Daily Fresh Juice

advertisement
Fresh JUICE ! refresh your soul
Sapaan Fresh
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasihat : Herry Respatia
Pemimpin Umum : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Herry Respatia,
Yovie
Penulis :Nathasa, Herry, Lulu, Adhi,
Martina, Agatha, Fransiska, Hanz,
Franky, Yovie, Bro.Vincent MGL,
Ardhi, Jeff, Bro. Martin MGL, Rina,
Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL,
Sr. Linda
Langganan & Marketing Iklan :
Jeff Kristianto (HP. 081 897 7018)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA
A/C No. 611 033 7785
An. Flora Ida W
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 7/2010
www.DOJCC.com
JUICE !
Syalommm teman-teman semua….
Senang sekali kita dapat berjumpa lagi dalam
edisi Juni ini…
Semuanya dalam keadaan sehat ya…?
Semoga demikian adanya….
Sekarang kita sudah memasuki bulan ke-6 di
tahun 2010 ini, tak terasa sudah pertengahan
tahun. Biasanya pertengahan tahun adalah
saat-saat yang menyenangkan, karena mulai
banyak orang-orang yang berlibur datang ke
Bali. Berlibur adalah saat-saat yang membahagiakan, bukan hanya untuk anak-anak tapi
juga untuk orang tua. Kita bisa meninggalkan
sejenak segala kejenuhan ditengah rutinitas
yang setiap hari kita lakukan. Dan terkadang
pula ditengah suasana yang menyenangkan
ini kita “libur” juga untuk berdoa.
Pernahkan kita berpikir, apa yang terjadi ya
kalau Tuhan kita juga berlibur? Apa yang akan
kita lakukan? Bingung? Tidak tahu mau berharap kepada siapa?
Ihhhh…..ngeri membayangkannya.
KAU tak pernah tertidur…
Tak pernah lalai…
TanganMu selalu menopang hidupku….
Sekelumit syair lagu yang mengingatkan kita
untuk selalu bersyukur kepadaNya, karena kita
mempunyai Tuhan yang tidak pernah “berlibur” sedetikpun dalam memperhatikan umatNya.
Selamat memasuki masa liburan…..semoga
menyenangkan, ingatlah selalu padaNya dan
jangan sampai doa kita juga ikut libur.
Karena Dia pun tak pernah “libur” untuk menjaga kita.
salam Fresh Juice
Nathasa
Pemred
Fresh JUICE ! 1
Selasa, 1 Juni 2010 : Berjagalah senantiasa
2 Ptr. 3 : 12 - 15a. 17 - 18
Mrk. 12 : 13 - 17
2 Ptr 3:14 Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya
ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di
hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.
“Oekkkkkkkkkkk...oek.......”
Tangisan itu membangunkan kami kembali.
Jam ternyata sudah menunjukkan jam 3 pagi (atau orang bilang subuh)
Istriku membangunkanku “Ayo pa giliranmu sekarang.”
Akupun beranjak bangun dengan mata masih terpejam.
Ku intip Vina, dari balik kelambu di tempat tidurnya. “Sepertinya dia pipis nih,” kataku
dalam hati sok tahu. Ternyata saat kubuka popoknya, bukan pipis, ternyata dia pipis
plus beol. (kebayang nggak jam 3 pagi membersihkan beol). Segera aku menyiapkan
popok yang baru, lalu aku ambil air untuk membersihkan popoknya (sambil menahan
nafas tentunya).
Itulah yang terjadi saat Vina baru berumur beberapa minggu.
Senang dan gembira. Itu pasti !
Biarpun sambil terkantuk-kantuk. Bahkan sering begadang malam hari.
Namun keletihan itu sepertinya tak terasa dengan kebahagiaan yang kami alami mempunyai anak yang kedua ini.
Kami menyadari bahwa “resiko” mempunyai anak salah satunya adalah begadang
setiap malam. Setidaknya selama beberapa bulan pertama.
Apalagi saat anak kami baru berumur beberapa hari. Tiap menit rasanya mata ini ingin
melihat terus apakah ada nafas di perutnya yang mungil itu. Apakah ada gerakan di
pelupuk matanya.
It’s really a great miracle we have. Makluk kecil yang sungguh di luar pikiran kami. Tiap
kami melihat anak-anak kami, kami sungguh merasakan bahwa Tuhan sungguh Maha
Kuasa. Pengalaman begadang ini membuat saya teringat akan pesan Yesus untuk
selalu berjaga-jaga. Berjaga-jaga bukan saja untuk bayi kita. Namun juga untuk setiap
keadaan yang kita alami.
Apakah anda berjaga-jaga di dalam pekerjaanmu? Apakah anda berjaga-jaga dalam
setiap hal yang kau lakukan? Berjaga-jaga bukan berarti kita menutup pintu dan berdiam diri dalam kamar sambil menunggu kiamat tiba. Bukan itu. Tapi apakah anda
berjaga-jaga dalam doa dan selalu menghadirkan Yesus dalam setiap hal yang kau
kerjakan.
Dalam suka maupun duka.
Dalam setiap masalah yang kau hadapi.
Dan pastinya untuk setiap berkat yang kau alami.
Jangan lupakan Tuhan. Berjaga-jagalah selalu !
Yovie
2
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Rabu, 2 Juni 2010 : Roh ketaatan
2 Tim 1:1-3, 6-12
Mrk 12:18-27
2 Tim 1:7
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
Dalam perjalanan iman mengikuti Kristus seringkali kita mengalami jatuh bangun, bahkan situasi padang gurun atau kekeringan, dimana kita berdoa dan tidak kunjung dijawab Tuhan. Hal ini membuat kita jenuh berdoa dan berharap.
Teringat sewaktu sharing dengan Ibu saya tentang kekeringan dalam doa. Anehnya ibu
saya malah menganjurkan berdoa rosario yang begitu panjangnya setiap hari selama
bulan Mei yang lalu. Dan saat itu memang bulan Maria. Awalnya cukup membantu
bagi saya untuk mengatasi kekeringan rohani. Seperti relaksasi sambil berdoa Salam
Maria yang diulang-ulang. Tetapi pada hari yang ke 15 muncul kembali kejenuhan
dalam diri saya.
Puji Tuhan disaat yang tepat, hari itu adalah hari pertama Novena Pentakosta, saya
mendapat sebuah doa kepada Roh Kudus dari seorang teman yang dikirim ke handphone saya.
Lucu memang tapi saya percaya Tuhan tahu yang saya perlukan. Kemudian saya print
doa itu dan tempel dekat pintu, sehingga setiap saya mau keluar rumah saya doakan.
Hal ini sederhana tapi sangat membantu saya untuk tetap disiplin berdoa. Bahkan melalui Doa Roh Kudus ini semakin menguatkan dan membuat saya semakin berserah
padaNya.
Terima kasih Tuhan, karena Engkau memberikan roh ketaatan dan kekuatan untuk mengatasi kejenuhanku.
Amin…
Lulu
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 3
Kamis, 3 Juni 2010 : Menjadi Martir di Jaman Sekarang
2Tim 2:8-15
Mrk. 12:28-34
Mrk 12:33, “Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap
pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban
sembelihan.”
Hari ini Gereja memperingati Santo Karolus Lwanga. Pada tanggal 25 Maret 1886, raja
Uganda, Afrika mendapati para pelayannya sedang mengikuti pelajaran agama dari
seorang misionaris. Ia sangat marah dan lalu membunuh anak-anak itu. Keesokan
harinya, ia mengumpulkan para ketua suku dan meminta pertimbangan mereka untuk
menghukum anak-anak Kristen yang lain. Hal ini sama sekali tidak menggentarkan hati
mereka. Mereka rela mati demi imannya.
Anak-anak Kristen yang belum dibunuh, termasuk di dalamnya Karolus Lwanga, ditangkap dan dipenjarakan. Karolus yang tertua segera mempermandikan dan mengajar
mereka tentang ajaran-ajaran iman Kristen. Ia menguatkan hati mereka untuk menerima segala akibat yang paling buruk. Iman mereka teguh dan mereka bersedia menjalani hukuman bakar yang ditimpakan atas mereka. Karolus dibunuh bersama kawankawannya demi membela iman Kristen.
Santo Karolus dan para pengikut Kristus di Uganda memang menjadi “korban” atas kesewenang-wenangan sang raja. Tapi bukti cinta mereka terhadap Yesus itu membuahkan rahmat pertobatan dan pertumbuhan iman di negeri Uganda.
Dulu, menjadi “martir” harus dengan menumpahkan darah demi mempertahan iman
kita kepada Yesus. Di jaman sekarang pun kita bisa menjadi martir “putih” dengan membela kebenaran. Ini pun tidak mudah! Dengan mencintai Tuhan dan sesama, kita diajak
untuk berani “mengorbankan” waktu kita untuk berdoa dan sekaligus melayani sesama
kita.
Di tengah-tengah dunia yang kacau balau dan kita semakin bingung mana yang
benar dan mana yang bohong, apakah kita mau dan mampu menjadi “martir”dengan
berkata jujur dan tak ada yang disembunyikan? Hanya dengan rahmat Tuhanlah kita
mendapatkan kekuatan untuk kembali mengasihiNya dan sesama kita. Mengasihi dengan segenap hati dan segenap pengertian dan segenap kekuatan artinya kita mengasihi seutuhnya. Tak ada disembunyikan.
Fr. Vincent, MGL
4
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Jumat, 4 Juni 2010 : Arti Kitab Suci Buatku
2 Tim. 3 : 10 - 17
Mrk. 12 : 35 - 37
2 Tim 3:16 Semua yang tertulis dalam Alkitab, diilhami oleh Allah dan berguna untuk
mengajarkan yang benar, untuk menegur dan membetulkan yang salah, dan untuk
mengajar manusia supaya hidup menurut kemauan Allah.
Meskipun bukan bulan Kitab Suci, bacaan hari ini buat saya berbicara tentang pentingnya membaca Kitab Suci. Bukan saja untuk menghafalkan, tetapi mengerti apa maunya Tuhan melalui setiap ayat.
Kata teman-teman, saya termasuk orang yang kurus. Meski saya makan 3 kali sehari,
plus camilan, tetap tidak bisa gemuk. Saya bandingkan roh saya, yang memerlukan
makanan rohani yaitu berdoa dan baca Firman. Bila tubuh saja yang diberi makanan
teratur dan cukup, tetap kurus dan sering merasa lapar, apalagi dengan roh saya yang
cuma baca Firman 1 kali sehari dan doa (diusahakan sekuat tenaga) 1 jam sehari. Betapa kurus dan kurang gizinya roh saya. Akibatnya daging saya (marah, malas, egois,dan
lain lain) yang menang atas roh.
