Total Skripsi - Eprints undip

advertisement
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN
PRODUK ROKOK NOJORONO
( Studi Kasus konsumen Mahasiswa UMK di kota Kudus )
Proposal Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
IVAN FRESTIYANTO
NIM. C2A605064
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010
1
PENGESAHAN SKRIPSI
Nama Penyusun
:
Ivan Frestiyanto
Nomor Induk Mahasiswa
:
C2A605064
Fakultas/Jurusan
:
Ekonomi / Manajemen
Judul Skripsi
:
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
PRODUK
ROKOK
NOJORONO (Studi Kasus Konsumen Mahasiswa UMK di
Kota Kudus)
Dosen Pembimbing
:
Sri Rahayu Tri Astuti, SE, MM
Semarang, 01 Desember 2010
Dosen Pembimbing,
(Sri Rahayu Tri Astuti, SE, MM)
NIP. 197309252003122001
2
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Ivan Frestiyanto, menyatakan bahwa skripsi dengan
judul: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk Rokok Nojorono
(Studi Kasus Konsumen Mahasiswa UMK di Kota Kudus), adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan
ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau
sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis
lain, yang saya akui seolah – olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa
memberikan pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik sengaja
maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai tulisan saya
sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan
orang lain seolah – olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh
universitas batal saya terima.
Semarang, 01 Desember 2010
Yang Membuat Pernyataan
Ivan Frestiyanto
NIM. (C2A605064)
3
ABSTRACT
This research to determine whether the factors that influence purchasing
decisions are price, promotion and taste, affect the decision of the University Muria Kudus
students choose Nojorono tobacco products and analyze the most dominant factor in
influencing purchasing decisions Nojorono tobacco products by students at the University of
the Muria Kudus.
The population in this study were students at the University of Muria Kudus.
Samples taken as many as 92 respondents using Non-Probability Sampling with purposive
sampling approach, that sample based on the specific targets, while the sampling criteria
were respondents who already felt the cigarette Class Mild.
Based on the research results, obtained by the regression equation as follows:
Y= Y = - 0,133 X1 + 0,403 X2 + 0,324 X3. Based on statistical data analysis, the indicators in this
study are valid and the variables are reliable. In testing the assumption of classical, model-free
regression multikolonieritas, heteroscedasticity does not occur, and normal distribution. Order
individually from each of the most influential variable is a variable regression coefficient
promotion with 0,403, and taste variables with regression coefficient of 0,324. While the
variables that affect the lowest price with a regression coefficient of -0,133. PT Nojorono need
to retain the elements that have been assessed by both customers and the need to repair things that
are still lacking.
Keywords: price, promotion, taste, and the purchase decision
4
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian yaitu harga, promosi dan selera, berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa
Universitas Muria Kudus memilih produk rokok Nojorono dan menganalisis faktor yang paling
dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian produk rokok Nojorono oleh mahasiswa
Universitas Muria Kudus.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muria Kudus di Kudus.
Sampel yang diambil sebanyak 92 responden dengan menggunakan teknik Non-Probability
Sampling dengan pendekatan Purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan
target tertentu, adapun kriteria pengambilan sampel adalah responden yang sudah merasakan
rokok Class Mild.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = Y = -0,133 X1 + 0,403 X2 + 0,324 X3 Berdasarkan analisis data statistik, indikatorindikator pada penelitian ini bersifat valid dan variabelnya bersifat reliabel. Pada pengujian
asumsi klasik, model regresi bebas multikolonieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas, dan
berdistribusi normal. Urutan secara individu dari masing-masing variabel yang paling
berpengaruh adalah variabel promosi dengan koefisien regresi sebesar 0,403, lalu variabel
selera dengan koefisien regresi sebesar 0,324. Sedangkan variabel yang berpengaruh paling
rendah adalah harga dengan koefisien regresi sebesar -0,133. PT Nojorono perlu
mempertahankan elemen-elemen yang sudah dinilai baik oleh pelanggan serta perlu
memperbaiki hal-hal yang masih kurang.
Kata-kata kunci:
price (harga), promotion(promosi), taste (selera), keputusan pembelian.
5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Atas rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan
skripsi
yang
berjudul
“
ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ROKOK NOJORONO (Studi
Kasus Konsumen Mahasiswa UMK di Kota Kudus)” yang disusun sebagai syarat akademis dalam
menyelesaikan Program Sarjana Reguler II (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa dukungan, bimbingan,
serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan skripsi. Pada kesempatan ini penulis dengan segala
kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah meridhai dan memberi kemudahan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat selesai tepat pada waktunya.
2. Bapak Dr. Moch. Chabachib, MSi, Akt selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang.
3. Ibu Dra Yoestini, MSi selaku dosen wali yang senantiasa memberikan banyak ilmu dan
pengarahan kepada penulis selama masa perkuliahan.
4. Ibu Sri Rahayu Tri Astuti,SE, MM selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu
untuk memberi bimbingan, pengarahan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai
tepat waktu.
5. Orang tua ku, (Bapak Moch Jasir ) dan (Ibu Oemi Yettini) yang banyak memberikan pelajaran
tentang kehidupan dan selalu memberikan doa, perlindungan, serta kasih sayang yang tidak akan
pernah habis.
6. Adik perempuanku ( Yana Rohmani Widiastuti ) serta seluruh keluarga besar yang telah banyak
memberikan doa dan semangat agar penulis diberi kemudahan dan tidak malas menyelesaikan
skripsi.
6
7. Kakak sepupuku ( Mas basuki dan Mbak tutik di Cianjur) yang selalu memberi support dan
nasehat tentang kehidupan perkuliahan.
8. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang telah memberikan bekal
ilmu kapada penulis.
9. Seluruh Staf PT Nojorono yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.
10. Seluruh Mahasiswa Universitas Muria Kudus sebagai responden, terima kasih atas kerja samanya.
11. Sahabat-sahabatku, Aditya Fitrianto, Pamor Dani Rahmanto, Adji Djati. Terima kasih untuk
semua nasehat, perhatian dan dukungan yang telah diberikan, sayang kalian semua.
12. Teman satu gank, Pegasus Comnunity, yang telah meluangkan waktu disela skripsinya untuk
memberi banyak bantuan pikiran, saran dan semangat agar skripsiku cepat selesai.
13. Teman-teman seperjuangan yang lain, Ipang, Anjar, Dimas, Ome Arif basuki, serta teman-teman
yang lain yang selalu memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi.
14. Teman-teman Manajemen B Reguler II angkatan tahun 2005, terima kasih atas segala kenangan
selama kuliah.
15. Pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Kritik dan saran
sangat diharapkan untuk kesempurnaan penelitian di masa datang. Semoga skripsi ini bermanfaat dan
dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan.
Semarang, 01 Desember 2010
Penulis
Ivan Frestiyanto
NIM : C2A605064
7
DAFTAR ISI
Judul……………………………………………………………………………
Pengesahan……………………………………………………………... ……....
Pernyataan Originalitas Skripsi………………………………………………….
Abstract..………………………………………………………………………...
Abstrak…………………………………………………………………………..
Kata Pengantar…………………………………………………………………...
Daftar Tabel………………………………………………………………………
Daftar Gambar……………………………………………………………………
Bab I
Pendahuluan………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang…………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………..
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………..
1.5 Sistematika Penulisan…………………………………………….
Halaman
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
1
1
6
7
7
8
Bab II
Tinjauan Pustaka..................................................................................
2.1 Landasan Teori...............................................................................
2.1.1 Keputusan Pembelian.........................................................
2.1.2 Perilaku Konsumen.............................................................
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen..
2.1.4 Proses Keputusan Pembelian..............................................
2.1.5 Jenis-Jenis Keputusan Pembelian.......................................
2.1.6 Harga..................................................................................
2.1.7 Promosi...............................................................................
2.1.8 Selera..................................................................................
2.2 Penelitian Terdahulu.......................................................................
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis..........................................................
2.4 Hipotesis………………………………………………………….
9
9
9
14
16
20
24
25
30
33
38
39
40
Bab III
Metode Penelitian…………………………………………………….
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional…….………………
3.1.1 Variabel Penelitian………………………………………..
3.1.2 Defisini Operasional………………………………………
3.2 Populasi, Sampel, Teknik Penentuan Ukuran Sampel Dan Teknik
Pengambilan Sampel……………………………………………..
3.2.1 Populasi……………………………………………………..
3.2.2 Sampel………………………………………………………
3.2.3 Teknik Penentuan Ukuran Sampel………………………….
3.2.4 Teknik Pengambilan Sampel………………………………..
41
41
41
41
3.3 Jenis dan Sumber Data....................................................................
3.3.1 Jenis Data...............................................................................
3.3.2 Sumber Data...........................................................................
3.4 Teknik Pengumpulan Data..............................................................
43
43
43
44
45
Halaman
45
45
45
45
3.5 Teknik Analisis Data.......................................................................
46
3.5.1 Analisa Kualitatif...................................................................
46
3.5.2 Analisa Kuantitatif.................................................................
46
3.5.2.1 Pengujian Validitas dan Reabilitas................................
48
3.5.2.2 Persamaan Regresi Linier Berganda.............................
50
8
3.5.2.3 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik.................................
50
3.5.2.4. Pengujian Hipotesis......................................................
52
Bab IV
Hasil dan Pembahasan…………………………………………………
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian..............................................................
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan…….…………………….....
4.1.2 Gambaran Umum Responden………………..……………
4.1.2.1 Reponden Menurut Jeni Kelamin…………………….
4.1.2.2 Responden Menurut Usia……………………………..
4.2 Analisis Data
4.2.1 Analisis Data Deskriptif…………………………………...
4.3 Analisis Data………………………………………………………
4.3.1 Uji Validitas dan Reabilitas.................................................
4.3.1.1 Uji Validitas…………………………………...……….
4.3.1.2 Uji Reabilitas…………………………………………..
4.3.2 Uji Asumsi Klasik....……………………………………....
4.3.2.1 Pengujian Multikolonieritas............................................
4.3.2.2 Uji Normalitas.................................................................
4.3.2.3 Uji Heterokedastisitas.....................................................
4.3.3 Analisis Regresi Linier Berganda………..………………..
4.3.4 Pengujian Hipotesis..............................................................
4.3.4.1 Uji T.................................................................................
4.3.4.2 Uji F.................................................................................
4.3.4.3 Koefisien Determinasi......................................................
4.4 Pembahasan.......................................……………………………..
Bab V
Penutup………………………………………………………………..
