Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” Dian Mutmainah Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Brawijaya E-mail: [email protected] Abstrak: Artikel ini membahas tentang bagaimana aktifitas diplomasi terdemokratisasi oleh meningkatnya partisipasi publik di dalamnya. Konsep citizen diplomacy berkembang seiring meningkatnya partisipasi warga biasa dalam aktifitas diplomasi. Dalam kenyataannya, aktivitas citizen diplomacy sulit dipisahkan dari aktivitas diplomasi publik dimana negara memang dengan sengaja melibatkan aktor non-negara untuk meningkatkan kredibilitas diplomasi pemerintah.Sebagian besar definisi citizen diplomacy juga masih melihat partisipasi warga biasa memang dilakukan dalam rangka mendukung diplomasi negaranya. Artikel ini secara khusus membahas tipologi citizen diplomat dari Paul Sharp yang sangat membantu dalam mengidentifikasi aktor-aktor dalam citizen diplomacy dan berbagai bentuk partisipasinya. Melalui tipologi tersebut Sharp menawarkan pengertian yang lebih luas dimana citizen diplomacy dilihat sebagai partisipasi warga biasa dalam interaksi global baik yang bersifat internasional maupun transnasional. Kesimpulannya, secara umum citizen diplomacy sebagai metode penyelenggaraan hubungan internasional memiliki tiga karakteristik: adanya partisipasi warga biasa dalam interaksi global; bersifat komplementer terhadap diplomasi berbasis-negara; dan mensyaratkan adanya kesadaran global pada para pelakunya. Kata kunci: Diplomasi, Citizen Diplomacy, Demokratisasi dalam Diplomasi, Partisipasi Warga. Abstract: This article discuss how diplomacy has been democratized by the increasing participation of the public in diplomatic activities. The idea of citizen diplomacy is developed in line with the increasing participation of the layman in the diplomatic activities. In practice, the so-called activities of citizen diplomacy cannot be easily differentiated from public diplomacy, where deliberate involvement of non-state actors is used to increase the credibility of state's diplomacy. Thus, most definitions on citizen diplomacy still sees the participation of the layman are conducted in order to support their country's diplomacy. This article specifically discusses Paul Sharp's typology of citizen diplomats which is very helpful in identifying actors in citizen diplomacy and their forms of participation. By this typology, Sharp offered a broader definition where citizen diplomacy is viewed as the paticipation of the layman in global interactions either internationally or transnationally. To sum up, citizen diplomacy as a method in conducting international relations can be identified through three criteria: focusing on the participation of the layman in global interactions; complementary to statebased diplomacy; and requires actors' posession of global awareness. Keywords: Diplomacy, Citizen Diplomacy, Democratization in Diplomacy, Participation of The Layman Pendahuluan elitis dan state-centris. Hal ini bisa Diplomasi pada dasarnya tidak dimaklumi mengingat sejarah diplomasi dengan karena memang berawal dari hubungan antar pelaksanaannya memang tidak didasarkan pimpinan entitas politik yang menjadi lebih pada prosedur yang demokratis dimana prosedural dan protokoler ketika dikenalnya partisipasi publik menjadi bagian yang negara bangsa atau nation-state sehingga identik penting.30 Aktivitas demokratisasi diplomasi dikenal sebagai kegiatan yang prosesnya cenderung 30 procedure,'' “democratized foreign affairs'' dan beberapa istilah serupa digunakan oleh James Marshal untuk menjelaskan segala aspek demokrasi yang ditemui dalam aktivitas citizen diplomacy. Lihat James Marshall. 1949. “International Affairs: Citizen Diplomacy”. American Political Science Review.43(1).p.83, 84, 85, 86, 89, 90. Penggunaan istilah demokratisasi untuk menggambarkan partisipasi warga biasa dalam aktivitas diplomasi bukan hal baru. Istilah “democratization of foreign affairs,'' “democratic 123 124 Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” memahami layak dipertanyakan mengingat aktivitas standar prosedural dan perilaku tertentu diplomasi sendiri identik dengan prosedur modern. 31 dan alur protokoler yang perlu dipelajari mengharuskan dalam pelakunya penerapan Konsekuensinya, diplomasi hanya aktor yang secara khusus. Artikel menempati posisi strategis dalam proses ini akan mengulas pembuatan kebijakan luar negeri atau yang perkembangan citizen diplomacy sebagai secara profesional memiliki keterampilan kajian dan fenomena dalam hubungan 32 diplomatik yang terlibat di dalamnya. Oleh internasional. karena itu, munculnya gagasan tentang terbagi dalam tiga bagian. citizen diplomacy yang menekankan pada pertama penulis akan meninjau bagaimana partisipasi warga biasa dalam aktivitas aspek demokratis atau bentuk partisipasi diplomasi pertanyaan warga biasa dalam beberapa konsep citizen terkait keabsahannya untuk disebut sebagai diplomacy yang dikemukakan oleh para aktivitas diplomasi. pakar dalam kajian diplomasi. memicu banyak Pembahasan tersebut akan Pada bagian Bagian Penekanan citizen diplomacy pada kedua akan secara khusus digunakan untuk peran citizen atau warga negara biasa yang membahas tipologi citizen diplomats Paul nota bene adalah orang awam (layman) Sharp untuk membantu mengidentifikasi dalam aktivitas diplomasi mengindikasikan berbagai seolah-olah siapapun bisa menjalankan diplomats dalam citizen diplomacy. Pada fungsi bagian terakhir, penulis akan meninjau tersebut diplomatik. Munculnya memang tidak gagasan terlepas dari bentuk karakteristik partisipasi citizen utama citizen diplomacy kenyataan bahwa semakin banyak aktivitas sebagai sebuah metode penyelenggaraan diplomasi yang melibatkan warga negara hubungan internasional yang demokratis. biasa atau aktor non-negara lainnya. Namun demikian, kapasitas orang awam untuk menjalankan peran diplomatik memang Aspek Demokrasi dalam Konsep ‘Citizen Diplomacy’ Konsep citizen diplomacy 31 Lihat Jonsson, Christer dan Martin Hall. 2005. “Introduction. ”Essence of Diplomacy. New York: Palgrave. p.11 32 Cullen, Anne. 2005. “Diplomatic Adventurism in Indonesia?” The Culture Mandala.,5, no. 1. Tersedia di http://www.international-relations.com/wbcm51/wbcullen.htm ( Diakses 22 Maret 2013); Sharp, Paul. 2001. “Making Sense of Citizen Diplomats: The People of Duluth Minnesota, as International Actors”. International Studies Perspectives. 2: 131150. p. 137.; Marshall dalam Brent M. Eastwood. 2007. “A Note on the New Face of Citizen Diplomacy: Educational City and American Universities in the Middle East”. American Foreign Policy Interests. 