Kitab Suci dahulu bukan bacaan favorite saya. Saya mengenal beberapa kisah di
dalamnya karena waktu kecil membaca cerita bergambar, khususnya kisah-kisah perjanjian lama. Gara-gara bergambar, maka saya membacanya.
Sekarang Kitab Suci menjadi buku “sakti” saya. Bacaan yang saya perlukan setiap hari.
Bukan karena gambarnya, tetapi karena saya telah mengalami kebenaran yang ditulis
dalam Kitab Suci, mendengar melalui kesaksian dan kotbah tentang bagaimana Firman itu berarti bagi orang lain, menguatkan mereka saat dalam kesulitan dan kesedihan. Ayat-ayatnya bila dialami dan dimengerti tidak lagi kosong dan membingungkan.
Seperti ayat 1 Kor 6:18-20 mempertobatkan saya, sehingga tidak lagi mengeluarkan
kata-kata yang tidak pantas didengar.
Bila anda mau memikirkan lagi, pasti ada saat dimana Tuhan berbicara melalui FirmanNya yang tertulis dalam Kitab Suci.
Selamat merenung..
Siska
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 5
Sabtu, 5 Juni 2010 : Memberi dari Kekurangan
2 Tim 4:1-8
Mrk 12:38-44
Mrk 12:44 Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya
Saya teringat pengalaman seorang sahabat pada suatu hari di kota Jakarta. Siang itu
dia hendak pergi ke suatu tempat. Saat sedang menunggu bis, dia bertemu dengan
seorang ibu tua yang terlihat begitu mengibakan. Setelah bertukar cerita, tergerak oleh
rasa kasihan, dia memutuskan untuk memberikan seluruh isi dompetnya pada sang ibu,
yang saat itu berjumlah Rp 75.000. Untuk bisa sampai ke tempat tujuan, dia putuskan
untuk jalan kaki saja, karena sudah tidak ada duit lagi. Jarak tempuhnya kira-kira dari
jalan Teuku Umar ke Kuta. Dia mengawali perjalanannya dengan sebuah doa, “ Tuhan
tolong kuatkan saya”.
Di tengah perjalanan di siang yang panas itu, di saat rasa haus mendera, tiba-tiba dia
mendengar bunyi klakson mobil yang memanggilnya. Setelah dia menoleh ternyata
pengendara mobil itu salah seorang kenalan lamanya, yang kebetulan arah perjalanannya siang itu searah dengan tempat yang akan dituju oleh kawan saya. Akhirnya
dia dapat tiba di tempat tujuan dengan menumpang mobil tsb.
Hari ini kita mendapat pengajaran, bahwa bukan besar kecilnya jumlah persembahan
yang dilihat Tuhan. Si orang kaya memberi dari kelimpahannya dalam jumlah besar,
tapi yang menyenangkan Tuhan adalah persembahan janda miskin yang memberi dari
kekurangannya. Tuhan melihat kesungguhan hati kita pada saat mengulurkan tangan,
bukan besar kecilnya. Justru dalam segala keterbatasan kita, persembahan kita besar dimata Tuhan. Tuhan ingin kita memberi dengan tulus hati dan tanpa berhitung
kali bagi, dan Tuhan akan membalasnya dengan lipat ganda. Sang teman memberi
dengan sungguh-sungguh, tanpa memikirkan bagaimana dengan cuaca yang terik
harus jalan kaki, dan Tuhan tidak membiarkannya kepanasan terlalu lama.
Berikanlah yang terbaik buat Tuhan dengan sepenuh hatimu.
Agatha
6
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Minggu, 6 Juni 2010 : PERSATUAN DENGAN TUBUH KRISTUS
Kej. 14:18-20
1Kor. 11:23-26
Luk. 9:11b-17
Luk 9:16, “Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti
itu dan memberikannya kepada murid-muridNya supaya dibagi-bagikannya kepada
orang banyak”
Hari ini kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Pada hari raya tersebut banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh umat Katolik di dunia selain merayakan Ekaristi.
Ada yang melakukan prosesi Sakramen MahaKudus seperti di Sydney dan Melbourne.
Ada paroki-paroki yang menerimakan komuni pertama kepada anak-anak yang sudah
rindu menyambut Tubuh Kristus. Ada yang memulai adorasi abadi atau memperpanjang waktu untuk “bersama” Yesus dalam ruang adorasi.
Yesus berdoa kepada BapaNya di surga ketika melihat banyak orang yang tidak makan
dan Yesus membuat mukjizat dengan memberi makan lebih dari lima ribu orang. Katakata Yesus yang mesti mendapat perhatian adalah “memecah-mecahkan roti”. Yesus
adalah Roti Hidup. Dia “memecah-mecahkan” TubuhNya sendiri untuk dibagikan kepada orang lain termasuk kita.
Kata-kata tersebut diucapkan kembali ketika Yesus mengadakan perjamuan terakhir
bersama para muridNya sebelum dia memikul salibNya ke Kalvari. Dan kata-kata Yesus
ini diucapkan kembali oleh imam ketika mempersembahkan misa.
Setiap kali kita merayakan hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, kita diajak kembali untuk
merenungkan kembali misa harian atau mingguan yang kita ikuti. Apakah sekedar memenuhi kewajiban sebagai seorang Katolik? Atau apakah ikut misa karena disuruh oleh
orang tua?
Sangat jelas, kita mengikuti perayaan Ekaristi adalah untuk “bersatu” dengan Yesus dengan menerima TubuhNya sendiri sebagai sumber makanan rohani yang kita perlukan.
Selain itu, kita diundang untuk bersatu dengan “Tubuh” Kristus sendiri yakni GerejaNya,
karena Yesus adalah Kepala Gereja dan kita tubuhnya.
Pada Hari Raya kali ini kita diajak kembali untuk bersatu dengan Yesus, dengan para
imam dan semua umat beriman di seluruh dunia. Persatuan ini dapat diwujudkan dengan “membagikan” kasih kepada sesama kita terutama kepada mereka yang belum
mengenal Yesus, Sang Juru Selamat.
Fr. Vincent,MGL
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 7
Senin, 7 Juni 2010 : Bersukacitalah Senantiasa
Raj 17:1-6
Mat 5:1-12
Mat 5:12
“Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga.”
“Upahmu besar di sorga.” Kata-kata Yesus ini kemudian diartikan sebagai kesimpulan
Sabda Bahagia. Bahwa menjadi pengikut Yesus itu tidak mudah, sebab pasti akan mengalami tekanan, takut, bingung dan sering diperlakukan tidak adil. Karena itu pengikut
Kristus selalu ada dalam tekanan selama masih hidup di bawah kolong langit, baru kemudian akan mendapat imbalannya di Sorga kelak. Inilah situasi jemaat Matius waktu
Injil ini ditulis. Dikisahkan, pengikut-pengikut Kristus pada zaman Matius adalah orangorang Yahudi yang diusir dari komunitasnya sendiri. Kalau sebelumnya mereka beribadah di Sinagoga, sekarang mereka dilarang ke Sinagoga dan dijauhi oleh teman dan
sanak saudara mereka sendiri lantaran kepercayaan mereka Yesus sebagai Mesias,
Anak Allah. Gereja Matius adalah komunitas yang dibenci dan dianggap sebagai ajaran sesat, sama dengan kerikil di dalam sepatu. Dampaknya bagi mereka adalah, takut, bingung, gampang dipengaruhi dan cenderung tidak setia dengan iman mereka.
Atas dasar situasi inilah, Matius menampilkan Yesus sebagai pemenuhan hukum taurat;
bahwa tidak ada yang salah untuk mengimani Kristus Sang Messias, malah sesungguhnya Yesus itulah yang lama dinantikan dan dijanjikan oleh hukum taurat dan kitab
para nabi.
Apa yang Matius mau sampaikan lewat Sabda Bahagianya ini? Tak lain adalah peringatan bahwa dalam situasi sesulit apa pun Allah Bapa selalu berjalan bersama umatNya, bersama kita. Kita tidak perlu harus menderita dan miskin supaya bisa dihitung
dalam Kerajaan Allah, tetapi yang utama adalah saat kita alami kesulitan hidup, kita
sadar ada Emmanuel yang berjalan bersama kita. Sebagai pengikut Kristus, kita yakin
bahwa hidup kita tidak berhenti pada hidup di bawah kolong langit, tetapi akan mencapai kepenuhan di dalam Kerajaan Allah. Hidup ini hanya ziarah menuju ke kehidupan kekal. Itulah mengapa Matius mengingatkan bahwa biar susah bagaimana pun
kita tetap punya alasan cukup untuk “bersukacita dan bergembira, karena hidup kita
tidak berakhir di dunia, tapi akan dilanjutkan di dalam Kerajaan Sorga.”
Saya mengenal seorang ibu yang suaminya kecanduan alcohol dan tidak punya pekerjaan tetap. Ibu ini harus bekerja sebagai supir taxi orang-orang cacat supaya bisa
membiayai dua dari empat anaknya yang masih sekolah. Baru-baru ini anaknya terlibat masalah di sekolah dan harus menjalani terapi psikologis yang biayanya tidak
sedikit. Singkat cerita, semua pendapatannya terkuras untuk terapi psikologis anak,
bayar rekening ini itu, belum lagi dipotong pajak. Suatu pagi di akhir pekan, saya hanya habiskan waktu mendengarkan ceritera-ceriteranya. Dia tidak minta bantuan, dia
hanya perlu didengar, kebetulan saya senang mendengar kisah hidup orang yang
nyata. Di akhir ceriteranya dia bilang, satu hal yang membuat dia masih bertahan
hanyalah iman. Iman yang membuat dia bisa selalu melihat kembali arah hidupnya
menuju ke Rumah Bapa, seperti GPS yang ada di taxinya yang setia menuntunnya
ke rumah-rumah teman-teman cacat yang ia layani. Waktu itu saya tersenyum sendiri
dan mengerti itulah tujuan Sabda Bahagia Matius; seperti GPS yang mengingatkan kita
bahwa ada Emmanuel yang berjalan bersama menuntun kita ke Rumah Bapa. Saya
melihatnya melambaikan tangan dan tersenyum dari kejauhan, seraya mengguman
sendiri “bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di Sorga.”
Fr. Wenz, MGL
8
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Selasa, 8 Juni 2010 : Menjadi GARAM ?
1 Raj 17:7-16
Mat 5:13-16
Mat 5:13
Kamu adalah garam dunia.
Pernahkah saudara berada bersama dengan orang yang selalu gembira, ceria dan
berpikir positif? Apa yang anda rasakan saat itu? Pasti anda merasa senang,terhibur
dan ingin selalu dekat dengannya. Bagaimana bila saudara berada bersama dengan
orang yang selalu sedih, marah dan selalu berpikir negative? Pasti saudara merasa
tidak nyaman dan ingin menghindar daripadanya.