5.1 Kesimpulan......................................................................................
5.2 Keterbatasan Penelitian……………………………………………
5.3 Saran……………………………………………………………….
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….
Lampiran – lampiran………………………………………………………………
9
55
55
55
56
56
56
57
64
64
64
65
65
66
66
67
68
69
69
71
71
72
74
74
75
75
77
78
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Produsen Rokok Yang Beredar Di Kudus.............................................. 2
Tabel 1.2 Market Share Rokok Mild....................................................................... 3
Tabel 1.3 Perincian Bauran Pemasaran……............................................................ 4
Tabel 1.4 Daftar Harga Rokok Yang Beredar Di Kudus Thn.2009........................ 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu……………………………………………………. 38
Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasiona…………………………… 42
Tabel 4.1 Responden Menurut Jenis Kelamin…………………………………….. 56
Tabel 4.2 Jumlah Responden Menurut Usia Responden......................................... 57
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Mengenai Harga.................................................. 58
Tabel 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Promosi.............................................. 59
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Selera................................................. 61
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian........................ 62
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Validitas......................................................................... 64
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Reabilitas........................................................................ 65
Tabel 4.9 Pengujian Multikolonieritas……………………………………………..66
Tabel 4.10 Uji Normalitas..........………………………………………………….. 67
Tabel 4.11 Uji Heterokedastisitas............................................................................ 68
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda................................................. 69
Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Secara Bersama-Sama........................................ 71
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi............................................................................ 72
10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen………………….………………………. 16
Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian………..………………………………. 20
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis……….……………………………….. 40
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia bisnis di negara kita yang sudah berusia lebih dari 60 tahun
ini nampaknya cukup pesat, khususnya 25 tahun terakhir ini, bisa kita lihat dengan semakin
banyaknya pendirian perusahaan oleh para investor dan semakin beragamnya produk yang
ditawarkan dipasar oleh para pelaku bisnis, mengingat dengan semakin beragamnya macam
jenis barang yang ditawarkan memberi peluang pada kita untuk memilih produk yang sesuai
dengan keinginan kita, akan tetapi perkembangan yang demikian itu bisa dirasakan sebagai
sebuah beban bagi para pelaku bisnis. Mereka tidak bisa lagi menjalankan bisnisnya tanpa
perhitungan dan perencanaan yang matang,karena semakin bertambahnya pelaku bisnis
dalam industri dapat berarti semakin bertambahnya pesaing dan meningkatkan tingkat
persaingan. Mereka harus mampu merebut hati pasar sasarannya untuk mencapai volume
penjualan tertentu agar tetap bertahan,Setiap perusahaan menghadapi sejumlah besar pesaing.
Konsep pemasaran menyatakan untuk meraih sukses, perusahaan harus memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen sasaran (Kotler dan Armstrong,1994).
Konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan merek untuk satu jenis produk
rokok, produk rokok ini sendiri terbagi dalam berbagai merek. Perusahaan-perusahaan besar
memperebutkan marketshare atau pangsa pasar produk rokok di Indonesia seperti: Dji Sam
Soe, Djarum, Nojorono, Bentoel, GudangGaram. Mereka berupaya merebut pangsa pasar
dengan berbagai strategi pemasarannya termasuk bagaimana membuat merk produk mereka
diterima dipasar. Konsumen sendiri dalam menghadapi adanya berbagai pilihan merk produk
rokok sekarang ini cenderung untuk tetap loyal pada satu merk produk rokok. Banyaknya
konsumsi rokok ini ternyata tidak hanya disebabkan oleh kebutuhan masyarakat, tetapi juga
12
disebabkan oleh minat konsumen untuk membeli produk baru untuk memenuhi kebutuhan
akan selera konsumen(Infokom,2001).
Kebiasaan konsumen dalam perilaku pembeliannya, menurut (Paul Berkowits 1992)
ada 2 aspek, yaitu :
1.Usaha yang dilakukan konsumen
2.Frekuensi pembelian
Berikut adalah bermacam produk saingan rokok Nojorono
Tabel 1.1
Produsen Rokok Mild Yang Beredar Di Kudus Thn. 2009
No
Nama Produsen rokok
Jenis Produk
1
Nojorono
Class Mild
2
Djarum
La light
3
Sampoerna
A mild
4
Gudang Garam
Pro Mild
5
Bentoel
Star Mild
Sumber: http://rokok-korek-api.toko-online.web.id
Produk PR.Nojorono mempunyai banyak pesaing di Kota Kudus,tetapi yang paling
populer disana adalah Class Mild dimana konsumennya kebanyakan anak SMU, Mahasiswa,
dan juga orang dewasa. Selain itu juga, wawancara langsung terhadap kepala pemasaran Eks
Pati (Bpk.Wimby) produk Class Mild paling populer di kalangan mahasiswa UMK. Selain itu
sehabis ujian akhir semester pihak PR.Nojorono mensponsori kegiatan Konser musik di
UMK. dalam pemasarannya, PR.Nojorono memasarkan di semua Eks Pati kecuali
Purwodadi. (Karena Purwodadi merupakan daerah pemasaran Semarang)
13
Tabel 1.2
Market Share Rokok Mild ( % )
Tingkat
Merk Produk Mild
Tahun 2008
Tahun2009
Pertumbuhan(%)
Class Mild
30,5
25, 8
-4,7%
La Light
24,2
17,0
+7,2%
A mild
5, 2
14,4
+9,2%
Pro Mild
2,1
1,6
-0,5%
Star Mild
0, 8
1,0
-0,2%
Sumber : Indonesian Consumer Profile 2009.MARS Indonesia
Dari fakta diatas menunjukkan bahwa persaingan dalam bisnis cukup berat dan tidak
mudah untuk mempertahankan marketshare yang telah dimiliki. Apalagi kendalanya tidak
hanya persaingan tersebut, tetapi juga dari kebijakan pemerintah kabupaten Kudus yang
menerapkan aturan No Smoking di areal public, sehingga menyebabkan sulitnya pemasaran
rokok. Sehingga marketshare untuk produk P.R Nojorono mengalami penurunan - 4,7 % thn
2008-2009. Marketshare lebih kecil artinya
Pada tahun 2008 Sales ClassMild
tahun 2009 Sales Class Mild
Total Sales Pasar
Total Sales Pasar
Ini ada tiga kemungkinan, yaitu
1. Kalau total sales ClassMild tetap berarti sales 2009 < Sales 2008
2. Kalau sales ClassMild tetap berarti Total sales naik
3. Kalau sales ClassMild turun berarti Total sales naik
14
Untuk dapat memenangkan persaingan,perusahaan hendaknya memperhatikan strategi
pemasaran yang akan diterapkan. Strategi pemasaran terdiri dari unsur-unsur yang terpadu
yaitu : product, price, promotion,and place
Tabel 1.3
Perincian Bauran Pemasaran
Product
Price
Promotion
Place
- Kualitas
- Tingkat harga
- Periklanan
- Saluran distribusi
- Fitur dan style
- Potongan harga
- Personal selling
- Jangkauan distribusi
- Kemasan
- Syarat pembayaran
- Publishing
- Pengangkutan
- Product line
- Waktupembayaran
- Pelayanan
- Persediaan
- Penggudangan
Sumber :Kotler dan Armstrong,1994
Walaupun sampai akhir tahun 2008 vendor Nojorono merupakan vendor yang
memiliki market share besar di Kota Kudus, tidak tertutup kemungkinan bahwa tingkat
pertumbuhan penjualan vendor lainnya dapat menyusul Nojorono dan menggerogoti pangsa
pasar yang dimiliki Nojorono.
Oleh karena itu pihak Nojorono perlu mensinergikan strategi-strategi atau kebijakankebijakan yang berkaitan dengan bauran pemasaran agar bisa mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen. Dengan demikian diharapkan permintaan konsumen terhadap produk
Nojorono meningkat dan tidak memilih membeli produk lain, dan hasilnya Nojorono bisa
menguasai market share lebih besar dari pasar Rokok Mild yang masih sangat luas. Sampel
dari penelitian adalah mahasiswa UMK Kudus,karena yang sering membeli produk
15
ClassMild, dan Pihak ClassMild sendiri sering menjadi sponsor EO (Event Organizer)
pagelaran music setiap selesainya ujian semester di Universitas Muria Kudus.
Dari segi produk, pihak Nojorono mengemas produknya yang unik dan menarik.
Dengan mengetahui kebiasaan dari konsumen dan peluang di pasar Rokok Nojorono juga
membuat produk yang bisa memenuhi selera dan kebutuhan konsumen.
Tabel 1.4
Daftar Harga Rokok Yang Beredar Di Kudus Thn.2009
Harga Produk
No
Nama Produsen Rokok
Jenis Produk
Rokok (Dlm Rp)
1
Nojorono
Class Mild
Rp.9000,00
2
Djarum
La Light
Rp.9300,00
3
Sampoerna
A Mild
Rp.10.500,00
4
Gudang Garam
Pro Mild
Rp.8.000,00
5
Bentoel
Star Mild
Rp.9000,00
Sumber: http://rokok-korek-api.toko-online.web.id
Dari segi harga, Nojorono menawarkan produknya dengan harga yang relative lebih
murah dan produknya juga bervariasi dengan harga yang beragam pula, misal Minak
Djinggo, Aroma, Kretek. Dengan berbagai macam produknya serta keunggulan yang dimiliki
maka konsumen akan lebih memilih membeli produk Nojorono dibanding produk lainnya.
