BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 3.1.1 Sejarah Organisasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan Mantan Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 28-Januari-1974. Dengan surat keputusan no. 76/M/1974 tanggal 5-Januari-1974, Prof Dr. Ing. B.J. Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah dibidang advance teknologi dan teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung pada presiden dengan membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina. Melalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi Divisi Advance Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.25 tanggal 21 Agustus 1978. Diperbaharui dengan Surat Keputusan Presiden No.47 tahun 1991. Berikut kepala-kepala BPPT dari awal berdiri sampai sekarang: Periode 1. Prof. Dr.Ing. B.J. Habibie • 1974-1998 2. Prof. Dr. Rahardi Ramelan • 1998-1998 37 38 3. Prof. Dr. Zuhal MSEE • 1998-1999 4. Dr. A.S. Hikam • 1999-2001 5. Ir. M. Hatta Rajasa • 2001-2004 6. Dr. Kusmayanto Kadiman • 2004-2006 7. Prof. Ir. Said Djauharsyah Jenie, Sc.D • 2006-2008 8. Dr. Ir. Marzan A. Iskandar • 2008-Sekarang 3.1.2. Visi dan Misi ¾ Visi Pusat Unggulan Teknologi yang mengutamakan Kemitraan melalui Pemanfaatan hasil rekayasa teknologi secara Maksimum. ¾ Misi 1. Memacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan daya saing produk industri 2. Memacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan pelayanan publik instansi pemerintah. 3. Memacu perekayasaan teknologi untuk kemandirian bangsa. 3.1.3. Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan ¾ Tugas Pokok Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. ¾ Fungsi • Pengkajian & penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan teknologi • Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT. 39 • Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta dibidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi, dan pengembangan kapasitas, serta membina alih teknologi. • Penyelenggaraan pembinaan & pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi & tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan & rumah tangga. ¾ Kewenangan • Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya. • Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. • Penetapan sistem informasi di bidangnya. a) Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: Perumusan & pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian & penerapan teknologi. b) Pemberian rekomendasi penerapan teknologi & melaksanakan audit teknologi. 3.1.4. Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam (PTISDA) Pusat TISDA merupakan salah satu unit di BPPT yang bergerak di bidang Pengkajian Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam. PTISDA aktif dalam pengkajian dan penerapan teknologi di bidang Penginderan Jauh (Remote Sensing), Sumber daya Kelautan dan Pesisir, Sistem Informasi Geografis, Sistem Survey Terestris, dan Valuasi Sumber Daya Alam. 40 3.1.4.1.Visi dan Misi PTISDA ¾ Visi Menjadi Pusat Unggulan Teknologi Karakterisasi, Pemodelan, dan Akunting SDA yang mengutamakan kemitraan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi secara maksimum di Bidang Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam ¾ Misi Memacu perekayasaan Teknologi Karakterisasi, Pemodelan dan Akunting SDA untuk meningkatkan daya saing produk industri, meningkatkan pelayanan publik instansi pemerintah, serta untuk kemandirian bangsa pada bidang sumber daya alam. 3.1.4.2.Struktur Organisasi PTISDA Gambar 3.1. Struktur organisasi PTISDA 41 3.1.4.3.Tugas Pokok dan Fungsi PTISDA ¾ Tugas Pokok