Dalam bacaan hari ini, Yesus mengambil perumpamaan tentang garam. Mengapa kok
garam ya? Garam adalah salah satu bumbu dapur yang dapat membuat rasa makanan yang hambar menjadi lebih nikmat untuk disantap. Garam juga dapat mengasinkan
atau mengawetkan makanan yang cenderung mudah busuk. Sebagai murid Yesus, kita
harus dapat menjadi garam, yang memberikan rasa atau suasana yang menyenangkan bagi orang-orang disekitar kita. Menjadi garam yang memberikan kekuatan bila
ada teman-teman kita yang membutuhkan bantuan. Menjadi garam yang mengingatkan bila ada sesama yang melakukan hal yang tidak berkenan dihadapan Tuhan.
Mari kita mengingat kembali, bagaimana sikap kita selama ini:
Apakah kita sering membuat orang disekitar kita tertawa dan senang? Atau malah
sering menceritakan semua keluh kesah kita?
Apakah dalam menghadapi suatu masalah kita mengambil sisi positivenya dan selalu
bersyukur padaNya? Atau malah mengkhawatirkan hal-hal negative yang belum tentu
terjadi dan merasa diri sebagai orang yang paling menderita?
Bila ada teman yang membutuhkan bantuan. Apakah kita berusaha mendukung dan
menolong mereka? Atau malah membagikan juga segala kesusahan kita sehingga
membuat teman kita merasa semakin terpuruk?
Bila ada perbincangan tentang keburukan orang lain, apakah kita berusaha menetralkan? Atau malah menambah-nambah denganhal-hal yang tidak kita ketahui kebenarannya?
Pernahkan setiap pagi kita mendoakan setiap orang yang akan kita temui supaya Tuhan selalu memberkati mereka?
Wah…mau jadi garam saja kok susah banget ya…Tapi disinilah kita belajar untuk membawa sukacita dan belajar untuk menjadi murid-muridNya yang setia dan menyenangkan hatiNya.
Apakah kita sudah menjadi garam bagi orang-orang disekeliling kita???
Semoga….
Nathasa
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 9
Rabu, 9 Juni 2010 : Positive Thinking
1Raj 18:20-39
Mzm 16:1-2a.4.5.8.11
Mat 5:17-19
“Dalam kotbah di bukit,Yesus berkata “janganlah kalian menyangka bahwa Aku datang
untuk meniadakan hukum taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya...”
Berita akhir-akhir ini yang sering kita lihat di TV adalah berita tawuran, pemerkosaan
dan para anggota dewan yang adu jotos. “Waduh mau dibawa kemana bangsa ini…
.”,begitu pikir saya
Dalam setiap lowongan kerja baik itu PNS maupun swasta selalu diminta harus S1. Disitu
saya melihat bahwa setiap fraksi yang menduduki kursi pemerintahan pasti berasal dari
orang-orang pandai. Akan tetapi mengapa semakin banyak orang pandai semakin kisruh. Ditambah dengan adanya hukum yg kurang jelas, penipuan dimana-mana. Juga
yang marak terjadi penipuan lewat ATM bank.
Semakin banyak masalah-masalah yang timbul dan pada akhirnya bingung mengatasinya, sehingga banyak kekecewaan dari rakyat kecil dan timbul tawuran dimana-mana. Maka muncul curiga dan prasangka buruk terhadap setiap orang yang
memperjuangkan kebenaran dan keadilan seperti contoh kasus Munir. Semua membingungkan..,
Sama seperti pada perikop hari ini dimana Yesus yg sangat kecewa dengan ahli hukum
taurat dan orang farisi,dimana sebenarnya mereka adalah orang pandai tetapi kurang
mengerti akan setiap ajaran Yesus. Malah mencurigai Yesus untuk mengubah dan meniadakan hukum taurat.
Maka melalui perikop hari ini marilah kita belajar untuk mempunyai kerendahan hati di
dalam menyikapi permasalahan di lingkungan kita sehingga kedamaian dan pikiran
positif senantiasa kita miliki.
Rina
10
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Kamis, 10 Juni 2010 : CERMIN RELASI TUHAN DAN SESAMA
1Raj 18:41-46
Mat. 5:20-26
Mat. 5:23-24, “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas
mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap
engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai
dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu
itu”
Sewaktu masih hidup, Mother Teresa dari Kalkuta sering mengatakan kepada para susternya bahwa di dalam segala tindakanmu, selalulah tertuju kepada lima jarimu. Pada
umumnya, jumlah jari-jari tangan kanan atau kiri manusia ada lima, jadi ada lima kata
yang menjadi tolok ukur dalam bertindak terhadap sesama yakni “You Do It For Me”
atau “You Did It For Me”. Apa yang kamu lakukan atau perbuat terhadap sesamamu,
kamu lakukan itu untuk Aku. Aku di sini adalah Tuhan Yesus sendiri.
Pada hari ini, Yesus bersabda bahwa hendaklah hubungan dengan sesama kita
mencerminkan hubungan kita dengan Tuhan. Hubungan dengan Tuhan dan sesama
tak terpisahkan.
Inilah yang menjadi inspirasi dari Mother Teresa ketika suatu hari ia berada di stasiun
kereta api Bombai, India dan melihat seorang kakek tua yang tergeletak di lantai. Melihat wajah orang tua tersebut membuat hatinya begitu gelisah karena tak seorangpun peduli akan keadaan kakek tersebut. Ketika dia pulang ke biara, dia berdoa dan
memandang salib Tuhan Yesus. Seolah-olah Yesus mengatakan kepada dirinya, “Aku
Haus”. Dan wajah orang tua yang dia lihat di stasiun tadi muncul kembali dengan
mengatakn hal yang sama “Aku Haus”. Jadi wajah Tuhan Yesus sebenarnya ada dalam
wajah sang kakek, tetapi dia tidak berdaya apa-apa. Sejak itu dia keluar dari biaranya
dan memulai serikat baru yang dinamakan Missionary of Charity.
Metode “Lima Jari” ini sangat ampuh untuk kita terutama ketika kita berbuat sesuatu
yang ada sangkut pautnya dengan sesama kita. Orang hanya melihat apa yang ada
dan kelihatan di depan mata saja tetapi lupa bahkan buta dengan “Yang tak kelihatan” yakni Tuhan Yesus yang kita imani.
Begitu pula kalau kita berbuat jahat atau tidak baik yang bahkan bisa merugikan orang
lain, itu juga kita lakukan untuk Tuhan Yesus sendiri. Misalnya kalau kita membenci
sesama kita, berarti kita membenci Tuhan Yesus sendiri. Mengapa demikian? Karena
wajah-wajah Yesus ada pada wajah sesama kita.
Dengan selalu ingat akan metode “Lima Jari” ini, kita akan selalu diingatkan untuk tidak
sembrono dalam bertindak. Maka dari itu, sebelum tidur, hendaklah kita melakukan
pemeriksaan batin dan merenungkan dengan jari-jari kita, apakah aku sudah berbuat
baik terhadap sesamaku, kalau iya kita mengucapkan syukur. Kalau ternyata kita berbuat jahat yang mengandung dosa, cepat-cepatlah minta pengampunan dari Tuhan
sendiri. Akhir kata, selamat mencoba menggunakan metode ini untuk pertumbuhan
iman kita sendiri.
Fr. Vincent, MGL
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 11
Jumat, 11 Juni 2010 : Sukacita Surga
Yeh.34:11-16
MZM.23:1-6
Luk.15:3-7
Luk 15:7
“Demikian juga akan ada sukacita besar di surga karena satu orang berdosa
yang bertobat……”
Sebagai manusia yang masih berziarah didunia,tentu saja Dosa tidak pernah terlepas
dari diri kita. Sangat jelas akibat dari dosa yaitu menciptakan jurang pemisah antara Allah dengan manusia,menciptakan dinding yang amat tinggi yang tak dapat dijangkau
untuk mellihat kemuliaanTuhan.
Meski setiap manusia diberikan hati untuk merasakan kasih Tuhan,tetapi kadang sebaliknya manusia malah mengkhianati Cinta Tuhan. Kita menjadi buta oleh tawaran dunia
yang pada dasarnya sifatnya hanya sementara. Mata hati kita sangat gampang tergoda oleh rayuan gombal dunia yang akhirnya malah menghancurkan kita, membawa
kita pada kehidupan yang fana. Akibatnya adalah kita jadi takut dan merasa tidak
layak bagi Tuhan. Kita menjadi Domba yang sesat. Tetapi Tuhan tetap menjadi gembala
yang baik yang senantiasa tetap setia mencari kita, menuntun kita untuk kembali ke
jalan yang benar.
Setiap orang yang kembali ke jalan yang benar merupakan sumber kegembiraan bagi
Yesus. Karena orang yang kembali kepadaNya adalah orang yang mempunyai iman
yang besar, untuk menemukan sukacita abadi dan mau hidup dalam kasihNya. Yesus
tidak pernah memperhitungkan dosa kita, karena meskipun dosa kita merah seperti
kirmizi, akan menjadi putih seperti salju, sekalipun merah seperti kesumba akan menjadi
putih seperti buluh domba(Yes 1:18).
Oleh karena itu, mari kita mencari Yesus yang merupakan sumber kerahiman abadi,
sumber damai sejahtera dan sumber segala sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup
ini.
Alleluya….!!!
Ardy
12
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Sabtu, 12 Juni 2010 : Berani Mengatakan Tidak
1 Raj 19 : 19-21
Mat 5 : 33-37
Mat 5:37
Jika ya, hendaklah kamu katakan : ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan : tidak. Apa
yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat
Beberapa minggu belakangan ini, kita mendengarkan dari berbagai media, liputan
tentang mantan Menteri Keuangan kita, Sri Mulyani, yang setelah menghadapi berbagai masalah dalam negeri dengan berbagai pihak, akhirnya memilih bertugas di
Washington DC sebagai Managing Director World Bank. Dalam kuliah umumnya “Kebijakan Publik dan Etika Publik” di Ritz Carlton, beliau mengatakan, “Saya menang,
karena saya tidak didikte oleh siapa pun, dan saya tidak mengkhianati kebenaran,
saya tidak mengingkari hati nurani saya dan berhasil menjaga martabat saya”. Suatu
ungkapan yang menyiratkan ketegasan hati seorang Sri Mulyani untuk berani mengatakan tidak pada hal yang tidak sesuai dengan hati nuraninya.
Dalam kitab suci, kita banyak mengenal tokoh-tokoh yang berani mengatakan tidak.
