Fresh JUICE ! refresh your soul Sapaan Fresh Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasihat : Herry Respatia Pemimpin Umum : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Herry Respatia, Yovie Penulis :Nathasa, Herry, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Bro.Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Bro. Martin MGL, Rina, Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL, Sr. Linda Langganan & Marketing Iklan : Jeff Kristianto (HP. 081 897 7018) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W JUICE ! Halloooo............ Apa kabar semua???? Semoga teman-teman semua dalam keadaan sehat dan bahagia Sebelumnya Redaksi mohon maaf, karena sesuatu dan lain hal Fresh Juice Juli baru bisa diterbitkan pertengahan bulan ini. Tetapi kami berusaha untuk menyediakan “juice” yang segar bagi teman-teman semua setiap hari. Kalau bulan lalu adalah bulan “berlibur”, bulan ini merupakan bulan kembali ke rutinitas... Rutinitas...rutinitas...terdengar membosankan ya...apalagi kita baru kembali dari “berlibur”, masih terbawa suasana yang santai, tidak dibingungkan dengan pekerjaan atau sekolah, bisa bermalasmalasan sampai siang... Tapi...mau tidak mau...kita harus kembali, terbangun dari suasana “berlibur” dan kembali ke kehidupan yang nyata. Itulah alur kehidupan kita ada saatnya senang, ada saatnya bekerja keras. Yang pasti dalam keadaan apapun kita, kita punya Yesus yang selalu menyertai setiap langkah kita. Semoga “Juice” yang kami sediakan setiap hari bisa memberikan tenaga atau kekuatan yang baru setiap harinya bagi teman-teman semua. Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Salam Fresh Juice... Fresh JUICE ! Nathasa managed by : Vol. 8/2010 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 1 Kamis, 1 Juli 2010 : Yesus Ajaib Am 7:10-17 Mat 9: 1-8 Mat 9:2b Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Biasanya misa penyembuhan atau kebaktian penyembuhan pasti didatangi oleh banyak orang. Terutama bila pendoa memang sudah terkenal dalam setiap misa atau kebaktian pasti banyak yang mendapat karunia penyembuhan. Pasti tempat akan penuh sesak. Dalam injil, setiap kali Yesus datang, orang-orang pasti akan berdatangan untuk memohon kesembuhan. Seperti di perikop hari ini, Yesus baru saja turun dari kapal dan orang sudah membawa padaNya seorang lumpuh untuk disembuhkan. Banyak orang mendengar, melihat, percaya, mempunyai iman akan Yesus dan yang terakhir mereka berusaha. Apa yang terjadi kalau orang-orang yang mendengar, melihat, percaya, beriman pada Yesus tapi tidak mau berusaha datang padaNya??? Tidak mau berdesak-desakan dan berusaha menyapa Yesus. Pada zaman sekarang ini, kita tidak dapat langsung bertemu Yesus. Bagaimana kita bisa mendapatkan kesembuhan??? Yang utama kita harus beriman padaNya, datang padaNya, berdoa padaNya. Dan berusaha mencari perpanjangan tangan Yesus, kita bisa minta didoakan oleh hambahamba Tuhan yang mempunyai karunia penyembuhan. Kita bisa datang kepada dokter untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan. Beberapa waktu yang lalu, saya mengalami pembesaran kelenjar thyroid. Saya datang ke dokter spesialis bedah tumor. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, puji Tuhan hasilnya bukan suatu keganasan, jadi dokter memberi obat minum, dengan tujuan bisa mengecil dan hilang. Kurang lebih 6 bulan saya minum obat tapi tidak ada perbaikan. Dokter akhirnya bilang coba lihat dulu beberapa bulan ini, kalau memang membesar ya harus di operasi. Tapi operasi di daerah leher memang agak menakutkan, kalau kena pita suara bisa ga bisa bicara. Wah……bagaimana ini, saya takut juga. Setiap datang ke adorasi saya persembahkan penyakit saya ini. Ada misa penyembuhan saya minta didoakan. Saya percaya Tuhan akan memberikan penyembuhan. Memang tidak langsung Tuhan menjawab, perlahan tapi pasti Tuhan menyembuhkan saya. Dan sekarang pembesaran kelenjar Thyroid itu telah hilang. Tuhan kita memang ajaib……….. Percaya, berimanlah dan berusahalah, maka kita akan melihat keajaibanNya. Nathasa 2 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Jumat, 2 Juli 2010 : Sumber Kekuatan Am. 8 : 4 - 6. 9 - 12 Mat. 9 : 1 - 8 Mat. 9 : 8 Waktu orang-orang melihat kejadian itu, mereka ketakutan dan memuji Allah, sebab Allah sudah memberikan kuasa yang begitu besar kepada manusia. Mengapa orang-orang itu ketakutan saat orang lain mengalami kesembuhan? (Mat. 9 : 8). Mungkin mereka kurang mengenal siapa Allah itu. Selain itu, ketakutan bisa disebabkan karena merasa dirinya berdosa. Dalam pikiran mereka, Allah sanggup menyembuhkan, sanggup pula menghukum mereka dengan sakit-penyakit. Seperti kita ketahui, Allah kerap menghukum dengan kelaparan, sakit-penyakit, kematian dan lain lain di Perjanjian Lama. Salah satunya di Amos. 8 : 4 - 6. 9 – 12. Orang yang sedikit-sedikit ketakutan biasanya karena dalam hidup sehari-hari mereka tertekan, lemah, tidak berdaya, tidak ada yang bisa dimintai tolong. Allah mengetahuinya. Karena itu Ia mengutus Yesus untuk menjadi manusia biasa, bukan terlahir sebagai raja, untuk membela kaum yang lemah. Ia ingin membesarkan hati manusia, memberi pangharapan pada kaum yang lemah, bahwa mereka tidak sendirian. Bahwa ada salah seorang diantara mereka (Yesus) yang punya kuasa untuk membela, mengangkat mereka dari penderitaan. Harapan itu tetap ada sampai saat ini. Kita sebagai murid Yesus, diberi tugas untuk meniru dan meneruskan tindakan Yesus ini. Bagaimanapun kondisi dan keadaan kita, dimanapun Tuhan tempatkan, kita harus menjadi cerminan Yesus. Memberi semangat, harapan, keberanian pada yang lemah untuk bangkit dan tidak putus asa. Tidak mudah menjadi penggerak dan penyemangat orang lain terutama saat kita sendiri perlu dikuatkan. Namun ingatlah sumber kekuatan kita adalah Yesus. Dia adalah mata air yang tidak pernah kering. Siska Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 3 Sabtu, 3 Juli 2010 : Tuhan Ada Ef 2 : 19-22 Yoh 20 : 24-29 Yoh 20 : 29 “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya” Saat Yesus menampakkan Diri pada para Rasul, Tomas tidak hadir, karena itu Tomas tidak percaya akan hal itu. Tomas ingin menuntut bukti yang dapat dia sentuh dan dia lihat secara langsung. Dan ketika Tuhan Yesus sungguh hadir dihadapannya, Tomas pun tersungkur dan dengan rendah hati mengakui kebesaran Tuhan. Kita yang hidup di jaman sekarang, tidak seberuntung para Rasul, yang dikaruniai penampakan langsung Tuhan Yesus. Kita pun secara fisik belum pernah melihat Tuhan, namun sebagai pengikut Kristus kita tetap boleh ‘berbahagia’ karena mengimani bahwa Tuhan sungguh ada, Tuhan sungguh hadir dalam tiap langkah hidup kita. Saya pernah membaca kesaksian dari Susy Susanti, mantan atlet bulutangkis kenamaan kita. Setelah menikah dengan Alan Budikusuma pada tahun 1997, setahun kemudian, Susy memilih mengundurkan diri, padahal dia masih punya kesempatan untuk mengikuti pertandingan Asian Games. Dari sekian banyak kejuaraan dunia yang telah dia menangkan, tinggal kejuaraan Asian Games yang belum pernah dimenangkannya. Apa pasalnya sampai Susy memilih mengundurkan diri ? Sekitar 2-3 bulan sebelum Asian Games berlangsung, Susy dinyatakan positif hamil. Saat itu Susy mengalami pergumulan untuk memilih antara ambisi dan berkat. Pergumulan yang berat karena saat itu posisinya sebagai pebulutangkis sudah mencapai ranking dua tingkat dunia. Akhirnya Susy memilih untuk meninggalkan ambisi pribadinya, dan menerima berkat dari Tuhan. Sampai sekarang Susy tak pernah menyesali keputusannya untuk tidak bertanding lagi. Susy mengakui, kehadiran anak pertamanya itu, selalu membawa keberuntungan dalam hidupnya. Jalan kehidupan yang kita lalui, kadang berliku, menghadapi berbagai benturan dan permasalahan, harus berpikir dan memilih apa yang terbaik dari sekian tawaran yang ada, namun percayalah Tuhan tak pernah meninggalkan kita dalam tiap pergumulan yang kita hadapi. Kita boleh tak melihatNya dengan mata fisik kita, tapi dengan mata iman, kita bisa merasakan Tuhan hadir dan berkarya dalam berbagai cara. Agatha 4 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Minggu, 4 Juli 2010 : Malaikat yang dikirim Tuhan Yes 66:10-14c Gal 6 : 14-18 Luk 10 : 1-12, 17-20 Gal 6 : 14-18 “Tetapi aku sekali kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” Beberapa bulan terakhir ini, aku disibukan dengan kegiatan sosial membantu penyandang cacat mencari pekerjaan. Dimulai dari memberi mereka ilmu dasar seperti bahasa inggris dan komputer sampai motivasi dan tips-tips dalam bekerja. Hampir setiap hari bersama mereka membuat kedekatan pribadi dengan mereka. Sampai suatu hari, ketika aku berulang tahun, mereka menyiapkan ‘kejutan’ berupa perayaan ulang tahun di Yayasan. Mereka masak semampu mereka seharian, menyiapkan nyanyian, puisi sampai kue tart ! Mungkin ini adalah perayaaan ulang tahun yang paling berarti dalam hidupku. Bukan di tempat mewah, bukan makan makanan terenak, tapi yang sederhana dan diberikan dengan tulus. Dalam satu puisi mereka, mereka menyebutku Malaikat, yang dikirim