MENDENGAR DENGAN KRITIS (Critical

advertisement
MENDENGAR DENGAN KRITIS
(Critical Listening)
Updated 05-10-2007
‘Mendengar Dengan Kritis’
Istilah ‘mendengar dengan kritis’ artinya mendengarkan reproduksi sebuah sistem
audio dengan perhatian penuh terhadap setiap aspek dari musik. Tujuannya adalah
membandingkan hasil reproduksi sistem audio tersebut relatif terhadap suara
aslinya. Apabila reproduksi sistem audio tersebut sangat mirip dengan suara aslinya
maka sistem tersebut dikatakan ‘natural’. Apabila reproduksi sistem audio tersebut
belum mirip dengan suara aslinya maka pendengar harus bisa mendiskripsikan
kelemahannya untuk selanjutnya dicari solusinya sehingga sistem audio tersebut
bisa mencapai titik optimalnya.
Mampu mendengar dengan kritis Bisa menemukan kesalahan reproduksi Bisa memperbaiki kesalahan sistem audio Bisa meng‐
optimalkan sistem audio Tidak mampu mendengar dengan kritis Tidak bisa menemukan kesalahan reproduksi
Tidak bisa memperbaiki kesalahan sistem audio
Tidak bisa meng‐
optimalkan sistem audio Suara Natural
Sering diperdebatkan suara natural itu seperti apa. Secara sederhana, suara natural
dideskripsikan sebagai reproduksi musik dengan realitas, intensitas, dan
emosi seperti musik aslinya.
• Cara terbaik untuk mengetahui suara musik asli adalah mendengarkan
konser musik tanpa pengeras suara di gedung-gedung yang akustik-nya didesain dengan baik.
• Cara lain untuk mengetahui suara musik asli adalah mendengarkan sistem
audio referensi. Namun cara ini bisa menyesatkan karena sangat jarang
ada sistem audio yang benar-benar bersuara natural.
• Headphone yang baik bisa menjadi acuan karena speaker headphone
bersifat full-range sehingga tidak ter-distorsi oleh crossover. Selain itu
speaker headphone langsung diletakkan di telinga tanpa pengaruh akustik
ruangan.
Audio Plus Centre ‘Mendengar Dengan Kritis’ Page 1 Mungkinkah reproduksi suara natural seperti aslinya?
Tidak mungkin. Karena ada distorsi dari MIC, proses perekaman, perangkat audio
yang digunakan, dan seterusnya. Setiap proses tersebut mengurangi naturalitas
suara. Keterbatasan inilah yang menyebabkan Oleh karena itu tujuan akhir
reproduksi suara adalah sedekat mungkin dengan suara natural.
Suara itu subjektif dan tergantung selera???
Sering kita dengar orang mengatakan: “penilaian hasil suara itu tergantung selera
pendengar atau selera juri”. Benarkah demikian? Mari kita selidiki lebih jauh:
• Menilai suara ibarat menilai kecantikan wanita.
o Coba bandingkan Dian Sastro dan (maaf) Nunung, cantik mana? Atau
Tamara Blezynski dan (sekali lagi maaf) Inul, cantik mana? Saya yakin
jawabannya tidak tergantung selera. Saya yakin semua orang memiliki
jawaban yang sama.
o Nah sekarang bandingkan Dian Sastro dan Tamara Blezynski, cantik
mana? Ini baru selera. Pasti pemirsa terpecah dua antara yang memilih
lebih cantik Dian Sastro dan yang memilih lebih cantik Tamara
Blezynski.
o Demikian juga penilaian hasil suara. Apabila reproduksi suara piano
natural dibandingkan dengan reproduksi suara piano yang mirip
keyboard, tentunya semua pendengar bisa memilih mana yang lebih
baik.
