Judul : Analisis Tingkat Kemahalan Harga, Return Saham, Earnings Per Share dan Likuiditas Perdagangan Saham Terhadap Keputusan Stock Split Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 – 2015 Nama : Ni Putu Pradnyamitha Devy Handayani NIM : 1315351061 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang analisis tingkat kemahalan harga, return saham, earnings per share dan likuiditas perdagangan saham terhadap keputusan stock split. Stock split atau pemecahan saham merupakan aksi yang dilakukan oleh emiten dengan memecah nilai sahamnya menjadi nilai nominal yang lebih kecil dengan harapan untuk menaikan jumlah saham yang beredar tanpa adanya peningkatan modal disetor sehingga mampu untuk meningkatkan likuiditas saham, serta harga saham yang ditawarkan menjadi lebih rendah sehingga diharapkan banyak investor maupun calon investor tertarik untuk membeli saham. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2015. Metode penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 129 sampel perusahaan, sehingga jumlah sampel penelitian selama periode pengamatan adalah 387 observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis diskriminan. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel return saham, dan earnings per share berpengaruh positif sedangkan tingkat kemahalan harga, dan likuiditas perdagangan tidak berpengaruh terhadap keputusan stock split. Kata Kunci: tingkat kemahalan harga, return saham, earnings per share, likuiditas perdagangan saham dan stock split. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I BAB II BAB III i ii iii iv vi vii ix x xi PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 1.2. Rumusan Masalah Penelitian 7 1.3. Tujuan Penelitian 7 1.4. Kegunaan Penelitian 8 1.5. Sistematika Penulisan 9 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori dan Konsep 11 2.1.1. Stock Split 11 2.1.2. Teori – Teori yang mendasari Stock Split 13 2.1.3. Tingkat Kemahalan Harga 14 2.1.4. Return Saham 16 2.1.5. Earnings Per Share 17 2.1.6. Likuiditas Perdagangan Saham 18 2.2. Hipotesis Penelitian 19 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian 24 3.2. Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian 24 3.3. Objek Penelitian 25 3.4. Identifikasi Variabel 25 3.5. Definisi Operasional Variabel 26 3.6. Jenis dan Sumber Data 29 3.6.1. Jenis Data Berdasarkan Sifat 29 3.6.2. Jenis Data Berdasarkan Sumber Data 29 3.7. Populasi, Sampel dan Metode Pentuan Sampel 29 3.8. Metode Pengumpulan Data 31 3.9. Teknik Analisis Data 31 3.9.1. Analisis Statistik Deskriptif 31 3.9.2. Analisis Uji Normalitas 32 3.9.3. Analisis Diskriminan 3.9.4. Uji Hipotesis BAB IV BAB V 32 34 DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 35 4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif 35 4.3. Hasil Uji Normalitas 38 4.4. Hasil Uji Analisis Diskriminan 39 4.5. Pembahasan Hasil Penelitian 46 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan 50 5.2. Saran 50 DAFTAR RUJUKAN DAFTAR LAMPIRAN 51 55 DAFTAR TABEL No Tabel Halaman 4.1 Hasil Seleksi Sampel 35 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif 36 4.3 Hasil Uji Normalitas 38 4.4 Hasil Uji Signifikansi Persamaan Rata – rata 40 4.5 Hasil Uji Box’s M 42 4.6 Hasil Uji Variabel yang Masuk dalam Analisis 42 4.7 Hasil Uji Variabel yang Tidak Masuk dalam Analisis 43 4.8 Hasil Uji Cannonical Discriminant Function Coefficients 44 4.9 Hasil Uji Wilk’s Lambda 45 4.10 Hasil Uji Ketetapan Klasifikasi 45 DAFTAR GAMBAR No Gambar Halaman 3.1 Desain Penelitian 24 DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran Halaman 01 Tabulasi Data 55 02 Hasil Analisis Statistik Deskriptif 65 03 Hasil Uji Normalitas 66 04 Hasil Uji Analisis Diskriminan 67 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor manufaktur di Indonesia saat ini sudah mulai bangkit, yang dimana sebagian produknya telah berhasil menguasai pangsa pasar dunia. Manufaktur merupakan cabang industri yang mengaplikasikan baik mesin, peralatan, tenaga kerja maupun suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah untuk menjadi barang jadi yang siap untuk diperjualbelikan. Manufaktur ada dalam segala bidang sistem ekonomi pasar bebas, manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara masal yang bertujuan untuk dijual ke pelanggan untuk mendapatkan keuntungan. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh keuntungan, salah satunya adalah melalui pasar modal. Pasar modal di Indonesia sangatlah penting bagi kegiatan perekonomian di Indonesia, karena pasar modal merupakan penghubung untuk para investor dengan perusahaan maupun intuisi pemerintah dengan cara perdagangan instrumen melalui jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri (Darmadji dan Fakhruddin, 2011 : 1). Kegiatan yang terdapat dalam pasar modal adalah kegiatan yang berhubungan baik dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek diterbitkannya. Pasar modal bertujuan untuk meningkatkan serta menghubungkan aliran dana jangka panjang menurut kriteria pasarnya secara efisien yang menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan (Lliyd, 1976). Salah satu cara perusahaan untuk membiayai pendanaan investasi adalah dengan menerbitkan saham. Saham merupakan efek yang paling banyak diminati oleh para investor. Penyebab investor tertarik pada saham karena pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen maupun distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya. Saham merupakan satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada kepemilikan sebuah perusahaan. Perusahaan menerbitkan saham bertujuan untuk mendapatkan pendanaan jangka panjang dengan cara menjual kepentingan dalam bisnis berupa saham (efek ekuitas) dengan imbalan uang tunai. Saham dikatakan likuid apabila saham tersebut mudah ditukarkan atau dijadikan uang. Semakin tinggi transaksi saham tersebut, maka semakin tinggi pula likuiditas saham. Likuiditas saham memiliki arti yang penting baik bagi investor maupun bagi emiten, karena lebih mudah ditransaksikan sehingga terdapat peluang untuk mendapatkan capital gain serta saham yang baru akan cepat terserap pasar. Ketidakpastian harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh tingkat permintaan dan penawaran terhadap harga saham. Bagi perusahaan adanya kenaikan harga saham dinilai sebagai kondisi yang menguntungkan, namun kenaikan harga saham yang terlalu tinggi, menyebabkan permintaan terhadap pembelian saham tersebut mengalami penurunan. Penurunan permintaan terhadap pembelian saham disebabkan karena tidak semua investor tertarik untuk membeli saham dengan harga yang terlalu tinggi, terutama investor yang memiliki tingkat dana terbatas, dan yang terjadi para investor akan berbalik untuk membeli saham diperusahaan lain. Untuk menghindari munculnya kondisi tersebut, maka perusahaan harus berusaha menurunkan harga saham pada kisaran harga yang menarik minat investor, yaitu dengan cara melakukan stock split. Pemecahan saham atau stock split merupakan aksi yang dilakukan oleh emiten dengan memecah nilai sahamnya menjadi nilai nominal yang lebih kecil dengan harapan untuk menaikan jumlah saham yang beredar tanpa adanya peningkatan modal disetor sehingga mampu meningkatkan likuiditas saham, dan harga saham yang ditawarkan menjadi rendah sehingga diharapkan banyak investor maupun calon investor tertarik untuk membeli saham (Ang, 1997). Harga awal yang diperkirakan terlalu tinggi dapat memberikan kesan yang mahal bagi investor sehingga tidak semua investor berani membeli saham tersebut. Sehingga minat investor untuk membeli saham juga menjadi berkurang. Kebijakan stock split akan menurunkan harga saham sehingga diharapkan dapat mendorong peningkatan transaksi (Ang, 1997). Stock split yang dilakukan dapat berupa stock split atas dasar satu jadi dua, maka setiap pemegang saham akan menerima dua lembar saham untuk setiap satu lembar saham yang dipegang sebelumnya, nilai nominal saham baru adalah setengah dari nilai nominal saham sebelumnya. Sehingga total ekuitas perusahaan adalah tetap atau tidak mengalami perubahan (Rohana,dkk. 2003). Hasil penelitian Widyastuti