Tuhan untuk membawa mereka dari kegelapan. Saat itu tidak sengaja airmataku menetes. Bukan karena bangga, tapi malu dengan sebutan itu. Banyak orang yang memuji-muji apa yang aku lakukan, dari teman teman kerja sampai pemerintah lokal. Namun seperti injil hari ini, aku tidak mau bermegah diri. Karena apa yang dilakukan adalah curahan berkat yang dititipkan Tuhan Yesus untuk mereka. Aku sudah cukup senang menjadi saluran berkatnya saja. Terkadang, ada terlintas pikiran, bahwa akulah yang berjasa atas kesuksesan program ini, dan berjasa sehingga penyandang cacat ini dapat bekerja di hotel dan perusahaan termuka. Ketika pikiran itu terlintas, injil hari ini mengingatkan aku untuk tidak bermegah diri. Banyak bantuan dari orang lain sehingga program ini sukses, mulai dari bantuan pinjaman komputer, tenaga sukarelawan yang mau mengajar mereka malam malam, sampai sumbangan dana dari dermawan. Dan ini bukan karena kami bisa mengerjakan, tapi karena Tuhan Yesus Kristus yang menginginkannya seperti itu. Apakah kita masih bermegah diri atas keberhasilan kita? (Jeff) Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 5 Senin, 5 Juli 2010 : Karena Iman Hos 2:16,17c-18,21-22 Mat 9:18-26 Mat 9:22 “imanmu menyelamatkan engkau…” Sekali waktu seorang imam yang memang dikenal bagus-bagus khotbahnya pernah sharing bahwa ukuran bagus tidaknya khotbah yang ia berikan itu sebagian besar dipengaruhi juga oleh iman umat yang menghadiri misa. Maksudnya, selain persiapan pribadi, iman umat dalam artian keterbukaan hati dan harapan-harapan akan apa yang Allah bisa kerjakan dalam hidup mereka ikut menentukan apakah khotbahnya bisa mengetuk hati orang, mentobatkan orang, menguatkan orang bahkan juga menyembuhkan orang. Seringkali khotbah yang ia siapkan dengan baik malah terasa hampa kalau di dalam misa, umat kadang ogah-ogahan membalas sapaan Tuhan sertamu, atau asal-asalan bernyanyi, atau hadir misa hanya karena memenuhi kewajiban hari minggu. Di lain waktu, khotbah yang ia siapkan sekedarnya malah menjadi bermakna ketika umat dengan antusias aktif dalam Ekaristi serta datang dengan harapan bahwa Tuhan akan mengerjakan sesuatu dalam diri mereka. Saya yakin hal yang sama juga terjadi pada Yesus, yang pada hari ini dikisahkan Matius sedang dalam situasi mission impossible, misi yang tidak mungkin berhasil. Waktu itu Yesus sedang dalam perjalanan ke rumah kepala rumah ibadat untuk “menghidupkan” anak perempuannya yang baru saja meninggal. Di tengah perjalanan, tanpa diduga, perempuan yang sudah dua belas tahun sakit pendarahan atau sama halnya “tidak mungkin sembuh” menjadi sehat kembali hanya karena menyentuh ujung jubah Yesus. Apa yang tidak mungkin menjadi mungkin karena iman, iman sang kepala rumah ibadat dan iman sang perempuan. Keduanya sudah mendengar cerita-cerita seputar Yesus yang bisa menyembuhkan orang, mereka percaya bahwa Yesus bisa menolong mereka. Pesan yang ingin disampaikan Matius sangat jelas, bahwa iman kita sendiri yang menyelamatkan kita. Bagi saya, iman itu lebih dari sekedar percaya pada Yesus dan menjadi penganut agama Katholik. Iman adalah pilihan diri saya sendiri untuk memperdalam hubungan saya dengan Tuhan, apa yang harus saya buat supaya saya bisa melihat bagaimana Allah bekerja dalam hidup saya. Saya belajar mensyukuri kenyataan bahwa saya dibaptis sejak bayi. Saya belajar mensyukuri kenyataan bahwa saya punya keinginan menjadi imam. Saya belajar mensyukuri bahwa saya harus memeras otak setengah mati sebelum layak menjadi imam. Saya belajar mensyukuri bahwa masa depan saya adalah misteri. Saya belajar untuk pasrah pada Tuhan. Saya belajar untuk tetap tersenyum dan bangga menjadi Katholik, walaupun tiap hari ada berita negative tentang bobroknya Gereja di sana sini. Saya belajar untuk bangun pagi-pagi supaya bisa berdoa bersama teman-teman di Kapela yang dingin. Saya belajar menyadari tahap demi tahap bahwa Tuhan hadir dalam rupa roti kecil. Banyak hal tidak mungkin bisa dilakukan Tuhan dalam hidup kita masing-masing. Yesus membuktikannya lebih dari dua ribu tahun yang lalu. Iman kita pada Yesus, sang Allah beserta kita, kiranya membuat kita yakin bahwa jalan yang kita tempuh ini benar dan akan membawa kita pada kebahagiaan kekal. Fr. Wenz, MGL 6 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Selasa, 6 Juli 2010 : Jangan Tunda Esok Hos. 8 : 4– 7. 11 - 13 Mat. 9 : 32 - 38 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. (Mat 9:37 ) Sudah bukan rahasia umum, gereja masa kini sangat membutuhkan banyak pelayan. Bukan saja imam (pastur) yang semakin sedikit, tapi juga banyak orang masa kini lebih mementingkan kehidupan sekuler daripada melayani Tuhan. “Memang enak, sibuk sana-sini melayani Tuhan.” Aku ini sibuk bisnis, nanti kalo udah anakku besar, rambutku udah beruban, udah banyak uang, siap pensiun, baru itu waktuku melayani Tuhan.” “Boro-boro melayani Tuhan, melayani istri dan menghidupi anak aja aku udah pusing.” “Yah gak gaul melayani Tuhan, mendingan party ama teman-teman.” Demikian kira-kira sebagian kecil dari seribu alasan yang ada di benak orang ketika diajak untuk melayani Tuhan. Beberapa tahun lalu, saya pernah mendapat sakit panas. Sembuh dari sakit panas itu tiba-tiba suara saya menjadi kecil sekali nyaris hilang. Diantar oleh orangtua, saya pun cek ke dokter THT. Tak kurang 3 dokter yang saya datangi. Namun tak sembuh juga hampir 1 bulan. Dokter terakhir menyarankan saya untuk ke Surabaya untuk check up disana. Namun ternyata setelah di cek di Bali ada semacam gumpalan kecil yang menempel di pita suara saya. Saya nyaris putus asa. Saya yang waktu itu sering ngeband ama teman-teman sekolah seperti tak punya hidup lagi. Saya berpikir suara saya akan seperti ini untuk selamanya. Akhirnya setelah dioperasi dan gumpalan diangkat, berangsur – angsur suara saya pulih kembali setelah beberapa hari. Pengalaman ini sungguh membekas dalam ingatan saya. Saya merasa semua yang saya miliki FREE diberikan oelh Tuhan. Namun balasan saya untukNYA sangat sedikit dibandingkan apa yang telah diberikanNYA untuk saya. Mulai dari situ saya pun mulai mengenal Tuhan dan melayani DIA. Andai saja kita menyadari bahwa mata kita bisa melihat normal sedangkan banyak orang buta di luar sana.... Andai saja kita menyadari suara yang kita miliki sedangkan banyak orang diluar sana tidak bisa berbicara dari lahir... Andai saja kita menyadari untuk setiap anggota tubuh yang kita miliki adalah anugerahnya terindah bagi kita.... Andai saja kita menyadari bahwa nafas yang kita hirup adalah anugerahNYA semata.. Anda saja kita menyadari bahwa setiap bangun pagi kita diberi satu hari lagi kehidupan.. Andai saja kita menyadari bahwa keluarga dan sahabat yang diberikanNYA adalah titipanNYA yang terindah bagi kita... Andai saja kita lebih menyadari bahwa semua yang kita miliki berasal dariNYA... Pastilah Tuhan tidak akan kekurangan pekerja di ladangNYA. Siap menjawab panggilanNYA? Jangan tunda lagi, karena kita tak tahu apa yang akan terjadi esok. Waktumu hari ini dan berikan yang terbaik untukNYA. Yovie Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 7 Rabu, 7 Juli 2010 : Pernah buta, namun sekarang melihat Hos. 10:1-3. 7-8. 12 Mat. 10:1-7 Mat 10:7 “… pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”. Lewat misiku di Negara asing, aku menemukan dan merasakan banyak pengalaman. Di mana ada banyak orang yang tidak tahu tentang diri dan masa depan mereka. Karena itu mereka sangat lemah dan mudah putus asa, jikalau tertimpa suatu kegagalan. Sejenak aku berpikir dan bertanya pada diri sendiri, “Apakah pengalaman ini hanya dialami oleh orang-orang ini di tempat ini? Ataukah pengalaman ini merupakan suatu hal umum bagi siapa saja di dunia ini. Setelah aku medengarkan pengalaman beberapa orang dari latar belakang yang berbeda. Aku menemukan ternyata pengenalan diri dan nasib hidup adalah hal yang biasa dan umum di dunia dewasa ini. Mengapa…? Dunia dewasa ini dengan gampang dan mudah menarik perhatian minat manusia terlebih anak muda. Di mana selalu ada tawaran yang menarik dan mudah digapai dengan uang. Contohnya, kalau aku merasa sedih atau susah, aku akan dengan mudahnya mendapatkan jalan. Di sana banyak sekali kemungkinan, seperti terjun ke dunia alcoholik atau narkoba. Yesus hari ini di dalam Injil, Dia memanggil kedua belas rasulNya. Dia memesan kepada mereka agar mengikuti perintah dan petunjuknya dengan mengajak mereka untuk pergi dan menemukan yang hilang. Ajakan ini ditujukan juga kepada kita di dunia dewasa ini. Manusia dewasa ini sudah kehilangan image tentang dirinya yang sebenarnya. Kita terkadang berlari dari kenyataan, kita berlari dari kenyataan yang sebenarnya, Kita berlari dari apa yang di gariskan oleh Allah dengan menikmati dunia kita. Kita menolak dia dengan tidak menemukan diri kita sendiri. Kita kelhilangan arah. Hari ini kita diajak untuk masuk kembalii ke dalam diri kita dan berusaha untuk menemukan diri kita yang sebenarnya. Marilah kita berani mengatakan, Aku pernah buta namun sekarang melihat. Aku dapat melihat dan menganal siapa diri ku yang sebenarnya. Rm. Joseph, MGL 8 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Kamis, 8 Juli 2010 : CUMA-CUMA = GRATIS = RAHMAT Hos. 11:1-4. 