o Setelah standard suara ‘benar’ tercapai, artinya suara piano mirip
piano, barulah berbicara mengenai selera pendengar. Misalnya, ada
pendengar yang memilih kecenderungan ‘warm’ alias cenderung ke
frekuensi rendah sehingga terkesan nyaman, dan sebaliknya ada
pendengar yang memilih kecenderungan ‘cold’ alias cenderung ke
frekuensi tinggi sehingga imajinasi tata panggung-nya terkesan luar
biasa.
o Kesalahan yang sering terjadi: faktor selera terlalu cepat diikutsertakan
sebelum standard suara ‘benar’ tercapai. Penilaian seperti ini BANYAK
terjadi di kalangan audio mobil maupun audio rumah. Dengan cara
penilaian seperti ini, tidak akan pernah tercapai tujuan suara yang
natural.
Audio Plus Centre ‘Mendengar Dengan Kritis’ Page 2 Selera A Konsep yang benar:
Suara salah Suara benar Selera B Suara mendekati natural Selera C Selera A Konsep yang salah:
Suara salah
Selera B Suara jauh dari natural Selera C
•
•
•
Menilai suara ibarat menilai rasa.
o Coba jelaskan apa definisi rasa ‘manis’? Memang tidak ada definisi
khusus untuk menjelaskan rasa ‘manis’. Oleh karena itu, rasa manis
dijelaskan sebagai ‘tidak asin’, ‘tidak pahit’, dan seterusnya.
o Demikian juga suara dijelaskan melalui berbagai aspek suara.
Kembali ke kecantikan wanita.
o Untuk menilai kecantikan wanita, perlu diperhatikan bagian per bagian.
Misalnya: matanya, hidungnya, mulutnya, bodinya, dan seterusnya.
o Demikian juga untuk menilai suara, perlu diperhatikan bagain per
bagian. Misalnya: akurasi-nya, keseimbangan-nya, staging-nya, dan
seterusnya.
Kompetisi SQ.
o Penilaian dalam kompetisi SQ adalah sebatas kebenaran suara. Artinya,
juara kompetisi SQ adalah mobil dengan reproduksi suara paling benar
di antara seluruh peserta kompetisi.
o Selera tidak diperhitungkan dalam penilaian di kompetisi SQ.
Aspek Suara Menurut Harry F. Olson
Menurut Harry F. Olson, ada 6 aspek suara yang dapat digunakan untuk
mendeskripsikan hasil reproduksi suara, yaitu:
1. Loudness
2. Pitch
3. Timbre
4. Modulation
5. Duration
6. Attack & Decay
Audio Plus Centre ‘Mendengar Dengan Kritis’ Page 3 Loudness artinya kekencangan suara.
• Dalam konteks ‘mendengar dengan kritis’, loudness adalah kemampuan
sebuah sistem audio untuk mereproduksi suara dengan tingkat kekencangan
yang identik dengan suara aslinya. Misalnya kita mendengarkan konser
musik dengan kekencangan minimum 70db dan maximum 105db maka
sistem audio kita dikatakan natural apabila mampu menghasilkan suara
dalam rentang tersebut.
• Penilaian loudness paling mudah dilakukan dengan musik klasik seperti CD
‘Ein Straussfest’ rekaman Telarc Digital karena sifat musik klasik keluarga
Strauss yang kadang lembut dan kadang meledak-ledak.
Pitch artinya nada.
• Trie Utami sering menggunakan istilah ‘pitch control’ pada acara Akademi
Fantasi Indosiar (AFI) untuk menggambarkan kontrol peserta terhadap
ketepatan nada sebuah lagu. Suara yang tidak tepat nada-nya di-istilahkan
‘fals’ atau ‘pitch-nya lari’.
• Musisi yang masuk studio rekaman adalah musisi terkenal dan pasti memiliki
pitch yang tepat. Oleh karena itu, apabila reproduksi suara dari sistem audio
kita tidak memiliki pitch yang tepat berarti kesalahan terletak pada sistem
audio kita.
