BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masingmasing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (information sharing) untuk mencapai tujuan bersama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Senada dengan hal ini bahwa komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.1 Jadi, kalau ada dua orang yang terlibat dalam sebuah komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain mengerti bahasa belum tentu mengerti makna. Karena percakapan antara dua orang tersebut 1 Onong Uchjana Effendy. 2009.Ilmu Komunikasi.PT Remaja Rosdakarya.Bandung.hal 9 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut tujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan atau informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Adapun beberapa definisi komunikasi dari para ahli adalah sebagai berikut: 1. Komunikasi menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals). 2. Komunikasi menurut Karifried knapp, komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung atau tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual).2 3. Komunikasi menurut Edwin Emery, adalah seni menyampaikan informasi ide dan sikap seseorang kepada orang lain.3 2 3 Op.cit.hal 10 Tommy Suprapto.2011.Pengantar Ilmu Komunikasi.PT Buku Seru.Jakarta.hal 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 Jadi komunikasi adalah proses penyeberan informasi, proses mengubah prilaku orang lain dengan menggunakan sistem simbol-simbol verbal dan non verbal baik secara langsung tatap muka maupun melalui media. 2.1.2 Bentuk Komunikasi Komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain, komunikasi akan berhasil jika adanya pengertian serta kedua belah pihak saling memahaminya. Dimana dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangat penting sama halnya dengan bernapas. Kualitas komunikasi menentukan keharmonisan dengan sesama individu. Adapun bentuk-bentuk komunikasi yaitu:4 1. Komunikasi Personal (Personal Communication), yang terdiri dari Komunikasi Intrapersonal (intrapersonal Communication) dan Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication). 2. Komunikasi Kelompok a. Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication), terdiri dari ceramah, forum,diskusi dan seminar. b. Komunikasi Kelompok Besar (Large Group Communication), terdiri dari kampanye. 3. Komunikasi Organisasi (Organization Communication) 4. Komunikasi Massa (Mass Communication) 4 Onong Uchjana Effendy. Ilmu komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2011. hal 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 Dari bentuk-bentuk komunikasi yang telah dijelaskan di atas maka komunikasi memiliki banyak jenis, sehingga dalam penyampaian pesan seseorang harus memperhatikan berada di situasi apa orang tersebut. Karena bentuk komunikasi antarpribadi berbeda dengan komunikasi yang dilakukan di organisasi. Dengan demikian peneliti tertarik akan melakukan penelitian terhadap komunikasi antarbudaya dalam suatu organisasi. 2.1.3 Sifat Komunikasi Sifat Komunikasi5 dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Komunikasi Verbal (1) Komunikasi Lisan (Oral Communication) (2) Komunikasi Tulisan (Written Communication) b. Komunikasi Nonverbal (1) Komunikasi Kial (Gesture/Body Communication) (2) Komunikasi Gambar (Pictoral Communication) c. Komunikasi Tatap Muka (Face to face Communication) d. Komunikasi Bermedia (Mediated Communication) Dalam berkomunikasi secara tatap muka maupun bermedia seseorang tidak lepas dari komunikasi verbal yang di dukung dengan penyampaian komunikasi nonverbal sehingga pesan yang disampaikan akan lebih mudah dimengerti. Effendy,Onong Uchjana.Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi.Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.2002.hal 53 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 2.1.4 Tujuan Komunikasi Adapun Tujuan dari komunikasi6 adalah: a. Mengubah Sikap (To Change Attitude), memberi berbagai informasi kepada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya larangan atau peraturan kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh unit kerja yang ada didalam perusahaan tersebut. Yang bertujuan agar peraturan tersebut dapat dipatuhi. b. Mengubah Opini atau Pendapat atau Pandangan (To Change The Opinion), memberi berbagai informasi kepada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi yang disampaikan, misalnya: Informasi mengenai kebijakan terbaru perusahaan yang biasanya sering mendapat tentangan dari karyawannya maka harus disertai penyampaian infrormasi yang lengkap supaya pendapat dari karyawan dapat terbentuk untuk kebijakan tersebut. c. Mengubah Perilaku (To Change Behavioral), memberi informasi dengan tujuan agar masyarakat dapat mengubah perilakunya. Misalnya memberikan penjelasan mengenai sebab-akibat dari melanggar peraturan kerja, agar tidak terjadi pelanggaran aturan kerja. Cangara.Hafied.Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1988 atau Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011. Hal 4 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 2.2 Pola Komunikasi 2.2.1 Pengertian Pola Komunikasi Pola Komunikasi7 adalah berbagai bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia8 dapat diartikan sebagai bentuk (struktur ) yang tetap. Komunikasi menurut Everret M. Rogers yaitu Proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Pola komunikasi adalah suatu bentuk arus penyampaian pesan yang biasanya telah menjadi sistem dalam suatu organisasi yang dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi tersebut. Karl weick seorang ahli yang memiliki pemikiran Sibernetika, yaitu pemikiran yang menempatkan komunikasi sebagai proses penting dalam pembentukan sebuah sistem dalam organisasi, teori tentang pola arus informasi yang dimiliki Weick adalah Teori Sistem dan Teori Sosiokultural. 7 8 Djamarah, Bahri, Syaiful. 