BAB V PENUTUP Blog sosial Kompasiana, merupakan salah satu bagian dari media online yang sifatnya massa tetapi juga personal. Inilah, yang menjadikan Kompasiana sebagai media independen dan bebas digunakan untuk mempublikasikan pikiran, ide, gagasan maupun beragam informasi. Media inipun dapat juga merefleksikan kebebasan dari segala belenggu dan kontrol eksternal. Ciri inilah yang membuat blog ini disebut-sebut sebagai bagian dari jurnalisme warga yang sesungguhnya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan isi 194 item berita tentang hukum pada blog sosial Kompasiana periode Januari – Oktober 2012 ditarik beberapa pokok pikiran sebagai kesimpulan dan rekomendasi dalam penelitian ini. 3. Kesimpulan Kesimpulan yang dibuat dalam penelitian ini mengacu pada rumusan masalah dengan bahan utama bab hasil dan pembahasan penelitian. Maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Berita-berita hukum pada blog sosial Kompasiana mayoritas berciri ringkas, bergaya percakapan serta mudah dibaca dan dipahami. Tetapi dari berita-berita tersebut hanya sedikit sekali yang menyertakan hyperlink, sebagai tambahan informasi bagi pembaca. Kelebihan berita-berita yang disajikan pada Kompasiana ini sebagai salah satu alasan blog sosial ini diminati, banyak dibaca dan dirujuk orang. b. Interaksi antara kompasianer (penulis berita) dengan pembacanya kerap terjadi dalam menanggapi suatu berita tentang kasus-kasus hukum yang marak terjadi di negara ini. Dari proses interaksi ini, diperoleh gambaran bahwa para kompasianer dan pembaca saling mengisi dalam memberikan informasi, saling mengoreksi serta saling memperkaya dengan pengetahuan baru. Namun tidak sedikit komentator yang menyudutkan, menyerang, serta tidak menghargai asas praduga tidak bersalah terhadap orang-orang yang terlibat dalam sebuah kasus yang diberitakan. Disamping itu, ada kalanya kritik dan perbedaan pendapat atas sebuah berita juga terjadi yang mengarah pada kesalahpahaman serta berakibat konflik dalam bentuk perang komentar diantara mereka. c. Etika jurnalisme warga yang cenderung dilanggar oleh para pewarta warga Kompasiana adalah mengutip hasil karya orang lain dengan tidak menyebutkan sumbernya. Kebanyakan kompasianer mengutip beberapa paragraf dari media online tetapi tidak menyebutkan nama media tersebut sebagai sumber. Hal yang menarik juga bahwa ada berita-berita produk Kompasiana justru yang diduplikasi dan diposting pada blog pribadi seseorang maupun media sosial lainnya tanpa menyebut sumbernya. Disamping itu, etika lainnya yaitu tidak mencantumkan sumber data dalam memberitakan kasus-kasus hukum juga cenderung dilanggar meski jumlahnya terbilang sangat sedikit. Sedangkan dua etika lainnya yaitu berita yang mengandung kalimat-kalimat yang bersifat cabul serta memutarbalikkan fakta, tidak terdapat pelanggaran sama sekali. d. Berita hukum Korupsi dan Suap merupakan topik yang paling banyak ditulis dan diunggah oleh kompasianer. Menyusul topik Perselisihan Antar Lembaga/ Aktor Hukum dan Proses Pembuatan dan Penerapan Undang-Undang. Dalam memberitakan persoalan hukum, para pewarta warga, sangat jeli melihat persoalan-persoalan yang sedang marak terjadi di negara ini. Sehingga topiktopik yang dibahas sama seperti yang juga sedang marak dibicarakan di media massa. Seperti kasus Wisma Atlet, Hambalang, Simulator SIM, perselisihan Polri vs KPK, serta rancangan undang-undang maupun undang-undang yang sedang menjadi pertentangan misalnya RUU KPK, RUU Kamnas dan sebagainya. Ini menunjukkan sebagai media yang mengusung prinsip jurnalisme warga, Kompasiana telah menjadi wadah pengembangann demokrasi, penguatan kebebasan informasi serta kebebasan berpendapat. 4. Rekomendasi Rekomendari yang dibuat dalam penelitian ini mengacu dari kesimpulan hasil penelitian. Adapun rekomendasinya adalah sebagai berikut : i. Blog sosial Kompasiana, sebagai media jurnalisme warga terbesar dan termaju, banyak dibaca serta menjadi rujukan banyak orang, hendaknya tetap mendukung dan mengawali kegiatan jurnalisme warga ini. Dengan terus melakukan pengembangan-pengembangan baik dari sisi teknologi maupun kontennya. j. Blog sosial Kompasiana tetap dapat menyajikan berbagai informasi (berita) baik itu berita hukum maupun berita pada rubrik lainnya dengan tetap mengacu pada prinsip jurnalisme warga yang bebas, independen dan tanpa intervensi dari pihak lain tetapi tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip jurnalisme warga yang berlaku terutama pada persoalan profesional dan etika. k. Blog sosial Kompasiana hendaknya tetap menjadi media aktifitas para jurnalis warga yang bisa bermanfaat untuk menyebarkan informasi dan berita yang berguna bagi setiap orang yang membacanya. Blog sosial ini diharapkan tidak semata-mata hanya sebagai tempat menyalurkan uneg-uneg dan hobby menulis belaka tetapi juga menjadi tempat diskusi yang efektif untuk mencapai tujuan jurnalisme warga sebagai salah satu media pendukung demokrasi. l. Para kompasianer atau pewarta warga yang tergabung dalam blog sosial Kompasiana, hendaknya memahami dan mengerti akan etika yang berlaku pada jurnalisme warga, sehingga blog sosial ini tidak hanya menjadi media tumpahan kemarahan semata terhadap sesuatu masalah, namun juga menjadi tempat untuk mendidik masyarakat. m. Penelitian-penelitian lanjutan dengan objek blog sosial Kompasiana sebagai media jurnalisme warga perlu dilanjutkan dengan melihat sisi lainnya yang belum pernah diteliti seperti agenda media jurnalisme warga, guna pengembangan jurnalisme warga online di Indonesia. 5. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak luput dari kekurangan. Beberapa keterbatasan penelitian ini adalah pertama, objek penelitian dalam penelitian ini hanya terbatas pada blog sosial Kompasiana saja. Sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisir untuk semua jurnalisme warga. Kedua Tema berita yang dianalisis dalam penelitian ini adalah terbatas pada berita hukum dengan 3 isu saja yaitu Korupsi dan Suap; Perselisihan antar Lembaga/Aktor Hukum; serta Perundang-undangan. Sehingga hasil penelitian juga tidak dapat menggeneralisir tentang gambaran berita tentang hukum secara menyeluruh. Ketiga sebagai sebuah metode ilmiah analisis isi kuantitatif, hanya mampu mengungkapkan makna dibalik pesan yang dimanifestasikan dari proses komunikasi. Berita sebagai pesan manifes yang diteliti bisa jadi kurang mampu menjelaskan apa maksud sebenarnya dari pemilihan sebuah objek berita. Diperlukan sebuah penelitian yang lebih komprehensip dengan pendekatan triagulasi agar mampu membaca maksud sebenarnya dibalik memilihan topik dan sikap tertentu dari para pewarta warga.