Dari segi iklan, Nojorono mengiklankan produknya dengan gencar dan dikemas
bagus semisal dengan menggunakan Artis yang sedang jadi public figure. Dengan demikian
saat konsumen akan membeli produk rokok maka dia akan teringat dengan iklan Nojorono
dan akan membeli produk yang juga dipakai idolanya ( Artis ). Selain beriklan atau
mempublikasikan produknya dimedia cetak dan elektronik, sebagai bagian dari promosi,
16
Nojorono juga menjadi sponsor dalam kegiatan mahasiswa maupun sponsor dalam kegiatan
Tur Band Music Ternama Misal Sheila On 7 serta Kegiatan EO ( Event Organizer ).
Dari segi tempat, Nojorono juga mempunyai tempat yang menguntungkan baik
konsumen maupun Nojorono sendiri. Tempat yang dimaksud adalah tempat yang mempunyai
Accesability bagi semua orang. Dengan tingkat Aksebilitas yang bisa dijangkau dengan
mudah, maka konsumen tidak akan merasa kesulitan untuk mencapainya. Biasanya terdapat
pada toko sembako atau toko rokok. Disisi lain, tempat tersebut memiliki jalur distribusi yang
jelas dan jangkauan distribusi yang luas, tidak ada masalah dalam hal transportasi atau
pengangkutan, dan memiliki fasilitas yang aman dan lengkap.
Dari segi selera, mempunyai arti yang hampir sama dalam menentukan permintaan,
misalnya, selera pria berubah, tidak menyukai rokok Kretek lagi, tetapi mereka beralih ke
rokok Mild. Sehingga pihak produsen harus mampu menghadapi tantangan perubahan selera.
Nojorono juga mempunyai pelanggan loyal, dikarenakan rasanya yang sudah cocok. Mereka
(konsumen) merasa puas, sehingga tercipta keputusan pembelian produk rokok Nojorono.
Tetapi produk rokok juga bisa tergerus bila tidak ada pengembangan produk di masa yang
akan datang.
Metode penelitian
Apakah keputusan pembelian produk rokok Nojorono (Studi kasus konsumen
MahasiswaUmK di kota kudus) dipengaruhi oleh Harga, Selera dan Promosi.
1.1
Rumusan masalah
Peneliti dalam upaya untuk mengungkap masalah-masalah yang dipilih untuk diulas
lebih lanjut. Masalah apa yang dipilih oleh peneliti untuk dilakukan penganalisaan lebih
lanjut dalam penelitian ini adalah bagaimana mempengaruhi keputusan pembelian Class Mild
UMK di Kudus.
17
- Pertanyaan Penelitian
1. Apakah harga rokok Nojorono mempengaruhi Keputusan pembelian mahasiswa UMK
di Kudus?
2. Apakah promosi rokok Nojorono mempengaruhi Keputusan pembelian mahasiswa UMK
di Kudus?
3. Apakah selera rokok Nojorono mempengaruhi Keputusan pembelian mahasiswa UMK
di Kudus?
1.3Tujuan & kegunaan penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Untuk Menganalisis bagaimana pengaruh Harga terhadap keputusan pembelian
produk rokok Nojorono di kudus
2. Untuk Menganalisis bagaimana pengaruh Promosi terhadap keputusan pembelian
produk rokok Nojorono di kudus
3. Untuk Menganalisis bagaimana Pengaruh Selera terhadap keputusan pembelian
produk rokok Nojorono di kudus
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut
1. Bagi perusahaaan,memberi masukan bagi PR,Nojorono dalam menetapkan
langkah-langkah kebijakan manajerial dalam rangka mempertahankan konsumen
dan memperluas pangsa pasar.
2. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pengembangan ilmu
dalam bidang manajemen pemasaran,khususnya yang berkaitan dengan harga,
promosi, dan selera terhadap konsumen.
18
3. Sebagai media untuk menguji kemampuan penulis dalam mengimplementasikan
ilmu yang telah diperoleh.
1.4 Sistematika Penulisan
Adanya sistematika penulisan proposal penelitian ini dimaksudkan untuk
mempermudah dalam pembahasan yang akan disusun dalam bab-bab sebagai berikut.
BAB I
PEDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakangmasalah,perumusan masalah,tujuan dan
kegunaan penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang landasan teori dan penelitian terdahulu,kerangka
pikiran dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan variabel penelitian dan definisi operasional,penentuan
sampel,jenis dan sumber data,metode pengumpulan data dan metode analisis.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan deskripsi objek penelitian,analisis data dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian, beberapa ahli seperti Engel et al. (1994) dan Hawkins et al.
(1998) menyebutnya keputusan konsumen, adalah sebuah proses yang dilakukan konsumen
dalam melakukan pembelian sebuah produk barang ataupun jasa. Istilah keputusan pembelian
menggambarkan bagaimana sebuah individu secara hati-hati mengevaluasi berbagai macam
atribut dari produk-produk, merek-merek, atau jasa-jasa tertentu dan secara rasional memilih
salah satu yang mempunyai biaya terkecil dan yang memenuhi kebutuhannya yang
teridentifikasi dengan jelas (Hawkins et al,1998).
Untuk memahami pembuatan keputusan pembelian yang dilakukan konsumen,
terlebih dahulu harus dipahami sifat-sifat keterlibatan konsumen dengan produk. Menurut
Sutisna (2003) terdapat 2 tipe keterlibatan konsumen,yaitu:
-
Keterlibatan situasional
Keterlibatan situasional hanya terjadi seketika pada situasi tertentu dan bersifat
temporer. Misalnya adanya kebutuhan pakaian baru menjelang hari lebaran.
-
Keterlibatan tahan lama
Keterlibatan tahan lama berlangsung lebih lama dan bersifat permanen. Seorang
konsumen membeli barang dengan keterlibatan yang lebih permanen karena
menganggap bahwa jika tidak membeli produk tersebut akan merusak konsep dirinya.
Misalnya, konsumen selalu membeli pakaian dengan merek tertentu karena merasa
pakaian itu mampu mengekpresikan citra dirinya dan konsep dirinya.
20
Menurut Kotler (1994), dalam keputusan pembelian,umumnya ada
lima
peranan yang dilakukan seseorang. Kelima peran tersebut meliputi :
1. Pemrakarsa (initiator)
Initiator adalah orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau
kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang
atau jasa tertentu.
2. Pemberi pengaruh (influencer)
Influencer adalah orang yang member pandangan,nasihat,atau pendapat sehingga
dapat membantu keputusan pembelian.
3. Pengambil keputusan (decider)
Decider adalah orang yang menentukan keputusan pembelian, apakah jadi membeli,
apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana membelinya.
4. Pembeli (Buyer)
Buyer adalah orang yang melakukan pembelian secara aktual (nyata).
5, Pemakai (User)
User adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang
telah dibeli.
Pemahaman mengenai peran-peran tersebut sangat membantu dalam
penyusunan program pemasaran, seperti merancang produk,pesan komunikasi yang
akan disampaikan, dan alokasi anggaran promosi. Menurut Kotler (1994) ada
berbagai tahapan ketika seseorang mengambil keputusan pembelian,yaitu:
1. Tahap pengenalan kebutuhan dan keinginan
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan.
Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Dalam
kasus pertama, salah satu kebutuhan umum seseorang seperti lapar dan haus
21
mencapai titik tertentu dan menjadi sebuah dorongan. Dalam kasus kedua,
kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan eksternal seperti jika seseorang melihat
sepotong kue kemudian merasa lapar.
2. Tahap pencarian informasi
Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi
lebih banyak. Pencarian informasi dapat dibagi dalam dua tingkat. Situasi pencarian
yang lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat. Pada tingkat itu seseorang
hanya menjadi lebih peka terhadap informasi tentang produk. Pada tingkat
selanjutnya, orang itu mungkin memasuki pencarian aktif informasi seperti mencari
bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk.
Sumber informasi konsumen dapat digolongkan ke dalam 4 kelompok, yaitu :
(1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan;
(2) Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan;
(3) Sumber public : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen;
(4) Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.
Jumlah dan pengaruh relative sumber-sumber informasi itu berbeda-beda
bergantung pada kategori produk dan karakteristik konsumen. Tiap informasi
menjalankan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
Informasi komersial biasanya menjalankan fungsi pemberi informasi, dan sumber
pribadi menjalankan fungsi legitimasi dan atau evaluasi. Melalui pengumpulan
informasi konsumen mengetahui tentang merek-merek yang bersaing dan
keistimewaan produk tersebut.
3. Tahap evaluasi alternatif
Tidak ada evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau
oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses
22
evaluasi keputusan, dan model-model yang terbaru memandang proses evaluasi
konsumen sebagai proses yang kognitif. Yaitu model tersebut menganggap
konsumen membentuk penilaian atas produk terumata secara sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen:
(a) Konsumen berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan;
(b) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk;
(c) Konsumen memandang masing-masing produk sebagai perkumpulan atribut
dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang
digunakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut.
Para Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang atribut yang
dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada
atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar sebuah produk sering
dapat disegmentasi berdasarkan atribut yang menonjol dalam kelompok konsumen
yang berbeda-beda.
4. Tahap pembelian
Dalam tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam
kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli
produk yang paling disukai. Namun dua faktor berikut dapat berada diantara niat
pembelian dan keputusan pembelian, yaitu:
(a) Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang
disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu intensitas sikap negatif
orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen
untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain
dan semakin dekat orang tersebut dengan konsumen, semakin besar konsumen
akan mengubah niat pembeliannya. Keadaan sebaliknya juga berlaku, preferensi
23
seorang konsumen terhadap suatu merek akan meningkat jika seseorang yang ia
sukai juga sangat menyukai merek yang sama. Pengaruh orang lain menjadi
rumit saat beberapa orang yang dekat dengan konsumen memiliki pendapat
yang berlawanan dan konsumen ingin menyenangkan mereka semua.
(b) Situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini dapat muncul dan mengubah niat
pembelian. Seorang konsumen mungkin kehilangan pekerjaan dan kemudian
beberapa kebutuhan lain menjadi lebih mendesak.
Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari suatu
keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Besarnya
resiko yang dirasakan berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhnkan,
besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen.
