BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu bagian dari ilmu manajemen yang terluas, dan yang paling banyak memiliki peluang pekerjaan. Manajemen keuangan memiliki arti penting di semua jenis bisnis, termasuk perbankan dan institusi –institusi keuangan lainnya. Seiring dengan perkembangannya, manajemen keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan dan mencari dana. Akan tetapi, manajemen keuangan juga mengatur penginvestasian dana, mengatur kombinasi dana yang optimal, serta mengatur pendistribusian keuntungan (pembagian deviden). Pengertian mengemukakan manajemen bahwa keuangan manajemen menurut keuangan Husnan menyangkut (2012) kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian keuangan untuk mendapatkan dana dan mengalokasikan dana tersebut secara efektif dan efisien dengan keuntungan yang optimal. Mereka yang melaksanakan kegiatan tersebut adalah manajer keuangan. Seorang manajer keuangan harus mampu mengambil keputusan-keputusan keuangan seperti keputusan investasi, 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ keputusan pendanaan dan kebijakan dividen sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Tujuan utama dari manajemen keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual maka harga dapat ditetapkan setinggi mungkin. Manajer keuangan harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan. 2. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Jenis-jenis perbankan menurut Undang-Undang RI No 10 Tahun 1998 yang terdiri dari 2 jenis yaitu sebagai berikut: a. Bank umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat adalah penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara BPR dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Secara umum Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/19/PBI/2006 Pasal 1 bahwa Bank Perkreditan Rakyat atau BPR dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional. Kinerja dan kelangsungan usaha Bank Perkreditan Rakyat dipengaruhi oleh kualitas penyediaan dana pada aktiva produktif, termasuk kesiapan untuk menghadapi risiko kerugian dari penyediaan dana tersebut. Dengan adanya Undang–undang Perbankan ini, pemerintah dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menata kembali struktur kelembagaan sektor perbankan dengan memberikan keleluasaan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. b. Memberi kesempatan kepada sektor perbankan untuk memperluas jangkauan pelayanannya, baik pelayanan perbankan umum yang menjangkau semua lapisan masyarakat maupun pelayanan perbankan yang berkonsentrasi pada sektor ekonomi berskala kecil atau usaha lemah terutama di wilayah pedesaan. c. Memperkuat landasan hukum terhadap pengaturan, pengawasan dan pembinaan perbankan. 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3. Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Dengan demikian rasio keuangan dapat dikatakan untuk memenuhi kewajiban hutang serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan dengan tujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek. Dengan menggunakan analisis rasio dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas keseluruhan investasi yang digunakan untuk mengetahui, memahami, mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam berbentuk perbandingan antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan, agar hasil perhitungan rasio keuangan dapat di interpertasikan. Perkiraan-perkiraan yang dibandingkan harus mengarah pada hubungan ekonomis yang penting. Untuk dapat menginterpertasikan hasil perhitungan rasio keuangan, maka diperlukan adanya pembanding. Ada dua metode pembandingan rasio keuangan perusahaan yaitu : 1) Cross-sectional approach Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevalusi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan. 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2) Time series analysis Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Dengan menggunakan analisis rasio dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilan laba bersih atas keseluruhan investasi yang digunakan untuk mengetahui, memahami, mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan suatu perusahaan. 4. Penjelasan Teoritis Variabel Penelitian a. Capital Adequacy Ratio Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas Capital Adequacy Ratio menurut Lukman Dendawijaya (2005) adalah ratio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko yang dibiayai dari modal sendiri bank dan disamping memperoleh dana- dana dari sumber-sumber diluar bank. