SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kualitas air sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup spons P. nigricans. Paramater kualitas air yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan spons adalah Total Bahan Organik (TOM). Berdasarkan uji toksisitas dengan metode brine shrimp lethality (BSLT) spons Petrosia nigricans termasuk spons yang toksik mengakibatkan A. salina mati 50% (LC50) dengan konsentrasi 36.95-73.76 µg/ml. Ekstrak kasar spons P. nigricans mempunyai bioaktifitas yang tinggi pada perairan yang kaya bahan organik dibandingkan pada perairan yang rendah bahan organik. Hal ini ditunjukkan perbedaan nilai zona hambat pada bakteri E. coli dan S. aureus. Hasil penelitian selama 1 tahun spons P. nigricans menunjukkan terdapat hubungan antara usia spons dengan kandungan senyawa aktif, makin tinggi usia spons, makin tinggi kandungan senyawa aktifnya. Dari hasil penelitian ini ditemukan senyawa aktif yang berbeda antara spons alam (induk) dan hasil transplantasi. Perbedaan senyawa aktif ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan faktor lingkungan. Hasil identifikasi senyawa dengan kromatografi gas menunjukkan keberadaan fraksi aktif dari spons hasil transplantasi diduga senyawa 2-Pentanone,4-hydroxy-4-methyl (CAS) dan spons dari alam diduga senyawa 2-Cyclohexan-1-one, 3,5,5- trimethyl. Saran Perlu penelitian lanjutan dengan waktu lebih lama (lebih 1 tahun) untuk melihat titik optimum laju pertumbuhan dan bioaktivitas antibakterinya sebagai dasar waktu pemanenan spons. Perlunya penelitian laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup spons dengan kualitas perairan yang berbeda pada ekosistem yang tertutup di laboratorium sebagai dasar pengembangan pembenihan spons. Karena senyawa aktif yang dihasilkan dari spons hasil transplantasi dan alam berbeda, perlu dilakukan penelitian apakah senyawa aktif berasal dihasilkan dari spons sendiri atau mikroba yang bersimbion. Dalam kaitan dengan budidaya untuk memperoleh senyawa aktif, jika senyawa aktif yang 128 dimaksud dihasilkan oleh mikroba yang bersimbion, maka diperlukan kondisi lingkungan budidaya yang sama dengan induknya.