kajian pustaka , rerangka konseptual dan pengembangan hipotesis

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA , RERANGKA KONSEPTUAL DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1.
Definisi Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2013) manajemen pemasaran sebagai
seni dan ilmu memiliki pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan
menumbuhkan pelanggan melalui menciptakan, menyampaikan, dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
Menurut Stanton (Sunyoto: 2012): marketing is total business
designed to plain, price, promote, and distribute want tisfying products
to target market to achieve organizational objective. (Pemasaran adalah
suatu sistem dari total kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan
barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar
sasaran serta tujuan perusahaan).
Menurut Dharmaesta dan Handoko (2008) manajemen pemasaran
adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar
yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan.
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
2.
Bauran Pemasaran
Menurut Philip Kotler dan Kevin Keller dalam bukunya Marketing
Management
(2012),
mendefinisikan
bauran
pemasaran
sebagai
seperangkat alat pemasaran perusahaan menggunakan untuk mengejar
tujuan pemasarannya di pasar sasaran.
Bauran Pemasaran merupakan kombinasi dari empat variable, yaitu
Produk, Harga, Promosi, dan Sistem Distribusi (Dharmmesta, 2010).
Keempat unsur Bauran Pemasaran tersebut saling berhubungan dan
berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk
menghasilkan suatu kebijakan Pemasaran yang mengarah kepada
efektivitas layanan dan kepuasan konsumen.
Menurut Assauri (2009) Bauran Pemasaran atau marketing mix
adalah kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pemasaran,variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk
mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.
Strategi pemasaran terdiri dari unsur-unsur pemasaran yang terpadu
(4P,yaitu product, price, promotion, place) yang selalu berkembang
sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan lingkungan
pemasaran serta perubahan perilaku konsumen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
3.
Kualitas Produk
3.1 Definisi Kualitas Produk
Kualitas Produk menurut perkumpulan Amerika untuk Kualitas (The
American Society for Quality) mendefinisikan Kualitas sebagai
karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya
untuk
memuaskan
kebutuhan
pelanggan
yang
dinyatakan
atau
tersirat/diimplikasikan. Menurut Kotler dan Keller (2008), produk adalah
elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar.Selain itu produk
dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh
produsen melalui hasil produksinya (Tjiptono, 2008).
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan, dalam arti luas, produk mencakup
apa saja yang bisa dipasarkan, termasuk benda-benda fisik, jasa manusia,
tempat, organisasi, dan ide atau gagasan (Sudaryono 2014).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka produk didefinisikan
sebagai kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata,
termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek
ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai
ruang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan
produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas
sebenarnya. Kualitas merupakan suatu produk dan jasa yang melalui
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
beberapa tahapan proses dengan memperhitungkan nilai suatu produk
dan jasa tanpa adanya kekurangan sedikitpun nilai suatu produk dan jasa,
dan menghasilkan produk dan jasa sesuai harapan tinggi pelanggan.
Untuk mencapai Kualitas Produk yang diinginkan maka diperlukan
suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar
produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan
sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk
yang bersangkutan. Pemasaran yang tidak memperhatikan Kualitas
Produk yang ditawarkan akan risiko yaitu tidak loyalnya konsumen
sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun.
Apabila
perusahaan
ingin
mempertahankan
keunggulan
kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek apa saja
yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual
perusahaan tersebut dengan produk pesaing.
3.2 Dimensi kualitas produk
Menurut Umar (2005) untuk menentukan dimensi kualitas produk,
dapat melalui 5 (lima) dimensi seperti yang dipaparkan berikut ini:
1) Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu
barang
dan
merupakan
karakteristik
utama
yang
dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
2) Features,
yaitu aspek performasi yang beguna untuk
menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan produk dan
pengembangannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
3) Servicability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan
kecepatan kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam
memberikan layanan untuk perbaikan barang.
4) Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif
mengenai nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan
pribadi dan refleksi dari preferensi individual.
5) Fit and finish, sifat subyektif berkaitan dengan perasaan
pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai
produk yang berkualitas.
4.
Persepsi Harga
4.1
Definisi Persepsi Harga
Persepsi juga mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen.
