Surat 2 Yohanes - RADIO GPT OMER

advertisement
Surat 2 Yohanes
(Bagian 63)
Sunday, June 12, 2016
Tujuh Bagian dalam Surat Yohanes Kedua
1. Pelita pertama: ayat 1-3
→ Mengasihi di dalam kebenaran
2. Pelita kedua: ayat 4
→ Anak-anak yang hidup dalam kebenaran (Terang hidup dalam
kebenaran)
3. Pelita ketiga: ayat 5-6
→ Bertambah-tambah dalam Kasih dengan melakukan Kebenaran
4. Pelita keempat: ayat 7
5. Pelita kelima: ayat 8
→ Penyesat (Hal yang tidak benar)
→ Waspada supaya jangan kehilangan apa yang sudah kita terima
6. Pelita keenam: ayat 9-11
→ Tinggal dalam ajaran Kristus yang benar, dan jangan ada
hubungan dengan si penyesat (Terang di sini adalah tinggal di
dalam ajaran Kristus, atau setia, berpegang teguh). Ini adalah
keadaan anak Abraham yang bagaikan bintang di langit, sebab
setiap anak Tuhan yang tidak berpegang kepada Firman,
kehidupannya bagaikan bintang yang gugur
→ Persekutuan dan sukacita yang benar dan sempurna
7. Pelita ketujuh: ayat 12-13
▫
▫
(Terang bertambah-tambah dalam Kasih)
(Terang waspada)
Terang Pertama adalah terang mengasihi di dalam kebenaran. Sebagai anak-anak Tuhan, kita hidup
mengasihi di dalam kebenaran, dan itu merupakan suatu sinar. Mengasihi bukan dengan perkataan,
tetapi dengan perbuatan. Suatu sinar yang bukan hanya ada dalam kehidupan kita, tetapi juga di dalam
rumah tangga, di dalam pekerjaan, dalam penggembalaan, terang ini dapat dilihat, dapat dirasakan, dapat
dialami, dan dimanfaatkan.
Terang Kedua adalah terang dari anak-anak Allah yang hidup dalam kebenaran. Kehidupan yang menuruti
seluruh perintah Allah atau kehidupan yang saling mengasihi, itu adalah terang. Kasih menjadi pemisah
antara anak-anak Allah dan anak-anak setan.
Terang Ketiga: Bertambah-tambah dalam Kasih dengan melakukan kebenaran
2 Yoh. 2:4-6
1:4 Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang
telah kita terima dari Bapa. 1:5 Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu -- bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi
menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya -- supaya kita saling mengasihi. 1:6 Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus
hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu
dengar dari mulanya.
-
-
1
-
Perintah ‘supaya kita saling mengasihi’ adalah perintah permulaan. Ini suatu sinar terang, suatu
pertumbuhan rohani di dalam Kasih. Bertambah-tambah di dalam Kasih. Ini suatu terang, dimulai dari
saling mengasihi. Jika garis start ini gagal, kita tidak bila lanjut (meningkat).
Setiap pribadi anak Tuhan, memulaikan dengan hidup saling mengasihi. Perhatikan: hidup saling
mengasihi adalah perjalanan hidup yang benar (ayat 4). Hidup dalam kebenaran adalah perjalanan hidup
dalam saling mengasihi, dan itu perintah pertama.
Hidup saling mengasihi adalah hidup dalam kebenaran. Jadi, jika tidak saling mengasihi, itu tidak benar,
yang benar adalah saling mengasihi. Itu adalah perintah pertama, itu adalah dasar. Jadi, ‘start’ kita dari
saling mengasihi, kemudian perjalanannya juga saling mengasihi. Inilah yang dimaksud dengan
bertambah-tambah.
Camkan: Dimulai dari garis start saling mengasihi, berjalan di dalam saling mengasihi, kemudian
puncaknya juga saling mengasihi. Dalam perkembangannya nanti, akan kita lihat ada suatu perbedaan
dalam setiap langkah, dan itu semua merupakan sinar terang yang bercahaya.
Page
-
Langkah-langkah kebenaran
▫ Dimulai dari titik awal (titik tolak) dengan saling mengasihi, itulah hidup dalam kebenaran. Hidup dalam
kebenaran mempunyai ‘langkah-langkah kebenaran’. Ini suatu pola Kerajaan Surga yang Tuhan nyatakan
bagi kita.