dan Usmara (dalam penelitian Lucyanda dan Anggriawan, 2011) menjelaskan bahwa harga saham yang tinggi menjadi alasan bagi perusahaan untuk melakukan stock split. Hal tersebut dapat dipahami karena apabila harga pasar saham terlalu mahal maka menjadi tidak menarik bagi investor, terutama investor kecil, dan akhirnya saham menjadi tidak likuid. Sehingga dengan alasan tersebut maka semakin mahal harga saham dan semakin rendah likuiditas saham maka semakin besar perusahaan melakukan stock split. Signaling theory menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substantial (Marwata, 2001). Perusahaan akan memberikan return (tingkat pengembalian) yang tinggi, akan memberikan daya tarik investor untuk berinvestasi dan akan mendorong perusahaan untuk melakukan pemecahan saham. Sehingga, return saham merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong investor untuk berinvestasi dan menjadi faktor yang memotivasi perusahaan untuk melakukan pemecahan saham (Budianas, 2013). Terkait dengan Signaling theory, perusahaan membuat keputusan untuk melakukan stock split setelah adanya kenaikan pertumbuhan EPS, bertujuan untuk memberikan dua jenis informasi kepada investor. Pertama adalah prospek kinerja keuangan perusahaan di masa datang, dan yang kedua adalah adanya pertumbuhan laba perusahaan sebelum melakukan stock split. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Asquith et al., (1989) yang menunjukkan adanya pertumbuhan laba empat tahun sebelum stock split yang dimana pertumbuhan EPS dapat mencerminkan pertumbuhan laba perusahaan. Menurut Bakern dan Gallagher (dalam penelitian Lucyanda dan Anggriawan, 2011) menunjukkan bahwa perusahaan melakukan stock split agar tingkat perdagangan berada dalam kondisi yang lebih baik sehingga dapat menambah daya tarik investor dan meningkatkan likuiditas perdagangan. Sedangkan penelitian Dolley (dalam penelitian Lucyanda dan Anggriawan, 2011) menunjukkan bahwa motif utama perusahaan melakukan stock split adalah untuk meningkatkan likuiditas saham biasa dan membawa distribusi saham yang lebih luas serta alasan perusahaan melakukan pemecahan saham adalah untuk menyediakan rentang perdagangan yang lebih baik sehingga menarik investor dan meningkatkan likuiditas perdagangan. Beberapa penelitian sebelumnya menguji variabel – variabel yang memengaruhi keputusan perusahaan melakukan stock split. Hasil penelitian Widiastuti dan Usmara (2005), Lucyanda dan Anggriawan (2011), Budiardjo dan Hapsari (2011), serta Putri (2012) bahwa tingkat kemahalan harga dengan alat ukur PBV berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan stock split. Hal ini berarti bahwa perusahaan dengan rasio PBV yang semakin tinggi maka semakin tinggi pula probabilitas perusahaan untuk melakukan stock split. Sedangkan menurut penelitian Setiawan (2012) menyatakan bahwa tingkat kemahalan harga dengan alat ukur PBV bukan pertimbangan perusahaan dalam melakukan keputusan stock split. Menurut Budianas (2013) bahwa return saham merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong investor untuk berinvestasi dan menjadi faktor yang memotivasi perusahaan untuk melakukan pemecahan saham. Jadi dapat disimpulkan bahwa return saham dapat memengaruhi keputusan pemecahan saham yaitu semakin tinggi return saham yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi pula keputusan perusahaan untuk melakukan pemecahan saham. Menurut penelitian Asquith et al., (1998), Budiardjo dan Hapsari (2013), serta Putri (2012) menyatakan bahwa earnings per share berbeda secara signifikan yang berarti menunjukkan bahwa adanya perbedaan earnings per share yang signifikan antara perusahaan yang tidak melakukan stock split dengan perusahaan yang melakukan stock split, dimana earnings per share perusahaan yang melakukan stock split lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak melakukan stock split. Sedangkan menurut penelitian Lucyanda dan Anggriawan (2011) bahwa EPS tidak berhasil menunjukkan adanya pengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split. Penelitian Lucyanda dan Anggriawan (2011) menyatakan bahwa likuiditas perdagangan saham yang diukur dengan TVA, menunjukkan adanya pengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split. Menurut penelitian Setiawan (2012) likuiditas perdagangan saham dengan alat ukur volume perdagangan (TVA) saham berpengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split. Sehingga, dengan adanya perbedaan hasil penelitian sebelumnya, maka penelitian ini ingin menguji kembali variabel – variabel yang memengaruhi keputusan perusahan melakukan stock split. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Lucyanda dan Anggriawan (2011). Terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu: teknik analisis data yang menggunakan analisis diskriminan, dan penambahan variabel bebas return saham karena berpotensi memengaruhi keputusan perusahaan melakukan stock split. Proksi yang digunakan untuk mengukur tingkat kemahalan harga saham dalam penelitian ini adalah Price to Book Value (PBV), sedangkan untuk likuiditas perdagangan saham dalam penelitian ini digunakan proksi Trading Volume Activity (TVA). Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah tingkat kemahalan harga saham, return saham, earnings per share dan likuiditas perdagangan saham memengaruhi keputusan stock split. Rumusan Masalah Penelitian 1.2. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, makapenulis merumuskan beberapa permasalahan, antara lain : 1) Bagaimana pengaruh tingkat kemahalan harga terhadap keputusan stock split? 2) Bagaimana pengaruh return saham terhadap keputusan stock split? 3) Bagaimana pengaruh earnings per share terhadap keputusan stock split? 4) Bagaimana pengaruh likuiditas perdagangan saham terhadap keputusan stock split? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk memberikan bukti empiris pengaruh tingkat kemahalan harga terhadap keputusan stock split. 2) Untuk memberikan bukti empiris pengaruh return saham terhadap keputusan stock split. 3) Untuk memberikan bukti empiris pengaruh earnings per share terhadap keputusan stock split. 4) Untuk memberikan bukti empiris pengaruh likuiditas perdagangan saham terhadap keputusan stock split. Kegunaan Penelitian 1.4. Berdasarkan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman, gambaran, dan wawasan mengenai faktor – faktor yang memengaruhi keputusan stock split. Selain itu, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memperkuat bukti empiris dan dijadikan perbandingan, pengembangan, dan penyempurnaan dari penelitian – penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang baik bagi perusahaan maupun para investor untuk mengambil sebuah keputusan stock split agar dapat meningkatkan likuiditas saham. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan serta para investor, informasi mengenai faktor – faktor apa saja yang dapat memengaruhi terjadinya stock split, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang beruhubungan dengan stock split. 1.5. Sistematika Penelitian Penulisan penelitian ini terdiri dari beberapa bab yang saling terikat dengan subbab ataupun dengan bab yang lainnya. Sehingga penulisan penelitian ini disusun berurutan secara sistematis. Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari 5 bab yang akan diuraikan secara ringkas, sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang menjadi landasan penelitian meliputi stock split, teori – teori yang mendasari stock split, tingkat kemahalan harga, return saham, earnings per share dan likuiditas perdagangan saham. BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, ruang lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis data, sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data BAB IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan tentang deskripsi sampel penelitian, hasil uji statistik deskriptif, hasil uji normalitas, hasil uji diskriminan, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan tentang simpulan dari analisis yang dibahas pada bab sebelumnya dan saran yang diperlukan berdasarkan simpulan yang dibuat.