5. Tahap evaluasi pascapembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu. Ada beberapa hal yang harus dipantau dalam perilaku
pascapembelian,yaitu:
(a) Kepuasan pascapembelian. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa
dekat harapan konsumen atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan
konsumen atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada
harapan, konsumen akan kecewa. Jika sesuai harapan, maka konsumen akan
puas. Jika melebihi harapan, konsumen akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu
akan membedakan apakah konsumen akan membeli kembali produk tersebut
dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan
produk tersebut dengan orang lain.
(b) Tindakan pascapembelian. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap
suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya.Jika konsumen puas, ia
24
akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali
produk tersebut. Para konsumen yang tidak puas akan bereaksi sebaliknya.
Mereka mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut. Tindakan
pribadi dapat berupa untuk memutuskan berhenti membeli produk tersebut atau
memperingatkan teman-temannya.
(c) Pemakaian dan pembuangan pascapembelian. Pembeli pembuang produk juga
harus dipantau. Jika konsumen menyimpan produk itu ke dalam lemari, produk
tersebut mungkin tidak begitu memuaskan, dan kabar dari mulut ke mulut tidak
akan gencar. Jika konsumen menjual atau mempertukarkan produk tersebut,
penjualan produk baru akan menurun. Pembuangan produk oleh konsumen
juga harus diketahui oleh perusahaan jika produk tersebut dapat merusak
lingkungan.
2.1.2. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan serta menggunakan barang-barang dan jasajasa,termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan dari persiapan dan penentuan
kegiatan tersebut (Swasta dan Sukotjo,1993).
Sedangkan menurut Engel,dkk (1994), perilaku konsumen merupakan tindakan
yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini.
Perilaku konsumen dalam melaksanakan pembelian tercermin dari persepsi
mereka terhadap berbagai rangsangan pemasaran. Dalam meluncurkan sebuah produk ke
pasaran, produsen harus dapat memahami perilaku dari konsumen yang akan mereka tuju.
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus
25
bagi orang yang berhasrat
memperngaruhi atau merubah perilaku ini, termasuk mereka yang kepentingan utamanya
adalah pemasaran, pendidikan, perlindungan konsumen serta kebijakan umum.
Kepentingan utama dari perusahaan adalah mendapatkan strategi yang efektif
untuk mempengaruhi dan membentuk perilaku konsumen,
Ada empat hal yang harus diperhatikan perusahaan dalam perilaku konsumen yaitu :
1. Konsumen adalah raja.
2. Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian
3. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasive
4. Bujukan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara
social.
Pada perilaku pembelian oleh konsumen terdapat perilaku pembelian yang
Berulang. Pembelian berulang dilakukan oleh konsumen didasarkan pada kaidah atau
kebiasaan yang terbentuk untuk menyederhanakan kegiatan proses keputusan dan
memungkinkan konsumen menanggulangi dengan lebih efektif tekanan dari penggunaan
produk tersebut.
26
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen
PEMASAR
-Perusahaan
Riset Pasar
Analisis Lingkungan
-Pemerintah
-Politisi
-Non Profit
STRATEGI
Marketing
Mix,Segmentasi,Positioning,Difere
nsiasi
PENGARUH
LINGKUNGAN
-Situasi
-Kelompok referans
-Keluarga
-Kebudayaan
-Peraturan
SUMBER DAYA YANG
DIPERTUKARKAN
-Barang
-Uang
-Jasa
-Waktu
-Informasi
-Status
PEMBELIAN
-Perusahaan
-Individu
-Pemerintah
-Organisasi nonProfit
PENGARUH INDIVIDU
-Informasi
-Kepercayaan
-Pembelajaran -Pemb,Keputusan
-Kepribadian
-Kebiasaan
Sumber: Blackwel, et al 2001
2.1.3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen
Keputusan Pembelian konsumen sangat mempengaruhi oleh faktor budaya, social,
pribadi, dan psikologi. Sebagian diri faktor tersebut tidak bisa dikendalikan (Uncontrollable)
27
oleh perusahaan, namun harus tetap diperhitungkan untuk mengkaji pengaruh-pengaruhnya
terhadap perilaku pembelian (Kotler,1995).
1. Faktor Budaya
Faktor-faktor budaya memiliki pengaruh paling luas dalam perilaku
konsumen. Kebudayaan sendiri memiliki seperangkat nilai , persepsi, keinginan
dan perilaku dasar yang dipelajari seorang anggota masyarakat dari keluarga dan
lembaga-lembaga kemasyarakatan penting lainnya (Amstrong,1997). Kebudayaan
merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.
Perilaku manusia akan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dimana ia bertempat
tinggal dan pengaruh tersebut akan terus ada dan terus berubah mengikuti
perkembangan jaman.
2. Faktor Sosial
Faktor-faktor
sosial
yang
berpengaruh
terhadap
perilaku
konsumen
diantaranya : kelompok acuan, keluarga, peran dan status dalam masyarakat.
a. Kelompok Acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri atas smua kelompok disekitar
individu yang mempunyaipengaruh baik langsung maupun tidak langsung
terhadap perilaku invidiru tersebut ( Kotler,1995 ). Kelompok acuan
mempengaruhi pendirian dan konsep pribadi seseorang karena individu
biasanya berhasrat untuk berperilaku sama dengan kelompok acuan
tersebut.
b. Keluarga
Keluarga sendiri biasanya menjadi sumber orientasi dalam
perilaku. Anak akan cenderung berperilaku sama dengan orang tua saat
28
mereka melihat perilaku orang tua mereka mendatangkan manfaat atau
keuntungan.
c. Peran dan status dalam masyarakat
Peranan adalah kegiatan yang diharapkan untuk dilakukan
mengacu pada orang-orang disekelilingnya
( Amstrong, 1997 ).
Sedang status adalah pengakuan umum masyarakat sesuai dengan peran
yang dijalankan.Setiap peranan yang dipegang individu dan status yang
disandangnya akan mempengaruhi perilakunya.
3. Faktor Pribadi
Keputusan individu dalam melakukan pembelian bisa dipengaruhi
Oleh faktor-faktor pribadi berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya.
Faktor-faktor tersebut diantaranya :
a. Usia dan Tahap Siklus Hidup
Individu dalam membeli barang atau jasa biasanya disesuaikan
dengan perubahan usia bereka. Pola konsumsi yang terbentuk juga
berbeda antara individu-individu yang usianya berbeda.
b. Pekerjaan
Pekerjaan individu tentunya ikut mempengaruh perilaku
pembelian
individu.
Penghasilan
yang
mereka
peroleh
dari
pekerjaannya itulah yang menjadi determinan pentingdalam perilaku
pembelian mereka.
c. Gaya hidup
29
Gaya hidup merupakan pola kehidupan seseorang sebagaimana
tercermin dalam aktivitas, minat, dan opininya (Amstrong,1997). Gaya
hidup akan sangat mempengaruhi pola tindakan dan perilaku individu.
d. Kepribadian
Kepribadian adalah karakteristik psikologi yang berbeda dari
seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relative konsisten dan
tetap terhadap lingkungannya.
4. Faktor psikologi
a. Motivasi
•
Teori Motivasi Freud
Dalam ini freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis
yang membentuk perilaku konsumen sebagian besar berasal dari
alam bawah sadar.
•
Teori Motivasi Maslow
Teori yang dikembangkan oleh Abraham Maslow ini
berusaha untuk menjelaskan mengapa individu-individu terdorong
oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam waktu tertentu, dimana
kebutuhan tersebut tersusun dalam sebuah hirarki berdasar
mendesak atau tidaknya kebutuhan tersebut.
•
Teori Motivasi Herzberg
Dalam teori ini Herzberg mengembangkan teori motivasi
“dua
faktor,”
dissatisfiers
(
hal-hal
yang
menyebabkan
ketidakpuasan konsumen ) dan satisfiers ( hal-hal yang
menyebabkan kepuasan konsumen )
30
b. Persepsi
Persepsi
adalah
suatu
proses
dimana
individu
memilih,
mengorganisasi, dan menafsirkan masukan-masukan informasi untuk
menciptakan gambaran nyata tentang apa yang dihadapinya. Persepsi akan
mempengaruhi perilaku-perilaku individu dalam kesehariannya termasuk di
dalamnya perilaku pembelian.
c. Kepercayaan
Kepercayaan adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang
mengenai suatu hal (Kotler,1995).
2.1.4. Proses Keputusan Pembelian
Pada umumnya manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala
jenis informasi yang tersedia dan mempertimbangkan segala sesuatu yang mungkin
bisa muncul dari tindakannya sebelum melakukan sebuah perilaku tertentu
Gambar 2.2
Proses Keputusan Pembelian
Identifikasi Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Hasil
Keputusan Pembelian
Sumber : Kotler,1997
31
Dalam proses keputusan pembelian,ada 5 tahap yang dilalui :
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah pencarian perbedaan antara keadaan yang
diinginkan ( yang seharusnya ) dengan situasi aktual yang cukup untuk
menggugah dan mendorong proses keputusan. Memang sangat perlu untuk
melakukan pengenalan terhadap sebuahmasalah sebelum melakukan sebuah
tindakan untuk memenuhi kebutuhan. Ada dua hal penting yang harus
diidentifikasi : pertama, kebutuhan yang akan dipenuhi penting atau tidak bagi
individu; kedua, individu harus bisa memperkirakan apakah kebutuhan tersebut
adadalam batas kemampuannya atau tidak. Hal ini akan mendorong individu
untuk berperilaku agar kondisi aktual mereka semakin mendekati keadaan ideal
yang diinginkan.
2. Pencarian Informasi
Pencarian informasi adalah aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang
disimpan di dalam ingatan individu atau perolehan informasi dari lingkungan
sekitar. Informasi sangat bernilai bagi konsumen karena membantu dalam
keputusan pembelian yang akan dilakukan dan juga membantu menghindari
efek-efek negative akibat pengambilan keputusan yang kurang benar. Apabila
individu ingin melakukan pembelian yang penting,maka secara otomatis individu
akan mencari dan mengumpulkan informasi selengkap-lengkapnya untuk
mendukung keputusannya tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen dalam melakukan pembelian berbeda untuk setiap pembeli
(Kotler,1997). Beberapa sifat pencarian informasi dalam melakukan keputusan
pembelian antara lain :
a. Pencarian Informasi Internal
32
Dalam hai ini dimaksudkan, individu sebenarnya pembeli telah
mempunyai pengetahuan tentang keputusan yang akan diambil. Tetapi
pengetahuan tersebut sudah tidak memadai karena adanya perbedaan
tempat dan waktu.
b. Pencarian Informasi Eksternal
Ketika pencarian informasi kurang berhasil, maka individu
berusaha mengumpulkan informasi dari lingkungan sekitar. Pencarian
informasi eksternal ini di maksudkan untuk melengkapi informasi yang
sudah dimiliki sehingga pilihan atau keputusan yang dibuat bisa lebih baik.