▫ Kita memulaikan dengan langkah, bahwa Tuhan itu ada. Inilah langkah kebenaran, bahwa setiap orang
yang kembali (berpaling) kepada Allah, harus percaya bahwa Allah itu ada. Ini merupakan suatu pintu yang
dibukakan untuk mengikut Tuhan.
Ibr. 11:6
Percaya bahwa Allah itu ada
11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa
Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
11:6 Ora ana wong sing bisa gawé renaning penggalihé Allah tanpa precaya. Sing sapa sowan ana ing ngarsané Allah kudu precaya yèn
Gusti Allah kuwi ana, lan maringi ganjaran marang kang padha nggolèki Panjenengané.
-
-
Tidak mungkin seseorang bisa datang dan mengikut Tuhan dengan benar, tanpa dimulai dengan
mempercayai bahwa Allah itu ada. Dan ini justru yang paling celaka di antara orang Kristen. Orang Kristen
mengaku percaya kepada Yesus, tetapi dalam praktek hidupnya ragu, bahkan tidak percaya bahwa Allah
itu ada.
Salah satu kelemahan yang dialami oleh seorang murid (Tomas) adalah ragu akan adanya Yesus. Saat
Yesus sudah bangkit, justru pada saat itu Tomas ragu terhadap Yesus. Tomas percaya jika sudah ada
tanda, jika sudah melihat, memperhatikan yang kelihatan "Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya." (Yoh. 20:25)
-
-
-
Saat Yesus bangkit dari antara orang mati, semua murid ragu, semua tidak percaya. Inilah penyakit orang
Kristen yang masih ada sampai sekarang. Yesus yang kita ikuti sekarang adalah Yesus yang sudah lahir,
Yesus yang sudah mati, Yesus yang sudah bangkit, Yesus yang sudah naik ke Surga, dan Yesus yang akan
datang kembali. Itulah Yesus yang kita ikuti sekarang.
Jadi, sebagai orang percaya, kita tidak hanya sekedar mengenal DIA dalam sejarah. Jika kita hanya
mengenal DIA sebatas sejarah, maka yang hanya kita temukan adalah sejarah kelahiran-Nya, pekerjaanNya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya, dan kenaikan-Nya. Kita mengenal, tetapi hanya sebatas sejarah
Yesus.
Tetapi hal kedatangan-Nya kembali, itu tidak ditemukan di dalam sejarah (sebab sejarahnya belum ada,
tetapi suatu nubuat). Jadi, dalam pengikutan kita kepada Tuhan, DIA bukakan Firman-Nya, Tuhan nyatakan
Surga.
Page
2
Kepada nabi Musa
▫ Dua kali Tuhan nyatakan Surga secara jelas. Memang rasul Paulus pernah diangkat sampai ke langit yang
ketiga, tetapi Tuhan membukakan Kerajaan Surga secara jelas sebanyak dua kali. Kali pertama kepada
Musa.
▫ Tuhan memperlihatkan Kerajaan Surga secara jelas kepada Musa, dan Musa melihat seperti apa adanya,
dan Tuhan berbicara kepada Musa muka berhadapan dengan muka. Penglihatan itu begitu jelas, dan
kepada Musa Tuhan berikan ingatan yang begitu kuat, sehingga dia mampu melakukan tugas dari Allah.
▫ Saat dia turun dan kembali ke tengah-tengah bangsa Israel, dia mampu mengingat segala perintah Tuhan,
baik tentang Tabernakel - itulah gambar tentang Kerajaan Surga - untuk kemudian dibangun suatu
miniatur Kerajaan Surga.
▫ Selain itu, Musa juga mengingat tentang pribadi Allah, sebab selain kerajaan Allah, Allah juga menyatakan
pribadi-Nya, sehingga Musa bisa mengingat apa-apa yang sudah dikerjakan oleh Tuhan untuk bangsa
Israel, juga untuk umat manusia.
Kepada rasul Yohanes
▫ Yang kedua, Tuhan tunjukkan Kerajaan Surga kepada rasul Yohanes. Dia melihat Kerajaan Surga sama
seperti apa yang dilihat oleh nabi Musa. Rasul Yohanes juga punya kesempatan untuk bertemu dan
melihat Tuhan, dari ujung kepala sampai ujung kaki.