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/18/PBI/2006, bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko yang 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dinyatakan dalam Capital Adequacy Ratio (CAR). Perbandingan rasio tersebut adalah rasio yang modal terhadap aktiva tertimbang . CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Peraturan dari Bank Indonesia No 8/26/PBI/2006 sebagai bank sentral memberikan ketentuan minimum CAR dengan kategori sebagai berikut: CAR > 8% kategori Sehat CAR 6,5 sd < 8% kategori Kurang Sehat CAR < 6,5 % kategori Tidak Sehat Bank Indonesia menentukan kebijakan bagi setiap bank untuk memenuhi rasio CAR minimal 8% jika kurang dari 8% maka akan dikenakan sanksi oleh Bank Indonesia. Ketentuan CAR pada prinsipnya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku secara international, yaitu standar Bank for International Settlement (BIS). CAR yang didasarkan pada standar BIS (8%) adalah salah satu cara untuk menghitung apakah modal yang ada pada suatu bank telah memadai atau belum. Jika modal rata-rata suatu bank lebih baik dari bank lainnya, maka bank tersebut akan lebih baik solvabilitasnya. b. Loan to Deposit Ratio Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan request) nasabahnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besarnya penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan. Praktisi bank menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 85-100%. Menurut (Kasmir, 2012) batas toleransi berkisar anatar 85%-100%, menurut peraturan pemerintah batas maksimum adalah 110%. Menurut Kasmir (2012) rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Semakin besar rasio ini maka semakin likuid. Tujuan terpenting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai berapa jauh bank memilik kondisi sehat dalam menjalankan operasi atau kegiatan usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank. Rasio ini dapat memberikan manfaat untuk masyarakat dan menilai sejauh mana bank dapat membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengembalikan kredit 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, sebagaimana tersebut diatas, LDR dapat diperhitungkan sebagai berikut: c. Non Performing Loan Non Performing Loan adalah rasio kredit bermasalah yang menurut Peraturan BI No 15/2/PBI/2013, NPL tidak lebih dari 5 % total kredit dan penyelesaiannya bersifat kompleks. Kredit bermasalah adalah kelompok debitur yang tidak mampu dan atau dengan sengaja tidak melunasi kewajibannya terhadap bank. Semakin tinggi risiko kredit bermasalah yang dihadapi bank maka semakin tinggi pula NPL. Bank dengan NPL tinggi akan memperbesar biaya aktiva poduktif, sehingga berpotensi mengakibatkan kerugian pada bank (Mawardi,2005). NPL tinggi akan berakibat menurunnya laba yang diperoleh perusahaan. Menurut Dendawijaya (2005), kemacetan kredit disebabkan oleh dua faktor yaitu : 1. Pihak perbankan Pihak analisis kredit kurang teliti dalam mengecek kebenaran dan keaslian dokumen serta salah dalam menghitung rasio keuangan. 2. Pihak nasabah Dalam hal ini diakibatkan oleh adanya unsur kesengajaan untuk tidak membayar kewajiban atau ketidaksengajaan karena adanya bencana diluar kemampuan nasabah untuk membayar kewajiban. Secara sistematis NPL dapat dirumuskan sebagai berikut : 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ d. Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Mengingat kegiatan utama bank adalah sebagai perantara pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan dana, maka beban dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga. Semakin kecil BOPO maka semakin efisien biaya yang dikeluarkan bank. Semakin rendah BOPO maka semakin efisien bank dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan semakin efisien maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar. Secara sistematis BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut: e. Return On Assets (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak. Sedangkan rata-rata volume aktiva (Almilia dan Herdiningtyas:2005). ROA dalam suatu bank dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Semakin besar besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin lebih baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan asset. Menurut Dendawijaya (2005) “semakin besar return on asset suatu bank, semakin besar pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset” Nilai minimum ROA yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah minimal 2%. Apabila nilai ROA tidak mencapai 2% dari ketentuan Bank Indonesia maka profitabilitas bank menunjukkan kondisi yang buruk tetapi jika nilai ROA yang dimiliki sebuah bank diatas 2% atau melebihi standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maka menunjukkan kondisi yang baik dan sehat (Manurung, 2004) 5. Penelitian Terdahulu Penelitian empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ROA telah dilakukan oleh : a. Defri (2012) melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI periode 2008-2010. Sampel penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling sehingga diperoleh 57 sampel dari 19 perusahaan perbankan pada periode pengamatan (2008-2010). Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi 24 perusahaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ perbankan dalam www.idx.co.id . Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI b. Agustiningrum,Riski Pengaruh CAR, (2012), NPL,dan dengan LDR judul Terhadap penelitian “Analisis Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan” melakukan penelitian di perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposits Ratio (LDR) terhadap profitabilitas (ROA) . Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dengan mempergunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Data tersebut bersumber dari Bursa Efek Indonesia yang bisa diakses melalui situs www.idx.co.id. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 31 bank. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan kriteria Seluruh perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2011 dan Bank yang mempublikasikan laporan keuangan lengkap periode 2009-2011. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ diperoleh jumlah sampel sebanyak 26 perusahaan perbankan selama 3 periode. Berdasarkan hasil analisis maka diketahui bahwa CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA). NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA), sebaliknya LDR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). c. Zulfikar,Taufik (2013) melakukan penelitian tentang “ Pengaruh CAR, LDR, NPL, BOPO dan NIM Terhadap Kinerja Profitabilitas (ROA) Bank Perkreditan Rakyat Di Indonesia” Populasi dalam penelitian ini adalah data yang tersedia mengenai ROA, CAR, NPL, LDR, BOPO dan NIM Bank Perkreditan Rakyat periode Desember 2012. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ROA, CAR, NPL, LDR, BOPO dan NIM Bank Perkreditan Rakyat periode Desember 2012 sebanyak 372 BPR . Pengambilan sample menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria BPR yang menyampaikan laporan keungannya secara lengkap ke website Bank Indonesia dan Bank yang memperoleh laba. Tehnik analisis yang digunakan adalah Uji Asumsi Klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikoleniearitas, dan uji heterokedastisitas serta analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan semua variabel terbukti mempunyai pengaruh terhadap ROA. Secara parsial, hasil analisa pada BPR secara keseluruhan menunjukan hasil yaitu variabel CAR, NPL dan LDR secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Variabel BOPO berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap ROA. 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ d. Mitasari,Dwihilda (2014) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin dan BOPO Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank (Studi pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2013. Dengan menggunakan metode purpose sampling, diambil sampel sebanyak 15 bank. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, dan uji hipotesis menggunakan t statistik untuk menguji koefisien regresi parsial, Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. hasil analisis menunjukkan bahwa Operational Cost Ratio to Operational Income (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan, Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifkan terhadap Return On Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) dan sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2013) e. Christiano,Mario (2014) melakukan penelitian tentang “Analisis Terhadap Rasio -Rasio Keuangan Untuk Mengukur Profitabilitas Pada Bank-Bank Swasta Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia”. Populasi sebanyak 43 perusahaan perbankan yang go public dengan sampel perusahaan 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ sebanyak 22 perusahaan perbankan. Menggunakan teknik purposive sampling dengan metode penelitian asosiatif.Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR mempunyai pengaruh signifikan terhadapROA. Secara parsial CAR, NIM, dan LDR mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap ROA, sedangkan BOPO dan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. f. Kurawa, Junaidu Muhammad (2014), melakukan penelitian tentang "An Evaluation of the Effect of Credit Risk Management (CRM) on the Profitability of Nigerian Banks ”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menilai kinerja keuangan pada Bank Nigeria. Dengan variabel independen Default Rate (DR), Cost per Loan Asset (CLA), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) dan variabel dependen Return on Asset (ROA). Metode yang digunakan Deskriptif Kuantitatif. Pengujian dilakukan menggunakan perhitungan Rasio Keuangan. Sampel yaitu laporan keuangan Bank Nigeria tahun 2002 sampai 2011. Berdasarkan hasil analisis maka secara simultan DR,CLA dan CAR mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap ROA. g. Gizaw, Million (2015), melakukan penelitian tentang “The Impact of credit Risk on profitablity performance of commercial banks in Ethiopia ”. melakukan penelitian di 8 Bank umum di Ethiophia periode 2003-2004. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh NPL dan CAR terhadap Profitabilitas. Metode yang digunakan Deskriptif Kuantitatif dan regresi data 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ panel. Berdasarkan hasil analisis maka NPL dan CAR mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas. 6. Rerangka Pemikiran dan Hipotesis a. Pengaruh CAR terhadap ROA Capital Adequacy Ratio (CAR) yang dijadikan proksi kecukupan modal yang digunakan untuk mengetahui apakah permodalan yang dimiliki telah mampu untuk menjalankan kegiatan operasional secara efisien dan apakah kekayaan bank akan semakin besar atau kecil. CAR adalah rasio yang digunakan unntuk melihat seberapa besar aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai oleh modal bank. CAR minimal yang telah ditetapkan Bank Indonesia adalah 8%, jadi bank yang mempunyai CAR dibawah 8% menandakan bank tersebut tidak mampu menyerap kerugian yang timbul dari kegiatan usaha bank, tetapi jika CAR yang dimiliki bank lebih dari 8 % maka bank tersebut dinyatakan sebagai bank solvable, karena semakin besar CAR yang dimiliki bank maka risiko bank akan semakin kecil dan keuntungan bank akan semakin besar. CAR menunjukkan sejauh mana penurunan aset bank masih dapat ditutupi oleh equity bank yang tersedia. Sehingga semakin besar CAR bank akan semakin baik kondisi bank tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Defri (2012), Agustiningrum, Riski. (2013), Christiano,Mario (2014), Kurawa (2014) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA. 