I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia yang terdiri atas 17.000 pulau mengukuhkan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Selain itu, total populasi penduduk yang mencapai lebih dari 237 juta jiwa menempatkan Indonesia sebagai negara terpadat keempat di dunia. Wilayah yang luas dan populasi penduduk yang tinggi disertai dengan pertumbuhan PDB sektor komunikasi yang positif menjadikan Indonesia sebagai salah satu pangsa pasar paling potensial bagi bisnis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK). Kebutuhan atas TIK yang tepat dan handal hampir menjadi suatu hal yang mutlak dalam upaya mengurangi kesenjangan informasi antar wilayah Indonesia. Industri telekomunikasi seluler merupakan bagian dari sektor TIK yang mengalami pertumbuhan yang pesat di Indonesia. Menurut Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), Sarwoto Atmosutarno, pendapatan yang dihasilkan industri seluler di Indonesia pada tahun 2009, mampu menembus angka Rp 100 triliun. Perlu diketahui bahwa perkembangan industri seluler tanah air yang baru dimulai sejak 15 tahun yang lalu, pada semester pertama tahun 2010 penetrasinya telah mendekati 80% dengan jumlah pelanggan sekitar 180 juta dan jumlah BTS lebih dari 100 ribu. Menurut Indonesia International Communication Expo & Conference (ICC), jumlah pengguna ponsel setiap tahun meningkat secara progresif hingga triwulan pertama 2010 dengan total pengguna yang mencapai 178 juta pengguna. Selain itu, jumlah pengguna internet diperkirakan mencapai ± 45 juta orang, yang mewakili ± 20% dari total populasi penduduk Indonesia. Selain itu, Indonesia juga menunjukkan geliat peningkatan penggunaan media jejaring sosial yang cukup drastis. ICC juga menyebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu kontributor ―Twitter‖ tertinggi di dunia (20,8%) sekaligus pengguna ―Facebook‖ terbesar ketiga di dunia, dengan perkiraan 26 juta pengguna. Suatu hal yang amat mungkin bahwa jumlah tersebut akan terus meningkat dalam waktu dekat mengingat semakin maraknya penggunaan mobile internet di Indonesia. Fakta di atas menegaskan bahwa persaingan bisnis telekomunikasi seluler kian hari kian ketat. Saat ini Indonesia memiliki sekitar 10 operator selular, baik yang beroperasi dengan teknologi GSM maupun CDMA. Dalam upaya meraih pangsa pasar yang signifikan, setiap operator harus mengusung strategi pemasaran yang tepat. Tarif murah merupakan hal yang paling sering diusung dalam pelbagai program promosi karena tuntutan pasar yang cenderung sensitif terhadap harga (price sensitive). Adapun kecenderungan lain pada pengguna telepon seluler (ponsel) di Indonesia, sebagian dari mereka menggunakan lebih dari satu unit ponsel, hal merupakan potensi pasar lain. Selain mempromosikan tarif yang kompetitif, operator seluler juga menawarkan paket (bundling) ponsel hemat. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Persaingan untuk menjadi operator bertarif termurah membawa pelaku usaha terlibat dalam perang tarif. Terjadinya perang tarif sangat menguntungkan bagi pelanggan karena teknologi ponsel menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat kelas bawah, sehingga penetrasi telekomunikasi seluler meningkat. Hal ini memicu berkembangnya usaha-usaha komplementer, antara lain bisnis isi ulang pulsa, jual-beli ponsel bekas, dan pernak-pernik ponsel. Di sisi lain, sengitnya perang tarif seluler justru berdampak buruk bagi operator. Agar dapat bersaing setiap operator dituntut untuk melakukan efisiensi biaya operasional sehingga pendapatan tetap aman. Namun demikian, pengurangan biaya operasional acap kali mempengaruhi kualitas layanan dan berpotensi mengabaikan kepuasan konsumen. Kepuasan pelanggan merupakan faktor penting yang mengawali terbentuknya loyalitas pelanggan. Hal di atas merupakan bagian dari Customer Relationship Management (CRM) dan Supply Chain Management (SCM). Kedua hal tersebut amat penting dalam menjamin kredibilitas dan profitabilitas perusahaan. Menurut harian Tribunnews.com, PT. Telkomsel, Tbk. telah menyatakan keengganan untuk terlibat lebih jauh dalam perang tarif layanan telekomunikasi di tanah air. Sebagai pemimpin pasar—jumlah pelanggan yang mencapai 97 juta pelanggan—PT. Telkomsel, Tbk. lebih memilih memfokuskan diri untuk melakukan pengembangan usaha secara agresif, mengingat sektor ini akan terus berkembang. Pernyataan sikap yang akan diambil oleh PT. Telkomsel, Tbk. merupakan strategi yang tepat mengingat perusahaan tersebut merupakan raksasa telekomunikasi selular Indonesia. Oleh sebab itu, perusahaan harus mampu menjadi yang terdepan dalam segala hal yang berkaitan dengan solusi layanan telekomunikasi selular. Dalam upaya meraih visi tersebut, pendekatan CRM perlu digunakan dan mengidentifikasi kebutuhan dan solusi bagi pelanggan. Selain itu, optimalisasi SCM sangat mempengaruhi penentuan biaya produksi, harga jual, dan ketersediaan barang di pasar. Kedua hal di atas belum lengkap tanpa pengelolaan yang baik melalui Enterprise Resource Planning (ERP), pengurangan lead-time, pengiriman tepat waktu, pengurangan dalam waktu siklus, kepuasan pelanggan yang lebih baik, kinerja pemasok yang lebih baik, peningkatan fleksibilitas, pengurangan dalam biaya-biaya kualitas, penggunaan sumber daya yang lebih baik, peningkatan akurasi informasi dan kemampuan pembuatan keputusan. B. Tujuan Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penulisan paper ini diantaranya: 1. Mengidentifikasi Business Application yang ada di PT Telkomsel, Tbk. 2. Mengidentifikasi Gurdin’s Time Space Matrix yang ada di PT Telkomsel, Tbk. 3. Mengetahui upaya manajemen global PT Telkomsel, Tbk. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 II. LANDASAN TEORI A. Customer Relationship Management (CRM) A.1. Pengertian Menurut Kalakota dan Robinson (2001), CRM merupakan perpaduan antara strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang terkoordinasi. Pengertian lain mengatakan bahwa CRM merupakan sebuah sistem informasi yang terintegrasi yang digunakan untuk melakukan perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian aktivitas-aktivitas prapenjualan dan pasca-penjualan dalam sebuah organisasi. Kavanaugh, menyimpulkan bahwa terlepas dari ukuran perusahaan dan persyaratan yang berkaitan dengan solusi CRM, tujuannya tetap sama yaitu mempelajari lebih lanjut tentang pelanggan dan daya ungkit (leverage) dalam rangka meningkatkan loyalitas pelanggan dan penjualan. Atas dasar itu, beberapa perusahaan yang perhatian dengan pelanggannya menyediakan berbagai layanan yang berorientasi pada pelanggan, seperti pusat panggilan (call center), tenaga penjualan (sales force), pemasaran, dukungan teknis (technical support) dan layanan lapangan (field service). Dalam upaya mencapai keberhasilan CRM, ada 3 langkah yang dilakukan sebelum mempertimbangkan teknologi CRM: 1. Membangun komitmen terhadap perubahan organisasi. Perusahaan harus mengerti terlebih dahulu kepentingan/urgensinya dalam meningkatkan loyalitas pelanggan dan menganggap bahwa suatu inisiatif CRM merupakan suatu prioritas. Hal ini sangat berkaitan erat dengan intensitas interaksi perusahaan dengan pelanggan yang menyangkut proses bisnis yang efisien bagi kedua belah pihak. 2. Menentukan penyesuaian khusus terhadap operasi. Perusahaan perlu mengidentifikasi masalah dan tantangan yang dihadapi baik yang berasal dari dalam mengidentifikasi maupun solusi luar masalah organisasi. dan tantangan Kemudian tersebut secara melalui kolektif tindakan penyesuaian operasional yang perlu dilakukan. 3. Pendokumentasian Strategi CRM. Keberhasilan strategi yang diambil dalam merespon masalah dan tantangan sangat ditentukan oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan perlu dispesifikasikan dalam hal yang dapat diukur seperti Return on Investment (RoI) dan batasan bagaimana CRM akan berdampak pada perusahaan, operasi saat ini, dan pelanggan. Pendokumentasian memudahkan perusahaan dalam meneliti dan mengevaluasi semua kemungkinan solusi CRM yang tersedia. Selain itu, perusahaan juga perlu Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 mengidentifikasi sejauh mana fungsi CRM dapat dilaksakan. Adapun fungsi-fungsi CRM yang meliputi: Optimasi usaha Visibilitas real time Percakapan pelanggan yang berarti Kolaborasi lintas departemen Mampu mendriving revenue Memberikan pandangan menyeluruh MEningkatkan produktivitas Wawasan lengkap terhadap pelanggan Mengelola kesempatan Maksimisasi RoI A. 2. Sasaran dan Tujuan Sasaran utama CRM adalah meningkatkan pertumbuhan jangka panjang dan profitabilitas perusahaan melalui pengertian yang lebih baik terhadap beberapa kebiasaan (behavior) atau kecenderungan (preference) pelanggan. Selain itu, CRM juga menyediakan umpan balik yang lebih efektif dan integrasi yang lebih baik dengan pengendalian RoI di area ini. Otomasi Tenaga Penjualan (Sales Force Automation / SFA), yang mulai tersedia pada pertengahan tahun 80-an merupakan komponen pertama dari CRM. SFA membantu para Sales Representative untuk mengatur Account dan Track Opportunities, daftar kontak yang dimiliki, jadwal kerja, memberikan layanan pelatihan online yang dapat menjadi solusi untuk pelatihan jarak jauh, serta membangun dan mengawasi alur penjualan, sekaligus membantu optimalisasi penyampaian informasi dengan News Sharing. SFA, pusat panggilan (bahasa inggris:call center) dan operasi lapangan otomatis ada dalam jalur yang sama dan masuk pasaran pada akhir tahun 90-an mulai bergabung dengan pasar menjadi CRM. Layaknya ERP, CRM adalah sistem yang sangat komprehensif dengan banyak sekali paket dan pilihan. Merujuk kepada Glen Petersen, penulis buku "ROI: Building the CRM Business Case," sistem CRM yang paling sukses ditemukan dalam organisasi yang menyesuaikan model bisnisnya untuk profitabilitas, bukan hanya merancang ulang sistem informasinya. CRM mencakup metoda dan teknologi yang digunakan perusahaan untuk mengelola hubungan mereka dengan pelanggan. Informasi yang disimpan untuk setiap pelanggan dan calon pelanggan dianalisa dan digunakan untuk tujuan ini. Proses otomasi dalam CRM digunakan untuk menghasilkan personalisasi pemasaran otomatis berdasarkan informasi pelanggan yang tersimpan di dalam sistem. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Menurut Kalakota dan Robinson (2001), tujuan CRM adalah sebagai berikut: Menggunakan hubungan dengan pelanggan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan Menggunakan informasi untuk memberikan pelayanan yang memuaskan Mendukung proses penjualan berulang kepada pelanggan A.3. Tahapan CRM 1. ACQUIRE (mendapatkan pelanggan baru) Tahap ini berorientasikan pasar dengan tujuan meraih pelanggan baru melalui kemudahan pengaksesan informasi dan pelayanan yang menarik. 2. RETAIN (mempertahankan pelanggan) Tahap ini berusaha mempertahankan shareholder yang dimiliki (pelanggan) dengan menciptakan value perusahaan di mata pelanggan dan berusaha meraih loyalitasnya 3. EXTEND (memperluas pelanggan) Tahap ini memanfaatkan inovasi teknologi informasi untuk dapat memperluas pelanggan A.4. Klasifikasi CRM 1. CRM operasional Terkonsentrasi pada kolekting data dan praktisi strategi Mencakup proses otomatisasi yang terintegrasi dari keseluruhan proses bisnis, seperti otomatisasi pemasaran, penjualan, dan pelayanan Berperan dalam interaksi dengan pelanggan. Dikenal sebagai front office perusahaan Contoh : Aplikasi Web Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 2. CRM analitik Terkonsentrasi pada pemrosesan data dan format strategi Berperan dalam memahami kebutuhan pelanggan dan melaksanakan analisis pelanggan dan pasar, seperti analisis trend pasar dan analisis perilaku pelanggan Dikenal sebagai back office perusahaan Input data berasal dari CRM operasional 3. CRM kolaborasi Facilitates interactions with customers through all channels (personal, letter, fax, phone, web, e-mail) and supports co-ordination of employee teams and channels Dengan CRM kolaborasi ini setiap orang, proses dan data terintegrasi sehingga perusahaan dapat lebih baik melayani dan mempertahankan pelanggan Benefit dari CRM kolaborasi: Interaksi dengan pelanggan produktif dan efisien Biaya customer service dapat dikurangi Memungkinkan interaksi multi channel dengan pelanggan secara personal A.5. Metode Implementasi CRM 1. On-premise CRM, cocok untuk perusahaan yang : Ingin mengimplementasikan highly customized customer-management practices Membutuhkan data spesialis yang terstruktur Mempunyai kebutuhan integrasi yang kompleks & real time serta didukung sistem in-house IT resources Mampu menanggulangi modal investasi awal dan biaya tetap lainnya Berhadapan dengan data sensitif yang tidak boleh dilihat perusahaan lain 2. On-demand/hosted CRM cocok untuk perusahaan yang: Ingin mengimplementasikan proses standar dari varietas industri dan perusahaan Mampu menggunakan struktur data standar Mempunyai kebutuhan integrasi dasar Personal dan tenaga teknikalnya terbatas Mencari harga bervariasi dan biaya inisiasi lebih rendah Berhadapan dengan data non-proprietary Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 B. Supply Chain Management (SCM) Manajemen Rantai Suplai (Supply Chain Management/SCM) adalah sebuah proses payung di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah supply chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. (Kalakota, 2001). Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001, h5). Rantai suplai yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai tersebut. Manajemen Rantai Suplai adalah koordinasi dari bahan, informasi dan arus keuangan antara perusahaan yang berpartisipasi. Manajemen rantai suplai bisa juga berarti seluruh jenis kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke konsumen untuk mendaur ulang produk yang sudah dipakai. Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan. Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan, arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia material mentah. Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran dalam penetapan kepemilikandan pengiriman. (Kalakota, 2001) Menurut Turban, Rainer, Porter (2004), terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu: Rantai Suplai Hulu (Upstream Supply Chain) Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Bagian upstream (hulu) supply perusahaan manufaktur dengan chain para meliputi aktivitas dari suatu (yang mana dapat penyalurannya manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan. Manajemen Internal Suplai Rantai (Internal Supply Chain Management) Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan. Rantai Suplai Hilir (Downstream Supply Chain) Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service. B. 1. Permasalahan SCM Manajemen suplai rantai harus memasukan problem dibawah: Distribusi Konfigurasi Jaringan Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi (distribution centre/D.C.), gudang dan pelanggan. Strategi Distribusi Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan langsung, Berlabuh silang, strategi menarik atau mendorong, logistik orang ke tiga. Informasi Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb. Manajemen Inventaris Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses kerja, dan barang jadi. Aliran dana Mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar dana melewati entitas di dalam rantai suplai. Eksekusi rantai suplai ialah mengatur dan koordinasi pergerakan material, informasi dan dana di antara rantai suplai tersebut. Alurnya sendiri dua arah. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 B.2. Aktivitas/Fungsi SCM Manajemen rantai suplai ialah pendekatan antar-fungsi (cross functional) untuk mengatur pergerakan material mentah kedalam sebuah organisasi dan pergerakan dari barang jadi keluar organisasi menuju konsumen akhir. Sebagaimana korporasi lebih fokus dalam kompetensi inti dan lebih fleksibel, mereka harus mengurangi kepemilikan mereka atas sumber material mentah dan kanal distribusi. Fungsi ini meningkat menjadi kekurangan sumber ke perusahaan lain yang terlibat dalam memuaskan permintaan konsumen, sementara mengurangi kontrol manajemen dari logistik harian. Pengendalian lebih sedikit dan partner rantai suplai menuju ke pembuatan konsep rantai suplai. Tujuan dari manajemen rantai suplai ialah meningkatkan ke[percayaan dan kolaborasi di antara rekanan rantai suplai, dan meningkatkan inventaris dalam kejelasannya dan meningkatkan percepatan inventori. Secara garis besar, fungsi manajemen ini bisa dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan perencaan kapasitas, dan pengembangan rantai suplai. Beberapa model telah diajukan untuk memahami aktivitas yang dibutuhkan untuk mengatur pergerakan material di organisasi dan batasan fungsional. SCOR adalah model manajemen rantai suplai yang dipromosikan oleh Majelis Manajemen Rantai Suplai. Model lain ialah SCM yang diajukan oleh Global Supply Chain Forum (GSCF). Aktivitas suplai rantai bisa dikelompokan ke tingkat strategi, taktis, dan operasional. B.3. Strategis Penerapan SCM Optimalisasi jaringan strategis, termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran gudang, pusat distribusi dan fasilitas Rekanan strategis dengan pemasok suplai, distributor, dan pelanggan, membuat jalur komunikasi untuk informasi amat penting dan peningkatan operasional seperti cross docking, pengapalan langsung dan logistik orang ketiga Rancangan produk yang terkoordinasi, jadi produk yang baru ada bisa diintregasikan secara optimal ke rantai suplai,manajemen muatan Keputusan dimana membuat dan apa yang dibuat atau beli Menghubungkan strategi organisasional secara keseluruhan dengan strategi pasokan/suplai B.3.1. Taktis Kontrak pengadaan dan keputusan pengeluaran lainnya Pengambilan Keputusan produksi, termasuk pengontrakan, lokasi, dan kualitas dari inventori Pengambilan keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dan definisi proses perencanaan. Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Benchmarking atau pencarian jalan terbaik atas semua operasi melawan kompetitor dan implementasi dari cara terbaik diseluruh perusahaan Gaji berdasarkan pencapaian B.3.2. Operasional Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua hal di rantai suplai Perencanaan produksi untuk setiap fasilitas manufaktru di rantai suplai (menit ke menit) Perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaan dari semua konsumen dan membagi prediksi dengan semua pemasok Perencanaan pengadaan, termasuk inventaris yang ada sekarang dan prediksi permintaan, dalam kolaborasi dengan semua pemasok Operasi inbound, termasuk transportasi dari pemasok dan inventaris yang diterima Operasi produksi, termasuk konsumsi material dan aliran barang jadi (finished goods) Operasi outbound, termasuk semua aktivitas pemenuhan dan transportasi ke pelanggan Pemastian perintah, penghitungan ke semua hal yang berhubungan dengan rantai suplai, termasuk semua pemasok, fasilitas manufaktur, pusat distribusi, dan pelanggan lain B.4. Strukturisasi dan Tiering Jika dilihat lebih dekat pada apa yang terjadi dalam kenyataannya, istilah rantai suplai mewakili sebuah serial sederhana dari hubungan antara komoditas dasar dan produk akhir. Produk akhir membutuhkan material tambahan kedalam proses manufaktur. B.5. Arus Material dan Informasi Tujuan dalam rantai suplai ialah memastikan material terus mengalir dari sumber ke konsumen akhir. Bagian-bagian (parts) yang bergerak di dalam rantai suplai haruslah berjalan secepat mungkin. Dan dengan tujuan mencegah terjadinya penumpukan inventori di satu lokal, arus ini haruslah diatur sedemikian rupa agar bagian-bagian tersebut bergerak dalam koordinasi yang teratur. Istilah yang sering digunakan ialah synchronous. Terkadang sangat susah untuk melihat sifat arus "akhir ke akhir" dalam rantai suplai yang ada. Efek negatif dari kesulitan ini termasuk penumpukan inventori dan respon Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 tidak keruan pada permintaan konsumen akhir. Jadi, strategi manajemen membutuhkan peninjauan yang holistik pada hubungan suplai. Teknologi informasi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh rantai suplai ke konsumen akhir, kita bisa membuat sebuah rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan nilai konsumen yang lebih. Tujuannya adalah mengintegrasikan data permintaan dan suplai jadi gambaran yang akuarasinya sudah meningkatdapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dan konsumen akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan peningkatan keunggulan kompetitif. Jadi dengan adanya integrasi ini dalam rantai suplai akan meningkatkan ketergantungan dan inventori minimum. C. Enterprise Resources Planning (ERP) ERP (Enterprice Resource Planning) adalah suatu cross-functional atau sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahaan manufaktur maupun jasa guna mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis di dalam pabrik, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan, dan sumber daya manusia. Implementasi ERP merupakan investasi dan juga tulang punggung perusahaan guna meningkatkan efisiensi kinerja serta mengembangkan bisnis. Pada prinsipnya dengan sistem ERP, sebuah industri atau perusahaan dapat berjalan secara optimal dan dapat mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak efisien, seperti biaya inventory maupun biaya kerugian akibat kesalahan teknis. ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II), yaitu merupakan hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya mengangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan, pengapalan, dan akunting perusahaan. Artinya bahwa sistem ini kemudian akan membantu mengontrol seluruh aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia. Pendekatan pada sistem ERP dalam aplikasi bisnis pembelian dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Pertama, modul ERP terintegrasi, terutama pada suatu definisi umum dan database umum. Suatu transaksi diproses di dalam satu area, seperti penerimaan pesanan, dampak transaksi ini dengan seketika dapat dicerminkan di dalam semua area lain yang berhubungan, seperti agenda produksi akuntansi, suatu pembelian. Kedua, modul ERP telah dirancang untuk mencerminkan cara tertentu dalam melakukan suatu satuan proses bisnis tertentu. Sistem ERP didasarkan pada suatu pandangan terhadap nilai bisnis, dimana departemen fungsional yang mengkoordinir pekerjaan mereka. Untuk menerapkan suatu sistem ERP, selanjutnya, suatu perusahaan mengubah proses bisnisnya. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Jika perusahaan membeli suatu sistem ERP, perusahaan harus mengubah prosesnya agar dapat sesuai dengan paket software yang digunakan. Perusahaan menyesuaikan diri dengan paket software ERP dan sebaliknya. Tujuan ERP system adalah memberikan satu aplikasi tunggal yang bekerja secara terintegrasi yang meliputi berbagai divisi dalam perusahaan, seperti planning, marketing, manufacturing, sales, finance, purchasing, Human Resource. C.1. Keuntungan Implementasi ERP Keuntungan implementasi ERP bagi PT. XYZ adalah: ERP membantu memperlancar proses bisnis dan membuatnya jadi lebih mudah, murah, cepat dan efisien. Mengurangi biaya-biaya berupa penghematan biaya operasional PT. XYZ. Hal ini disebabkan karena sistem ERP sudah didesain sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi dan menghilangkan duplikasi data. Pengambilan keputusan, Sistem ERP yang merupakan sistem yang mengintegrasikan seluruh data dan informasi sangat membantu PT. XYZ dalam pengambilan keputusan, terutama apabila akan muncul masalah dalam PT. XYZ maka dengan cepat mereka dapat mengetahuinya dan segera mencari dan mengambil keputusan guna memecahkan masalah tersebut. Meningkatkan etos kerja karyawan, karena proses kerja tersusun sesuai dengan standar operasi perusahaan yang sudah dibakukan. Meningkatkan jumlah penjualan, karena sistem ERP ini membantu dalam keluar masuknya arus barang. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Menambah daya saing perusahaan, karena ERP membantu dalam distribusi produk XYZ dengan memberikan informasi yang cepat dan akurat bagi konsumen. Mengurangi kecurangan dan biaya dengan menghapuskan aktifitas yang tidak memiliki nilai tambah. Manfaat yang diperoleh PT. XYZ dengan penerapan ERP sistem dalam proses bisnisnya antara lain: Kecepatan informasi lebih dari 1 bagian ke bagian lain serta mampu menambah jam kerja. Contohnya: a. Keberhasilan dalam memengkas lama barang di gudang dari 180 hari menjadi 110 hari. Seperti pada saat ada perubahan inventory seehingga tidah terjadi off production (terhentinya kegiatan oprasional atau produksi perusahaan) b. Laporan konsolidasi bulanan yang tadinya telat 10 hari, kini dapat dilaporkan tiap tanggal 4 (sebelumnya selesai pada tanggal 10 atau 12 pada bulan berikutnya). Artinya bahwa pihak manajemen mendapatkan informasi yang lebih cepat dan dapat mengetahui naik turunnya suatu produk secara detail. Meningkatkan kepuasan konsumen Kebutuhan informasi antar kantor cabang XYZ sudah online, termasuk juga online dengan bagian produksi. Dari segi keuangan, tiap-tiap divisi atau bisnis unit yang ada tidak perlu menunggu lama untuk memperoleh memo dari bagian keuangan. Hal ini karena proses approval yang langsung dapat dicek oleh pimpinan via jaringan elektronik. Mempercepat proses order dari distributor sehingga membantu meningkatkan penjualan obat. Adanya Batch Number yang mengikuti mekanisme cara pembuatan obat (CPO) yang benar, berguna untuk: a. Menelusuri hingga bahan baku apabila terjadi kesalahan atau masalah dengan produksi. b. Mendeteksi produk yang mendekati kadaluarsa obat maupun makanan kesehatan. C.2. Kendala Implementasi ERP Dalam menjalankan bisnisnya, PT Kalbe menemui beberapa kendala terutama dalam penerapan ERP. Kendala yang ditemui PT. XYZ dalam implementasi ERP, yakni: 1. Biaya yang tinggi Biaya implementasi ERP yang sangat bervariasi dari ribuan dollar hingga jutaan dollar, serta biaya Business Process Re-engineering yang sangat tinggi. 2. Perangkat keras dan lunak merupakan bagian kecil dari total biaya. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Manajemen PT. XYZ menganggarkan US$500.000 untuk sistem dan Rp. 2-3 Milyar untuk perangkat keras. Ini ditujukan agar keuntungan yang akan diperoleh semakin tinggi. 3. Tahun 2000 manajemen PT. XYZ masih dalam proses melakukan konsolidasi internal dan masih dalam proses pengintegrasian setelah merger dengan Dankos dan Hexapharm Jaya. 4. Mengenai change management terkait proses pemeliharaan dan pengembangan serta pendamping pada saat proses penerapan ERP di PT. XYZ. 5. Resiko yang tinggi Jika terjadi kegagalan dalam implementasi ERP maka akan menimbulkan resiko yang sangat tinggi yang kemudian akan membahayakan bahkan membunuh bisnis yang bersangkutan. Cara yang dilakukan PT. XYZ dalam menyikapi kendala-kendala yang dihadapi adalah: 1. Melakukan Risk Assesment dengan melakukan pemetaan titik-titik yang dianggap rawan jika terjadi suatu musibah. 2. Membangun sebuah Disaster Recovery Center untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti kebakaran maupun gempa bumi atau lainnya yang dimana sebelumnya telah dilakukan kegiatan risk assesment untuk memlih lokasi yang tepat. XYZ menggunakan Key Perfomance Indikator untuk menilai kinerja para vendor yang pengukurannya didasarkan atas 5 parameter, yaitu right delivery, right quality, right quantity, right price dan right service. C.3. Keuntungan ERP bagi Perusahaan Mempergunakan sebuah sistem ERP dapat memberikan banyak keuntungan, baik langsung maupun tidak langsung. Fan, et al dalam Yahaya Yusuf, et al (2006) menyatakan ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam mengendalikan bisnis yang lebih baik karena dapat mengurangi tingkat stok dan inventori, meningkatkan perputaran stok, mengurangi cycle time order, meningkatkan produktivitas, komunikasi lebih baik serta berdampak pada peningkatan benefit (profit) perusahaan. Menurut Leon (2005) yang hampir sama dengan Fan, et al menyatakan bahwa ERP mempunyai keuntungan yakni : Pengurangan lead-time, pengiriman tepat waktu, pengurangan dalam waktu siklus, kepuasan pelanggan yang lebih baik, kinerja pemasok yang lebih baik, peningkatan fleksibilitas, pengurangan dalam biaya-biaya kualitas, penggunaan sumber daya yang lebih baik, peningkatan akurasi informasi dan kemampuan pembuatan keputusan. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 III. COMPANY PROFILE A. Sejarah Perkembangan Perusahaan Telkomsel merupakan operator telekomunikasi selular terdepan di Indonesia yang menyediakan beragam layanan dengan berbasis teknologi jaringan GSM Dual Band (900 & 1800), GPRS, WiFi, EDGE, 3G, HSDPA dan HSPA di seluruh Indonesia. Untuk jaringan internasional, Telkomsel telah berkolaborasi dengan 362 roaming partners di 196 negara. Dengan cakupan jaringan terbesar di Indonesia, mencapai lebih dari 95% total populasi wilayah Indonesia, jaringan Telkomsel telah menjangkau hingga seluruh provinsi, kabupaten, dan hampir seluruh wilayah kecamatan di Indonesia. Sebagai pemimpin pasar layanan broadband, Telkomsel menjadi yang petama kali meluncurkan ―Next Generation Flash HSPA+, yang mana akan diimplementasikan di 24 kota di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2010. Telkomsel menyediakan layanan voice dan SMS sebagai layanan dasar selular, sebagaimana juga beragam layanan nilai tambah lainnya seperti nada sambung pribadi, mobile banking, mobile wallet (T-Cash), cash remittance (T-Remittance), internet broadband (Telkomsel Flash), layanan BlackBerry dan lain sebagainya. Agar dapat melayani kebutuhan segmen pelangan yang berbeda-beda, Telkomsel menawarkan kepada para pelanggannya pilihan antara dua layanan pra bayar yakni simPATI dan Kartu As, atau menggunakan layanan pasca bayar melalui produk kartuHALO. Selama 15 tahun beroperasi sejak peluncuran pertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26 Mei 1995, Telkomsel terus mempertahankan keunggulan market share dan menjadi yang tersedepan dalam layanan mobile lifestyle. Pada akhir bulan Juni 2010, jumlah pelanggan Telkomsel mencapai 88,32 juta, mewakili jumlah market share yang mencapai 47% pasar layanan selular. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2005-2009), pendapatan operasional Telkomsel mengalami pertumbuhan dari Rp. 21,13 triliun di tahun 2005 menjadi Rp. 41,58 triliun di tahun 2009. Pada periode yang sama, jumlah total pelanggan Telkomsel meningkat dari sekitar 24,27 juta pada akhir tahun 2005 menjadi 81,64 juta pada akhir tahun 2009, mewakili tingkat CAGR senilai 54%. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Fasilitas Jaringan Terkini A.1. 3G/3.5G (64 Kbps) 3G (dari bahasa Inggris: third-generation technology) merupakan sebuah standar yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) yang diadopsi dari IMT2000 untuk diaplikasikan pada jaringan telepon selular. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel versi ketiga. Melalui 3G, pengguna telepon selular dapat memiliki akses cepat ke internet dengan bandwidth sampai 384 kilobit setiap detik ketika alat tersebut berada pada kondisi diam atau bergerak secepat pejalan kaki. Akses yang cepat ini merupakan andalan dari 3G yang tentunya mampu memberikan fasilitas yang beragam pada pengguna seperti menonton video secara langsung dari internet atau berbicara dengan orang lain menggunakan video. 3G mengalahkan semua pendahulunya, baik GSM maupun GPRS. Beberapa perusahaan seluler dunia akan menjadikan 3G sebagai standar baru jaringan nirkabel yang beredar di pasaran ataupun negara berkembang. Semenjak masuk ke Indonesia, 3G tentunya menjadi incaran perusahaan telekomunikasi. Setelah melalui pelelangan oleh Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi, terpilihlah 3 perusahaan seluler yang memiliki lisensi untuk mengembangkan 3G di Indonesia dimana salah satunya adalah Telkomsel. Secara evolusioner teknologi 3G telah dikembangkan menjadi 3.5G melalui peningkatan kecepatan transmisi data dengan teknologi berbasis HSDPA (High-Speed Downlink Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Packet Access). Perusahaan Telkomsel sendiri menyediakan fasilitas/layanan 3G/3,5G ini untuk memberikan kemudahan akses bagi para konsumennya untuk menjelajahi internet dan mengunduh video lewat layanan Telkomsel Flash. A.2. HSPA+ Akses Paket Kecepatan Tinggi (Inggris: High-Speed Packet Access) adalah koleksi protokol telepon genggam dalam ranah 3,5G yang memperluas dan memperbaiki kinerja protokol Universal Mobile Telecommunications System (UMTS). High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA), High-Speed Uplink Packet Access (HSUPA), dan High Speed Packet Access+ (HSPA+) adalah bagian dari keluarga High-Speed Packet Access (HSPA). HSPA merupakan hasil pengembangan teknologi 3G gelombang pertama, Release 99 (R99). Sehingga HSPA mampu bekerja jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan koneksi R99. Terkait jaringan CDMA, HSPA dapat disejajarkan dengan Evolution Data Optimized (EVDO) yang merupakan perkembangan dari CDMA2000. Jaringan HSPA sebagian besar tersebar pada spektrum 1900 MHz dan 2100 MHz namun beberapa berjalan pada 850 MHz. Spektrum yang lebih besar digunakan karena operator dapat menjangkau area yang lebih luas serta kemampuannya untuk refarming dan realokasi spektrum UHF. HSPA menyediakan kecepatan transmisi data yang berbeda dalam arus data turun (downlink) dan dalam arus naik (uplink), terkait standar pengembangan yang dilakukan Third Generation Partnership Project (3GPP). Perkembangan lanjutan HSPA dapat semakin memudahkan akses ke dunia maya karena sarat fitur rapi dan canggih sehingga dapat mengurangi biaya transfer data per megabit. Pada tahun 2008 terdapat lebih dari 32 juta koneksi HSPA di dunia. Hal ini bertolak belakang dengan akhir kuartal pertama 2007 yang hanya berjumlah 3 juta. Pada tahun yang sama, sekitar 80 negara telah memiliki layanan HSPA dengan lebih dari 467.000 jenis perangkat HSPA yang tersedia di seluruh dunia, seperti perangkat bergerak, notebook, data card, wireless router, USB Modem. Jumlah koneksi pitalebar bergerak atau Mobile Broadband HSPA di Indonesia telah melampaui jumlah koneksi pitalebar tetap (fixed broadband), sehingga HSPA diprediksi akan mendominasi pasar pengguna teknologi pita lebar nirkabel di Indonesia. Dalam mengadopsi layanan pita lebar (broadband), Indonesia termasuk pemimpin pasar di Asia Tenggara. Tercatat pada tahun 2008 jumlah pengakses Internet di Indonesia yang menggunakan teknologi ini mencapai 315.000 orang, yang merupakan jumlah signifikan dari pengguna layanan pita lebar di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan populasi keempat terbesar di dunia yakni 245 juta penduduk dan dengan tingkat penetrasi peralatan bergerak sebesar 39%. Saat ini Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Indonesia memiliki empat jaringan HSPA yang dijalankan oleh operator Indosat, XL, Telkomsel, dan 3 (three). Akan tetapi, sebagian besar operator tersebut awalnya lebih banyak bermain dalam teknologi HSDPA dengan kisaran downlink yang masih cukup rendah. Untuk pengembangan HSPA di Indonesia seperti LTE, ditargetkan hadir pada tahun 2012. Menurut jangkauan, LTE dapat digunakan di wilayah rural ataupun hot zone. LTE juga bisa diimplementasikan operator GSM ataupun CDMA. Perkembangan LTE di Indonesia nantinya akan bersamaan dengan kehadiran WiMAX. Salah satu operator di Indonesia, Telkomsel, memilih menerapkan teknologi LTE. Banyaknya operator GSM di Indonesia yang berencana mengimplementasi LTE karena LTE dianggap lebih mudah dibandingkan WiMAX yang membutuhkan perubahan besar-besaran pada infrastruktur operator GSM. Sehingga dari segi investasi LTE tiga kali lebih murah. Dari segi desain, LTE dan WiMAX berasal dari pasar yang berbeda, sehingga kehadiran keduanya tak mengancam satu sama lain. Nokia Siemens Network (NSN) pada akhir tahun 2008 menghadirkan test bed sebagai tempat uji coba di bidang Information and Technology (ICT) dalam mewujudkan teknologi LTE. NSN membantu Telkomsel meningkatkan kapasitas layanan pita lebar nirkabel bergerak dengan Direct Tunnel, yang menyiapkan pondasi jaringan 4G berbasis IP dan LTE. Telkomsel telah mengimplementasikan Direct Tunnel di kawasan Jabodetabek. Mulai September 2009, Telkomsel menambah layanan HSPA+ (HighSpeed Packet Access) dengan kecepatan akses hingga 21 Mbps yang rencananya akan diterapkan di 24 kota di Indonesia hingga akhir tahun 2010. Sayangnya, realisasinya belum berjalan maksimal sehingga sebagian besar penggunanya hanya mendapatkan akses kurang dari 64 Kbps. B. Struktur Organisasi dan Kepemilikan Saat ini, saham Telkomsel dimiliki oleh Telkom Indonesia sebesar 65% dan sisanya oleh perusahaan telekomunikasi Singapura, SingTel. Telkom Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sementara SingTel merupakan suatu perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah Singapura. Per tanggal 1 Januari 2008, jabatan Presiden Direktur dijabat oleh Sarwoto Atmosutarno yang menggantikan Kiskenda Suriadihardja dimana beliau sebelumnya telah menjabat sejak 1 Januari 2005 atau selama tiga tahun. B.1. GraPARI Graha Pari Sraya atau yang disingkat GraPARI berasal dari Bahasa Sansekerta yang diberikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk nama kantor pelayanan Telkomsel sebagai tanda penghargaan atas diresmikannya kantor pelayanan Telkomsel di Daerah Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Istimewa Yogyakarta. Sejak itulah seluruh kantor pelayanan Telkomsel ditetapkan dengan nama GraPARI Telkomsel atau Grha Pari Sraya Telkomsel. Selain sebagai pelanggannya, kantor pelayanan GraPARI juga yang menyediakan memfokuskan diri penjualan produk untuk sendiri melayani seperti kartuHALO dan simPATI. GraPARI tidak menjual perangkat telepon selular kecuali jika ada kebijaksanaan tertentu untuk menjual dalam bentuk paket produk Telkomsel, hal inipun tidak selalu dilakukan. Sehingga jika ada pelanggan yang ingin membeli perangkat telepon selular terpisah dari produk Telkomsel maka GraPARI akan menyarankan untuk mendapatkannya pada dealer resmi, outlet eksklusif, maupun ritel yang telah bekerjasama dengan Telkomsel. GraPARI menjual dan memasarkan kartuHALO maupun simPATI untuk mempermudah masyarakat memperoleh produk Telkomsel karena ada di antara pelanggan di seluruh Indonesia tersebut hanya tahu bahwa untuk mendapatkan kartuHALO dan simPATI harus ke kantor Telkomsel. Mereka belum mengetahui bahwa kartuHALO dan simPATI juga dapat diperoleh di dealer resmi, outlet eksklusif maupun ritel. Dengan kata lain GraPARI hanya sebagai salah satu alternatif kemudahan untuk memperoleh dan menutupi pangsa pasar yang tidak tertampung oleh saluran distribusi Telkomsel lainnya. Pelanggan yang datang ke GraPARI untuk mendapatkan kartuHALO maupun simPATI bukan hanya pelanggan perseorangan / individual tetapi juga dealer resmi, outlet eksklusif serta dealer ritel. Jenis pemesanan yang dilakukan oleh pihak saluran distribusi tentunya berbeda dalam hal prosedur dan pembayaran. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 IV. ANALISA A. Business Function Aplikasi – aplikasi e-business pada dasarnya adalah aplikasi berbasis jaringan yang menghubungkan pihak – pihak yang berkepentingan baik dari tempat yang sama maupun tempat yang berbeda. Banyak perusahaan yang menggunakan teknologi informasi untuk mengembangkan cross functional enterprise system yang melewati batas – batas dan fungsi bisnis tradisional (seperti marketing dan finance) untuk meningkatkan semua proses – proses bisnis vital perusahaan. Perusahaan yang menerapkan e-business di Indonesia melihat cross functional enterprise system sebagai suatu cara strategis menggunakan sumber daya teknologi informasi guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis. A.1. Customer Relationship Management (CRM) Saat ini sangat mudah bagi pelanggan untuk membuat perbandingan dengan hanya meng-klik mouse untuk pindah ke produk perusahaan lain. Hal ini menyebabkan keterhubungan dengan pelanggan menjadi asset perusahaan yang sangat berharga. Hubungan tersebut sangat berharga melebihi produk perusahaan, toko, pabrik, alamat web, bahkan karyawan. Setiap strategi perusahaan harus memasukan aspek mencari dan mempertahankan pelanggan yang berharga. O’Brian (2008) menyatakan bahwa banyak perusahaan yang mengimplementasikan CRM untuk memperbesar peluang sukses di lingkungan bisnis yang kompetitif. CRM menggunakan teknologi informasi untuk untuk menciptakan cross functional Enterprise system yang mengintegrasikan proses pelayanan pelanggan dalam penjualan, pemasaran, dan customer service yang berinteraksi dengan pelanggan perusahaan. PT Telkomsel memanfaatkan CRM untuk dapat mendapatkan serta mempertahankan pelanggan yang potensial, dengan menggunakan Oracle. Adapun komponen penting dalam sistem CRM adalah sebagai berikut: Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 a. Contact & Account Management O’Brian (2008) menyatakan bahwa Software CRM membantu perusahaan dalam bidang penjualan, pemasaran, dan bagian pelayanan untuk memiliki dan menelusuri data dari pelanggan. Informasi dapat berupa nomor telepon, fax, email, kontak pribadi, dll. Sistem CRM menyimpan data pelanggan dan memungkinkan untuk dapat diakses melalui internet, intranet, atau jaringan lain untuk penjulan, pemasaran, dan aplikasi lain. PT Telkomsel menyimpan database pelanggan yang terdiri atas: Data Kontak pelanggan : nomor telepon HP, nomor telepon rumah dan alamat rumah/ kantor. Data Rekan/ saudara pelanggan : nomor telepon HP, nomor telepon rumah dan alamat rumah/ kantor. Data – data tersebut dibutuhkan apabila perusahaan ingin menghubungi pelanggan untuk melakukan beberapa program, diantaranya:: 1. Program penawaran produk baru Pelanggan akan memperoleh penawaran mengenai produk baru atau produk eksisting melalui telepon, maupun SMS. 2. Program loyalty Perusahaan akan mengirimkan SMS birthday maupun undangan kepada pelanggan dengan kriteria tertentu sebagai bagian dari program retensi. 3. Penagihan tagihan telepon. Perusahaan setiap bulannya akan mengirimkan tagihan untuk produk prabayar (kartuHALO) melalui email maupun surat. b. Sales CRM memungkinkan perusahaan mendapatkan akses yang real time mengenai data pelanggan, serta memungkinkannya untuk melakukan pengecekan sebelum melakukan penjualan. Software CRM memudahkan Telkomsel akan memberikan penawaran menarik pada pelanggan dengan kriteria tertentu, misalnya berdasarkan ARPU(Average Revenue Per User) atau rata – rata pemakaian telepon dalam 1 bulan. Pada umumnya bagian telemarketing akan menghubungi pelanggan dengan kriteria ARPU> 500.000 untuk menawarkan nomor kartu HALO, flash, blackberry, serta cicilan IPhone c. Marketing & Fulfillment Sistem CRM membantu bagian marketing untuk melaksanakan kegiatan pemasaran langsung, serta menyimpan data respon dari pelanggan atas penawaran yang dilakukan. PT Telkomsel menyimpan data hasil telemarketing dalam bentuk respon pelanggan yang akan memudahkan perusahaan untuk berhubungan dengan pelanggan Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 bersangkutan di kemudian hari, Misalnya: Pelanggan tidak membutuhkan aplikasi internet karena sudah memilikinya dari operator yang lain. d. Customer service & Support Sistem CRM membantu manajer customer service secara cepat membuat, menunjuk, dan mengelola permintaan layanan. Software helpdesk membantu bagian call centre untuk membantu pelanggan yang mempunyai masalah dengan suatu produk atau layanan dengan cara menyediakan data layanan yang relevan dan usulan bagi pemecahan masalah. Bagian call centre apabila mengalami kesulitan untuk menangani keluhan pelanggan atau melayani permintaan pelanggan atas informasi produk, maka dapat dibantu melalui sistem ini, yang menyediakan data mengenai informasi produk, trauble shooting HP, gangguan pada blackberry, dll. Selain itu e. Retentions & Loyalty Programs O’ Brian menyatakan bahwa sangat penting bagi suatu perusahaan untuk meningkakan program retensi dan menjaga loyalitas pelanggan, karena: 1. Menjual pada pelanggan baru membutuhkan biaya 6 kali lebih mahal dibandingkan melakukan penjualan kepada pelanggan existing 2. Pelanggan yang tidak puas akan menceritakan pada 8 – 10 orang mengenai pengalamannya. 3. Perusahaan mampu untuk meningkatkan 85% dengan meningkatkan program retensi sebesar 5%. 4. Peluang untuk dapat menjual produk kepada pelanggan baru adalah 15%, sedangkan pelanggan existing 5%. 5. 70% pelanggan yang mengeluh akan tetap menggunakan jasa/ layanan perusahaan apabila perusahaan secara cepat mengatasi permasalahannya. Sistem CRM akan membantu untuk untuk mengidentifikasi , memberikan reward, serta menjual kembali kepada pelanggan loyal-nya. Telkomsel mempunyai database pelanggan yang tergabung dalam simPATI Zone (bagi pengguna kartu simPATI), Gen Asik (KartuAS), dan kartu HALO. Pada umunya program loyaty diberikan berdasarkan ARPU dan hobi dari pelanggan, misalnya bagi pelanggan simPATI yang memiliki hobi nonton, makan diadakan program loyalti gratis nonton dengan cara menukarkan Telkomsel Poin-nya. A.2. Supply Chain Management (SCM) Supply Chain membantu perusahaan untuk memperoleh produk yang tepat ke tempat yang tepat, pada waktu yang tepat dengan kuantitas yang tepat dan harga yang terjangkau. O’ Brian (2008) menyatakan bahwa tujuan dari SCM adalah untuk Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 mengefiseiena proses tersebut dengan peramalan permintaan, control persediaan, meningkatkan hubungan busnis denganpelanggan, supplier, distributor, dan pihak lainnya serta menerima feedback semua status dari link supply chain. Dari hal yang telah disebutkan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SCM adalah cross functional enterprise system yang menggunakan sistem informasi untuk mendorong dan menjaga hubungan beberapa bisnis proses penting , dan pihak – pihak seperti supplier, pelanggan dan partner bisnis. Adapun tujuan dari SCM adalah untuk menciptakan hubungan bisnis yang cepat, efisiensi, biaya rendah dari konsep produk perusahaan ke pasar O’ Brian & (2008) menyatakan bahwa banyak perusahaan menggunakan teknologi internet untuk menciptakan sistem e-business SCM yang dapat mempersingkat proses Supply Chain tradisional. Gambar berikut mengilustrasikan supply chain life cycle dan functional SCM process dengan menggunakan teknologi internet dan software SCM. Selain itu, menunjukkan bagaimana banyak perusahaan saat ini melakukan reengineering terhadap proses supply chain dengan menggunakan teknologi internet dan software supply chain management sehingga mampu mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi, dan memperbaiki supply chain cycle times. Telkomsel menggunakan sistem SCM dalam manufacturing kartu perdana serta pulsa fisik. Supplier akan menyediakan fisik kartu yang kemudian perusahaan akan memberikan nomor telepon, seri kartu serta pulsa bagi kartu perdana , sedangkan untuk pulsa fisik, maka perusahaan akan memberikan nomor seri kartu dan pulsa saja. Setelah produk selesai diproduksi, maka akan didistribusikan melalui kantor pos ke masing – masing titik POD (Point Of Distribution), diantaranya untuk wilayah Jabotabek, yaitu: Jakarta, Bekasi, Rangkas Bitung, Bogor, Karawang, Sukabumi, dan Serang. Selanjutnya pihak distributor resmi sebagai partner bisnis Telkomsel akan Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 mengambil produk tersebut untuk kemudian dijual baik langsung kepada distributor maupun end user. Menurut O’Brian & Marakas (2008) menyatakan bahwa fungsi SCM dapat dibagi menjadi: 1. Planning Fungsi ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu: a. Supply chain design Sistem supply chain mampu meningkatkan hubungan antara supplier, pabrik dan piak distributor. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki kemudahan untuk daling terhubung satu sama lainnya, baik itu dalam bentuk permintaan produk, distribusi, dll b. Collaborative demand & supply planning Sistem memungkinkan perusahaan untuk melakukan estimasi dari kebutuhan pelanggan sehingga dapat dilakukan perencanaan, dan manajemen inventori. Perusahaan mampu untuk melihat jumlah dari: distribusi, sales, dan stock dari masing – masing wilayah POD. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan estimasi dan perencanaan mengenai berapa banyak jumlah perdana dan voucher fisik yang akan diproduksi, dan wilayah mana saja yang memerlukan penambahan produk yang akan didistribusikan. 2. Execution a. Material management Sistem SCM memungkin perusahaan untuk melakukan beberapa hal, diantaranya: Berbagi informasi inventori serta status informasi pengadaan Kantor pusat akan mampu mengakses serta mengendalikan proses produksi karena mampu untuk meng- up date informasi produksi, inventori, distribusi, serta stock pada masing – masing POD. Memastikan material yang dibutuhkan untuk produksi tersedia pada tempat dan waktu yang tepat. Proses perencanaan produksi menyangkut kapan produk akan diproduksi, sehingga material yang dibutuhan, dalam hal ini kartu, serta kemasannya telah tersedia sebelum proses produksi dijalankan. Mengurangi pengeluaran bahan baku, biaya pengadaan, safety stocks, serta persediaan bahan baku dan barang jadi Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Perusahaan mampu untuk menekan biaya, karena mampu untuk melakukan perencanaan produksi dan persediaan, sehingga mampu menghadari terjadinya kekurangan atau kelebihan bahan baku. b. Collaborative manufacturing Perusahaan mampu untuk mengadakan perencanaan dan penjadwalan berdasarkan sumber daya, bahan baku, dan hal – hal lain yang mempengaruhi. c. Collaborative fulfillment Commit to delivery dates in real time Perusahaan mampu untuk memonitor mengenai produk yang telah didistribusikan kepada mitra AD(Authorized Daeler) di masing – masing POD. Baik itu pengambilanjumlah produk yang diambil maupu waktunya. Menyediakan pesanan dari berbagai macam channel dengan tepat waktu melalui penerapan order manajemen. Perusahaan mampu memastikan ketersediaan barang yang dibutuhkan oleh masing – masing mitra AD secara tepat waktu sengan melakukan penjadwalan prosuksi serta memastikan kebutuhan sumber daya untuk prosuksi, baik itu tenaga kerja, kartu, maupun kemasannya) Mendukung seluruh proses logistic , termasuk pengambilan, pengemasan, serta pengiriman. Telkomsel mengirimkan seluruh produknya melalui PT POS Indonesia setiap hari rabu, pada hari tersebut seluruh sistem telah disiapkan dan seluruh ihak yang berkepentingan akan ikut memantau, baik itu mitra AD, kantor cabang, dan kantor pusat. d. Suply chain management Memonitor setiap langkah dalam proses supply chain, mulai dari harga hingga saat pelanggan menerima produk, serta memberikan tanda saat terjadi masalah. Sistem memungkinkan untuk monitoring setiap langkah dalam suppluy chain,baik itu mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, hingga proses distribusi. e. Supply chain performance management Menyediakan laporan dari supply chain, seperti filling rate, order cycle times, dan kapasitas utilisasi. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Perusahaan mampu untuk mendapatkan laporan mengenai ditibution order, order cycle time, dan lain – lain yang biasanya dilaporkan setiap akhir bulan, A.3. Marketing O’Brian & Marakas (2008) menyatakan bahwa marketing information system menyangkut perencanaan, promosi, dan penjualan produk existing ke pasar exixting, serta pengembangan produk baru untuk menarik dan melayanai pelanggan potensial. MIS dapat membantu manajer tidak hanya dalam bidang marketing, tetapi juga CRM, product planning, pricing, manajemen pengambilan keputusan mengenai produk, promosi , targeted marketing strategy,riset pasar dan peramalan. O’Brian & Marakas (2008) nmenyatakan beberapa fungsi dari Marketing Information System, diantaranya: a. Targeted marketing Targeted marketing adalah manajemen periklanan dan promosi yang yang meliputi lima komponen, diantaranya: 1. Community Perusahaan dapat melakukan perubahan pesan iklan dan metode promosi kepada orang – orang dari komunitas yang berbeda. PT Telkomsel saat ini mengembangkan website untuk komunitas sekolah yang tergabung dalam Telkomsel School Community dan Telkomsel Mobile Campus. Website tersebut dijadikan media bagi perusahaan untuk mempromosikan produk Telkomsel yang dengan cara yang disesuaikan dengan selera dari komunitas tersebut. 2. Content Iklan seperti billboard elektronik atau banner dapat dipasang pada website – website tertentu, memasarkan selain layanan website internet perusahaan. broadband Sebagai (Telkomsel usaha Flash) untuk Telkomsel membidik kelompok usia produktif 18 – 55 tahun dengan memasang iklan di beberapa website, diantaranya: www.detik.com 3. Context Iklan akan dimunculkan pada web yang sesuai dengan produk atau jasa, sehingga pemasangan iklan menargetkan orang – orang sedang mencari informasi. Telkomsel bekerja sama dengan perusahaan yang mengeluarkan modem Telkomsel Flash, dengan saling memasang iklan kedua perusahaan di masing – masing websitenya. Hal ini meyebakan orang – orang yang mencari informasi modem dari website perusahaan bersangkutan, dapat melihat pula iklan mengenai penawaran paket – paket internet Telkomsel. 4. Demographic/ Psychographic Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Web marketing ditunjukkan hanya untuk pelanggan dengan kriteria tertentu misalnya orang – orang yang belum menikah, pendapatan menengah, dll. Saat ini Telkomsel menyediakan website khusus untuk komunitas sekolah dan kampus. Selain itu, bagi sekolah – sekolah dengan kriteria tertentu, dibuatkan website, yang tentunya didalam website tersebut terdapat informasi mengenai prosuk dan layanan tertentu. 5. Online Behaviour Upaya iklan dan promosi dapat dibuat berdasarkan perilaku online. Saat ini Telkomsel belum mengembangkan kemampuan untuk melakukan upaya ini, karena masih terfokus pengembangan website bagi komunitas tertentu. b. Sales force automation O’ Brian & Marakas (2008) menyatakan bahwa perkembangan komputer dan internet menyediakan basis bagi sales force automation. Di banyak perusahaan, sales force menggunakan notebook, web browser, dan sales contact manager yang menghubungkan mereka ke website marketing melalui internet, extranet, dan intranet perusahaan. hal ini tentunya tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan, tetapi mempercepat perolehan dan analisa data dari lapangan kepada manajer di kantor pusat. Pada akhirnya Sales Force Automation diangga sebagai cara untuk memperoleh keuntungan strategis dalam produktivitas dan merespon penjualan. Telkomsel mengembangkan SFA pada bulan Juni 2011. Sistem ini digunakan oleh pihak canvasser, sebagai tenaga penjualan langsung ke lapangan dengan menggunakan HP yang terkoneksi ke internet. Setiap laporan aktivitas canvasser akan dilaporkan melalui HP tersebut, adapun data – datanya, yaitu: 1. Data Validasi outlet Mengenai posisi outlet baik itu dalam bentuk gambar maupun koordinat. 2. Laporan Penjualan Terdiri atas jumalh perdana dan pulsa yag terjual pada saat kunjungan. 3. Stock Outlet & Pricing Informasi mengenai jumlah stock perdana serta harganya, bak itu untuk produk perusahaan maupun kompetitor. 4. Aktivitas kompetitor Informasi mengenai apa yang dilakukan oleh kompetitor, misalnya pemasangan material promosi di outlet atau program reward khusus outlet 4.1.4 Enterprise Resource Planning (ERP) Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 ERP mengintegrasikan sistem komputer yang tadinya saling berdiri sendiri pada departemen – departemen yang ada. Tentunya setiap departemen akan masih memiliki sitem sendiri tapi bedanya sekarang semuanya sudah terhubung satu sama lain dan bisa memecahkan masalah. Perusahaan di Indonesia pada umunya tidak membeli seluruh modul ERP, tetapi modul – modul tertentu saja, misalnya ada perusahaan yang ingin menerapkan modul pengelolaan sumber daya manusia dan keuangan saja. Tantangan persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis mendorong berbagai kalangan dunia usaha untuk menerapkan Teknologi Informasi (TI). Salah satu aplikasi yang paing banyak diterapkan adalah ERP yang dianggap mendorong kegiatan bisnis, terutama operasional menjadi efisien, cepat, dan mampu membuat prediksi ke depan. Pengambilan keputusan strategis pun dapat dilakukan karena tersedianya dukungan data dan informasi yang lebih baru dan terbaharukan. Melalui ERP, diharapakan dapat mengintegrasikan semua bagian atau departemen dan fungsi dalam perusahaan melalui suatu sistem informasi yang terkomputerisasi. Sistem inilah yang harus dapat memenuhi kebutuhan departemen tadi dan mereduksi pekerjaan – pekerjaan yang ada. Melalui ERP, maka semuanya terintegrasi menjadi suatu sistem terpusat dengan suatu database dan menjadikan beberapa departemen lebih mudah untuk berbagi informasi dan komunikasi. ERP mengintegrasikan sistem komputer yang tadinya saling berdiri sendiri pada departemen – departemen yang ada. Tentunya setiap departemen akan masih memiliki sitem sendiri tapi bedanya sekarang semuanya sudah terhubung satu sama lain dan bisa memecahkan masalah. Perusahaan di Indonesia pada umunya tidak membeli seluruh modul ERP, tetapi modul – modul tertentu saja, misalnya ada perusahaan yang ingin menerapkan modul pengelolaan sumber daya manusia dan keuangan saja. Aktivitas di dalam ERP dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian, yang merupakan komponen utama aplikasi Enterprise resource planning, yaitu: fungsi logistik, manufaktur/ produksi, sumber daya manusia, distribusi, serta akutansi keuangan. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Saat ini modul ERP yang digunakan Tekomsel adalah sales, distribution, order management, accounting & finance, dan human resources. Modul accounting & finane terintegrasi dengan HRIS, sehingga melalui HRIS karyawan dapat melakukan pengecekan jumalah payroll yang dibayarkan, klaim lembur, reimbursement, dll. Modul sales, distribution & order management terintegrasi dengan modul accounting & finance, sehingga setiap transaksi penjual akan masuk ke sistem finance dan tercatat sebagai pendapatan dari penjualan. Gruver, dkk (1998) dalam O’Brian & Marakas (2008) menyatakan beberpa fungsi dari ERP, yaitu: 1. Kualitas dan efisiensi ERP menyediakan suatu framework untuk mengintegrasikan dan meningkatkan bisnis proses internal perusahaan yang berdampak pada kualitas dan efisiesi dari customer service, produksi dan distribusi. ERP yang dilaksanakan oleh Telkomsel telah memberikan pengaruh pada peningkatan kualitas dan efisiensi, karena informasi dapat dengan mudah diperoleh oleh masing – masing bagian perusahaan, sehingga mempercepat proses bisnis internal perusahaan, misalnya: perhitungan biaya lembur, pelaporan keuangan dll. Selain itu, keakuratan data menyebabkan kualitas dari perhitungan maupun pengambilan keputusan jadi lebih baik. 2. Mengurangi biaya Banyak perusahaan melaporkan penurunan biaya yang signifikan dari transaksi, software, dan staff IT setelah menggunakan ERP dibandingkan pada saat menggunakan legacy system yang tidak terintegrasi. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Departemen yang tersebar di beberapa wilayah terbantu dengan adanya ERP sehingga pengiriman laporan di Telkomsel menjadi lebih cepat tanpa dipengaruhi lokasi, sehingga mengurangi biaya transportasi, dll 3. Decision Support ERP menyediakan cross functional information dengan cepat kepada manager, sehingga mampu untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan mereka menjadi lebih baik. ERP memberikan data – data lebih cepat karena terjadinya integrasi di beberpa bagian perusahaan. Hal ini menyebabkan proses pengambilan keputusan menjadi lebih cepat, misalnya: keputusan mengenai modal kerja berdasarkan data jumlah pembayaran gaji karyawan 4. Enterprise agility Implementasi ERP menyebabkan struktur organisasi menjadi lebih fleksibel, begitu juga dengan kewajiban manajerial dan sumber informasi. Hal ini menyebabkan organisasi menjadi lebih adaptive. Sistem ERP Telkomsel mengintegrasikan data dari beberapa departemen i perusahaan sehingga memudahkan untuk berbagi informasi , baik itu mengenai pembayaran gaji, pendapatan penjualan, dll. 4.1.5 Collaboration Merupakan cross functional information system yang digunakan untuk meningkatkan komunikasi, koordianasi, dan kolaborasi diantara anggota – anggota tim bisnis. Tujuan dari ECS (Enterprise Collaboration System) adalah memungkinkan kita untuk bekerja dengan mudah dan efektif melalui: a. Komunikasi : Berbagi informasi satu dengan lainnya b. Koordiansi ; Koordiansi pekerjaan individu dan penggunaan sumber daya secara bersama c. Kolaborasi : Bekerja secara bersama Alat yang digunakan untuk ECS, adalah: 1. Electronic Communication Tools Termasuk didalamnya: email, voice mail. fax, web publishing, bulletin board system, paging, dan internet phone system. Perangkat ini memungkinkan untuk mengirimkan dokumen dan file dalam bentuk data, text, suara, atau multimedia dengan menggunakan jaringan computer. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Telkomsel menggunakan email, voice mail, fax, web publishing dan bulletin board serta telepon untuk melakukan koordinasi baik antar divisi, departemen, dan kantor cabang 2. Electronic Conferencing Tools Membantu orang – orang untuk berkomunikasi dan berkolaborasi sementara sedang bekerja dari lokasi yang berbeda untuk bertukar ide secara interaktif, contohnya voice conferencing, video conferencing, chat system, dan forum diskusi. Apabila meeting tidak dapat dilaksanakan karena faktor jarak, biasanya Telkomsel mempergunakan electronic conferencing tools berupa voice conferencing, dan video conferencing. Penggunaan forum diskusi serta chat biasanya dilakukan melalui website internal perusahaan untuk membahas mengenai produk atau sistem existing saat ini. 3. Collaborative Work Management Tools Membantu perusahaan untuk menyelesaikan dan mengelola aktivitas grup. Contoh dari teknologi yang termasuk ke dalamnya: calendering & scheduling tools, task & Project management, workflow system, dan knowledge management tools. Salah satu toolsyang digunakan oleh Telkomsel adalah e-learning , dengan sistem ini, karyawan yang ingin mengetahui mengenai hal – hal yang terkait dengan pekerjaannya dapat mengikuti pembelajaran berbasis web yang dapat diikuti kapanpun dan dimanapun dengan menggunakan jaringan intranet perusahaan. 4.1.6 Production Manufacturing information system (MIS) merupakan bagian dari business function yang mendukung kegiatan produksi/ operasi yang didalamnya meliputi kegiatan yang berhubungan dengan proses perencanaan, kontrol dari produksi barang atau jasa. Sistem ini digunakan oleh banyak perusahaan untk merencanakan, monitor persediaan, pembelian, dan aliran barang / jasa. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan di bidang transportasi, jasa, finansial, dan manufakturing menggunakannya. Telkomsel menggunakan MIS untuk melaksanakan perencanaan dan control terhadap produksi kartu perdana dan pulsa fisik. MIS banyak digunakan untuk mendukung CIM (Computer Integrated Manufacturing), yaitu sistem yang mengunakan konsep yang menekankan penggunaan komputer di manufacturing yang harus simplify, automate dan integrate. O’Brian & Marakas (2008) menyatakan bahwa tujuan dari penggunaan CIM adalah untuk menciptakan proses manufacturing yang fleksible, cekatan sehingga menghasilkan produk yang efisien engan kualitas yang tinggi. Keterhubungan antara MIS, CIM, ERP dengan Manufacturing Resource Planning Systems (MRP), Manufacturing Excecution Systems (MES), dan Engineering Systems dapat dilihat pada gambar berikut: Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 MIS digunakan untuk perencanaan kebutuhan material proses produksi disebut dengan MRP. Perusahaan akan menyesuaikan jumlah kebutuhan bahan baku dalam bentuk kartu, maupun kemasan dengan menggunakan MRP. MES merupakan sistem informasi untuk melakukan monitoring performance operasional pabrik. Sistem ini digunakan untuk melakukan monitor terhadap 5 komponen penting proses produksi, yaitu material, alat, tenaga kerja, instruksi dan spesifikasi, serta fasilitas produksi. Biasanya Telkomsel menggunakannya untuk melihat berapa banyak kartu perdana & pulsa yang telah selesai diproduksi. Engineering System digunakan untuk memudahkan, otomatisasi, dan mengintegrasikan aktifitas yang berhubungan dengan produksi. Telkomsel menggunakan Computer Aided Process Planning untuk untuk menciptakan proses produksi yang lebih baik dan cepat. 4.1.7 Human Resource Management (HRM) Human Resources Management (HRM) merupakan fungsi yang terkait dengan recruitment, penempatan, evaluasi, kompensasi, dan pengembangan karyawan dalam organisasi. Human Resources Information System (HRIS) merupakan sistem konseptual yang digunakan untuk melaksanakan fungsi pengelolaan karyawan atau HRM. Menurut Mc Leod (1995) menyatakan kegiatan utama HRM , yaitu: a. Perekrutan & Penerimaan (Recruiting & Hiring) Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Telkomsel menyimpan data mengenai job specification melalui aplikasi HRIS, sehingga apabila melakukan perekrutan dan penerimaan harus disesuaikan dengan job specification yang ada. b. Pendidikan dan pelatihan Selama periode kepegawaian , HRM dapat mengatur program pendidikan maupun pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian kerja pegawai. Setiap periode satu tahun sekali Karyawan Telkomsel akan melakukan konsultasi dengan atasan untuk perencanaan program pelatihan yang akan mereka terima berdasarkan list pelatihan yang ditawarkan melalui HRIS. Apabila jenis pelatihan telah ditentukan, maka atasan melakukan input data pelatihan, yang selanjutnya diakses oleh bagian HRM untuk melakukan perencanaan jadwal pelatihan. Selain itu, jenis pelatihan disesuaikan dengan penilaian kinerja karyawan yang dilaksanakan setiap satu triwulan. Karyawan akan diberikan penilaian oleh atasan melalui HRIS atas performance kerja yang telah dilakukan. c. Manajemen Data HRM menyimpan database yang berhubungan dengan pegawai dan memproses data tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasi pegawai. KaryawanTelkomsel dapat melihat informasi mengenai jumlah gaji yang diterima, sisa cuti, jenis pelatihan yang telah diikuti, serta nilai poin kinerja melalui HRIS. Selain itu, dapat dilakukan update data pribadi karyawan, seperti data anak serta istri/ suami yang penting untuk memperoleh tunjangan. d. Penghentian dan administrasi tunjangan Selama seseorang dipekerjakan oleh perusahaan, mereka menerima paket tunjangan, seperti kesehatan, dll. Melalui HRIS pegawai Telkomsel dapat melakukan klaim atas biaya kesehatan yang telah mereka keluarkan serta notfikasi mengenai persetujuan atas klaim. HRIS juga digunakan untuk pengurusan pension bagi karyawan. 