Definisi – Menurut ADA (2010) : – Diabetes Mellitus (DM) adl suatu penyakit dgn karakteristik hiperglikemia yg tjd akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. – DM mrpkan kelompok peny metabolik kronis : - M’butuhkan perawatan medis dan - Pendidikan pengelolaan mandiri dan - Dukungan PENCEGAHAN KOMPLIKASI AKUT / KRONIS – Diabetes affects 18% of people over the age of 65, and approximately 625,000 new cases of diabetes are diagnosed annually in the general population. Klasifikasi dan Penyebab (ADA, 2010) 1) DM tipe 1 a. Istilah lama “IDDM” ; Byk tjd pada anak2 (jouvenil DM) b. Sel beta pankreas rusak autoimun /idiopatik c. Tjd defisiensi insulin absolut penderita perlu insulin terus regulasi KGD 2) DM tipe 2 a. Istilah lama“NIDDM”; Byk tjd pad orang dewasa dgn obesitas b. Resistensi insulin defisiensi relatif tjd defek insulin progresif c. Penderita : OHO/insulin, modifikasi gaya hidup 3) DM Gestasional a. DM pada masa kehamilan (2-5 %) b. Trimester 2 atau 3 c. Sekresi hormon oleh plasenta m’hambat kerja insulin 4) DM tipe lain : penyebab lain : a. Defek genetik fungsi sel beta atau defek genetik kerja insulin b. Peny. eksokrin pankreas atau Endokrinopati c. Obat-obatan (glukokortikoid & preparat estrogen) atau Zat kimia d. Infeksi, dan e. sidroma genetik lain yang berkaitan dengan DM. …..lanjutan – Malnutrition related DM 1) Banyak ditemukan di negara tropis dan berkembang 2) T.u tjd di daerah pedesaan 3) Prevalensi di pedesaan : 21,2 % 4) Diduga krn zat sianida di dalam singkong 5) Patagenesis tdk jelas mulai th.1999 diklasifikasikan dalam DM tipe lain Patogenesis DM TIPE 2 DM Gestasional Olahraga <<< Obesitas Pola makan Umur > 40 tahun Obat-obatan Keturunan stress Sekresi hormon o/ plasenta RESISTENSI INSULIN Defisiensi Insulin Relatif Inkretin Proliferasi sel dan penurunan apoptosis Mekasisme Kompensasi Produksi Insulin >>>> Kerja insulin t’GG Sekresi amylin oleh sel dan tertumpuk disekitar sel Regulasi KGD Normal Sel terdesak : jumlah berkurang 50-60 % Lama kelamanan Penurunan jumlah & fungsi sel progresif Glukotoksisitas KGD >>> Lipotoksisitas Lipolisis : Asam lemak>>> Stress oksidatif : IL- 1, NF-K >> Anaerob metabolsime Apoptosis cell>> Ceramide DM TIPE 1 Autoimun atau idiopatik Kerusakan Sel Beta Pankreas Defisiensi Insulin Absolut Peningkatan KGD Poli uria (kencing >>>) Polidipsi (haus) DM TIPE Lain 1. Defek genetik fungsi sel beta 2. Defek genetik kerja insulin 3. Peny. eksokrin pankreas 4. Endokrinopati 5. Obat-obatan (glukokortikoid & preparat estrogen) 6. Zat kimia dan Infeksi 7. sidroma genetik lain Polifagia (banyak makan Manifestasi Klinis Keluhan Klasik : “ Trias P” – Poliuria – Jika KGD > 180 mg/dl (ambang ginjal) ; Gula akan keluar bersama urin. – Agar urin yg keluar tdk terlalu pekat tubuh menarik air sebanyak mungkin ke dalam urin volume urin >>> sering kencing – Polidipsi – Urine >>> tubuh kurang cairan - hipotalamus pusat rasa haus keinginan minum >>>> – Polifagia – Input gula ke sel <<< sel kekurangan energi merasa kurang tenaga Timbullah keinginan selalu makan. Manifestasi Klinis (+) Penurunan BB dan rasa lemah – Glukosa tdk dpt masuk sel -- bahan bakar sel <<< tenaga <<< – Mekanisme kompensasi tubuh dgn proses glukoneogenesis – Proses : – sekresi kortikropin o/ Adenohipofisis glukokortikoid (kortisol) dari korteks adrenal >>>) aktivasi proses lipolisis dan pemecahan protein (deaminasi) : – asam lemak dan asam amino diubah mjd Alanin asam piruvat glukosa sel >>> ) – Dampak : – jaringan lemak dan otot <<< – Tjd penurunan BB Keluhan lain – Gg. Saraf tepi : kesemutan – Pandangan kabur – katarak – Kelainan kulit ; gatal (t.u kemaluan dan lipatan kulit – Penurunan ereksi (gg mikrovaskuler) – Keputihan – Gigi mudah goyah, infeksi, gusi bengkak – Terlinga berdengung – Rambut tipis dan mudah rontok – Sering batuk dan lama – Perut kembung, mual, konstipasi atau diare – Hipertensi --- decompensasi kordis – Peny. Liver Diagnosis – Diagnosis dengan gula darah bukan glukosuria Bukan DM Kadar GDS (mg/dl) Plasma vena Darah kapiler < 100 < 90 Belum pasti DM 100-199 90 -199 Kadar GDP (mg/dl) Plasma vena Darah kapiler < 100 <90 100-125 90-99 DM ≥ 200 ≥ 200 ≥ 126 ≥ 100 (Perkeni, 2006) TTGO – Pelaksanaan TTGO menurut (Tjokroprawiro,2010) : a. 3 hari sebelum tes, pasien makan karbohidrat cukup dan melakukan kegiatan jasmani seperti yang biasa dilakukan b. Klien puasa semalam (10-12 jam, minimal 8 jam) c. GDP diperiksa d. Klien diberikan glukosa 75 gram, dilarutkan dalam air 250 ml, diminum dalam waktu 5 menit dan berpuasa kembali. e. 2 jam kemudaian lakukan pemeriksaan GD 2 jam PP Note : selama pemeriksaan pasien tetap istirahat, tidak boleh merokok, tetapi boleh minum air putih. Komplikasi – Akut : Boedisantoso (2009) : 1) Hipoglikemia 2) Hiperglikemia a. Hiperosmolar non ketotik b. Ketoasidosis Diabetik (KAD) – Kronik : Waspadji (2009) : 5-1o tahun : 1) Makrovaskuler (peny arteri koroner, CVA, 2) Mikrovaskuler (retinopati diebetik, katarak, glaukoma, nefropati) 3) Neuropati perifer 4) Kaki diabetik Tatalaksana – Sesuai dengan Pilar DM (PERKENI, 2006) : 1) Edukasi 2) Diet 3) Olahraga dan Latihan jasmani 4) Terapi farmakologis Edukasi – Mencapai perubahan perilaku pola hidup sehat – Tujuan edukasi adalah : 1) Penyakit DM 2) Pola makan sehat 3) Kegiatan jasmani 4) Penggunaan obat diabetes dan obat-obat pada keadaan khusus secara aman dan teratur 5) Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) 6) Perawatan kaki secara berkala 7) Kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut dengan tepat 8) Keterampilan mengatasi masalah yang sederhana 9) Join pada kelompok diabetesi 10) Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada Diet – Intervensi gizi yang efektif (Downwer, 2001) : 1) kontrol glukosa darah, lipid darah, A1C, kontrol tekanan darah, kontrol berat badan 2) Memicu pegurangan penggunaan obat-obatan 3) frekuensi hipoglikemia <<< 4) Hospitalisasi <<< pembiayaan <<< 5) Kualitas hidup pasien >>> – Prinsip : 3 J (Tjokroprawiro, 2010) : 1) Jumlah kalori 2) Jadwal makan 3) Jenis makanan Contoh diet DM 1900 kkal Waktu 06.30 09.30 12.30 15.30 18.30 21.30 Nilai Gizi Bahan Makanan Nasi Telur ayam Tempe Sayuran A Minyak Buah Nasi Ikan Tempe Sayuran B Buah Minyak Buah Nasi