8c-9 Mat. 10:7-15 Mat. 10:8 “Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” Orang banyak berbicara tentang rahmat tapi belum tentu mereka tahu apa artinya rahmat. Apakah yang dimaksud dengan rahmat? Menurutku, rahmat adalah karunia dan berkat dari Tuhan yang kita terima secara cuma-cuma. Hidup yang kita jalani, udara yang kita hirup, sahabat yang setia menemani kita, waktu yang kita dapatkan adalah rahmat atau hadiah cuma-cuma dari Tuhan. Mungkin ada kenalan kita yang namanya Pak Rahmat atau Bu Rahmat. Diantara mereka ada yang sangat percaya bahwa mereka dinamakan “Rahmat” karena orang tua mereka percaya bahwa bayi yang hadir di dunia ini adalah rahmat dari Tuhan setelah sekian tahun “berusaha” untuk mendapatkan anak. Dengan kata lain, rahmat bisa dikatakan sebagai anugerah bahkan bisa dikategorikan sebagai mukjizat karena diluar kemampuan otak kita untuk memahaminya. Menurut para dokter, pasangan suami-istri yang tidak “subur” tidak mungkin bisa mendapatkan anak. Tetapi Tuhan membuat mukjizat dan inilah yang dinamakan rahmat ketika sang anak muncul dari “kemandulan” manusia. Bacaan injil hari ini Yesus bersabda bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu dengan cuma-cuma, maka dari itu berikanlah juga dengan cuma-cuma. Bukan saja dengan tindakan yang “besar” seperti menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang sakit, mentahirkan orang kusta, mengusir setan-setan tetapi dengan tindakan-tindakan yang kecil. Contoh nyata dan praktis adalah kita mendapatkan 24 jam sehari secara gratis dan kita tidak perlu membayar 24 jam yang telah kita terima. Nah, apa yang kita perbuat selama 24 jam sehari, kita kembalikan kembali kepada Sang Empunya waktu yaitu Tuhan Allah sendiri yakni dengan mengucap syukur, menyediakan waktu untuk berdoa dan berbuat kasih kepada sesama. Sederhana saja bukan? Marilah kita berbuat mukjizat dengan membagikan rahmat Tuhan kepada sesama kita, terlebih kepada mereka yang sangat membutuhkan “rahmat” dan pertolongan Tuhan melalui tangan-tangan kasih kita. Fr. Vincent, MGL Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 9 Jumat, 9 Juli 2010 : Bukan misiku, tapi misiNya Hos 14:2-10 Mat 10:16-23 Mat 10:20 “bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang berkata-kata di dalam kamu…” Sewaktu menerima kabar bahwa aku dan Vincent diberi kesempatan untuk memberikan materi Seminar Hidup Baru di Bali dan Maumere bersama Rm Ken, awalnya aku antusias tetapi seiring dengan mendekatnya waktu malah perasaan cemas dan kuatir yang muncul. Cemas akan waktu persiapan yang terjepit antara persiapan ujian akhir semesteran, liburan dan retret. Kuatir kalau sampai materi yang sudah disiapkan tidak tepat sasaran dan terlalu teoretis, tidak membumi dan membosankan. Semuanya berujung pada keraguan dan perasaan tidak layak untuk maju dan tampil mewartakan Kasih Allah. Aku yang tadinya antusias dan semangat berubah menjadi takut dan ragu-ragu. Mungkin demikian perasaan para murid Yesus setelah menerima kabar perutusan (cfr. Mat 10:5-15) awalnya antusias karena mereka akan diutus berdua-dua memberitakan Kerajaan Sorga, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mengusir setan-setan dan pekerjaan ajaib yang lainnya. Namun antusiasme misi itu harus diuji dengan kemungkinan penolakan dan penganiayaan di lapangan. Sebagai manusia normal, tentu para murid menjadi cemas dan kuatir. Namun apakah sabda Tuhan lewat Matius kali ini bertujuan menakut-nakuti para murid? Yesus hanya mau membuka mata para rasul bahwa pesan misi Kerajaan Sorga yang akan diwartakan bukanlah pesan yang enak didengar telinga kita. Panggilan menjadi murid Yesus bukan panggilan untuk menjadi penjilat, mewartakan apa yang disenangi orang banyak. Sebaliknya menjadi murid Yesus harus siap mewartakan Kerajaan Sorga yang asalnya bukan dari dunia ini. Isi pewartaan pada dasarnya seruan untuk melawan arus zaman yang cenderung berlawanan dengan perintah mengasihi Allah dan manusia. Yesus tidak sedang menakutnakuti murid-muridnya dan kita sebagai pengikut Kristus tidak perlu ketakutan ketika menyadari tantangan berat menjadi murid Kristus. Aku pun berkata kepada diri sendiri, ternyata tidak cukup beralasan untuk takut dan cemas, sebab hal itu malahan perlu bagiku agar selalu menyadari bahwa aku tidak sedang menjalankan misiku sendiri, melainkan misi-Nya. Dalam bingkai besar panggilan kita sebagai murid Kristus, kita diajak untuk tidak takut dan cemas. Memang tidak mudah menjadi murid Kristus. Entah sebagai awam ataupun biarawan dan biarawati, kita dipanggil untuk melawan arus zaman. Apakah kemudian kita takut, cemas dan kemudian mundur...? Fr. Wenz,MGL 10 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Sabtu, 10 Juli 2010 : Janganlah Takut Yes 6:1-8 Mat 10:24-33 Mat 10 : 31 Janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit Setiap kali membaca perikop ini, saya selalu teringat akan kesaksian dari Diana Nasution, beberapa tahun lalu, dalam sebuah acara Persekutuan Doa. Diana Nasution adalah penyanyi kenamaan era 70an. Saat itu beliau bercerita, betapa sebelum mengenal Yesus, dia selalu dihantui ketakutan dan kecemasan, antara lain, “ gimana nanti kalau saya tidak tenar lagi, gimana kalau saya sudah tua suami saya meninggalkan saya, dll”. Namun setelah beliau semakin dekat dengan Yesus, perlahan semua ketakutan dan kerisauan itu hilang, berganti dengan ketenangan batin, bahwa Tuhan tak kan pernah membiarkannya jalan sendiri. Dalam perjalanan hidup ini, kita pun sering merasakan ketakutan seperti itu, walau mungkin dalam bentuk yang berbeda. Ada yang takut tentang hari depan, ada yang takut gak lulus ujian, ada yang takut lamaran kerjanya gak diterima, ada yang takut proyek yang sedang dikerjakannya gagal, dll. Injil hari ini mengajarkan kita untuk tidak perlu khawatir berlebihan. Yesus memberi perumpaan seekor burung pipit pun Dia jaga, apalagi kita, ciptaan yang sangat dikasihiNya. Pipit adalah sebuah genus burung kecil yang tersebar di seluruh dunia. Genus ini memiliki lebih dari 30 species. Burung pipit bisa hidup dimana pun, sehingga karakternya pun mudah dikenali. Menurut Fr. Edmund Nantes, OP ada tiga karakteristik dari seekor burung pipit : rajin (terus berjaga mencari makanan), tidak pilih-pilih (dapat hidup di segala tempat dengan berbagai cuaca), dan sederhana penampilannya. Harga jualnya pun tidak mahal, cuma dua ekor seduit (ay.29). Namun tak seekor pun yang akan jatuh ke bumi kalau Bapa tidak menghendaki. Dengan memberi perumpaan ini, Yesus ingin kita mempercayakan penyelenggaraan hidup kita hanya padaNya. Yesus telah berjanji akan selalu menjaga kita, dan Dia tak kan pernah ingkar janji. Agatha Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 11 Minggu, 11 Juli 2010 : Tidak kenal kompromi Ul 30:10-14 Kol 1:15-20 Luk 10:25-37 Luk 10:27 “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Setiap kali membaca ayat ini, gambaran yang muncul dalam diriku tentang Yesus adalah sosok pribadi yang tidak kenal kompromi dan tidak flexibel, atau enggak luwes. Yesus adalah orang yang hobby-Nya cuma bisa memaksakan kehendak. Tiap orang yang tidak bisa mengikuti perintah-Nya, berarti tidak layak mengakungaku sebagai murid Kristus. Jika Yesus adalah kepala tubuh, yaitu jemaat, maka Ia adalah seorang pemimpin yang perfeksionis dan cenderung menekan pengikutpengikut-Nya untuk memenuhi semua perintah-Nya terutama soal mengasihi Allah dan manusia. Sebagai manusia normal, boleh dong kalau aku memilih siapa yang menjadi temanku. Aku juga berhak untuk lebih memilih menolong orang yang aku kenal daripada orang asing. Apa itu salah...? Kisah orang Samaria yang baik hati adalah tamparan keras bagi orang Yahudi yang lebih mengutamakan hukum daripada kebutuhan praktis sesama. Merekalah yang justru mewakili kelompok orang yang enggak luwes. Yesus meluruskan kembali bahwa segala ritus keagaman yang ketat harus menemukan pemenuhannya dalam hidup sehari-hari. Kalau mau jujur, Ekaristi kita, sebagai santapan iman hanya akan menjadi ritus yang sah jika kelaparan di dunia tidak lagi dijumpai. Ekaristi yang kita rayakan dengan pakaian dan jubah yang gemerlap menjadi ritus yang sah jika semua orang punya pakaian yang pantas. Ekaristi juga menjadi ritus penyembuhan jiwa raga yang sah kalau tiap orang punya akses pelayanan kesehatan yang sah. Demikian kalau kita ingin membaca perikop ini secara radikal. Panggilan kita sebagai orang Kristen adalah menyelaraskan ritus dengan praktek hidup sehari-hari, verbo et exemplo, menghidupi apa yang kita sudah wartakan atau exemplo et verbo, mewartakan apa yang telah kita hidupi. Fr. Wenz,MGL 12 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Senin, 12 Juli 2010 : Yesus di hatiku Yes 1:10-17, Mat 10:34-11:1 Mat 10:37 “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku ia tidak layak bagiku.” Menghormati orang tua adalah kewajiban utama tiap anak, sebaliknya menyayangi