4.1.8 Finance Sistem komputerisasi yang menggunakan mendukung manajer bisnis dan professional Financial Management dalam pembuatan keputusan System yang berhubungan dengan pembiayaan bisnis, alokasi serta control terhadap sumber daya keuangan perusahaan. Sebagian besar penggunaan FMS untuk manajemen investasi dan cash, capital budgeting, peramalan dan perencanaan keuangan Perusahaan dapat melakukan evaluasi dampak finansial terhadap capital expenditure. Investasi pada umumnya dilihat berdasarkan cash flow, ROI, dll. Perusahaan dapat melihat pengaruh dari pemasangan repeater atau pembangunan BTS yang diharapakan dapat meningkatkan revenue perusahaan. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 4.1.9 Pemesanan Investomedia menyatakan bahwa Order Management System (OMS) adalah sistem elekronik yang digunakan untuk keamanan dan efektivitas dari pemesanan. Telkomsel selalu melakukan pengadaan barang – barang melalui pihak – pihak yang telah diplih melalui proses pitching sehingga pemesanan tidak dilakukan secara online atau manual. 4.2 Identifikasi Grudin's Time-Space Matrix Kuadran 1 (Same Place – Same Time) Pada kuadran satu dijelaskan bahwa bagaimana komunikasi di PT Telkomsel pada waktu yang sama dan tempat yang sama, komunikasi dapat berjalan melalui interaksi tatap muka, di ruang meeting. Kegiatan ini dilakukan apabila seluruh anggota rapat dapat hadir tanpa ada kendala jarak dan waktu, misalnya meeting mingguan yang membahas performasi sales. Kuadran 2 (Same Place – Different Time) Pada kuadran dua, dengan sistem informasi sebagai media pendukungnya, menjelaskan bahwa pada tempat yang sama dan waktu yang berbeda, dapat dilakukan melalui shift work. Pada bagian produksi kartu dan pulsa fisik biasanya komunikasi antar shift dilakukan melalui papan pengumuman, misalnya perubahan jadwal karyawan, dll Kuadran 3 (Same Place – Different Time, Not Known) PT Telkomsel memanfaatkan ruangan kerja untuk mengkomunikasikan mengenai hasil keputusan menyangkut pembagian kerja terhadap suatu proyek di papan kerja. Misalnya pembagian tanggung jawab event penjualan. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 Kuadran 4 (Different Place, Known – Same Time) Pada kuadran empat, perusahaan biasanya memanfaatkan teleconference untuk berkomunikasi pada tempat yang berbeda yang diketahui, misalnya kantor cabang pada waktu yang sama. Biasanya dilakukan apabila meeting tidak memungkinkan untuk mempertemukan masing – masing pihak di tempat yang sama, misalnya meeting mengenai distribusi perdana, serta penjualan yang dilakukan antara kantor pusat dengan kantor cabang Kuadran 5 (Different Place, Known – Different time) Komunikasi untuk temat yang berbeda yang diketahui pada waktu yang berbeda dilakukan melalui email. Biasanya setiap event penjualan karyawan akan mengirimkan email mengenai dokumentasi acara yang dikirim melalui mailing list (Sales-L) sehingga memungkinkan karyawan darikantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dapat melihat dan menerapkannya. Kuadran 6 (Different Place, Known - Different time, Not Known) Perusahaan memanfaatkan collaborative writing untuk berkomunikasi dari tempat yang berbeda yang diketahui, di saat waktu yang berbeda. Biasanya setiap akhir minggu setiap kantor cabang melakukan analisa terhadap Sales, Churn, dan Net Add yang harus dikirimkan sebelum waktu jam 12 malam hari berikutnya. Kuadran 7 (Different Place, Not Known - Same Time) Telkomsel melakukan komunikasi di tempat yang berbeda pada saat yang sama. Hal ini misalnya dalam bentuk Temu outlet berupa seminar kepada para outet untuk menjelaskan produk keluaran terbaru, serta melakukan sharing session mengenai kendala – kendala di lapangan. Kuadran 8 (Different Place, Not Known - Different Time) Perusahaan memanfaatkan bulletin board untuk melakukan komunikasi di tempat yang berbeda yang tidak diketahui pada waktu yang berbeda dengan memanfaatkan bulletin board, misalnya untuk event school community, maka telkomsel akan memasang poster di bulletin board sekolah dengan bekerjasama dengan para guru dan bagian tata usaha. Kuadran 9 (Different Place, Not Known - Different Time, Not Known) Untuk berkomunikasi pada tempat yang berbeda yang tidak diketahui pada saat yang berbeda yang tidak diketahui, perusahaan memanfaatkan workflow dalam bentuk sistem docflow, sehingga dokumen yang sedang diproses dapat diketahui keberadaannya dimana dan sedang dalam proses yang sedang dialaminya. . Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 4.3 Global Management Perusahaan besar maupun kecil pasti terkena dampak dari pengembangan bisnis internasional dan berhubungan dengan orang, jasa dan service dari negara lain. O’Brian & Marakas (2008) mengilustrasikan dari pekerjaan mengelola teknologi informasi global. Manajemen TI Global Tantangan Budaya, Politik, dan Geoekonomi Strategi Bisni/ TI Portofolio Aplikasi Bisnis Platform Teknologi Berbasis Internet Manajemen Sumber Daya Data Pengembangan Sistem Semua aktivitas global harus disesuaikan dengan memperhitungkan tatangan budaya, politik dan geoekonomi yang ada di dalam masyarakat bisnis internasional. Mengembangkan strategi bisnis dan TI yang tepat untuk pasar global harus merupakan langkah awal dalam manajemen teknologi informasi global (Global Information Technology Management). Begitu hal tersebut dilakukan, pemakai akhir dan para manajer sistem informasi akan beralih pengembangan portofolio aplikasi bisnis yang dibutuhkan untuk mendukung strategi bisnis/ TI, hardware, software, dan standar teknologi berbasis internet untuk mendukung aplikasi tersebut. Manajemen sumber daya data untuk manajemen database yang dibutuhkan, serta akhirnya proyek pengembangan sistem yang akan menghasilkan sistem informasi global yang diminta. Saat ini, Telkomsel masih fokus untuk beroperasi di dalam negeri. Namun, perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan ekspansi ke beberapa negara terdekat seperti Timur Leste maupun Vietnam Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 DAFTAR PUSTAKA Anonim. Customer Relationship Management (CRM). http://www.marketingteacher.com/lesson-store/lesson-crm.html. (diakses pada 5 Juli 2011) Anonim. ICT in Indonesia. http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/01/03/ mendulangemas-di-balik-derasnya-perkembangan-bisnis-seluler. (diakses pada 03 January 2011) Anonim. Manajemen Hubungan Pelanggan (Customer Relationship Management/CRM). http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_hubungan_pelanggan. (diakses pada 5 Juli 2011) Anonim. Order Management (diakses pada 3 Juli 2011) System. http://www.investopedia.com/terms/o/oms.asp Anonim. Pengertian CRM. http://galihadi.wordpress.com/pengertian-crm/ (diakese pada 20 Agustus 2011) Anonim. Sekilas Customer Relationship Management (CRM). http://bagbigbug.com/2009/03/12/sekilas-customer-relationship-management-crm/ (diakses pada 5 Juli 2011) Anonim. Telkomsel Enggan Perang Tarif. http://www.tribunnews.com/2011/03/10/ telkomselenggan-perang-tarif (diakses pada 10 Maret 2011) Dewi, Mariana. Customer Relationship Management (CRM). http://marianadewi.blogspot.com/2008/12/customer-relationship-management.html (diakses pada 4 Juli 2011) Furqan, Andi Chairil. Mendulang Emas di Balik Derasnya Perkembangan Bisnis Seluler http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/01/03/mendulang-emas-di-balikderasnya-perkembangan-bisnis-seluler (diakses 3 Januari 2011) Harisson, Alan. 2008. Logistic Management and Strategy. Harlow: Prentice Hall. Kalakota, Ravi dan Marcia Robinson. 2001. E-Business 2.0: Roadmap for Success. Atlanta: Addison-Wesley Professional. Kavanaugh, Shannon. 3 Steps to Successful CRM. http://crm.blogs.com/crm/2008/06/3steps-to-succ.html (diakses pada 20 Agustus 2011) Ledgeview Partners. CRM Is More Than Just A Buzz http://www.crmsoftwareblog.com/2011/08/crm-is-more-than-a-buzz-word. Word. (diakses pada 20 Agustus 2011) McLeod, Raymond. 1995. Sistem Informasi Manajemen. New Jersey: Prentice-Hall. Naylor, John. 2004. Management. Liverpool: Pearson Education. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011 O’ Brian & Marakas. 2008. Management Information Systems. McGraw-Hill Rahman, Dedi. Enterprise system. http://dedirahmans.wordpress.com/. (diakses pada 5 Juli 2011) Suprihadi, Edi. CRM, Memuaskan Pelanggan. http://blog.stie- mce.ac.id/eddys/2011/06/09/crm-memuaskan-pelanggan. (diakses pada 20 Agustus 2011) Yuan. Apa Itu CRM?. http://sabukhitam.com/blog/topic/review/apa-itu-crm.html/commentpage-1#comment-1739. (diakses pada 20 Agustus 2011) Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011