Sumber informasi eksternal yang biasanya dipakai adalah :
a. Iklan
Setelah mengenali kebutuhannya, biasanya konsumen
menyimak iklan yang berhubungan dengan kebutuhannya tersebut.
Iklan kemudian menjadi salah satu sumber informasi mengenai
produk bagi konsumen.
b. Informasi dari toko
Sebelum melakukan keputusan pembelian, biasanya
konsumen langsung mencari informasi ke tempat dimana barang
atau jasa yang menjadi kebutuhannya tersedi, yaitu toko. Informasi
dari toko dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku
konsumen, sehingga tidak heran banyak keputusan pembelian
dibuat di tempat penjualan.
c. Media massa
33
Untuk mencari kelengkapan informasi, konsumen bisa
mengumpulkan informasilewat media massa baik cetak seperti
Koran, majalah, tabloid, dan lain-lain dan media elektronik.
d. Konsumen lain
Individu bisa juga mencari informasi lewat individu lain
yang mungkin sudah atau pernah mengkonsumsi barang atau jasa
yang dibutuhkan.
3. Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif adalah proses dimana alternatif
-alternatif
pilihan yang ada dievaluasi dan kemudian dipilih alternatif terbaik. Kriteria
evaluasi yang digunakan untuk mengambil keputusan antara lain :
a. Pengaruh situasi
Faktor situasi menjadi salah satu kriteria karena situasi
ini sangat mempengaruhi secara subjektif keputusan yang akan
diambil individu.
b. Kesamaan alternatif-alternatif pilihan
Kesamaan yang ada pada berbagai alternatif yang
tersedia membuat individu lebih mudah untuk melakukan
pengambilan keputusan.
c. Pengetahuan
Individu yang mempunyai pengetahuan yang baik
tentang informasi-informasi yang menyangkut alternatif pilihan
akan lebih mudah dan mempunyai kebebesan untuk menentukan
pilihan.
34
d. Motivasi dan keterlibatan
Individu akan memilih alternatif pilihan yang paling
sesuai dengan motivasi mereka dan juga frekuensi pemakaikan dari
pilihan yang dibuat. Individu akan memilih barang yang memang
dibutuhkan dan juga memang ingin digunakan.
4. Pembelian
Setelah individu membuat keputusan, tahap selanjutnya adalah mereka
melakukan pembelian yang tentunya individu yang satu dengan yang lain
dilakukan dengan cara dan gaya yang berbeda.
5. Hasil
Apabila pembelian sudah dilakukan maka ada dua kemungkinan yang
sangat mungkin terjadi. Pertama, individu akan merasa puas (satisfied) terhadap
produk atau jasa yang dibeli sehingga loyal terhadap barang atau jasa tersebut.
2.1.5. Jenis-Jenis Keputusan Pembelian
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan individu berbeda
tergantung sejauh mana keterlibatan mereka pada produk (Body dkk,1997).
1. Pengambilan keputusan pembelian dengan keterlibatan tinggi,
a. Konsumen adalah pengelola informasi
b. Konsumen adalah pencari informasi
c. Konsumen menunjukkan minat aktif terhadap iklan
d. Konsumen mengevaluasi merk sebelum melakukan pembelian
e. Konsumen mencari merk terbaik untuk memaksimalkan kepuasan yang
diharapkan. Konsumen membandingkan antara merk-merk yang ada untuk
melihat mana yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pemilihan merk ini dipengaruhi oleh :
35
1) Karakteristik kepribadian dan gaya hidup
2) Kelompok referensi
2.Pengambilan keputusan pembelian dengan keterlibatan rendah
a. Konsumen mempelajari informasi secara acak
b. Konsumen adalah pengumpul informasi
c. Konsumen menunjukkan minat yang pasif terhadap iklan
d. Konsumen mula-mula membeli, dan evaluasi merk dilakukan setelah mereka
membeli.
e. Mereka mencari tingkat kepuasan yang dapat diterima oleh mereka sendiri, dan
membeli merk yang tidak mengecewakan di kemudian hari.
2.1.6 Harga
Pada awalnya harga ditetapkan oleh tawar-menawar antara konsumen dengan
produsen. Definisi atau pengertian harga sendiri menurut Amstrong dan Phillip Kotler
(1994) yaitu jumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jumlah nilai yang
konsumen tukarkan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan
produk dan jasa. Harga adalah satu-satunya unsur dalam pemasaran yang menciptakan
pendapatan ; unsur lain menunjukkan biaya dan persaingan. Banyak perusahaan yang
tidak mampu dalam menangani penetapan harga dengan baik, kesalahan yang paling
umum adalah penetapan biaya yang berorientasi biaya; harga yang sering kurang
direvisi ; harga yang kurang bervariasi untuk produk dan segmen berbeda. Dari sudut
pandang konsumen harga sering kali digunakan sebagai indicator nilai bilamana harga
tersebut dihubungkan dengan manfaat dari suatu produk. Dalam pengertian yang lain
yang dikemukakan oleh A J Magrath (1993) mengembangkan konsep harga dalam
indikator-indikator yang meliputi potongan harga kuantitas dan
36
harga promosi
penjualan yang berupa potongan harga (sales discount) dan pemberian produk
tambahan (sales promotion).
Fandy Tjiptono (1997) menyatakan bahwa harga memiliki dua peranan utama
dalam proses pengambilan keputusan konsumen yaitu :
1. Peranan Alokasi
Fungsi harga dalam membantu para konsumen untuk memutuskan cara
memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasar daya belinya.
2. Peranan Informasi
Fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor
produk seperti kualitas. Hubungan antara harga dengan keputusan pembelian
adalah ditangan evaluasi pelanggan,yang member bobot yang berbeda-beda pada
setiap komponen. Dalam hal ini perusahaan perlu jeli melihat komponen
manakah perlu dimainkan dan mengatur performa kelima komponen kepuasan
pelanggan.
Penekanan pada variabel harga,akhir-akhir ini sangat terkait dengan
fungsi atau kegunaan yang dirasakan konsumen (Hermawan,2003) artinya bahwa
harga mahal bukan berarti akan dijauhi konsumen, namun harga dikatakan mahal
jika konsumen tidak dapat memaksimalkan fungsi atau kegunaan produk
tersebut. Beberapa pernyataan lain daripada ahli menyebutkan bahwa mahal
tidaknya harga sekarang ini tidak lagi diukur dari nilai Rupiah dikeluarkan
konsumen,dengan kata lain sifat dari harga tersebut sangatlah paradoksil (tidak
tetap) atau dengan kata lain harga hanya dapat dipersepsikan. Artinya, harga
adalah sesuatu yang dipersepsi oleh konsumen, semakin baik persepsi konsumen
terhadap harga suatu produk atau jasa menunjukkan adanya maksimalisasi dari
37
fungsi atau kegunaan dari produk atau jasa tersebut. Dengan demikian, konsumen
juga akan merasa puas.
Bertitik tolak dari penjelasan tersebut apabila kita terapkan pada
persepsi konsumen mengenai harga pada industri rokok Mild, dapat dijelaskan
bahwa semakin baik persepsi konsumen terhadap harga sebuah rokok Mild, maka
hal itu menunjukkan kepuasan seorang konsumen dalam menggunakan rokok
Mild tersebut.
Harga sebuah produk atau jasa merupakan faktor penentu utama
permintaan pasar. Sewajarnyalah jika harga mempunyai pengaruh yang bukan
kecil lagi terhadap pendapatan dan laba bersih perusahaan. Menurut Kotler
(1996), dalam keadaan normal permintaan dan harga mempunyai hubungan yang
negatif atau terbalik. Artinya semakin tinggi harga ditetapkan semakin kecil
permintaan. Sedangkan hubungan antara harga dengan keputusan pembelian
yaitu harga mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian,
semakin tinggi harga maka keputusan pembelian semakin rendah dan sebaliknya
jika harga rendah keputusan pembelian berubah menjadi tinggi.
Menurut Augusty Ferdinand (2006), harga merupakan salah satu
variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen
dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena berbagai
alasan. Alasan ekonomis akan menunjukkan harga yang rendah atau harga terlalu
berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja
pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukkan bahwa harga justru
merupakan indikator kualitas dan karena itu dirancang sebagai salah satu
instrumen penjualan sekaligus sebagai instrument kompetisi yang menentukan.
38
Konsumen mempunyai anggapan adanya hubungan yang negatif antara
harga dan kualitas suatu produk, maka mereka akan membandingkan antara
produk yang satu dengan yang lainnya, dan barulah konsumen mengambil
keputusan untuk membeli suatu produk.
Bagi sebuah perusahaan penetapan harga bukanlah pekerjaan yang
mudah. Hal ini wajar mengingat bila penetapan harga terlalu tinggi maka produk
dari perusahaan tidak akan laku. Sedangkan bila penetapan harga terlalu rendah
maka produk perusahaan akan dianggap sebagai produk dengan mutu rendah.
Apalagi seringkali perusahaan menetapkan harga terlalu berorientasi pada biaya
dan kurang meninjau perubahan pasar sehingga menyebabkan penetapanharga
kurang dapat diterima oleh konsumen (McMarthy,2003).