• CD yang dapat digunakan untuk penilaian pitch :
o Pitch vocal: CD Anne Murray, album ‘Croonin’ track 6. Perhatikan
pitch pada waktu pengucapan ‘Allegheny’.
o Pitch vocal: CD Anne Murray, album ‘Croonin’ track 9. Perhatikan
pitch pada waktu pengucapan ‘Suntanned’ dan ‘Windblown’.
o Pitch vocal: CD Ingram Washington, album ‘What a Difference a
Day Makes’ track 1. Perhatikan pitch pada waktu pengucapan ‘What’.
o Pitch piano: CD Chie Ayado, album ‘Best’ track 4. Perhatikan pitch
piano di awal track.
Timbre artinya warna suara.
• Gitar memiliki warna suara yang khas yang membedakannya dari piano.
Demikian juga setiap manusia memiliki warna suara yang khas yang
membedakan seorang dari lainnya. Warna suara inilah yang membuat kita
dapat mengenali suara suami/istri/teman kita di telpon.
• Penilaian timbre paling mudah dilakukan pada alat musik piano. Alasannya
adalah:
o Piano tidak pernah distel ulang oleh musisi sebelum dimainkan dan
tidak bisa dimodifikasi. Bandingkan dengan drum dimana musisi bisa
menyetel kekencangan selaput sebelum dimainkan atau gitar dimana
musisi bisa berganti-ganti jenis senar.
o Piano yang paling banyak digunakan di dunia terbatas pada 2 merk:
Yamaha dan Steinway & Sons. Timbre keduanya sangat mudah
dibedakan karena Yamaha cenderung ‘gelap’ dan istimewa di nada
Audio Plus Centre ‘Mendengar Dengan Kritis’ Page 4 rendah sedangkan Steinway & Sons cenderung ‘terang’ dan istimewa
di nada tinggi.
• CD yang digunakan untuk penilaian timbre :
o Timbre piano: CD Chie Ayado, album ‘Best’ track 3, 4, 10, dan 12.
Perhatikan timbre piano Yamaha.
o Timbre cymbal: CD Salena Jones, album ‘The Best of’ track 2.
Modulation artinya perubahan nada (pitch), kekencangan (loudness), atau fase.
• Setiap perubahan nada, kekencangan, dan fase harus mulus serta tidak
menghentak.
• Musisi yang masuk studio rekaman adalah musisi terkenal dan pasti
melakukan perpindahan nada, kekencangan, dan fase secara mulus serta
tidak menghentak. Oleh karena itu, apabila reproduksi suara dari sistem
audio kita menghentak berarti kesalahan terletak pada sistem audio kita.
• CD yang digunakan untuk penilaian modulation :
o Modulation vocal: CD Salena Jones, album ‘The Best of’ track 1.
Perhatikan modulation pada waktu pengucapan ‘And’ yang kedua.
o Modulation vocal: CD Anne Murray, album ‘Croonin’ track 17.
Perhatikan modulation pada waktu pengucapan ‘Arms’ dan ‘Hated’ di
awal track.
Duration artinya waktu tempuh suara dari speaker ke pendengar.
• Idealnya setiap frekuensi dari setiap speaker sampai secara bersamaan ke
pendengar atau sering dikatakan coherent.
• CD yang digunakan untuk penilaian duration :
o Duration midbass/bass: CD Anne Murray, album ‘Croonin’ track 16.
Perhatikan duration midbass/bass yang pertama bunyi di awal track.
Seharusnya coherent (berbarengan atau serentak).
Attack & Decay artinya waktu antara terbentuknya simpul suara dan lenyapnya
suara.
• Idealnya attack & decay sesuai dengan kondisi aslinya.
• CD yang digunakan untuk penilaian attack & decay :
o Attack & decay midbass/bass: CD Anne Murray, album ‘Croonin’ track
4. Perhatikan bahwa setiap nada bass yang dihasilkan kurang lebih
sama kencang dan sama panjang attack dan decay-nya. Jika salah satu
not lebih panjang attack dan decay-nya berarti ada kesalahan pada
sistem audio kita.
Audio Plus Centre ‘Mendengar Dengan Kritis’ Page 5 
Download