anak-anak adalah kewajiban orang tua. Kita tidak perlu menjadi Katholik atau pengikut Kristus hanya untuk menghormati orang tua kita atau menyayangi anak-anak kita. Lalu apa maksud Yesus? Apakah Yesus mengajar kita untuk jadi seorang yang individualistic? Tidak usah mendengar nasihat orang tua, tidak usah perduli dengan anak-anak, yang penting percaya pada Yesus, aktif di Gereja biarpun keluarga berantakan. Beberapa waktu lalu seorang ibu di dalam komunitas DOJ di Melbourne meminta saya menggantikannya untuk adorasi satu jam, karena dia mau nonton konser music klasik, sebagai frater yang baik saya pun mengiakan. Waktu itu sabtu malam, waktunya celebration meal, ada beberapa tamu yang datang dari kelompok-kelompok anak muda yang aku kenal waktu summer school. Sedang asyik-asyiknya bertukar cerita, tiba-tiba telpon berdering dari si ibu yang mengingatkan saya untuk segera ke Gereja untuk adorasi. Dengan sopan saya pamit, lalu sambil sedikit menggerutu dalam hati saya berangkat ke Gereja. Di depan Sakramen Maha Kudus, saya bertanya pada diri saya sendiri, apa gunanya adorasi? Mengapa saya harus adorasi? Jawaban yang saya terima sungguh membuat saya terkejut. Saya merasa seolah-olah Yesus sendiri berkata pada saya bahwa kalau saya percaya akan Yesus yang hadir dalam rupa roti kecil, mengapa saya tidak percaya bahwa Yesus juga hadir dalam diri tiap orang yang saya jumpai dalam hidup saya? Lima tahun lebih saya bergabung dengan Missionaries of God’s Love, dan hampir tiap hari dalam kurun waktu tersebut saya wajib adorasi sebagai aturan harian, namun baru sekarang saya paham mengapa saya harus adorasi. Ternyata tidak lain sebagai latihan untuk mencoba melihat Kristus yang ada dalam diri teman-teman saya serumah, teman-teman saya di komunitas termasuk si ibu yang lagi asyik nonton konser music klasik sabtu malam itu. Dalam konteks adorasi tersebut, baru saya juga bisa mengerti kata-kata Yesus diatas. Kalau kita yakin bahwa Kristus hadir dalam rupa roti kecil, berarti kita pun perlahanlahan dihantar untuk memahami bahwa Yesus juga hadir dalam diri orang tua kita, anak-anak kita, suami kita, isteri kita, teman-teman di kantor, yang seringkali menjengkelkan. Ketika Yesus meminta kita untuk mengutamakan-Nya lebih dari orang tua dan anak-anak kita, Ia tidak meminta kita untuk tidak menghormati orang tua atau berhenti menyayangi anak-anak kita, tetapi lebih berarti permintaan untuk mencoba melihat Yesus dalam diri orang-orang yang paling dekat dengan kita yaitu orang tua dan anakanak. Permintaan ini sederhana, tetapi tidak mudah, karena orang tua dan anak-anak itu pemberian Tuhan. Kita tidak memilih untuk jadi anak si-anu atau si-itu, atau punya anak si-itu dan bukannya si-anu. Seringkali kita membayangkan, koq orang tuaku tidak sebaik orang tua temanku, atau koq anak-anakku tidak sebaik anak-anak tetanggaku. Sama seperti teman-temanku di MGL, aku tidak bisa minta pada Tuhan untuk memilih frater yang tipe-nya harus masuk kriteriaku. Mereka semua pemberian Tuhan dan aku mungkin harus menghabiskan seluruh hidupku sampai kakek-kakek dengan orang-orang seperti Vincent Widi, Joseph Neonbasu, Martin Lada, Izak Belyanan, David Lemewu, Anis dan Matius Wuwu. Tanpa Yesus di hatiku mungkin sudah lama aku putuskan untuk angkat koper dan pulang kampung. Fr. Wenz, MGL Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 13 Selasa, 13 Juli 2010 : Ketika Tuhan ikut campur Yesaya 7:1-9 Mazmur 48:2-3.4.5-8 Mat. 11:20-24. Yesaya 7:4 ‘……. Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah kecut hatimu….’ Tuhan senantiasa memperhatikan apa yang diperlukan dalam hidup kita. Segala sesuatu, bahkan dalam hal yang kita anggap duniawi dan bukan urusan yang langsung memuliakan nama Tuhan pun, Ia akan datang membela umat-Nya, bila kita berseru kepada-Nya. Seperti perebutan kota yang terjadi dalam Yesaya 7:1-9. Ketika umatNya yang dipimpin raja Ahas gemetar ketakutan terhadap kekuatan musuh, lewat nabi Yesaya, Tuhan berjanji bahwa musuh tak akan dapat merebut kota mereka. Asalkan mereka tidak meragukan perlindungan Tuhan. Itu kejadian di zaman PL, bagaimana bila itu terjadi di jaman kita? Bisa saja hal yang sama terjadi dalam kehidupan pribadi kita. Dalam pekerjaan kita, usaha, hubungan dengan rekan bisnis dan bawahan atau sesama pekerja; dalam keluarga, antara suami istri, ortu-anak, sesama saudara. Tuhan pasti akan masuk dalam permasalahan yang kita hadapi. Tapi satu hal, kita harus mau meminta-Nya untuk ikut campur. Kita perlu mempersembahkan semuanya itu menjadi milik Tuhan bersama diri kita; Datang setiap hari pada-Nya menyerahkan diri dan semua yang terlibat dalam hidup kita, agar Allah-lah yang mengendalikan segala sesuatu; mohonlah agar Ia menjadi penguasa satu-satunya. Dalam Injil Tuhan Yesus akhirnya mengecam kota-kota dimana Ia paling banyak melakukan mujizat tetapi kota itu tidak pernah bertobat. Berkat dan Pertobatan; Yah, Tuhan akan selalu memberkati kita, tetapi Ia juga menghendaki pertobatan. Karena hanya pertobatan yang dapat membuka selubung berkat dan membawa jiwa kita dekat dengan Allah selamanya (Ulangan 30:19-20). Dalam Kitab Amsal ditulis, “Janganlah iri hati kepada orang jahat yang hidupnya makmur, karena kamu tidak tahu bagaimana kesudahan semuanya.” Seperti kisah ini. Seorang ibu, hidupnya selalu diberkati, tetapi ia sangat kikir dan hidup hanya untuk kemakmurannya sendiri. Setelah ia meninggal, malaikat pelindungnya berusaha agar ia dapat masuk ke surga, tetapi tak ada satupun perbuatan baik yang bisa menjadi alasan ia masuk ke sana. Lalu malaikat pelindungnya teringat, ibu ini pernah memberikan satu siung bawang putih kepada pengemis. Maka helai bawang merah itu dijulurkan dari surga untuk mengangkat sang ibu dari tempat kegelapan. Jiwa-jiwa di sekitarnya melihat itu dan berusaha ikut serta dengan bergantungan. Ibu itu sangat marah, ia menendang dan berteriak marah kepada jiwa-jiwa yang bergelantungan di sekitarnya. Gerakan dan goyangan tubuhnya menyebabkan helai bawang itu terputus dan jatuhlah kembali ia ke tempat gelap itu. Demikianlah dalam hidup ini, dibalik berkat dan perlindungan Tuhan yang kita dapati setiap hari, terselip pula berkat dan perlindungan bagi orang lain. Bermurah hatilah. Bila kita jatuh dalam dosa akibat kelemahan manusiawi, ingatlah bahwa Tuhan selalu memberi kesempatan kepada kita untuk memperbaikinya. Ambillah kesempatan itu untuk bertobat, berbuat baik dan teguh memegang janji Tuhan walau gelombang hidup menerpamu. Maka Ia akan menjadi gunung batu perlindungan dan kota bentengmu. (Narita) 14 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Rabu, 14 Juli 2010 : Kepada Tuhan atau diriku sendiri? Yes. 10:5-7. 13b-16 Mat. 11:25-27 Mat. 11:25 “… Aku bersyukur kepada-MU, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuannya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Yesus selalu mengingatkan kita akan kelakuan orang-orang Farisi. Mereka itu selalu mempertunjukkan diri di hadapan orang banyak. Mereka ingin dilihat orang dan ingin memperoleh pujian dari orang. Kalau kita lihat dalam Alkitab, di sana dikatakan bahwa mereka suka berdoa dan berdiri di rumah-rumah ibadat dengan jubah yang panjang, supaya dilihat orang. Yesus mengatakan bahwa dengan itu mereka sudah mendapatkan upahnya. Mereka sudah mendapatkan apa yang mereka harapkan yaitu pujian dan penghargaan dari orang lain. Mereka sudah memperoleh suatu kepuasan batin. Tujuan yang mereka harapkan telah diperoleh. Yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah: “Apakah semuanya ini adalah hal yang ditunjukan oleh Allah? Apakah ini semua adalah jalan dan cara yang ditunjukan oleh Allah bagi mereka? Allah kita selalu berkenan kepada orang yang rendah hatinya. Allah selalu berkenan kepada orang yang murah hatinya. Karena itu tata dan cara yang dilakukan orang Farisi itu bukanlah apa yang kehendaki Allah kita. Allah selalu menunjukan kebijaksanaanNya kepada orang yang lemah lembut hatinya. Hari ini di dalam Injil, Yesus berdoa dan berterima kasih kepada BapaNya yang sudah menunjukan kebijaksanaanNya kebada orang-orang kecil. Ia menunjukan kepada orang yang ingin mendengar dan menerima ajaranNya itu. Kita adalah orang-orang kecil itu. Kita dipilh dan dipanggil untuk oleh Allah, karena iman kita, karena hasrat kita, keinginan kita untuk mendengarkan Sabda Ilahi itu. Kita adalah orang-orang kecil itu yang selalu haus dan lapar akan Sabda Allah. Namun demikian kita sering berlaku seperti orang-orang Farisi itu. Marilah kita merefleksikan diri kita sendiri, hal apa saja yang masih berat dan sukar untuk dilepaskan dari dalam diriku? Apakah aku masih ingin menonjolkan diri, kepandaian, kesombongan dengan menampilkan kelebihanku? Apakah aku menggunakan bakat dan kemampuanku demi kemuliaan Tuhan atau untuk mendapatkan penghargaan dan pujian dari teman-teman? Marilah kita bermenung diri! Rm. Joseph,MGL Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 15 Kamis, 15 Juli 2010 : YESUS MEMIKUL BEBAN KITA Yes. 26:7-9. 11. 