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih,
mengorganisasi,
dan
menginterpretasi
masukan
informasi
guna
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti, persepsi tidak hanya
bergantung pada rangsangan fisik, tapi juga pada rangsangan yang
berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang
bersangkutan.
Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap persepsi
pelanggan adalah harga, citra, tahap pelayanan, dan situasi pelayanan.
Persepsi perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.
Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk persepsi
produk tersebut berkualitas. Sementara itu, harga rendah dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
membentuk persepsi pembeli tidak percaya pada penjual karena
meragukan kualitas produk atau pelayanannya.
Persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami
seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka.
Satu pendekatan untuk memahami persepsi harga adalah pemrosesan
informasi yang dilakukan oleh Jacoby dan Olson dalam Sunyoto (2013).
Adaptasi terhadap pendekatan ini digarisbesarkan pada gambar sebagai
berikut:
Sumber: Jacoby dan Olson dalam Sunyoto(2013)
Gambar 2.1 Model Konseptual Pemrosesan Kognitif dari Informasi
Harga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Model ini menggambarkan suatu pendekatan untuk menjelaskan harga
untuk sebuah produk atau situasi pembelian yang tingkat keterlibatannya
tinggi. Informasi tersebut kemudian dipahami secara keseluruhan, yaitu
informasi tersebut diterjemahkan dan dibuat bermakna, misalnya konsumen
memahami makna dari symbol harga melalui apa yang dipelajari dan dialami
sebelumnya (Peter dan Olson dalam Sunyoto, 2013)
Harga merupakan salah satu faktor penentu baik dalam memunculkan
minat beli maupun keputusan membeli konsumen. Bagi pelanggan harga
merupakan hal yang penting karena mampu membuat pelanggan dari pasar
industri memperoleh keuntungan. Biong dalam Bachriansyah (2010)
mengutarakan bahwa produk yang mampu memberikan keuntungan, harga
jual yang kompetitif dan skema pembayaran yang lunak akan memungkinkan
pengguna memperoleh margin keuntungan yang lebih tinggi. Harga
merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek yang berkaitan
dengan keputusan membeli konsumen. Ketika memilih diantara merek-merek
yang ada, konsumen akan mengevaluasi harga secara absolut tetapi dengan
membandingkan beberapa standar harga sebagai referensi untuk melakukan
pembelian.
Pengertian harga menurut Swastha dalam Rahman (2013) “Sejumlah
uang yang dibutuhkan untuk mendapat sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya”. Menurut definisi diatas, kebijakan mengenai harga
sifatnya hanya sementara, berarti produsen harus mengikuti perkembangan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
harga di pasar dan harus mengetahui posisi perusahaan dalam situasi pasar
secara keseluruhan.
Harga merupakan salah satu atribut penting yang dievaluasi oleh
konsumen sehingga manajer perusahaan perlu benar-benar memahami peran
tersebut dalam mempengaruhi sikap konsumen. Harga sebagai atribut dapat
diartikan bahwa harga merupakan konsep keanekaragaman yang memiliki arti
berbeda bagi tiap konsumen, tergantung karakteristik konsumen, situasi dan
produk (Munir dalam Rahman, 2013). Dengan kata lain, pada tingkat harga
tertentu yang telah dikeluarkan, konsumen dapat merasakan manfaat dari
produk yang telah dibelinya.
Perceived price yaitu sesuatu yang dikorbankan oleh konsumen untuk
mendapatkan suatu produk (Zeithmal dalam Bachriansyah, 2010). Seringkali
beberapa konsumen mengetahui secara tepat harga suatu produk, sedangkan
yang lainnya hanya mampu memperkirakan harga berdasarkan pembelian
masa lampau. Sementara itu Sweeney, Soutar dan Johnson dalam
Bachriansyah (2010) menjelaskan bahwa faktor-faktor seperti kualitas,
tanggapan emosi, harga dan status sosial merupakan dimensi dari perceived
value. Kualitas dilihat dari beberapa aspek produk tersebut dibuat, sedangkan
tanggapan emosi lebih berkaitan perasaan konsumen setelah membeli suatu
produk.
