TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum APU GTCP85 -129 APU ( Auxiliary Power Unit ) adalah suatu kesatuan unit yang terdiri sendiri. APU merupakan mesin tenaga pembantu yang berfungsi sebagai penyedia udara bertekanan, dan penyedia daya listrik pada system pesawat udara. APU dimanfaatkan untuk starting mesin pesawat udara di darat, dan menyediakan udara bertekanan untuk sistem pengaturan kondisi udara ( air conditioning ) dan pressurization. a. Spesifikasi umum APU GTCP85 -129 Model : APU Garret GTCP ( Gas Turbine Compressd Powerd ) 85-129. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 7 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 Berat : 313 lbs Rating pada sea level : Aliran bahan bakar maksimum beban pada keadaan standart 340 PPH ( permukaan laut ) Rated speed no loads steady state ( laju kecepatan tanpa beban ):410000RPM Output speed : 6000 RPM pada generator drive Temperatur APU : EGT mencapai max 650 0 C ( permukaan laut ) Untuk starting atau transient condition ( kondisi sementara ) 760oC Temperatur oli maksimum 124 oc Batas ketinggian dasar : APU dibatasi ketinggian dalam penggunaannya, yakni : Permukaan laut sampai 10000 ft (3050 M) Daya listrik dan pneumatic ( udara ) dapat digunakan 10000-17000ft (3050-5200M) Salah satu saja, listrik saja atau pneumatic ( udara ) saja yang dapat digunakan. 17000-35000ft (5200-10700M) Hanyan daya listrik yang dapat digunakan. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 8 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 b. APU system ( Sistem APU ) Udara luar yang masuk ke APU melalui pintu masuk udara. Pintu ini berada pada sisi kanan fu8selage bagian atas. Penggerak listrik membuka pintu agar udara masuk ke intake plenum. Udara yang masuk ke system saluran udara digunakam untuk mendinginkan ruang APU, membantu pembakaran, dan sebagai sumber tenaga udara. APU menggunakan system oli umum sebagai pendingin dan pelimas bearing, gearbox, dan generator APU. APU menerima bahan bakar dari tangki bahan bakar pesawat sebelah kiri. Meningkatkan tekanannya kemudian mengatur dan membaginya untuk pembakaran dan kendali pneumatic ( udara ). Unit pengaturan bahan bakar mengatur bahan bakar untuk dua fungsi yaitu : pe mbakaran, dengan menjaga kecepatan APU dan membatasi temperatur gas buang, serta tenaga untuk penggerak inlet guide vane ( bilah pengarah udara ) yang mengatur udara masuk ke APU. APU distar dengan dc motor 28 volt. Daya ini berasal dari batere. Unit pengapian tunggal memberikan listrik tegangan tinggi ke busi yang menghasilkan loncatan api untuk membakar campuran udara dan bahan bakar untuk memulai proses pembakaran. Semua operasi APU dikendalikan dan diawasi dengan APU Control Unit (unit kendali APU). APU juga dilengkapi system pendeteksi kebakaran,system peringatan dan pemadaman kebakaran. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 9 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 c. Bagian-bagian APU 1) APU power plant APU power plant terletak diujung belakang fuselage ( badan pesawat ). APU powewr plant terdiri dari satu unit mesin APU yang terpasang pada pesawat. Unit tersebut terdiri atas mesin APU,generator listrik,dan tempat pemasangan mesin. Gambar 2.1. AUXILIARY POWER UNIT 737 -200 2) APU shroud Mesin APU dan aksesorisnya dilindungi shroud ( pelapis) tahan api dan peredam suara. Shroud terdiri dari shroud bagian atas dan shroud bagian bawah. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 10 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 Gambar 2.2. AUXILIARY POWER UNIT INSTALLATION 3) APU mount APU mount ( bingkai APU ) terdiri dari cincin mount,cincin shroud,dan engine mount ( bingkai mesin ). Cincin shroud membantu engine mount dan shroud bagian atas. Cincin shriud dipasang pada rangka pesawat dengan cincin mount struts dan brackets. Gambar 2.3. AUXILIARY POWER UNIT MOUNT TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 11 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 4) APU Air inlet ( masukan udara APU ) Masukan udara APU menyediakan udara ke kompresor,dan udara pendingin ke mesin APU. Masukan udara APU,terdiri dari aur diffuser duct ( saluran penyebar udara ) accessory cooling air duct ( saluran udara pendingin aksesori ) dan pintu masuk udara. Gambar 2.4. Air Inlet System Gambar 2.5. Air Inlet Door Position Switch TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 12 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 5) APU Engine ( mesin APU ) Mesin APU adalah turbin gas yang terdiri dari dua tingkat compressor sentrifugal yang secara langsung dihubungkan ke turbin tunggal.Poros turbin dihubungkan dengan roda gigi ke penggerak aksesori dan mendapatkan tenaga untuk menggerakan akssori mesin dan generator. Gambar 2.6. APU Engine 6) Fuel system ( sistem bahan bakar ) Sistem bahan bakar APU memasok bahan bakar dari system bahan bakar pesawat dan secara otomatis mengukurnya disesuaikan dengankecepatan dan beban yang dibutuhkan. Sistemnya terdiri dari fuel control unit,fuel solenoid valve,fuel atomizer,APU control thermostat,low TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 13 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 pressure fuel filter,fuel heater dan fuel sensing control dan saluran penghubung antar komponen. Fuel control unit (FCU) atau unit pengaturan bahan bakar menyediakan dan mengatur sejuml ah bahan bakar ke fuel atomizer ( pengatur bahan bakar ). Pengaturan bahan bakar mengendalikan percepatan mesin selama starting. Ketika APU diberi beban FCU mengukur sejumlah bahan bakar untuk menjaga kecepatan dan tempratur. Gambar 2.7. APU Fuel System TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 14 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 7) Air system APU ( sistem udara APU ) Sistem udara APU terdiri dari komponen pneumatic ( udara ) dan melakukan, yang berfungsi secara otomatis mengatur laju dan jumlah maksimum udara keluar yang diambil dari A PU untuk digunakan dipesawat. Sistem udara APU terdiri dari system yaitu : sistem udara pendingin dan sistem APU bleed air. System udara pendingin APU digunakan untuk mendinginkan generator listrik ac, sistem pelumasan, aksesori, dan shroud APU. Sistem bleed air digunakan untuk system air condition dan starting mesin pesawat. a) APU cooling air system ( sistem udara pendingin APU ) menyediakan udara bertekanan yang digunakan untuk pendingin generator litrik ac, system pelumasan, aksesori, dan shroud APU. System udara pendingin APU terdiri dari accessory air duct, cooling air fan, cooling air shutoff valve,pneumatic actuator,dan cooling air crossover duct . Udara pendingin didapat dari torque box, yang lewat melalui generator listrik ac dan oil cooler ke bagian dalam engine shroud ( penutup/pelindung mesin )dan exhausted over board. b) System bleed air APU digunakan untuk system air conditioning dan starting mesin pesawat. Dan untuk komponen yang dioperasiokan sengan menggunakan tenaga angin.sistem ini terdiri dari bleed air duct, bleed air valve, differential air pressure regulator,APU control thermostat, bleed air switch, dan system pneumatic switching, three way thermostat selector solenoid valve. Dan ditambahkan pelindung TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 15 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 terhadap temperature berlebih pada load control mode yakni berupa tombol kendali temperature berlebih yang disambungkan dengan thermocouple temperature gas buang EGT ( Exhaust Gas Temperature ). Surge bleed valve dipasang pada turbine plenum dan digunakan untuk mengurangi compressor surge. Saluran bleed air terdapat pada ruang APU diantara shroud atas dan katup nleed air. Penyaring angin dipasang apda atau diatas kecepatan 95% bleed air dapat diperoleh dengan menempatkan tombol ke posisi ON. Udara dari bleed air dia tur secara otomatis dengan APU control thermostat ( kendali thermostat APU ) untuk mendapatkan jumlah udara maksimum dari bleed tanpa kelebihan beban. Gambar 2.8. APU Air System TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 16 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 8) APU Engine Control ( kendali mesin APU ) Kendali mesin APU terdiri dari tombol yang dioperasikan secara manual dan otomatis untuk starting ( menyalakan )stoping ( mematikan ) dan kerja normalmesin PU. Komponen kendali APU berada dimesin pada APU Cntrol unit ( Unit Kendali APU ) dan ponsel atas bagian depan. Gambar 2.9. APU Controller 9) APU Engine Indicating ( Penunjukan Mesin APU ) Penunjukan mesin APU terdiri dari Exhaust gas Temperature indicating system ( system penunjukan gas buang ) elapsed time indicator ( penunjuk waktu penggunaan APU ) yang berfungsi mencatat jumlah jam operasi APU, dan overspeed light, lampu penunjuk bila terjadi kecepat an yang berlebihan. terdapat pada panel atas bagian depan. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 17 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 Gambar 2.10. APU Indications 10) APU Ignition And Starting system( Sistem pengapian dan Starting APU ) System pengapian dan starting APU berarti memutar mesin APU untuk mempercepat putarannya dan menyalakan fuel -air mixture ( campuran udara dan bahan bakar ) pada combustion chamber ( ruang bakar ). System ini terdiri dari motor starter, star relay, unit pen gapian, igniter plug ( busi ) dan lead ( timbel ) tegangan tinggi. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 18 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 Gambar 2.11. Starter Motor And Ignition Exciter Motor starter APU memperoleh 28Volt DC secara langsung Dari batere pesawat udara. Selama starting APU, motor start akan memutar mesin APU. Unit pengapian merubah 28Volt Dc ke arus tegangan tinggi yang di konduksikan ke igniter plug ( busi ) dengan lead teg angan tinggi. Hasilnya loncatan api yang tinggi memulai terjadinya pembakaran campuran udara didalam ruang bakar. Engagement and disengagement ( TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 19 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 terpasang dan terlepasnya ) motor starter serta proses pengapian dikendalikan secara