2004. Pola Komunikasi. Jakarta : PT. Reneka Cipta. Hal 1 Badudu Js, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 a. Teori Sistem Teori sistem adalah teori yang melihat pola-pola interaksi yang kompleks diantara bagian-bagian dalam sistem, dan memahami berbagai interkasi yang ada didalamnya. Komponen penting dalam Teori Sistem9 untuk memahami informasi dalam organisasi adalah umpan balik (feedback), yaitu informasi yang diterima organisasi. Informasi yang diterima dapat dipandang sebagai informasi yang positif ataupun negatif. Organisasi dan anggotanya dapat memilih perubahan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada sistem yang bersangkutan. Melalui umpan balik, bagian-bagian organisasi dapat menentukan jika informasi yang diterima bersifat jelas dan mecukupi tujan yang diinginkan. b. Teori Sosiokultural Teori yang melihat organisasi sama seperti makhluk hidup, yang selalu memiliki naluri untuk bertahan dan memiliki kemauan dan kemampuan untuk beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Karl Weick mengadopsi teori evolusi sosiokultural10 untuk menjelaskan suatu proses yang harus dijalani organisasi untuk dapat menyesuaikan diri terhadap tekanan dari berbagai informasi untuk dapat menyesuaikan diri terhadap tekanan dari berbagai informasi yang diterima organisasi. Tekanan yang muncul adalah hasil ari kelebihan informasi atau adanya multi interpretasi terhadap suatu informasi. Walaupun pendekatan melalui teori evolusi sosiokultural bermanfaat dalam menjelaskan adaptasi yang diperlukan untuk mengolah informasi, terori mengenai sistem juga memainkan perna penting dala pola komunikasi karena menyoroti adanya saling keterkaitan antar tim, departemen dan karyawan dalam mengolah informasi. Pada dasarnya organisasi memiliki dua tugas utama agar dapat mengelola berbagai sumber informasi dengan tepat. Yang oertama organisasi harus mampu menafsirkan yang ada di lingkungan eksternal organisasinya, kedua organisasi harus 9 Morissan, M.A. Teori Komunikasi Organisasi. Jakarta. Ghalia Indonesia. 2009. Hal 34 Ibid. Hal 35 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 bisa mengkoordinasikan atau menerjemahkan kedalam bahasa yang sesuai agar dimengerti dan memiliki manfaat untuk membantu organisasi mencapai tujuannya. 2.2.2 Arus Komunikasi Dalam sebuah pola komunikasi Arus Komunikasi11 adalah bagian dari Pola Komunikasi yang merupakan bagian dari arah penyampaian pesan dalam menyampaikan informasi dalam sebuah kelompok, beberapa arus komunikasi diantaranya: a. Komunikasi Ke Bawah (Downward Communication) merupakan pesan yang dikirm dari hirarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Sebagai contoh, pesan yang dikirim oleh manager kepada karyawannya. Bentuk komunikasi kebawah yang paling umum adalah intruksi kerja, memo resmi, pernyataan kebijakan, prosedur, buku pedomen dan informasi mengenai program terbaru perusahaan. Komunikasi ke Bawah memungkinkan atasan menyampaikan perintah kerja atau program terbaru dengan cepat sehingga informasi dapat diterima secara langsung dan tepat waktu. b. 11 Komunikasi Ke Atas (Upward Communication), merupakan pesan yang disampaikan dari tingakt hirarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Misalnya: penyampaian informasi dari staf kepada kepala layanannya. Jenis komunikasi ini biasanya mencangkup (1) kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, apa yang sedang terjadi di pekerjaan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang masih harus dilakukan, dan masalah lain yang masih serupa; (2) masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab; (3) berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran perbaikan dan; (4) perasaan yang berkaian dengan pekerjaan mengenai organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerja lainnya dan masalah lain yang serupa. Joseph A. DeVito. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta. Profesional Books. 2009. Hal 346 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 Komunikasi ke Atas memungkinkan bawahan untuk menyampaikan ide seputar tentang pekerjaan sangat baik untuk semangat karena meraka merasa bagian yang penting dalam sebuah struktur walaupun berada pada posisi bawah dan dapat meningkatkan rasa memiliki pegawai kepada organisasinya. c. Komunikasi Horizontal (Horisontal Communication) komunikasi horizontal atau sering juga disebut dengan istilah komunikasi lateral, adalah pesan antara sesama manajer, staf ke staf, pesan semacam ini bisa bergerak dari bagian yang sama di dalam organisasi. Komunikasi lateral juga membangun semangat kerja dan kepusaan karyawan. Hubungan yang baik dan komunikasi yang berarti diantara para karyawan merupakan sumber utama kepuasan karyawan. Dalam komunikasi lateral, umumnya umumnya meumbuhkan ikatan emosional antar karyawan, yang mampu membuat keselarasan kerja sesama karyawan ataupun sesama manajer, namun karena ikaran emosional yang terpaku hanya pada salah satu karyawan atau manajer, ikatan emosional yang tumbuh dapat membuat koordinasi berkurang dengan karyawan lain. d. Komunikasi Diagonal (Diagonal Communication) merupakan pesan yang dikirim dengan melibatkan komunikasi antar dua level divisi yang berbeda. Contohnya pesan yang disampaikan dari kabag teller kepada cso. Komunikasi Diagonal memungkinkan adanya hubungan yang semakin akrab antara divisi yang satu dengan divisi yang lain. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 2.2.3 Macam-macam struktur jaringan Pola Komunikasi Dalam kelompok formal maupun informal pola komunikasi sangat dibutuhkan untuk terciptanya keselarasan penyaluran pesan dalam setiap individu yang menjadi bagian dari sebuah kelompok, agar dapat memaksimalkan dan meminimalisir hal yang tidak diinginkan / hambatan untuk mencapai tujuan. Struktur jaringan pola komunikasi dalam komunikasi antarmanusia karangan Joseph A DeVito terdapat lima struktur yaitu12: a. Struktur Lingkaran. Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap orang bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya. b. Struktur Roda. Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesan harus disampaikan melalui pemimpinnya. c. Struktur Y. Struktur Y relatif kurang tersentralisasi dibandingkan dengan struktur roda, tetapi lebih tersentralisasi dibandingkan dengan pola lainnya. Pada struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas tetapi satu anggota yang lain bertindak sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lain komunikasinya terbatas hanya dengan satu oran lainnya. d. Struktur Rantai. Struktur Rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu oran gsaja. Keadaan terpusat juga terdapat disini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sabagai pemimpin dari pada mereka yang berada diposisi lainnya. e. Struktur Semua Saluran. Atau pola bintang hampir sama dengan struktur lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap anggotanya bisa berkomunikasi dengan 12 Joseph A. DeVito. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta. Profesional Books. 2009. Hal 345 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 setiap anggota lainnya, pola anggota ini memungkinkan adanya partisipasi secara optimal. Saluran di atas memiliki keunggulan dan kekurangan, dalam sebuah kelompok atau organisasi struktur jaringan yang tidak sesuai dengan kebutuhan kelompok atau organisasi hasilnya akan menghambat arus pesan dalam komunikasi internal antara masing-masing anggota, kedua kelompok atau organisasi harus dengan cermat memutuskan jaringan seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan kelompok atau organisasinya. 2.3 Komunikasi Antarbudaya 2.3.1 Pengertian Komunikasi Antarbudaya Stewart L.Tubbs dan sylvia Moss13 Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, sosial, ekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan). Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi. Komunikasi antar budaya, menurut lustig and koester‟s adalah sebuah “proses simbolik yang mana orang dari budaya-budaya yang berbeda menciptakan pertukaran arti-arti”. Hal tersebut terjadi “ketika perbedaan-perbedaan budaya yang besar dan penting menciptakan interpretasi dan harapan-harapan yang tidak sama mengenai Stewart L.Tubbs dan sylvia Moss. Human Communication : Konteks-konteks Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya. 1966. Hal 236 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 bagaimana berkomunikasi secara baik”. Jandt mengatakan komunikasi antarbudaya tidak hanya komunikasi antar individu tapi juga diantara “kelompok-kelompok dengan identifikasi budaya yang tersebar”. Ringkasnya komunikasi antarbudaya menjelaskan interaksi antar individu dan kelompok-kelompok yang memiliki persepsi yang berbeda dalam prilaku komunikasi dan perbedaan dalam interpretasi. Dalam memahami perbedaan budaya dalam berkomunikasi, manusia sebagai makhluk sosial yang hidup secara berkelompok akan berbeda-beda dalam membentuk dan memaknai budaya. Perbedaan dalam memaknai latar belakang budaya dari orang-orang yang berbeda budaya dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Komunikasi dan Bahasa Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Dan setiap bangsa memiliki bahasa, termasuk Indonesia sendiri memiliki banyak bahasa daerah dan perbedaan bahasa ini yang kerap menjadi penyebab distorsi komunikasi. 2. Pakaian dan Penampilan Orang yang berbeda budaya juga memiliki cara berpenampilan yang berbeda, mereka memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan kepribadiaannya. 3. Makanan dan Kebiasaan makan Beberapa makanan atau kebiasaan makan relatif berbeda antara orang yang berbeda letar belakang budaya, berdasarkan hasil pengamatan peneliti salah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 satunya yaitu: Orang jawa, anak-anak tidak boleh makan sambil berjalan, tidak boleh sambil berbicara, tidak boleh makan di depan pintu, dan kalau makan harus dihabiskan. Kebiasaan orang jawa kalau makan pun selalu menggunkan kecap manis saat menyantap makanannya. 4. Waktu dan Kesadaran akan waktu Kesadaran akan waktu berbeda antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lainnya: dalam etiket bertemu, Masyarakat jawa bertemu kerumah seseorang tidak harus janjian terlebuh dahulu, asalkan tidak pada saat jam makan. Tetapi jika bertemu dengan etnis kalimantan ketika ingin bertemu dengannya maka harus berjanjian terlebih dahulu (karena mereka punya banyak janji dengan orang lain). 5. Penghargaan dan pengakuan Suatu cara dalam mengamati suatu budaya adalah dengan memperhatikan cara dan metode memberikan pujian baik dan berarti dalam menyelesaikan tugas. Berdasarkan hasil penelitian seorang atasan yang beretnis kalimantan akan dengan senang hati memberikan pujian dan pengakuannya kepada mereka yang berprestasi, sedangkan etnis tionghua benteng sebaliknya lebih pada tidak peduli dengan hal tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 2.3.2 Tujuan Komunikasi Antarbudaya Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss14 Tujuan komunikasi antar budaya adalah: a. Mempengaruhi perbedaan budaya yang mempengaruhi praktik komunikasi b. Komunikasi antar orang yang berbeda budaya c. Mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang muncul dalam komunikasi d. Membantu mengatasi masalah komunikasi yang disebabkan oleh perbedaan budaya e. Meningkatkan keterampilan verbal dan non verbal dalam komunikasi f. Menjadikan kita mampu berkomunikasi secara efektif. Tujuan komunikasi haruslah jelas agar komunikasi yang efektif dapat tercapai. Sehingga pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat diterima dengan baik oleh komunikan dan dapat menimbulkan feedback yang diharapkan oleh komunikan. Walaupun berbeda-beda budaya tetapi tetap dalam satu pencapaian tujuan. Perlunya sebuah komunikasi antarbudaya diciptakan karena dengan adanya komunikasi antarbudaya kita dapat memahami lebih jauh perbedaan-perbedaan yang ada antarbudaya masing-masing. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss. Human Communication : Konteks-konteks Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya. 1996. Hal. 236 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Komunikasi antarbudaya menurut Samovar dan Porter merupakan komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaannya, misalnya suku, bangsa, etnik, dan ras, atau kelas sosial. Komunikasi antarbudaya ini dapat dilakukan dengan negosiasi, pertukaran simbol, sebagai pembimbing pelaku budaya, untuk menunjukkan fungsi sebuah kelompok. Dengan demikian kita dapat melihat bagaimana komunikasi dapat mewujudkan perdamaian dan meredam konflik ditengah-tengah masyarakat. Dengan komunikasi yang intens kita dapat memahami akar sebuah konflik, membatasi dan mengurangi kesalahpahaman, komunikasi dapat mengurangi eskalasi konflik sosial. 2.3.3 Fungsi-fungsi Komunikasi Antarbudaya 2.3.3.1 Fungsi Pribadi Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seseorang individu. 