16-19 Mat. 11:28-30 Mat. 11: 28 “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” Baru saja kita melewati salah satu peristiwa empat tahunan di Afrika Selatan, yakni Piala Dunia 2010. Banyak yang lelah setelah bergadang menonton tim-tim kesayangan mereka berlaga. Tentu ada tim-tim yang kalah dan bertumbangan, dan hanya ada satu pemenang. Banyak yang haus akan kemenangan apalagi bagi mereka yang bertaruh. Di Australia, banyak agen-agen “pertaruhan” yang tentunya mengundang banyak “penjudi” atau “petaruh” yang mempertaruhkan sejumlah uangnya supaya mendapatkan berkali-kali lipat. Kalau mereka kalah taruhan, tentu saja akan menambah beban mereka sendiri dan berkutat dalam kekangan hutang dan tunggakan tagihan. Bacaan injil hari ini adalah salah satu sabda Yesus yang sangat menghibur kalau kita benarbenar merenungkannya. Yang menjadi pertanyaan besar adalah bagaimana mungkin Yesus memberikan kelegaan kepada kita yang letih dan berbeban berat? Bagaimana caranya dan apa maksudnya? Saya ingat akan sebuah lagu yang syairnya sebagai berikut, “Banyak orang slalu berdoa, tapi hatinya hampa. Banyak orang memuji Tuhan, tapi hatinya marah…” Lagu ini mengingatkan kita kembali akan relasi kita dengan Tuhan dan hubungan kita dengan sesama kita. Tuhan Yesus mengundang kita dengan mengatakan “Mari” atau bahasa sehari-harinya “ayo”. Sebuah ajakan yang sangat bersahabat dari Tuhan kita sendiri. Tuhan tahu apa yang ada dalam hati kita apakah itu kita lagi letih lesu, marah, ataupun senang. Ajakan ini merupakan sebuah ajakan pertobatan hati. Beban dosa yang kita perbuat, kejahatan yang kita lakukan hanya menambah beban kita sendiri dan Yesus menawarkan diriNya sendiri untuk “memikul beban dosa kita” lewat kematianNya di Kayu Salib. Apakah kita merasa terbeban berat hari ini? Kalau iya, Tuhan mengundang Anda untuk datang kepadaNya. “Ayo……” Fr. Vincent,MGL 16 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Jumat, 16 Juli 2010 : Allah yang berbelas kasih Yes. 38 : 1 – 6. 21 - 22 Mat. 12 : 1 - 8 Sta. Perawan Maria dari Gunung Karmel. St. Reinildis, Martir Mat. 12 : 7 Di dalam Alkitab tertulis: Belas kasihanlah yang Kukehendaki, bukan kurban binatang. Kalau sekiranya kalian benar-benar mengerti perkataan itu, pasti kalian tidak akan menyalahkan orang-orang yang tidak bersalah. Saya sering merasa kasihan pada seseorang, tetapi saya belum tentu bisa mengasihi dia. Saya kasihan pada pengemis di pinggir jalan. Tetapi saya tidak memberinya uang atau barang yang ia perlukan. Saya kasihan melihat orang yang sudah berumur masih harus bekerja keras. Tapi saya tidak melakukan apa-apa untuk meringankan pekerjaannya. Saya kasihan pada teman saya yang digosipkan macam-macam tetapi saya ikut mendengarkan terus apa yang mereka katakan tentang dia. Kadang saya terlena, berhenti pada rasa kasihan saja, tetapi tidak punya niat dalam hati untuk mengasihi orang lain. Mengasihi dalam arti berbuat sesuatu untuk orang lain. Satu tindakan nyata, bukan cuma bicara saja. Mendoakan, mengeluarkan uang pribadi (bukan uang ortu saya), keluar tenaga dan waktu, menyediakan waktu untuk mendengar keluhan orang lain. Tidak menghakimi seseorang saat yang lain mengacungkan jari menunjuk seseorang, sudah merupakan tindakan kasih. Allah kita adalah Allah yang berbelas kasih. Ia tidak dapat kita lihat secara jasmani, namun kasihNya bisa kita rasakan tiap saat. Ia meminta kita sebagai wakilNya, menyalurkan kasihNya buat sesama agar orang lain melihat Allah dalam diri anak- anakNya. Siska Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 17 Sabtu, 17 Juli 2010 : Cinta yang Tak Berkesudahan Mi 2:1-5 Mat 12:14-21 Mat 12 : 20 Buluh yang terkulai tidak akan diputuskanNya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkanNya Ronny Pattinasarani adalah atlet sepak bola yang handal. Pemain dan pelatih yang selalu dicari oleh klub papan atas pada masa jayanya. Namun ada masa dimana dia harus berjuang menyelamatkan kedua anaknya dari ancaman narkoba, istilah yang pernah dia sebutkan, berebut kasih sayang dengan Bandar, karena terkadang dia harus menjemput sendiri sang anak yang menginap rumah bandar. Ronny merasa karena kesalahannya lah sampai kedua anaknya terjerumus menggunakan narkoba. Saat dia masih aktif melatih dan bermain sepak bola, dia harus sering terbang ke berbagai daerah, sehingga waktu untuk keluarga sering terlewatkan. Anak kedua Ronny yang lebih dahulu terperangkap dengan narkoba, ketika Ronny mengetahui hal ini, dia membawanya menjalani perawatan medis, tapi belum sembuh. Si kakak yang awalnya disuruh menjaga sang adik, malah ikut-ikutan pakai. Sejak saat itu, barang-barang dalam rumah mulai sering hilang, dijual diam-diam untuk membeli narkoba. Segala daya upaya dia tempuh untuk menyelamatkan kedua buah hatinya. Dia tidak pernah menyalahkan mereka, sebaliknya dia berusaha merangkul mereka, memberikan kasih sayang sepenuhnya, dan berusaha membawa mereka kembali kepada Tuhan. Saat anak sakaw, dia cuma bisa memeluk mereka dan mengajak berdoa bersama. Perjuangannya tidak sia-sia, 3 tahun kemudian, anak-anaknya bisa bersih dari narkoba. Cinta orang tua pada kita tak pernah lekang oleh waktu, walau kita senakal apa pun, orang tua tetap mengasihi kita dan menyediakan pelukan yang hangat buat kita. Bila orang tua saja mampu memberi cinta yang begitu dalam pada kita, apalagi Tuhan, yang terlebih dahulu mengasihi dan mengenal kita, pun sebelum kita dibentuk dalam rahim ibu (Yer 1:5). Cinta Tuhan tanpa syarat, walau dosa kita semerah kirmizi, Tuhan tetap mencintai kita. Ia tak kan mematahkan hubungan dengan kita. Agatha 18 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Minggu, 18 Juli 2010 : “Hanya satu yang terbaik” Kej. 18:1-10a Kol. 1: 4-28 Luk. 10:38-42 Luk 10:42 “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya” HARI MINGGU BIASA XVI Di dalam kehidupan kita setiap hari, kita sering menemui orang salah paham dan bahkan kita terkadang mengalaminya sendiri ketika kita berhadapan dengan orang lain. Kesalah-pahaman memang sering terjadi karena banyaknya alasan yang belum dipecahkan atau dikelola dengan baik. Hal ini disebabkan karena kita sering memilih untuk tidak saling mendengarkan. Hugh MacKay mengetengahkan bahwa dalam mendengarkan kita perlu menyadari beberapa hal. Hal-hal itu antara lain; mempunyai keberanian untuk mendengarkan, murah hati untuk mendengarkan, bersabar untuk mendengarkan. Mengapa kita harus mempunyai sikap seperti demikian? Dia mengatakan bahwa, karena mendengarkan adalah suatu eksperimen; saya mencoba menggunakan ide kamu (orang lain). Kita sering kali gagal dan akhirnya terjadi kesalah-pahaman karena kita tidak mempunyai dan tidak menyadari apa yang dikatakan MacKay. Saya sering alami atau dengarkan dari orang lain bahwa sebelum orang selesai bertanya atau membuat suatu pernyataan, orang sudah menginterupsi dengan pernyataan dan jawaban yang sangat berbeda. Orang sudah membuat suatu pernyataan yang sangat bertolak belakang dengan maksud yang sebenarnya. Dengan itu terjadilah kesalah-pahaman. Yesus hari ini mengatakan kepada Marta, bahwa hanya satu saja yang perlu dan Maria telah memilih bagian yang terbaik. Maria memilih untk mendengarkan apa yang dikatakan Tuhan. Dia berani bersedia untuk mendengarkan Yesus. Dia merendahkan diri dengan duduk dibawa kaki Yesus. Lalu dia dengan penuh kesabaran mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Yesus. Apakah kita sudah memperiapkan diri untuk mendengarkan Tuhan dalam suara batin kita? Marilah kita bermenung dan bertanya pada diri sendiri. Marilah kita memohon rahmat pertolongan Tuhan agar kita bisa mendengarkan Dia dengan seluruh diri kita. Rm. Joseph, MGL Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 19 Senin, 19 Juli 2010 : Tanda - Tanda Mik 6:1-4,6-8 Mat 12:38-42 Mat 12:39 “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus” Itulah yang dikatakan Yesus kepada orang Farisi dan ahli Taurat ketika meminta Tanda atau bukti atas kebesaran Yesus sebagai Putra Allah. Yesus hanya menyatakan mereka tidak akan memberikan tanda, selain tanda nabi Yunus. Apakah tanda nabi Yusus? Yunus hidup dalam perut ikan selama tiga hari, sehingga akhirnya orang orang Niniwe yang mempertanyakan kebesaran Yunus bertobat. Banyak tanda tanda yang diberikan Tuhan di masa lalu, namun haruskan kita menuntut Tuhan memberikan keajaiban keajaiban fisik terus menerus? Tidak cukupkah iman kita untuk mempercayainya? Seringkali kita jatuh kedalam dosa berulang ulang. Sudah berbuat salah, dimaafkan, lalu berbuat dosa lagi, dan minta dimaafkan lagi. Seringkali juga kita ragu atas kebesaran Kristus, lalu diberikan pencerahan berupa Retret, bacaan Injil, sampai Mujizat sehingga ita kembali percaya. Namun seberapa banyak dari kita, yang akhirnya kembali tidak percaya? Kembali melirik nabi nabi palsu? Kembali ke duniawi, perdukunan, santet, ramalan dan orang pintar? Saya sendiri masih seperti itu, masih sering rapuh atas keyakinan. Masih sering berbuat dosa yang sama berulang ulang. Semoga kita saling menguatkan dalam iman dan kepercayaan kita. Tuhan berkati. (Jeff) 20 