Investasi adalah pengkaitan sumber

advertisement
http://www.mb.ipb.ac.id
11. KERANGKA PEMIKIRAN
A . Kerangka Teoritis
Investasi adalah pengkaitan
sumber-sumber dalam
jangka panjang untuk menghasilkan laba masa yang akan
datang (Mulyadi, 1993).
Investasi umumnya memerlukan
dana yang relatif besar. Dana yang ditanam akan terikat dalam waktu yang lama dalam artian perputaran dana
tersebut kembali menjadi uang tunai memerlukan waktu
lebih dari 1 (satu) tahun. Keputusan investasi akan
mengikat perusahaan dalam jangka panjang yang tidak
mudah
diubah setiap waktu. Disamping itu investasi
banyak mengandung resiko karena berhadapan dengan masa
yang akan datang yang penuh dengan ketidak pastian.
Sutoyo (1989) menyatakan bahwa perluasan kapasitas
merupakan salah satu keputusan strategis yang paling
penting yang dihadapi perusahaan, baik diukur dari
jumlah modal yang terlibat maupun kerumitan masalah
pengambilan
menjamin
keputusan
sumberdaya
yang
atas
mengharuskan
dasar
perkiraan
perusahaan
mengenai
keadaan-keadaan jauh dimasa depan. Porter(1993) menyatakan bahwa masalah strategis dalam perluasan kapasitas adalah bagaimana menambah kapasitas untuk meningkatkan sasaran perusahaan dengan maksud memperbaiki
posisi
bersaing
atau bagian pasarnya
sambil tetap
berusaha menghindarkan kelebihan kapasitas produksi.
http://www.mb.ipb.ac.id
Dengan
demikian
geladikarya
yang
adalah
menjadi
perhatian
dalam
inti pengambilan keputusan per-
luasan kapasitas produksi yang dilakukan PT Sampit
yang tidak hanya didasarkan perhitungan arus kas nilai
sekarang, tetapi
lebih ditekankan
kepada
kewajaran
angka-angka yang menghasilkan arus kas nilai sekarang
khususnya
peramalan
yang menjadi
(forecasting)
faktor
atas
kunci dalam
permintaan
mencapai
tujuan
perusahaan.
1. Analisis Situasi Perusahaan
Analisis situasi perusahaan adalah cara mendapatkan gambaran lingkungan strategis perusahaan ditinjau
dari
lingkungan
menghasilkan
internal dan
identifikasi
eksternal
kemampuan
yang
akan
khusus
yang
dimiliki perusahaan dan cara yang lebih baik untuk
memanfaatkan. Salah satu metode yang sering digunakan
adalah analisa Kekepan (Kekuatan, Kelemahan, Peluang
dan Ancaman)
atau
SiUW
(Strength, Weakness, Oppor-
tanity, Threat) yakni suatu tehnik analisis kekuatan
dan kelemahan internal serta
eksternal
yang
akan
peluang dan ancaman
berpengaruh
kepada
keputusan-
keputusan strategis perusahaan.
-
Kekuatan : suatu
kompetensi, sumber
daya, keahlian
dan keunggulan perusahaan. Kekuatan berkaitan dengan
citra, modal/sumber daya keuangan, manajemen, sumber
http://www.mb.ipb.ac.id
daya manusia, hubungan dengan pembeli dan pemasok,
efisiensi usaha.
-
Kelemahan : merupakan keterbatasan-keterbatasan yang
dimiliki perusahaan yang akan berpengaruh
terhadap
kinerja perusahaan, misalnya keterbatasan sumber daya
keuangan, sumber daya manusia, kemampuan manajemen,
kemampuan produksi dan pemasaran.
- Peluang
:
suatu
kondisi yang sangat menguntungkan
bagi lingkungan perusahaan misalnya meningkatnya permintaan, meningkatnya hubungan baik dengan pembeli dan
pemasok, perubahan
tehnologi, deregulasi, perbaikan
infrastruktur.
-
Ancaman : suatu kondisi yang sangat tidak diinginkan
lingkungan perusahaan misalnya masuknya pesaing baru,
pertumbuhan
permintaan
yang
lambat,
regulasi
yang
mengancarn perusahaan, kekuatan tawar menawar pembeli
dan pemasok yang meningkat.
Analisis Kekepan (SWOT) disertai bahan pertimbangan
lainnya yakni peramalan dan kriteria investasi digunakan sebagai kerangka kerja dalam pengambilan keputusan
untuk melakukan perluasan kapasitas produksi.
2. Peramalan (Forecasting)
Didalam melakukan investasi secara tidak langsung
akan terkait erat dengan masalah
menyangkut
peramalan
permintaan
peramalan terutama
untuk
menentukan
http://www.mb.ipb.ac.id
proyeksi penjualan periode yang akan datang. Proyeksi
penjualan
akan
digunakan
sebagai
dasar
penyusunan
proyeksi rugi/laba maupun neraca yang pada akhirnya
akan
diperoleh
gambaran
mengenai
kelayakan
suatu
investasi yang direncanakan.
Peramalan dapat menggunakan tehnik perkiraan
kualitatif atau kuantitatif. Tehnik perkiraan kualitati£ digunakan terbatas kepada perusahaan tertentu yang
telah
berpengalaman
pengamatan
empirik
dan
hanya
mengandalkan
dan
intuisi.
Tehnik
kepada
perkiraan
kuantitatif didasarkan kepada data konkrit dan metodemetode ilmiah yang logis dan rasional.
Dalam geladikarya ini untuk peramalan digunakan
tehnik perkiraan kuantitatif dengan metode analisis
deret waktu (time series) dengan asumsi bahwa kekuatan-kekuatan yang membentuk data deret waktu masa lalu
dapat digunakan untuk memperkirakan pola pada masa
yang akan datang. Salah satu pendekatan dalam analisis
deret waktu adalah berusaha rnengidentifikasi faktorfaktor komponen yang mempengaruhi nilai-nilai periodik
dalam suatu serial. Proses identifikasi ini disebut
dekomposisi,
dimana
setiap
komponen
diidentifikasi
sehingga data runtut waktu dapat diproyeksikan kemasa
yang akan datang dan dapat digunakan untuk peramalan
jangka pendek maupun jangka panjang.
http://www.mb.ipb.ac.id
Hanke (1995), menyebutkan bahwa terdapat 4
kompo-
nen dalam analisis deret waktu (time series) yaitu
Tren (Trend), Variasi Siklikal (Cyclical Variations),
Variasi Musiman (Seasonal Variations) dan Fluktuasi
Tak Beraturan (Irregular Fluctuations).
a . T r e n
Tren adalah perkembangan jangka panjang yang
mendasari
waktu.
pertumbuhan
Faktor-faktor
perubahan
penduduk,
atau
penurunan
yang menyebabkan
perubahan
dalam
deret
tren
adalah
tehnologi,
inflasi
(perubahan harga) dan peningkatan produktivitas. Tren
dapat berupa
menduga
garis
linear atau
non
linear.
Untuk
koefisien garis tren dapat digunakan model
sebagai berikut :
Keterangan :
-nilai duga pada periode t
Yt
X =
nilai waktu
a=
nilai Y pada tahun dasar
b =
perubahan Y setiap periode
Untuk data deret waktu yang mengandung tren, tehniktehnik peramalan yang digunakan antara lain : Simple
Average, Weighted Moving Average, Moving Average With
Linear Trend, Exponential Smoothing dan Regression
b. V a r i a s i S i k l i k a l
Variasi siklis merupakan komponen deret waktu yang
cenderung berfluktuasi (bergelombang) diatas dan diba-
http://www.mb.ipb.ac.id
wah garis tren yang didalamnya terdapat 3 variasi
yaitu : tren, variasi siklikal dan iregular. Jika tren
sudah diketahui, maka untuk mengidentifikasi variasi
siklikal dapat dilakukan dengan metode residual yakni
menghilangkan
pengaruh
tren.