Dalam
membeli
suatu
produk
konsumen
tidak
hanya
mempertimbangkan kualitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan
harganya (Sweeney dalam Bachriansyah, 2010).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Harga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang
membutuhkan pertimbangan cermat. Ini dikarenakan adanya sejumlah dimensi
strategik harga dalam hal (Tjiptono, Chandra dan Adriana, 2008) :
1. Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk. Nilai adalah rasio atau
perbandingan antara persepsi terhadap manfaat dengan biaya-biayayang
dikeluarkan untuk mendapatkan produk.
2. Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi para pembeli.
3. Harga adalah determinan utama permintaan. Semakin mahal harga semakin
sedikit jumlah permintaan atas produk bersangkutan.
4. Harga bersifat fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan cepat. Harga
adalah elemen yang paling mudah diubah dan diadaptasikan dengan
dinamika pasar.
5. Harga mempengaruhi citra dan strategi positioning. Konsumen cenderung
mengasosiasikan harga dengan tingkat kualitas produk.
6. Harga merupakan masalah utama yang dihadapi oleh para manajer.
Menurut Ferdinand (2006), Harga merupakan salah satu variabel
penting dalam Pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen
dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena berbagai
alasan. Alasan ekonomis akan menunjukkan harga yang rendah atau harga
terlalu
berkompetisi
merupakan
salah
satu
pemicu
penting
untuk
meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukkan
bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dan karena itu dirancang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrument
kompetisi yang menentukan.
Dimensi yang digunakan merupakan gabungan menurut (Pepadri,
2010) price consciousness (Kesadaran harga) dan value for money (Nilai
uang).
4.2 Indikator Harga
Menurut Kotler & Amstrong (2008), ada empat indikator yang merincikan
harga yaitu:
5.

Keterjangkauan harga

Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Daya saing harga

Kesesuain harga dengan manfaat
Keputusan Pembelian
5.1
Definisi Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian adalah tahap proses Keputusan Pembelian
oleh konsumendimana konsumen secara aktual melakukan pembelian.
Ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan
Keputusan Pembelian yaitu faktor pertama adalah sikap orang lain dan
faktor kedua adalah situasi yang tak terduga.
Keputusan
Pembelian
adalah
sebuah
proses
pendekatan
penyelesaian masalah yang terdiri dari pengenalan masalah, mencari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
informasi, beberapa penilaian alternative, membuat keputusan membeli,
dan perilaku setelah membeli yang dilalui konsemen. (Kotler, 2008)
Menurut Kotler dan Keller (2009), bahwa Keputusan adalah sebuah
proses pendekatan penyelasaian masalah yang terdiri dari pengenalan
masalah, mencari informasi, beberapa penelitian alternative, membuat
keputusan pembelian, dan perilaku setelah membeli yang dilalui
konsumen.
Sudaryono (2014) mendefinisikan Keputusan sebagai suatu
pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternative. Dengan kata
lain, orang yang mengambil keputusan harus mempunyai satu pilihan
dari beberapa alternative yang ada. Bila seseorang dihadapkan pada dua
pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli, dan kemudian dia memilih
membeli, maka dia ada didalam posisi membuat suatu keputusan.
Keputusan merupakan bagian salah satu elemen penting dari
Perilaku konsumen disamping kegiatan fisik yang melibatkan konsumen
dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang serta
jasa ekonomis. Perspektif pemecahan masalah mencakup semua jenis
perilaku pemenuhan kebutuhan dan jajaran luas dari faktor-faktor yang
memotivasi dan mempengaruhi keputusan konsumen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
5.2
Tahap-tahap proses keputusan pembelian (Dimensi Keputusan
pembelian)
Dalam membeli suatu produk, seorang konsumen biasanya melalui
5 (lima) tahap proses keputusan pembelian. Walaupun hal ini tidak selalu
terjadi dan konsumen bisa melewati beberapa tahap urutannya, namun
kita akan menggunakan model dibawah ini, karena model itu
menunjukkan proses pertimbangan selengkapnya yang muncul pada saat
seorang konsumen melakukan pembelian.
