BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan landasan utama dalam bisnis dan masyarakat. Kemampuan untuk mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen dan mengkombinasikannya dengan kondisi pasar merupakan kegiatan utama bagi suatu perusahaan untuk daat memertahankan kelangsungan hidup perusahaan agar tetap eksis. Sofjan Assauri dalam bukunya mendifinisikan “ Manajemen Pemasaran merupakan kegiatan penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program-program yang dibuat untuk membentuk, membangun dan memelihara, keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang. (Assauri, 2010;13) American Marketing Association (AMA) seperti yang dikutip oleh Kotler dan Keller dalam buku “Manajemen Pemasaran” (2009:5) mendefinisikan pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Definisi sosial berbeda dengan definisi manajerial dari pemasaran. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan pemasaran di dalam masyarakat; sebagai 11 12 contoh, seorang pemasar berkata bahwa peran pemasaran adalah untuk “memberikan standar kehidupan yang lebih tinggi”. Definisi sosial manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:5) adalah sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Adapun pengertian mengenai manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:6) adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Manajemen di perlukan dalam proses pertukaran karena proses tersebut memerlukan banyak tenaga dan keterampilan, bagaimana mengelola atau mengatur kegiatan, keterampilan, tenaga dan sumber daya, dan aspek-aspek lainnya yang akan diperlukan akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya organisasi mencapai sasaran dan tujuan pemasaran. 2.2 Bauran Pemasaran Tugas pemasar adalah merencanakan aktivitas-aktivitas pemasaran dan membentuk program yang terintegrasi penuh untuk menciptakan mengkomunikasikan, dan menghantarkan nilai kepada pelanggan. Kotler dan Keller (2009:23) mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas ini sebagai sarana bauran pemasaran 13 dari empat jenis yang luas, yang disebut empat P yaitu: produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion). Keempat unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan suatu kebijakan pemasaran yang mengarah kepada layanan efektif dan kepuasan konsumen. Jadi didalam bauran pemasaran terdapat variabel – variabel yang saling mendukung satu dengan yang lainnya, yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk memperoleh tanggapan – tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi permintaan akan produknya. Gambar 2.1 Bauran Pemasaran 4P BAURAN PEMASARAN Produk: - Harga: Keragaman Kualitas Merek Pelayanan Ciri Design - Daftra Harga Diskon Potongan Harga Khusus Pembayaran Sumber: Kotler & Keller (2009:18 Tempat: Promosi: - - - Lokasi Saluran Pemasaran Cakupan Pemasaran Persediaan Transportasi - Penjualan Pribadi Periklanan Promosi Penjualan Hubungan Masyarakat Pemasaran Langsung 14 2.2.1. Produk Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Kotler dalam buku Murshid (2010;71) merumuskan produk adalah sebagai hasil akhir yang mengandung elemen-elemen fisik, jasa dan hal-hal simbolis yang dibuat oleh perusahaan untuk memberikan kepuasan dan keuntungan bagi pembelinya. Dari pengertian tersebut jelas bahwa produk harus memiliki nilai yang dapat memberikan kepuasan dan keuntungan bagi konsumen. Niali bagi konsumen adalah harga yang rendah, segala yang diinginkan dari sutau produk, kualitas yang didapat untuk harga yang diayarkan dan segala sesuatu yang diperoleh untuk segala sesuatu yang diberikan. Ada beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah: a. Merek (branding) Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta 15 dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk. b. Kualitas Produk (Product Quality) Kualitas Produk (Product Quality) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penjual telah menghantarkan kualitas ketika produk atau jasanya memenuhi atau melebihi ekspektasi pelangan.Perusahaan yang memuaskan sebagian besar kebutuhan pelanggannya sepanjang waktu disebut perusahaan berkualitas.Kualitas jelas merupakan kunci untuk menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. c. Keragaman Produk Keputusan tentang penempatan produk berkaitan dengan ketersediaan produk atau keragaman produk dalam jumlah yang sesuai dan dilokasi yang tepat. Semakin beragamnya jumlah dan jenis produk yang di jual di suatu tempat maka konsumen pun akan merasa puas jika ia melakukan pembelian di tempat tersebut dan ia tidak perlu melakukan pembelian di tempat lain. Dan hal serupa akan ia ulangi untuk pembelian berikutnya. d. Tingkatan Produk. Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut: 16 1). Produk Inti (Core Product) Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa. 2). Produk Aktual (Actual Product) Seorang perencana produk harus menciptakan produk aktual (actual product) disekitar produk inti. Karakteristik dari produk aktual diantaranya, tingkat kualitas, nama merek, kemasan yang dikombinasikan dengan cermat untuk menyampaikan manfaat inti. 3). Produk Tambahan Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan tambahan untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan menanggapi dengan baik claim dari konsumen dan melayani konsumen lewat telepon jika konsumen mempunyai masalah atau pertanyaan. e. Klasifikasi Produk. Pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ketahanan/durabilitas, keberwujudan dan kegunaan (Kotler dan Keller 2009:5). Ketahanan (durability) dan keberwujudan (tangibility) Produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok antara lain: 17 1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. 2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu lama. 3. Jasa (service) adalah produk-produk yang tidak berwujud, bervariasi dan dapat musnah. Klasifikasi barang konsumen 1. Barang sehari-hari (convenience goods) adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen dengan segera dan dengan usaha minimum. 2. Belanja (shoping goods) adalah barang-barang yang secara karakteristikdibandingkan berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. 3. Barang khusus (specialty goods) mempunyai ciri-ciri atau identifikasi merek yang unik dimana ada cukup banyak pembeli bersedia melakukan upaya pembelianyang khusus. 4. Barang yang tidak dicari (unsought goods) adalah barang yang tidak dikenalkonsumen atau biasanya mereka tidak terpikirkan untuk dibeli. 18 Produk jasa Menurut Christoper Lovelock (2010:98) produk jasa adalah pemberian layanan pada saat ada elemen fisik yang terlibat (produk) untuk memberikan nilai tambah, termasuk tenaga ahli dan penggunaan alat-alat khusus, baik berwujud maupun nirwujud, yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Dalam merancang konsep layanan. Pemasar jasa yang berpengalaman akan menyadari bahwa dibutuhkan pandangan holistic terhadap keseluruhan penerapan yang mereka ingin dialami oleh pelanggan. Proposi nilai harus mencangkup dan menyatukan tiga komponen yaitu: 1. Produk inti adalah komponen utama yang memberikan manfaat penyelesaian masalah yang dicari pelanggan. Contohnya, jasa transportasi memberikan solusi kebutuhan seseorang atau benda untuk berpindah dari suatu lokasi ke lokasi lain, konsultan manajemen memberikan saran ahli mengenai tindakan yang harus dilakukan klien, dan jasa perbaikan barang akan mengebalikan fungsi mesin yang rusak sehingga bias bekerja dengan baik 2. Layanan- layanan tambahan adalah berbagai aktivitas layanan yang memberikan tambahan pada produk inti untuk mempermudah 19 penggunaannya dan memperkuat nilainya bagi keseluruhan pengalaman pelanggan. 3. Proses penghantar adalah proses yang digunakan untuk menghantarkan produk inti dan seluruh layanan tambahan. Contohnya komponen pelayanan dari menginap dihotel mewah. Produk inti-penyewaan kamar-dengan dimensi tingkat layanan dan penjadwalan (berapa lama kamar bias digunakan sebelum ada pembayaran lain). Layanan tambahan mulai dari reservasi kamar sampai makan, serta layanan dalam kamar. Proses pelayanan harus spesifik untuk setiap elemen ini. Semakin mahal hotelnya, semakin tinggi tingkat layanan yang dibutuhkan setiap elemen. 2.2.2 Harga Definisi mengenai harga dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:67), harga adalah suatu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan. Harga juga mengkonsumsikan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau merek perusahaan ke pasar. Produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan laba yang besar. 20 Dalam hal ini harga yang diperoleh oleh tiap-tiap konsumen bisa mempunyai nilai yang berbeda dikarenakan adanya perbedaan persepsi yang terjadi. Nilai itu sendiri menurut konsumen merupakan perbandingan antara manfaat dengan harga, bila manfaat yang dirasakan oleh konsumen terhadap suatu produk tersebut lebih besar daripada harganya maka nilai produk tersebut besar, begitu pula sebaliknya. Harga adalah suatu pengorbanan dalam bentuk mata uang tertentu yang dilakukan oleh konsumen untuk mendapatkan sebuah produk dengan kualitas tertentu sesuai dengan nilai yang dipersepsikannya. 1. Kebijakan Penetapan Harga Perusahaan harus mempertimbangkan banyak factor dalam menentukan kebijakan penetapan harganya. Menurut Kotler dan Keller (2009:76) berikut ini adalah prosedur enam langkah kebijakan penetapan harga. a. Langkah 1: Memilih Tujuan Penetapan Harga Mula-mula perusahaan memutuskan dimana perusahaan ingin memposisikan penawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah perusahaan menetapkan harga. Empat tujuan utama adalah kemampuan bertahan, laba saat ini maksimum, pangsa pasar maksimum, dan kepemimpinan kualitas produk. 