Dari
persamaan
tren
diatas diketahui bahwa :
maka variasi siklikal dan iregular sebagai berikut :
Keterangan :
Y =
nilai deret waktu
T=
tren
C =
variasi siklikal
I=
variasi iregular
Indeks siklus menunjukkan posisi setiap nilai Y relati£ terhadap garis tren. Karena nilai-nilai siklus
tersebut
ditunjukkan
dengan
prosentase
dari
garis
tren, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh tren telah
dihilangkan dari data deret waktu,
sehingga
hanya
tinggal komponen siklusnya saja. Tehnik-tehnik yang
perlu diperhatikan jika meramalkan data deret waktu
yang bersifat siklis adalah metode dekomposisi, indikator-indikator ekonomi, model ekonometrik dan regresi
berganda
.
http://www.mb.ipb.ac.id
c. Variasi Musiman
Analisa komponen variasi musiman dari deret waktu
mempunyai
dalam
implikasi dalam
perencanaan
jangka
pemasaran
harus
pendek.
Misalnya
mempertimbangkan
pola musiman dari pembelinya. Untuk mengukur variasi
musiman digunakan ratio to moving average metode yang
akan memberikan suatu indeks yang menggambarkan derajat musiman.
Dasar indeks adalah
100
dan
derajat
musiman diukur dari simpangan terhadap nilai 100.
Perhitungan komponen variasi musiman dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
Keterangan :
S =
variasi musiman
T=
tren
C =
variasi siklikal
I=
variasi iregular
Tehnik-tehnik yang perlu diperhatikan dalam meramalkan
data deret waktu yang bersifat musiman adalah metode
dekomposisi, pemulusan exponential dari Winter, regresi berganda dan metode Bob Jenkins.
d. Fluktuasi Tak Beraturan
Komponen tidak beraturan terbentuk dari fluktuasifluktuasi
tidak
yang
terduga
perang,
disebabkan
seperti
pemilihan
umum
peristiwa-peristiwa
perubahan
dan
cuaca,
sebagainya.
yang
pemogokan,
Mengingat
http://www.mb.ipb.ac.id
faktor penyebabnya tidak dapat diduga sebelumnya, maka
tehnik fluktuasi tak beraturan
peramalannya tidak
dikupas lebih lanjut.
3 . K r i t e t i a Kelayakan I n v e s t a s i
Riyanto (1993),
menyatakan bahwa melakukan suatu
investasi berarti melakukan akuisisi asset yang berjangka panjang dan umumnya menyangkut nilai yang cukup
besar. Proses perencanaan dan pengambilan keputusan
mengenai
pengeluaran
dana
pengembaliannya
melebihi
satu tahun dan dikatakan sebagai "Capital Budgeting".
Penganggaran Modal (Capital Budgeting) mempunyai
arti yang sangat penting bagi perusahaan karena dana
yang dikeluarkan menyangkut jumlah yang relatif besar
dan akan terikat dalam jangka waktu yang relatif lama.
Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai investasi akan mempunyai akibat jangka panjang dengan nilai
yang relatif besar dan tidak dapat diperbaiki tanpa
adanya kerugian. Umumnya dasar kriteria kelayakan yang
dipakai adalah dengan cara membandingkan hasil setelah
melaksanakan investasi tersebut berupa kenaikan laba
yang diperoleh termasuk pertimbangan mengenai aliran
cash (cash flow).
Brigham (1994), menjelaskan beberapa metode penilaian investasi antara lain Jangka Pengembalian (Pay
Back Period/PBP),
Nilai Sekarang Bersih
(
Net Present
http://www.mb.ipb.ac.id
Value/NPV)
dan Tingkat Hasil Pengembalian
(Internal Rate of Return/IRR)
.
Masing-masing metode
tersebut perhitungannya didasarkan
(cash flow). Kriteria
NPV
Internal
kepada arus
kas
dan IRR menggunakan nilai
sekarang dari arus kas, sedangkan PBP tidak memperhitungkan nilai sekarang karena PEP hanya untuk mengukur
jangka waktu lamanya investasi akan tertutup kembali.
a. Jangka Pengembalian
Jangka Pengembalian (Pay back period)
periode
yang
diperlukan
untuk
menutup
adalah
pengeluaran
investasi dengan menggunakan arus kas. Metode ini memberikan nilai yang sama terhadap semua arus kas sebelum waktu pengembalian (pay back date) serta mengabaikan penilaian arus kas sesudahnya. Kriteria kelayakan
investasi adalah apakah dalam jangka waktu tertentu
yang
diinginkan
pihak
manajemen
jumlah
kas
masuk
bersih mampu menutup investasi yang direncanakan. Pay
back period bukan merupakan pengukur kemampuan menghasilkan laba suatu investasi, tetapi mengukur jangka
waktu
pengembalian
suatu
investasi,
yang
umumnya
dimanfaatkan untuk kriteria investasi yang beresiko
tinggi. Rumusan Pay Back Period sebagai berikut :
Invesment
Pay Back Period
=
let Cash Flow
http://www.mb.ipb.ac.id
b . N i l a i Sekarang B e r s i h
Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value) didasarkan kepada arus kas didiskonto
(discounted cash
flow) yakni dengan mempertimbangkan bahwa setiap satu
rupiah yang dikeluarkan sekarang akan lebih berharga
dari satu rupiah pada saat yang akan datang, karena
satu rupiah sekarang dapat segera dimanfaatkan untuk
mendapatkan hasil bunga. Dalam metode NPV sudah diperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of money).
Pengimplementasian metode NPV ditempuh dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
-
Menghitung
keluar
nilai
(cash
sekarang dari
outflow)
dan arus
inflow) dengan faktor diskonto
setiap
arus kas
kas masuk
(cash
(discount factor)
sesuai dengan biaya modal (cost of capital).
-
Menjumlahkan
semua
aliran kas yang sudah didiskon-
to dan jumlah inilah yang merupakan Nilai Sekarang
.
Bersih dari proyek tersebut.
-
Kriteria kelayakan investasi yang digunakan adalah :
o Apabila NPV positif berarti investasi layak untuk
dilaksanakan (diterima),
o Sebaliknya apabila NPV negatif berarti investasi
tidak layak untuk dilaksanakan (ditolak).
Secara
matematik
sebagai berikut :
rumusan NPV
dapat
diformulasikan
http://www.mb.ipb.ac.id
Keterangan :
CFt= Arus kas bersih (net cash flow) pada periode t
Tingkat diskonto (discount rate) yang digunakan
r =
Periode terakhir arus kas yang diinginkan
n=
Periode waktu.
t =
c. Tingkat Hasil Pengembalian Internal
Tingkat Hasil Pengembalian Internal (Internal Rate
of Return) adalah tingkat diskonto(discount rate) yang
akan menjadikan jumlah nilai sekarang
total arus kas
masuk sama dengan jumlah nilai sekarang total biaya
investasi, atau
"discount rate yang menjadikan NPV
bernilai
Dengan
nol".
demikian
investasi dengan metode
kriteria
IRR bahwa
kelayakan
investasi
layak
dilaksanakan apabila discount rate lebih besar dari
(cost of capital).
Formulasi perhitungan IRR adalah
sebagai berikut :
IRR
=
n
C
CFt
t = ~ (1
Keterangan
CFt
r
-n
-t
+
=
0
rlt
:
Arus kas bersih pada periode t
Tingkat diskonto/bunga yang digunakan
Periode terakhir arus kas yang diinginkan
Periode waktu.
http://www.mb.ipb.ac.id
4. Kondisi Keuangan perusahaan
Setelah dilakukan penilaian kelayakan investasi,
selanjutnya
dilakukan
penilaian
pengaruh
investasi
terhadap proyeksi keuangan perusahaan dengan metode
analisa
rasio
(Ratio Analysis).