▫ Rasul Yohanes melihat dengan jelas, dan menuliskan segala yang dilihat. Seperti Musa menuliskan apa
yang dia lihat (menulis 5 kitab), demikian juga rasul Yohanes (menulis 5 kitab). Yang ditulis oleh Musa lebih
banyak bersifat ‘sejarah’ (History).
▫ Sementara apa yang ditulis oleh rasul Yohanes, lebih bersifat ungkapan masa yang akan datang
(pewahyuan). Dari dua keadaan ini, kita bisa menjadi pengikut Tuhan. Ada dasar dari segala sesuatu ‘yang
sudah’ dilakukan Tuhan, bersifat kebenaran dari suatu sejarah. Kebenaran suatu sejarah adalah
kebenaran mutlak dan tidak bisa dibelokkan. Kebenaran yang sudah dikerjakan dan yang akan dikerjakan.
▫ Kebenaran yang ditulis dalam Kitab Wahyu, juga kebenaran yang mutlak. Mengapa? Sebab semua yang
dituliskan itu terjadi, dan kita harus percaya. Jadi dalam mengikut Tuhan, yang pertama kita harus berada
dalam hal ini, yaitu: percaya bahwa Allah itu ada. Allah yang sudah ada adalah Allah yang sekarang ada.
Dan Allah itu adalah Allah yang akan tetap ada.
▫ Hal ini harus dipercaya oleh orang yang mengikut Tuhan. Jika kita hanya percaya Allah di masa yang lalu,
kita seperti orang yang sudah berhasil, tetapi baru 30%. Ada juga yang lebih maju, yaitu percaya bahwa
sekarang Allah ada, sebab melihat bukti-bukti. Percaya semacam ini baru 60%.
▫ Kehidupan orang Kristen semacam ini banyak, imannya hanya 60%. Dia percaya sebab penyakitnya
disembuhkan. Saat butuh uang, dia menerima uang lalu percaya bahwa Allah itu benar-benar ada, tetapi
jika orang semacam ini diajak untuk percaya bahwa Yesus akan datang kembali, sesuatu yang belum
nampak, mereka masih pikir-pikir dulu. Jadi, imannya tidak penuh. Padahal iman adalah dasar dari segala
sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr.11:1).
▫ Dulu Allah ada, sekarang Allah ada, tetapi nanti apakah Allah ada atau tidak? Hal semacam ini belum bisa
dikatakan suatu pengikutan yang benar, dan ini adalah keadaan gereja Tuhan pada umumnya, terutama
menjelang akhir zaman.


Perhatikan: tugas kita bukan hanya untuk percaya. Tugas kita sebagai orang percaya, lebih daripada
hanya menjadi orang yang percaya. Tugas kita adalah berteriak di tengah-tengah malam, di mana
orang-orang sudah tidak (takut) berbicara lagi.
Apa artinya orang tidak lagi berbicara? Hamba-hamba Tuhan sudah pada diam, sidang jemaat juga sudah
pada lesu, bahkan cenderung bosan dalam ibadah. Jika orang tidak lagi berbicara, artinya semua orang
sudah tidur.
Apakah ada orang tidur berbicara? Jika ada, itu ngelindur (bicara tanpa sadar). Makin gelapnya dunia,
daging dalam posisi lemah. Secara jasmani saja, semakin gelap, daging semakin lemah dan sampai pada
akhirnya mengantuk kemudian tertidur.
Page

3
Percaya kepada Allah secara penuh
▫ Jika kita berbicara pada zaman dulu Allah itu ada, banyak orang percaya. Jika kita berkata sekarang Allah
ada, orang juga percaya sebab mengalami, tetapi jika kita berbicara Yesus akan datang kembali dengan
tanda-tanda yang Tuhan nyatakan, umunya orang Kristen ragu.
▫ Bahkan banyak hamba-hamba Tuhan yang juga mulai ragu tentang hal kedatangan Yesus kembali. Apalagi
bagi kita sekarang sudah hidup pada tahun 2016. Banyak orang berpikir bahwa Tuhan lupa datang atau
terlambat datang, tetapi di lain sisi mereka percaya Yesus.