21 b. Langkah 2: Menentukan Permintaan Setiap harga akan mengarah ke tingkat permintaan yang berbeda dan arena itu akan memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran perusahaan. Hubungan antara harga dan permintaan ditangkap dalam kurva permintaan. c. Langkah 3: Memperkirakan Biaya Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan perusahaan untuk produknya.Biaya menetapkan bata bawah. Perusahaan ingin mengenakan harga yang dapat menutupi biaya memproduksi, mendistribusikan dan menjual produk, termasuk tingkat pengembalian yang wajar untuk usaha dan risikonya. d. Langkah 4: Menganalisis Biaya, Harga dan Penawaran Pesaing Dalam kisaran kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga, dan kemungkinan reaksi harga pesaing. Mula-mula perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing terdekat, lalu mengevaluasi nilai mereka bagi pelanggan. e. Langkah 5: Memilih Metode Penetapan Harga Berikut ini adalah enam metode penetapan harga: 1) Penetapan harga mark-up Dalam hal ini harga jual yang ditetapkan dilakukan dengan cara menambahkan suatu prosentase tertentu dari total biaya variable atau harga beli dari seorang pedagang. 22 2) Penetapan harga tingkat pengembalian sasaran (target-return pricing) Dalam hal ini harga jual yang ditetapkan dapat memberikan tingkat keuntungan tertentu yang dianggap wajar. Keuntungan yang wajar ini diperoleh untuk suatu tingkat investasi tertentu dan resiko yang mungkin terjadi. Penetapan harga ini akan memberikan target keuntungan pada suatu tingkat total biaya dengan suatu volume produksi standar yang diperkirakan. 3) Penetapan harga nilai anggapan (perceived value) Nilai anggapan terdiri dari beberapa elemen, seperti citra pembelian akan kinerja produk, kemampuan penghantaran dari saluuran, kualitas jaminan, dukungan pelanggan, reputasi pemasok, kepercayaan dan harga diri. 4) Penetapan harga nilai (value pricing) Perusahaan menetapkan harga yang cukup rendah untuk penawaran berkualitas tinggi. 5) Penetapan harga going rate Perusahaan mendasarkan sebagian besar harganya pada harga pesaing, mengenakan harga yang sama, lebih mahal, atau lebih murah dibandingkan harga pesaing utama. 6) Penetapan harga jenis lelang Tujuan lelang yang utama adalah membuang persediaan berlebih atau barang bekas. Metode penetapan harga mempersempit kisaran dari mana perusahaan harus memilih harga akhirnya. Dalam memilih harga itu, perusahaan harus 23 mempertimbangkan faktor-faktor tambahan, termasuk dampak kegiatan pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga berbagai keuntungan dan risiko, dan dampak harga pada pihak lain. 2.2.3. Distribusi Dalam rangka memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen, maka salah satu unsur penting yang harus diperhatikan adalah memilih secara tepat tempat (place) atau saluran distribusi (channel of distribution) yang akan digunakan. Kemudahan dalam mengakses, kenyamanan dalam melakukan transaksi, kecepatan dalam melayani serta ketepatan waktu dalam penyampaian produk atau jasa merupakan unsur penting bagi konsumen karena akan menambah nilai bagi konsumen terhadap produk atau jasa yang digunakan. Menurut Murshid (2010;85) “Kebijakan saluran distribusi adalah salah satu bentuk dari kebijakan penjualan. Saluran distribusi (channel of distribution) adalah lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa digunakan. dari definisi tersebut diatas, jelas bahwa saluran distribusi merupakan perantara yang turut serta dalam proses pemidahan barang dari produsen ke konsumen. Barang-barang akan mengalir dengan mengikuti satu saluran yang terdiri dari lembaga atau penyalur penjualan, penyalur ini akan memindahkan atau 24 menggerakan barang-barang tersebut ke pasar, sehingga barang produksi suatu perusahaan selalu ada tersedia dan mudah didapat oleh konsumen. Dengan demikian saluran distribusi adalah meliputi semua kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menyampaikan barang-barang hasil produksi dari produsen kepada pembeli atau calon konsumen. Dalam penentuan saluran distribusi yang akan digunakan, maka perusahaan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a. Sifat dan macam barang. b. Kepercayaan kepada penyalur. c. Keadaan saingan. d. Kemampuan perusahaan. Perusahaan dalam mendistribusikan hasil produknya, selain memperhatikan hal tersebut di atas, juga produsen perlu memperhatikan tahapan-tahapan saluran yang akan digunakan sesuai dengan barang yang dipasarkan. Terdapat berbagai macam cara untuk menyampaikan produk-produk yang dipasarkan untuk dapat sampai ditangan konsumen yang merupakan mata saluran distribusi, seperti : a. Zero-Level Channel (Direct Marketing Channel). Melalui channel ini produsen menjual produknya langsung kepada konsumen. b. One-Level Channel. Produsen dalam menyampaikan produknya kepada konsumen 25 menggunakan para pengecer seperti toko dan kios. c. Two-Level Channel. Produsen dalam meyalurkan produknya ke konsumen melalui pedagang besar (distributor) yang akan menyalurkannya lagi