Investasi dimaksud-
kan mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Namun
apabila proyeksi menunjukkan
bahwa
investasi
justru akan menurunkan kinerja keuangan perusahaan,
perlu
diteliti penyebab-penyebab penurunan tersebut
yang kemudian dilakukan modifikasi/perbaikan misalnya
mengubah
struktur
pembiayaan,
memperpanjang
jangka
waktu angsuran dan sebagainya.
Analisa rasio keuangan tersebut meliputi :
-
Rasio
likuiditas:
mengukur
kemampuan
perusahaan
didalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek
yang jatuh tempo tanpa mengganggu kegiatan operasionalnya.
-
Rasio
solvabilitas :
mengukur hingga sejauh mana
kegiatan perusahaan dibiayai dengan hutang.
-
Rasio
keuntungan :
mengukur
efektivitas manajemen
dalam mengelola perusahaan, ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.
-
Rasio
aktivitas
:
mengukur
efektivitas manajemen
dalam menggunakan sumber daya perusahaan.
Formulasi rasio-rasio keuangan tersebut dapat dilihat
pada Lanpiran 1.
http://www.mb.ipb.ac.id
B. Kerangka Konseptual
Sejalan dengan tujuan perusahaan yakni optimalisasi laba agar mampu mensejahterakan pemegang
saham,
maka konsepsi investasi perluasan kapasitas produksi
karet (SIR-20) yang akan dilakukan PT Sampit bertitik
tolak dari adanya peluang pasar yang ditandai dengan
telah dan akan terjadinya kelebihan permintaan produk
karet khususnya jenis SIR. Rencana tambahan investasi
akan mampu meningkatkan kapasitas produksi dari 12.000
ton/tahun menjadi 30.000 ton/tahun.
Tambahan kapasitas produksi
sebesar
18.000
ton
/tahun akan mampu memanfaatkan peluang mengisi sekitar
4% dari kelebihan permintaan dunia sebesar 0,49 juta
ton/tahun. Namun demikian mengingat keputusan mengenai
penambahan kapasitas produksi berkaitan dengan pengeluaran saat ini yang dihadapkan dengan harapan hasil
masa yang akan datang, maka untuk mengetahui apakah
investasi yang akan dilakukan mampu memberikan manfaat
bagi perusahaan diperlukan suatu analisa kelayakannya.
Berdasarkan
ha1
kerangka pemikiran
Sampit
dilakukan
tersebut
diatas,
analisis kelayakan
dengan
identifikasi
maka
sebagai
investasi PT
faktor-faktor
internal perusahaan khususnya menyangkut kondisi saat
ini berikut
peramalan
permintaan masa
yang
akan
datang dan identifikasi faktor-faktor eksternal khususnya prospek industri karet. Dari hasil peramalan
http://www.mb.ipb.ac.id
diatas dilakukan analisis mengenai kelayakan investasi
dengan metode Payback Period (PBP), Net Present Value
(NPV) dan Internal Rate of Return
(IRR).
Selanjutnya
dilakukan kajian mengenai pengaruh investasi terhadap
kondisi keuangan perusahaan. Kerangka pemikiran penilaian kelayakan investasi dapat dilihat pada Gambar 1.
http://www.mb.ipb.ac.id
I
KONDISI SAAT IN1
KAPASITAS PENUH
I
INVESTAS1
PERLUASAN KAPASITAS
v
ANALISIS KELA
YAKAN INVESTASI
INTERNAL
Posisi
Perusahaan
Saat Ini
KONDISI/FAKTOR
EKSTERNAL
Identifikasi
Prospek Indus
tri Karet
Permintaan
(Time Series)
ANALISA KELAYAKAN
PAYBACK PERIOD
v
LAYAK DILAKSANAKAN
(DITERIMA)
T
I
Gambar 1: Kerangka Pemikiran Kelayakan Investasi
http://www.mb.ipb.ac.id
A. Lokasi dan naktu Geladikarya
Geladikarya dilaksanakan di PT Sampit yang berlokasi di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Propinsi
Kalimantan Tengah. Geladikarya dilakukan lebih kurang
dua bulan, mulai Januari 1997 sampai Maret 1997.
B. Jenis daa Sumber Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan
data kualitatif.
a. Data kuantitatif
Data kuantitatif yang digunakan meliputi Laporan
Keuangan (Neraca dan Rugi/Laba) lima periode terakhir,
realisasi penjualan dan pangsa pasar, kapasitas dan
realisasi produksi, rencana tambahan kapasitas produksi, biaya investasi, tambahan modal kerja, struktur
pembiayaan (perbandingan antara modal sendiri dengan
kredit bank) dan data lainnya yang dianggap perlu.
b. Data Kualitatif
Data
kebijakan
kualitatif
meliputi
sejarah,
manajemen,
perusahaan, kondisi internal dan eksternal
perusahaan serta data lain yang dianggap perlu.
http://www.mb.ipb.ac.id
2. Sumber Pengumpulan Data
Data yang digunakan berupa data primer dan data
sekunder
.
a. Data Primer
Data primer
diperoleh melalui
pihak-pihak yang terkait
wawancara
dengan
misalnya Direksi, Manager
Keuangan, Manager Produksi dan observasi sebagai upaya
untuk lebih memahami penjelasan yang diterima.
b. Data sekunder
Data sekunder diambil dari data keuangan perusahaan seperti neraca, rugi/laba, realisasi penjualan,
data yang terkait dengan rencana investasi, data yang
diperoleh
melalui
Asosiasi
Perkaretan
(Gapkindo),
telaah pustaka/literatur dan pencarian data pendukung
lainnya dari publikasi umum seperti majalah, jurnal
maupun publikasi yang secara resmi diterbitkan oleh
instansi/lembaga yang berkompeten.
C. Metode Psngolahan dan Analisa Data
Penelitian dilakukan dengan metode
studi
kasus
dengan pendekatan analisis diskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan kemudian diolah sesuai dengan ruang lingkup penelitian
yaitu
untuk menganalisa
kelayakan
investasi
perluasan kapasitas produksi karet SIR-20 PT Sampit.
http://www.mb.ipb.ac.id
Dasar perhitungan untuk menentukan kelayakan investasi adalah proyeksi keuangan yang disusun berdasarkan
hasil peramalan dan asumsi-asumsi dasar dari investasi,
dengan tahapan sebagai berikut :
I. Analisis
lingkungan
SWOT
internal
dan eksternal
perusahaan.
2. Mengolah data untuk mendapatkan proyeksi
aliran kas
yang didasarkan :
/
a. Aliran Kas Masuk :
-Hasil peramalan permintaan
volume karet SIR-20
dengan analisis deret waktu (time series),
-Estimasi
harga
jual karet menggunakan analisa
regresi sederhana,
-Proyeksi penjualan produk non karet menggunakan
analisa regresi sederhana.
-Kebijakan penjualan (tunai atau kredit).
b. Aliran Kas Keluar :
-Pengeluaran biaya tambahan investasi,
-5iaya produksi dan operasional perusahaan.
c.
Analisa sensitivitas apabila terjadi perubahan
faktor-faktor dominan yang mempengaruhi proyeksi
arus kas misalnya kenaikan atau penurunan volume
penjualan atau harga jual.
3. Menyusun proyeksi Neraca dan Rugi/Laba.
4. Menghitung arus kas inkremental (incremental c a s h
flow)
dengan
metode analisis laba diferensial
http://www.mb.ipb.ac.id
(differential profit).