otomatis. Daya untuk Control circuit ( sirkuit kendali ) APU di peroleh dari hot battery bus atau dari unit kendali generator APU transformer -rectifier. Selama APU star hot battery bus yang tersedia. Transformer -rectifier digunakan sebagai cadangan jika battery bus kehilangan day a ketika APU beroperasi. APU start diawali ketika tombol utama digerakan dari posisi ON ke posisi START. Sebelum APU di start pastikan bahwa tombol battery ON. Gerakkan “DC Meters Selector” keposisi BAT. Pastikan tegangan baterai diatas 22 Volt sebelum mem ulai starting APU. Ketika memulai strat DC AMMETER dan DC volt meter menunjukan akan menggerak kekiri. Sebelum memulai start pastikan tombol APU Bleed air dalam keadaan OFF. Jika daya listrik AC tersedia nyalakan salah satu boost pumps pada tangki sayap se belah kiri. Gerakan tombol APU ke posisi START tahan sesaat, lalu lepaskan ke ON. Setelah APU distart, lampu tekanan oli rendah akan mati. Setelah APU distart, lampu GEN OFF BUS untuk APU generator akan menyala. Pada saat kecepatan putar APU diatas 9 5% lampu ini akan menyala. Lampu ini akan tetap menyala sampai generator APU diterima oleh salah satu atau kedua BUS listrik. Luaran TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 20 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 generator APU bias diamati menggunakan AC METERS SELECTOR. Tombol bleed air dapat menyalakan setalah APU berkerja sedikitnya selama 1 menit. Jika tombol baterai mati ketika didarat, APU akan mati. Jika tombol baterai mati pada saat terbang, APU tersebut akan terus beroperasi. 2.2. analisa kecenderungan ( Trend analysis ) Analisa ini bertujuan untuk melihat kecenderungan jumlah permasalahan yang berhubungan dengan sistem Auxiliary Power Unit berdasarkan data laporan pilot ( pilot report ). analisa ini dilakukan sebagai langkah awal analisis keandalan sistem APU pesawat Boeing B737 -200 milik PT. Garuda Indonesia Airline, karena pada analisis ini akan diketahui laju laporan pilot ( pireps rate ) yang secara umum mengindikasikan banyaknya laporan kegagalan atau masalah/ complaint yang terjadi pada sistem APU selama kurun waktu tertentu. Metode yang digunakan untuk analisis ke cenderungan dalam tugas ini adalah moving average. Metode lain dapat digunakan, seperti metode single exponential smoothing, namun dalam hal ini penulis membatasi hanya dengan metode moving average, karena untuk analisis kecenderungan saja. Persamaan untuk menentukan harga rata-rata entri ke-I adalah : ………………………………………. ( 2.1 ) TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 21 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 Dimana : M1 : haraga rata-rata entri ke- i X1 : jumlah laporan ( pireps ) pada bulan ke – i N : interval waktu ( 3, 6, 9 bulan ) Disisi lain, untuk menetukan harga pireps atau pilot report digunakan persamaan yang diperoleh dari Reliability Centred Program milik PT. Garuda Indonesia Airline. Pada dokumen tersebut ditentukan persamaan pireps report, yakni : …………………………………………………………...( 2.2 ) Dimana : PR = Pireps rate N = Jumlah pireps TFH ( Total Flight Hours ) = jumlah jam total untuk N pireps 2.3. Analisa FMEA ( Failure Modes and effect Analisis ) Analisa ini bertujuan untuk meliah modus -modus kegagalan yang terj adi pada system APU serta efek yang diakibatkan oleh terjadinya kegagalan tersebut, berdasarkan data Aircraft Maintenance Log ( AML ), laporan pilot ( Pilot Report ) dan Compenent Unscheduled saat pengoperasian system. Karena hal tersebut menunjukan ganggu an pada system atau komponen. Metode yang digunakan untuk analisa FMEA pada tugas akhir ini terdiri dari beberapa langkah yang telah dirangkum dari berbagai sumber -sumber. Langkah-langkah tersebut yaitu : TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 22 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 1. Memeriksa seluruh laporan kegagalan/ complaint y ang pernah terjadi pada system APU yang terdapat pada AML, pilot report dan component unscheduled removel report. Memeriksa seluruh pekerjaan yang dilakukan untuk mengatasi laporan kegagalan/ complaint tersebut. 2. Menuliskan dan mendaftar beberapa modus k egagalan yang ditemukan sesuai dengan hasil pemeriksaan sebelumnya ( langkah 1 dan 2 ). 3. Mengategorikan modus kegagalan berdasarkan kegagalan fungsional ( Fungtional Failure ) yang terjadi. 4. Menuliskan efek-efek dari modus kegagalan yang bersumber pada data laporan kegagalan system dan dibandingk an dengan keterangan dari maintenance manual ( buku panduan perawatan ). 