1. Menyatakan Identitas Sosial Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan non verbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 2. Menyatakan Integrasi Sosial Inti konsep integrasi sosial adalah kesatuan dan persatuan antar pribadi, antar kelompok, namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu diketahui bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka. 3. Penambahan Pengetahuan Seringkali komunikasi antarpribadi maupun komunikasi antarbudaya menambah pengetahuan bersama, dan saling mempelajari kebudayaan masingmasing. 4. Melepaskan Diri atau Jalan Keluar Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu dinamakan komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris. Hubungan komplementer selalu dilakukan oleh dua pihak yang mempunyai perilaku yang berbeda. Perilaku seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplementer dari yang lain. Dalam hubungan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 komplementer, perbedaan diantara dua pihak dimaklumkan. Sebaliknya hubungan yang simetris dilakukan oleh dua orang yang saling tercermin pada prilaku lainnya. 2.2.3.2 Fungsi Sosial Fungsi sosial adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditujukan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari orang lain: 1. Pengawasan Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan “perkembangan” tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarluaskan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam konteks kebudayaan yang berbeda. 2. Menjembatani Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komuniasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan diantara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh berbagai pelaku komunikasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 3. Sosialisasi Nilai Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya. 4. Menghibur Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya hiburan-hiburan yang bersifat menampilkan budaya contohnya tarian daerah merupakan termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya. 2.2.4 Hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya Hambatan komunikasi dalam komunikasi antarbudaya mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang terbenam didalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang di atas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline). Faktor-faktor hambatan komunikasi antarbudaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenisjenis hambatan semacam ini adalah persepsi, norma, stereotip, filosofi bisnis, aturan, jaringan, nilai dan grup cabang. Terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antarbudaya yang berada di atas air (above waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik, hambatan- http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 hambatan tersebut adalah Fisik (Physical). Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri dan media fisik: 1. Budaya (Cultural). Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya satu dengan yang lainnya. 2. Persepsi (Perceptual). Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal, sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbedabeda. 3. Motivasi (Motivational). Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi. 4. Pengalaman (Experiantial). Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu. 5. Emosi (Emotional). Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar, apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui. 6. Bahasa (Linguistic). Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan. 7. Nonverbal. Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi, contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan ketika pengirim pesan melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan. 8. Kompetisi (Competition). Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan, contohnya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan dua kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon secara maksimal. 2.2.5 Komunikasi Antarbudaya dalam Organisasi Komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi. Tanpa komunikasi, organisasi akan berhenti, karena tanpa adanya komunikasi tidak ada dinamika yang berjalan dalam organisasi tersebut. Komunikasi bertujuan untuk memberikan dan menerima infromasi, untuk mempengaruhi orang lain, membentu orang lain, menyelesaikan masalah, membuat keputusan dan mengevaluasi perilaku secara efektif. Tanpa adaanya informasi, seseorang yang bergerak dalam komunikasi bisnis akan tertinggal zaman. Dengan semakin terintegrasinya dunia bisnis seperti saat ini mengharuskan para pemimpin dan karyawan organisasi mampu secara cepat dan tepat beradaptasi dengan orang-orang dengan latarbelakang budaya yang beragam sehingga menghasilkan kolaborasi yang menguntungkan bagi organisasi. Dengan demikian maka visi dan misi perusahaan akan tercapai. Penggunakaan komunikasi dalam perusahaan memerlukan kemandirian untuk membangun proses pemaparan ide dan menjalin relasi yang kokoh dengan latar belakang budaya yang telah dimiliki setiap individu. Selain itu komunikasi dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 perusahaan memerlukan variasi berinteraksi secara verbal dan non verbal dengan menggunakan pola budaya yang telah dimiliki organisasi. Mereka yang memiliki latar belakang budaya berbeda dan bertemu pada sebuah organisasi perusahaan pastinya harus dapat saling mengenal dan berinteraksi agar tujuan dan terget perusahaan dapat terwujud dengan kesamaan tujuan. Mereka dengan segudang pengalaman dan cara pandang yang berbeda bisa saja menimbulkan kesalah pahaman, misalnya mereka yang beretnis Jawa merupakan orang yang ketika berbicara lembut dan pelan, bertemu dengan orang Tionghua Kalimanatan yang berbicara dengan nada suara keras dan tanpa basa-basi. Dengan demikian BCA melalui program kaizen nya menyatukan perbedaan budaya yang ada agar masingmasing individu dapat saling mengenal, berbagi informasi dan dapat memahami latar belakang budaya individu lainnya. Adanya intensitas komunikasi bagi setiap individu bermanfaat membentuk pemahaman bersama, supaya dapat mewujudkan tujuan perusahaan. Disamping itu pengembangan relasi yang dinamis antar individu dapat menumbuhkan pengertian dan melaksanakan perubahan budaya yang tercermin pada wujud prilaku. Kondisi tersebut memudahkan individu untuk membentuk jaringan yang bersifat heterogen dari struktur, jaringan dan latar belakang budaya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 2.4 Komunikasi Interpersonal dan Hubungan Mulyana15 komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setipa pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal. Ruben, Brendt D16 Konsep komunikasi dan konsep hubungan saling terkait dalam beberapa cara yang mendasar. 