BAB II KAJIAN PUSTAKA , RERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Definisi Manajemen Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2013) manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memiliki pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan melalui menciptakan, menyampaikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Menurut Stanton (Sunyoto: 2012): marketing is total business designed to plain, price, promote, and distribute want tisfying products to target market to achieve organizational objective. (Pemasaran adalah suatu sistem dari total kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan). Menurut Dharmaesta dan Handoko (2008) manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 2. Bauran Pemasaran Menurut Philip Kotler dan Kevin Keller dalam bukunya Marketing Management (2012), mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran perusahaan menggunakan untuk mengejar tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Bauran Pemasaran merupakan kombinasi dari empat variable, yaitu Produk, Harga, Promosi, dan Sistem Distribusi (Dharmmesta, 2010). Keempat unsur Bauran Pemasaran tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan suatu kebijakan Pemasaran yang mengarah kepada efektivitas layanan dan kepuasan konsumen. Menurut Assauri (2009) Bauran Pemasaran atau marketing mix adalah kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran,variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Strategi pemasaran terdiri dari unsur-unsur pemasaran yang terpadu (4P,yaitu product, price, promotion, place) yang selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan lingkungan pemasaran serta perubahan perilaku konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 3. Kualitas Produk 3.1 Definisi Kualitas Produk Kualitas Produk menurut perkumpulan Amerika untuk Kualitas (The American Society for Quality) mendefinisikan Kualitas sebagai karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau tersirat/diimplikasikan. Menurut Kotler dan Keller (2008), produk adalah elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar.Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya (Tjiptono, 2008). Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan, dalam arti luas, produk mencakup apa saja yang bisa dipasarkan, termasuk benda-benda fisik, jasa manusia, tempat, organisasi, dan ide atau gagasan (Sudaryono 2014). Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka produk didefinisikan sebagai kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya. Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya. Kualitas merupakan suatu produk dan jasa yang melalui http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 beberapa tahapan proses dengan memperhitungkan nilai suatu produk dan jasa tanpa adanya kekurangan sedikitpun nilai suatu produk dan jasa, dan menghasilkan produk dan jasa sesuai harapan tinggi pelanggan. Untuk mencapai Kualitas Produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasaran yang tidak memperhatikan Kualitas Produk yang ditawarkan akan risiko yaitu tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. 3.2 Dimensi kualitas produk Menurut Umar (2005) untuk menentukan dimensi kualitas produk, dapat melalui 5 (lima) dimensi seperti yang dipaparkan berikut ini: 1) Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. 2) Features, yaitu aspek performasi yang beguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan produk dan pengembangannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 3) Servicability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang. 4) Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual. 5) Fit and finish, sifat subyektif berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas. 4. Persepsi Harga 4.1 Definisi Persepsi Harga Persepsi juga mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti, persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi pelanggan adalah harga, citra, tahap pelayanan, dan situasi pelayanan. Persepsi perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk persepsi produk tersebut berkualitas. Sementara itu, harga rendah dapat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 membentuk persepsi pembeli tidak percaya pada penjual karena meragukan kualitas produk atau pelayanannya. Persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka. Satu pendekatan untuk memahami persepsi harga adalah pemrosesan informasi yang dilakukan oleh Jacoby dan Olson dalam Sunyoto (2013). Adaptasi terhadap pendekatan ini digarisbesarkan pada gambar sebagai berikut: Sumber: Jacoby dan Olson dalam Sunyoto(2013) Gambar 2.1 Model Konseptual Pemrosesan Kognitif dari Informasi Harga http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Model