▫ Yesus yang mana yang dipercayai? Percaya Yesus dalam sejarah, tetapi tidak percaya kepada Yesus yang
akan datang kembali. Jika Tuhan masih ijinkan kita hidup sampai hari ini, dengan percaya Yesus yang
sudah lahir, sudah mati, sudah bangkit, dan naik ke Surga, kita percaya bahwa Yesus yang dalam sejarah
itu benar-benar ada, sementara kita menghadapi Yesus yang akan datang kembali sebagai Mempelai Pria
Surga, Imam Besar dan Raja, apa tugas kita?



Secara rohani: bertambah-tambahnya dosa, baik secara kuantitas maupun secara kualitas, maka
akibatnya bagi daging adalah daging semakin lengah. Situasi daging yang semakin lemah ini harus kita
hadapi.
Keadaan semacam ini juga dialami oleh orang Kristen, di mana daging orang Kristen semakin hanyut
dalam keadaan lemah. Ibadah lemah, pelayanan kendor, terhadap Firman Allah muak. Itu sebabnya, saya
minta hikmat kepada Tuhan untuk bisa menyampaikan Firman Allah dengan tepat dan benar, supaya
orang bisa mengerti (tetapi toh masih belum juga bisa diterima sepenuhnya).
Kita harus berdoa sungguh-sungguh, sebab salah satu bahaya di akhir zaman adalah bahwa orang lemah
akan tertidur. Sementara Firman Allah berbicara supaya kita bertambah-tambah dalam Kasih, tetapi
kondisi sidang jemaat (orang Kristen) dalam keadaan melemah.
Mat. 25:5-6
Suara yang harus diperdengarkan
25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
-
-
-
▫
▫
▫


Jika belum mengerti, jangan putus asa lalu tinggalkan Tuhan, tetapi harus semakin bertekun supaya kita
dibuat mengerti. Kita semua memulai dengan tidak mengerti, tetapi jika kita bertekun dalam mendengar,
Tuhan yang akan membuat kita mengerti Firman Allah. Bertambah-tambah dalam Kasih Tuhan, untuk
mengasihi Tuhan dengan kebenaran.
Jika Tuhan sepertinya tidak datang-datang, jangan pergunakan waktu untuk tidak mengerti Firman. Di
saat Tuhan belum datang, pergunakan perpanjangan waktu untuk selamat. Tuhan tidak lalai atau tidak
menempati janji-Nya.
Tuhan beri perpanjangan waktu, supaya kita beroleh selamat, sehingga jika Tuhan nanti menghukum
manusia, itu sudah sangat adil. Mengapa? Sebab Tuhan sudah memberi kesempatan, perpanjangan
waktu bertobat dan beroleh selamat, tetapi tidak dipergunakan, sehingga jika Tuhan menghukum, itu
sudah sangat adil.
Baik gadis yang pandai maupun yang bodoh, semuanya mengantuk dan tertidur (termasuk kita sekarang).
Hal ini harus kita sadari, bahwa penyakit gereja di akhir zaman adalah ‘mengantuk’ dan ‘tertidur’.
Penyakit ini harus kita perangi, supaya kita beroleh keselamatan.
Mengantuk dan bahkan tertidur adalah penyakit akhir zaman. Jika kita mengantuk di sini, nanti masuk
gereja mana pun selama gereja itu ada Firman yang benar, kita juga mengantuk. Kecuali jika dalam gereja
4
-
Di sini ada yang mengantuk dan tertidur, dalam 2 Pet. 3:3 ada pengejek-pengejek. Di sinilah timbulnya
pengejek-pengejek yang mengejek tentang hari kedatangan Tuhan, di mana orang sudah mulai
meragukan tanda-tanda zaman. Mereka tidak tahu bahwa masa ini adalah masa perpanjangan sabar
Allah.
Jadi, di dalam gereja Tuhan ada dua keadaan: ada yang mempergunakan, dan ada yang menyia-nyiakan,
perpanjangan sabar Allah. Sebagian menggunakan kesempatan perpanjangan sabar Allah untuk selamat,
untuk bekerja, melayani Tuhan. Jadi, hari ini adalah kesempatan untuk melayani Tuhan, kesempatan
untuk percaya kepada Tuhan, kesempatan untuk mengerti Firman.
Mengerti Firman Allah bukan berarti hafal atau mampu mengulang kembali khotbah, tetapi melakukan.
