INTISARI Kehadiran pesawat tanpa awak atau yang juga sering disebut sebagai Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) merupakan solusi yang dapat digunakan untuk pencarian data informasi yang memerlukan pengambilan gambar secara berkala dan membutuhkan sudut pandang yang luas. Beberapa contoh dari masalah di atas adalah pemetaan wilayah, SAR, mengamati kondisi marga satwa, hutan, jalan raya, dan keperluan pengawasan daerah perbatasan. Pesawat tanpa awak adalah jenis pesawat yang mampu terbang dengan interval waktu tertentu tanpa dikendarai oleh pilot, sehingga untuk pengontrolannya dilakukan secara otomatis melalui perangkat elektronis yang telah diprogram dan mampu melakukan misinya berulang kali. Penelitian ini membahas tentang perancangan pesawat tanpa awak ringan dan portable untuk misi surveillance. Metode yang digunakan mengacu pada metode Roskam, yaitu perancangan dimulai dengan menentukan berat, geometri sayap, fuselage, empennage, dan landing gear. Tahap selanjutnya adalah menganalisis gaya angkat pesawat, dan tahap akhir adalah membuat pesawat tanpa awak dalam bentuk 3 dimensi. Hasil perancangan pesawat tanpa awak menunjukkan bahwa pesawat memiliki bentuk sayap lurus, single tailboom, 1 horizontal tail, 1 vertical tail, 1 motor listrik dengan propeller yang terpasang di belakang fuselage. Data teknis hasil perancangan adalah sebagai berikut: berat kosong 25,48 N, berat take-off 30,38 N, luas sayap 0.841 m2, daya motor 350 Watt, panjang pesawat 1,4 m, aspect ratio sayap 7, lift coefficient maksimum (CL max ) pesawat sebesar 1,3, dan lift coefficient maksimum fase landing (CL max ) pesawat sebesar 1,4. L Kata kunci : pesawat tanpa awak, perancangan, ringan, portable, misi surveillance vi