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Selasa, 20 Juli 2010 : “ Superstrong Grandma” Mi 7:14-15, 18 – 20 Mzm 84:2-4, 5-6, 7-8 Mat 12:46-50 Mat 12:50 Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku lakilaki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.” Hari Minggu, tepatnya tanggal 20 Juni 10 aku dan beberapa teman di komunitas berencana untuk mengunjungi salah satu nenek yang mengalami sakit lepra di Pantai Seseh – Canggu. Menurut informasi dari teman, kondisi nenek ini memang sangat memprihatinkan. Kami membawa beberapa makanan ringan seperti roti, air mineral, serta beberapa kain yang masih layak pakai dan selimut untuk diberikan ke nenek tersebut. Banyak tantangan yang kami hadapi selama perjalanan. Dari nyasar-nyasar, sampai luapan emosi yang mulai mencuat karena sulitnya menemukan lokasi yang akan kami tuju. Puji Tuhan kami bisa menemukannya. Tempat yang terasing, jauh dari rumah penduduk, serta kondisi bangunan yang memprihatinkan membuatku sempat berpikir, “kok bisa ya, nenek ini hidup seorang diri dipinggir pantai dengan mata yang tidak bisa melihat dengan baik?” Nenek itu beragama Katolik, di depan rumahnya terpasang gambar Yesus yang sudah kusam, dan sebuah tempat doa kecil dengan tempat lilin di dalamnya. Benar-benar nenek ini sudah pasrah akan kehidupannya, pikirku dalam hati. Kami mengadakan “bedah rumah”. Rumah yang kotor dan bau yang sangat menyengat, tidak menyurutkan beberapa teman untuk “membedah” rumah itu agar kelihatan lebih bersih dan layak untuk ditinggali oleh sang nenek. Senyum kebahagiaan terpancar dari mukanya. Sebelum pulang, nenek itu mendoakan kita dengan logat balinya yang masih kental – dan kita pun berdoa bersama untuk kesembuhan dan kebahagiaan nenek tersebut. Yesus terkadang “menyentil” kita melalui sesama di sekitar kita. Nenek ini pun melakukan kehendak Yesus dengan setia pada iman-nya, dan berpasrah untuk setiap kehendak Tuhan yang terjadi dalam hidupnya. Seperti yang dikatakan Yesus sendiri, bahwa mereka yang melakukan kehendak-Nya – adalah saudara-saudaraNya. Terkadang kita tidak menyadari, bahwa Yesus berbicara melalui orang-orang yang hidupnya menderita dan berkesusahan seperti nenek tersebut di atas. Semoga melalui kisah di atas, kita juga semakin peka untuk mendengarkan suara Yesus yang tercermin dalam setiap diri sesama saudara seiman di sekitar kita. KRIS Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 21 Rabu, 21 Juli 2010 : Kerasnya hidup Yer 1:1.4-10 Mzm 71:1-4a.5-6ab.15ab.17 Mat 13:1-9 “Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enam puluh ganda, ada yang tiga puluh ganda….” Dahulu hidup saya tidak seperti teman yang lain, punya rumah sendiri, punya orang tua lengkap dll. Saya dan ibu hidup dari belas kasih orang lain, ibu bekerja sebagai pembantu tumah tangga. Tempat tidur dengan kasur ala kadarnya, tidak ada TV, hanya radio kecil. Namun Ibu selalu mengingatkan saya untuk bersyukur. Pagi sebelum sekolah saya membantu ibu menyapu,mengepel rumah bos yg begitu besar. Waktu bermain dengan teman-teman tidak ada, kecuali saya mencuri-curi waktu bermain dengan seorang almarhum sahabat setia saya. Sekian tahun kami hidup dengan kesabaran dalam mengarungi kerasnya hidup ini. Sebelum meninggal sahabat saya berkata, “Rin… aku ingin jika kamu dewasa nanti kamu menjadi orang yang sukses, aku mau kamu kuliah sampai tinggi.. biar hidupmu tidak seperti ini terus kasihan ibumu….” Setelah sahabat saya meninggal, saya lebih suka menyendiri dan lebih sering membaca renungan dan berdoa. Tidak henti-hentinya ibu dan saya berdoa dan berpuasa agar Tuhan memberkati semua usaha dan agar saya bisa sekolah sampai ke perguruan tinggi. Berkat Tuhan yang sungguh besar karena saya mendapat bea siswa untuk kuliah sambil bekerja di sebuah kontraktor besar. Tapi tantangan saya semakin besar, bermacammacam fitnahan saya harus terima hingga saya dan ibu harus diusir dari rumah bos. Dalam kesedihan itu hanya doa yang bisa menguatkan kami, dan Tuhan menjawab doa kami. Seorang teman membantu hingga saya bisa menyelesaikan kuliah dan mendapat pekerjaan yang lebih baik di Bali. Apa yang saya doakan dan cita-citakan sejakdulu sedikit demi sedikit dapat saya capai hingga saat ini. Sekarang karena berkat Tuhan saya bisa memimpin sebuah perusahaan asing. Walaupun itu tidaklah mudah namun jika segala sesuatu dilakukan dengan bersandar pada firman Tuhan dan kesabaran semua akan berbuah manis dan akan dibuat indah pada waktunya. Jika kita bisa menabur benih dengan baik dan penuh kesabaran menanti buah yang manis maka pada saatnya nanti kita bisa menikmati buah manis itu. Tetapi jika kita menabur benih dengan tidak sabar maka kita akan menerima kekecewaan demi kekecewaan. Kita belajar dari Yesus sebagai Penabur Agung yang menabur dengan setia. (Rina) 22 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Kamis, 22 Juli 2010 : Saksi Mata Yer. 2:1-3. 7-8. 12-13 Yoh. 20:1-2. 11-18 Yoh. 20:18 “Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.” Pada hari ini kita memperingati salah satu orang Kudus di dalam Injil yakni Santa Maria Magdalena. Wanita ini menjadi tokoh penting dalam iman kita akan Yesus ketika dikatakan dalam Injil bahwa dialah orang pertama yang bertemu dengan Yesus yang bangkit dari kematian. Memang tidak ada bukti bagaimana proses kebangkitan Yesus dan hanya ada makam kosong saja. Tetapi imannya kepada Yesus sangatlah besar ketika dia berkata kepada para murid, “Aku telah melihat Tuhan.” Kata-kata Santa Maria Magdalena mengingatkan kita kembali akan tugas perutusan kita. Setiap orang yang dibaptis di dalam Tuhan kita Yesus Kristus, tidak saja menjadi manusia baru dan anggota Gereja, tetapi mempunyai tugas perutusan yakni mewartakan kabar gembira Tuhan. “Aku telah melihat Tuhan” adalah sebuah pernyataan iman yang menggugah setiap orang beriman untuk membagikannya kepada mereka yang belum “melihat” Tuhan. Melihat Tuhan bukan berarti melihat “fisik” Tuhan seperti tubuh kita tetapi melihat Tuhan berarti melihat karya-karyaNya, sehingga apa yang kita lihat di dunia ini dapat menuntun kita untuk “melihat” Tuhan dengan mata hati kita. Saya perhatikan di facebook, banyak status yang memberikan saksi bahwa karya Tuhan begitu nyata dalam hidup sehingga mereka bisa “melihat Tuhan”. Hal ini sangat mengagumkan di tengah-tengah dunia yang sudah kehilangan “kebutuhan akan Tuhan”. Banyak status yang malahan berani dan radikal dalam menunjukkan iman sehingga mata dunia bisa terbuka untuk melihat Tuhan dalam setiap detik hidup kita. Untuk “melihat Tuhan” tentu tidak mudah dan dibutuhkan Roh Kudus untuk membuka “selaput” dosa yang ada dalam hati dan mata kita. Ketika Yesus sudah naik ke Surga, dia mencurahkan RohNya sendiri kepada para pengikutNya sehingga mereka melihat kehadiran Tuhan kapanpun dan dimanapun mereka berada. Marilah dengan perantaraan Santa Maria Magdalena, kita meminta Roh Kudus yang sama sehingga kita bisa melihat Tuhan dan menceritakannya kepada dunia. Amin Fr. Vincent, MGL Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 23 Jumat, 23 Juli 2010 : Kerendahan hati Yer 3:14-17 Mat 13:18-23 Mat 13:23 “Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti...” Semua kita menjunjung tinggi kemajuan ilmu dan pengetahuan. Ayah saya sendiri menekankan pentingnya sekolah dan belajar, supaya masa depan kami anak-anaknya lebih baik dari dirinya sendiri, katanya. Namun seiring meningkatnya pendidikan yang saya terima kecenderungan untuk mengabaikan nasehat ayah menjadi lebih besar. Pendek kata, kecenderungan saya untuk tidak mendengar bukan didasari oleh kurangnya pengetahuan, tetapi lebih didasari oleh kesadaran bahwa saya berpendidikan lebih tinggi dari ayah saya. Teguran Yesus kali ini lebih ditujukan pada orang yang berpendidikan lumayan, orang Farisi dan ahli Taurat. Merekalah yang lebih banyak tidak percaya akan nasihat dan ajaran Yesus. Karena merasa diri lebih pintar daripada Yesus si anak tukang kayu, mereka memanipulasi dan memutarbalikkan ajakan mengasihi Allah dan manusia. Waktu retreat baru-baru ini kami melihat kembali doa kontemplasi dalam “Puri Batin” St Teresa Avilla. Kontemplasi atau yang Teresa istilahkan dengan “doa hening” adalah doa kerendahan hati. Kerendahan hati untuk membiarkan Allah bekerja dalam diri kita. Kerendahan hati untuk membiarkan Allah berbicara pada kita. Kerendahan hati untuk berusaha mendengar dan memahami apa yang Tuhan mau katakan untuk kita. Namun demikian, doa kontemplasi baru dicapai pada “ruangan keempat” dalam puri batin. Pendek kata, kontemplasi bisa tercapai hanya jika kita melalui tahap hidup doa dari “ruangan pertama sampai ruangan ketiga,” yaitu pertobatan, pendalaman hidup doa dan meditasi. Meditasi mengutamakan usaha kita untuk dekat dengan Allah. Kita yang berusaha berdoa, memakai sarana Kitab Suci dan tempat yang khusus untuk membina relasi dengan Tuhan. Ada saatnya meditasi mencapai titik jenuh ketika sarana Kitab Suci dan tempat kesayangan kita untuk berdoa tidak lagi mengasyikkan. Keinginan untuk berdoa semakin tinggi, tetapi doa menjadi berkurang kenikmatannya, seperti