1. Salah satu hasil paling penting dalam komunikasi manusia adalah pengembangan kelompok atau unit sosial, dan tidak ada lagi unit sosial yang lebih sentral dalam kehidupan kita daripada huungan. 2. Hubungan kita – dengan orang tua, saudara, teman, dan rekan sangat penting untuk pembelajaran, pertumbuhan, dan pengembangan. 3. Sebagian besar kegiatan komunikasi dengan tujuan tertentu terjadi dan berkembang dalam hubungan. Dalam arti yang paling dasar sebuah hubungan terbentuk ketika terjadi proses pengiriman dan penerimaan pesan secara timbal balik, yaitu ketika dua atau lebih individu saling mempertimbangkan dan saling menyesuaikan prilaku verbal dan nonverbal mereka satu sama lain. Pengelolaan pesan timbal balik sedemikian, yang boleh kita sebut dengan komunikasi Interpersonal dalam Ruben, Brent D17 adalah 15 Mulyana. Komunikasi Interpersonal. 2000. Hal 73 Ruben, Brent D. Komunikasi dan Pelaku Manusia. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta. 2003. Hal 268 17 Ibid 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 cara-cara dimana semua jenis hubungan diawali, berkembang, tumbuh, dan kadang membutuhkan waktu. 2.4.1 Jenis Hubungan Ruben, Brent D18 Jenis-jenis hubungan: 1. Hubungan sosial dan Hubungan Berdasarkan Tugas Banyak hubungan dikembangkan untuk tujuan koordinasi tindakan, penyelesaian tugas, atau pekerjaan yang tidak bisa ditangani sendiri. Sebuah contoh sederhana pada saat mengetik dan yang satunya membacakan apa yang hendak diketik membuat pekerjaan menjadi terasa lebih ringan sehingga lebih cepat selesai. Menurut pengamatan peneliti, Dalam beberapa situasi penyelesaian tugas hanyalah kepentingan sekunder saja, atau mungkin tidak punya arti apapun. Dalam keadaan demikian, orientasi tujuan yang bersifat pribadi atau bersifat sosial bisa saling mendahului. Contohnya seperti minom kopi bersama teman, meluangkan waktu secara berkala untuk ngobrol bersama teman kerja saat makan siang memberikan banyak manfaat sekalipun hal tersebut tidak begitu berarti untuk penyelesaian tugas. Hubungan sosial dapat menjadi sarana hiburan, rekreasi, keintiman, atau persahabatan. Menurut Michael D Scott dan William G Powers19 Hubungan tersebut juga dapat menjadi cara untuk menghindari isolasi atau kesepian, 18 Ruben, Brent D, loc.cit., Michael D Scott dan William G Powers. Interpersonal Communication. Komunikasi dan pelaku manusia. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. 2013 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 peneguhan rasa harga diri, memberikan dan menerima kasih sayang, atau membendingkan pandangan dan pendapat kita dengan yang dimiliki orang lain. a. Hubungan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Lamanya waktu adalah faktor lain yang memiliki pengaruh signifikan terhadap sifat hubungan. Kebanyakan dari kita setidaknya terlibat dalam hubungan jangka panjang dengan beberapa anggota keluarga inti, kerabat, teman karib, dan teman-teman. Kita juga berpartisifasi dalam pembentukan dan / atau pemeliharaan sejumlah hubungan yang bersifat sementara-bertukar senyum dan bertukar pendangan, lambaian tangan, dan tegur sapa dengan orang-orang yang telah kita kenal di lingkungan kantor atau sekedar berbasa-basi. Sebuah hubungan jangka panjang akan membuat kita bersedia untuk mempertahankannya dengan melakukan investasi yang besar dari pada harus membangun hubungan yang sama sekali baru. Hubungan jangka pendek hanya mempunyai sedikit sejarah, karena itu secara umum akan lebih sedikit konsekuensi pribadi yang berkembang, dan relatif sedikit pula keterlibatan pribadi. Dalam banyak contoh, hubungan jangka pendek dapat menarik dan tepat fungsi karena dianggap lebih memberikan fleksibilitas kepada pribadi, dan lebih sedikit mensyaratkan investasi, komitmen, dan berkelanjutan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 Hubungan Jangka Pendek dan Jangka Panjang HUBUNGAN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG Sedikit Investasi Banyak Investasi Sedikit Sejarah Sejarah Panjang Identitas dapat dirundingkan Identitas Pasti 3. Hubungan Selintas dan Hubungan Intim Gambar 2.1 Sehingga agar komunikasi interpersonal dapat berjalan dengan lancar maka harus ada kenyamanan interaksi awal yang dilakukan dan tingkat kesamaan, termasuk didalamnya kultur, jenis kelamin, dan sikap diantara dua partisipan. Sehingga komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kesejahteraan individu dan keharmonisan bersama, yang pada akhirnya dapat menciptakan suatu hubungan menjadi lebih berarti. Kualitas komunikasi tercipta dari komunikasi yang santai, halus, melibatkan pengertian dan meminimum kegagalan komunikasi. Hubungan jangka pendek biasa terbangun hanya dengan orang-orang yang jarang berkomunikasi dengan kita, sedangkan hubungan jangka panjang biasanya lebih sering terbangun dilingkungan tempat kita bekerja karena intensitas bertemu yang sering dan adannya komunikasi yang sering pula. Sehingga hubungan jangka panjang dapat tercipta baik dengan mereka yang beretnis sama maupun yang beretnis berbeda. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 2.4.2 Pesan Verbal dan Pesan Nonverbal Albert Mehrabian20 menunjukkan bahwa saat kita bingung tentang perasaan kita terhadap orang lain, pesan verbal hanya menyumbang 7% kepada seluruh kesan kita, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor non-verbal. Karena itu: Perasaan = 7% pengaruh pesan verbal + 38% pengaruh suara + 55% pengaruh wajah. Komunikasi verbal sangat penting dalam mencapai sebuah komunikasi yang efektif dan efisien namun juga harus didukung dengan adanya komunikasi nonverbal sehingga pesan yang dikirim dapat diterima dengan sempurna. Wantsastro21 Komunikasi interpersonal terbagi dalam 2 (dua) kategori, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal: a. Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati posisi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal daripada non verbal. Dengan harapan, komunikasi (baik pendengar maupun pembaca) bisa lebih mudah memahami pesan yang disampaikan. 