untuk menjelaskan keterkaitan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Fleksibilitas dan adaptifitas dari metode ini mempermudah peneliti untuk melihat suatu keterkaitan dari beberapa variabel sekaligus (Hair et al, 1998 dalam Ariawati, 2005). Sebelum dilakukan pengujian dan regresi berganda, variabel-variabel penelitian perlu diuji terlebih dahulu apakah memenuhi asumsi klasik persamaan regresi berganda, yaitu memenuhi asumsi normalitas, tidak adanya heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearisitas (Suyatmin dan Sujadi, 2006). 1.6.3.1 Uji Asumsi Klasik Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa 16 asumsi klasik yang mendasari model regresi. Masing-masing pengujian klasik secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang baik merupakan model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka penyebaran titik data akan mengikuti garis diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah: a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Penelitian ini menggunakan uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk mengetahui signifikansi data yang terdistribusi normal disertai dengan normal-probability plot (P.P plot) dan grafik histogram 17 sebagai pendukung kesimpulan pengujian. Dalam uji ini, suatu data dikatakan normal jika asymptotic significance lebih dari 0,055 (Ghozali 2006). Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut: a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan < 0,05, secara statistik maka Ho ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal. b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan > 0,05, secara statistik maka Ho diterima, indikasi bahwa data terdistribusi secara normal. 2. Uji Multikolinearitas Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi antar variabelvariabel independen yang akan digunakan dalam persamaan regresi atau dengan menghitung nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factors). Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel-variabel independen. Jika variabel-variabel independen saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang dinilai korelasi antar sesama variabel bebas adalah nol. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2006). 18 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskesdatisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara variabel dependen dan residualnya dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah yang terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar analisis: a. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang berpola secara teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jikta tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisa apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, mengindikasikan terdapatnya problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu 19 berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Pengujian autokorelasi ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW-test). Menurut Ghozali (2006), pengambilan keputusan ada atau tidak nya autokorelasi didasarkan pada empat pedoman berikut: a. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. c. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti autokorelasi negatif. d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. 1.6.3.2 Pengujian Hipotesis Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut: a. Hipotesis penelitian 1: return on asset berpengaruh negatif terhadap initial return. 20 Variabel dalam hipotesis ini meliputi: Y : Initial Return X1 : Return on Asset Untuk hipotesis 1 digunakan uji regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + β1ƸX1 +e, dimana: Y : Variabel dependen (Initial Return) a : intercept (bilangan konstanta yang menunjukkan perpotongan antara garis regresi dengan sumbu Y). β1 : koefisien regresi return on asset X1 : variabel independen (return on asset) Hipotesis penelitian 1, jika dinyatakan dalam hipotesis statistik adalah: H0 : i > 0, artinya tidak terdapat pengaruh return on asset terhadap Initial Return. Ha : ≤ 0, artinya terdapat pengaruh return on asset terhadap Initial Return. Untuk menguji hipotesis 1 secara statistik, akan digunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut: t hitung = Dimana: : koefisien regresi variabel independen ke-i S : standard error dari variabel independen ke-i Kriteria uji hipotesis: 21 1) Ho ditolak dan Ha diterima, jika t hitung > t tabel , artinya bahwa return on asset berpengaruh negatif terhadap initial return. 