Jurnal yang mendukung H1 adalah Musliyadi dengan judul,
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian beras blang
bingtang di kota Banda Aceh
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga beras Blang
Bintang, harga beras jenis lain, jumlah tangungan keluarga, pendapatan
konsumen, dan selera konsumen terhadap permintaan Beras Blang Bintang di
Kota Banda Aceh.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Analisis Regresi
Linear dengan variabel tak bebas (Qd) dan variabel bebas (X1, X2, X3, X4 dan
X5). Sedangkan untuk mengukur derajat hubungan antara nilai harga beras Blang
Bintang, harga beras lain, pendapatan konsumen, selera konsumen, dan jumlah
tangungan terhadap jumlah permintaan beras Blang Bintang digunakan koefisien
determinasi (R2). Untuk melihat pengaruh secara serempak antara variabel bebas
(X1, X2, X3, X4 dan X5) terhadap variabel tak bebas (Qd) pada taraf α = 0,05
39
digunakan uji F, sedangkan secara parsial (uji-t) pada persamaan regresi linear
berganda menyatakan bahwa harga Beras Blang Bintang berpengaruh nyata
terhadap permintaan Beras Blang Bintang pada tingkat kepercayaan 95 % dimana
thitung = 2,796 dan ttabel (α = 0,05) = 1,68, yang artinya thitung > ttabel, maka
diterima Ha dan tolak Ho.
Harga beras jenis lain tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan Beras
Blang Bintang pada tingkat kepercayaan 95 %, dimana thitung = -0,544 dan
ttabel (α = 0,05) = 1,68, yang artinya thitung < ttabel maka diterima Ho tolak Ha,
dimana semakin rendah harga beras lain (Beras Dolog) maka permintaan
terhadap Beras Blang Bintang tetap.
Hasil analisis pengaruh harga Beras Blang Bintang, harga beras jenis lain,
jumlah tanggungan keluarga, pendapatan konsumen, dan selera konsumen
terhadap permintaan Beras Blang Bintang menjelaskan bahwa secara serempak
variabel-variabel bebas (X1, X2, X3, X4 dan X5) berpengaruh sangat nyata
terhadap variabel terikat (Qd) pada tingkat kepercayaan 95 %, dimana Fhitung =
45,368 dan Ftabel (α = 0,05) = 2,24. Berarti Fhitung > Ftabel, maka diterima Ha
tolak Ho, artinya bahwa semua variabel bebas yaitu; harga Beras Blang Bintang,
harga beras jenis lain, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan konsumen, dan
selera konsumen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan
Beras Blang Bintang pada tingkat kepercayaan 95 % = (α 0,05). Hal ini berarti
jika penggunaan faktor-faktor tersebut ditambah atau dikurangi, maka akan
menaikkan atau menurunkan permintaan.
Untuk mengukur derajat hubungan antara variabel terikat dengan variabel
bebas, maka digunakan koefisien determinasi (R2). Hasil perhitungan diperoleh
R2 = 0,8987, artinya bahwa secara bersama-sama variasi yang dapat dijelaskan
40
oleh variabel Xi mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap keuntungan sebesar
89,87 %. Sedangkan sisanya sebesar 10,13 %, dijelaskan oleh variabel lain yang
berada di luar model analisis.
Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis:
H1: Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian
2.1.7 Promosi
Dalam memasarkan produknya, perusahaan perlu merangsang dan
menyebarkan informasi tentang kehadiran, ketersediaan, ciri-ciri, kondisi produk,
dan manfaat atau kegunaan dari produk yang dihasilkan. Kegiatan ini sering
disebut promosi.
Tujuan promosi dalam perusahaan (Dharmamesta, 1994)
1) Memodifikasi tingkah laku
Dengan promosi perusahaan berusaha menciptakan
kesan yang baik tentang dirinya dan dengan demikian bisa merubah
tingkah laku serta pendapat konsumen tentang produk perusahaan
sehingga mendorong pembelian produk.
2) Memberitahu
Kegiatan promosi dilakukan untuk memberitahu pasar
yang dituju tentang penawaran perusahaan perihal suatu produk.
3) Membujuk
Diarahkan terutama untuk mendorong pembelian, sering
perusahaan tidak ingin mendapat tanggapan instan konsumen, tetapi
lebih mengutamakan kesan positif
41
4) Mengingatkan
Promosi ini dilakukan terutama untuk mengingatkan
kepada masyarakat bahwa produk perusahaan masih ada di pasaran.
Adapun beberapa jenis promosi yang sering digunakan :
1. Periklanan (advertising)
Periklanan
adalah
semua
bentuk
penyajian
non
personal, promosi ide-ide, promosi barang atau jasa yang dilakukan
sponsor tertentu tanpa dibayar (Kotler, 1995)
2. Penjualan Pribadi (personal selling)
Personal selling adalah penyajian lisan dalam suatu
pembicaraan lisan dengan satu atau beberapa pembeli potensial
dengan tujuan untuk melakukan penjualan (Kotler, 1995).
3. Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk
merangsang pembelian atau penjualan suatu produk (Kotler, 1995).
Fungsi dari promosi penjualan adalah menghubungkan antara
periklanan, personal selling, dan alat promosi lainnya, juga
melengkapi dan mengkoordinasikan bidang-bidang tersebut. Media
yang biasa digunakan:
•
Pemberian sampel produk
•
Kupon berhadiah
•
Hadiah
•
Undian
42
4. Publisitas
Publisitas adalah sebuah simulasi non personal terhadap
permintaan suatu produk, dengan menyebarkan berita-berita komersial
yang penting mengenai kebutuhan akan produk disuatu media sehingga
menghasilkan sosok menarik mengenai produk itu (Kotler, 1995).
Pemilihan media promosi dalam publisitas perlu pertimbangan matang.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan :
1. Anggaran biaya promosi yang tersedia untuk periode tertentu
2. Kedudukan promosi pada Product Life Cycle (PLC)
3. Keadaan persaingan pasar
4. Target promosi
5. Sifat produk yang ditawarkan
Tujuan Promotion Mix (Kotler,2001:347):
1. Memodifikasi tingkah laku, dapat diarahkan dengan adanya promotion.
2. Memberitahukan dengan memberikan informasi tentang adanya penawaran
perusahaan.
3. Membujuk, karena diarahkan dan untuk mendorong pembelian.
4. Mengingatkan dengan melaksanakan promosi secara terus menerus agar
produk yang ditawarkan selalu diingat konsumen, hal ini biasanya sangat
dibutuhkan bila produk mencapai tingkat kedewasaan.
Jurnal yang mendukung H2 adalah Theresia Militina,dengan
judul Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Membeli Produk
Wisata Budaya di Kalimantan Timur.
Dengan Hasil penelitian, Penelitian ini mencoba untuk
menganalisis pengaruh bauran promosi terhadap keputusan membeli produk
43
wisata budaya di Kalimantan Timur. Tujuan yang ingin dicapai adalah
mengkaji pengaruh variabel bauran promosi terhadap keputusan wisatawan
membeli produk wisata budaya di Kalimantan Timur. Sampel penelitian
adalah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang datang
mengunjungi objek wisata di Kalimantan Timur, yang membeli dan tidak
membeli produk wisata budaya. Metode pengambilan sampel ( sampling )
menggunakan cluster random sampling. Jumlah sampel yang diteliti ada
2100 sampel, yaitu 1216 sampel untuk wisatawan yang membeli produk
wisata budaya, Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: (1) Periklanan
berpengarh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli produk
wisata budaya di Kalimantan Timur; (2) Hubungan masyarakat berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan membeli produk wisata budaya di
Kalimantan Timur; (3) Surat langsung berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan membeli produk wisata budaya di Kalimantan timur; (4)
Penjualan perseorangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan membeli produk wisata budaya di Kalimantan Timur; (5) Promosi
penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli
produk wisata budaya di Kalimantan Timur.
Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis:
H2: Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
2.1.8
Selera
Setiap produk yang terjual di pasaran memiliki selera tersendiri di mata konsumennya
yang sengaja diciptakan oleh pemasar untuk membedakannya dari para pesaing. Selera
adalah cara masyarakat mempersepsi (memikirkan) perusahaan atau produknya (Amstrong
44
dan Kotler,1994). Selera dibentuk untuk menguatkan posisi merek di benak konsumennya,
karena merek yang kuat adalah kemampuannya untuk menciptakan persepsi konsisten
berdasarkan hubungannya dengan pelanggan. Sebuah produk yang dapat mempertahankan
seleranya agar lebih baik dari para pesaingnya akan mendapatkan tempat di hati para
konsumennya dimana citra yang baik akan memberikan perlindungan bagi produk tersebut.
Sedangkan Selera merupakan interprestasi akumulasi berbagai informasi yang
diterima konsumen (Widya eka kristanti, 2009). Jadi yang menginterpretasi adalah konsumen
dan yang diinterpretasikan adalah informasi. Sebuah informasi selera dapat dilihat dari logo
atau simbol yang digunakan oleh perusahaannya untuk mewakili produknya. Dimana simbol
dan logo ini bukan hanya sebagai pembeda dari para pesaing sejenis namun juga dapat
merefleksikan mutu dan visi misi perusahaan tersebut. Contoh sederhana adalah Rokok Class
Mild mencerminkan citra sebuah rokok yang diperuntukkan bagi para pria-pria yang sedikit
bicara tapi banyak bekerja seperti slogannya “,Talk Less DoMore.”
Selera juga ditentukan melalui logo, yang mewakili sebuah produk pada industri,
misal : makanan. (BisnisBakery.com:SuperAdmin)
1. Pemilihan Warna.
Variasi warna yang minim dapat lebih mudah untuk mengaitkannya dengan emosi
calon pembeli. Pada industri makanan biasanya warna yang paling banyak dipakai
adalah merah, coklat, hitam, dan hijau. Warna-warna tersebut juga memiliki arti-arti
khusus. Warna merah biasanya melambangkan api dan keberanian, warna hijau
digunakan untuk menunjukkan materi alamiah atau natural alami, warna hitam
dapat digunakan untuk menunjukkan stabilitas, soliditas, dan segala sesuatu yang
sistematis dan teratur. Sedangkan pada kasus rokok Mild,kebanyakan menggunakan
warna putih, karena melambangkan bersih dan ringan, sehingga menarik perhatian
para calon pembeli.