20 Albert Mehrabian. Silent Messages. Belmont, CA: Wadsworth, 1971. Hal 42-44 Devido, Alamat web side: diunduh di http://wantysastro.wordpress.com/tgl 28 maret 2014 pukul 14:58, 2014 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 b. Komunikasi non verbal (non verbal communication) menempati posisi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang baik senang, benci, cinta, kangen dan berbagai mecam perasaan lainnya. Dan dalam dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan. Apa yang kita katakan dengan menggunakan kata, frasa dan kalimat jelas penting untuk komunikasi. Namun, cara kita menggunakan bahasa bahkan bisa lebih penting daripada kata-kata kita sebagai sumber informasi. Paralanguage mengacu pada setiap pesan yang menyertai dan lebih melengkapi bahasa. Secara teknis setiap pesan nonverbal tambahan dapat dilihat sebagai sebuah contoh dari paralanguage. 1. Wajah Saat kita melihat wajah seseorang, kita mendapat kesan keseluruhannya dan jarang memikirkan ciri khususnya. Mark Knapp22 menjelaskan: 22 Mark L Knapp dan Judidh A Hall. Nonverbal Communication in Human Interaction. Edisi ke lima. Belmont, CA: Wadsworth. 2002. Hal 305 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 Wajah manusia terdiri dari berbagai ukuran dan bentuk. Mungkin berbentuk segi tiga, persegi, dan bulat; dahi dapat berbentuk tinggi-lebar, tinggi-kecil, rendah-lebar, atau menonjol keluar; corak kulit bisa terang, gelap, halus, keriput atau bernoda; letak mata berdekatan satu sama lain atau berjauhan atau mengembang; hidung mungkin pendek, panjang, miring, datar atau seperti “punuk-unta” atau “lereng ski”; mulut bisa berukuran besar atau kecil dengan bibir tipis atau tebal; dan pipi tampak cembung atau cekung. 2. Pandangan Mata Mungkin fitur bagian wajah yang paling berpengaruh dalam komunikasi adalah mata, sebagaimana dicatat oleh Ellsworth23: Berbeda dari banyak perilaku nonverbal yang masing-masing hanya memiliki sebuah isyarat potensial yang nilainya jarang didasari, seperti gerakan kak, atau perubahan secara halus wajah dan postur, tatapan mata langsung memiliki peluang yang paling tinggi untuk ditanggapi. Untuk perilaku yang melibatkan sedikit gerak dan tanpa gangguan, tatapan mata memiliki kapasitas luar biasa untuk menarik perhatian meski dibatasi oleh jarak. Selain berkonstribusi dengan keseluruhanpenampilan, wajah seseorang dapat memberikan bagi penyimpulan mengenai keadaan emosional seseorang, usia, mood, tingkat minat, kepribadian, amupun reaksi terhadap peristiwa dan orang-orang. 23 P.C. Ellsworth, Direct Gaze as a Social Stimulus: The Example of Aggression. Dalam Nonverbal Communication of Aggression. 1975. Hal 5-6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 3. Fisik Fisik mencangkup tipe, ukuran, dan bentuk tubuh. 4. Pakaian dan perhiasan Pakaian mamenuhi sejumlah fungsi bagi kita sebagai manusia, termasuk dekorasi, perlindungan fisik dan psikologis, daya tarik seksual, pernyataan diri, peyangkalan diri, penyembunyian, dan menampilkan status atau pesan. Kosmetik, perhiasan, kacamata, tato, kepangan rambut, bulu mata palsu, juga banyak digunakan untuk tujuan tersebut. 5. Gerak Isyarat Gerakan badan, kepala, lengan, tungkai atau kaki – secara teknis dinamai kinesics, juga memainkan peran penting didalam komunikasi manusia. 6. Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah fungsi penting. Enam fungsi utama dalam komunikasi nonverbal yaitu: a. Untuk Menekankan Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan verbal, misalnya tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau memukulkan tangan ke meja untuk menekankan suatu hal tertentu. b. Untuk Melengkapi (Complement) Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal, misalnya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 tersenyum ketika menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-gelengkan kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang. c. Untuk Menunjukkan Kontradiksi Manusia juga dapat secara sengaja mempertentangkan pesan verbal dengan gerakan nonverbal. Sebagai contoh, menyilangkan jari atau mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang dikatakan adalah tidak benar. d. Untuk Mengatur Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan untuk mengatur pesan verbal. Misalnya mengerutkan bibir, mencondongkan badan ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk menunjukkan keinginan mengatakan sesuatu. Bisa juga mengangkat tangan atau menyuarakan jenak (pause) (misalnya, dengan menggumamkan “umm”) untuk memperhatikan bahwa anda belum selesai bicara. e. Untuk Mengulangi Melalui kode nonverbal dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal. Misalnya, menyertai pernyataan verbal “apa benar?” dengan mengangkat alis mata anda, atau anda dapat menggerakkan kepala atau tangan untuk mengulangi pesan verbal “Ayo kita pergi”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 f. Untuk Menggantikan Komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal, misalnya, mengatakan “oke” dengan tangan tanpa berkata apa-apa. Menganggukkan kepala untuk mengatakan “ya” atau menggelengkan kepala untuk mengatakan “tidak”. Sebagaimana aspek verbal, komunikasi nonverbal juga tergantung atau ditentukan oleh kebudayaan, yaitu: kebudayaan menentukan perilaku-perilaku nonverbal yang mewakili atau melambangkan pemikiran, perasaan, keadaan tertentu dari komunikator dan kebudayaan menentukan kapan waktu yang tepat atau layak untuk mengkomunikasikan pemikiran, perasan, keadaan internal. Jadi, walaupun perilaku-perilaku yang memperlihatkan emosi ini banyak yang bersifat universal, tetapi ada perbedaan-perbedaan kebudayaan dalam menentukan bilamana, oleh siapa dan dimana emosi-emosi itu dapat diperlihatkan. 2.4.