29: 443-449. p. 443. berkembang sebagai bentuk respon terhadap meningkatnya keterlibatan warga biasa dalam aktivitas diplomasi. Aspek demokrasi dalam konsep citizen diplomacy mengacu pada bentuk kontribusi atau partisipasi warga biasa dalam aktivitas diplomasi yang nota bene merupakan domain pejabat resmi negara. Namun Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” 125 demikian, citizen diplomacy tidak bisa tingkat negara. dilepaskan sama sekali dari keterlibatan diplomacy warga negara mempermudah negara. pekerjaan Beberapa penjelasan tentang Artinya, melalui citizen suatu pemerintah dengan citizen diplomacy menunjukkan bahwa mengkondisikan situasi di level grassroots negara juga masih memainkan peran dalam agar aktivitas citizen diplomacy. hubungan luar negeri. kondusif bagi penyelenggaraan Hal tersebut Definisi Sherry Mueller tentang menunjukkan bahwa warga negara juga citizen diplomacy misalnya, melihat bahwa dipandang mampu melakukan hal-hal yang peran diperlukan individu adalah komplementer terhadap diplomasi negaranya. Mueller melihat Sherry diplomacy” “citizen dalam hubungan luar penyelenggaraan negeri, terutama yang tidak dapat dilakukan oleh pemerintahnya. sebagai sebuah konsep yang menyatakan Melalui bahwa individu memiliki hak, bahkan secara langsung (face-to-face interactions), kewajiban, untuk membantu pembentukan para hubungan 33 luar negeri negaranya (AS). Keterlibatan warga dalam hubungan luar interkasi peserta negara program pertukaran membuktikan kebebasan, antar warga sendiri seberapa keterbukaan, dan bisa jauh institusi 35 digambarkan sebagai proses “ one hand34 at a time” karena dalam aktivitas tersebut dihargai di AS. Yang perlu digaris bawahi yang yang paling berlangsung adalah komunikasi disini, walaupun definisi Mueller termasuk longgar dalam menjelaskan interpersonal warga Negara dengan orang bentuk partisipasi warga negara karena yang berasal dari Negara yang berbeda. terkesan bisa dilakukan secara sporadis, Maka secara optimis, interaksi seorang aktivitas citizen diplomacy tetap melihat warga Negara dengan orang asing yang partisipasi diistilahkan dengan “jabat tangan” dilihat bantuan bagi pencapaian kepentingan luar sebagai negeri negaranya. bentuk nyata terbangunnya hubungan baik dengan warga dari Negara lainnya. yang Semakin banyak warga Negara melakukannya, akan semakin Sementara, keterlibatan urusan antara keterlibatan negara tersebut secara sebagai bentuk James Marshall menggarisbawahi pentingnya otonomi bagi mendukung terjalinnya hubungan baik warga warga biasa luar diplomasi keseluruhan dengan warga dunia lainnya publik dalam penanganan negeri. Dalam praktiknya, publik masih dalam sangat aktivitas diragukan. yang pada akhirnya diharapkan akan berdampak pada terbangunnya hubungan di 33 34 Mueller dalam Eastwood. 2007. p. 443. Mueller dalam Eastwood. 2007. p. 443. 35 Mueller dalam Bellamy, Carol, dan Adam Weinberg. 2008. “Educational and Cultural Exchanges to Restore America's Image”. The Washington Quarterly. 31 (3): p. 60. 126 Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” banyak bahwa pemikiran dan energi orang biasa publikasi tentang keterlibatan publik dalam adalah kunci dari perdamaian. Hal ini aktivitas diplomasi, urusan luar negeri berangkat dari gagasan bahwa jika perang belum terdemokratisasi. muncul dari pemikiran manusia, maka dalam manusia jugalah yang harus dilibatkan Menurut Marshall, walaupun benar-benar Keterlibatan publik banyak kesempatan tidak lepas dari pengawasan untuk menghentikannya. negara karena aktor-aktor yang terlibat di disimpulkan dalamnya adalah mereka yang memang berikut ini: diperkenankan terlibat oleh ditangani teknisi atau pemikiran manusialah yang 36 memicu persoalan tersebut. Disinilah terjadi kontradiksi antara “apa yang diperlukan” dalam menyelesaikan persoalan kemanu- siaan dengan “apa yang berlaku” dalam 37 Jadi, keterlibatan Marshall, citizen diplomacy bukanlah hal yang bisa diterima ranah adalah sebuah Keterlibatan publik ini menurut Marshall merupakan wujud dari demokratisasi dalam urusan luar negeri. Dalam pandangan Marshall, diplomasi. proses pembuatan kebijakan luar negeri Diplomat profesional cenderung melihat yang tidak demokratis akan memiliki bahwa tidaklah mungkin membiarkan orang kelemahan serius dalam memahami esensi awam mengeksekusi permasalahan. Marshall berpendapat bahwa sebuah keputusan terkait kebijakan luar citizen diplomacy tidak sepenuhnya terlepas negeri.38 Artinya pembuatan dari koordinasi negara, namun publik yang kebijakan luar negeri tidak menempatkan terlibat seharusnya memiliki otonomi dalam publik sebagai elemen yang penting atau penanganan sebuah isu. wajib ada. yang terlibat dalam citizen diplomacy tidak 36 dalam publik Marshall keniscayaan dalam upaya menciptakan sebagai kewajaran bagi kalangan praktisi tradisional menurut perdamaian. proses penyelesaiannya. Menurut Marshall “wars begin in the minds of men, and it is in the minds of men that the defenses of peace must be constructed, the great resource of the minds of laymen must be tapped and conduits prepared through which their energies may flow to the maintenanceof an affirmative peace.” 39 teknokrat dengan kualitas sebaik apapun mengingat pernyataan negaranya (hand-picked). Padahal persoalan kemanusiaan tidak bisa dari Hal tersebut memutuskan dan proses Padahal, Marshall melihat Marshall. 1949. p.9. 37 Pandangan Marshall mengacu pada pengertian konvensional yang melihat diplomasi sebagai tindakan alternatif dari perang atau tindakan yang dilakukan sebagai bagian dari proses resolusi konflik. 38 Marshall dalam Eastwood. 2007. p. 443. Artinya, warga ditunjuk oleh negara melainkan mereka yang dinilai representatif oleh masyarakat dalam penanganan isu tertentu. 39 Marshall. 1949. p.9. Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap 127 Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” lebih tipologi citizen diplomats yang sebagian komprehensif mengenai citizen diplomacy besar merupakan hasil pengamatannya pada justru muncul dari Paul Sharp. Ini menarik, aktivitas internasional dan transnasional karena Sharp pada dasarnya sangat skeptis yang dilakukan masyarakat Duluth di Penjelasan dengan citizen yang diplomacy Didalam negara bagian Minnesota, Amerika Serikat. artikelnya yang berjudul “Making Sense of Dalam membuat Tipologi citizen Citizen Diplomats: The People of Duluth diplomats, Paul Sharp berangkat dari aspek Minnesota as International Actors,” Sharp paling mendasar dalam aktivitas diplomasi menyatakan bahwa gagasan tentang citizen yaitu representasi. Sharp membuat tipologi diplomats sangatlah tidak jelas. Sharp citizen diplomats berdasarkan dua dimensi: meragukan klaim The British Foreign Policy “siapa atau apa yang diwakili oleh citizen Centre yang menyatakan bahwa seluruh diplomats” dan “kepada siapa diplomasi itu warga negara Inggris yang disebut dengan ditujukan.” Kriteria pertama mengacu pada istilah “6o million budding ambassadors” pihak adalah