Salah satu nya adalah kisah 3 orang Israel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, yang
berani menolak perintah Raja Nebukadnezar untuk menyembah patung berhala. Mereka diancam dicampakkan ke perapian yang bernyala. Namun Sadrakh, Mesakh dan
Abednego tak gentar sedikit pun, dan tetap dengan tegas menolak mengkhianati
imannya. Tuhan pun melindungi mereka, tubuh mereka tak terbakar sedikit pun saat
dilempar ke dalam api. Raja lalu bertobat dan memberikan kedudukan yang tinggi
bagi mereka di wilayah Babel.
Injil hari ini mengajarkan hal yang sama dari teladan para tokoh diatas, kita perlu memiliki ketegasan sikap, berani memperjuangkan nilai kebenaran dan kejujuran. Berani
bersikap tegas pada pilihan hidup kita akan membawa kebahagiaan pada diri sendiri. Ketegasan ini bisa kita aplikasikan pada kehidupan sehari-hari kita juga. Misalnya
kita telah niatkan untuk mengikuti perayaan Ekaristi tiap hari minggu, saat ada yang
mengajak untuk melancong bertepatan dengan jam misa, tentu bisa kita tolak. Telah
niatkan untuk doa puasa tiap hari Jumat, walau ada yang mau traktir, tentu bisa ditunda dulu. Saat ada yang berusaha mencobai dengan ajakan menggunakan narkoba,
katakan tidak dengan tegas, dan masih banyak contoh lain lagi.
Yakinlah, Tuhan melihat kesetiaanmu.
Agatha
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 13
Minggu, 13 Juni 2010 : AKU TAAT KARENA DIA
2 Sam 12: 7-10.13
Gal 2 : 16, 19-21
Luk 7 : 36-8:3
Gal 2 : 16 : Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi karena iman dalam Kristus Yesus.
Beberapa hari yang lalu, dalam perjalanan pulang, berkesempatan ngobrol panjang
lebar dengan salah satu anggota DOJ baru. Awalnya hanya ngobrol hal hal sederhana, sampai curhat dan ujung ujungnya sempat nge-gosip juga. Semakin digosok
memang semakin sip. Itulah gosip.
Gosip yang paling HITS adalah tentang anggota anggota DOJCC. Layaknya hidup
dalam komunitas, pastinya ada singgungan. Ada yang kita suka, ada yang tidak kita
suka. Ketika kita ngobrol, sempat terlontar dari teman ini : “Sebenarnya kalau bukan si
A dan si B, saya tidak akan nyaman bergabung dengan DOJ”, dan saya ikut memanasi
manasi juga “Iya sih, kalo si C dan si D pasti ngak bakal nyaman, terlalu kaku, apalagi
si E”
Betul betul semakin digosok, memang semakin SIP. Sampai kita lupa, kalau kita juga
mungkin jadi bahan gosip bagi orang lain juga. Bahwa kita juga tidak sempurna.
Bacaan hari ini menegaskan, bahwa apa yang kita buat, apaupun itu, hendaknya
dilakukan karena iman kita terhadap Kristus Yesus. Bukan karena kita suka si A dan si B,
bukan karena si C dan si D, maupun si E tidak datang di acara Gathering. Juga bukan
karena kita takut dikucilkan teman teman karena jarang hadir.
Ketika kecil kita didoktrin bahwa kita harus berbuat baik, agar tidak masuk neraka, agar
tidak diculik oleh Piet hitam saat natal. Mungkin itu adalah cara orangtua mengajarkan
kedisplinan sebelum kita mengenal kasih Kristus Yesus. Seperti lagunya Ahmad Dani, bila
Surga dan Neraka tidak pernah ada, apakah kita masih takluk, tunduk dan bersujud
kepadaNya?
Hari Minggu ini, saya akan hadir di Gathering DOJ, bukan karena si A dan si B, bukan
juga karena si C, si D dan si E, tapi karena si J. Jesus.........
Tuhan berkati.
jeff
14
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Senin, 14 Juni 2010 : Komitmen
1 Raj 21:1-16
Mat 5:38-42
“Tetapi aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena
mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa pun yang memaksa engkau
berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.” (Mat 56:39-41)
Baru-baru ini mata dunia beralih ke Sydney sewaktu Jessica Watson mencatatkan diri
sebagai orang termuda yang berlayar keliling dunia selama 210 hari. Banyak orang
menyemut di sekitar Sydney Opera House untuk menyambut Jessica pulang dengan selamat, belum lagi yang menyaksikannya secara langsung lewat Televisi. Banyak orang
kagum, tapi tidak sedikit pula yang punya tanggapan miring. Saya melihatnya dari
sudut pandang kekuatan komitmen yang mendorong seorang remaja putri seperti Jessica berani mengambil segala resiko berlayar sendiri termasuk kemungkinan untuk mati.
Sumbangan positif Jessica untuk para remaja Australia dan mungkin dunia adalah kemampuan orang muda untuk commit pada sesuatu yang ia mulai.
Ada pepatah lama berbunyi “sekali layar terkembang, pantang sauh diturunkan.” Saya
kira inilah panggilan setiap pengikut Kristus. Kita tidak dipanggil untuk jadi manusia
yang “setengah-setengah” atau “suam-suam kuku.” Kita tidak dipanggil untuk menjadi
manusia yang setengah baik dan setengah buruk. Kita dipanggil untuk menjadi sempurna sama seperti Bapa kita adalah sempurna. Inilah ideal seorang pengikut Kristus.
Sanggupkan kita menjadi sempurna? Yesus sendiri menunjukkannya dalam hidupNya,
sebagai manusia yang sama seperti kita Dia juga mengalami godaan dan tantangan
hidup, yang membedakan adalah komitmen untuk melakukan kehendak Bapa-Nya.
Jessica Watson juga manusia biasa, yang membedakan Jessica dengan sebagain dari
kita adalah keberaniannya untuk commit pada apa yang dipilihnya. Mungkin kedengarannya enak, berlayar keliling dunia, tidak usah sekolah, dan waktu pulang disambut
bagai pahlawan, tetapi kenyataannya tidak demikian. Berlayar sendiri penuh tantangan, beberapa kali hampir mati diterjang ombak, sendirian selama hampir tujuh bulan,
saya bergumam dalam hati, “what a commitment.”
Saya memasuki masa-masa akhir di rumah formasi MGL, sudah waktuya saya harus
membuat komitmen untuk meneruskan ke tahap yang lebih tinggi dan lebih besar tanggung jawabnya. Orang seperti Jessica sedikitnya membuat saya agak berani berkomitmen. Memang kalau sudah kaul kekal atau ditahbiskan nanti bukan berarti segala kesulitan dan tantangan akan hilang. Sebagai manusia pasti tantangan dan kesulitan
selalu menunggu di tikungan-tikungan jalan hidup kita. Sama seperti orang yang akan
menikah, mungkin gugup atau tidak siap, tetapi pada satu titik dalam hidup kita harus
mengambil keputusan juga dan itu artinya jangan setengah-setengah. Bukan berarti
setelah menikah nanti hidup akan berjalan mulus tanpa guncangan, malah mungkin
lebih berat lagi tantangannya. Itulah pesan Matius hari ini, jangan takut berkomitmen
dan kalau sudah berkomitmen jangan setengah-setengah. Yakinlah, Yesus sendiri akan
beserta kita sampai akhir zaman. Agama kita bukan tergantung pada theory atau buku,
tetapi bergantung pada seberapa dalam hubungan kita dengan Yesus. Karena itu,
komitmen juga mengandaikan seberapa dalam hubungan kita dengan Yesus yang
akan melindungi perahu hidup kita dari terjangan ombak kehidupan yang terkenal
tanpa kompromi itu.
Fr. Wenz, MGL
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 15
Selasa, 15 Juni 2010 : KAU Begitu Sempurna
1Raja 21:17-29;
Mazmur;51:3-4.5-6a;
Matius 5: 43-48
Mat 6: 48
‘Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah
sempurna’
Seminggu setelah bapak saya meninggal dan dikuburkan, kami anak-anaknya masih
berkumpul. Saudara-saudara saya masing-masing menceritakan bagaimana ia belajar sesuatu dari ayah kami. Meski tidak lepas dari kelemahannya sebagai manusia,
kami, tiap orang punya kisah yang berbeda bagaimana ayah kami mengajarkan hal
itu kepada kami masing-masing, termasuk saya sendiri. Dan semua yang diajarkan
adalah tentang perbuatan baik. Bagaimana kami harus selalu berbuat baik kepada
siapa saja selama hidup kami. Dan itu bukan hanya dalam kata-kata saja, tapi ayah
kami membuktikannya dalam perbuatannya selama hidupnya. Pelajaran yang kami
dapatkan darinya, kalau tidak kami sharingkan satu sama lain, yang satu tidak mengetahui apa yang telah diajarkanya kepada saudara yang lain. Ayah kami mengajarkannya secara pribadi. Jadi tiap orang mengingat pelajarannya masing-masing untuk
diterapkan dalam hidupnya. Saya berpikir, ‘Bagaimana ia melakukannya? Sedangkan
kami anak-anaknya ini kesebelasan bersaudara?!! Luar biasa..’
Dalam bacaan hari ini Yesus menekankan perbuatan baik. Mengasihi musuh, berdoa
bagi orang yang menganiaya kita, mengasihi orang yang tidak mengasihi kita, memberi salam kepada orang yang ‘mungkin membuang muka’ ketika berpapasan dengan kita. Semua yang seharusnya kita lakukan ini, mencontohi perbuatan BAPA kita
di sorga. Yang menerbitkan matahari bagi orang jahat dan orang baik; menurunkan
hujan bagi orang benar dan orang tidak benar. Yang mengampuni kesalahan hambahamba yang dipercayai-Nya: Raja Daud, Raja Ahab, Raja Hizkia ketika mereka berseru
mohon ampun. (1Raja 27-29 : ‘Sudahkah kaulihat bahwa Ahab merendahkan diri di hadapanKu? Oleh karena ia telah merendahkan diri dihadapan-Ku, maka Aku tidak akan
mendatangkan malapetaka dalam zamannya’…) Walaupun sebetulnya dosa-dosa
mereka telah menyakiti hati-Nya (1Raja 21 : 22bc : …’oleh karena engkau menimbulkan sakit hatiKu, dan oleh karena engkau mengakibatkan orang Israel berbuat dosa..’)
Dan Yesus mengikuti teladan itu dengan mengampuni Rasul Petrus dan tetap memilihnya menjadi pemimpin Gereja-Nya, hanya dengan satu syarat : ‘Petrus menyatakan
bahwa ia sungguh mencintai-Nya.’ (Yohanes 21: 15-19).