Jika Tuhan katakan  carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu atau supaya kita saling mengasihi. Masakan kita tidak bisa mengerti perkataan Firman? Jika kita
mau mengerti, kita pasti mengerti dan melakukan.
Dari sekian khotbah yang panjang, Tuhan hanya rindu supaya kita mengerti ‘satu kalimat’ saja. Jika kita
mengerti ‘satu kalimat’, pegang dan lakukan yang ‘satu kalimat’ itu, dan di sana kita hidup terpelihara
oleh Allah.
Jadi, sangat sulit diterima jika ada orang yang tidak mengerti Firman Allah. Hanya satu kata atau satu
kalimat dari sekian banyak Firman Allah yang kita terima, masakan tidak ada yang dimengerti? Jika sudah
tidak mengerti, itu sangat berbahaya.
Page
-
itu ada dagelan. Kurang lebih 2000 tahun yang lalu, Tuhan sudah peringatkan tentang hal mengantuk dan
tertidur ini.
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
-
-
-
-
▫
▫
▫
▫
Inilah suara terakhir menjelang hari kedatangan Tuhan. Perkataan ini harus disuarakan (diteriakkan) dan
itu adalah tugas kita. Kita mendapatkan kepercayaan Tuhan untuk berteriak-teriak di tengah-tengah
orang (gereja) yang mengantuk, dan bahkan tertidur.
Dimulai dari Omer, nanti kita berteriak-teriak di Temanggung, atau di mana saja Tuhan suruhkan kepada
kita. Ini suara yang dibisikkan kepada kita, dan harus diteriakkan dari puncak rumah (baca: Mat. 10:27).
Kalimat: Mempelai datang! Songsonglah dia! harus diteriakkan.
Datangnya Mempelai akan diteriakkan, dan ini merupakan tugas kepercayaan Tuhan. Harus kita akui
bahwa berita itu ada pada kita. Berita nubuat ini dipercayakan kepada kita. Jika berita sejarah, itu sudah
banyak diketahui oleh ahli-ahli, doktor-doktor, yang menyelidiki kitab-kitab.
Mereka sudah tahu Yesus sudah lahir, sudah mati, sudah bangkit, dan naik ke Surga, bahkan secara
sejarah mungkin mereka lebih tahu dengan detail, tetapi tugas kita menunjuk kepada DIA yang akan
datang kembali, sebagai Mempelai Pria Surga.
Secara jumlah kita memang sedikit, dan saya tahu diri untuk menghadapi dunia yang besar ini. Tetapi jika
Tuhan percayakan untuk berteriak tentang perkataan  Tengok, pengantin itu datang! Keluarlah kamu
mengelu-elukan dia. Saya harus berteriak.
Sekali lagi, tentang Yesus dalam sejarah, sudah banyak yang tahu, bahkan mereka semua adalah orangorang pandai. Tetapi tentang ‘pewahyuan’, di mana Yesus akan datang kembali, berita itu dipercayakan
kepada kita.
Apa yang tertulis pada ayat 6, jelas ada pada kita, dan Tuhan percayakan supaya kita berteriak. Untuk
membangunkan seseorang, tidak perlu orang besar, ayam jago pun bisa dipakai Tuhan untuk
membangunkan orang tidur.
Kita akan tunjukkan, bahwa di dalam kita ada berita Mempelai datang! Songsonglah dia! Sekarang kita sudah
mendengar berita ini dan itu. Sekarang dengan berita yang ini, bagaimana kita ada kaitan menjelang hari
Tuhan, supaya kita jangan salah mengerti.
Mat. 10:27-28
-
-
-
Perkataan ‘dibisikkan’ berarti sifatnya pribadi (confidential = rahasia dan pribadi). Berita yang dibisikkan dan
dipercayakan kepada kita, harus diserukan (Ej. Lama) dari atas atap rumah, supaya orang yang mengantuk
dan tertidur, mennjadi bangun.
Menghadapi penugasan ini, Yesus sudah menasihatkan kita supaya kita ‘jangan takut’ kepada mereka
yang dapat membunuh tubuh. Pekerjaan ini memang akan menghadapi banyak halangan dan rintangan.
Dalam hal ini, pandanglah dan takutlah kepada DIA yang memberi mandat kepada kita, sebab DIA yang
jauh lebih berkuasa dari apapun. Berita hal kedatangan Mempelai Pria Surga harus diserukan, sebab harihari ini adalah hari-hari injury time.