ini menggambarkan suatu pendekatan untuk menjelaskan harga untuk sebuah produk atau situasi pembelian yang tingkat keterlibatannya tinggi. Informasi tersebut kemudian dipahami secara keseluruhan, yaitu informasi tersebut diterjemahkan dan dibuat bermakna, misalnya konsumen memahami makna dari symbol harga melalui apa yang dipelajari dan dialami sebelumnya (Peter dan Olson dalam Sunyoto, 2013) Harga merupakan salah satu faktor penentu baik dalam memunculkan minat beli maupun keputusan membeli konsumen. Bagi pelanggan harga merupakan hal yang penting karena mampu membuat pelanggan dari pasar industri memperoleh keuntungan. Biong dalam Bachriansyah (2010) mengutarakan bahwa produk yang mampu memberikan keuntungan, harga jual yang kompetitif dan skema pembayaran yang lunak akan memungkinkan pengguna memperoleh margin keuntungan yang lebih tinggi. Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek yang berkaitan dengan keputusan membeli konsumen. Ketika memilih diantara merek-merek yang ada, konsumen akan mengevaluasi harga secara absolut tetapi dengan membandingkan beberapa standar harga sebagai referensi untuk melakukan pembelian. Pengertian harga menurut Swastha dalam Rahman (2013) “Sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapat sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Menurut definisi diatas, kebijakan mengenai harga sifatnya hanya sementara, berarti produsen harus mengikuti perkembangan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 harga di pasar dan harus mengetahui posisi perusahaan dalam situasi pasar secara keseluruhan. Harga merupakan salah satu atribut penting yang dievaluasi oleh konsumen sehingga manajer perusahaan perlu benar-benar memahami peran tersebut dalam mempengaruhi sikap konsumen. Harga sebagai atribut dapat diartikan bahwa harga merupakan konsep keanekaragaman yang memiliki arti berbeda bagi tiap konsumen, tergantung karakteristik konsumen, situasi dan produk (Munir dalam Rahman, 2013). Dengan kata lain, pada tingkat harga tertentu yang telah dikeluarkan, konsumen dapat merasakan manfaat dari produk yang telah dibelinya. Perceived price yaitu sesuatu yang dikorbankan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk (Zeithmal dalam Bachriansyah, 2010). Seringkali beberapa konsumen mengetahui secara tepat harga suatu produk, sedangkan yang lainnya hanya mampu memperkirakan harga berdasarkan pembelian masa lampau. Sementara itu Sweeney, Soutar dan Johnson dalam Bachriansyah (2010) menjelaskan bahwa faktor-faktor seperti kualitas, tanggapan emosi, harga dan status sosial merupakan dimensi dari perceived value. Kualitas dilihat dari beberapa aspek produk tersebut dibuat, sedangkan tanggapan emosi lebih berkaitan perasaan konsumen setelah membeli suatu produk. Dalam membeli suatu produk konsumen tidak hanya mempertimbangkan kualitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan harganya (Sweeney dalam Bachriansyah, 2010). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Harga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang membutuhkan pertimbangan cermat. Ini dikarenakan adanya sejumlah dimensi strategik harga dalam hal (Tjiptono, Chandra dan Adriana, 2008) : 1. Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk. Nilai adalah rasio atau perbandingan antara persepsi terhadap manfaat dengan biaya-biayayang dikeluarkan untuk mendapatkan produk. 2. Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi para pembeli. 3. Harga adalah determinan utama permintaan. Semakin mahal harga semakin sedikit jumlah permintaan atas produk bersangkutan. 4. Harga bersifat fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan cepat. Harga adalah elemen yang paling mudah diubah dan diadaptasikan dengan dinamika pasar. 5. Harga mempengaruhi citra dan strategi positioning. Konsumen cenderung mengasosiasikan harga dengan tingkat kualitas produk. 6. Harga merupakan masalah utama yang dihadapi oleh para manajer. Menurut Ferdinand (2006), Harga merupakan salah satu variabel penting dalam Pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena berbagai alasan. Alasan ekonomis akan menunjukkan harga yang rendah atau harga terlalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukkan bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dan karena itu dirancang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrument kompetisi yang menentukan. Dimensi yang digunakan merupakan gabungan menurut (Pepadri, 2010) price consciousness (Kesadaran harga) dan value for money (Nilai uang). 4.2 Indikator Harga Menurut Kotler & Amstrong (2008), ada empat indikator yang merincikan harga yaitu: 5. Keterjangkauan harga Kesesuaian harga dengan kualitas produk Daya saing harga Kesesuain harga dengan manfaat Keputusan Pembelian 5.1 Definisi Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian adalah tahap proses Keputusan Pembelian oleh konsumendimana konsumen secara aktual melakukan pembelian. Ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan Keputusan Pembelian yaitu faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah situasi yang tak terduga. Keputusan Pembelian adalah sebuah proses pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri dari pengenalan masalah, mencari http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 informasi, beberapa penilaian alternative, membuat keputusan membeli, dan perilaku setelah membeli yang dilalui konsemen. (Kotler, 2008) Menurut Kotler dan Keller (2009), bahwa Keputusan adalah sebuah proses pendekatan penyelasaian masalah yang terdiri dari pengenalan masalah, mencari informasi, beberapa penelitian alternative, membuat keputusan pembelian, dan perilaku setelah membeli yang dilalui konsumen. Sudaryono (2014) mendefinisikan Keputusan sebagai suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternative. Dengan kata lain, orang yang mengambil keputusan harus mempunyai satu pilihan dari beberapa alternative yang ada. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli, dan kemudian dia memilih membeli, maka dia ada didalam posisi membuat suatu keputusan. Keputusan merupakan bagian salah satu elemen penting dari Perilaku konsumen disamping kegiatan fisik yang melibatkan konsumen dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang serta jasa ekonomis. Perspektif pemecahan masalah mencakup semua jenis perilaku pemenuhan kebutuhan dan jajaran luas dari faktor-faktor yang memotivasi dan mempengaruhi keputusan konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 5.2 Tahap-tahap proses keputusan pembelian (Dimensi Keputusan pembelian) Dalam membeli suatu produk, seorang konsumen biasanya melalui 5 (lima) tahap proses keputusan pembelian. Walaupun hal ini tidak selalu terjadi dan konsumen bisa melewati beberapa tahap urutannya, namun kita akan menggunakan model dibawah ini, karena model itu menunjukkan proses pertimbangan selengkapnya yang muncul pada saat seorang konsumen melakukan pembelian. Menurut Phillip Kotler (2012) ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yang terlihat pada gambar berikut: Pengenalan Kebutuhan Evaluasi Alternatif Pencarian Informasi Perilaku Pasca Pembelian Keputusan pembelian Sumber Philip Kotler (2012) Jurnal Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 Dari Tabel tahap-tahap proses pembelian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya.Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. sejumlah Dengan konsumen, mengumpulkan pemasar dapat informasi dari mengidentifikasikan rangsangan yang paling sering membangkitkan minat terhadap suatu jenis produk.Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memacu minat konsumen. b. Pencarian Informasi Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak informasi yang terlibat dalam pencarian akan kebutuhan. Pencarian informasi merupakan aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan dan perolehan informasi dari lingkungan. Sumber informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu: 1. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 2. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, pengemasan. 3. Sumber umum meliputi media massa, organisasi ranting konsumen. 4. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. Jumlah relatif dan pengaruh sumber-sumber informasi ini berbeda-beda tergantung pada jenis produk dan karakteristik pembeli.Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar informasi tentang suatu produk dari sumber komersial, yaitu sumber yang didominasi pemasar. Namun informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi.Tiap informasi menjalankan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Informasi komersial biasanya menjalankan fungsi pemberi informasi dan sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi dan/ atau evaluasi c. Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri atas empat macam: 1. Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. 2. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 3. Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbedabeda dalam memberikan manfaat yang dicari dalam memuaskan kebutuhan. 4. Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang atribut atribut yang dianggap relevan dan penting. Konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. d. Keputusan Pembelian Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Konsumen mungkin juga akan membentuk suatu maksud membeli dan cenderung membeli merek yang disukainya. Namun, ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor-faktor situasional yang tidak terduga. Bila konsumen menentukan keputusan untuk membeli, konsumen akan menjumpai keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pelayanan, dan cara pembayarannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 e. Perilaku Pasca Pembelian Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terhadap produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain. Apabila konsumen dalam melakukan pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya, ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari informasi tambahan mengenai produk yang telah dibelinya untuk menguatkan pendiriannya mengapa ia memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 B. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1 Judul Penelitian Peneliti Analisis Pengaruh Citra Merek, Kiki Norfiyanti Persepsi Harga Dan Daya Tarik Iklan Terhadap (2012) Keputusan pembelian Konsumen Pada Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Merek AQUA 2 3 Galon (Studi Kasus Pada Mahasiswa di Kota Semarang) PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SMARTPHONE SAMSUNG DI KOTA DENPASAR Bayu Prawira, Ni Nyoman Kerti Yasa (2014) “Analisis Pengaruh Kualitas Rizky Produk, Daya Tarik Iklan, dan Amalina Bachriansyah Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian (2010) Konsumen Pada Produk Ponsel Nokia (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kota Semarang) “. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hasil a) Citra Merek, Persepsi Harga dan Daya Tarik Iklan Berpengaruh Positif Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Galon Merek AQUA a) Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk SMARTPHONE samsung di kots denpasar. b) Persepsi Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk SMARTPHONE samsung di kots denpasar.. a) Bahwa Persepsi Harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, b) Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. 26 4 Analisis pengaruh kualitas produk, harga dan iklan tehadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Harpindo jaya cabang Ngaliyan. Made Novandri SN (2013) a) Bahwa kualitas produk, harga dan iklan berpengaruh positif dan signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha. 5 Pengaruh Harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian motor Honda matic Beat. (studi kasus pada PT. Nusantara Solar Sakti). Heri Satiawan (2013) a) Bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian motor honda beat. C. Rerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis 1) Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Amstrong (2008) bahwa semakin baik kualitas produk yang dihasilkan maka akan memberikan kesempatan kepada konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Pelanggan merupakan fokus utama dalam bisnis, karena tanpa pelanggan perusahaan tidak bisa memperoleh profit untuk menjalankan usahanya. Oleh karena itu, hal utama yang harus diperhatikan adalah dengan produk yang berkualitas sehingga tercipta kepuasan untuk mendapatkan pelanggan yang loyal pada perusahaan. Produk yang berkualitas adalah produk yang secara ekonomis menguntungkan dan secara prosedural mudah serta menyenangkan sehingga dapat menciptakan kepuasan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel yang berbeda-beda telah membuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian seperti yang diungkapkan oleh Made Novandri SN dan Heri Setiawan(2013) menyatakan ada korelasi signifikan antara dimensi kualitas produk dengan keputusan pembelian. Oleh karena itu, hipotesis pertama dari penelitian ini adalah: H1 : Pengaruh Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian 2) Pengaruh Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian Menentukan harga untuk suatu produk merupakan suatu tugas penting bagi pemasar, karena harga sangat menentukan pandangan konsumen apakah suatu produk layak dibeli dengan harga yang diberikan. Menentukan harga merupakan keputusan penting untuk bisnis dalam membujuk pelanggan agar mau membeli produk yang ditawarkan. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian, maka akan memberikan kesempatan kepada konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel yang berbeda-beda telah membuktikan bahwa harga berpengaruh http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 signifikan terhadap keputusan pembelian seperti yang diungkapkan oleh Kiki Norfiyanti(2012) dan Bayu Prawira, Ni Nyoman Kerti Yasa(2014) menyatakan bahwa Persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Oleh karena itu, hipotesis kedua dari penelitian ini adalah: H2 : Persepsi Harga berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Kualitas produk (X1) H1 H2 Persepsi Harga (X2) Gambar 2.3 Rerangka Konseptual http://digilib.mercubuana.ac.id/ Keputusan pembelian (Y)