kepada para pengecer. d. Three-Level Channel. Pada mata saluran distribusi ini produsen barang dalam menyampaikan produknya kepada konsumen melalui pedagang besar (distributor), pemborong atau makelar serta pengecer. Dengan demikian bauran saluran distribusi terdiri dari : a. Saluran distribusi. Hal ini menyangkut cara penyebaran suatu produk untuk dapat sampai di tangan konsumen seperti zero-level channel atau three level channel b. Cakupan (coverage). Hal ini merupakan cakupan wilayah yang terjangkau oleh cara penyampaian suatu produk ke konsumen. c. Pilihan (assesments). Pilihan saluran distribusi ini dapat berbeda-beda tergantung dari bagaimana caranya agar suatu produk dapat lebih cepat sampai ke konsumen. d. Lokasi (place). Faktor ini ditentukan terutama oleh tempat tinggal konsumen yang akan dijangkau oleh sesuatu produk dan juga tempat penyimpanan produk itu sendiri. 26 e. Transportasi. Transportasi perlu penanganan yang lebih baik karena akan menyangkut tidak saja cepat atau lambatnya sesuatu produk sampai ke konsumen, tetapi juga menyangkut pelayanan terhadap konsumen itu sendiri, dalam praktek perbankan saluran penyebaran lokasi kantor bank untuk mendekatkan pada nasabah. Penetapan lokasi haruslah di tempat yang strategis, dekat pusat perdagangan, dekat fasilitas pemerintahan dan mudah dijangkau dari berbagai arah. Apabila cara ini kurang menguntungkan bisa dengan cara lain, dengan bank keliling atau dengan cara antar jemput ke tempat nasabah dominan. Sedangkan cara penyaluran produk yang efektif ke nasabah dengan cara zero level channel. 2.2.4. Promosi Promosi Penjualan menurut Kotler dan Keller (2009:219) adalah bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi alat insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasi pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk tertentu oleh konsumen. Dalam promosi dikenal istilah bauran promosi yang merupakan seperangkat alat promosi yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. 27 Menurut Bruce J. Walker, didalam buku Drs. Danang Sunyoto (2012:156) Alat-alat promosi yang digunakan oleh perusahaan antara lain sebagai berikut : 1. Penjualan tatap muka (Personal Selling) Penjualan pribadi adalah suatu penyajian (presentasi) suatu produk kepada konsumen akhir yang dilakukan oleh tenaga penjual perusahaan yang representative. 2. Periklanan (advertising) Periklanan adalah suatu bentuk penyajian yang bukan dengan orang pribadi, dengan pembayaran oleh sponsor tertentu. 3. Promosi penjualan (sales promotion) Promosi penjualan adalah suatu perencanaan untuk membantu atau melengkapi koordinasi periklanan dan penjualan pribadi. 4. Publisitas (publicity) Publisitas adalah semacam periklanan yang dilakukan dengan sejumlah komunikasi untuk merangsang permintaan. 5. Hubungan masyarakat (public relation) Hubungan masyarakat adalah usaha terencana oleh suatu organisasi untuk mempengaruhi sikap atau golongan. 28 Komunikasi dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth) Pentingnya penyerahan (greater importance of referral) dan komunikasi dari mulut ke mulut merupakan salah satu ciri khusus dari promosi dalam bisnis jasa. Pelanggan seringkali memperhatikan dengan teliti penyerahan jasa dan kemudian menceritakan pengalamannya pada pelanggan potensial lainnya. Mereka yang senang dapat memberikan masukan pada penyedia jasa dan pada kenyataannya beberapa bisnis khususnya didirikan untuk menawarkan jasa seperti itu. Penelitian atas rekomendasi perseorangan melalui word of mouth menjadi salah satu sumber yang penting, di mana orang yang menyampaikan rekomendasi secara perorangan seringkali lebih disukai sebagai sumber informasi. Tidak ada bauran pemasaran yang berhasil tanpa komunikasi yang baik. Unsur ini memilih tiga peran utama, yaitu memberikan informasi dan nasehat yang dibutuhkan, membujuk konsumen sasaran dan mengingatkan mereka untuk melakukan pada waktu yang tepat. (Oesman, 2010;27) Menurut Murshid (2010;95) promosi adalah komunikasi yang persuasif, mengajak, mendesak, membujuk, meyakinkan. 29 1) Modifikasi tingkah laku Pasar merupakan tempat pertemuan orang-orang yang hendak melakukan pertukaran didalamnya yang tentunya setiap orang tersebut memiliki tingkah laku yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan demikian tujuan promosi ini adalah berusaha untuk mengubah tingkah laku dan pendapat individu tersebut, dari tidak menerima suatu produk menjadi setia terhadap produk penjual selalu berusaha menciptakan kesan baik tentang dirinya atau mendorong pembelian barang-barang dan jasa. 2) Memberitahu Kegiatan promosi ditunjukan untuk memberikan informasi kepada pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan, mengenai produk tersebut berkaitan mengenai harga, kualitas, syarat pembelian, kegunaan, keistimewaan dan lain sebagainya. Promosi yang bersifat informative ini merupakan tahap awal dalam siklus kehidupan produk. hal ini penting untuk meningkatkan permintaan primer sebab pada tahap ini seseorang tidak akan tertarik memilih dan membeli produk sebelum mereka mengetahui produk tersebut serta kegunaannya terlebih dahulu. 