citizen diplomats.40 Pernyataan ini diplomats yang bisa mengacu pada aktor dipandang dalam (“siapa”) maupun gagasan (“apa”). Pihak- mempromosikan gagasan bahwa warga pihak tersebut antara lain: dirinya sendiri; biasa atau orang-orang awam itu akan institusi kolektif seperti sub-state, supra- selalu siap dimobilisasi setiap saat untuk state, dan komunitas trans-state; mungkin British juga Negara berdaulat pada saat tertentu (on Foreign Office. Sharp sangat antipati pada occasion); beberapa bidang urusanyang gagasan memiliki terlalu mendukung optimis kegiatan-kegiatan bahwa warga biasa mampu yang diwakili tujuan citizen oleh yang sama (single menjalankan aktivitas diplomatik. Namun purpose); atau bisa jadi citizen diplomats demikian, Sharp mengakui bahwa memang bertindak semakin banyak aktor non-negara yang kebijakan tertentu. Sementara aspek kedua terlibat dalam aktivitas diplomatik. Dan mengacu pada perwakilan dari komunitas kenyataan tersebut mau tidak mau harus internasional direspon oleh kajian diplomasi sebagai diplomasinya, bisa aktor Negara atau non- bagian negara.41Dari dari perkembangan fenomena mewakili yang gagasan maupun menjadi penjelasan target tersebut bisa hubungan antar-negara. Tantangan tersebut dilihat bahwa Sharp memberikan definisi dijawab oleh Sharp dengan menawarkan yang lebih luas terhadap konsep citizen diplomacy 40 Paul Sharp. 2001. “Making Sense of Citizen Diplomats: The People of Duluth Minnesota, as International Actors”. International Studies Perspectives.Vol. 2. 131-150. p. 137. dibanding Mueller ataupun Marshall. Sharp tidak hanya melihat citizen 41 Sharp. 2001. p.137. 128 Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” diplomacy sebagai bentuk partisipasi warga merupakan elemen yang ada dalam citizen biasa dalam diplomasi negaranya, tetapi diplomacy. Perbedaannya juga melihat keterlibatan warga biasa dalam peran aktor non-negara yang terlibat. Dalam berbagai interaksi global baik yang bersifat diplomasi publik, peran aktor non-negara internasional maupun transnasional. tergantung pada seberapa jauh negara Dari konseptual keseluruhan diatas, sebagai inisiator memberi ruang partisipasi bagi mereka. Sementara citizen diplomacy bahwa citizen diplomacy pada dasarnya fokus pada peran warga biasa dalam tidak diplomasi interaksi internasional, baik di dalam mengingat maupun dilepaskan negara. Ini bisa bisa pada melihat bisa kita penjelasan terletak dari dimaklumi diluar kerangka diplomasi hampir seluruh penjelasan tentang citizen negara. Hal diplomacy pada intinya masih melihat diplomacy tidak selalu berfokus pada aktivitas tersebut sebagai bagian dari kapasitas nasional tetapi justru memberi diplomasi Drew porsi lebih pada bentuk kontribusi yang bisa mampu diberikan oleh warga biasa dalam dipahami mengingat citizen diplomacy interaksi internasional. Selanjutnya, dalam sebenarnya bisa dilihat sebagai bagian dari Tipologi citizen diplomats dari Paul Sharp formulasi Joseph Nye tentang “soft power” akan yang mencakup budaya, norma politik, membantu memahami lebih lanjut tentang kebijakan luar negeri dan daya tarik aktor-aktor dalam citizen diplomacy dan ekonomi sebuah Negara sebagai komponen berbagai bentuk partisipasinya. publik. Thompson, esensial keterkaitan dari Menurut tersebut kekuatan nasional tersebut dibahas secara membuat khusus citizen untuk yang sekaligus menyediakan kapasitas untuk Tipologi Paul Sharp: Aktor dan Bentuk mempersuasi Negara lain agar secara Partisipasinya dalam Citizen Diplomacy sukarela mengadopsi tujuan yang Tipologi citizen diplomats yang sama. Konsepsi Nye tentang soft power dibuat oleh Paul Sharp mempermudah memang dalam rangka menjelaskan tentang identifikasi tujuan publik. Namun diplomacy karena berangkat dari dua demikian, elemen-elemen di dalamnya juga dimensi perwakilan: “pihak yang diwakili” 42 dari diplomasi aktor-aktor dalam citizen dan “siapa targetnya.” Dari dua dimensi 42 Thompson, Drew: “China's Soft Power in Africa: From the “Beijing Consensus” to Health Diplomacy”, China Brief: a Journal of Analysis and Information, V (21), (2005), 1-3. Meskipun artikel ini terutama membahas tentang diplomasi publik, penjelasan tentang soft power membantu menjelaskan tentang elemen-elemen yang juga penting dalam citizen diplomacy.Lihat juga Bellamy dan Weinberg. 2008. p. 63. Bellamy dan Weinberg secara tegas melihat citizen diplomacy sebagai salah satu elemen penting yang menentukan efektivitas program pertukaran sebagai alat diplomasi publik. Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” 129 inilah Paul Sharp menjelaskan bentuk sebagai metode komunikasi antar-negara partisipasi aktor non-negara dalam aktivitas dimana citizen diplomat berperan menjadi citizen diplomacy. perantara untuk Berikut tabel berisi negara - negara yang ringkasan dari Tipologi citizen diplomats mengalami kesulitan dalam melakukan menurut Paul Sharp. komunikasi secara langsung dan terbuka Tabel 1. Tipologi Citizen Diplomats Paul Sharp Tipe “pihak yang diwakili” Tipe 1: “citizen Negara diplomat as a gobetween messenger” Target Negara Tipe 4: “the citizen Gagasan diplomat as a subverter of transformer of existing policies and/or political arrangements, domestic and/or international” Nonnegara Tipe 5: “the citizen Individu diplomat as an (diri autonomous agent sendiri) in international relations” Negara dan Nonnegara melihat seperti ketika terjadi warga Negara biasa untuk menjalankan aktivitas diplomasi, pemerintah dapat menghindarkan diri dari dipermalukan (menjaga prestige sebuah Negara) dan dapat menggunakan keahlian personal yang dimiliki warga negara untuk menjalankan demikian, Sharp tidak menampilkan contoh terkait masyarakat Duluth. Contoh yang dikemukakan Sharp adalah peran warga Norwegia dalam membangun “back channel” antara warga Israel dan Palestina pada tahun 1990-an yang menjadi embrio dari negosiasi resmi perdamaian Timur Tengah yang disponsori AS. 44 tipologi tersebut masih mewakili cara pandang yang konflik misi tertentu dalam situasi tersebut. Namun Sumber: Diolah penulis dari Paul Sharp (2001). konvensional situasi situasi pasca konflik. Dengan menggunakan Negara dalam between messenger.” 43Ini berlaku misalnya gangguan hubungan diplomatik atau dalam Tipe 3: “the citizen Gagasan diplomat as a lobbyist or advocate for a particular cause” pertama menyebutnya “citizen diplomat as a go- untuk dua Negara yang sedang berada pada Tipe 2: “the citizen Aktor sub- Nondiplomats as a negara negara representative for a sectoral, regional, or local economic interest” Tipe dengan aktor internasional lainnya. Sharp diplomasi Tipe kedua mengacu pada peran aktor sub-negara sebagai inisiator yang menggagas kerjasama dengan aktor 43 44 Sharp. 