5. Menghitung biaya modal dari total investasi dengan
mencampur (blending) biaya dana dari masing-masing
sumber dana yang digunakan.
6. Menghitung PBP, NPV dan IRR
untuk mengukur return
yang dihasilkan dari investasi.
7. Analisis kelayakan investasi dengan mempertimbangkan
kriteria kelayakan investasi dan pengaruh tambahan
investasi
terhadap
kondisi
keuangan
perusahaan,
sehingga dapat menjawab permasalahan yang dihadapi
perusahaan.
Kerangka pengolahan data dapat dilihat pada Gambar 2.
http://www.mb.ipb.ac.id
DATA PINANSIAL
v
1
PROYEKSI ALIRAN KAS
I
i
PROYEKSI RUGI/LABA
DAN NERACA
MENGHITUNG PERTAMEAHAN
ARUS KAS/INCREHANETAL
HGNGHITUNG COC
PAY BACK PERIOD
NET PRESENT VALUE
INTERNAL RATE OF RETURN
F
TIDAK LAYAK
l
LAYAK DILAKSANAKAN
DITERIM
KINERJA PERUSAHAAN
KHUSUS KONDISI KEUANGAW
Oambar 2 : Kerangka Pengolahan dan Analisa Data
http://www.mb.ipb.ac.id
IV. KAJIAN MANAJEMEN PT SAHPIT
A.
Aspek Umum Perusahaan
1 . Sej arah Perusahaan
PT
Perdagangan,
Perindustrian
dan
Pengangkutan
Sampit (disingkat; PT Sampit) dirintis sejak tahun 1955
berdasarkan Akte Pendirian Nomor 107 tanggal 25 Januari 1955 oleh Goesti Djohan Wakil Notaris di Surabaya. Sejak didirikan sampai sekarang bisnis utamanya
tidak berubah yakni bergerak disektor agribisnis hasil
hutan khususnya karet, jelutung, rotan dan hasil hutan
ikutan lainnya (tengkawang, getah merah, damar batu,
kulit kayu gembor, akar cukah).
Hasil
produksi PT Sampit sebagian untuk
pasar
ekspor dan sebagian untuk pasar lokal dengan perincian
sebagai berikut :
- Ekspor
: karet (SIR-20), jelutung kering, keranjang
rotan, tengkawang, getah merah, damar batu, kulit kayu
gembor dan akar cukah.
- Lokal
:
anyaman rotan (webbing), hati rotan, kulit
rotan, batangan/asalan rotan.
Pada tahun 1992 porsi penjualan ekspor mencapai
80,21% dan penjualan
lokal
19,79%, sedangkan pada
tahun 1996 porsi penjualan ekspor meningkat menjadi
91,61% dan penjualan lokal turun menjadi 8,39% (Lampiran 2). Khusus mengenai realisasi penjualan produk
http://www.mb.ipb.ac.id
karet, pada tahun
1992 hanya mencapai 28,12% dari
total penjualan, namun pada tahun 1996 sudah meningkat
menjadi 71,35% dari total penjualan (Lampiran 3). Hal
ini menunjukkan bahwa karet (SIR-20) telah menjadi
produk andalan PT Sampit.
Komplek pabrik dan kantor pusat PT Sampit berlokasi di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Propinsi
Kalimantan Tengah. Disamping itu juga memiliki kantorkantor perwakilan untuk pengadaan bahan baku yakni di
Palangka Raya, Pangkalan Bun, Banjarmasin dan Sukamara
serta untuk pemasaran hasil produksi yakni di Jakarta.
Konsumen/pembeli PT Sampit meliputi industri ban
dan non ban (karet/SIR-20), industri makanan (jelutung
kering), industri perikanan (keranjang rotan), industri meubel (produk rotan), industri kosmetika (tengkawang, kulit gembor dan akar cukah) dan industri-industri
lainnya.
Pasar
Serikat dan Asia,
ekspor mencakup
sedangkan pasar
Eropa,
Amerika
lokal didominasi
industri meubel di Jabotabek dan Cirebon.
Pertimbangan-pertimbangan
pihak
manajemen
untuk
melakukan penambahan kapasitas produksi karet SIR-20
sebesar 18.000 ton/tahun antara lain :
a. Telah memiliki keahlian dan pengalaman dalam industri karet dan industri hasil hutan ikutan lainnya.
b. Adanya jalinan
dengan
kerja sama
bisnis
para pelanggan dan pemasok.
yang baik
http://www.mb.ipb.ac.id
c. Adanya keyakinan bahwa industri-industri
layani
yang di-
(pelanggan) PT Sampit khususnya
industri
karet ditahun-tahun mendatang akan terus berkembang.
Terbukanya peluang ekspor, disamping juga
meningkatnya
kebutuhan
dalam
negeri
yang
pada
akhirnya akan mendorong kebutuhan akan produk yang
dihasilkan PT Sampit.
d. Dengan adanya tambahan kapasitas produksi 18.000
ton, diperkirakan kebutuhan bahan baku, usaha memasarkan hasil produksi, sumber pendanaan, tambahan
karyawan dan lain sebagainya akan mampu ditangani
pihak manajemen dengan baik dan lancar.
2 . Tujuan P e n d i r i a n Perusahaan
Secara umum tujuan utama didirikannya PT Sampit
adalah mendapatkan laba optimal yang akan meningkatkan
nilai perusahaan dan pada akhirnya mampu mensejahterakan para pemegang saham. Disamping itu, tujuan atau
sasaran lain yang ingin dicapai perusahaan adalah :
a. Membuka kesempatan
kerja bagi
masyarakat yang
berada disekitar lokasi pabrik.
b. Ikut membantu program pemerintah mengurangi tingkat
pengangguran dan meningkatkan perolehan devisa.
c. Meningkatkan
pendapatan
daerah dalam
bentuk
pajak bumi dan bangunan serta pajak/retribusi atas
aktivitas usahanya.
http://www.mb.ipb.ac.id
3. Organisasi dan Manajemen Perusahaan
Sesuai akte pendirian perusahaan, susunan pengurus
perseroan adalah sebagai berikut :
-
Komisaris Utama
: Sugito Lays
Komisaris
: Utuh Lays
Direktur Utama
: Salim Lays
Direktur I
: Rudy Lays
Direktur I1
: Kartinah Lays
PT
Sampit dipimpin oleh Dewan Direksi yang
operasionalnya dilaksanakan oleh
7
dalam
(tujuh) manajer
yakni 3 Manajer Produksi, Manajer Pembelian, Manajer
Pemasaran,
Manajer
Keuangan
dan
Manajer
Umum
dan
Personalia (Lampiran 4). Direktur Utama mengkoordinir
Bagian
Keuangan,
Direktur
I
mengkoordinir
Bagian
Produksi dan Bagian Pembelian, sedangkan Direktur I 1
mengkoordinir
Personalia.
Bagian Pemasaran dan Bagian Umum dan
Jumlah tenaga kerja mencapai 1.058 orang
terdiri dari tenaga staf sebanyak 156 orang dan tenaga
non staf sebanyak 902 orang.
-
Bagian Produksi
: dipimpin oleh 3
Produksi
Manajer
yakni
Produksi
(tiga) Manajer
Karet,
Manajer
Produksi Rotan dan Manajer Produksi Jelutung yang
bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi.
-
Bagian Pembelian : dipimpin
oleh Manajer Pembelian
yang bertanggung jawab atas kelancaran pembelian dan
penyediaan bahan baku dan bahan penolong. Manajer
http://www.mb.ipb.ac.id
Pembelian membawahi
Bagian
Pembelian,
Perwakilan
Pangkalan Bun, Perwakilan Palangka Raya, Perwakilan
Banjarmasin dan Perwakilan Sukamara.