3) Membujuk Promosi yang bersifat membujuk ini kurang disukai seseoramg karena terkesan seperti memaksa ataupun menghasut. Namun bagi perusahaan tujuan 30 promosi ini untuk mendorong pembelian. Perusahaan tidak akan memperoleh tanggapan secepatnya tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini agar promosi dapat memberi pengaruh yang cukup lama terhadap perilaku pembelian. 4) Mengingatkan Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan untuk mempertahankan merek produk di dalam hati konsumen. Artinya perusahaan berusaha mempertahankan konsumen, karena perilaku mereka tidak hanya sekali dalam melakukan transaksi, melainkan harus berlangsung secara terus-menerus. A. Tujuan Promosi Penjualan Terdapat banyak ragam promosi penjualan. Sampel gratis mendorong percobaan konsumen, sementara layanan nasihat manajemen gratis bertujuan memelihara hubungan jangka panjang dengan pengecer. Penjual menggunakan promosi jenis insentif untuk menarik pelanggan baru, menghargai pelanggan setia, dan meningkatkan tingkat pembelian kembali pengguna yang jarang membeli. Promosi penjualan sering menarik orang yang suka berlaih merek, yang terutama mencari harga yang lebih murah dan nilai yang lebih baik. Promosi mendorong konsumen mencoba produk baru. 31 B. Keputusan Utama Promosi Penjualan Dalam menggunakan promosi penjualan, perusahaan harus menentukan tujuannya, memilih alat, mengembangkan program, menguji program, mengimplementasikan dan mengendalikannya, serta mengevaluasi hasilnya (Kotler dan Keller 2009:221). 1) Menentukan Tujuan Tujuan promosi merupakan awal untuk kegiatan promosi. Jika perusahaan menetapkan beberapa tujuan sekaligus, maka hendaknya dibuat skala prioritas atau posisi tujuan mana yang hendak dicapai lebih dulu. Tujuan dapat mendorong pembelian yang lebih besar, meningkatkan percobaan di antara non pengguna, dan menarik konsumen yang beralih dari merek pesaing. 2) Memilih Alat Promosi Konsumen Perencana promosi harus memperhitungkan jenis pasar, tujuan promosi penjualan, kondisi persaingan, dan efektivitas biaya setiap alat. Alat promosi konsumen utama meliputi sampel, kupon, penawaran pengembalian dana tunai(rabat), potongan harga(discount), kemasan harga (kesepakatan pengurangan harga), premi (hadiah), program frekuensi, hadiah (kontes, undian, perminan), penghargaan patronage , percobaan gratis, garansi produk, promosi terikat, promosi silang, serta tampilan dan demonstrasi titik pembelian. 32 3) Memilih Alat Promosi Dagang Produsen menggunakan sejumlah alat promosi dagang antara lain penurunan harga (dari harga faktur atau harga resmi), insentif dan barang gratis. 4) Memilih Alat Promosi Tenaga Penjualan dan Bisnis Perusahaan menghabiskan miliaran dollar untuk bisnis dan promosi tenaga penjualan antara lain dengan pameran dagang dan konvensi, kontes penjualan serta iklan khusus. 5) Mengembangkan Program Dalam merencanakan program promosi penjualan, pemasar semakin membaurkan beberapa media ke dalam konsep kampanye total. 6) Pengujian Awal, Pengimplementasian, Pengendalian dan Pengevaluasian Program. Meskipun sebagian besar program promosi penjualan dirancang berdasarkan pengalaman, pengujian awal dapat menentukan apakah sarana itu sudah tepat,ukuran insentif sudah optimal dan metode presentasi sudah efisien. Konsumen dapat diminta menilai atau memberi peringkat berbagai kemungkinan kesepakatan, atau uji percobaan dapat dijalankan dalam wilayah geografis terbatas. 33 2.3 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah studi mengenai proses keputusan konsumen yang mendorong mereka membeli dan mengkonsumsi berbagai produk. Pengertian mengenai perilaku konsumen dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:166).Perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6) menyatakan bahwa perilaku konsumen berfokus pada bagaimana seseorang membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya yang mereka miliki (waktu, uang dan usaha) terhadap konsumsi mereka (apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli produk, kapan mereka membeli produk, diamana mereka membeli produk, seberapa sering mereka menggunakan produk, bagaimana mereka mengevaluasi produk setelah dibeli, dampak dari evaluasi pada evaluasi pada pembelian produk dan bagaimana mereka membuang produk). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal tersebut diatas atau kegiatan mengevaluasi. Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu proses 34 pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang kesemuanya itu melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa secara ekonomis. Individu-individu yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumsi rumah tangganya dapat dinamakan konsumen akhir. Tetapi bukan berarti orang lain tidak terlibat dalam proses terjadinya pembelian, bagaimanapun juga banyak orang yang akan terlibat dalam pengambilan keputusan untuk membeli. Dimana masing-masing orang yang terlibat dan mempunyai peranan sendiri-sendiri. Adapun macam peranan dalam perilaku konsumen diataranya sebagai berikut: a. Pencetus ide ( Initiator ) Seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu. b. Pemberi pengaruh ( Influencer ) Seseorang yang pandangan atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian. c. Pengambil keputusan ( Decider ) Seseorang yang memutuskan setiap komponen dalam keputusan pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau di mana membeli. d. Pembeli ( Buyer) Seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya. e. Pemakai ( User ) Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tersebut. 35 Diantara peranan-peranan dalam pembelian tersebut yang terpenting adalah peranan ketiga karena perusahaan dapat meneliti siapa dalam keluarga yang memutuskan suatu pembelian untuk kemudian mengarahkan promosi kepada keluarga itu. Memahami perilaku konsumen adalah sesuatu yang sangat komplek, kompleksitas permasalahan disebabkan banyaknya variabel yang saling mempengaruhi dan kecenderungan untuk saling berinteraksi. Agar dapat memahami perilaku konsumen yang baik diperlukan suatu kerangka model yang merupakan penyederhanaan keadaan nyata serta secara jelas menerangkan arus proses pengambilan keputusan. Dengan model yang diharapkan dapat membantu analisis untuk berfikir secara logis dan sistematis. 2.4 Keputusan Pembelian 2.4.1 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Periset pemasaran telah mengembangkan model tingkat proses keputusan pembelian konsumen. Tahapan-tahapan dalam proses keputusan pembelian konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:184-190) dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” adalah sebagai berikut: 36 a. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Lalu mereka dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen. b. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan.Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang ini mungkin mulai aktif mencari informasi antara lain dengan mencari bahan bacaan, menelpon, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. c. Penilaian (Evaluasi) Alternatif Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. 37 d. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merekmerek yang ada di dalam kumpulan pilihan.Konsumen juga dapat membentuk niat untuk memilih merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen mengambil lima sub keputusan yaitu merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. Model pengambilan keputusan konsumen terdiri dari dua macam aktivitas setelah pengambilan keputusan yang berhubungan erat yaitu perilaku pembelian dan evaluasi setelah pembelian. Jika konsumen puas maka ia mungkin mengulang pembelian. Pembelian ulang biasanya menandakan penerimaan akan produk. Bagi produk yang relative tahan lama seperti komputer, pembelian yang dilakukan mungkin sekali menandakan produk tersebut diterima dengan baik oleh konsumen. 1) Pembelian Percobaan Ketika konsumen membeli suatu produk untuk pertama kalinya dengan jumlah yang lebih sedikit dari biasanya, pembelian ini akan dianggap suatu percobaan. Jadi, pembelian percobaan merupakan tahap perilaku pembelian yang bersifat penjajakan dimana konsumen berusaha menilai produk melalui pemakaian langsung. 38 2) Pembelian Ulang Jika suatu merek baru dalam kategori produk yang sudah mapan berdasarkan pembelian percobaan dirasakan lebih memuaskan daripada merek-merek lain, maka konsumen mungkin melakukan pembelian. Pembelian ulang biasanya menandakan bahwa produk memenuhi persetujuan konsumen dan bahwa ia bersedia memakainya lagi dalam jumlah yang lebih besar. e. Perilaku Pasca Pembelian Tingkat evaluasi setelah pembelian yang dilakukan para konsumen tergantung pada pentingnya keputusan produk dan pengalaman yang diperoleh dalam memakai produk tersebut. Jika produk tersebut berfungsi sesuai dengan harapan, konsumen mungkin akan membelinya lagi. Tetapi jika kinerja produk mengecewakan atau tidak memenuhi harapan, konsumen akan mencari berbagai alternatif yang lebih sesuai. Jadi, dalam evaluasi setelah pembelian, konsumen memberikan umpan balik seperti pengalaman terhadap psikologis dan membantu mempengaruhi keputusan yang berkaitan di waktu yang akan datang. 39 Gambar 2.2 Proses pengambilan keputusan pembelian Pengenalan masalah Pencarian informasi Pengevaluasian alternativ Keputusan pembelian Perilaku setelah pembelian Sumber: Kotler dan Keller (2009) 2.5. Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Menurut Kotler & Kevin Lane Keller (2008), ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memutuskan melakukan pembelian yaitu, budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Faktor-faktor ini memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap konsumen dalam memilih produk yang akan dibelinya. 