2001. p.137-38. Contoh ini juga digunakan oleh Reena Bernards untuk menunjukkan bagaimana warga biasa (terutama perempuan) bisa memainkan peran penting dalam proses resolusi konflik yang berkesinambungan. Bernards, Reena. 1998. “Women as Citizen-Diplomats.” Women's Studies 130 Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” internasional untuk tercapainya memperjuangkan kepentingan di tingkat Contoh yang dikemukakan Sharp adalah terbangunnya pusat pengembangan lokal. Sharp menyebutnya sebagai “the software citizen diplomats as a representative for a keberhasilan diplomasi delegasi Duluth ke sectoral, regional, or local economic Vaxjo, 45 di Duluth di Swedia. sebagai Delegasi bukti Duluth interest.” Para citizen diplomats dalam mengunjungi Vaxjo, Swedia atas undangan tipe ini bisa mewakili kepentingan ekonomi Vaxjo dalam berbagai maupun ruang Konsultan Chamber of Commerce yang tingkatan (teritorial) merupakan partner dalam kerjasama Sister lingkup (sektoral). City. Dalam kunjungan tersebut delegasi anggota Duluth berkesempatan mengunjungi dua profesional dan komunitas merupakan aktor-aktor yang kota memiliki kemampuan untuk menjalankan Karlskrona, yang sukses membangun pusat peran pengembangan software untuk mengganti tersebut. Yang dimaksud dengan tetangga Vaxjo, Ronneby dan konsultan profesional disini adalah para industri ahli yang kompeten dalam memfasilitasi Pemerintah kedua kota tersebut setuju tercapainya ekonomi untuk memberi franchise dan mentoring sektoral bagi Duluth untuk mengembangkan hal kelompok kepentingan lokal maupun tersebut. Aktor- aktor ini menjadi peserta logamnya yang menurun. yang sama.46 aktif dalam misi luar negeri yang dibuat Sementara, tipe citizen pada tingkat Negara. Keterlibatan aktor- diplomats yang aktor tersebut menjadi semacam jalan individu-individu yang memperjuangkan ketiga mengacu pada pintas bagi terbangunnya relasi ekonomi lintas negara secara pragmatis. Maksudnya, transaksi berlangsung dengan perhitungan kompromi dalam lingkup yang lebih sempit (secara teritorial maupun sektoral) karena tidak dalam upaya mengakomodir kepentingan di tingkat nasional. Hasilnya, aktor sub-state bisa melakukan kerjasama internasional dengan atau tanpa inisiasi pemerintah pusat berkat peran citizen diplomats tipe kedua ini. 45 31 Quarterly. Vol. 26.No. 3/4 (Internationalizing the Curriculum, Fall-Winter-1998). p.52. Sharp. 2001. p.138. 46 Sharp. 2001. p.138. Contoh yang dikemukakan Sharp ini sebenarnya mengaburkan garis tegas dalam tabel terkait “pihak yang diwakili” dan “siapa targetnya.” Sharp memang memberi catatan khusus bahwa baik pelaku maupun target dalam tipe ini sulit dilihat sebagai bagian dari diplomasi karena keduanya sulit dipisahkan dari kepentingan kelompok ekonomi tertentu yang mewakili kepentingan yang sempit. Targetnya adalah nonstate karena Sharp melihat bahwa target sesungguhnya bukanlah komunitas politik itu sendiri melainkan hanya mitra bisnis komersial yang berada di dalamnya. Namun demikian, Sharp juga menjelaskan bahwa keberatan semacam itu tidaklah baru.Keterlibatan aktor ekonomi dalam aktivitas diplomasi sudah berlangsung sejak lama. Menurut Sharp, hal ini perlu penelitian lebih lanjut untuk memperjelas identitas para aktor. Dalam kajian diplomasi, diplomasi antar aktor sub-negara semacam itu disebut sebagai “paradiplomasi.” Jose M. Magone , “Paradiplomacy Revisited : The Structure of Opportunities of Global Governance & Regional Actors”, Working Paper, Departmen of Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” gagasan tertentu. Gagasan yang dimaksud 131 yang masuk dalam kategori “new agenda.” Sasaran atau target para pelobi disini sudah berbentuk isu yang telah masyarakat atau citizen diplomats tipe ketiga ini adalah mendorong institusi kenegaraan di tingkat pihak pemerintah atau institusi diplomasi nasional profesional membuat sekelompok maupun internasional untuk yang dinilai menghasilkan merubah kebijakannya. Sharp menyebutnya kebijakan yang dinilai tidak populer terkait sebagai “the citizen diplomat as a lobbyist isu tertentu. 47 or advocate for a particular cause.” Apa Sasaran lobbying bisa pemerintah tertentu atau 49 institusi yang khas pada citizen diplomats tipe internasional. Tujuannya ketiga ini adalah pemihakan terhadap isu. pemerintah Isu-isunya memiliki sifat universal dan tersebut berkaitan dengan kebutuhan lobbying atau tuntutan mereka. Warga sebuah negara bisa kampanye baik di tingkat nasional maupun mendorong pemerintahnya sendiri untuk internasional. merubah kebijakan internasional yang bisa Isu lingkungan seperti penyelamatan anjing laut atau penutupan jadi pertambangan kehidupan yang membahayakan atau institusi merubah tidak ada adalah internasional kebijakannya hubungannya mereka agar sehari-hari sesuai dengan demi lingkungan adalah contoh isu-isu yang mendorong lahirnya kebijakan internasional menghasilkan solidaritas pada tipe ketiga yang mereka inginkan dalam isu tertentu. ini. Dan menurut Sharp, masyarakat Oleh karena itu, tipe ketiga ini identik Duluth sangat identik dengan tipologi ini dengan penggunaan jaringan transnasional, karena mereka secara mandiri melakukan media massa, serta mobilisasi massa dan berbagai aktivitas yang berorientasi pada opini publik untuk merubah kebijakan 48 penyelesaian masalah secara global. Sharp juga mencontohkan Kanada yang menjadi penghubung (hub) bagi jaringan kampanye dan lobbying transnasional untuk isu-isu 47 48 Politics and International Studies University of Hull, UK. 2006, Hal: 1-18 Sharp. 2001. p.139. Berikut beberapa hal yang telah dilakukan masyarakat Duluth: membuat beberapa Program Sister Cities yang memfasilitasi pertukaran budaya, komersial, dan pendidikan, dengan beberapa komunitas di Jepang, Rusia, Kanada, dan negaranegara Skandinavia; memiliki banyak kelompok kemanusiaan yang mendatangkan anak-anak dari daerah konflik seperti Balkan dan Irlandia Utara untuk liburan atau untuk dididik dalam komunitas yang ada di Duluth; melakukan kunjungan ke negaranegara yang berseberangan dengan pemerintah AS 49 (Kuba, Uni Soviet saat itu, Nikaragua, Irak, dan Serbia) untuk menunjukkan kepada warga negaranegara tersebut bahwa tidak semua warga AS setuju dengan sikap tersebut; terlibat secara intensif dengan negara-negara eks-Yugoslavia karena sebagian masyarakat Duluth adalah imigran dari negaranegara tersebut (bahkan pensiunan polisi di Duluth ikut memberi pelatihan kepada aparat kepolisian di Sarajevo); banyak warga Duluth yang sangat kaya dan antusias dengan urusan internasional kemudian melibatkan diri melalui organisasi-organisasi donasi kemanusiaan, badan-badan PBB, atau kelompokkelompok pendukung isu seperti mereka yang mendorong keterlibatan AS dalam International Criminal Court misalnya; warga-warga atau keluarga yang kaya dengan antusiasme semacam itu juga ikut membiayai badan-badan riset dan kajian akademis tentang isu internaisonal yang pada gilirannya menciptakan atmosfer internasional pada masyarakat Duluth secara umum karena mereka terbiasa mendiskusikan hal tersebut dengan berbagai narasumber dari luar Duluth. Sharp. 