- Bagian
Pemasaran : dipimpin
oleh Manajer Pemasaran
yang bertanggung jawab atas kelancaran pemasaran
hasil produksi. Manajer Pemasaran membawahi Bagian
Pemasaran Lokal, Bagian Pemasaran Ekspor dan Perwakilan Jakarta.
-
Bagian
Keuangan
:
dipimpin
oleh Manajer Keuangan
yang bertanggung jawab atas kelancaran proses akuntansi
dan
keuangan perusahaan.
Manajer
Keuangan
membawahi Bagian Akuntansi dan Bagian Keuangan.
-
Bagian Umum dan Personalia : dipimpin oleh Manager
Umum dan Personalia yang bertanggung
kelancaran
proses
kepegawaian. Manajer
Personalia
membawahi
Bagian
jawab atas
Umum
Kepegawaian,
dan
Bagian
Pengamanan dan Bagian Bengkel.
B. Aspek Produksi
Pembahasan aspek produksi difokuskan kepada produk
yang menjadi obyek penelitian yakni SIR-20.
1. Proses Produksi
Proses produksi pembuatan SIR-20 pada prinsipnya
melalui
tahapan-tahapan
pengeringan,
:
pemecahan, pembersihan,
pengepresan, pengecekan
dan pengepakan
http://www.mb.ipb.ac.id
barang jadi sehingga produk siap dijual. Bagan alir
proses produksi SIR-20 dapat dilihat pada G a m b a r 3.
PRESS
BRG. JADI
(13)
(14)
(15)
Gambar 3 : B a g a n A l i r P r o s e s P r o d u k s i S I R - 2 0
( 1 ) Bahan baku berupa slabs pertama kali dimasukkan
kedalam mesin breaker.
(2) Mesin
breaker berfungsi sebagai pemecah/pencacah
bahan baku/slabs.
(3) Bak
air
berfungsi
untuk
membersihkan kotoran-
kotoran yang melekat pada bahan baku.
(4) Hammermill
berfungsi sebagai pemecah ulang bahan
baku yang sudah dibersihkan.
http://www.mb.ipb.ac.id
(5) Bak air berfungsi untuk membersihkan kembali bahan
baku yang sudah dipecah oleh mesin Hammermill.
(6) Hammermill
berfungsi
sebagai pemecah ulang agar
menjadi potongan-potongan lebih kecil.
(7) Bak
air
bahan
berfungsi
baku
untuk mencuci ulang sehingga
yang berupa potongan-potongan
kecil
benar-benar sudah bersih dari segala kotoran.
(8) Mange1
sehingga
berfungsi
sebagai
menjadi
penggiling bahan baku
lembaran-lembaran
berukuran
panjang sekitar 10m dan lebar sekitar 0,5m.
(9) Sadaian
berfungsi
untuk
mengeringkan lembaran-
lembaran karet. Lama pengeringan
sekitar 15 hari
pada musim kemarau dan sekitar 20 hari pada musim
penghujan. Untuk membantu mempercepat pengeringan
khususnya pada
musim
penghujan
juga
disediakan
kamar panas (kiln dry).
(10)Cutter
berfungsi
sebagai
penghancur lembaran-
lembaran karet yang sudah kering sadaian.
(11)Dryer
berfungsi
sebagai pengering
terakhir,
sehingga hasilnya memenuhi standar mutu SIR-20.
(12)Laboratorium
berfungsi
sampling produk
untuk melakukan tes mutu
dari mesin
dryer apakah
sudah
memenuhi standar mutu SIR-20.
(13)Balling
Press
berfungsi mencetak SIR-20 menjadi
bentuk balokan (bal) dengan berat 35 kg/bal.
http://www.mb.ipb.ac.id
(14)Pengepakan
berfungsi melakukan
packing
balokan-
balokan SIR-20 sehingga siap dijual/diekspor.
(15)Barang jadi siap dijual/dieskpor disimpan digudang
menunggu dikapalkan.
2. Mesin-mesin Yang Digunakan
Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam
proses
produksi
merupakan
karet dan produk
produksi Dalam Negeri
lainnya
dan
sebagian
sebagian lagi
masih harus diimpor dari Taiwan atau Jepang dan RRC.
Rincian mengenai mesin-mesin untuk memproduksi SIR-20
dan produk
lainnya dapat dilihat pada Lampiran
5.
Kapasitas produksi khusus mesin karet (SIR-20) dengan
sistem kerja 2 shift/hari masing-masing 8 jam/shift
adalah 12.000 ton/tahun atau 1.000 ton/bulan.
3. Realisasi Produksi
Produksi yang dilakukan perusahaan bersifat produksi masa
(mass production)
dalam
arti
realisasi
produksi didasarkan kepada prakiraan penjualan. Kapasitas produksi tahun 1992 dan tahun 1993 sebesar 3.000
ton/tahun, sedangkan mulai Juli 1994 meningkat menjadi
12.000 ton/tahun. Realisasi produksi
SIR-20 selama 5
periode terakhir dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan data realisasi produksi nampak bahwa pada tahun
1995 produksi sudah mencapai 96,79% dari kapasitas
http://www.mb.ipb.ac.id
terpasang, sedangkan pada tahun 1996 (Sept.96) sudah
mencapai 115,2%
dari kapasitas terpasang (over capac-
i t y ) , berarti perusahaan sudah memberlakukan lembur.
Tabel 3. Realisasi Produksi SIR-20 PT Sampit (ton)
Tahun
Stok Awal
(1)
1992
1993
1994
1995
Sept.96
289
170
187
321
462
Produksi Penjualan
(2)
(3)
2.506
2.710
4.643
11.615
10.368
Stock Akhir
(4=1+2-3)
2.625
2.693
4.509
11.474
10.406
170
187
321
462
424
Sumber : PT Sampit, 1996
4. Rsncana Investasi
Memperhatikan data realisasi produksi/penjualan
tahun 1995/1996 yang sudah melampaui kapasitas produksi dan untuk meraih peluang pasar yang masih terbuka,
perusahaan
18.000
merencanakan
ton/tahun,
menambah
kapasitas
sebesar
sehingga kapasitas produksi
akan
menjadi 30.000 ton/tahun. Rincian mengenai kebutuhan
mesin-mesin
dan peralatan
serta anggaran
investasi
Rp.2.400.000.000,- dapat dilihat pada Lampiran 6.
5. Bahan Baku
Kelancaran produksi terkait erat dengan kelancaran
penyediaan
bahan
baku.
Mengingat
PT
Sampit
tidak
mempunyai perkebunan karet sendiri, maka bahan baku
berupa
slabs
sangat
tergantung
kepada
perkebunan
http://www.mb.ipb.ac.id
rakyat maupun
PTP
khususnya di
Kalimantan
Tengah.
Untuk itu perusahaan telah menjalin kerja sama dengan
para pemasok dengan cara memberikan uang muka atau
panjar
yang
pembelian bahan baku
kepada pemasok-pemasok
dinilai baik reputasinya.
Disamping itu untuk menjaring pemasok-pemasok yang
lokasinya jauh dan mempermudah penyaluran dana kepada
pemasok maupun penyaluran bahan baku kepada perusahaan,
PT
Sampit telah membentuk
disentral-sentral perkebunan karet
kantor
perwakilan
rakyat yakni di
Palangka Raya, Pangkalan Bun, Sukamara dan Banjarmasin. Para pemasok tersebut tidak khusus memasok bahan
baku karet (slabs), tetapi juga memasok bahan baku
produk lainnya berupa getah jelutung, rotan asalan,
kulit kayu gembor dan sebagainya. Jumlah pemasok saat
ini sekitar 165 pemasok tersebar di Pangkalan Bun,
Palangka Raya, Sampit dan Sukamara (Lampiran 7).