rasa haus yang tidak pernah terpuaskan. Inilah tahap transisi menuju kontemplasi. Doa tidak lagi menjadi sarana memenuhi ambisi manusiawi kita, tetapi sarana Tuhan untuk mengubah hidup kita. Doa hening atau kontemplasi menuntut kerendahan hati kita untuk memahami Tuhan yang sedang bekerja dalam diri yang seringkali terjadi di luar perkiraan akal budi kita manusia. Karena itu jangan heran, jika orang-orang yang telah mencapai tahap doa hening akan dengan mudah tersentuh dan mengalami karya Tuhan oleh kejadian atau hal paling sederhana yang mereka alami setiap hari. Mungkin kita tidak sempat mencapai tingkatan doa hening selama kita hidup di bawah kolong langit. Namun paling tidak, kita bisa terus sadar akan pentingnya kerendahan hati untuk membuka diri terhadap Allah yang bekerja dalam diri kita setiap waktu. Kerendahan hati untuk mendengar dan memahami Sabda Tuhan walaupaun seringkali bertentangan dengan pemahaman akal budi kita. Fr. Wenz, MGL 24 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Sabtu, 24 Juli 2010 : PERBAIKILAH TINGKAH LAKUMU Yer. 7:1-11 Mat. 13:24-30 Yer. 7: 4-6 “Janganlah percaya kepada perkataan dusta: Ini bait Tuhan, bait Tuhan, bait Tuhan, melainkan jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah lakumu dan perkataanmu, jika kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing, tidak menindas orang-orang asing, yatim dan janda....” Bulan ini, Uskup Agung Melbourne, Mgr. Denis Hart, mengeluarkan surat gembala tentang banyaknya kasus-kasus pelecehan seksual (sexual abuse) yang dilakukan oleh para biarawan ataupun imam di lingkungan gereja. Dalam suratnya, uskup meminta maaf kepada umat dan para korban pelecehan seksual. Dia mengungkapkan bahwa Gereja mengakui adanya penyelewengan kekuasaan para hirarki dalam pelayanan gerejawi kepada para misdinar, misalnya. Ketika membaca surat gembala itu, tentu hatiku begitu tergugah, karena aku pun calon imam dan aku sering membaca di koran dan media masa tentang pelecehan seksual yang dilakukan oleh para imam. Pada kesempatan itu, uskup dengan rendah hati meminta maaf sebesar-besarnya kepada para korban. Sungguh suatu sikap pertobatan dan kerendahan hati. Butuh hati yang besar untuk memintakan maaf atas nama imam. Uskup tidak melakukan tindakan kriminal tersebut, tapi karena sebagai pemimpin gereja, dia bertanggung jawab. Sungguh sebuah tindakan yang luar biasa. Bacaan hari ini begitu jelas ketika Nabi Yeremia mengutuk para imam Israel yang hatinya jauh dari Tuhan karena bisa dilihat dari tingkah lakunya yang menindas para miskin, yatim dan janda. Maka dari itu, Yeremia menegaskan kembali bahwa sesungguhnya Tuhan tidak ditemui lagi di bait Allah di Yerusalem karena sekarang Allah tinggal di tengah-tengah umatNya. Hubungan dengan sesama sangatlah menjadi fokus dalam kotbah Nabi Yeremia karena melambangkan juga hubungan dengan Tuhan. Inipun kembali ditegaskan oleh Yesus dalam keempat Injil. Menjadi tugas kita sebagai umat untuk mengingatkan para hirarki di gereja bahwa tugas mereka adalah membimbing umatnya untuk kembali ke jalan Tuhan bukannya sebaliknya menindas bahkan melecehkan. Marilah kita juga mendokan para imam, biarawan dan biarawati semoga mereka semakin setia dengan jalan panggilan mereka. Amin. Fr. Vincent, MGL Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 25 Minggu, 25 Juli 2010 : “… pengampunan…” Kej. 18:20-32 Kol. 2:12-14 Luk. 11:1-13 Luk 11:4 Dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami… Dalam kehidupan bersama, hal yang sangat sulit untuk dilupakan adalah perasaan disakiti. Kita akan selalu mengingat kejadian itu dan juga orang yang terlibat dalam kejadian itu. Kemana saja kita berada, pengalaman itu selalu diputar dalam benak kita. Lebih dari itu kita selalu membawa dan menyimpan orang tersebut dalam diri kita. Sebagai manusia kita tidak luput dari perasaan dan pengalaman ini. Yang menjadi inti dari ajaran dan perintah Yesus adalah Cinta kasih. Dia mengatakan cintailah musuhmu dan berdoa bagi orang yang menyakiti hatimu. Di bagian lain dalam Alkitab, Yesus mengatakan jikalau orang menampar engkau di pipi kiri, berikan juga yang kanan. Dengan akal sendiri kita pasti merasakan ketidak-adilan dalam ajaran ini. Kita merasa bahwa kita tidak mempunya alasan untuk bertindak. Kita hanya berserah diri kepada orang untuk disakiti. Hari ini di dalam bacaan Injil, Yesus mengajarkan kita semua untuk bersedia dan berani mengungkapkan kata maaf. Dalam doa yang diajarkanNya kepada para rasul, Dia mengajak mereka untuk mengampuni orang yang bersalah kepada mereka. Apakah kita bersedia dan berani untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Aku sadar bahwa banyak dari antara kita masih sulit untuk mengampuni orang yang menyakiti hati kita. Namun ini adalah panggilan kita. Kita dipanggil oleh Tuhan untuk selalu bersama dengan sesama kita, datang dan memuji namaNya yang luhur. Rm. Joseph,MGL 26 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Senin, 26 Juli 2010 : Kerajaan Allah Yer 13:1-11 Mat 13:31-35 Mat 13:33 “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.” Di rumah kami tidak ada tukang masak, jadi kami bergiliran dapat tugas masak. Saya sendiri sebelumnya tidak bisa masak, baru belajar masak karena mau tidak mau harus masak untuk teman-teman dan untuk diri sendiri kalau sudah lapar. Dibutuhkan kreatifitas dan seni tersendiri untuk mencampur bumbu ini dan itu supaya daging dan sayur bisa gurih dan enak untuk dinikmati. Seorang ibu dari Indonesia pernah bilang, masakan Indonesia itu gampang koq, bahan dasarnya cuma sedikit bawang merah, sedikit bawang putih, sedikit garam, sedikit merica dan sedikit ketumbar ditambah sedikit-sedikti bumbu-bumbu lain tergantung tipe masakan yang mau kita buat entah itu gulai, kari atau rendang, dst. Ternyata masakan yang lezat tidak tergantung dari seberapa banyak bumbu yang dipakai, tetapi seberapa cukup bumbu yang diperlukan. Yesus mengumpamakan hal kerajaan sorga sebagai ragi untuk membuat roti, ibuku biasa menyebutnya bibit roti. Roti yang empuk tergantung dari seberapa cukup bibit roti yang digunakan. Bibit roti hanya sedikit digunakan tetapi penting dan harus ada kalau mau membuat roti. Sama seperti masakan ala Indonesia yangharus ada sedikit bawang merah, bawang putih, garam, merica dan ketumbar, kalau tidak ada jangan berani bilang itu masakan Indonesia. Apakah dengan demikian Yesus mengajarkan bahwa kita tidak perlu iman yang banyak? Sedikit saja cukup, seperti bibit roti yang sedikit saja diperlukan untuk bikin roti. Jadi yang penting sedikit berdoa, sedikit berbuat amal, sedikit berpuasa, sedikit misa, sedikit adorasi pasti cukup membuat kita selamat. Apakah demikian maksud Yesus? Kerajaan sorga adalah rahmat Tuhan untuk kita. Kita diciptakan untuk kembali bersatu dengan Allah dalam kerajaan sorga. Dengan demikian hidup yang kekal adalah hak kita sebagai anak-anak Allah, tetapi hak ini tidak serta merta kita peroleh tanpa usaha kita mengklaimnya. Hidup kita di dunia harus sepenuhnya tertuju pada kerajaan Allah. Seperti bibit roti dan bumbu-bumbu yang melezatkan setiap makanan, demikian pun kerajaan sorga menjadi satu-satunya tujuan yang mewarnai hidup di mana pun, kapan pun dan dalam apa pun yang kita lakukan. Fr. Wenz, MGL Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 27 Selasa, 27 Juli 2010 : BUTUH IMAN UNTUK MENDENGARKAN YANG TIDAK ENAK Yer. 14:17-22 Mat. 13:31-35 Yer. 14:18 “Apabila aku keluar ke padang, di sana ada orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang! Apabila aku ke masuk ke dalam kota, di sana ada orang-orang sakit kelaparan! Bahkan, baik nabi maupun imam menjelajah negeri yang tidak dikenalnya.” Yeremia frustrasi berat. Sebagai seorang nabi, dia seperti “sandwich” yang terjepit antara menyampaikan pesan Tuhan yang “tidak enak” kepada bangsa Israel dan dari bangsa Israel sendiri yang masih percaya bahwa “Tuhan masih dan selalu beserta umat pilihanNya”. Pesan yang “tidak enak” adalah menyatakan bahwa bangsa Israel akan hancur, mereka akan pergi ke pembuangan kalau mereka tidak bertobat dan kembali kepada Tuhan. Sayangnya, pesan yang disampaikan oleh Yeremia kalah “pamor” atau “enak didengar” dari nabi-nabi palsu lainnya seperti nabi Hanaya yang menyatakan bahwa bangsa Israel tidak akan kalah dan pergi ke pembuangan karena Tuhan selalu berserta mereka. Pada akhirnya, Yeremia berkali-kali terancam dibunuh dan bahkan dibuang di sumur kering karena dengan firman Tuhan yang disampaikannya, bangsa Israel semakin takut. Padahal pesan Yeremia sangat sederhana yakni “menyerahkan diri” kepada Tuhan melalui penyerahan diri kepada bangsa Babilonia sehingga semua akan selamat dan tidak perlu hancur berantakan. Dan Firman Tuhan melalui mulut dan bibir Yeremia memang menjadi kenyataan. Bangsa Israel berontak dan tidak mau menyerah sehingga banyak dari mereka yang mati dan kalah perang. Seandainya mereka mendengarkan Yeremia, tentu tidak akan terjadi pertumpahan darah dan mereka akan selamat. Maka dari itu, banyak yang menyatakan bahwa nabi Yeremia adalah nabi yang