2001. p.135-36 Sharp. 2001. p.139-40 132 Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” berbasis-negara terkait isu tertentu. Contoh peran sebagai pendukung pihak-pihak yang yang dimunculkan Sharp adalah upaya memiliki seorang warga negara AS untuk mendesak perubahan negaranya perencanaan menandatangani perjanjian orientasi untuk terhadap melakukan kebijakan politik baik di atau tingkat internasional dan memberikan pendanaan domestik maupun internasional. Aktifitas untuk di semacam ini dilakukan dalam rangka oleh PBB. menunjukkan oposisi atau protes kepada proyek pembersihan Kamboja yang disponsori Dalam orasi di depan ranjau publik, dia pemerintah atau tatanan internasional yang menyebarkan nomor telepon dan e-mail ada Gedung Putih agar masyarakat dapat secara transnasional. Gerakan langsung melobi pemerintah AS untuk lintas negara bisa dimasukkan sebagai 50 dengan membentuk jaringan anti - globalisasi mendukung gagasan tersebut. Sayangnya, contoh dalam kategori ini seperti protes Sharp bagaimana anti-WTO di Seattle (AS), anti-World Bank Intinya, individu bisa menjadi di Washington (AS), dan anti -OAS di diplomat bagi gagasan yang didukungnya Windsor (Inggris). Contoh lainnya adalah dengan pemerintah tindakan individu atau kelompok individu merubah yang mendukung gerakan atau kebijakan tidak hasilnya. cara nasional atau kebijakannya menjelaskan mendorong internasional sesuai dengan yang anti-pemerintah masyarakat diinginkannya. Citizen diplomats tipe keempat menyerupai tipe yang ketiga. Yang seperti Duluth ke kunjungan negara-negara “musuh” AS seperti Irak, Serbia, Kuba, USSR, dan Nikaragua.52 Dari contoh- Jika contoh tersebut bisa dilihat bahwa tujuan tipe ketiga bertujuan merubah kebijakan citizen diplomats tipe keempat adalah pemerintah, maka citizen diplomats tipe membangun kesadaran transnasional (non- keempat negara), bukan internasional.53 membedakannya adalah sasarannya. mendukung sebuah gagasan dengan cara mendorong lahirnya tatanan Terakhir, berbeda dari tipe baru yang dinilai lebih akomodatif terhadap lainnya, dalam Tipe kelima citizen diplomat apa bertindak tidak mewakili siapapun kecuali yang mereka inginkan. Sharp menyebutnya sebagai “the citizen diplomat 52 as a subverter of transformer of existing policies and/or political arrangements, domestic and/or international.”51Dalam kategori ini, citizen diplomat memainkan 50 51 Sharp. 2001. p.140. Sharp. 2001. p.140. 53 Sharp. 2001: 140-41 Tipe ini memang agak sulit dibedakan dari tipe ketiga.Sharp menjelaskan bahwa tindakan dalam contoh tipe ketiga telah secara otomatis menempatkan aktor tersebut juga berada dalam kategori Tipe keempat. Dari uraian Sharp, bisa disimpulkan bahwa perbedaannya ada pada target. Jika tipe ketiga berorientasi merubah kebijakan, maka tipe keempat berorientasi membangun solidaritas transnasional untuk tidak mengakui atau bahkan menawarkan alternatif atas tatanan yang Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” dirinya sendiri.54 Sharp menyebutnya 133 berpengaruh.56 Disamping dua tipe tersebut, sebagai “the citizen diplomat as an diplomat autonomous international dikategorikan sebagai seorang agen otonom relations.” Tipe kelima mengacu pada dalam citizen diplomacy jika mereka individu yang dengan segenap sumber daya bertindak dan kapasitas pribadinya diterima dan pemerintah yang diwakilinya dan juga bahkan dalam kepentingan personalnya. Hal ini biasanya lingkungan internasional, termasuk oleh terlihat jelas dalam situasi krisis ketika negara. langkah-langkah strategis bukan merupakan agent in 55 sangat diperhitungkan Menurut Sharp, ada beberapa profesional diluar juga kerangka bisa kebijakan alasan mengapa individu mampu bertindak bagian otonom diplomat. mereka.57Sharp menyebutkan praktik “re- Pertama, mereka kaya. Contohnya adalah branding” yang ditampilkan oleh diplomat figur-figur seperti George Soros, Ted Irlandia adalah sebuah contoh yang bagus Turner, and Bill gates yang dengan tentang kekayaannya mendorong kemajuan proses perdamaian interaksi sebagai seorang mampu semacam pemerintah itu. Untuk Irlandia Utara, mereka mempersuasi orang- kemanusiaan internasional. Kedua, mereka orang Irlandia di AS agar tidak lagi memiliki kapasitas moral. Contohnya adalah menyediakan senjata atau uang untuk individu seperti Nelson Mandela dan mereka yang mendukung unifikasi Irlandia Jimmy publiknya melalui cara-cara kekerasan.58 Pada tingkat membuktikan bahwa kapasitas moral yang pemahaman ini, kita dapat melihat bahwa dimiliki pada perluasan peran seperti yang ditunjukkan gilirannya mampu mendukung keberadaan oleh para citizen diplomat, termasuk para mereka yang warga yang profesional (termasuk para sudah ada.Dengan demikian, target atau sasaran dari tipe keempat adalah masyarakat transnasional. Meski Tipe kelima menekankan pada kapasitas individu –dirinya sendiri–, jika dilihat pada tindakantindakan yang dilakukan bisa dikatakan tidak ada isu yang sifatnya personal atau terkait hanya pada kepentingan individu itu sendiri.Semua isunya terkait dengan nilai-nilai universal seperti perdamaian, kesehatan, dan pendidikan yang pengelolaannya dijalankan oleh otoritas politik seperti negara.Jadi, bisa disimpulkan bahwa reputasi yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut tidak mungkin didapatkan jika mereka semata-mata memperjuangkan kepentingan diri mereka sendiri.Kapasitas individu semacam ini rupanya dinilai extraordinary oleh Sharp sehingga dimasukan dalam kategori tersendiri karena sebenarnya aktivitasnya tidak berbeda dengan Tipe Ketiga atau Keempat. Sharp. 2001.p.140. diplomat sekalipun), telah menempatkan 55 Carter ekonomi, agen kebijakan dan 54 politik, mempengaruhi dari yang tokoh-tokoh sebagai figur karir tersebut politik identitas dan batasan kedaulatan dalam posisi yang dinamis atau bisa berubahubah. Secara keseluruhan, tipologi Sharp memang sama-sama bertumpu pada partispasi warga negara tersebut. Yang membedakan adalah derajat independensi 56 Sharp. 2001.p.140. Sharp. 2001.p.141. 58 Sharp. 2001.p.141. 