5. Menyajikan laporan analisis FMEA dalam bentuk kolom -kolom yang terdiri dari : fungsi, kegagalan fungsional ( Functional Failure ), mod us kegagalan ( Failure Modes ) dan pengaruh kegagalan ( Failure Effect ). Sasaran dari suatu FMEA adalah untuk mengidentifikasi semua jalan yang mungkin suatu proses atau produk / peralatan dapat gagal atau tidak berfungsi seperti yang diharapkan. Dibawah ini beberapa penjelasan keterangan tabel FMEA : Function Berisikan tentang keterangan fungsi ala t tersebut yang akan di analisa. Potential Failure Mode Potensi modus kegagalan ( Potential Failure Mode ) digambarkan sebagai cara dimana suatu komponen ,subsistem , atau s istem bisa berpotensi TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 23 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 gagal untuk memperoleh fungsi yang diharapkan dalam uraian requirement / function. Asumsi dibuat bahwa kegagalan bisa terjadi tetapi tidak boleh / akan terjadi. Potensi gaya kegagalan yang bisa terjadi hanya dibawah kondisi – kondisi operasi tertentu ( yaitu : panas , dingin , kering , berdebu , dll ) dan dibawah kondisi – kondisi pemakaian tertentu harus dipertimbangkan. Pada kolom didaftar bagaimana komponen tersebut d apat mengalami kegagalan menjalankan fungsi desain yang dimaksud. Hal ini dapat meliputi kegagalan dalam komponen lain didalam suatu system seperti fungsi desainmya. Setiap failure mode yang mungkin dialami komponen harus didata. Failure mode harus dapat m enangani kegagalan yang dapat terjadi pada pemakaian yang tidak sesuai kondisi yang diisyarat pada spesifikasi. Kesalahan operasi normal dan penyalahgunaan oleh konsumen seperti menjatuhkan lampu dari meja, menjatuhkan perkakas dari atas tangga, dan sebagainya juga harus diidentifikasi. Beberapa failure mode yang umum dapat dilihat dibawah ini : Failure mode haruds digambarkan dalam istilah atau teknis. Failure mode dapat diidentifikasi dengan melakukan pengalaman atas data garansi, laporan masalah kualitas, dan laporan pengujian atas komponen serupa.. selain, diskusi antara disiplin ilmu berbeda dapat membuka failure mode yang mungkin terjadi. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 24 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 Potensi pengaruh kegagalan ( Potential Effect of Failure ) Menggambarkan tentang pengaruh yang ditimbulkan dar i potensi kegagalan, dalam hal ini mempengaruhi fungsi, keselamatan dan kepuasan konsumen. Jika kegagalan tersebut bukan merupakan kegagalan yang sesuai dengan badan pengujian, nyatakan hal tersebut ( misalnya tidak sesuai dengan uji UL nomor XX ). Beb erapa pengaruh akibat kegagalan yang mungkin,meliputi : Severity ( S ) Severity ( fatal ) adalah rangking berhubungan dengan efek yang paling serius untuk gaya kegagalan. Severity memiliki tingkatan nilai yang relative dan mempengaruhi didalam lingkup individ u FMEA itu sendiri. Severity harus diperkirakan menggunakan tabel severity sebagai petunjuk untuk menganalisa kegagalan yang diusulkan. Tabel 2.1. Suggested Severity Evaluation Criteria Ref (“ Potential Failure And Effect Analysis “ ,Automotive Industry Action Group ( AIAG ):43 ) Efek Penuh resiko tanpa peringatan Penuh resiko dengan peringatan Sangat tinggi Efek pemakain Fatal yang sangat tinggi ketika suatu potensi gaya kegagalan mempengaruhi mesin pada saat beroperasi dan terjadi gagal tanpa peringatan Fatal yang sangat tinggi ketika suatu potensi gaya kegagalan mempengaruhi mesin pada saat beroperasi dan terjadi gagal tdengan peringatan Bagian mesin tak bisa dioperasikan ( hilangnya fungsi utama ) Efek perakitan Ranking Yang membahayakan operator ( mesin/perakitan ) tanpa peringatan 10 Yang membahayakan operator ( mesin/perakitan ) dengan peringatan 9 Pada 100% tentang produk yang mungkin telah lama gagal pada bagian engine dalam per baikan,pada saat waktu memperbaikinya lebih dari 1 jam 8 TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 25 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 Lumayan tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Kecil Sangat kecil Beroperasi tapi penampilan sangat tidak puas Bagian engine yang dapat beroperasi tapi bagian kenyamanan tak bias dioperasikan , pemakai tidak puas Bagian engine yang dapat beroperasi tetapi bagian kenyamanan yang beroperasi dikurangi tingkat penampilannya Sesuai dan pada bagian akhirnya tidak sesuai,gagal yang dicacat oleh pemakai ( lebih besar dari 75 % ) Sesuai dan pada bagian akhirnya tidak sesuai , gagal yang dicatat oleh pemakai ( lebih besar dari 50% ) Sesuai dan pada bagian akhirnyatidak sesuai ,gagal yang catat dengan perbedaan pemakai ( kurang dari 25% ) Tidak ada Mungkin telah disortir ( kurang dari 100% ) yang telah lama gagal, pada bagian engine dalam perbaikan dengan waktu memperbaiki antara setengah dan 1 jam Pada bagian produk yang mungkin sedang dikerjakan tetapi off-line yang tidak untuk diperbaiki Pada 100% tentang produk yang mungkin sedang di kerjakan tetapi off-line yang tidak untuk diperbaiki Pada produk yang telah disortir dengan tidak ada sisa yang ( kurang dari 100% ) akan dikerjakan kemudian Pada bagian produk yang telah dikerjakan lagi,dengan tidak ada sisa. On-line tetapi off-stasion 7 6 5 4 3 Pada bagian yang telah dikerjakan lagi, dengan tidak ada sisa , on-line tetapi in stasion 2 Atau melalaikan yang tidak menyenangkan pada operasi ke operator,tidak ada effek 1 Efek dapat dibedakan Potensi penyebab/ mekanisme kegagalan ( potential cause/ mekanisme of failure ) Penyebab / mekanisme potential kegagalan digambarkan sebagai suatu indikasi kelemahan desain. Cause / mechanism harus didaftarkan dengan singakt dan dengan