Menurut Phillip Kotler (2012) ada lima tahap dalam proses
keputusan pembelian, yang terlihat pada gambar berikut:
Pengenalan
Kebutuhan
Evaluasi
Alternatif
Pencarian
Informasi
Perilaku
Pasca
Pembelian
Keputusan
pembelian
Sumber Philip Kotler (2012) Jurnal
Gambar 2.2
Proses Keputusan Pembelian Konsumen
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Dari Tabel tahap-tahap proses pembelian tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a.
Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah
masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara
keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya.Kebutuhan
tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.
Pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang memicu
kebutuhan tertentu.
sejumlah
Dengan
konsumen,
mengumpulkan
pemasar
dapat
informasi dari
mengidentifikasikan
rangsangan yang paling sering membangkitkan minat terhadap
suatu jenis produk.Pemasar kemudian dapat mengembangkan
strategi pemasaran yang memacu minat konsumen.
b. Pencarian Informasi
Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari
lebih banyak informasi yang terlibat dalam pencarian akan
kebutuhan. Pencarian informasi merupakan aktivitas termotivasi
dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan dan perolehan
informasi dari lingkungan. Sumber informasi konsumen terdiri atas
empat kelompok, yaitu:
1.
Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga,
kenalan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
2.
Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual,
pedagang perantara, pengemasan.
3.
Sumber umum meliputi media massa, organisasi
ranting konsumen.
4.
Sumber
pengalaman
meliputi
penanganan,
pemeriksaan, penggunaan produk.
Jumlah relatif dan pengaruh sumber-sumber informasi ini
berbeda-beda tergantung pada jenis produk dan karakteristik
pembeli.Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar
informasi tentang suatu produk dari sumber komersial, yaitu
sumber yang didominasi pemasar. Namun informasi yang paling
efektif berasal dari sumber pribadi.Tiap informasi menjalankan
fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
Informasi komersial biasanya
menjalankan fungsi pemberi
informasi dan sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi dan/
atau evaluasi
c.
Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif
pilihan disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri
atas empat macam:
1.
Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.
2.
Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
3.
Konsumen
memandang
setiap
produk
sebagai
kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbedabeda dalam memberikan manfaat yang dicari dalam
memuaskan kebutuhan.
4.
Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam
memandang atribut atribut yang dianggap relevan dan
penting. Konsumen akan memberikan perhatian besar
pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya.
d. Keputusan Pembelian
Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam
pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan,
maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau
tidak. Konsumen mungkin juga akan membentuk suatu maksud
membeli dan cenderung membeli merek yang disukainya. Namun,
ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan keputusan pembelian,
yaitu sikap orang lain dan faktor-faktor situasional yang tidak
terduga. Bila konsumen menentukan keputusan untuk membeli,
konsumen akan menjumpai keputusan yang harus diambil
menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu
pelayanan, dan cara pembayarannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
e.
Perilaku Pasca Pembelian
Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan
berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian
produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan
atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terhadap
produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya.
Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang
membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya.
Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu
yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang
lain.
Apabila konsumen dalam melakukan pembelian tidak merasa
puas dengan produk yang telah dibelinya, ada dua kemungkinan
yang
akan
dilakukan
oleh
konsumen.
Pertama,
dengan
meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian
ulang. Kedua, ia akan mencari informasi tambahan mengenai
produk yang telah dibelinya untuk menguatkan pendiriannya
mengapa ia memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut
dapat dikurangi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
Judul Penelitian
Peneliti
Analisis Pengaruh Citra Merek, Kiki
Norfiyanti
Persepsi Harga
Dan Daya Tarik Iklan Terhadap (2012)
Keputusan pembelian
Konsumen Pada Produk Air
Minum Dalam
Kemasan
(AMDK)
Merek AQUA
2
3
Galon
(Studi Kasus Pada Mahasiswa
di Kota Semarang)
PENGARUH
KUALITAS
PRODUK, CITRA MEREK
DAN PERSEPSI HARGA
TERHADAP
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
PRODUK
SMARTPHONE SAMSUNG DI
KOTA DENPASAR
Bayu
Prawira,
Ni Nyoman
Kerti Yasa
(2014)
“Analisis Pengaruh Kualitas Rizky
Produk, Daya Tarik Iklan, dan Amalina
Bachriansyah
Persepsi Harga Terhadap
Keputusan
Pembelian (2010)
Konsumen Pada Produk Ponsel
Nokia (Studi Kasus Pada
Masyarakat di Kota
Semarang) “.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil
a) Citra Merek,
Persepsi Harga dan
Daya Tarik Iklan
Berpengaruh
Positif Terhadap
Keputusan
Pembelian
Konsumen pada
Produk Air Minum
Dalam Kemasan
(AMDK) Galon
Merek AQUA
a) Kualitas produk
berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian produk
SMARTPHONE
samsung di kots
denpasar.