Kebutuhan bahan baku atas kapasitas produksi
12.000
ton/tahun adalah
23.077
ton
:
100/52 x
12.000
ton
=
(rendemen rata-rata 52%). Dengan adanya
rencana tambahan kapasitas produksi menjadi
30.000
ton/tahun, maka kebutuhan bahan baku akan meningkat
menjadi : 100/52 x 30.000 ton =
57.692 ton. Berda-
sarkan data Luas Areal Perkebunan Karet Rakyat Kalimantan
Tengah
(Lampiran 8 ) ,
luas areal perkebunan
karet rakyat di Kalimantan Tengah yang produktif pada
http://www.mb.ipb.ac.id
tahun
1995
mencapai
produktivitas
slabs/bokar)
akan
273.612
perkebunan
ha.
Dengan
rakyat
perkiraan
(hasil
berupa
rata-rata 658kg/ha/tahun ( S u s i l o , 1996)
menghasilkan
bahan
baku
180.036
ton/tahun,
berarti PT Sampit akan menyerap sekitar 32% dari total
pasokan. Agar kebutuhan bahan baku terpenuhi dengan
baik, maka digunakan sistem uang muka (panjar) kepada
para
pemasok.
Disamping itu PT Sampit juga memiliki keunggulan
dari segi lokasi usaha karena merupakan satu-satunya
pabrik karet yang beroperasi di Kalimantan Tengah.
Berdasarkan pengalaman selama ini pasokan kebutuhan
bahan baku berjalan lancar.
C. Aspek Pemasaran
1. Luas Pemasaran
Telah disinggung dimuka bahwa hasil produksi SIR20 PT Sampit seluruhnya untuk konsumsi ekspor. Negara
tujuan ekspor antara lain : Singapura, Polandia, RRC,
Taiwan, Australia, Inggris, Jerman, Korea
Belanda, Amerika
Serikat. Jumlah pembeli
Selatan,
saat
ini
adalah 29 perusahaan (Lampiran 9). Berdasarkan negara
tujuan ekspor, nampak bahwa PT Sampit telah mampu
menembus pasar Internasional dan konsumennya tersebar
di Asia, Eropa, Amerika dan Australia. Sistem penjualan secara tunai dengan sarana Letter of Credit (LIC).
http://www.mb.ipb.ac.id
2. Posisi PT Sampit Dalam Industri
Realisasi volume penjualan SIR-20 PT Sampit selama
5 tahun terakhir terus meningkat dengan kenaikan ratarata 48,64%/tahun, demikian juga nilai penjualan terus
meningkat
dengan
kenaikan
rata-rata
77,24%/tahun
(Lampiran 10). Walaupun omzet terus meningkat, namun
selama 5 tahun terakhir pangsa pasar PT Sampit terhadap ekspor Indonesia masih relatif kecil yaitu kurang
dari 1% (Tabel 4.).
Berdasarkan data Produsen Karet
(SIR) Indonesia (Lampiran ll.),
jumlah produsen karet
jenis SIR di Indonesia sebanyak 77 pabrik dengan total
kapasitas produksi 1.468.975 ton/tahun, sedangkan PT
Sampit menempati urutan ke-49. Ditinjau dari pangsa
pasar maupun kapasitas produksi, dapat ditarik kesimpulan bahwa PT Sampit saat ini bukan merupakan pemain
utama dalam industri perkaretan Indonesia.
Tabel 4. Pangsa Pasar Karet PT Sampit Terhadap Ekspor
Indonesia (Khusus jenis SIR)
Tahun
1992
1993
1994
1995
Ekspor Indonesia Ekspor PT Sampit
(ton)
(ton)
1.103.127
1.094.350
1.132.317
1.231.177
2.625
2.693
4.509
11.474
Sumber : Gapkindo dan PT Sampit, 1996
Pangsa
(%)
0,24
0,25
0,40
0,93
http://www.mb.ipb.ac.id
3. Kebijakan Pamasaran
Produk SIR-20 merupakan bahan baku industri Ban
dan Non
Ban.
Karena
itu kunci keberhasilan dalam
menghadapi pesaing sangat ditentukan oleh kemampuan
melakukan
pendekatan
(lobying)
dengan
perusahaan
pelanggan, kemampuan memenuhi syarat kontrak penjualan
yakni
mutu
produk,
ketepatan waktu
pengiriman
dan
harga yang bersaing. Dengan kondisi tersebut, maka
kebijakan pemasaran yang dilakukan PT Sampit adalah
sebagai berikut :
a. Mutu produk : Mengingat telah ada penetapan standar
mutu SIR-20, maka perusahaan terus berusaha menjaga
mutu dengan memperketat tes mutu di-laboratorium.
Pengalaman
selama
ini
menunjukkan
bahwa
dengan
pengawasan tes mutu yang ketat belum pernah terjadi
klaim oleh pihak pembeli.
b. Harga bsrsaing : Sebagai patokan penetapan kontrak-
kontrak penjualan dengan para pembeli yang biasanya
dituangkan dalam bentuk Letter of Crediet (L/C),
perusahaan
senantiasa terus memantau
harga yang
terjadi dipasar internasional melalui bursa karet
Singapura maupun bursa London.
c. Distribusi : Sistem distribusi dapat langsung yakni
dari
produsen
(perusahaan) ke-konsumen
industri
pemakai atau tidak langsung yakni dari produsen kepedagang
(broker) baru ke-industri pemakai.
Yang
http://www.mb.ipb.ac.id
penting adalah kecocokan negosiasi yang kemudian
dituangkan dalam kontrak penjualan (L/C).
d.
Waktu pengiriman
: Ketepatan waktu
kirim kadang
kala masih menjadi kendala, karena keterbatasan
kapal internasional yang masuk pelabuhan Sampit.
Karena itu ditempuh cara barang dikirim ke Jakarta
(Tanjung
pembeli
Priok),
baru
kemudian
dikirim
kepada
.
e. Promosi : Sesuai
sifat
hasil
produksinya
yakni
merupakan bahan baku dari perusahaan pelanggan dan
jumlah pelanggan yang terbatas, maka promosi lebih
ditekankan kepada pendekatan dengan para pelanggan.
D. Aspek Keuangan
Berdasarkan
laporan keuangan perusahaan
(Neraca
dan Pernyataan Rugi/Laba) selama 5 periode terakhir
(Lampiran
12
dan
13),
posisi
keuangan
perusahaan
menunjukkan perkembangan sebagai berikut :
a. Total aktiva (Total Assets) terus meningkat. Tahun
1992 mencapai Rp.9.864 juta, September 1996 sudah
mencapai Rp.21.640 juta. Kenaikan tersebut dihasilkan dari laba ditahan maupun sumber lainnya terutama kredit bank dan hutang kepada pemegang saham.
b. Kemampuan menjual hasil produksi terus meningkat
yakni tahun 1992 mencapai Rp.17.053 juta,
ber
1996
sudah mencapai Rp.44.246
Septem-
juta, atau
http://www.mb.ipb.ac.id
meningkat rata-rata 39,87%/tahun.
c. Kemampuan
menghasilkan laba cenderung
meningkat
dan mencapai tertinggi tahun 1995 sebesar Rp.1.810
juta atau 3,48% dari penjualan. Namun demikian pada
tahun
1996 turun kembali menjadi
2,54%
sebagai
akibat meningkatnya harga pokok penjualan.
Selanjutnya dari hasil perhitungan rasio keuangan
(Lampiran 14.) dapat diketahui bahwa :
a.