Sebagaimana diatur dalam Keputusan Kepala BPPT No. 021/Kp/KA/III/2001, PTISDA memiliki Tugas Pokok: “Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi karakterisasi sistem sumberdaya alam, pemodelan sistem sumberdaya alam, serta perencanaan dan akuntansi sumberdaya alam” ¾ Fungsi • Pengkajian dan penerapan teknologi serta penyusunan kebijakan nasional di bidang teknologi karakterisasi sistem SDA, pemodelan sistem SDA, dan valuasi SDA. • Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas di bidang teknologi karakterisasi sistem SDA, pemodelan sistem SDA, dan valuasi sumberdaya alam. • Pemantauan, pembinaan, dan pelayanan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi, pengembangan kapasitas, dan membina alih teknologi karakterisasi sistem sumberdaya alam, pemodelan sistem sumber daya alam, dan valuasi sumberdaya alam. 3.2. Analisis 3.2.1. Data – Data yang Dipakai a) Sample area ¾ Satu petak yang homogen Sampel satu petak akan digunakan sebagai salah satu data ¾ Antar petak dengan kondisi yang bervariasi 42 • Untuk mendeteksi perbedaan hasil per hektar di akhir, ini diperlukan untuk memilih area dalam berbagai kondisi, misalnya ketersediaan nitrogen dan pasokan air, yang membuat perbedaan dalam tingkat pertumbuhan. • Untuk mengembangkan model regressi untuk memperkitakan variabel tanaman dari karakteristik spectrum. Ini diperlukan untuk mengatasi perbedaan tingkat pertumbuhan (perbedaan ukuran tanaman). b) Pengukuran spectral Memakai alat yang mendukung spectroradiometer. ¾ Beras • Ukur 10 bukit (Titik sampel) untuk setiap petak, diukur 5 kali (atau 3 kali, 3 kali untuk dua ketinggian 10 & 50 cm di atas kanopi). • Simpan nama file dan waktunya. ¾ Tanah atau permukaan air • Kondisi tanah atau permukaan air tidak tertutup apapun. • Pada tiga titik untuk setiap petakan, diukur tiga kali. • Simpan nama file dan waktunya. 43 c) Data hymap Gambar 3.2. Pengambilan data hymap d) Pengukuran klorofil (Special Products Analysis Division / SPAD) e) Pengukuran area indeks daun(Leaf Area Index / LAI). f) Pengukuran hasil panen (yield). 44 g) Skema pembuatan program : Sample area Pengukuran Spectral Data Hymap Pengukuran Biofisik (Klorofil, indeks daun, ubinan) PROGRAM Gambar 3.3. Skema pembuatan program 3.2.2. Tahap – Tahap Pembuatan Program 3.2.2.1. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan selama penelitian serta memahami tahapan yang harus dilakukan dalam metode penelitian. Informasi yang harus diketahui antara lain Hyperspectral, ANFIS dan informasi lain yang dibutuhkan. 3.2.2.2. Pengenalan Data Pada penelitian ini digunakan data hyperspectral tanaman padi yang berisi informasi nilai-nilai reflectance tiga fase pertumbuhan tanaman padi, yaitu: vegetatif, reproduktive, dan ripening. Panjang gelombang yang digunakan untuk nilai-nilai 45 reflectance yaitu 350 nm sampai dengan 2500 nm (interval 1 nm) untuk pengambilan data dari ketinggian 10 cm, 50 cm dari kanopi tanaman dan 450 nm ~ 2480 nm untuk pengambilan data dari ketinggian 2000 m (Hymap). Data untuk ketinggian 10 cm dan 50 cm diambil menggunakan alat spectroradiometer FieldSpect, sedangkan data Hymap diperoleh menggunakan sensor Hymap (Hyperspectral Mapper). Jumlah band yang digunakan pada data penelitian ini adalah 114 band Nilai crop variable seperti LAI, SPAD diperoleh menggunakan LICOR-LAI 2000 dan chlorophyll meter (SPAD-502 Minolta), sedangkan nilai yield(hasil panen) diperoleh melalui pengukuran ubinan saat masa panen. Data spektrum (spectral) diperoleh dari wilayah Indramayu dan Subang. Daerah Indramayu terdiri atas 9 segmen (@ segmen 500 m x 500 m), sedangkan daerah Subang terdiri atas 6 segmen. Pada setiap segmen terdapat 10 petakan (@ petakan 10 m x 10 m) dan setiap petakan dibagi menjadi beberapa titik percobaan. Pada setiap titik percobaan diperoleh nilai reflectance dengan menggunakan alat spectrometer. Satu kali mengambil nilai spektral pada setiap titik percobaan, alat tersebut memperoleh lima sampai dengan lima belas kali nilai untuk setap panjang gelombang 350 sampai dengan 2500 nanometer. 