2) Ho diterima dan Ha ditolak, jika t hitung ≤ t tabel , artinya bahwa return on asset tidak berpengaruh negatif terhadap initial return.. b. Hipotesis penelitian 2:earning per share berpengaruh negatif terhadap initial return. Variabel dalam hipotesis ini meliputi: Y : Initial Return X2 : earning per share Untuk hipotesis 2 digunakan uji regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + β2ƸX2 +e, dimana: Y : Variabel dependen (Initial Return) a : intercept (bilangan konstanta yang menunjukkan perpotongan antara garis regresi dengan sumbu Y). β2 : koefisien regresi earning per share X2 : variabel independen (earning per share) Hipotesis penelitian 2, jika dinyatakan dalam hipotesis statistik adalah: H0 : i > 0, artinya tidak terdapat pengaruh earning per share terhadap Initial Return. Ha : ≤ 0, artinya terdapat pengaruh earning per share terhadap Initial Return. 22 Untuk menguji hipotesis 2 secara statistik, akan digunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut: t hitung = Dimana: : koefisien regresi variabel independen ke-i S : standard error dari variabel independen ke-i Kriteria uji hipotesis: 3) Ho ditolak dan Ha diterima, jika t hitung > t tabel , artinya bahwa earning per share berpengaruh negatif terhadap initial return. 4) Ho diterima dan Ha ditolak, jika t hitung ≤ t tabel , artinya bahwa earning per share tidak berpengaruh negatif terhadap initial return.. c. Hipotesis penelitian 3: financial leverage berpengaruh positif terhadap initial return. Variabel dalam hipotesis ini meliputi: Y : Initial Return X3 : Return on Asset Untuk hipotesis 1 digunakan uji regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + β3ƸX3 +e, dimana: Y : Variabel dependen (Initial Return) a : intercept (bilangan konstanta yang menunjukkan perpotongan antara garis regresi dengan sumbu Y). 23 β3 : koefisien regresi financial leverage X3 : variabel independen (financial leverage) Hipotesis penelitian 3, jika dinyatakan dalam hipotesis statistik adalah: H0 : i > 0, artinya tidak terdapat pengaruh financial leverage terhadap Initial Return. ≤ 0, artinya terdapat pengaruh financial leverage terhadap Initial Return. Ha : Untuk menguji hipotesis 3 secara statistik, akan digunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut: t hitung = Dimana: : koefisien regresi variabel independen ke-i S : standard error dari variabel independen ke-i Kriteria uji hipotesis: 5) Ho ditolak dan Ha diterima, jika t hitung > t tabel , artinya bahwa financial leverage berpengaruh positif terhadap initial return. 6) Ho diterima dan Ha ditolak, jika t hitung ≤ t tabel , artinya bahwa financial leverage tidak berpengaruh positif terhadap initial return.. d. Hipotesis penelitian 4: proceed berpengaruh negatif terhadap initial return. Variabel dalam hipotesis ini meliputi: Y : Initial Return X4 : Proceed 24 Untuk hipotesis 1 digunakan uji regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + β4Ƹ X4 + e, dimana: Y : Variabel dependen (Initial Return) a : intercept (bilangan konstanta yang menunjukkan perpotongan antara garis regresi dengan sumbu Y). β4 : koefisien regresi proceed X4 : variabel independen (proceed) Hipotesis penelitian 1, jika dinyatakan dalam hipotesis statistik adalah: H0 : i > 0, artinya tidak terdapat pengaruh proceed terhadap Initial Return. Ha : ≤ 0, artinya terdapat pengaruh proceed terhadap Initial Return. Untuk menguji hipotesis 4 secara statistik, akan digunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut: t hitung = Dimana: : koefisien regresi variabel independen ke-i S : standard error dari variabel independen ke-i Kriteria uji hipotesis: 1) Ho ditolak dan Ha diterima, jika t hitung > t tabel , artinya bahwa proceed berpengaruh negatif terhadap initial return. 2) Ho diterima dan Ha ditolak, jika t hitung ≤ t tabel , artinya bahwa proceed tidak berpengaruh negatif terhadap initial return.. 25 e. Hipotesis penelitian 5: return on asset, earning per share, financial leverage, dan proceed secara simultan berpengaruh terhadap initial return. Untuk menguji hipotesis 5 digunakan uji regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut: IR = α + b1 ROA + b2 EPS + b3 FL + b4 P + ɛ Dengan: IR : Return awal α : Konstanta b1-4 : Koefisien regresi ROA : Rate of return on total asset EPS : Earning Per Share FL : Financial Leverage P : Proceeds ɛ : Residual/Nilai Pengganggu 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana (IPO) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI/IDX). Periode pengamatan dilakukan pada perusahaan-perusahaan non keuangan yang melakukan IPO pada tahun 2006 – 2010. Data-data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia berupa Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan informasi lainnya dalam company profile dan company report. 26