57 134 Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” warga yang terlibat dalam aktivitas citizen jika diplomacy. Jika dipahami meliputi norma tersebut namun tidak ada inisiatif penolakan terhadapnya. Namun perannya keterlibatan warga, maka tipe keempat menjadi negatif seperti tipe keempat jika memiliki independensi tertinggi dan tipe kebijakan sebagai independensi seberapa orisinil 59 kebijakan pada pemerintahnya pemerintah belum memang pertama adalah yang terendah. Dalam tipe bertentangan dengan norma - norma yang keempat, warga negara yang terlibat dalam universal. Sementara citizen diplomacy sangat “berjarak” dari menunjukkan keterlibatan warga negara negara atau pemegang kekuasaan karena yang posisinya kekuasaan relatif lebih tinggi dibanding dua berseberangan dengan pusat tingkat itu, tipe kedua kedekatannya dengan kekuasaan. Di satu sisi posisi ini bisa tipe menguntungkan menunjukkan komersial memiliki kaitan yang erat dengan adanya kebebasan berpendapat di sebuah dunia politik. Kegiatan ekonomi yang negara. Tipe ini juga akan mereduksi membutuhkan dukungan kebijakan yang ekstrimitas kebijakan pemerintah suatu dapat menjamin kelangsungan transaksi negara karena ada bagian dari warganya seperti yang diinginkan. Partisipasi warga yang terhadap biasa yang paling tidak otonom ada pada Disisi lain, secara tipe pertama yang memang diadakan fungsional tipe ini yang paling tidak sebagai instrumen diplomasi dalam rangka sinergis dengan kepentingan nasional dalam mengatasi disfungsi diplomatik sebuah diplomasi di sebuah negara. negara dengan negara lainnya. karena menunjukkan kebijakan tersebut. oposisi Namun sebelumnya demikian, perlu diingat bahwa citizen mengingat aktivitas Catatan khusus diperlukan untuk diplomat untuk tipe keempat ini memiliki memahami kedekatan anti- Kelima terlihat sebagai contoh ideal dari pemerintah yang bisa jadi sebenarnya juga citizen diplomacy karena aktornya otonom pro-kekuasaan dari dengan kelompok (Negara). Hal ini yang Tipe Kelima. Sekilas Tipe negara. Namun demikian, layak membedakannya dengan tipe ketiga. Sikap dipertanyakan aspek representasinya atau oposisi dalam tipe ketiga tidak muncul “siapa yang diwakili” agar dapat dilihat semata-mata karena menentang kebijakan sebagai pemerintah, tetapi lebih dipengaruhi oleh bagaimanapun terkait dengan persoalan pemihakan citizen diplomat dalam suatu “melakukan sesuatu atas nama sesuatu atau isu. Secara fungsional tipe ketiga ini bisa pihak lainnya (“standing for others” atau berperan positif maupun negatif. “acting for others”).”60 Tipe kelima tidak 59 Positif Disini independensi menjadi tolok ukur demokrasi setelah partisipasi. 60 aktivitas diplomasi. Diplomasi Lihat Jonsson dan Hall. 2005. “Diplomatic Representation.'' Essence of Diplomacy. p.98-118 Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” 135 memenuhi aspek ini. Jika individu tersebut Pada dasarnya, citizen diplomacy mewakili nilai-nilai universal, maka tipe ini sebagai sebuah metode untuk menjalankan sebenarnya tidak berbeda dengan Tipe aktifitas dalam hubungan internasional Ketiga memiliki tiga kriteria: atau Keempat kecuali Sharp memang membedakan kualitas warga biasa dalam tipe-tipe tersebut dengan individu dalam Tipe Kelima. Selanjutnya, akan 1. Adanya Partisipasi Warga Biasa: facilitated atau voluntary dibahas tentang bagaimana perkembangan Dalam citizen diplomacy, partisi- citizen diplomacy sebagai sebuah metode pasi warga biasa adalah mutlak. Namun interaksi dalam lingkungan internasional. demikian, sifat partisipasinya bisa dilakukan melalui fasilitasi oleh pihak Citizen Diplomacy sebagai Metode Penyelenggaraan Hubungan Internasional Citizen diplomacy seolah menjadi lain (negara misalnya) atau sukarela. terobosan dalam pelaksanaan hubungan karakteristik internasional dasarnya diplomacy yang masih terkait dengan cenderung state-centris. Namun demikian, state-based diplomacy. Dalam bentuk ini bukanlah fenomena yang sama sekali partisipasi baru. membuat yang Dalam pada sejarah diplomasi, Partisipasi warga melalui fasilitasi pihak lain (facilitated) merupakan umum semacam citizen dari citizen inilah yang diplomacy sulit keterlibatan pelaku bisnis dalam negosiasi dipisahkan dari antar-entitas yang Seperti halnya diplomasi publik, AS biasa. Sebagai sebuah kajian pun, citizen juga dominan dalam kajian citizen diplomacy berkembang sebagai respon atas diplomacy karena sebagian besar contoh adanya partisipasi warga dalam merespon membahas tentang aktifitas citizen urusan luar negeri negaranya yang juga diplomacy yang dilakukan warga AS. politik adalah hal diplomasi publik. bukan merupakan hal baru. Artikel James Berikut beberapa contoh citizen Marshall tentang citizen diplomacy yang diplomacy yang menggambarkan ada- terbit pada tahun 1949 mengulas tentang nya peran pemerintah dalam mendorong keterlibatan warga AS dalam pelaksanaan partisipasi warga. kebijakan luar negeri AS tahun Pertama, partisipasi beberapa 1940-an. Begitu juga artikel Sharp tentang organisasi sukarela dibawah undangan citizen diplomacy, yang terbit pada tahun Kementerian Luar Negeri AS untuk 2001, ternyata mengulas fenomena citizen mengirimkan perwakilannya ke konfe- diplomacy yang dilakukan oleh masyarakat rensi Chapultepec yang diadakan di Duluth di AS pada tahun 1940-an. Mexico City pada tahun 1945 oleh 136 Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” Western Hemisphere. Inisiatif untuk organisasi dan badan kemanusiaan in- melibatkan organisasi - organisasi non- ternasional, perempuan - perempuan di pemerintah ini diambil pemerintah daerah konflik mampu mendorong AS untuk mereduksi tingginya sentimen inisiasi perdamaian, memiliki keteram- anti-AS di Mexico. Contoh kedua pilan resolusi konflik, dan mampu terkait upaya AS untuk melibatkan melakukan warga negaranya dalam pembuatan untuk membangun solidaritas lintas- kebijakan luar negeri adalah ketika AS kelompok. Dengan kemampuan resolu- mengundang 42 organisasi nasional si konflik, perempuan mampu mendo- untuk mengirimkan konsultan ke rong perilaku yang dibutuhkan untuk Konferensi tersebut untuk berpartisipa- menciptakan perdamaian yang berke- si dalam penggodokan UN Charter. 61 Selanjutnya, partisipasi dikatakan tersebut sebagai bentuk implementasi sukarela nyata dari demokratisasi dalam urusan muncul secara otonom dari warga luar negeri. masyarakat. Aktifitas citizen diplomacy (voluntary) jika inisiasi Contoh lainnya adalah bagaima- dilakukan masyarakat Duluth di AS na warga biasa dilibatkan dalam proses misalnya, bisa menggambarkan bagai- resolusi konflik yang dilakukan oleh mana warga memiliki gagasan yang institusi resmi negara. Dalam artikel, berbeda, bahkan terkadang berlawanan Renee Bernards mengatakan bahwa dengan pemerintahnya. Warga Duluth warga biasa memainkan peran penting pernah berinisiatif melakukan kunjung- dalam mentransformasi persepsi, pe- an ke negara - negara yang menjadi mahaman, dan solusi yang dapat “musuh” politik pemerintah AS. diterima oleh semua pihak yang Mereka mengunjungi negara - negara 62 61 perdamaian sinambungan ( sustainable ). Marshall menyebut contoh - contoh 62 kampanye berkonflik. Artikel menyoroti peran yang merupakan seteru pemerintah AS perempuan dalam resolusi konflik. pada masa itu seperti Kuba, Rusia Bernards melihat bahwa perempuan Nikaragua, Irak, dan Serbia. Mereka memainkan peran penting dalam proses melakukannya untuk memprotes pe- resolusi konflik ( Palestina - Israel, merintah AS sendiri. Yang menarik, Singhala - Tamil, Perang Teluk, eks- oposisi terhadap sikap pemerintah AS Yugoslavia, Somalia - Sudan, Afrika tersebut tidak dilakukan warga Duluth Selatan ). Dengan bantuan berbagai dalam rangka menjatuhkan pemerintah Marshall. 