Itulah perbedaan Iman Katolik dengan Iman orang lain. Beriman bagi seorang Katolik,
berarti mencintai Allah. Mencintai tiga pribadi Allah, Bapa, Yesus dan Roh Kudus serta
membuktikan cinta itu dengan melakukan dalam tindakan, apa yang disabdakanNya.
Maka jaminan keselamatan dan surga menanti di akhir hidup kita. (Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia
bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakan, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya’. Yakobus 1:25)
Narita
16
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Rabu, 16 Juni 2010 : DOA, PUASA dan SEDEKAH
2 Raj. 2:1, 6-14
Mat. 6:1-6, 16-18
Mat. 6:6a
“Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat yang tersembunyi.”
Dalam kata-kata bijaknya, mother Theresa dari Calcuta pernah berata; “In silence, God
speaks”. Kita sebagai orang-orang Kristiani meyakini bahwa DOA merupakan media komunikasi yang efektif antara manusia dengan Allah. Di dalam DOA kita bisa menyampaikan isi hati, harapan, ucapan syukur kepada Allah dan pada saat kita berdoa Allah pun
mendengarkannya dan menjawabnya pada waktu yang tepat. Dalam bacaan Injil hari
ini, Yesus mengajarkan kepada kita betapa pentingnya berdoa, tata cara berdoa dan
tempat dimana kita harus berdoa. Seperti yang dikatakan oleh mother Theresa bahwa
dalam keheningan, Tuhan berbicara kepada kita, so jika kita berdoa pastikan hati kita
berada pada suasana yang tenang, sunyi dan tidak terganggu oleh pikiran kita. Kita
harus yakini bahwa setiap DOA, Tuhan pasti mendengarnya dan segera menjwabnya.
Bila kita membaca riwayat hidup Santo Agustinus, bagaimana Allah mengubah Agustinus menjadi sorang Santo. Ia bertobat dan akhirnya menjadi seorang santo berkat DOA
dari ibunya. Tak henti-hentinya ibunya berdoa agar ia bertobat.
Bukan hanya bagaimana tata cara berdoa yang Yesus ajarkan kepada kita hari ini, akan
tetapi bagaimana SEDEKAH dan PUASA harus menjadi bagian dalam hidup kita dan harus kita lakukan. Puasa dan Sedekah merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Dalam kitab Yesaya menuliskan bahwa Tuhan memberitahukan bagaimana sesungguhnya berpuasa: “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan
orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah
roti bagi orang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah,
dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian
dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri”(Yes. 58:6-7). Ayat-ayat
Firman ini menunjukkan bahwa Puasa dan Sedekah harus seiring-sejalan. Tuhan menghendaki agar melalui puasa kita bisa merendahkan diri, tidak mementingkan diri sendiri,
selalu siap memberikan pertolongan kepada mereka yang lemah. Pada dasarnya bila
Puasa kita dilandasi Iman akan Tuhan, maka buahnya adalah Cinta dan Kasih terhadap sesama. Namun begitu banyak orang Kristiani dewasa ini yang egois dan acuh
terhadap mereka yang lemah dan berkekurangan.
Tuhan tidak pernah berpaling dari hidup kita. Ia selalu mendengarkan dan menjawab
setiap harapan kita dalam DOA, PUASA dan SEDEKAH.
Hanz
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 17
Kamis, 17 Juni 2010 : SINGKAT TAPI DIIMANI
Sir. 48:1-14
Mat. 6:7-15
Mat 6: 7
“Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang
tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan”
Selama masa prapaskah, setiap hari Rabu malam jam 7.30-9.00 aku bersama empat frater MGL lainnya memberikan renungan di sebuah paroki di Bandoora. Namanya
Lenten Program reflection, semacam APP lah (Aksi Puasa Pembangunan). Hari Rabu
yang lalu, 7 April 2010, kami kembali ke Bandoora untuk merayakan paskah bersama.
Di tengah jalan, mobil yang kami gunakan ternyata oli mesinnya kurang banget karena
ketahunan dari sinyal oli mesin yang menyala. Selanjutnya kami memutuskan untuk berhenti di sebuah Shell petrol station, karena kalau tidak bisa berbahaya dan mobil kami
bisa rusak berat. Akhirnya setelah kami memarkir mobil, kami menunggu agar mesin
mobil agak dingin.
Nah, ternyata tak satupun di antara kami yang membawa uang sama sekali dan kartu
Shell yang kami punya hanya bisa untuk mengisi bensin dan tidak bisa untuk membeli
oli mesin. Bingung lah kami. So what next? Spontan saja kami berdoa supaya segala
sesuatunya berjalan baik sesuai dengan kehendak Tuhan. Doanya singkat, “Tuhan, Engkau tahu apa yang kami butuhkan sekarang ini. Amin”
Pada waktu kami sedang memarkir kendaraan di pom bensin tersebut, ada seorang
bapak yang juga memarkir kendaraannya di samping mobil kami sembari mengisi oli
ke dalam mesin mobilnya. Spontan saja salah satu dari kami pergi menghampiri bapak
tersebut yang sama sekali tidak kami kenal.
Lalu kami terus terang saja meminta uang (kasarnya mengemis lah) untuk membeli oli
mesin untuk mobil kami. Pertamanya kami malu dan siap siap untuk ditolak. Tetapi sang
bapak mengeluarkan dompetnya dan memberikan 20 dolar untuk kami untuk membeli
oli. Kami hanya bengong saja dan tak menyangka kalau ada seorang bapak yang
baik hati yang tidak banyak omong ataupun alih-alih menanyakan, masak’an diantara
lima orang tidak ada yang membawa uang? Tidak! Sang bapak tidak berprasangka
yang aneh dan segera membantu kami. Selanjutnya kami membeli oli dan ternyata
ada kembalian. Kami bermaksud memberikan kembalian itu ke sang bapak, tetapi dia
sudah pergi duluan. Sungguh luar biasa!!! Sungguh luar biasa, doa singkat kami terkabulkan! Dia hidup dan “ADA” di antara kita.
Maka dari itu, percaya dan berdoalah kepadaNya.
Fr. Vincent,MGL
18
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Jumat, 18 Juni 2010 : Dimana Tuhan Dalam Hidupmu
2 Raj. 11 : 1 - 4. 9 - 18. 20
Mat. 6 : 19 - 23
Mat 6:21
Karena di mana hartamu, di situ juga hatimu!”
Apa berhala dalam hidup Anda? Pekerjaan, makanan, hobby, uang, pacar?
Apa saja yang berada di antara kita dengan Tuhan, adalah berhala.
Seorang teman pernah sharing. Dia baru saja diingatkan temannya : sering kita
ini berdoa minta berkat dari Tuhan. Minta pekerjaan, pasangan hidup, anak,
minta kesehatan, minta acaranya berhasil, minta ini dan itu. Setelah terkabul,
kita malah melupakan Si Pemberi berkat dan sibuk dengan berkat yang kita
dapat.
St. Theresia Avilla juga pernah mengingatkan tentang hal ini. Beliau mengatakan, jangan sampai setan memakai berkat itu untuk menjauhkan kita dari
Tuhan.
Yang sering terdengar adalah orang meminta pekerjaan-diberi Tuhan kesempatan-kerja siang malam-terlalu capek berdoa-tidak sempat ke gereja. Penderitaan dan sakit penyakit juga bisa menjadi berhala dan menjauhkan kita
dari Tuhan. Ada orang yang meninggalkan gereja, marah pada Tuhan karena
merasa Tuhan tidak adil dan memberinya penyakit. Minta pacar akhirnya pindah agama mengikuti keyakinan pasangannya.
Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk mencari harta di sorga. Bukan berarti
tidak boleh kaya, bukan berarti tidak perlu bekerja atau berkeluarga. Tetapi
yang diminta Tuhan adalah menomor-satukan Dia diatas segala hal. Sanggupkan kita memenangkan Dia dalam hati kita??
Siska
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 19
Sabtu, 19 Juni 2010 : Kekuatiran
2 Taw 24 : 17-25
Mat 6 : 24-34
Mat 6:25
Janganlah kuatir akan hidupmu
Betapa sering kita merasa kuatir akan hidup kita. Kuatir tentang berbagai macam hal.
Yang mau ujian, kuatir tidak lulus, yang berbisnis, kuatir bisnisnya tidak jalan. Yang lulus
kuliah, kuatir tidak dapat pekerjaan. Yang orang tua kuatir anaknya gagal. Dan masih
banyak contoh lain lagi. Kekuatiran merupakan tanda kegelisahan kita, tanda ketidakpercayaan kita pada pemeliharaan Tuhan.
Hari ini Yesus mengingatkan kita untuk tidak kuatir karena segala sesuatunya telah ditentukan oleh Tuhan. Tidak kuatir berarti percaya dan berserah pada Tuhan, sang pemberi
dan penyelenggara kehidupan.
Saya teringat pengalaman beberapa tahun yang lalu, saat bersama teman-teman sepelayanan, bermaksud mengadakan Seminar Hidup Baru yang pertama kali. Karena
baru pertama kali terbentuk, dana yang ada masih terbatas. Kami sudah berusaha
menggalang dana dengan berbagai cara, namun sampai mendekati hari H nya, kalau
menurut hitungan di atas kertas, dana yang ada belum mencukupi juga, untuk keperluan konsumsi dll. Saat itu kami menyatukan semua kecemasan kami dalam doa tim,
kiranya Tuhan berkenan mencukupkan keuangan kami. Syukur pada Tuhan, pada saat
penyelenggaraan Seminar Hidup Baru, ternyata konsumsi untuk peserta bisa tercukupkan berkat bantuan beberapa orang tua yang menyumbang makanan buat kami.
Seorang sahabat pun memberi kesaksian bagaimana pemeliharaan Tuhan pada keluarganya. Saat dia masih kecil, kondisi keuangan begitu sulit, karena ditipu rekan kerjanya, usaha sang ayah bangkrut, sampai ada suatu masa, beras pun sudah tidak ada
di dapur. Teman saya bersaksi betapa Tuhan begitu baik pada keluarga mereka, tibatiba seorang teman lama ayah mereka yang sudah bertahun-tahun tidak berjumpa,
datang berkunjung ke rumah mereka dan memberikan sejumlah uang kepada sang
ayah dengan alasan dulu pernah meminjam uang tsb.
Mulai hari ini, serahkanlah segala kekuatiranmu pada Tuhan. Percayalah Tuhan ingin
kita selalu bahagia, dan Dia tak kan pernah meninggalkan kita.
Agatha
20
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Minggu, 20 Juni 2010 : Salib Pembebasan
Zak. 12:10-11; 13:1
Gal. 3:26-29
Luk. 9:18-24
Luk. 9:23
“Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya
setiap hari dan mengikut Aku.”