45
2. Bentuk dan Jenis Huruf
Bentuk dan jenis huruf yang tepat tentunya akan mudah melekat di benak
konsumen. Contohnya adalah jenis huruf tulisan tangan atau handscript pada bisnis
makanan akan menunjukkan lebih banyak penekanan dalam aspek custom atau
hand-made dan extra care dari usaha atau owner yang bersangkutan. Dapat
digunakan juga untuk jenis produk yang memiliki resep original dari pemiliknya.
Sedangkan huruf kapital dan simetris, dapat digunakan untuk penekanan terhadap
keteraturan dan modernitas usaha.
3. Nama
Pemilihan nama merupakan hal pokok bagi setiap jenis usaha,tidak terkecuali pada
indutri rokok. Pemilihan nama tidak harus selalu berkaitan dengan produk,
contohnya Starbucks yang didapatkan dari nama sebuah kapal yang sama sekali tidak
memiliki hubungan produk kopi. Penggunaan inisial juga menjadi inspirasi tertentu.
Contohnya J.co Donut, sebelumnya konsumen tidak mengetahui apa kepanjangan
dari inisial tersebut. Mereka kemudian mencari informasi dan mengetahui bahwa
pemiliknya adalah Johnny Andrean (initial J). Akhirnya nama itu akan mudah
melekat di benak konsumennya.
Pembuatan selera sebuah merek juga tidak hanya dari hal-hal diatas.
Target pelanggan juga ikut menentukan selera sebuah merek produk, yang berarti
mengetahui demografisnya seperti usia, jenis kelamin, lokasi tempat tinggal, pola
dan kemampuan konsumsi. Seperti restoran-restoran cepat saji yang memang
diperuntukkan bagi mereka yang tidak punya waktu untuk memasak makanan di
rumah. Juga bagi pecinta donat yang dapat menghirup kopi kesukaan di siang hari
diJ.co. Hal tersebut tentunya akan tertanam di benak konsumen., dimana ia biasa
mendapatkan produk yang diinginkan. Selain logo, iklan juga memegang peranan
46
penting untuk menciptakan sebuah citra. Penggunaan iklan adalah untuk
meningkatkan citra merek, dimana didalam iklan konsumen dapat melihat langsung
apa yang produk tersebut berikan. Brand image yang dibangun dapat menjadi
identitas dan cerminan dari visi, kesungguhan, standar kualitas, pelayanan dan
komitmen dari pelaku usaha atau pemiliknya.
Jurnal yang mendukung H3 adalah Putra dammar setiadji, dengan
judul: Analisis pengaruh selera konsumen dalam membeli produk telepon seluler
merek nokia di kabupaten Sukoharjo
Semakin kompleks dan ketatnya persaingan dalam industri informasi
dan tekhnologi memaksa para developer telepon seluler untuk mencari strategi yang
paling tepat guna memenangkan persaingan. Salah satu strategi untuk meraih
kesuksesan dalam industri informasi dan tekhnologi yaitu dengan cara memproduksi
barang yang sesuai dengan selera konsumen.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Sumber data dari data primer adalah diperoleh melelui hasil kuesioner sedangkan
sumber data dari data sekunder berupa buku, laporan penelitian, maupun literaturliteratur lain yang sesuai dengan penelitian ini. Teknik pengambilan sampel
mengunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan subyek yang akan dijadikan
sampel penelitian secara sengaja yang bertujuan untuk menarik sampel yang
representatif artinya mampu mewakili populasi yang diselidiki. Dengan perkataan
lain, sampling dilakukan dengan mempertimbangkan syarat-syarat yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Adapun syarat-syaratnya adalah Responden memiliki serta pernah
menggunakan telepon seluler Nokia. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
proses penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi. Dari proses analisis yang
47
dilakukan, diperoleh persamaan regresi linier berganda Y = -0,267 + 0,214 X1 +
0,314 X2 + 0,303 X3 + 0,234 X4, berdasarkan nilai dari Standartlized Coefficients
Beta dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan dalam mmberikan
kontribusi terhadap keputusan pembelian adalah variabel Pekerjaan (X2). Uji t yang
dilakukan pada variabel Pendidikan (X1) diperoleh nilai thitung (1,348) < dari ttabel
(2,021), berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian
(Y). Uji t pada variabel Pekerjaan (X2) diperoleh nilai thitung (2,314) > dari t tabel
(2,021), berarti terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).
Uji t variabel Pendapatan (X3) diperoleh nilai thitung (2,114) > dari
ttabel (2,021) berarti terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan
pembelian (Y). Uji t variabel Selera konsumen (X4) diperoleh nilai thitung (2,069) >
dari ttabel (2,021), berarti terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan
pembelian (Y). Hasil uji F yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai nilai Fhitung >
Ftabel (11,753 > 2,61), berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamasama (simultan) antara variabel pendidikan, pekerjaan, pendapatan, selera konsumen
terhadap keputusan pembelian.
Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis:
H3: Selera berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
48
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Keterangan
1
Judul
Uraian
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelian rokok A Mild
Peneliti
Hasil Penelitian
Gandung Bimananta (2005)
Hasil
penelitian
menyatakan
bahwa
variabel
promosi, kelompok acuan, dan kualitas mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian rokok A Mild. Sedangkan variabel harga
mempunyai pengaruh yang negative dan tidak
signifikan terhadap keputusan pembelian tersebut.
Secara bersama-sama keempat variabel tersebut juga
mempengaruhi keputusan pembelian rokok A Mild.
Hubungan dengan
Sampel dalam penelitian ini adalah perokok aktif
penelitian
dengan umur 18-25 tahun yang pernah membeli
rokok A Mild dan berada di wilayah Kotamadya
Semarang. Responden berjumlah 100 orang.
Variabel-variabel yang digunakan adalah harga,
promosi, kelompok acuan, dan kualitas
2
Judul
Analisis pengaruh citra merek, kualitas produk,
harga, dan kelompok acuan terhadap keputusan
pembelian rokok Gudang Garam
Peneliti
Wahyu Tri Wudyarmanto (2009)
49
Model Penelitian
Analisis data secara kuantitatif.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menyatakan bahwa keputusan
pembelian, citra merek, kualitas produk, harga,
kelompok acuan mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian rokok
Gudang Garam.
Hubungan dengan
Analisis kuantitatif meliputi : uji validitas dan
penelitian
reabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi
berganda, pengujian hipotesis melalui uji t dan uji F,
serta analisis koefisien determinasi. Sampel dalam
penelitian ini adalah perokok aktif yang pernah
membeli rokok Gudang Garam. dan berada di
wilayah Kotamadya Semarang. Responden
berjumlah 100 orang
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapatdisusun sebuah
kerangka pemikiran teoritis seperti yang tersaji dalam gambar sebagai berikut :
50
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Teoritis
Harga
(X1)
Promosi
(X2)
H1
Keputusan
Pembelian
(Y)
H2
H3
Selera
(X3)
Sumber: Gandung Bimananta,”Analisis Pengaruh Harga, Promosi, Kelompok Acuan,dan
Kualitas terhadap Keputusan Membeli Rokok A mild”, Skripsi, 2005. Dan Wahyu Tri
Wudyarmanto,” Analisis pengaruh citra merek, kualitas produk, harga, dan kelompok
acuan terhadap keputusan pembelian rokok
Gudang Garam”. Dikembangkan untuk
penelitian ini,2010.
2.4 Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini :
H1: Persepsi Harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
H2 : Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
H3 : Selerai berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
51
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.1.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek, atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2001). Berkaitan dengan penelitian ini,variabel penelitian yang
terdiri dari variabel dependen dan variabel independen diuraikan sebagai berikut :
1) Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Hakekat
sebuah masalah (the nature of a problem) mudah terlihat dengan mengenali berbagai
variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model. Variabilitas dari atau atas
faktor inilah yang berusaha untuk dijelaskan oleh seorang peneliti (Ferdinand, 2006).
Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah keputusan pembelian.
2) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Baik
yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif. Akan terlihat bahwa
variabel yang menjelaskan mengenai jalan atau cara sebuah masalah dipecahkan
adalah tidak lain variabel-variabel independen (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian
ini, variabel yang digunakan adalah harga, selera, dan promosi.
3.1.2 Definisi Operasional
Sementara definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikkan kegiatan
52
atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut (Sugiyono, 2001).
Adapun variabel penelitian beserta definisi operasionalnya dijelaskan dalam
Tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel
Definisi
Indikator
Harga
Suatu indikator nilai (value) 1.Harga
bilamana
dengan
Sumber
murah
Amstrong
dihubungkan dibanding produk sejenis.
dan Kotler
manfaat
lebih
yang 2.Keterjangkauan harga
dirasakan atas suatu barang 3.Kesesuaian
atau jasa.
Promosi
Suatu
(1994)
dengan
kualitas
kegiatan
mengkombinasikan
keunggulan
kontak
Kotler
langsung antara produsen
(1995)
yang 1.
produk
dan dengan konsumen
menunjuk konsumen untuk 2.
membeli.
Aktivitas
Penyampaian
pesan
dalam penayangan iklan di
media promosi
3. Frekuensi penyampaian
pesan dalam penayangan
iklan di media promosi
Selera
Suatu indikator, nilai gaya 1. Rasa adalah point
Amstrong
hidup
seseorang penting dalam menentukan
dan Kotler
sebagaimana
tercermin selera
dalam aktivitas, minat, dan 2. penentuan selera
53
(1994)
opininya.
berdasarkan keinginan
konsumen
3. Selera juga ditentukan
melalui logo, yang
mewakili sebuah produk
pada industri,
Keputusan
Tindakan
nyata
dari 1.
Keyakinan
Pembelian
konsumen untuk membeli membeli
dalam
Engel et al
(1994)
Rokok Nojorono atas dasar 2. Pertimbangan manfaat
kecocokan dari apa yang 3. Kesesuaian kebutuhan
dicari dan dibutuhkan
dengan
kepentingan
konsumen.
Sumber : dikembangkan untuk penelitian ini, 2009
3.2
Populasi, Sampel, Teknik Penenetuan Ukuran Sampel dan Teknik Pengambilan
Sampel
3.2.1
Populasi
Populasi ialah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau
orang yang memilki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat semesta penelitian
(Ferdinand, 2006 : 223). Dalam masalah ini populasi yang akan digunakan adalah
Mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) sebanyak 1100 orang. Mengapa populasinya
menggunakan Mahasiswa Universitas Muria Kudus? Karena mereka konsumen loyal produk
rokok Class Mild.