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal dapat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya: latar belakang budaya, latar belakang sosial ekonomi, pendidikan, gender, usia, dan juga kecenderungan pribadi. Artinya tidak semua orang dalam budaya tertentu melakukan tindakan non verbal yang sama. Komunikasi nonverbal bersifat kontekstual, Situasi atau informasi yang berbeda akan menghasilkan pesan non verbal yang berbeda pula. Misalnya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 bagaimana kita bertingkah laku ketika sedang berada di rumah akan berbeda dengan tindakan yang kita lakukan ketika sedang berada di tempat umum, dan lain sebagainya. Komunikasi non verbal (non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan. 2.4.4 Bentuk Komunikasi non Verbal Bentuk-bentuk komunikasi non verbal terdiri dari tujuh macam yaitu:24 1. Komunikasi visual Komunikasi visual merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan berupa gambar-gambar, grafik-grafik, lambanglambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk yang unik akan 24 http://artikel.okeschool.com/artikel/komunikasi/878/komunikasi-non-verbal.html diunduh tgl 01/06/2015 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 membantu mendapat perhatian pendengar. Dibanding dengan hanya mengucapkan kata-kata saja, penggunaan komunikasi visual ini akan lebih cepat dalam pemrosesan informasi kepada para pendengar. 2. Komunikasi sentuhan Ilmu yang mempelajari tentang sentuhan dalam komunikasi non verbal sering disebut Haptik. Sebagai contoh: bersalaman, pukulan, mengelus-ngelus, sentuhan di punggung dan lain sebagainya merupakan salah satu bentuk komunikasi yang menyampaikan suatu maksud/tujuan tertentu dari orang yang menyentuhnya. 3. Komunikasi gerakan tubuh Kinesik atau gerakan tubuh merupakan bentuk komunikasi non verbal, seperti, melakukan kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap tubuh. Gerakan tubuh digunakan untuk menggantikan suatu kata yang diucapkan. Dengan gerakan tubuh, seseorang dapat mengetahui informasi yang disampaikan tanpa harus mengucapkan suatu kata. Seperti menganggukan kepala berarti setuju. 4. Komunikasi lingkungan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 Lingkungan dapat memiliki pesan tertentu bagi orang yang melihat atau merasakannya. Contoh: jarak, ruang, temperatur dan warna. Ketika seseorang menyebutkan bahwa ”jaraknya sangat jauh”, ”ruangan ini kotor”, ”lingkungannya panas” dan lain-lain, berarti seseorang tersebut menyatakan demikian karena atas dasar penglihatan dan perasaan kepada lingkungan tersebut. 5. Komunikasi penciuman Komunikasi penciuman merupakan salah satu bentuk komunikasi dimana penyampaian suatu pesan/informasi melalui aroma yang dapat dihirup oleh indera penciuman. Misalnya aroma parfum bulgari, seseorang tidak akan memahami bahwa parfum tersebut termasuk parfum bulgari apabila ia hanya menciumnya sekali. 6. Komunikasi penampilan Seseorang yang memakai pakaian yang rapi atau dapat dikatakan penampilan yang menarik, sehingga mencerminkan kepribadiannya. Hal ini merupakan bentuk komunikasi yang menyampaikan pesan kepada orang yang melihatnya. Tetapi orang akan menerima pesan berupa tanggapan yang negatif apabila penampilannya buruk (pakaian tidak rapih, kotor dan lain-lain). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 7. Komunikasi citrasa Komunikasi citrasa merupakan salah satu bentuk komunikasi, dimana penyampaian suatu pesan/informasi melalui citrasa dari suatu makanan atau minuman. Seseorang tidak akan mengatakan bahwa suatu makanan/minuman memiliki rasa enak, manis, lezat dan lain-lain, apabila makanan tersebut telah memakan/meminumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa citrasa dari makanan/minuman tadi menyampaiakan suatu maksud atau makna. 2.5 KAIZEN 2.5.1 Definisi Teori Kaizen Dalam bahasa Jepang, kaizen25 berarti perbaikan berkesinambungan. Istilah ini mencangkup pengertian yang melibatkan semua orang baik menager dan karyawan dan melibatkan biaya dalam jumlah tidak seberapa. Filsafat kaizen berpandangan bahwa cara hidup kita apakah itu kehidupan kerja atau kehidupan sosial maupun kehidupan rumah tangga hendaknya berfokus pada upaya perbaikan terus menerus. Kaizen26 secara harafiah dalam arti bahasa Jepang adalah: Kai artinya perubahan, zen artinya kebaikan. Dalam bahasa China gai san artinya gai artinya perubahan atau tindakan perbaikan dan shan artinya baik atau keberuntungan jadi gai shan adalah perubahan untuk lebih baik atau improvement. 25 Masaaki, Imai. Gemba Kaizen. PT. Pustaka Binaman Presindo.Jakarta.1997 Masaaiki, Imai. Kaizen: Kunci Sukses Orang Jepang dalam Persaingan. Pustaka Binamanpressindo. Jakarta. 1994. 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 2.5.2 Manfaat Teori Kaizen Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penerapan Teori Kaizen dapat berupa : 1. Setiap orang akan mampu menemukan masalah dengan cepat. 2. Setiap orang akam memberikan perhatian dan penekanan pada tahap perencanaan. 3. Mendukung cara berfikir yang berorientasi proses. 4. Setiap orang berkonsentrasi pada masalah-masalah yang lebih penting dan memdesak untuk diselesaikan. 5. Setiap orang akan berpartisipasi dalam membangun sistem yang baru. 2.5.3 Konsep Utama Kaizen Manajemen harus belajar untuk menerapkan konsep dan sistem yang mendasar tertentu dalam rangka mewujudkan strategi kaizen: 1. Kaizen dan manajement 2. Proses versus hasil 3. Siklus PDCA/SDCA 4. Mengutamakan kualitas 5. Berbicara dengan data 6. Proses berikut adalah konsumen Pada saat memperkenalkan kaizen, manajemen puncak harus menggariskan kebijakan ini secara jelas dan teliti. Mereka kemudian harus pula menerapkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 jadwal penerapan dan menampilkan kepemimpinan dengan mempraktekkan proses keizen di antara mereka. 2.5.3.1 Kaizen dan Management Dalam konteks Kaizen, management memegang 2 fungsi utama yaitu pemeliharaan (Maintenance) dan perbaikan (Improvement). Maintenance adalah aktivitas yang secara langsung diarahkan untuk pemeliharaan standar teknologi, managerial, dan operasi, dan mendukung pencapaian standar tersebut melalui pelatihan dan kedisiplinan yang dimiliki saat ini. Sesuai dengan fungsi pemeliharaan, pihak manajemen memastikan setiap orang dapat memenuhi SOP. Sedangkan Improvement merupakan aktivitas yang mengarah pada peningkatan standard yang berlaku saat ini. Pandangan orang Jepang terhadap Manajemen pun mengacu pada satu opini : Memelihara dan Mengembangkan standard. Kaizen yang berarti perbaikan-perbaikan kecil sebagai hasil dari usaha yang berkesinambungan. Inovasi sendiri meliputi perbaikan yang drastis sebagai hasil dari investasi yang besar dalam teknologi ataupun peralatan yang ada (Inovasi itu mahal bila uang adalah kunci utama inovasi). Dikarenakan ketakjuban dari sebuah inovasi, membuat para manager di Negara Barat (western manager) cenderung tidak sabar dan mengabaikan manfaat jangka panjang yang dapat diberikan Kaizen. Kaizen di sisi lain, lebih menekankan pada usaha SDM, moral, komunikasi, pelatihan, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 teamwork, keterlibatan, dan disiplin diri – secara umum, yang mengarah pada perbaikan yang bersifat low-cost. 27 2.5.3.2 Proses Versus Hasil 1. Akumulasi perubahan kecil untuk menjadi lebih baik 2. Tindakan perbaikan dengan menggunakan cara yang mudah digunakan Pilih Perbaikan Akumulasi Gambar 3.1 2.5.3.3 Siklus PDCA dan SDCA 27 ACT PLAN CHECK DO Gambar 3.2 (2012). In M. Imai, Gemba Kaizen - A Commonsense Approach to A Continuous Improvement Strategy (pp. 3-4). McGraw-Hill Companies, Inc. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 Pada gambar 3.2 Siklus PDCA dijelaskan bahwa: ACT: menjalankan Standarisasi prosedur & dokumentasi, identifikasi masalah & rencana improvement selanjutnya. PLAN: Identifikasi masalah, menentukan akar penyebab, perencanaan improvement. DO: Laksanakan pekerjaan/ tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. CHECK: Periksa hasil pekerjaan apakah telah sesuai dengan rencana. Dari hasil yang diperoleh maka disimpulkan bahwa tujuan dari KAIZEN adalah: melakukan sebuah Perubahan kecil, mengubah metode ke arah yang lebih baik, mengubah sesuatu ke arah yang lebih baik. Yang dilakukan adalah perubahan kecil secara terus menerus dan berkelanjutan bukan perubahan yang besar. Sehingga dapat meningkatkan kinerja, produktivitas, effisiensi kerja dan semangat kerja. Tidak hanya perubahan pada pekerjaan yang ada tetapi antara satu dengan yang lainnya walaupun berbeda budaya dan latar belakang yang berbeda tetapi tetap dapat saling bekerjasama dan saling menghargai. Siklus SDCA PEMELIHARAAN A S Act Check Standardize C D Do Gambar 3.3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 49 SDCA28 menerapkan standarisasi guna mencapai kestabilan proses, sedangkan PDCA menerapkan perubahan guna meningkatkannya. SDCA berkaitan dengan pemeliharaan, sedangkan PDCA merujuk pada fungsi perbaikan, dan dua hal inilah yang menjadi dua tanggung jawab utama manajemen. 2.5.3.4 Mengutamakan Kualitas Tujuan utama dari kualitas, biaya dan penyerahan adalah menempatkan kualitas pada prioritas tertinggi. Tidak jadi soal bagaimana menariknya harga dan penyerahan yang ditawarkan pada konsumen, perusahaan tidak akan mampu bersaing jika kualitas produk dan pelayanannya tidak memadai. 2.5.3.5 Berbicara dengan Data Kaizen adalah proses pemecahan masalah. Agar suatu masalah dapat dipenuhi secara benar dan dipecahkan, masalah itu harus ditemukenali untuk kemudian data yang relevan dikumpulkan serta ditelaah. Mengumpulkan data tentang keadaan saat ini mebantu memahami kearah mana fokus yang diarahkan. Dan menjadi langkah awal dalam perbaikan. 28 Masaaki, Imai. Gemba Kaizen. PT. Pustaka Binaman Presindo.Jakarta.1997. hal 7 dan 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 50 2.5.3.6 Proses berikut adalah Konsumen Kebanyakan orang dalam bekerja selalu berhubungan dengan konsumen internal dan konsumen eksternal dipasar. Semua berharap bisa mendapatkan pelayanan dan service terbaik. 2.6 KAIZEN 5R Gambar 3.4 1. Ringkas (Buang benda yang tidak perlu) 5. Rajin (Latihan & disiplin diri dengan peningkatan berkelanjutan) 4. Rawat (Menjaga dalam standar yang baik) 2. Rapi (Atur benda-benda dengan rapi) 3. Resik (membersihkan terus-menerus) Gambar 4.3.3 KAIZEN 5R sangat penting dilakukan karena dengan menjalankan program KAIZEN segala hal yang dulunya dianggap perlu ternyata tidak perlu dan bahkan sudah tidak digunakan lagi. Semua hal yang dianggap penting dapat dipisahkan dan disimpan di tempat yang mudah terjangkau sehingga motivasi kerja dapat tercipta. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 51 Syarat yang dibutuhkan untuk implementasi 5R: Pemahaman yang utuh dan menyeluruh , usaha yang kontinyu dan bertahap, dukungan seluruh individu tanpa kecuali, Keteladanan manajemen. Tujuan Akhir Aktifitas 5R: Penurunan biaya produksi, Peningkatan produktivitas dan efisiensi di tempat kerja, Perbaikan kualitas. Dapat dijelaskan bahwa 5R adalah: Prinsip Ringkas: Memisahkan sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan di tempat kerja. Langkah melakukan ringkas: a. Cek barang di area kerja masing-masing b. Tetapkan kategori barang yang digunakan dan tidak c. Siapkan tempat untuk barang yang tidak digunakan d. Pindahkan barang yang tidak digunakan ke tempat yang ditentukan Benda yang tidak perlu: Benda tak bernilai -> Buang segera, Benda bernilai -> Cari pembeli Benda yang perlu : Benda yg selalu digunakan -> Tempatkan di dekat anda, Benda yang kadang digunakan -> Tempatkan agak jauh dari anda, Benda yang tak digunakan -> sama sekali Simpan di tempat yang pantas untuk digunakan nantinya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 52 Prinsip Rapi: Menyimpan barang pada tempatnya untuk mudah diambil saat dipergunakan. Langkah melakukan rapi: 1. Buat metode penempatan barang yang diperlukan 2. Tempatkan barang yang diperlukan ke tempat yang sudah disediakan 3. Beri indetifikasi / tanda untuk mempercepat penggunaan / pengembalian barang Rapi: Siapa saja segera Dimana (Lokasi tetap) Dapat dilihat Apa (Barang tetap) Dapat dikeluarkan Berapa (Jumlah tetap) Dapat dikembalikan Prinsip Resik: Membersihkan tempat/lingkungan kerja, mesin/peralatan yang digunakan, Potensi gangguan mesin dapat terpantau dan tertanggulangi sedini mungkin, karena membersihkan juga berarti memeriksa. Langkah melakukan resik: Menyediakan sarana kebersihan misal tempat sampah, dan Pembersihan tempat kerja. Rawat: Mempertahankan hasil yang sudah dicapai pada 3R sebelumnya dan membakukannya (standardisasi). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 53 Langkah melakukan rawat: Menetapkan standard kebersihan dan Komunikasikan ke setiap karyawan. Ada 3 prinsip “TIDAK” : 1.Tidak ada barang yang tidak diperlukan, 2.Tidak berserakan, 3.Tidak kotor. Prinsip Rajin: Kebiasaan karyawan menjaga dan meningkatkan yang sudah baik dan mengembangkan kebiasaan positif di tempat kerja. Langkah melakukan rajin: Penetapan target bersama, teladan bersama, tanggung jawab pribadi, hubungan/komunikasi di lingkungan kerja, pembiasaan aktifitas „5R‟. http://digilib.mercubuana.ac.id/