Sabda Yesus ini seringkali kita dengar dan bahkan mungkin sudah hafal sehingga kita
lupa bahwa Sabda Tuhan adalah Sabda kehidupan dan kekal. Dengan kata lain, Sabda Tuhan yang ada dalam kitab suci selalu baru setiap hari karena Roh Kudus bekerja
dan membaharui hati dan pikiran kita.
Apakah artinya menyangkal diri dan memikul salib? Menyangkal diri berarti kita menerima kelemahan dan kekurangan kita. Kita bukan orang yang “kuat” yang mengandalkan kekuatan kita sendiri dalam menghadapi segala sesuatu. Menyangkal diri berarti
kita diajak untuk menyangkal kesombongan kita dan berani “menggunakan” kekuatan
Tuhan.
Memikul salib berjalan berdampingan dengan penyangkalan diri. Istilahnya kalau kita
sudah “menanggalkan” pikulan-pikulan dunia, selanjutnya kita lebih mudah memikul
salib Yesus. Memikul salib bukan berarti kita senang dengan penderitaan yang kita
alami. Bukan! Sebaliknya, dengan memikul salib kita malahan lepas dari penderitaan
karena Yesus menjanjikan pembebasan dengan memikul salibNya. Sulit dan sepertinya
paradoksal?
Contoh nyata adalah ketika kita terbebani oleh keterikatan (kesombongan, materi,
pornografi, mabuk-mabukan dan lain sebagainya), kita diajak untuk melepaskannya
karena keterikatan-keterikatan tersebut hanya akan membawa penderitaan dan pembebasan yang palsu. Dengan memikul salib Yesus kita akan dibawa kepada pembebasan sejati.
Serahkanlah semuanya ke dalam kaki Yesus. Dengan memanggul salibnya, sebenarnya Yesus sendirilah yang memanggul “salib-salib” kehidupan kita.
Sekarang, beranikah kita dengan radikal menyangkal diri dan memikul salib kita sehingga kita dapat mengikuti Yesus dengan lebih bebas?
Fr. Vincent, MGL
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 21
Senin, 21 Juni 2010 : Jangan kamu menghakimi
2 Raj 17:5-8. 13-15a. 18
Mat 7:1-5
Mat 7:1
“Jangan kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi.”
Orang-orang yang bekerja di surat kabar seringkali punya motto bad news is a good
news. Memang sejatinya mereka menjual berita, artinya berita apa saja, berita baik
dan berita buruk. Namun, sayangnya yang laku dijual hanyalah berita buruk, apalagi
gossip pasti laku keras seperti kacang goreng. Ada satu teman frater dari India memberi retreat untuk kelompok orang muda India yang ada di Melbourne. Dia membagi
mereka ke dalam dua kelompok kemudian tiap kelompok diberi guntingan-guntingan
berita dari surat kabar. Kelompok yang satu diberi berita-berita gembira, sedangkan kelompok yang lain diberi guntingan-guntingan berita buruk seperti pembunuhan dan terorisme. Kemudian dalam pleno, kelompok yang membaca berita-berita baik, ternyata
memiliki kesan positif terhadap hidup ini serta percaya bahwa setiap orang itu ternyata
baik. Sementara itu kelompok yang kebagian berita-berita buruk, lebih memandang
hidup secara negative, tanpa harapan, karena tidak semua orang itu baik, bahkan
mungkin lebih banyak yang jahat daripada yang baik. Kesimpulannya untuk apa hidup
di dunia, mati mungkin lebih baik.
Bayangkanlah anak-anak remaja yang ada di tengah-tengah kita yang setiap hari dibombardir dengan berita soal pelecehan seksual, terorisme, korupsi, premanisme dan
kekerasan rumah tangga. Bayangkanlah kalau mereka tidak punya iman, tidak pernah
disuguhi dengan kabar gembira Tuhan, apa pengaruhnya? Jangan heran kalau mereka kemudian lebih memilih bunuh diri daripada hidup dalam tekanan di dunia. Mungkin phenomena ini hanya terjadi di Australia yang sangat sekular, tetapi bukan tidak
mungkin akan terjadi pula di Indonesia dalam kurun waktu belasan tahun ke depan
dan itu tidak lama. Mungkin atas dasar pemikiran inilah Yesus pernah bilang, kalau ada
orang yang menyesatkan seorang anak kecil lebih baik ia dibuang ke laut. Tanggung
jawab kita sebagai orang tua Katolik adalah memberi akses seluas-luasnya kepada
anak-anak kita akan kabar baik. Bukalah mata hati dan pikiran mereka pada harapan
akan dunia yang lebih baik. Yakinkan mereka bahwa dengan iman pada Kristus yang
mengalahkan maut, mereka bisa melalui saat-saat sulit dan membingungkan di dalam
bimbingan Tuhan.
“Jangan kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi” bukan sekedar kata-kata indah untuk menghias dinding-dinding hati kita, tetapi lebih berupa panggilan untuk selalu memberi kabar gembira bagi orang yang kita temui setiap hari. Dengan kata lain,
Yesus hanya mau bilang jangan menyebar gossip walaupun gossip itu renyah seperti
kacang goreng. Biarkanlah diri kita dipenuhi dengan kabar gembira Tuhan, memang
kabar gembira itu kadang susah untuk dimengerti malah kadang membingungkan,
tetapi tidak berarti kita harus menyerah di tengah jalan.
Fr. Wenz, MGL
22
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Selasa, 22 Juni 2010 : Dua sahabat yang saling mengerti & memahami
2 Raj 19:9b-11. 14-2.31-35a.36
Mat 7:6. 12-14
Mat 7:12
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah
demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Alkisah, hiduplah seekor Kijang di sebuah hutan belantara yang sangat luas. Setiap hari
Kijang ini pergi keluar masuk hutan untuk mencari makanan. Suatu saat, karena cuaca
yang cukup panas menyengat, kijang berhenti sejenak untuk meneguk air di sebuah
telaga kecil. Alangkah kagetnya ketika ia akan minum, tiba-tiba terdengar teriakan dari
tengah telaga. Rupanya itu suara dari seekor semut yang meminta tolong karena ia
terjebak di tengah telaga.
“Hai Kijang yang baik, bantu aku dong keluar dari telaga ini !! “teriak semut itu. Si Kijang pun akhirnya berpikir sejenak memikirkan bagaimana caranya menolong si Semut.
Akhirnya, Kijang mengambil satu helai daun berukuran agak besar dan mengarahkannya ke tengah telaga. “Hai semut, kamu raih daun itu ya supaya kamu bisa sampai di
darat kembali !!” perintah Kijang itu. Semut pun mengerahkan seluruh tenaganya untuk
meraih daun itu, dan pada akhirnya ia bisa kembali dengan selamat sampai di darat.
Seiring waktu berlalu, seperti biasa Kijang hendak mencari makan di tengah hutan.
Nach, tanpa disadari ia sudah diincar oleh seorang pemburu yang sangat beringas.
Dari balik pohon, sang pemburu sudah siap untuk menembakkan senapannya ke arah
si Kijang. Ternyata di atas pohon itu, ada si semut yang pernah ditolong Kijang dari tengah telaga. Melihat temannya dalam bahaya, si semut pun akhirnya turun tangan. Dia
menuruni pohon, dan seketika itu juga dia menggigit tangan dari sang pemburu dengan gigitan ala “Mike Tyson”. Sang Pemburu pun akhirnya kesakitan dan menjatuhkan
senapannya. Karena kaget, akhirnya Kijang pun lari dan selamatlah ia dari ancaman
sang pemburu.
Si Kijang mengucapkan terima kasih kepada semut karena nyawanya akhirnya terselamatkan. Mereka berdua pun menjadi sahabat, dan mereka selalu siap menolong satu
sama lain apabila temannya dalam bahaya.
Dalam kehidupan di dunia ini, kita layak belajar dari dua sahabat kita di atas. Terkadang kita menaruh harapan supaya orang memahami kita, menolong dalam setiap
kesulitan kita, dan lain sebagainya. Ketika mereka tidak membantu, kita malah ngomelngomel sendiri atau malahan ngomongin mereka di belakang. Sudahkah kita sadari
apakah selama ini diri kita juga telah memahami dan menolong saudara kita di saat
mereka sedang mengalami masalah atau menghadapi kesulitan ? Ibarat kata, enak di
Gue, gak enak di Loe !! Kita maunya diri kita terus yang diperhatikan, dicintai, pokoknya
segala yang enak-enak dech !! Ada kalanya kita juga mesti melihat ke diri kita masingmasing, apakah kita juga sudah berbuat sesuatu bagi orang lain di sekitar kita. Jangan
kita menuntut seseorang untuk berbuat sesuatu untuk kita, sementara kita sendiri tidak
pernah melakukan hal yang sama untuk mereka.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita di atas.
Adhi
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 23
Rabu, 23 Juni 2010 : MPO
2 Raj. 22 : 8 - 13 ; 23 : 1 - 3
Mat. 7 : 15 - 20
Mat. 7:15
“Waspadalah terhadap nabi-nabi paslu yang datang kepadamu dengan menyamar
seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.”
Pernakah anda diperdayakan oleh seseorang dengan janji yang menyenangkan? Atau
pernahkah anda ditipu oleh kayalan impian sendiri? Mengapa demikian…? Kita begitu
terpukau dengan kata-kata muluk dan akhirnya tertipu. Kenyataannya bahwa barangbarang atau hal-hal itu baik dan bagus. Namun apakah kita sungguh membutuhkan
semuanya itu dalam hidup kita? Kita sering terpitu karena mata atau keinginan kita.
Namun dari kedalaman hati, kita tidak menginginkannya. Karena itu kita harus sungguh
sadar dan mengontrol diri. Karena mereka selalu berusaha untuk mendapatkan perhatian kita. Cara mereka hanya untuk menarik perhatian orang (M P O).
Hari ini Yesus mengingatkan para rasulnya, “Waspadalah terhadap nabi-nabi paslu
yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” Ramalan adalah sesuatu gerakan dalam hati yang
berhubungan dengan spirit atau jiwa seseorang atau sesuatu aktivitas karismatik. Yesus mengajak para muridNya untuk tidak terpengaruh dengan ramalan dari nabi-nabi
palsu. Para nabi palsu itu dapat membawa suatu pengaruh yang negatif bagi para
muridNya.
Dalam kehidupan kita setiap hari, kita dihadapkan dengan berbagai macam situasi.