Banyak hamba-hamba Tuhan yang dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan Yesus dalam sejarah sesuai
dengan Alkitab. Tetapi Yesus di dalam pewahyuan yang menampilkan Yesus yang akan datang, ini yang
masih sangat kurang.
Coba perhatikan dalam ibadah KKR, apa yang diteriakkan? Yesus yang sudah ada di dalam sejarah. Untuk
berani berbicara tentang Yesus yang akan datang, gereja tertidur (termasuk gereja kita). Hampir-hampir
hamba Tuhan tidak berani bicara perihal Yesus yang akan datang.
Page
-
5
10:27 Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu
dari atas atap rumah. 10:28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh
jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
▫
▫
▫
Yesus yang ada di dalam sejarah Alkitab, itu tidak salah. Yesus datang sebagai Juru Selamat, itu benar dan
itu dibutuhkan sampai hari ini, bahkan sampai kapan pun juga, tetapi itu baru Kasih Permulaan. Yesus
datang sebagai Anak Domba yang mengangkut dosa, itu sudah ditulis dan digenapkan, sehingga berita itu
lebih banyak bersifat sejarah.
Yesus datang sebagai penebus dosa, penolong, tabib yang ajaib, yang membangkitkan orang mati, itu
sudah diberitakan sampai hari ini, dan saya percaya. Tetapi Kasih ini harus bertambah-tambah sebagai
suatu sinar kebenaran, bahwa Firman menjadi daging di dalam Yesus. Terang dari Kasih ini harus
bertambah-tambah.
Jika Kasih tidak mau bertambah-tambah, maka Kasih itu pasti berkurang-kurang dan bahkan ditinggalkan.
Jemaat Efesus adalah jemaat yang berkualitas tinggi, tetapi Tuhan masih mencela mereka sebab mereka
berada pada suatu kejatuhan yang sangat dalam. Mereka tidak bertambah-tambah di dalam Kasih,
sehingga akhirnya mereka terjatuh.
Wah. 2:1-5
Jemaat Efesus
2:1 "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan
berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. 2:2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu,
bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi
yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. 2:3 Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena
nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
-
-
-
-
Inilah Yesus yang berjalan di antara ketujuh kaki dian emas, itulah sidang jemaat yang sudah ditebus
dengan darah, jemaat yang sudah menerima Kasih mula-mula. Salah satu yang diteliti oleh Yesus adalah
jemaat Efesus. Melihat jemaat Efesus. saya langsung melihat kekurangan saya.
Pada ayat 2, kita bisa melihat kegiatan jemaat Efesus dengan Kasih Allah yang sudah berkurban. Mereka
tidak suka dosa dan mempunyai kegiatan yang sangat luar biasa. Jika dalam tahun 2016 ini kita
menemukan jemaat semacam jemaat Efesus, ini sudah sangat luar biasa.
Kita mendengar Firman Allah lama saja sudah mengomel, apalagi bekerja buat Tuhan? Masuk gereja tiga
kali saja sudah terasa berat, apalagi ditambah pelayanan keluar yang banyak? Tetapi inilah kualitas gereja
di akhir zaman.
Jemaat Efesus dikatakan tetap sabar dan mau menderita karena Tuhan, bahkan tidak mengenal lelah.
Bagaimana dengan kita? Menderita sedikit saja sudah mengeluh, capek sedikit sudah mulai mengomel.
Jemaat Efesus sangat luar biasa.
2:4 Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
-
-
Perhatikan gereja Tuhan sekarang, tanda-tanda Kasih semula sudah hampir sirna. Tanda-tanda orang
yang mengalami dan berada dalam Kasih Mula-mula adalah:
a. Mau bekerja
b. Mau berjerih lelah
c. Mau bertekun
d. Membenci dosa
e. Tetap sabar
f. Mau menderita untuk Nama Tuhan
g. Tidak mengenal lelah
Tetapi pada perkembangannya, ternyata jemaat Efesus meninggalkan Kasih mula-mula, mereka
meninggalkan kurban Kristus. Pada ayat berikutnya, Tuhan ingatkan supaya mereka bertobat dan kembali
kepada Kasih mula-mula.
