ABSTRAK Remaja memiliki kecenderungan untuk memiliki pola makan yang tidak teratur, mengonsumsi snack dan makanan di luar rumah seperti fast food. Fast food memiliki kadar lemak, pemanis tambahan dan natrium yang tinggi yang dapat menimbulkan peningkatan berat badan dan resiko resistensi insulin. Fisik yang tidak aktif merupakan faktor resiko terhadap terjadinya obesitas dan penyakit kronik. Obesitas adalah peningkatan berat badan sebagai hasil dari akumulasi lemak yang berlebihan dimana pada remaja dapat diukur dengan menggunakan indeks massa tubuh. Pengukuran indeks massa tubuh merupakan cara valid yang digunakan untuk mengetahui nutrisi tubuh seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi fast food dan aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh pada remaja. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan studi cross-sectional. Penelitian dilaksanakan di SMA Santo Thomas 1 Medan dengan pengambilan data pada Agustus – November 2013 dengan mengambil sampel sebanyak 96 responden dengan teknik stratified random sampling. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan data dengan kuisioner yang terdiri dari FFQ dan PAQ-A untuk mengetahui kebiasaan konsumsi fast food dan aktivitas fisik dan dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui indeks massa tubuh. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 36,5% responden memiliki kebiasaan konsumsi fast food yang sering, 67,7% responden memiliki aktivitas fisik yang ringan, dan 32,2 % responden memiliki indeks massa tubuh berlebih. Terdapat 17,1 % responden dengan konsumsi fast food sering memiliki IMT berlebih, dan 26,2% responden memiliki IMT berlebih. Setelah dilakukan analisa regresi berganda diperoleh tidak adanya hubungan kebiasaan konsumsi fast food dengan indeks massa tubuh (p=0,073) dan tidak adanya hubungan aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh (p=0,549). Kalori yang tinggi pada fast food berhubungan dengan obesitas. Remaja yang memiliki indeks massa tubuh obesitas memiliki aktivitas fisik yang ringan. Kata Kunci : fast food, aktivitas fisik, IMT, remaja Universitas Sumatera Utara ABSTRACT Teenagers have a tendency to eat irregularly, consume snacks, and eat meals outside home like fast food. Fast food has a high level of fat, sweetener, and sodium which can lead to weight gain. Physical inactivity is a risk factor for obesity and other chronic disease. Obesity is a weight gain causing by excessive fat accumulation that can measure by body mass index. Body mass index is a valid method to measure nutritional status. The objective of this research is to identify the relationship of fast food consumption habits and physical activity with body mass index. This study is an analytical study with cross-sectional design. This study conducted in SMA Santo Thomas 1 Medan which data collection on August – November 2013 by taking a sample of 96 respondents with stratified random sampling technique. This study is using FFQ and PAQ-A questionnaire that use to measure fast food consumption habits and physical activity, and the measurement of body height and body weight to calculate the body mass index. This study found 36,5% respondent have eaten fast food frequently, 67,7% have low physical activity, and 32,2% respondent have excess body mass index. The result found that 17,1% respondent with frequent fast food consumption habit have excessive BMI and 26,2% respondent with less physical activity have excessive BMI. After multiple regression analysis obtained no relationship between fast food consumption habits and body mass index (p=0,073), and no relationship between physical activity and body mass index. High calories in fast food related to obesity. Teens who have obesity body mass index have low physical activity. Keywords: fast food, physical activity, BMI, adolescent Universitas Sumatera Utara