Likuiditas
perusahaan
terus
meningkat,
posisi
terakhir mencapai 1,51 kali berarti cukup mampu
memenuhi
kewa-jiban-kewajiban jangka
memenuhi
persyaratan
bank
yakni
pendek
minimal
dan
Rasio
Lancar (Current Ratio) 1,2 kali.
b. Solvabilitas perusahaan posisi terakhir menunjukkan
bahwa Rasio Hutang (Total Debt to Total Assets)
mencapai 0,69 kali dan Rasio Hutang terhadap Modal
(Debt to Equity Ratio) mencapai 2,26 kali. Rasiorasio tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan modal
asing khususnya kredit bank dan hutang kepada pemegang saham cukup dominan. Disamping itu Debt to
Equity Ratio sebesar 2/26 kali melanggar syarat
bank maksimal sebesar 2 kali. Untuk mengatasinya
telah dicapai kepakatan yang di-notariel-kan bahwa
hutang kepada pemegang saham sebesar Rp.2 milyar,di-subordinated loan-kan dalam arti tidak diberikan
imbalan
bunga
dan
tidak
akan
dilunasi
sebelum
http://www.mb.ipb.ac.id
kredit bank
modal
lunas serta dapat dianggap
sendiri. Dengan demikian
posisi
sebagai
Debt
to
Equity Ratio berubah membaik menjadi 0,66 kali.
Kemampuan membayar bunga (Interest Coverage) dan
kemampuan membayar angsuran (Debt Service Coverage)
posisi terakhir mencapai 1/91 kali dan 2/95 kali
dinilai baik dan realisasi selama 5 tahun terakhir
tidak ada tunggakan bunga maupun angsuran.
c. Profitabilitas perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan cukup mampu meraih laba secara wajar. Tingkat
pengembalian modal (Return on Equity) dalam 5 tahun
terakhir
rata-rata
20,19% memberikan
keuntungan
yang cukup baik bagi para pemegang saham.
d.
Aktivitas
kemampuan
perusahan
menjual
peningkatannya
terus
produknya.
relatif
kecil
meningkat
Namun
dan
khususnya
tahun
lebih
1996
banyak
karena faktor harga. Hal ini disebabkan keterbatasan
kapasitas produksi andalan perusahaan yakni
karet (SIR-20).
Selanjutnya berdasarkan perkembangan Rugi/Laba
Produk Karet dan Non Karet (Lampiran 15. dan
16.)
diketahui bahwa :
a. Sampai tahun 1994 produk non karet masih memberikan
kontribusi laba yang lebih besar jika dibanding
produk karet. Tahun 1992 atas total laba Rp.358
juta,- yang Rp.320 juta,-(89,39%) berasal dari non
http://www.mb.ipb.ac.id
karet. Tahun 1993 atas laba sebesar Rp.409 jutatyang Rp.385 juta,- (94,13%) berasal dari non karet.
Tahun 1994 atas laba sebesar Rp.765
Rp.384
juta,-
(50,20%) berasal dari
juta,- yang
non
karet,
porsinya sudah mulai menurun.
b. Mulai tahun 1995 terjadi sebaliknya yakni kontribusi laba didominasi oleh produk karet. Atas laba
tahun 1995 sebesar Rp.1.810 juta,- yang Rp.1.360
juta,- (75,13%) berasal dari karet. Demikian juga
pada
September 1996 atas
laba
sebesar
Rp.1.122
juta,- yang Rp.882 juta,- (78,61%) berasal dari
karet. Hal
ini disebabkan pertumbuhan
penjualan
produk karet relatif cepat, sedangkan pertumbuhan
penjualan produk non karet relatif kecil.
http://www.mb.ipb.ac.id
V.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam melakukan penilaian suatu investasi diperlukan beberapa
perangkat
analisa yang mampu
memberikan
gambaran bagi pihak manajemen (pengambil keputusan) apakah
investasi tersebut akan menguntungkan bagi perusahaan atau
layak (feasible) untuk direalisir. Mengingat keterbatasan
waktu dan informasi yang diperoleh, maka kelayakan investasi tambahan kapasitas produksi karet SIR-20 PT Sampit
dititik beratkan kepada aspek finansial yang didasarkan
kepada lingkungan strategis perusahaan yakni lingkungan
internal dan eksternal perusahaan. Berdasarkan analisa
lingkungan strategis perusahaan diharapkan mampu menghasilkan identifikasi kemampuan yang dimiliki perusahaan dan
prospek masa yang akan datang.
A. Analisa Eksternal Perusahaan
1. Persaingan dalam Industri Karet
Industri karet dunia selama ini berkembang dengan
baik, ha1 mana ditunjukkan terjadinya kelebihan permintaan tahun 1995 sebesar 0,49 ton. Diproyeksikan
tahun-tahun yang akan datang tetap terjadi kelebihan
permintaan sebagaimana telah disajikan pada Tabel 1.
Industri karet
Indonesia selama
ini berkembang
dengan cukup baik. Indikatornya adalah jumlah perusahaan
yang mencapai
77 perusahaan dengan kapasitas
http://www.mb.ipb.ac.id
produksi 1.468.975
ton (Lampiran 11.)
ekspor tahun 1995 sebesar
1.231.177
dan realisasi
ton (Tabs1 4.)
atau 83,81% dari kapasitas produksi. Kapasitas produksi setiap perusahaan berkisar antara 1.500
ton sd.
60.700 ton dan ternyata tidak ada yang dominan kapasi-
tasnya karena kapasitas tertinggi adalah 60.700 ton
atau hanya 4,13% dari total kapasitas produksi. Dengan
demikian
sifat industri karet di
Indonesia adalah
terfragmentasi (tersebar) atau bukan monopoli.
Beberapa perusahaan yang memiliki kapasitas produksi cukup besar antara lain :
a. PTP Nusantara I11 di Sumatra Utara dengan kapasitas
produksi 60.700 ton/tahun atau 4,13% dari total
kapasitas produksi.
b. PT Djambi Waras di Jambi dan PT Prasidha Aneka
Niaga di Sumatra Selatan dengan kapasitas masingmasing
60.000
ton/tahun
atau
4,08%
dari
total
kapasitas produksi.
c. PT Sumber Djantin di Kalimantan Barat dan
PT Muara
Kelinggi di Sumatra Selatan yang memiliki kapasitas
produksi masing-masing 52.000 ton/tahun dan 50.000
ton/tahun atau sekitar 3,5% dari total kapasitas
produks i
.
Kelebihan permitaan dunia tersebut akan mendorong
masing-masing perusahaan untuk mengoptimalkan kapasitas produksinya. Pemanfaatan idle capacity ini tidak
http://www.mb.ipb.ac.id
secara
besar
otomatis
pabrik
dapat
karet
dilaksanakan
di
sebab
Indonesia masih
sebagian
tergantung
kepada perkebunan rakyat. Disamping itu kecil kemungkinan
bahan
baku
diantar
pulaukan
(misalnya dari
Sumatra ke Kalimantan) karena kendala sarana transportasi dan ongkos angkut yang tidak ekonomis.
Tambahan kapasitas produksi yang direncanakan PT
Sampit dimaksudkan untuk meraih
sebagian
kelebihan
permintaan dunia tersebut (produk orientasi ekspor),
memanfaatkan ketersediaan bahan baku didaerah Kalimantan Tengah yang selama ini banyak dikirim ke daerah
Kalimantan Selatan/Kalimantan Barat dan sebagai antisipasi masuknya pesaing mendirikan industri sejenis di
Kalimantan
Tengah.
Jika
investasi
terealisir
mampu meningkatkan posisi PT Sampit dalam
akan
industri
karet Indonesia dari peringkat ke-49 menjadi peringkat
ke-10.
2. Pendatang Baru
Melihat perkembangan permintaan dunia yang cukup
baik dan sektor industri karet tidak termasuk dalam
daftar negatif investasi, membuka peluang bagi investor baru
ataupun perusahaan lain untuk masuk atau
menambah kapasitas produksi. Namun pendatang baru atau
perusahaan yang ingin menambah kapasitas produksi yang
tidak dibarengi dengan kepemilikan perkebunan sendiri
http://www.mb.ipb.ac.id
harus berhitung dengan cermat, mengingat untuk daerahdaerah sentra bahan baku karet
(perkebunan rakyat)
rata-rata sudah ada industri karetnya.