sepenuhnya / sedemikian mungkin sehingga usaha mengnai perbaikan dapat diarahkan pada penyebab bersangkutan. Macam-macam penyebab kegagalan meliputi : Penetapan material yang salah Asumsi hidup desain tidak cukup Over-stressing Kemampuan pemeliharaan minyak pelumas tidak cukup Instruksi pemeliharaan tidak cukup TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 26 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 Algoritma salah Instruksi pemeliharaan tidak pantas Spesifikasi perangkat lunak tidak pantas Spesifikasi perjalanan tidak cukup Panas berlebihan Toleransi yang ditetapkan tidak pantas Dan lain-lain. Occurrence ( O ) Occurrence (Kejadian) adalah mekanisme spesifik yang kemungkinan akan terjadi sepanjang hidup desain. Kemungki nan kejadian yang mempunyai jumlah untuk mengatur pada suatu maksud arti pada nilai relative dibandingnya pada nilai mutlak. Pencegahan atau mengendalikan mekanisme gaya kegagalan melalui suatu perubahan proses desain satu -satunya cara pengurangan didalam kejadian untuk mengatur akibat dari kejadian. Melihat kemungkinan kejadian dari mekanismr potensial kegagalan dari 1 ke 10 skala. Suatu kejadian konsisten yang mengatur sistemharus digunakan untuk memastikan kesinambungan. Kejadian yang mengatur jumlah ada lah yang akan dinilai didalam ruang lingkup FMEA dan tidak mencerminkan kemungkinan kejadian yang nyata. Tingkat kegagalan yang mungkin didasarkan pada banyaknya kegagalan yang diantisipasi sepanjang pelaksanaan proses. Jika data statistic ada tersedia dari suatu proses serupa, data harus digunakan untuk mnegatur menentukan TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 27 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 kejadian. Dalam semua kasus, suatu penilaian hubungan dapat dibuat oleh menggunakan uraian kata didalam kolom, bersama dengan data historis yang tersedia untuk proses serupa.ukuran -ukuranevaluasi yang diusulkan oleh regu perlu kesepakatan suatu ukuran -ukuran evaluasi dn mengatur system,yang konsisten, sekalipun dimodifikasi untuk analisa proses individu.( lihat tabel dibawah ). Tabel 2.2 suggested occurrence evaluation criteria with ppk values Ref (“ Potential Failure And Effect Analysis “, Automotive Industry Action Group ( AIAG ):71) kemungkinan sangat tinggi : kegagalan gigih tinggi : kegagalan sering sedang : kegagalan sekali-sekali rendah : secara relatif sedikit gagal terkendali : kegagalan tidak mungkin mungkin tingkat kegagalan > 100 per seribu jam 50 per seribu jam 20 per seribu jam 10 per seribu jam 5 per seribu jam 2 per seribu jam 1 per seribu jam 0.5 per seribu jam 0.1 per seribu jam < 0.01 per seribu jam Ppk < 0.55 0.55 0.78 0.86 0.94 1.00 1.10 1.20 1.30 1.67 ranking 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Current control ( pengendalian yang sedang berjalan ). Kendali proses yang sedang berjalan adalah uraian yang mana mencegah kepada tingkat mungkin gaya kegagalan atau penyebab kegagalan dari yang terjadi, atau mendeteksi gaya kegagalan penyebab dari kegagalan yang sudah terjadi. Kendali ini dapat pengawasan pr oses seperti error / mistake yang bukti, pengawasan proses statistic ( SPC ), atau dapat post -process evaluasi. Evaluasi boleh tejadi di pokok materi atau pada yang berikut. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 28 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 Ada dua jenis pengawasan proses untuk mempertimbangkan : Pencegahan : cegah penyebab kegagalan atau modus kegagalan dari yang terjadi atau mengurangi kejadian tingkat mereka. Pendeteksian : deteksi penyebab kegagalan atau modus kegagalan , dan mendorong kearah tindakan korektif. Detection ( D ). Detection (Pendeteksian) adalah rangking yang berhubungan dengan kendali pendeteksian yang terbaik mendaftar kolom proses pengawasan. Pendeteksian adalah rangking yang relative yang mengatur, didalam ruang lingkup FMEA yang individu dan probabilitas bahwa kerusakan aka n mengenai atau menjangkaukonsumen. Dalam rangka mencapai suatu yang biasanya mengatur lebih rendah, biasanya pengawasan proses yang direncanakan harus ditingkatkan. Asumsikan kegagalan itu setelah terjadi menilai kemampuan dari proses yang sedang berjalan mengendalikan untuk mencegah pengiriman part yang mempunyai modus kegagalan untuk mendeteksi. Jangan secara otomatis mengira bahwa yang mengatr pendeteksian adalah rendah, sebab kejadian rendah bagan pengawasan yang digunakan, tetapi menilai kemampuan pengawasan proses untuk mendeteksi frekuensi gaya kegagalan rendah untuk mencegah deteksi dari pada berbuat lebih banyak prosesnya. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 29 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 Ukuran-ukuran evakuasi yang diusulkan regu perlu kesepakatan pada suatu ukuran-ukuran evaluasi dan mengatur system yang kondidt en, sekali pun yang akan dimodifikasi untuk analisa produk individu. ( lihat tabel dibawah ). Tabel 2.3. suggested detection evaluation criteria with ppk values Ref (“ Potential Failure And Effect Analysis “ ,Automotive Industry Action Group ( AIAG ):53) Pendeteksian Hampir Mustahil Yang sangat Tekendali Terkendali kriteria Rendah Kepastian yang absolute dari tidak mendeteksi Kendali akan mungkin tidak mendeteksi Kendali kurang mempunyai kesempatan mendeteksi Kendali kurang mempunyai kesempatan mendeteksi Kendali boleh mendeteksi Sedang Kendali boleh mendeteksi Sedang tinggi Kendali kesempatan menseteksi mempunyai baik untuk Tinggi Kendali kesempatan menseteksi mempunyai baik untuk Sangat tinggi Hamper mengendalikan tertentu saja untuk mendeteksi Mengendalikan tertentu saja untuk mendeteksi Sangat rendah Tertentu TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA Cakupan yang diusulkan cara pendeteksian Tidak bisa mendeteksi atau tidak dicek Kendali dicapai dengan pemeriksaan secara tidak langsung Kendali dicapai dengan pemeriksaan isyarat saja Kendali dicapai dengan pemeriksaan isyarat saja Kendali boleh dicapai dengan cara tabel, seperti SPC ( statistical process control ) Kendali didasarkan pada variable yang mengukur setelah bagian yang sudah meninggalkan stasion, go/on go melakukan pengukuran pada 100 % tentang part setelah meninggalkan stasion Kesalahan pendeteksian didalam opersi berikut, yang dilakukan pengukuran pada susnan barang yang pertama dicek ( untuk mengetahuii penyebabnya saja ) Kesalahan pendeteksian didalam stasion, atau kesalahan pendeteksian didalam opersi yang berikut dengan penerimaan : member, meilih, memaraf, memverifikasi, tidak bisa menerima kesalahan part Kesalahan pendeteksian in-stasion ( pengukuran otomatis dengan berhenti secara otomatis ) Kesalahan part tidak bisa dibuat sebab item telah menjadi error proofed oleh proses / produk desain ranking 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 30 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 2.4. Fault tree Analysis (analisis pohon kegagalan) Fault tree analysis adalah metodologi deduktif untuk menentukan penyebab kegagalan atau kegagalan system secara lebih umum,dan untuk memperkirakan kemungkinan kegagalan. Fault tree analysis menggunakan diagram blok dengan beberapa symbol -simbol untuk memperjelas hubungan kemungkinan kegagalan. Konsep fault tree analysis (FTA) mula -mula ditemukan oleh H.A Watson dari laboratorium telepon bell pada tahun 1961.Fault tree kemudian diperbaiki oleh suatu kelomp ok belajar di laboratorium telepon bell. Lebih jauh lagi,teknik fault tree daibawa ke perusahaan Boeing. Pada tahun 1995 dipresentasikan pada symposium keselamatan di Universitas Washingtin. Penjabaran system menjadi beberapa subsistem atau komponen memudahkan kita untuk membentuk/membangun rangkaian fault tree dengan melihat modus-modus kegagalan yang berpeluang terjadi pada system,subsistem atau komponen tersebut. a.klasifikasi kagagalan fault tree analysis pembagian kegagalan yang akan dilakukan dalam F TA terdiri dua jenis klasifikasi,yakni : 1) Berdasarkan struktur logika FTA 2) Berdasarkan kontribusinya dalam kegagalan system Klasifikasi kegagalan berdasarkan struktur logika FTA dibagi menjadi tiga,yaitu : TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 31 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 a) Kegagalan primer, yakni kegagalan yang terjadi pda lingkungan dan beban kerja normal. Kegagalan ini sering disebabkan oleh kerusakan desain atau perancangan,kesalahan manufaktur dan juga oleh penggunaan saat kurangnya perawatan. b) Kegagalan sekunder, yakni kegagalan yang terjadi pada kondisi atau beban kerja komponen tidak sesuai dengan rancangannya,denagn kata lain kegagalan ini terjadi sebagai akibat dari kegagalan subsistem atau komponen lainnya. Kegagalan ini bersifat acak dengan laju kegagalan konstan. c) Command Fault, yakni kegagalan yang memungkinkan suatu komponen dapat beroperasi dengan benar pada saat yang tidak tepat,meskipun komponen tersebut telah mengalami indikasi akan terjadinya kegagalan primer maupun sekunder. Selanjutnya pengelompokan kegagalan dilakuka n berdasarkan kontribusinya dalam menciptakan kegagalan system secara keseluruhan. Kegagalan ini dibagi atas dua bagian,yaitu : a) Kegagalan pasif, kegagaln ini biasa terjadi pada komponen yang bersifat pasif (sedikit pergerakannya) dalam operasi suatu sys tem, misalny pipapipa,kabel,baut,sekrup dan sebagainya. Kegagalan ini biasanya menghubungkan antara suatu kegagalan aktif dengan kegagalan aktif lainnya. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 32 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 b) Kegagalan aktif, kegagalan aktif ini terjadi pada komponen -komponen yang bersifat aktif dalam operasi system,misalnya motor pompa,switches (tombol),katup penukar,amplifiers,circuit braker dan sebagainya. Pembagian kegagalan dalam konteks aktif dan pasif dilakukan untuk menunjukan bahwa secara normal,laju kegagalan kompon en aktif lebih besar dari pada laju kegagalan komponen pasif. Komponen aktif dapat memiliki beberapa komponen pasif yang berkontribusi dalam menciptakan kegagalan. Sebagai contoh,sebuah pompa bersifat aktif,namun tmpat pompa tersebut dipasangkan (housing) bersifat pasif,meskipun kerusakan housing merupakan salah satu modus yang dapat menyebabkan kegagalan pompa. Ada 3 tahapan untuk analisis pohon kegagalan,yaitu : 1. Definisikan system , batasan dan kejadian utamanya (top Event) 2. Buat bagan fault tree den gan symbol yang mewakili system dan sesuai dengan kejadiannya. 