2.5.1 Faktor Budaya. Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku, mencakup budaya (kultur, sub budaya, dan kelas sosial). Budaya adalah susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya. Setiap perilaku konsumen dikendalikan oleh berbagai sistem nilai dan norma budaya yang berlaku pada suatu daerah, untuk itu perusahaan harus tahu produknya itu dipasarkan pada suatu daerah yang berkebudayaan bagaimana. 40 Menurut Kotler & Armstrong (2001: 198) pengertian sub budaya sebagai berikut : ”Sub budaya (sub culture) adalah sekelompok orang dengan sistem nilai bersama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama”. Sub kebudayaan meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Bagian pemasaran harus merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Menurut Kotler & Armstrong (2001: 202) pengertian kelas sosial sebagai berikut: ”Kelas sosial (social classes) adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi dan anggotaanggotanya memiliki nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama Kelas sosial tidak ditentukan oleh satu faktor saja, misalnya pendapatan, tetapi ditentukan sebagai suatu kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan dan kesejahteraan.” 2.5.2 Faktor Sosial Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. Kelompok acuan adalah kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga sangat mempengaruhi perilaku pembeli. 41 Sedangkan peran status seseorang yang berpartisipasi diberbagai kelompok akan membawa pada posisi tertentu. Setiap orang akan menjalankan peran tertentu yang akan mempengaruhi perilakunya, sehingga dimungkinkan adanya perilaku yang berbeda dalam setiap peran. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Seseorang sering kali memilih produk yang menunjukkan status mereka dalam masyarakat. 2.5.3 Faktor pribadi. Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian. Usia berhubungan erat dengan perilaku dan selera seseorang, dengan bertambahnya usia seseorang diikuti pula dengan berubahnya selera terhadap produk begitu juga dengan faktor pekerjaan dan keadaan ekonominya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sedangkan kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang. 42 2.5.4 Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi pilihan pembelian yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta keyakinan dan sikap. Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak, sedangkan persepsi adalah proses bagaimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti. Pengetahuan atau pembelajaran diartikan sebagai perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Keyakinan adalah pemikiran diskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal, sedangkan sikap diartikan sebagai evaluasi, perasaan, emosional, dan tindakan seseorang terhadap suatu objek atau gagasan. Dalam perilaku konsumen yang dipengaruhi faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pembelian suatu produk khususnya dalam pengambilan keputusan. Para pembeli dipengaruhi oleh empat faktor tersebut meskipun pengaruhnya pada setiap konsumen berbeda-beda. Untuk itu dalam melakukan promosi, perusahaan harus mempertimbangkan keempat faktor tersebut. Strategi promosi yang dilakukan perusahaan akan menjadi lebih efektif dan efisien dalam mempengaruhi konsumen dengan mempertimbangkan perilaku konsumen yang menjadi sasaran produknya. 43 Gambar 2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian BUDAYA Kultur Budaya SOSIAL kelompok acuan PRIBADI Siklus hidup Pekerjaan PSIKOLOGIS Motivasi Persepsi pembelian Sub budaya keluarga keadaan ekonomi gaya hidup Kelas sosial peran dan status Pengetahuan Keyakinan dan sikap kepribadian Sumber: Kotler & Armstrong (2001) Untuk dapat mencapai pasar sasaran yang tepat maka diperlukan adanya segmentasi pasar. Apabila telah diketahui tentang segmentasi pasar maka langkah selanjutnya adalah dengan mempelajari perilaku konsumen mengenai faktor – faktor yang bisa mempengaruhi mereka dalam melakukan pembelian. Dari faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian, terbentuk beberapa faktor yang dapat mempengaruhi para konsumen dalam pengambilan 44 keputusan pembelian. Faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi 4 variabel, yaitu: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) Sujoko (2007) menemukan dalam penelitiannya bahwa variabel-variabel bauran pemasaran (product, price, personal traits, place, process) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember. Hal ini di perkuat dengan temuan dalam penelitian Ni Nengah Wiidiasih dalam Sujoko (2007) yang menyatakan bahwa produk adalah faktor yang paling dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet di kota Denpasar. Hasil penelitian tersebut didukung oleh teori Henry Assaell (1995), teori Kotler (2000), dan teori Lounden (1993), dan teori Kasali (1999) dalam Sujoko (2007) yang menyatakan bahwa produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli suatu produk barang atau jasa. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana perilaku konsumen dalam memilih dan melakukan suatu keputusan pembelian, di mana konsumen melihat akan mutu produk, harga yang bersaing, lokasi yang strategis mudah dijangkau oleh pembeli serta program promosi yang diberikan, seperti diskon dan potongan harga khusus yang memberikan rangsangan kepada konsumen untuk membeli suatu produk. 45 2.6. penelitian terdahulu Menurut Danil Arviyan (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian pada Pemasaran Busieness to business, study kasus PT. WARGA DJAJA”, adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil perhitungan uji F statistic antara variable bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian menunjukan signifikasi 0,02 < 0,05 artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian secara simultan. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara bauran pemasaran dengan keputusan pembelian kertas 2. Berdasarkan uji parsial T-Test setelah dilakukan analisa, menghasilkan masing-masing variable bebas (X1, X2, X4)tidak berpengaruh terhadap variable terikat dikarnakan memiliki nilai signifikasi lebih besar dari t 0,05 yang artinya secara parsial variable X1, X2, X4 tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian, sedangkan untuk variable promosi (X3) memiliki t hitung lebih kecil dari 0,05 yang artinya promosi (X3) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Menurut Muhamad Wimman Zulfikar (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap KeputusanPembelian (studi pada Oase Batik Pekalongan)”, adalah sebagai berikut: 46 1. Setelah dilakukan analisa terhadap variabel Produk, Harga, Saluran Distribusi, Promosi dengan metode analisa Analisis Regresi Liniear Berganda. Faktor Produk sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian batik pekalongan dan faktor Harga, Tempat dan Promosi tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian. Menurut vina soraya (2012) dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Toyota Pada U.D. Dua Tiga Tujuh Motor Makassar” adalah sebagai berikut: 1. Produk, harga, distribusi dan promosi secara simultan maupun secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mobil merek Toyota pada U.D. Dua Tiga Tujuh Motor di Makassar. 2. Variabel harga merupakan variabel berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian mobil merek Toyota pada U.D. Dua Tiga Tujuh Motor di Makassar Menurut Yuninda Yusnaningpuri(2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Strategi Bauran Pemasaran Eceran (Retail Marketing Mix) Yang Menentukan Tingkat Kepuasan Konsumen Pada Super Swalayan Semarang”, adalah sebagai berikut: 1. Setelah dilakukan analisa terhadap variabel Harga, Produk, Promosi, Distribusi dengan metode analisa Analisis Regresi Liniear Berganda. 47 Keragaman produk menunjukkan bahwa konsumen merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Menurut Krisna Ramdhani Kusuma (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Harga dan Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Goreng Filma (Studi kasus pada Ibu-ibu Rumah Tangga di Kelurahan Cibangkong)”, adalah sebagai berikut: 1. Setelah dilakukan analisa terhadap variabel Produk, Harga, Saluran Distribusi, Promosi dengan metode analisa Analisis Regresi Liniear Berganda. Variabel promosi dan bauran promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian minyak goreng filma 2.7. Kerangka Pikir Kerangka berfikir menggambarkan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu pengaruh produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian. Suatu keputusan pembelian dapat terjadi karena adanya produk yang unggul, harga yang kompetitif, sistem distribusi yang lancar serta adanya promosi yang baik. Keunggulan produk motor Yamaha ada PT. Sinar Alam Pratama dalam hal ini dapat diwujudkan dalam merek yang sudah dikenal, desain dari produk, variasi produk, dan kualitas produk. Sementara harga diproksikan dengan kesesuaian harga dengan kualitas, perbandingan dengan merek lain, serta perbandingan dengan dealer lain. Indikator distribusi adalah ketersediaan produk, kelengkapan suku cadang 48 dan saluran distribusi yang lancar. Promosi diproksikan dengan indikator ketersediaan informasi, keramahan wiraniaga, adanya personal selling, dan pemberian potongan atau diskon serta pemberian hadiah langsung Dengan adanya bauran pemasaran yang saling bersinergi, maka diharapkan konsumen akan melakukan keputusan pembelian dan juga melakukan pembelian ulang. Hubungan itu dapat dilihat dalam bagan berikut: Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Produk H1 (X1) Harga H2 (X2) Keputusan pembelian Distribusi H3 (Y) (X3) Promosi H4 (X4) H5