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis yang pertama yaitu: Hipotesis 1 : CAR berpengaruh positif terhadap ROA b. Pengaruh LDR terhadap ROA Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan salah satu penilaian likuiditas bank. Likuiditas bank adalah salah satu penilaian tingkat risiko kesehatan bank bagian dari risiko bank. Likuiditas mencerminkan kemampuan bank dalam mengelola dananya untuk memenuhi kewajiban secara tepat waktu dan kewajiban lainnya. Rumus LDR dihitung dengan perbandingan total kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga yang dihimpun bank. Rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan bank dalam menyalurkan kembali dana yang berhasil dihimpun untuk kegiatan ekonomi. Besarnya LDR menunjukkan kemampuan bank mengelola likuiditas sehingga bank dalam kondisi tidak bermasalah Peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia menyatakan bahwa LDR maksimum 110%, jika bank sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka laba bank akan meningkat. Sehingga semakin tinggi LDR menunjukkan semakin tinggi dana yang disalurkan dan semakin rendah LDR menunjukkan semakin rendah dana yang disalurkan. Penyaluran dana yang besar maka bank akan mendapatkan pendapatan sehingga ROA meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Agustiningrum, Riski. (2013), M Gizaw, M Kedebe, and S Selvaraj (2015) menunjukkan bahwa LDR berpengaruh Positif terhadap ROA 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dengan demikian dapat diperoleh hipotesis yaitu: Hipotesis 2 : LDR berpengaruh positif terhadap ROA c. Pengaruh NPL terhadap ROA Resiko kredit adalah resiko yang dimiliki bank sebagai bagian dari penyaluran dana pada masyarakat dalam bentuk pinjaman (Susilo, 2000). Kredit macet disebabkan karena debitur tidak mampu memenuhi kewajiban pada bank. Besarnya kredit macet yang dimiliki bank maka akan semakin meningkatkan angka NPL bank. Non Performing Loan (NPL) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga. Peraturan Bank Indonesia menyatakan bahwa NPL bank tidak lebih dari 5%, sehingga Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) harus disediakan bank untuk menutup kerugian yang timbul dari aktiva produktif. Dalam pemberian kredit bank harus melakukan analisis kemampuan debitur untuk membayar kembali dengan cara peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan (Ali, 2004). Apabila NPL tinggi maka menandakan banyak kredit masalah yang dialami bank bersangkutan, sehingga kemungkinan bank mengalami masalah semakin besar dalam menyalurkan kredit. Maka dalam hal ini semakin tinggi NPL maka semakin rendah ROA yang dihasilkan bank. Penelitian yang dilakukan oleh Yuanjuan, Li dan Xiao Shishun. (2012), Agustiningrum, Riski. (2013), M Gizaw, M Kedebe, and S Selvaraj (2015), Agustania Rahmawati (2015), Mario Christiano 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ (2014), Dwihilda Rezha Mitasari (2014), Taufik Zulfikar (2014) menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Dengan demikian dapat diperoleh hipotesis yaitu: Hipotesis 3 : NPL berpengaruh negatif terhadap ROA d. Pengaruh BOPO terhadap ROA BOPO merupakan rasio efisiensi bank dalam mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan beban operasional untuk meningkatkan pendapatan operasional. Apabila BOPO yang dimiliki suatu bank semakin tinggi maka semakin rendah kemampuan bank untuk menekan beban operasional sehingga bank tidak bisa berjalan secara efesien. Bank yang tidak efektif dalam menjalankan kegiatan operasionalnya maka akan meningkatkan pengalokasian biaya sehingga berpengaruh pada profitabilitas bank. dan semakin kecil BOPO yang dimiliki suatu bank maka bank tersebut dapat menjalankan kegiatan operasional secara efektif sehingga semakin kecil resiko bank dalam menghadapi masalah. Penelitian yang dilakukan oleh Agustiningrum, Riski. (2013), M Gizaw, M Kedebe, and S Selvaraj (2015), Dwihilda Rezha Mitasari (2014) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Dengan demikian dapat diperoleh hipotesis yaitu: Hipotesis 4 : BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Atas dasar uraian pustaka dan hipotesis yang telah dikembangkan diatas, maka dapat disusun kerangka pemikiran untuk menggambarkan hubungan variabel independen, dalam hal ini CAR (X1), LDR (X2), NPL (X3), BOPO (X4) terhadap variabel depeden, dalam hal ini ROA (Y), sebagai berikut : Variabel Independen Capital Adequacy Ratio Loan to Deposit Ratio Variabel Dependen H1 H2 Return On Assets H3 Non Performing Loan H4 Operational Efficiency Ratio Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran Teori 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/