3. Lakukan evaluasi dengan mengindentifikasikan kombinasikan kejadianyang menyebabkan kejadiaan utamanya(Top Event). b.bagan fault tree analysis (Diagram Blok) sebelum menyusun rangkaian fault tree terlebih dahulu dijelaskan beberapa symbol yang digunakan pada masing -masing komponen yang memilki modus kegagalan. Symbol -simbol yang akan digunakan ter sebut antara lain : TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 33 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 [ Rectangle ] Kegagalan yang biasanya merupakan ko mbinasi dari beberapa kegagalan lainnya. [ Circle ] Kegagalan primer yang bersifat bebas (tidak tergantung kegagalan lain) [ Diamond ] Kegagalan yang bersifat penyebabnya tidak diketahui,hanya merupakan asumsi kegagalan primer. [ OR Gate ] Gabungan operasi beberapa kejadian,dimana keluaran( out put,berupa garis tegak lurus ) akan terjadi jika satu atau lebih kejadian masukan ( input,garis tegak lurus berjumlah lebih dari satu ) terjadi. Dalam hal ini,input dan output didefinisikan sebagai kegagalan komponen atau subsistem. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 34 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 [ AND Gate ] Irisan operasi beberapa kejadian (kegagalan ),kegagaln hanya akan terjadi apabila seluruh input ( masukan ) yang berupa modus kgagalan terjadi. Analisis ini menggambarkan hubungan antara modus -modus kegagalan dengan system secara skematik ( fault tree ). Pada analisis ini dapat dilihat lebih jelas mengenai rangkaian modus -modus kegagalan serta kontribusi dalam menciptakan peluang kegagalan sistem. Untuk melakukan fault tree analysis ,ada beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan sebelum memulai analisis : Pertama kita harus memahami bahwa analisis ini dilakukan dengan meninjau modus-modus kegagalan yang membentuk suatu rangkaian yang tergambar dalam diagram blok ,oleh karena itu ,penjelasan mengenai klasifikasi kegagalan perlu dilakukan. Kedua, setelah klasifikasi kegagalan dilakukan,diperlukan suatu cara yang dapat menunjukan hubungan antara masing -masing modus kegagalan system secara keseluruhan. Cara tersebut adalah penggunaan notasi dansimbol pada diagram blok . Ketiga, setelah informasi mengenai klasifikasi kegagalan dan hubungan antara modus-modus kegagalan dalam struktur fault tree dijelaskan,langkah selanjutnya adalah menganalisis dan menyelidiki data data kegagalan system untuk memberikan informasi apakah suatu modus TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 35 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 kegagalan yang terjadi pada komponen atau subsistem dapat dikelompokan ke dalam klasifikasi kegagalan primer, sekunder, command, pasif atau aktif. c. Evaluasi bagan Fault Tree Evaluasi dilakukan secara kualitat if. Evaluasi kualitatif dilakukan dengan melakukan analisis hubungan antara modus -modus kegagalan dalam menciptakatan kegagalan utama ( top event ). Teknik yang digunakan dalam evaluasi ini terdiri dari : Top Down, evaluasi dimulai dari kegagalan yang menjadi puncak permasalahan ( kagagalan BPS ), kemudian dilanjutkan kepada kegagalan komponen serta modus-modusnya. Bottam Up, Evaluasi dimulai dari rangkaian modus -modus kegagalan yang menyebabkan kegagalan fungsional komponen, kemudian menuju kegagalan fungsional sitem. Untuk analisis kualitatif pada tugas akhir ini digunakan teknik Botton Up berdasarkan hasil bagan FTA, untuk mengetahui hubungan yang kompleks antar modus-modus kegagalan. Akan dibuat permi salan seperti : Dengan cara yang sama, diperoleh : TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 36 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 Selanjutnya dari bagan tersebut terlihat bahwa : Atau 2.4. pengertian perawatan Sejak dahulu ,ketika manusia menggunakan alat – alat primitife untuk membuat mesin guna mengangkat barang, membajak tanah, dan menggunakan bahan – bahan bangunan mereka telah dihadapkan pada kemungkinan memelihara barang tersebut sampai tiba waktunya barang atau alat tersebut tidak dapat dipakai lagi atau dipergunakan lagi. Begitu pula halnya dengan suatu perusahaan yang mempunyai peralatan atau fasilitas maka biasanya pimpinnan akan selalu berusaha agar fasilitas / peralatan dapat dipergunakan atau dapat diperpanjang usia keg unaannya. Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan untuk menjaga suatu barang / alat atau memperbaikinya sampai pada suatu kombinasi yang dapat diterima. Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu proses operasi perusahaan yang sama pentingnya dengan fungsi – fungsi lain seperti produksi. Dalam usaha untuk dapat menggunakan terus fasilitas tersebut agar kontinuitas produksi dapat terjamin maka dibutuhkan kegiatan – kegiatan pemeliharaan yang meliputi kegiatan pengecekan, pelumasan, dan perbaikan / reparasi atas kerusakan – kerusakan, serta penyesuaian / penggantian spare part TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 37 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 pada fasilitas tersebut. Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bidang pemeliharaan sehingga terjadi kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur. Peranan yang penting dari kegiatan,baru dii ngat setelah mesin – mesin yang dimaliki rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Maka hendaknya kegiatan pemeliharaan harus betul – betul diperhatikan untuk dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung tidak terjadi shut -down yang tidak direncanakan yang diakibatkan oleh kerusakan mesin atau fasilitas. 2.5. Tujuan Utama Perawatan Maksud utama dari suatu kegiatan perawatan adalah untuk memelihara keadaan suatu peralatan sedekat mungkin dengan peralatan tersebut pada awal peralatan digunakan. Tugas bagian perawatan adalah merencanakan dan menjadwalkan pekerjaan – pekerjaan untuk menginspirasi tingkat kerusakan dan mencegah terputusnya kegiatan produksi sedemikian rupa hingga hal tersebut dapat menghemat biaya operasi. Pekerjaan yang ditugaska n pada bagian perawatan biasanya adalah penggantian dan pemasangan komponen serta melakukan perncanaan dan penjadwalan atas kegitan tersebut. 2.6. Klasifikasi Jenis Perawatan Jenis – jenis perawatan dapat diklasifikasikan senagai berikut : 1. Perawatan korektif adalah tindakan yang tidak terencana perbaikan dan penggantian komponen dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Terjadi setelah ada kerusakan akibat yang ditimbulkan oleh TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 38 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 perawatan korektif,mungkin saja terjadi ongkos perbaikan melonja k drastis secara tiba – tiba. Cara yang dilakukan untuk menghindarikan ongkos perawatan yang melonjak serta secara tiba – tiba adalah sengan cara menyediakan cadangan dan dengan cara melakukan perawatan preventif. 2. Perawatan preventif pada dasarnya berma ksud untuk mencegah terjadinya kerusakan secara tiba – tiba, dengan cara memperbaiki atau menggantikomponen yang menirun kualitasnya sebelum komponen itu rusak. Pada perawatan preventif diperlukan adanya suatu pemeriksaan berkala, sedemikian rupa hingga ko mponen yang berada dibawah standart dapat diketahui secepat mungkin. 3. Perawatan predictive adalah sebuah tindakan yang dilakukan secar teratur sebagai ukuran untuk mendeteksi suatu keadaan yang lebih memburuk. Tindakan perawatan predictive meliputi pemer iksaan kegagalan atau kerusakan yang akan terjadi dengan mengantisipasi sebab dan akibat dari kegagalan atau kerusakan tersebut. Tindakan ini merupakan sebuah langkah awal untuk membuat sebuah pemeriksaan berkala yang dilakukan dalam perawatan preventif. D alam hal ini diperlukan pedoman – pedoman dan metode yang berlaku untuk menganalisa kegagalan. 2.7. Konsep Perawatan APU pada Pesawat Udara Perawatan didefinidikan sebagai tindakan yang mengembalikan konsidi unit yang gagal/rusak kepada suatu kondisi o perasional atau mempertahankan TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 39 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 agar unit tersebut tidak mengalami kerusakan dalam suatu operasi.Jack hesseburg dalam bukunya MRO handbook, perawatan APU pada pesawat udara adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan kembali atau mengembalikan performa nce (prestasi) dari APU pesawat udara. Dalam bahasa yang mudah dicerna,perawatan APU pada pesawat udara didefinsikan sebagai proses yang meliputi inspeksi , service, perbaikan, penggantian, presrvasi (pemeliharaan), dan overhaul(pembongkaran) untuk meyakinkan bahwa suatu system secara terus menerus menjalankan fungsi yang telah ditentukan pada suatu tingkat keandalan dan keamanan. Jadi perawatan APU pada pesawat udara dapat diartikan sebagai seluruh pekerjaan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,pelak sanaan,dan pengendalian yang bertujuan untuk mempertahankan serta mengembalikan kondisi pesawat udara agar tetap laya k udara. 2.8. Manajemen Perawatan Pada prinsipnya,perawatan bertujuan agar tingkat kemampuan kerja suatu peralatan atau komponen sesuai dengan yang dikehendaki.agar perawatan berjalan dengan baik dan benar diperlukan manajemen pera watan.manajemen perawatan udara dapat diartikan sebagai sua tu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian program perawatan udara yang bertujuan untuk mendapatkan pesawat udara yang laik dengan biaya yang cukup rasional.manajemen perawatan yang baik harus: a. Dapat menjamin tingkat keselamat an baik pesawat mau pun penumpang TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 40 TUGAS AKHIR Ricky Kurniawan 01303-044 b. Dapat menjamin tingkat keandalan hasil perawatan c. Meningkatkan tersedianya pesawat d. Menjamin tidak terjadinya kerusakan sebelum waktunya e. Mengurangi biaya perawatan tanpa mengurangi mutu hasil perawatan atau tanpa adanya penurunan tingkat keselamatan. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA 41