Jika Kasih mula-mula tidak bertumbuh atau bertambah-tambah, kaki dian akan diambil. Jika dalam Matius
pasal 25 disebutkan bahwa hanya minyak yang habis, tetapi di sini bukan hanya minyaknya, tetapi
bersama dengan lampunya diambil, berarti tidak ada kesempatan untuk bertobat.
Page
-
6
2:5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak
demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
-
-
▫
▫
Jika minyak habis, masih diijinkan untuk meminta, mencari, atau membeli, tetapi di sini diambil
semuanya. Jika pelita diambil, berarti hidup di dalam kegelapan untuk selama-lamanya, dan itu sama
artinya sekualitas dengan iblis.
Kasih mula-mula adalah Kasih yang dinyatakan oleh Tuhan dengan mengutus Anak-Nya yang tunggal
menjadi kurban pendamaian. Di sinilah ‘garis start’ kita mengikut Tuhan dan melayani Tuhan. Kasih mulamula sangat perlu dan harus ditingkatkan (Ibr. 6:1-3).
Kasih mula-mula atau ajaran mula-mula harus dimiliki oleh setiap pribadi. Untuk setiap pribadi yang
dipakai oleh Tuhan, Kasih-kasih mula-mula mutlak harus dimiliki, untuk nanti bisa berteriak  Mempelai
datang! Songsonglah dia! Kasih mula-mula harus terlihat jelas pada orang yang berteriak.
Jadi, tanda dari Kasih mula-mula harus jelas pada anak-anak Tuhan, apalagi kepada mereka yang dipakai
oleh Tuhan untuk meneriakkan suara yang menunjuk kedatangan Mempelai Pria Surga. Kasih mula-mula
adalah harga mati yang harus dimiliki oleh setiap orang yang dipakai Tuhan.
Tanda dari Kasih Mula-mula
Ibr. 6:1
6:1 Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh.
Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,
-
-
-
-
▫
Perkataan  marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus bukan berarti tidak perlu.
Asas-asas pertama ini sangat perlu. Jika Firman Allah katakan Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan
dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah bukan berarti percaya dan
pertobatan tidak perlu. Percaya dan pertobatan sangat perlu, bahkan merupakan suatu pondasi yang
harus ada dan harus kuat.
Tetapi jika sudah bertobat, jangan terus menerus di situ. Jika seseorang sudah bertobat, jangan terus
menerus diajar hal pertobatan, tetapi harus meningkat. Sekali kita diajarkan untuk bertobat, marilah kita
tetap bertobat.
Jadi, iman yang disertai degan pertobatan sudah harus ada di dalam kita. Jika Firman Allah katakan
Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, berarti dasar pertobatan
harus sudah ada.
Seumpanya kita membangun rumah, jika pondasi sudah ada, jangan besok datang membangun pondasi
lagi, tetapi di atas pondasi itu harus sudah ada bata yang tersusun. Jika tembok sudah ada, jangan terus
bangun tembok, pasang atapnya, dan seterusnya.
Dalam Pengajaran Mempelai, percaya dan pertobatan adalah suatu dasar. Jadi, iman dan pertobatan
harus mantap, apalagi jika kepada kita dipercaya untuk mengajarkan Pengajaran Mempelai, dasar-dasar
ini benar-benar sudah harus ada.
6:2 yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
Pengajaran Kasih mula-mula: (Tabernakel = Halaman)
1. Percaya bahwa Allah itu ada
7
-
Selain percaya dan bertobat, hal Baptisan Air juga harus mantap. Apa yang ditulis dalam ayat 1 dan 2
adalah pengajaran dasar, Kasih mula-mula. Kasih dari orang yang berdosa tetapi sudah diampuni oleh
Tuhan, itu adalah Kasih mula-mula yang dinyatakan dengan tidak mau berbuat dosa lagi. Dia mau
bertobat, itu Kasih mula-mula.
Jadi, Kasih mula-mula mutlak dibutuhkan oleh setiap orang anak Tuhan dan hamba Tuhan. Dari sini kita
memulai untuk mengikut Yesus, dan dipertambah-tambah. Jadi, ini pengajaran dasar atau yang disebut
Kasih mula-mula, yang harus ditingkatkan..
Page
-
-
-
Ini suatu pengajaran tentang iman. Percaya bahwa Tuhan itu ada, ini suatu pengajaran besar atau
pengajaran mula-mula, dan ini merupakan pengajaran dasar dari Pengajaran Mempelai. Yesus itu ada,
DIA adalah Allah yang menjadi manusia, DIA lahir, mati, bangkit, dan naik ke Surga, dan kita harus
percaya.