Ayam tanpa kulit Tahu Sayuran B Minyak Buah Energi Protein Lemak Karbohidrat Kolesterol Serat Penukar 1½p 1p 1p S 2p 1p 2p 1p 1p 1p 1p 2p 1p 2p 1p 1p 1p 1p 1p Urt 1 gls 1 btr 2 ptg sdg 1 sdm 1 ptg sdg 1 ½ gls 1 ptg sdg 2 ptg sdg 1 gls ¼ buah sdg 1 sdm 1 buah 1 ½ gls 1 ptg sdg 1 bh bs 1 gls 1 sdm 1 ptg sdg Menu Nasi Telur dadar Oseng-oseng tempe Sop oyong + tomat Pepaya Nasi Pepes ikan Tempe goreng Lalapan kacang panjang + kol Nanas Pisang Nasi Ayam bakar bumbu kecap Tahu bacem Stup buncis + wortel Pepaya 1912 kkal 60 g (12,5 % energi total) 48 g (22,5 % energi total) 299 g (62,5 % energi total) 303 mg 37 g Aktivitas fisik – Aktivitas fisik sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu, 30 menit) – Fungsi : 1) Menjaga kebugaran 2) Menurunkan BB 3) Memperbaiki sensitivitas insulin KGD terkendali – Wu (2007) menyatakan bahwa manfaat olahraga pd DM : 1) Meningkatkan sensitivitas insulin 2) Meningkatkan kontrol glukosa darah 3) Menurunkan resiko penyakit jantung dan vaskuler 4) Menurunkan tekanan darah 5) Menurunkan tingkat lemak jahat di dalam darah Terapi Farmakologis – OHO : 1) Insulin secretagogeus (pemicu sekresi insulin) : Sulfonilurea dan Glinid 2) Insulin sensitizer (penambah sensitivitas terhadap insulin) : Tiazolidindion, non Tiazolidindion, Biguanide (metformin) 3) Intestinal enzyme inhibitor : alfa glucosidase inhibitor (acarbose) 4) Incretin-Enhancers : DPP-4 Inhibitor 5) Fixed dose combination types, Contohnya adalah Glucovance, Avandaryl, Avandamet, Amaryl-M, Janumet, ACT Oplusmet). – Insulin, pd keadaan : a. Penurunan BB yg cepat b. Hiperglikemia dengan KAD atau HNK c. Hiperglikemia dengan asidosis laktat, d. Kegagalan kombinasi OHO dosis hampir maksimal e. Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke) f. DM gestasional uncontrolled dgn diet plan g. GG. ginjal atau hati yang berat h. Alergi atau kontraindikasi OHO Implementasi Keperawatan – Edukasi --- support psikologis – Diet – Aktivitas fisik – Senam kaki diabetik – Perawatan kaki diabetik – Merapikan kuku kaki – Perawatan luka diabetik – Kolaborasi OHO dan insulin Evaluasi berkala – GDP dan Glukosa 2 jam PP sesuai kebutuhan, t,.u 2 jPP – Hb A1C dilakukan setiap 3-6 bulan – 1 tahun sekali : 1) General cek up 2) Mikroalbuminuria 3) Kreatinin 4) Albumin / globulin dan ALT 5) Kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida 6) EKG 7) Foto sinar-X dada 8) Funduskopi Penilaian hasil terapi – Glukosa darah : lihat hasil Gula puasa dan t.u 2 jam pp bandingkan dgn nilai normal – Hb A1C : Normal < 6,5 % – PGDM : (pengobatan insulin atau pemicu sekresi insulin) – Waktu pemeriksaan : 1) saat sebelum makan 2) 2 jam pp (menilai ekskursi maksimal glukosa) 3) menjelang waktu tidur (untuk menilai risiko hipoglikemia) 4) Di antara siklus tidur (untuk menilai adanya hipoglikemia nokturnal yang kadang tanpa gejala) 5) ketika mengalami gejala seperti hypoglycemic spells. ….lanjut • Pemeriksaan glukosa urin pd pasien yg tdk dpt / tidak mau memeriksa kadar glukosa darah • Pemantauan benda keton – Dilakukan t.u pada : 1) DM tipe 2 kendali buruk (> 300 mg/dl) 2) DM gestasional – Lihat