46 Gambar 3.4. Diagram alur pengujian data. Data awal yang digunakan yaitu data spektral (Data 0.0 dan data Hymap) dan data crop variabel. Data 0.0 berisi dua direktori yaitu direktori 10 dan 50, yang berarti data ketinggian 10 cm dan ketinggian 50 cm, yang berisi file-file .txt. Setiap file tersebut berisi nilai reflectance dari setiap titik percobaan pada setiap quadrate dan juga terdapat sebuah file yang berisi daftar dari file reflectance tersebut. Data Hymap berisi data spektral yang diambil dari ketinggian 2000 m. Data crop variable terdiri atas data leaf area index (LAI), SPAD (kandungan klorofil pada daun), dan yield (hasil panen). 47 3.2.2.3. Praproses a) Data level 0.0 : Data pengukuran disimpan dalam bentuk file teks. ¾ Data pengukuran disimpan pada direktori yang ditentukan. ¾ Buat daftar dari data level 0.0. ¾ Data pengukuran dirata – ratakan. ¾ Buat daftar data level 0.1. Gambar 3.5. Contoh file reflectance pada Data 0.0 Contoh nama file Data 0.0 yaitu IN01q1p1_10, IN01q1p2_10, IN01q1p3_10, SB01q1p1_10, SB01q1p2_10 dan seterusnya. Kode IN menunjukkan daerah tempat data tersebut diambil adalah Indramayu sedangkan SB artinya dari wilayah Subang, q menunjukkan quadrate, dan p menunjukkan titik percobaan. b) Data level 0.1 : Merata-ratakan setiap pengukuran data. ¾ Memeriksa data : Menghilangkan unrealistic data, nilai reflectance pada gelombang 500 – 800 nm harus di bawah 0.48. Sebelum Sesudah dihilangkan Gambar 3.6. reflectance sebelum dan sesudah dihilangkan noisenya 48 ¾ Rata-ratakan data setiap petakan. ¾ Buat daftar data level 0.2. c) Data level 0.2 : Merata-ratakan data setiap petakan. ¾ Memilih data sesuai dengan petakan. ¾ Buat contoh data ulang, disesuaikan dengan data Hymap buatan. ¾ Buat daftar data level 1.0. d) Data level 1.0 : Membuat contoh data ulang, disesuaikan dengan data Hymap buatan. ¾ Mengklasifikasikan data spectral kedalam gelombang-gelombang sesuai dengan petakan. ¾ Simpan data spectral ke dalam direktori tahap pertumbuhan yang sudah ditentukan. 3.2.2.4.Pengujian Prosedur pengujian yang dilakukan sebagai berikut. 1. Supplied test set (Daerah Subang dan Indramayu) : • Training and testing : 8-Fold Field_Spect_10, testing : All_Field_Spect_10 • Training and testing : 8-Fold Field_Spect_50, testing : All_Field_Spect_50 • Training and testing : 8-Fold hymap, testing : All_hymap Prosedur 1 dan dilakukan untuk memprediksi LAI, SPAD, dan YIELD. 49 3.3. Pembentukan Arsitekur ANFIS Untuk membentuk jaringan ANFIS yang digunakan untuk melakukan prediksi crop variable tanaman padi, terlebih dahulu data-data yang ada, harus dibuat aturanaturan yang didasarkan pada aturan model Sugeno. Data-data input yang dipakai ada 114 input , sedangkan outputnya hanya 1 output dan dibuat 4 aturan, maka aturan-aturan yang terbentuk, yaitu : If X1 is A1 and X2 is B1 and .. X114 is J41 Then Y1 = C11X1 + C12X2 +.. C1114X14 + C10 If X1 is A2 and X2 is B2 and .. X114 is J42 Then Y2 = C21X1 + C32X2 +.. C2114X14 + C20 If X1 is A3 and X2 is B3 and .. X114 is J43 Then Y3 = C31X1 + C32X2 +.. C3114X14 + C30 If X1 is A4 and X2 is B4 and .. X114 is J44 Then Y4 = C41X1 + C42X2 +.. C4114X14 + C40 Gambar 3.7. Arsitektur jaringan ANFIS pada program