1949. p.90 Bernards. 1998. p.51 63 63 Sharp. 2001. p.137-140 Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” 137 yang berkuasa. Melainkan ingin me- mengurangi sentimen anti-AS. Tahun nunjukkan bahwa warga AS tidak 2006 berdirilah US Center for Citizen memusuhi tersebut Diplomacy di Des Moines, Iowa, seperti halnya Pemerintah AS dalam sebuah organisasi non-profit yang kebijakannya.Dalam kasus ini warga melakukan berbagai kegiatan citizen sangat secara diplomacy yang diinisiasi oleh para kontraproduktif akademisi dan pelaku bisnis AS negara-negara independen, fungsional terhadap namun justru kebijakan luar negeri dengan melibatkan lebih dari 120 organisasi.64 Hal Pemerintah AS. ini sekali lagi Pola serupa ada pada praktik membuktikan bahwa dalam konteks citizen diplomacy AS pasca Tragedi demokrasi AS, partisipasi warga bisa 9/11 sebagai respon terhadap kebutuhan muncul baik atas inisiatif pemerintah AS untuk menghadapi gelombang anti- maupun Amerika yang marak pasca insiden sendiri. runtuhnya Gedung WTC sebuah bentuk kesadaran warganya tahun 2001. Sentimen anti-Amerika tersebut merupakan atas 2. Bersifat Komplementer terhadap reaksi Diplomasi Berbasis-negara (state- terhadap kebijakan anti-terorisme AS based diplomacy). yang dinilai sangat mendiskreditkan Artinya, Citizen Diplomacy ber- masyarakat Muslim. Ternyata besarnya peran untuk mendorong suksesnya sentimen negatif terhadap AS tersebut diplomasi antar negara. Citizen Diplo- tidak hanya kontraproduktif bagi di- macy bisa menjadi instrumen untuk plomasi AS secara umum, tetapi juga mengawali diplomasi antar negara. berdampak buruk pada sektor ekonomi Perjanjian Damai Palestina-Israel tahun yang menyentuh secara langsung 1993 misalnya, merupakan hasil dari kehidupan masyarakat AS. Secara for- pertemuan “track-two” antara warga mal, Pemerintah AS berusaha memper- Israel baiki citranya melalui diplomasi publik Norwegia.65 Yang perlu digarisbawahi, dengan mengangkat Staf citizen diplomacy bukanlah substitusi Khusus dan Palestina di Oslo, langsung dibawah Menteri Luar Negeri dari diplomasi antar untuk mengawalnya. Namun demikian, contoh-contoh yang telah diberikan, diluar bisa muncul kerangka formal aktivitas-aktivitas tersebut citizen 64 diplomacy dari level grassroots yang memiliki tujuan yang sama, yaitu 65 dilihat bahwa negara. Dari inisiasi yang Diakses dari http: //uscenterforcitizendiplomacy. org/pages/what-is-citizen-diplomacy/ (22 March 2013). Bernards. 1998. p.52. 138 Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” dilakukan melalui citizen diplomacy pembentukan berorientasi pemimpin untuk pada akhirnya karakter Qatar, calon-calon termasuk para mempengaruhi kebijakan negara baik wanitanya, melalui dunia pendidikan. ditingkat nasional maupun internasional Melalui proses pendidikan diharapkan internasional. nilai-nilai demokrasi dan keterbukaan Dalam konteks akan state - based menjadi yang bisa Qatar. Penyebaran diplomacy Eastwood menyoroti bagai- diterima mana mendorong keterlibatan warganya demokrasi di seluruh dunia telah dalam aktifitas diplomasi bertransfor- menjadi bagian penting dalam politik masi dari sekedar partisipasi dalam global AS. Berbagai program diplomasi bentuk pagelaran seni sampai pemberi- publik an akses kepada dokumen diplomatik pemerintah AS sebelum program ini 66 di norma juga telah dibuat oleh melalui internet. Eastwood mengutip berjalan.68 Mueller Hal yang sama berlaku untuk value- yang berpendapat bahwa nilai terpenting bagi keterlibatan warga based biasa sarkan pada kepentingan dalam diplomasi adalah diplomacy. Meski tidak didanasional independensinya dari negara. Warga suatu negara, citizen diplomacy dalam biasa diharapkan mewakili kesunggu- rangka han atau kondisi yang sebenarnya. tertentu juga pada akhirnya memiliki Mueller menggunakan istilah “ The orientasi untuk merubah kebijakan power of example ” untuk menggam- yang sifatnya state-based baik pada barkan bahwa perilaku dan tindakan tingkat nasional maupun internasional. warga biasa akan jauh dipercaya oleh Kampanye dan lobi transnasional, pihak lain dibanding perkataan ahli seperti gerakan anti-globalisasi atau manapun. 67 memperjuangkan gagasan Intinya diplomasi oleh gerakan pelestarian lingkungan, pada warga biasa dimaksudkan untuk men- akhirnya diharapkan dapat mengubah dukung keberhasilan diplomasi negara. tindakan negara-negara agar sesuai Salah satu contohnya adalah dengan norma universal. Keterlibatan pembukaan kompleks pendidikan warga biasa dalam proses resolusi Amerika di Qatar tahun 1995. Disini konflik juga bisa dikatakan sebagai akademisi asal AS diharapkan akan bentuk upaya ekstra ketika upaya menjadi citizen ambassadors yang rekonsiliasi di tingkat negara belum memainkan berhasil peran penting dalam kesepakatan damai antar-pihak yang berkonflik. 66 Eastwood. 2007. p. 443. 67 Eastwood. 2007. p. 443. menghasilkan 68 Eastwood. 2009. p. 447-8. Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” 3. Mensyaratkan Adanya Kesadaran Global (global awareness) 139 Secara umum, bisa dikatakan bahwa masyarakat di negara-negara Barat Jika diplomat profesional atau memiliki kesadaran internasional dan pejabat negara dituntut memiliki ke- global yang lebih baik dibanding sadaran internasional atau global ketika masyarakat dibagian dunia lainnya. Ini menjalankan fungsinya, kondisi seba- bisa dipahami jika melihat bahwa liknya ada dalam citizen diplomacy. dalam Fungsi citizen diplomacy baru ada aktivitas ekspansi militer, ekonomi, ketika aktor memiliki kesadaran global. maupun Individu tidak cukup hanya memahami negara-negara Barat. Logika ekspansi sebuah permasalahan di tingkat global, dalam konotasi positif maupun negatif tetapi juga melakukan tindakan strate- berkembang pesat di negara-negara gis untuk meresponnya. Kesadaran Barat semacam mendorong kawasan lainnya. Jika diamati dari partisipasi warga biasa dalam interaksi contoh-contoh yang telah diberikan, global dalam rangka menciptakan partisipasi lingkungan global seperti yang mereka banyak dilakukan oleh warga negara- inginkan. negara inilah yang Kesadaran global bisa terbentuk baik internal masing-masing maupun dari melalui pembelajaran proses individu pelatihan beberapa abad budaya dibanding yang belakangan didominasi oleh negara-negara bersifat Barat. Contoh di sukarela yang ada memang relatif kurang representatif karena didominasi oleh aktivitas citizen diplomacy AS. secara khusus yang difasilitasi pihak Masyarakat lain (mis.: pelatihan resolusi konflik). contoh Kesadaran berpikir diluar kerangka nasionalisme global inilah yang membedakan warga biasa dengan 69 individu citizen diplomats. dan Duluth bagaimana melakukan memberikan mereka tindakan telah strategis untuk menunjukkan dukungan kepada pemerintah maupun masyarakat negara 69 Keilson dalam Bellamy dan Weinberg. 