Karena itu kita sekalian diajak Yesus untuk selalu berwaspada, kita diajak untuk selalu
berbenah diri, memeriksa diri agar tidak terperosok ke dalam pengaruh-pengaruh yang
buruk dalam hidup kita . Pengaruh-pengaruh itu bisa datang dari luar. Namun demikian
pengaruh-pengaruh itu juga dapat muncul dari diri kita sendiri. Karena semuanya itu
hanya untuk menarik perhatian orang (perhatian anda sendiri). Sekarang buat anda
sendirilah yang membuat keputusan, “Apakah anda ingin mengikuti suara batin yang
adalah dari Tuhan atau suara lain?”
Rm. Joseph,MGL
24
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Kamis, 24 Juni 2010 : Jadi apa ya anak ini kelak….?
Yes. 49:1-6
Kis. 13:22-26
Luk. 1:57-66. 80
Luk 1:66
“Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: “Menjadi
apakah anak ini nanti? Sebab tangan Tuhan menyertai dia”
Yohanes Pembaptis adalah tokoh yang controversial di jamannya. Begitu Elizabeth mengandung dan melahirkan Yohanes, Zakaria, sang ayah, yang mulanya bisu, tak bisa
berkata-kata, bisa kembali mengeluarkan suara dan memuji-muji Tuhan. Semua orang
heran dan berkata, “Menjadi apakah anak ini nanti? Sebab tangan Tuhan menyertai
dia.” Kelahiran Yohanes Pembaptis disertai dengan sebuah keajaiban.
Pada hari ini kita merayakan kelahiran Yohanes Pembaptis. Setiap orang tua yang mempunyai bayi pasti akan mengharapkan sesuatu yang baik yang akan terjadi pada sang
anak di masa mendatang. Elizabeth dan Zakaria bisa dibayangkan agak bingung dengan apa yang terjadi pada Yohanes. Yohanes pergi ke padang gurun dan menyendiri.
Injil mengatakan bahwa dia hanya makan madu dan belalang. Setelah beberapa
lama, dia muncul dan menyerukan pertobatan dan banyak orang mengikuti dia dan
dibaptis. Ini bukti bahwa tangan Tuhan menyertainya.
Dalam kesaksian Yohanes sendiri tentang dirinya, dia mengatakan bahwa dia “hanya”
mempersiapkan jalan untuk “Dia yang datang dalam Nama Tuhan”. Dengan kata lain,
dia tidak mengklaim dirinya orang hebat dan harus mengikuti dia. Tidak. Dan ketika dia
bertemu dengan Yesus dia mengatakan, “Inilah Anak Domba Allah yang akan menebus
dosa-dosa kita. Membuka tali kasutNyapun aku tidak layak”.
Yohanes langsung mengenal Yesus ketika mereka bertemu. Tidak ada persaingan antara Yesus dan Yohanes. Mereka sama-sama mempunyai pengikut atau para murid.
Dan hidup Yohanes pun berakhir tragis dengan pemenggalan kepala. Sangat tragis!
Apa yang diharapkan orang tuanya pasti langsung musnah begitu tahu kalau anaknya
mati secara tragis. Tentu yang membuat orangtua Yohanes kagum adalah Yohanes
mati karena membela kebenaran.
Bagi para orang tua yang mengharapkan anaknya yang terbaik, marilah kita serahkan
mereka ke dalam tangan Tuhan.
Sebagai orang beriman, tangan Tuhan akan menyertai anak-anak kita.
Fr. Vincent, MGL
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 25
Jumat,25 Juni 2010 : Sembuhkanlah aku dari sakit “KUSTA”
2 Raj. 25 : 1 - 12
Mat. 8 : 1 - 4
Mat 8:2 Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah
Dia dan berkata: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
Waktu kecil saya bercita-cita menjadi Superman (boleh percaya boleh nggak)
Setelah tahu itu suatu hal yang mustahil, saya merubah cita-cita saya.
Saya pun bercita-cita menjadi seorang dokter. (Yang ini beneran)
Setiap kali ditanya waktu itu “Saya ingin menjadi dokter,” kata saya mantap.
Rupanya cita-cita saya terjawab oleh Tuhan berpuluh tahun kemudian.
Namun dengan cara yang lain.
Begini ceritanya. Setelah selesai SMA, ternyata saya lebih tertarik untuk menjadi seorang
arsitek. Namun ternyata saya tidak diterima di jurusan arsitektur. Malah saya di terima di
jurusan Teknik Sipil di Surabaya. Hanya bertahan 1 tahun di Tehnik Sipil, saya pun pindah
kembali ke Bali dan kuliah lagi. Saya mengambil jurusan Ekonomi Manajemen.
Di tengah kuliah, saya mengenal seorang gadis manis, cantik, baik dan lembut (saya
tulis ini, karena saya tahu istri saya pasti membaca tulisan ini) di Persekutuan Doa MudaMudi Katolik St. Algonz di Denpasar. Gadis itu mengambil jurusan kedokteran .
4 tahun kemudian, selesai kami di wisuda, kami pun menikah.
Kami mengadakan beberapa kali pelayanan kesehatan gratis di gereja atau di tempat
yang kurang mampu. Karena saya mendampingi istri saya, ada saja orang yang menyapa saya dengan sebutan pak Dokter. (Ah betapa indahnya dunia saat itu...)
Nah lho!! Rupanya Tuhan memang menjawab cita-cita semasa saya kecil dulu!
Saya menjadi pak Dokter. Walau dengan cara yang berbeda. :)
Berbicara mengenai profesi dokter, diam-diam saya kagum melihat profesi seorang
dokter (baca: kagum dengan istri saya, red)
Karena apa? Karena sebagian besar para pasien mereka percaya setiap kata-kata
dokter. Obat apa yang harus diminum. Berapa kali minum obat. Dosis yang diminum
berapa. Minum obat sebelum atau sehabis makan. Pokoknya percaya 100 %
Coba kalau saya yang berpura-pura menjadi dokter. Kalo mereka tahu saya dokter
gadungan, 105% pasti mereka tidak percaya dengan ucapan saya.
Hari ini kita mendengar orang kusta yang sungguh percaya dengan imannya bahwa
penyakitnya akan disembuhkan. Ia percaya bahwa Yesus dokter ajaib yang akan menyembuhkannya. Ia percaya bahwa Yesus mempunyai kuasa untuk mentahirkannya.
Kita semua mungkin tidak sakit kusta secara fisik. Namun mungkin kita mengalami ‘kusta’
rohani. Kita tahu mana jalan yang benar, tapi kita memaksa mengikuti jalan kita sendiri,
dan bukan jalanNYA. Kita tahu harus mengampuni, tapi kita masih menyimpan kesalahan orang lain. Kita tahu hal yang tidak berkenan kepada Allah, tapi kita tetap ngotot
untuk melakukannya.
Saat ini Yesus mengajak kita untuk datang padaNYA. Datanglah dengan ‘kusta’ yang
kau miliki. Minta IA untuk menyembuhkanmu. Percayalah dengan iman, dan jadilah
manusia baru.
YOVIE
26
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Sabtu, 26 Juni 2010 : Hanya satu Kata
Rat. 2 : 2. 10 - 14. 18 - 19
Mat. 8 : 5 - 17
Mat. 8:8
“…Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumah ku, katakan saja sepatah kata,
maka hambaku itu akan sembuh.”
Temanku (John) pernah menceriterakan pengalaman pertama ketika bertemu calon
kekasihnya Helen yang adalah istrinya yang sekarang ini. Waktu itu temanku memberikan dua pilihan buat Helen untuk menjawab pertanyaannya. Kedua pilihan itu yaitu terdiri dari dua bentuk ‘satu kata’ : ‘SUDAH’ atau ‘BELUM’. “ Helen, bagaimana posisi anda?”
Ketika dia melontarkan pertanyaan ini, temanku dengan terus terang mengatakan,
please, katakan hanya sebuah kata. Mendengar itu, Helen sangat terkejut atas keseriusan temanku itu. Helen tidak menyangka bahwa temanku John mengatakan seperti
itu. Dia begitu polos dan terbuka, pikir Helen. Setelah mendengar perkataannya itu,
dia sungguh yakin bahwa John mempunyai satu niat yang baik. Dengan itu Helen menerima lamaran John. Sekarang mereka sudah dikaruniai dua orang anak.
“… Jawab perwira itu kepadanya: ‘Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam
rumahku, katakana saja sepatah kata maka hambaku itu akan sembuh.” Perwira itu
percaya bahwa Jesus dapat menyembuhkan hambanya yang sakit itu. Dia sungguh
percaya bahwa Yesus mempunyai kuasa besar. Sekalipun hanya mengatakan sepata
kata, hambanya itu akan sembuh.
Ketika mendengar perkataan Perwira itu, Yesus menjadi heran. Dia mengatakan, “Sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara
orang Israel. Yesus sadar bahwa perkataan itu keluar dari hatinya. Yesus percaya bahwa apa yang dikatakan itu berasal dari hatinya, dia begitu polos. Yesus sadar bahwa
perwira itu menunjukan kehormatan dan kerendahan hatinya di hadapanNya.
Dalam hidup kita setiap hari, kita sering kali ragu-ragu untuk percaya bahwa Tuhan
dapat membuat sesuatu yang besar dalam hidup kita. Karena itu jika permintaan kita
tidak dikabulkan kita mulai mengambil sikap. Namun demikian, hal yang diinginkan
Tuhan dari kita adalah keterbukaan hati kita, kepolosan hati kita. Dia selalu berbuat
baik terhadap kita. Namun kita kadang kala tidak menyadarinya sebagai berkat Tuhan.
Karena itu marilah kita membuka hati dan pikiran kita hanya kepada Tuhan.
Rm. Joseph,MGL
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 27
Minggu, 27 Juni 2010 : Dosa kesombongan
1 Raj 19:16b, 19-21
Gal 5:1,13-18
Luk 9:51-62
Gal 5:18
Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Kesombongan adalah dosa yang saya kira muncul paling awal dan sulit sekali dihindari.
Lucifer merasa paling unggul dari antara malaikat yang lain. Ia sombong, melawan Tuhan, sampai akhirnya diberi tempat di luar surga.
Orang yang merasa dirinya tidak mampu tanpa mau belajar dan mencoba adalah
orang yang sombong juga. Orang yang tidak mau mengakui kelemahannya, merasa
selalu kuat dan mampu melakukan semuanya, bisa dikatakan sombong. Lihat, betapa
mudah kita jatuh ke dalam dosa kesombongan. Firman hari ini mengatakan kita harus saling mengasihi dan melayani. Adakah pelayan yang lebih dari majikannya atau
orang yang dilayani??
Murid-murid Yesus mengatakan”Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh
api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” . Darimana datangnya perkataan
itu? Bila mereka tidak bersama Yesus, apakah mereka bisa berkata seperti itu? Mereka
saat itu merasa mampu dan kuat. Ingin menghukum orang yang menolak keinginan
mereka. Kita sering seperti para murid. Saat kita di atas angin, memegang jabatan,
keuangan kuat, keluarga bahagia dan sehat, kita merasa tidak ada yang bisa menghalangi keinginan. Merasa Tuhan ada di pihak kita. Mungkin merasa lebih tahu dari
yang lain karena pendidikan yang tinggi. Tanpa kita sadari, akan sering dan mudah
jatuh ke dalam dosa kesombongan.