Dalam Yoh.1:12 -- diberi kuasa untuk menjadi anak; Kis.2:37-38 -- tanda Kasih mula-mula.
Orang yang dikatakan percaya kepada Yesus adalah orang yang mau menerima Yesus dan menempatkan
Yesus sebagai Kepala atas kehidupannya. Orang yang percaya kepada Yesus adalah orang yang mau
menempatkan dirinya sebagai tubuh yang tunduk kepada Yesus.
2. Pertobatan – harus ada buahnya
- Ini juga suatu pengajaran besar, pengajaran dasar, itulah Kasih mula-mula. Pertobatan adalah suatu
perkembangan dari percaya. Pekerjaan pertama yang dikerjakan oleh orang yang percaya adalah
bertobat. Mau mengakui dosa, mau meninggalkan dosa, dan kembali kepada Tuhan.
3. Baptisan Air – di sini kita diakui sebagai anak
- Baptisan Air menunjuk kelahiran baru, itu pengajaran besar. Itu sebabnya jangan asal baptis, sebab ini
dasar yang sangat menentukan. Sebelum masuk Baptisan Air, harus ada pengajaran tentang Baptisan Air,
itu dasar supaya kita jangan asal baptis.
- Harus dibaptis sesuai dengan Firman Allah, seperti Yesus dibaptis demikian juga kita harus di baptis. Di
dalam Alkitab disebutkan hanya ada satu tubuh, dan satu Roh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu
Allah dan Bapa (Efe. 4:4-6). Baptisan Air adalah pengajaran dasar, itu Kasih mula-mula.
4. Penumpangan tangan
- Tentang penumpangan tangan, kebangkitan orang mati, dan penghukuman kekal, itulah kepenuhan Roh
Kudus, itu pengajaran mula-mula. Di hari-hari ini, pengajaran mula-mula ini ditinggalkan oleh gereja
Tuhan. Semua ini adalah dasar bagi pengikutan kita kepada Tuhan.
▫
▫


Jemaat Efesus, pada awalnya ada tanda Kasih mula-mula, tetapi pada akhirnya ditinggalkan, sehingga
mereka bekerja tanpa Kasih mula-mula. Artinya: orang tidak percaya, bisa berkhotbah. Orang tidak
bertobat, bisa jadi tua-tua atau majelis. Orang tidak mengalami kelahiran baru, bisa memegang jabatan
bahkan jabatan yang tinggi. Inilah gereja yang sudah meninggalkan Kasih mula-mula.
Ini suatu keadaan yang sangat berbahaya, sebab di hari Yesus datang kembali, dia bukan hanya kehabisan
minyak, tetapi sampai kepada lampunya juga diambil. Artinya: memang minyaknya sudah habis, yang sisa
hanya lampunya. Lampu yang tersisa ini pun diambil oleh Tuhan (tidak bisa bertobat).
8
▫
Jika kita berbicara fakta, mungkin akan ada banyak orang yang marah, tetapi saya harus berbicara. Kita
bisa berkhotbah Yesus ada, tetapi kita sendiri tidak percaya Yesus ada. Mengaku orang percaya bahkan
mengaku sebagai hamba Tuhan, tetapi tidak percaya bahwa Yesus itu ada.
Buktinya? Begitu saat mengalami pencobaan, guncangan, dia tinggalkan Tuhan. Mengapa bisa demikian?
Sebab tidak percaya Yesus ada. Jika saja dia percaya bahwa Yesus itu ada, pencobaan dan guncangan
sebesar apapun, dia tidak akan terpisah dari Kasih Allah. Berapa banyak orang tinggalkan Firman
Kehidupan dan tahbisan, hanya karena guncangan?
Rasul Paulus katakan  Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau
penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Kasih mula-mula yang dimiliki oleh
rasul Paulus, sangat kuat.
Dia mengakui bahwa di antara orang berdosa, dia yang paling berdosa, tetapi dia telah mengalami dan
hidup dalam Kasih mula-mula. Dia percaya dan mengalami pertobatan, sehingga dia tidak mau
melepaskan Kasih mula-mula.
Page
▫
Download