b) Persepsi Harga
berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian produk
SMARTPHONE
samsung di kots
denpasar..
a) Bahwa Persepsi
Harga berpengaruh
positif terhadap
keputusan
pembelian,
b) Kualitas Produk
berpengaruh positif
terhadap keputusan
pembelian.
26
4
Analisis pengaruh kualitas produk,
harga dan iklan tehadap keputusan
pembelian sepeda motor Yamaha
pada Harpindo jaya cabang
Ngaliyan.
Made
Novandri SN
(2013)
a) Bahwa kualitas
produk, harga dan
iklan berpengaruh
positif dan
signifikan secara
simultan dan parsial
terhadap keputusan
pembelian sepeda
motor Yamaha.
5
Pengaruh Harga dan kualitas
produk terhadap keputusan
pembelian motor Honda matic
Beat.
(studi kasus pada PT. Nusantara
Solar Sakti).
Heri Satiawan
(2013)
a) Bahwa kualitas
produk berpengaruh
positif dan
signifikan secara
simultan dan parsial
terhadap keputusan
pembelian motor
honda beat.
C. Rerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis
1) Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) bahwa semakin baik
kualitas produk yang dihasilkan maka akan memberikan kesempatan
kepada konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Pelanggan
merupakan fokus utama dalam bisnis, karena tanpa pelanggan
perusahaan tidak bisa memperoleh profit untuk menjalankan usahanya.
Oleh karena itu, hal utama yang harus diperhatikan adalah dengan
produk
yang
berkualitas
sehingga
tercipta
kepuasan
untuk
mendapatkan pelanggan yang loyal pada perusahaan. Produk yang
berkualitas adalah produk yang secara ekonomis menguntungkan dan
secara prosedural mudah serta menyenangkan sehingga dapat
menciptakan kepuasan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel
yang berbeda-beda telah membuktikan bahwa kualitas produk
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian seperti yang
diungkapkan oleh Made Novandri SN dan Heri Setiawan(2013)
menyatakan ada korelasi signifikan antara dimensi kualitas produk
dengan keputusan pembelian.
Oleh karena itu, hipotesis pertama dari penelitian ini adalah:
H1 : Pengaruh Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian
2) Pengaruh Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian
Menentukan harga untuk suatu produk merupakan suatu tugas
penting bagi pemasar, karena harga sangat menentukan pandangan
konsumen apakah suatu produk layak dibeli dengan harga yang
diberikan. Menentukan harga merupakan keputusan penting untuk
bisnis dalam membujuk pelanggan agar mau membeli produk yang
ditawarkan. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah sejumlah
uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Harga
merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat
melakukan
pembelian, maka akan memberikan kesempatan kepada konsumen
untuk melakukan keputusan pembelian.
Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel
yang berbeda-beda telah membuktikan bahwa harga berpengaruh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
signifikan terhadap keputusan pembelian seperti yang diungkapkan
oleh Kiki Norfiyanti(2012) dan Bayu Prawira, Ni Nyoman Kerti
Yasa(2014) menyatakan bahwa Persepsi harga berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Oleh karena itu, hipotesis kedua dari penelitian ini adalah:
H2 : Persepsi Harga berpengaruh signifikan terhadap Keputusan
Pembelian
Kualitas
produk (X1)
H1
H2
Persepsi
Harga (X2)
Gambar 2.3
Rerangka Konseptual
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Keputusan
pembelian
(Y)
Download