Bagaimana supaya selalu rendah hati? Ada banyak cara. Salah satunya dengan sering
menerima Sakramen Tobat. Dengan selalu meneliti batin kita dan mengakui dosa-dosa
yang kita lakukan, kita sudah belajar rendah hati. Tidak mudah untuk mau mengakui
dosa dan kesalahan yang sudah diperbuat. Saya percaya, saat kita membuka diri,
membiarkan Tuhan memberikan hati kita, kita akan menjadi makin dekat dengan Tuhan.
Semoga…
Siska
28
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Senin, 28 Juni 2010 : SIAPA YANG HARUS KITA DAHULUKAN?
Ams 2:6-10, 13-16
Mat 8: 18-22
Mat 8:18-22
Ikutlah Aku dan biarkan orang orang mati menguburkan orang orang mati mereka
Sebagai Pengajar Bisnis Freelance untuk Usaha Kecil Menengah (UKM), salah satu topik
yang paling saya suka adalah mengajarkan Prioritas.
Menentukan mana yang harus dikerjakan, mana yang harus lebih dipentingkan dahulu.
Hal sepele, tapi ternyata tidaklah mudah bagi UKM. Seringkali UKM terjebak oleh satu
pekerjaan yang menghabiskan waktu berlama lama untuk sesuatu yang tidak menghasilkan keuntungan.
Saya biasanya mengajarkan UKM untuk membagi pekerjaan pekerjaan itu dalam beberapa kotak
PENTING
PENTING
(Important)
(Important)
SEGERA
TIDAK SEGERA
(Urgent)
(not urgent)
TIDAK PENTING
TIDAK PENTING
(not important)
(not important)
TIDAK SEGERA
SEGERA
(not urgent)
(Urgent)
Kerjakan mana yang Penting dan Segera dahulu. Baru kerjakan yang Tidak Penting tapi
Segera, kemudian yang Penting dan Tidak Segera.
Lalu apakah selanjutkan kita harus mengerjakan yang Tidak Penting dan Tidak Segera?
NOPE ! Yang tidak penting dan tidak segera, buanglah ke kantong sampah, kerjakan
hal lain yang lebih penting !
Yesus mengajarkan untuk mendahulukan Iman padanya, dibandingkan yang lain, termasuk hidup keduniawian. Jujur, saya sendiri masih sering ‘bolos’ ke Gereja atau ‘bolos’
ke acara acara DOJCC hanya karena saya memutuskan pekerjaan saya lebih penting
dari itu. Ketakutan saya akan pekerjaan yang tidak selesai tepat waktu menghambat
saya untuk bersujud padaNya.
Bila memakai tabel diatas, dimanakah kita menempatkan Yesus? Penting dan Segera?
Ataukah Tidak Penting dan Tidak Segera? Yang pasti, Tuhan Yesus telah memasukan kita
kedalam kotak yang Pertama... Dia memandang kan kita Penting dan Butuh Segera
diselamatkan.
Sekarang dimana kita mau menempatkan Dia???
Jeff
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 29
Selasa, 29 Juni 2010 : Kesetiaan
Kis 12:1-11
2Tim 4:6-8,17-18
Mat 16:13-19
Mat 16 : 16
“ Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup”
Hari ini kita merayakan pesta St. Petrus dan Paulus, dua tokoh besar dalam perkembangan Gereja dan iman Kristiani. Karya Allah sungguh luar biasa pada kedua orang
kudus ini. Dari berbagai latar belakang yang berbeda namun oleh Tuhan disempurnakan menjadi pilar Gereja dan mempertobatkan banyak orang dengan kesaksian
iman mereka.
Santo Petrus awalnya adalah seorang penjala ikan dari Betsaida di pantai danau Genesaret. Saat bertemu dengan Yesus pertama kali, mendengar panggilan Yesus, “Mari
ikutlah Aku dan kamu akan kujadikan penjala manusia”, dia pun meninggalkan jalanya
dan mengikutiNya. Petrus berwatak keras dan mudah terbakar. Perjuangannya untuk
tetap setia pada Yesus sampai akhir hayatnya dilalui dengan susah payah. Petrus yang
memotong telinga hamba Imam Besar saat mereka hendak menangkap Yesus, namun
Petrus pun yang menyangkal Yesus 3x hanya beberapa jam setelah ia berkata,” Sekalipun aku harus mati bersama Engkau, aku tak kan menyangkal Engkau”. Namun Yesus
melihat kesungguhan hatinya, yang berkata dengan sepenuh hati, “ Engkau adalah
Mesias, Anak Allah yang hidup”. Kepadanya Yesus mempercayakan kunci kerajaan
Sorga, dan menjadi Paus yang pertama. Petrus melaksanakan tugas ini dengan setia
dan berani dan hidupnya berakhir mati di salib dengan kepala dibawah. Makamnya
terdapat dibawah altar kepausan dalam gereja Santo Petrus di Vatikan.
Santo Paulus merupakan orang hebat, dari Saulus yang sangat benci Yesus dan muridmuridNya, bahkan berusaha membinasakan mereka, dia berubah menjadi Paulus yang
begitu cinta pada Yesus. Bahkan menjadi pewarta sabda yang tangguh dan berani.
Teladan yang bisa kita petik dari kedua orang kudus ini, adalah penyerahan diri mereka yang utuh kepada penyelenggaraan Yesus. Dengan segala kelemahan yang ada,
mereka mau dibentuk dan dipakai Yesus. Yesus tak melihat kedosaan kita, Yesus hanya
menginginkan hati yang mau dibentuk dan percaya penuh padaNya, dan Dia akan
menjadikan kita saluran rahmat bagi sesama. Mari dengan sepenuh hati kita ungkapkan, “ Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup”, bukan hanya dalam perkataan,
namun dalam tiap langkah hidup kita.
Agatha
30
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Rabu, 30 Juni 2010 : Tuhan Mengutuk
Am. 5 : 14 - 15. 21 - 24
Mat. 8 : 28 - 34
Mat. 8:32
“Pergilah! Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu.”
Setahun yang lalu seorang anak muda datang kepadaku. Dia mengatakan, “Romo,
aku percaya bahwa jikalau kita manusia tidak berbuat baik kepada sesama, Tuhan
akan mengutuk kita.” “Terima kasih banyak,” aku menjawabnya dengan cepat. “Itu
mungkin benar menurut pikiran kamu. Tapi Tuhan yang kita sembah, yang kita puji dan
yang kita imani adalah Tuhan yang Maha Pengasih, Maha pemurah dan Maha pengayang. Karena ke-MAHA-an-Nya, Dia tidak mungkin berbuat seperti itu kepada kita.”
Dia kelihatan kesal. Dia terdiam dan memandang ke arahku. Aku sadar, anak muda itu
bingung dengan jawabanku.
Dalam Injil hari ini, kita mendengarkan kisah tentang penyembuhan kedua orang yang
kerasukan. Di sana diceriterakan bahwa, ketika Yesus tiba di daerah orang Gadara,
dua orang datang dari pekuburan menemui Dia. Mereka dikenal sebagai orang-orang
yang sangat berbahaya. Namun anehnya, mereka dengan terus terang mengakui
Yesus sebagai Anak Allah dan meminta Yesus untuk memindahkan mereka ke dalam
kawanan babi.
Hal yang menarik di sana adalah bahwa Yesus mengabulkan permintaan mereka. Yesus tidak menghukum mereka atau mengutuk mereka dengan kuasaNya. Dia tidak melawan mereka dengan kekerasan fisik. Namun dengan tangan kasihnya dia berusaha
memisahkan dan menjauhkan mereka dari manusia yang tak berdosa. Karena Dia-lah
yang mempunyai kuasa atas kejahatan itu.
Kalau kita renungkan dalam hidup kita sehari-hari, kita bisa menemukan banyak kejadian, di mana kita bisa beralih pikiran seperti anak muda itu. Kita mulai berpikir bahwa
semua kejadian dan malah bencana itu adalah suatu ‘kutukan dari Tuhan.’ Karena itu
kita membangun relasi kita dengan Tuhan hanya karena ketakutan akan hukuman dan
bukannya CINTA’NYA yang dalam kepada kita.
Tuhan itu adalah Kasih setia dan kasihNya itu tak terukur nilainya terhadap kita.
Rm. Joseph, MGL
Vol. 7/2010
Fresh JUICE ! 31
30 Juni 2010 : Para Martir Pertama di Roma
Orang-orang yang kita
hormati pada hari ini
memiliki satu kesamaan:
mereka
menyerahkan
nyawa mereka bagi Kristus. Mereka semua wafat
dimartir karena mereka
adalah pengikut Tuhan
Yesus. Pada tahun 64,
pelanggaran
hak-hak
azasi manusia oleh Kaisar Nero telah melampaui batas. Ketika timbul kebakaran hebat di Roma pada tanggal 16 Juli, banyak yang meyakini bahwa kaisar sendirilah yang sesungguhnya bertanggung
jawab atas kejadian itu. Dua pertiga kota Roma tinggal puing-puing belaka;
maka bangkitlah murka rakyat. Nero ketakutan. Ia mencari kambing hitam dan
mempersalahkan umat Kristiani sebagai yang bertanggung jawab atas kebakaran tersebut.
Tacitus, seorang ahli sejarah yang terkenal, mencatat bahwa umat Kristiani
menderita kematian yang keji. Sebagian dijadikan mangsa binatang-binatang buas. Yang lainnya diikatkan pada tiang-tiang dan dijadikan suluh-suluh
manusia yang menerangi jalanan-jalanan Roma. Tidak diketahui berapa tepatnya jumlah para martir yang gagah berani ini, tetapi kesaksian dan hidup
mereka mendatangkan dampak yang terus hidup dalam diri banyak orang.
Penganiayaan oleh Nero adalah penganiayaan pertama oleh seorang kaisar
Roma, tetapi bukan yang terakhir. Dan semakin Gereja dianiaya, semakin Gereja bertumbuh kembang. Para martir telah membayar dengan nyawa mereka
agar semua yang datang sesudah mereka beroleh kesempatan untuk memeluk iman.
Dalam doa kita pada hari ini, kita menghaturkan syukur kepada Bapa atas
para martir Roma sebab mereka telah membayar dengan nyawa mereka
agar semua yang datang sesudah mereka beroleh kesempatan untuk memeluk iman.
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
32
Fresh JUICE !
Vol. 7/2010
Download