2008. p. 64 menyatakan bahwa peran potensi warga biasa sebagai citizen diplomats seringkali tidak termanfaatkan karena individu-individu tersebut tidak memiliki kesadaran bahwa mereka terlibat dalam interaksi global dan mempengaruhinya. Contoh yang diberikan adalah bagaimana staf-staf USAID hanya berfokus pada manajemen dan teknis pelaksanaan program diplomasi publikya. Mereka tidak melihat keberadaan diri mereka sebagai representasi dari institusinya sehingga dalam tataran individu kontraproduktif terhadap agenda diplomasi publiknya untuk membangun citra positif pada publik negara lain. Menurut Keilson, keterampilan sebagai citizen lain.70 Selain masyarakat AS, masyaradiplomats perlu dilatihkan secara khusus kepada stafstaf yang terlibat dalam diplomasi publik. Jika tidak, maka mereka bisa jadi justru menunjukkan stereotype negatif tentang AS.Bellamy dan Weinberg menggarisbawahi bahwa keterampilan semacam itu terutama sangat penting untuk aparat pemerintah yang berinteraksi dengan sesama aparat dari negara lain (Bellamy dan Weinberg.2008. p. 66). 70 Kesadaran global masyarakat Duluth terbangun baik melalui society maupun institusi. Sharp. 2005. p. 135-36 Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” 140 rakat negara-negara di kawasan Eropa terhadap juga mendukung aktifitas kemanusiaan sebenarnya bermaksud mencapai tujuan yang dilakukan oleh PBB di daerah yang sama dengan mengkomunikasikan apa yang memiliki masalah kemiskinan yang tidak mampu dikomunikasikan oleh maupun kemanusiaan. Figur-figur se- aktor negara. Walaupun beberapa bentuk perti Bill Gates, George Soros, atau aktivitas diplomasi yang dilakukan warga Nelson Mandela juga menjadi contoh biasa berorientasi melawan pemerintah dan bagaimana kesadaran global yang tatanan mereka miliki menghasilkan pengaruh dasarnya itu dilakukan karena diplomasi nyata dalam interaksi internasional. negara tidak berhasil mewujudkan kondisi Keterlibatan mereka dalam berbagai yang diinginkan masyarakatnya. Namun aktivitas internasional membuat mere- demikian, hanya individu yang memiliki ka sangat disegani dalam pergaulan kesadaran global yang mampu memainkan internasional. Lepas dari kepentingan peran sebagai citizen diplomats. Individu personal yang mereka miliki, ketiganya yang memahami persoalan global dan menunjukkan bahwa mereka mampu mampu bertindak strategis sesuai dengan bertindak strategis karena memiliki kapasitas yang dimilikinya. diplomasi global yang negara karena dibuatnya, pada kesadaran bertindak dalam lingkup global. Kesimpulan Dengan demikian, bisa disimpulkan Citizen diplomacy sebagai sebuah bahwa citizen diplomacy sebagai metode konsep penyelenggaraan hubungan internasional meningkatnya peran warga biasa dalam berkembang seiring dengan menurunnya aktivitas diplomasi, baik secara sukarela kredibilitas diplomasi pemerintah.Secara maupun singkat bisa dikatakan bahwa partisipasi Secara umum, konsep citizen diplomacy warga biasa dalam urusan luar negeri mengacu pada partisipasi warga biasa meningkat karena relasi antar-negara dinilai dalam diplomasi sebuah negara. Namun tidak mampu memfasilitasi dengan baik demikian, Tipologi yang dibuat Paul Sharp semua warganya. Bahkan menawarkan definisi dengan cakupan yang keterlibatan publik kemudian menjadi salah lebih luas.Sharp tidak hanya mengacu pada satu tolok ukur bagi diplomasi pemerintah state-based diplomacy, tetapi juga value- untuk bisa dikatakan kredibel. Hal tersebut based diplomacy yang mendasarkan pada mengkonfirmasi bahwa citizen diplomacy solidaritas transnasional. Keluasan penger- pada tian ini membuka peluang bagi pengemba- kebutuhan dasarnya bersifat komplementer berkembang melalui seiring fasilitasi dengan pihak lain. Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” ngan kajian diplomasi yang berbasis masyarakat atau society. Ini sejalan dengan kajian hubungan internasional tidak lagi hanya menekankan pada kajian berbasis negara tetapi juga mengembangkan kajian berbasis masyarakat. Dengan demokrasi dalam demikian, citizen aspek diplomacy memang tidak hanya terbatas pada aspek partisipasi tetapi juga independensi aktor dari negara. Keleluasan yang diberikan Sharp memang beresiko membuat citizen diplomacy menjadi overlap dengan bentuk diplomasi lainnya seperti para diplomasi dan diplomasi publik. Seperti kajian berbasis masyara- 141 Citizen-Diplomats.” Women's Studies Quarterly. Vol. 26.No. 3/4 (Internationalizing the Curriculum, Fall-Winter-1998).p.48-56. Cullen, Anne. 2005. “Diplomatic Adventurism in Indonesia?”.The Culture Mandala.,5, no. 1. Tersedia d i h t t p : / / w w w. i n t e r n a t i o n a l relations.com/wbcm51/wbcullen.htm ( Diakses 22 Maret 2013). Eastwood, Brent M. 2007. “A Note on the New Face of Citizen Diplomacy: Educational City and American Universities in the Middle East”. American Foreign Policy Interests. 29: 443-449. Jonsson, Christer dan Martin Hall.2005. Essence of Diplomacy. New York: Palgrave. rakat lainnya, relatif sulit memberi label yang pakem untuk sebuah aktivitas. Yang terpenting bagaimana menerjemahkan sebuah aktivitas sebagai representasi konsep tertentu. Kriteria-kriteria citizen diplomacy yang diuraikan diatas dapat menjadi acuan umum untuk mengidentifikasi aktivitas citizen diplomacy dalam pengertian yang luas tersebut. Penelitian lebih lanjut, Magone, Jose M. “Paradiplomacy Revisited : The Structure of Opportunities of Global Governance & Regional Actors.” Working Paper.Departmen of Politics and International Studies University of Hull, UK. 2006, Hal: 1-36. Marshall, James. 1949. “International Affairs: Citizen Diplomacy”. American Political Science Review. 43(1):pp.83-90. terutama terkait contoh-contoh di negara berkembang, kiranya perlu dilakukan untuk memperbaiki pemahaman konseptual tentang citizen diplomacy. Bibliografi Bellamy, Carol, and Adam Weinberg.2008. “Educational and Cultural Exchanges to Restore America's Image”. The Washington Quarterly. 31 (3):pp.55-68. Bernards, Reena. 1998. “Women as Sharp, Paul. 2001. “Making Sense of Citizen Diplomats: The People of Duluth Minnesota, as International Actors”. International Studies Perspectives. 2: 131-150. Thompson, Drew. 2005. “China's Soft Power in Africa: From the “Beijing Consensus” to Health Diplomacy”, China Brief: a Journal of Analysis and Information, V (21):1-3. Website US Center for Citizen Diplomacy. Link: http :// uscenterforcitizen diplomacy . org/ pages/ what-iscitizen-diplomacy.