kadar asam betahidroksibutirat darah – Normal : < 0,6 mmol/ – Ketosis : > 1,0 mmol/L – > 3,0 mmol/L indikasi KAD Kriteria pengendalian Jenis Pemeriksaan Glukosa darah puasa (mg/dl) Glukosa darah 2 jam pp (mg/dl) Baik 80 - <100 80 – 144 Sedang 100 - 125 145 – 179 Buruk ≥126 ≥180 A1C (%) Kolesterol Total (mg/dl) Kolesterol LDL (mg/dl) Kolesterol HDL (mg/dl) < 6,5 < 200 < 100 Pria > 40 Wanita > 50 < 150 18,5 - < 23 ≤ 130/80 6,5 – 8 200 - 239 100 - 129 >8 ≥ 240 ≥ 130 150 - 199 23 -25 > 130 -140 / > 80 - 90 ≥ 200 > 25 > 140/90 Trigliserida (mg/dl) IMT (Kg/m2 ) Tekanan Darah (mmHg) Pengkajian Riwayat Kesehatan – Signs related to Dx. Of DM – hyperglycemia – hypoglycemia – Monitor frequency, timing, severity and resolution – BS monitoring – Status of symptoms – Adherence to Tx. Regimen – Lifestyle. culture, psychosocial and economic factors – Effects of complications Pengkajian Riwayat kesehatan : – Signs related to Dx. Of DM (hyperglycemia/hypoglycemia) – Monitor frequency, timing, severity and resolution – BS monitoring – Status of symptoms – Adherence to Tx. Regimen – Lifestyle. culture, psychosocial and economic factors – Effects of complications Pemeriksaan fisik : – B/P sitting and lying-(orthostatic chg.) – BMI – Eye exam – Foot exam Pemeriksaan Lab – KGD: GDP, 2 jam post prandial, Hb A1C – Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL,LDL, trigliserida) – Kreatinin serum – Albuminuria – Benda keton, sedimen dan protein dalam urin – EKG – UA – Foto sinar-x dada Referrals-Opthal., Podiatry, Dietician Pemeriksaan laboratorium – GDP dan 2 jam post prandial – Hb A1C – Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL,LDL, trigliserida) – Kreatinin serum – Albuminuria – Benda keton, sedimen dan protein dalam urin – EKG – Foto sinar-x dada Diagnosa – Fluid volume deficit related to polyuria and dehydration – Imbalanced Nutrition Less Than Body Requirements related to – Insulin deficiency (decreased uptake and utilization of glucose by the tissues, resulting in increased protein/fat metabolism) – Decreased oral intake: anorexia, nausea, gastric fullness, abdominal pain; altered consciousness – Hypermetabolic state: release of stress hormones (e.g., epinephrine, cortisol, and growth hormone), infectious process – Fatigue related to Increased energy demands: hypermetabolic state/infection; Altered body chemistry: insufficient insulin; Decreased metabolic energy production Collaborative Problem/Potential Complications – Fluid overload, pulmonary edema, and heart failure – Hypokalemia – Hyperglycemia and ketoacidosis – Hypoglycemia – Cerebral edema Prioritas – Restore fluid/electrolyte and acid-base balance. – Correct/reverse metabolic abnormalities. – Identify/assist with management of underlying cause/disease process. – Prevent complications. – Provide information about disease process/prognosis, self-care, and treatment needs. Nursing Intervention – Maintaining Fluid and Electrolyte Balance – Improving Nutritional Intake – Reducing Anxiety – Improving Self-Care – Monitoring and Managing Potential Complications – Promoting Home and Community-Based Care