54
3.2.2
Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan
dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi, jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah
populasinya (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999). Sampel dalam penelitian ini
adalah sebagian dari Mahasiswa Universitas Muria Kudus. Mengapa sampelnya
menggunakan Mahasiswa Universitas Muria Kudus? Karena mereka konsumen loyal produk
rokok Class Mild.
3.2.3 Teknik Penentuan Ukuran Sampel
Sampel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus Slovin untuk sampel yang
diketahui jumlahnya sebagai berikut (Husein Umar, 2007; 68):
Dimana :
n=
n
N
1 + Ne 2
= jumlah sampel
N = besarnya populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih
dapat ditolerir.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah :
N
n
=
1 + N (e)²
1100
=
1 + 1100(10%)
1100
=
12
55
=
91,66667
n = 91,667 dibulatkan menjadi 92 responden
Berdasarkan hitungan di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 92
responden.
3.2.4 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan target tertentu, adapun kriteria
pengambilan sampel adalah
1. Beli berkali-kali
2. Beli sendiri
3. Tahu rokok lain
3.3. Jenis Dan Sumber Data
3.3.1 Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, diamati dan
dicatat untuk pertama kalinya (Bambang Supomo dan Nur Indriantoro, 1999:146).
b. Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo,
1999:146).
3.3.2
Sumber Data
Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengisian
kuesioner oleh responden, yaitu Mahasiswa Universitas Muria Kudus. Sedangkan
sumber data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data pangsa
56
pasar GAPPRI dan pembelian cukai rokok tahun 2004 sampai 2008
yang
didownload dari http. //www.classmild.com
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sangat berpangaruh sekali dengan hasil penelitian karena
pemilihan metode pengumpulan data yang tepat akan dapat diperoleh data yang relevan,
akurat dan reliabel, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Metode kuesioner, dilakukan dangan mengajukan lembaran angket yang berisi daftar
pertanyaan kepada responden. Daftar pertanyaan tersebut sifatnya tertutup, maksudnya
jawaban alternatif telah disediakan kecuali daftar pertanyaan mengenai identitas
responden bersifat terbuka.
b. Observasi
Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara
langsung pada obyek penelitian.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca
buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
3.5
Teknik Analisis Data
Supaya data yang telah dikumpulkan dapat bermanfaat, maka data harus diolah dan
dianalisis sehingga dapat digunakan untuk mengintepretasikan, dan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
57
3.5.1 Analisa Kualitatif
Dimaksudkan untuk menganalisis data yang tidak ada hubungannya dengan perhitungan
angka-angka (Sutrisno Hadi, 1994:200). Penyajian berupa keterangan, penjelasan serta
pembahasan secara teoritis.$
3.5.1 Analisa Kuantitatif
Analisa kuantitatif adalah metode analisis data dengan menggunakan perhitunganperhitungan. Dalam analisis kuantitatif ini digunakan penentuan score / nilai dengan
mengubah data yang bersifat kualitatif (dalam bentuk pemberian kuesioner kepada
responden) ke dalam bentuk kuantitatif (Sutrisno Hadi, 1994:202). Kegiatan menganalisis
data dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap dasar (Santoso dan Tjiptono, 2001:52),
tahap tersebut diantaranya :
1. Proses Editing
Tahap awal analisis data adalah melakukan edit terhadap data yang telah
dikumpulkan dari hasil survey lapangan. Pada prinsispnya proses editing data
bertujuan agar data yang nanti di analisis telah akurat dan lengkap.
2. Proses Coding
Proses pengubahan data kualitatif menjadi angka dengan mengklasifikasi jawaban
yang ada menurut kategori-kategori yang penting (pemberian kode).
3. Proses Scoring
Proses penentuan skor atas jawaban responden yang dilakukan dengan membuat
klasifikasi dan kategori yang cocok tergantung pada anggapan atau opini
responden.
Dalam
penghitungan
scoring
digunakan
pengukurannya sebagai berikut ( Sugiyono, 2004 : 87 ) :
58
skala
Likert
yang
a. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju
b. Skor 4 untuk jawaban setuju
c. Skor 3 untuk jawaban netral
d. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju
e. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju
4. Tabulasi
Menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel, sehingga diharapkan pembaca
dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulasi selesai,
kemudian data-data dalam tabel tersebut akan diolah dengan bantuan software
statistik yaitu SPSS 16.0
3.5.2.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam
Ghozali, 2005:45). Validitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu
alat pengukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur (Masri Singarimbun dan
Sofyan Effendi, 1998). Cara yang paling banyak dipakai untuk mengetahui
validitas suatu alat pengukur adalah dengan cara mengkorelasikan antara score
yang diperoleh pada masing-masing item (pertanyaan atau pernyataan) dengan
score item dengan score total haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik
tertentu. Untuk menguji validitas dari pertanyaan, dengan taraf signifikasi (α) = 5
% digunakan rumus koefisien korelasi produk moment dari Karl Pearson. Rumus
validitas adalah (Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 1998):
59
r=
n∑ X iYi − ∑ X i ∑ Yi
{n∑ X − (∑ X i ) 2 }{n∑ Yi 2 − (∑ Y ) 2 }
2
i
Keterangan :
r = nilai korelasi produk moment
N = jumlah konsumen/responden
X = Jawaban dari indikator item pertanyaan
Y = Total jawaban dalam satu variabel
Setelah perhitungan dilakukan (dalam hal ini proses perhitungan dibantu dengan
program SPSS versi 16.0) kemudian nilai r yang diperoleh dibandingkan dengan
nilai r tabel sesuai dengan baris n dan taraf signifikasi (α) = 5 % dalam pengujian
validitas kuesioner dikatakan valid apabila r hitung > r tabel.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas sebagai alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Imam Ghozali, 2005:41).
Uji reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dipercaya untuk baik digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Cara menghitung tingkat reliabilitas suatu data yaitu dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Adapun rumus perhitungan tersebut adalah
sebagai berikut :
60
k.r
α=
1 + (r-1)k
dimana :
α = koefisien reliabilitas
k = jumlah item per variabel x
r = mean korelasi antar item
Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai α > 0,6 dimana pada pengujian reliabilitas
ini menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16.0
3.5.2.2
Persamaan Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
(Y)
Rumus : Y = b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃ + e
Keterangan :
Y = keputusan pembelian konsumen
b
= koefisien dari variabel bebas (X)
X1 = Harga
X2 = Selera
X3 = Promosi
e = Kesalahan Pengganggu
Alasan memakai Standardized beta coefficients adalah mampu mengeliminasi
perbedaan unit ukuran pada variabel independen
Sedangkan unstadardized coefficients untuk menginterpretasikan koefisien variabel
bebas.
61
3.5.2.3 Uji Penyimpangan Asumís Klasik
Pengujian terhadap asumsi klasik adalah untuk menguji model analisis yang
digunakan. Metode regresi ordinary least square akan menghasilkan persamaan yang
baik apabila memenuhi pengujian sebagai berikut :
a) Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinearitas dalam suatu persamaan regresi adalah sebagai berikut
(Imam Ghozali, 2005) :
-
Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance
Dengan catatan
:
Tolerance = 1 / VIF atau bisa juga,
VIF
= 1 / Tolerance
Nilai Tolerance yang rendah maka akan berakibat pada VIF yang tinggi, dan ini
berarti terjadi multikolinearitas. Nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan besarnya
VIF lebih kecil dari 10.
b) Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat
dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Normalitas dapat dideteksi menggunakan uji statistik, yaitu Kolmogorov-Smirnov
Test. Adapun kriteria pengujian adalah :
Ha = data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov Test adalah lebih kecil dari 0,05,
maka Ha diterima, sehingga data residual tidak berdistribusi normal, sebaliknya
62
Apabila nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov Test adalah lebih besar dari 0,05,
maka Ha ditolak, sehingga data residual berdistribusi normal (Imam Ghozali,
2005:30)
c) Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar analisis adalah (Imam
Ghozali, 2005):
•
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
telah terjadi Heteroskedastisitas.
•
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
•
Dengan demikian gambar diatas menunjukan tidak terjadi Heteroskedastisitas,
karena data menyebar.
3.5.2.4
Pengujian Hipotesis
a. Uji t (uji Parsial)
Digunakan untuk menguji tingkat signifikan pengaruh variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat secara terpisah.
Langkah-langkah pengujiannya :
1) Menentukan formulasi Ho dan Ha
Ho :
β ≤ 0, tidak ada pengaruh positif antara variabel bebas terhadap variabel
terikat.
63
Ha :
β > 0, terdapat pengaruh positif antara variabel bebas terhadap variabel
terikat.
2) Level significant α = 0,05
Sampel n
t tabel = (α, n – k – I)
3) Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima apabila : t hitung < t tabel
Ha diterima apabila : t hitung > t tabel
4) Kesimpulan keputusan
Apabila t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga tidak ada
pengaruh positif dan signifikan masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Apabila t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada
pengaruh positif dan signifikan antara masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat.
b. Uji F
Digunakan untuk menguji tingkat signifikan pengaruh variabel-variabel
bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama.
Apabila nilai signifikansi < 0,05 menunjukkan bahwa secara bersama-sama
variabel bebas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
variabel terikat.
Apabila nilai signifikansi
> 0,05 menunjukkan bahwa secara bersama-sama
variabel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.
64
c.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara 0 dan satu. Nilai koefisien determinasi kecil, berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai koefisien determinasi mendekati satu, berarti kemampuan variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,2005:83)
Dalam penelitian ini menggunakan adjusted R square, karena menurut
Ghozali (2005:83) kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bisa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan dalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat.
Oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan menggunakan
adjusted R square pada saat mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R2, nilai
adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan
ke dalam model. Rumus koefisien determinasi adalah (Imam Ghozali, 2005:83) :
R2 = ( adjusted R square ) 2 x 100 %
Dimana :
R2
= koefisien determinasi
65
Download