gagal karena tidak berhasil meyakinkan bangsa Israel untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan. Yesus pun di dalam injil tidak berhasil menobatkan orang-orang farisi dan saduki tentang diriNya sebagai penebusan dosa seluruh dunia. Dalam hidup, kita sering hanya mau mendengarkan yang enak-enak saja dimana Tuhan selalu beserta kita dan memberikan apa saja yang kita inginkan. Tetapi pada saatsaat sedih dan duka, kita tidak mau menerima “kabar yang tidak enak” tersebut. Padahal Tuhan selalu bekerja di saat yang tidak enak juga. Pertanyaan sekarang dimanakah iman kita pada waktu kita mengalami kesusahan dan pengalaman yang tidak enak? Fr. Vincent, MGL 28 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Rabu, 28 Juni 2010 : Pergumulan .... Yer. 15:10,16-21 Mat. 13:44-46 Yer. 15:19a Karena itu beginilah jawab Tuhan: “Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagiKu”. Sebagi orang Kristiani, kita yakini bahwa hidup ini adalah suatu pergumulan, sebab kita selalu dihadapkan dengan berbagai pergumulan dalam menghadapi persoalan hidup kita, yakni pergumulan melawan dosa kita sendiri, bergumul melawan tantangan-tantangan dalam hidup ini, bergumul dengan perjuangan hidup kita, dan lain sebagainya. Dalam hari-hari hidup kita, kita selalu dihimpit, ditekan, dimusuhi, bahkan jiwapun terancam kematian yang walaupun orang Kristiani tidak melakukan suatu kesalahan atau perbuatan yang melanggar aturan. Dalam menghadapi keadaan seperti ini, sebagai orang Kristiani kita tidak ada jalan lain selain menyerahkan segala persoalan dan pergumulan kita kepada Allah. Kita harus yakin bahwa Allah adalah Pembela bagi kita. Dia tahu benar apa yang dipergumulkan oleh anak-anakNya. St. Innosensius lahir di Albano, dekat kota Roma. la terpilih menjadi Paus dengan suara bulat pada tahun 402. la sungguh-sungguh sadar akan bahaya-bahaya yang mengancam Gereja dan umat pada masa itu. Tak henti-hentinya ia berdoa memohon kebijaksanaan dan kekuatan Tuhan agar mampu mengemudikan bahtera Gereja Kristus dengan selamat. Dalam bacaan-bacaan suci hari ini, kita melihat pergumulan Yeremia dalam menghadapi persoalan dalam hidupnya. Ia mengutuki dan mempersalah dirinya, serta menyesal dan memohon kepada Allah. Allah mendengarkan dia dan akan menjadikannya pelayan jika dia kembali ke jalan-Nya. Jika Tuhan mengijinkan sesuatu terjadi, tentu ada maksud baik di balik hal itu. Itulah janji Tuhan kepada umat-Nya dalam bacaan Alkitab hari ini. Ia mengibaratkan Sorga seumpama harta terpendam di ladang (Mat.13:44a). bila kita ingin menikmati harta tersebut, kita harus berjuang mencarinya. Sama halnya dengan bila kita ingin menikmati sukacita sorgawi, kita harus percaya dan mengikuti apa yang telah Yesus ajarkan. Sama halnya juga dengan apa yang dipergumulkan oleh St. Innosensius dan nabi Yeremia dalam bacaan suci hari ini. Di tengah penderitaan dan kegalauan akan gelapnya masa depan umat, Tuhan membawa berita pengharapan melalui nabi Yeremia. Itu jugalah janji Tuhan kepada kita saat duka menerjang. Maukah kita percaya dan tetap menaruh pengharapan kepada-Nya? Hanz Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 29 Kamis, 29 Juli 2010 : BERSAMA YESUS, TIDAK ADA KEMATIAN Yer. 18:1-6 Yoh. 11:19-27 Yoh. 11: 21 Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Dalam hidup, kita sering berandai-andai. Contohnya saja kita berandai-andai untuk mendapatkan pasangan hidup yang lebih baik ketika kita sudah “terlanjur” menikah. “Seandainya saja aku tidak menikah dengan dia, tetapi menikah dengan yang satunya, tentu saja hidupku lebih bahagia.” Atau seperti dalam Injil Yohanes dikatakan bahwa seandainya saja Yesus berada bersama Lazarus waktu itu, Lazarus tidak akan mati. Yang menjadi fokus di sini adalah iman Marta kepada Yesus. Marta tahu bahwa jika kita bersama Yesus, tidak akan ada kematian tapi yang ada hanyalah HIDUP. Seringkali banyak orang bertobat ketika sudah menghadapi jalan buntu atau ketika menghadapi ajal maut dan Tuhan menggunakan kesempatan ini supaya orang kembali kepadaNya. Kembali kepada Yesus adalah tanda kehidupan. Mengapa demikian? Karena Tuhan tidak mau ciptaanNya sendiri binasa di dalam kematian abadi yakni tidak bisa bersatu dengan Tuhan. Yesus adalah sumber kehidupan dan di dalam Dia tidak ada tempat untuk kematian. Ketika kita meninggalkan dunia ini (orang mengatakan kematian), sebagai orang beriman kepada Yesus, yang ada hanyalah kehidupan. Jadi dalam menghadapi ajal, sebenarnya kita bersiap-siap untuk menghadapi “kepenuhan hidup” bersama Yesus dan Allah Bapa di surga beserta para malaikat dan orang-orang kudus. Jadi harapan akan Yesus sebagai Tuhan dan Allah kita membuat hidup kita tertuju kepada “kehidupan” masa depan bersamaNya. Maka dari itu, harapan adalah salah satu keutamaan Kristiani selain cinta dan iman. Dalam kisah selanjutnya, Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian. Ini berbeda dari Kebangkitan Yesus dari kematianNya. Kebangkitan Yesus merupakan puncak iman kita karena Yesus mengalahkan kematian karena di dalam Dia hanya ada kehidupan. Di dalam kehidupan, dia menghancurkan segala dosa umat manusia. Marilah kita minta kepada Tuhan supaya “Harapan” kita akan Dia semakin besar sehingga kita “terjamin” mendapatkan kehidupan bersamaNya kelak di surga. Bersama Yesus, tidak ada kematian! Fr. Vincent, MGL 30 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010 Jumat, 30 Juli 2010 : Penolakan Yer 26:1-9 Mat 13:54-58 Matius 13:54 Dari mana diperolehNya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mukjizatmukjizat itu? Sungguh suatu hal yang saya rindukan setiap tahunnya untuk bisa 'mudik' atau pulang kampung.Dimana saya bisa bertemu dengan keluarga besar dari om dan tante,saudara sepupu dijawa pada saat natal atau lebaran. Demikian pula Tuhan Yesus yang pada bacaan injil pada hari ini mengisahkan Dia sedang mudik.Saat Dia mengajar orang-orang ditempat asalNya.Tuhan mendapatkan penolakan.'Dari mana diperolehNya hikmat itu? Bukankah Dia itu anak tukang kayu?.. Dalam hal ini mereka sibuk mempermasalahkan asal usul dan jati diri Yesus,sesuai dengan kriteria seorang pengajar pada masa itu. Sungguh sangat disayangkan! Banyak yang tidak memperhatikan isi pengajaran dan kebenaran yang telah Dia sampaikan. Merenungkan bacaan diatas seringkali ketika kebenaran Allah kita suarakan dalam keluarga kita sendiri,kita mendapatkan penolakan apalagi dengan posisi kita menyuarakan kebenaran pada orang yang lebih tua dari kita,misalkan orangtua,om tante dll.Tetapi saya percaya bahwa kuasa Tuhan pasti menyertai kebenaran itu.. pelan tapi pasti akan mengubah hati yang keras menjadi lunak seperti kehendakNya.Mari kita membuka hati bagi kebenaranNya yang senantiasa membaharui dan memberikan pengharapan bagi kita. Keputusan ada ditangan Anda?! Tuhan berkati. Lulu Vol. 8/2010 Fresh JUICE ! 31 Sabtu, 31 Juli 2010 : MENJILAT LUDAH SENDIRI Yer. 26:11-16 Mat. 14:1-12 Mat. 14: 9-10 “Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu- tamunya, diperintahkanlahnya juga untuk memberikannya. Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara.” Kisah pemenggalan kepala Yohanes pembaptis sangat menarik untuk direnungkan. Banyak tokoh yang terlibat di dalam kisah tragis ini. Tapi marilah kita fokuskan kepada tokoh raja Herodes karena dialah yang menjadi kunci dalam pembunuhan ini. Dia mempunyai kuasa untuk memerintahkan untuk iya atau tidak. Dalam kisah ini, raja Herodes enggan untuk menjilat ludah yang telah dikeluarkannya. Dia malu dengan ucapan, janji dan sumpahnya kepada para tamunya. “Apa saja yang kamu inginkan, akan kupenuhi.” Dia berlaku seakan-akan Tuhan yang mempunyai kuasa atas ciptaan yang lain. Dengan kata lain, dia mau menyamain Tuhan. Memang pada dasarnya Herodes sedih dengan permintaan sang gadis yakni meminta kepala Yohanes Pembaptis sesuai dengan keinginan ibunya. Dia sedih karena dia juga sangat menyukai Yohanes. Dia berada dipersimpangan dan harus “mengorbankan” kepala Yohanes pembaptis untuk dipenggal demi memegang teguh “sumpah”nya yang berbau gengsi dan ja-im di depan para tamunya. Sedih hati memang menjadi bagian dari hidup tetapi itu tidak menjadi alasan untuk membenarkan “sumpah” yang keluar dari mulut seseorang. Memang Herodes sedih, tetapi sebenarnya dia mempunyai kuasa dan alasan untuk mengatakan tidak. Hatinya dibutakan oleh rasa gengsi. Seringkali kita harus menjilat ludah kita sendiri. Dengan mudahnya kita membuat janji ataupun sumpah. “Janji deh..., sumpah deh..., aku akan melakukan apa saja yang kamu minta”. Seharusnya kita bisa belajar dari pengalaman hidup. Janganlah mudah membuat janji atau sumpah yang tidak mungkin bahkan menyangkut nyawa orang lain. Yesus sendiri sempat menegur Petrus dengan membuat janji yang diluar kemampuannya dengan mengatakan, “Aku akan mengikuti engkau kemanapun engkau pergi, bahkan aku akan menyerahkan tubuhku untukMu, Yesus.” Yesus pun menegur Petrus karena akhirnya Petrus memang menyangkal Yesus. Dengan kata lain, Petrus tidak menepati janjinya. Fr, Vincent, MGL 32 Fresh JUICE ! Vol. 8/2010