Khusus daerah Kalimantan Tengah masih dimungkinkan
didirikan pabrik baru, mengingat saat ini PT Sampit
merupakan satu-satunya industri karet yang beroperasi
di Kalimantan Tengah. Untuk mengantisipasi ha1 ini,
maka PT Sampit bermaksud menambah kapasitas produksi.
3. Ancaman Barang Pengganti
Pengguna utama karet alam adalah industri ban dan
komponennya yang mencapai 72% dari seluruh konsumsi
karet
alam
dunia
(Susilo,
1996).
Barang
pengganti
(substitusi) karet alam adalah karet sintetis. Pada
tahun 1993 perbandingan antara konsumsi karet alam dan
karet sintetis adalah 62% dan 38%. Penggunaan karet
alam akan semakin penting dan mutlak, khususnya pada
industri
otomotif dan komponen lainnya, seperti ban
dalam, bladder dan flap. Belum lagi digunakan oleh
industri
lanjutan
lainnya mulai
dari benang
karet
hingga bantalan karet tahan gempa (FS. Budiman,1994).
4 . Pemasok Bahan Baku
Bahan baku produk karet SIR adalah bokar yang
untuk PT Sampit seluruhnya masih bergantung kepada
perkebunan
rakyat dan PTP Nusantara
XII. Produksi
http://www.mb.ipb.ac.id
bokar (slabs) perkebunan rakyat di Kalimantan Tengah
diperkirakan mencapai 180.036 ton dilain pihak
kebu-
tuhan bahan baku PT Sampit dengan adanya tambahan
kapasitas produksi adalah 57.692 ton atau sekitar 32%
dari total pasokan bahan baku. Oleh karena itu dapat
dikatakan kekuatan tawar menawar pemasok adalah cukup
kuat.
Untuk mengatasi agar kontinyuitas penyediaan
bahan baku tidak terganggu telah ditempuh cara-cara :
-
Membentuk perwakilan di sentra-sentra bahan baku
yakni di Sukamara (antisipasi bahan baku dikirim ke
Kalimantan
Barat),
Pangkalan Bun,
Palangka
Raya
(antisipasi bahan baku dikirim ke Kalirnantan Selatan) dan Banjarmasin untuk ikut lelang bokar di
Martapura Kalimantan Selatan.
- Pasokan bahan
baku
tidak
dikhususkan untuk bokar,
tetapi juga untuk bahan baku lainnya yakni getah
jelutung, rotan asalan, kulit gembor dan lain-lain.
-
Melakukan kerja sama dengan para pemasok dengan
jalan memberikan panjar/uang muka, menyediakan cuka
karet untuk mempertahankan mutu bahan baku.
Dengan cara-cara tersebut telah dapat dihimpun 166
pemasok (Lampiran 7.) dan kebutuhan bahan baku dapat
terpenuhi dengan baik. Disamping itu saat ini sedang
dilakukan pendekatan dengan Pemerintah Daerah Tingkat
I Kalimantan Tengah untuk mendapatkan areal sekitar
30.000 ha. yang akan dijadikan areal perkebunan karet.
http://www.mb.ipb.ac.id
5. Pembeli (Konsumen)
Hasil produksi SIR-20 PT Sampit seluruhnya diekspor dengan negara tujuan utama Korea Selatan, Taiwan,
Amerika Serikat, RRC, disamping juga melayani pembeli
dari negara-negara Eropa dan Australia. Tahun 1996
jumlah pelanggan mencapai 29 perusahaan (Lampiran 9.).
Dikaitkan dengan terjadinya kelebihan permintaan,
diperkirakan pemasaran tambahan produksi tidak akan
mengalami kesulitan. Namun demikian untuk antisipasi
telah
dilakukan
pendekatan
dengan
kemungkinan meningkatkan permintaan,
para
pelanggan
disamping juga
pendekatan dengan para calon pelanggan antara lain :
Firestone dan General Stone (USA), Sumitomo dan Yokohama (Jepang), PT Bridgestone, PT Intirub, PT Goodyear, PT Bando Indonesia dan PT Wilson Tunggal Perkasa
(Indonesia).
Berdasarkan informasi pihak manajemen PT Sampit,
diperkirakan pelanggan lama akan menyerap
65% dari
total produksi, sedangkan yang 35% akan terserap oleh
pelanggan
baru.
Permintaan/pelanggan
potensial
(potensial demand) antara lain :
a. Kumho Tire (Korea Selatan) sebesar 300 ton/bulan.
b. Cetrotrade (Singapura) sebesar 200 ton/bulan.
c. Bridgestone (USA) sebesar 300 ton/bulan.
d. Lewis and Peat (USA) sebesar 250 ton/bulan.
e. Shandong Rubber (RRC) sebesar 200 ton/bulan.
http://www.mb.ipb.ac.id
B . Analisa I n t e r n a l Perusahaan
Analisa
internal
perusahaan
telah
disajikan
secara lengkap pada Bab IV. Namun dengan adanya rencana tambahan kapasitas produksi akan terjadi beberapa
perubahan yang cukup signifikan yakni :
1. Sumber Daya/Kapasitas Produksi
Jika kapasitas produksi meningkat menjadi 30.000
ton/tahun, maka PT Sampit akan naik peringkat ke-10
diantara 77 produsen karet. Khusus untuk daerah Kalimantan, akan menjadi peringkat ke-2 setelah PT Sumber
Alam yang berlokasi di Kalimantan Barat.
2 . Penyerapan Tenaga Ksrja
Tenaga kerja pabrik akan meningkat sekitar 150
karyawan, sehingga total akan menjadi sekitar 1.200
karyawan. Kebutuhan tambahan tenaga kerja
tidak akan
mengalami kesulitan karena cukup tersedia disekitar
pabrik, tidak memerlukan waktu pelatihan yang lama
mengingat
proses
produksi relatif
sederhana, sudah
terstandar dan mudah dipelajari serta tingkat upah
cukup bersaing.
3 . Komposisi Penjualan dan Pangsa Pasar
Berdasarkan
hasil peramalan penjualan
(Lampiran
17, 18 dan 1 9 ) produk karet akan semakin mendominasi
http://www.mb.ipb.ac.id
omzet penjualan PT Sampit dan sampai kapasitas produksi penuh 30.000 ton akan mencapai 87,8% dari total
penjualan perusahaan (Tabel 5.).
Berarti perkembangan
perusahaan semakin tergantung kepada produk karet.
Tabel 5. Proyeksi Romposisi Penjualan Produk Karet
dan Won Karet PT Sampit
Tahun
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Jika
Karet
(Rp.Jt.)
%-tase
42.859
66.261
82.662
98.138
117.832
139.384
159.296
173.055
72,5
79,3
81,7
83,4
85,l
86,5
87 4
87,8
(%)
Non Karet
(Rp.Jt.)
(Lampiran
3 0
(%)
16.222
17.341
18.460
19.579
20.698
21.817
22.937
24.056
dibandingkan dengan proyeksi
Indonesia
%-tase
maka
pangsa
27,5
20,7
18,3
16,6
14,9
13,5
12,6
12,2
ekspor
pasar
karet
ekspor
karet PT Sampit juga masih relatif kecil yakni masih
dibawah 2% (Tabel ti.),
namun apabila dibanding dengan
pangsa pasar sebelum tambahan kapasitas produksi yang
kurang dari 1% (Tabel 4 . ) ,
akan meningkat cukup besar
yakni sekitar 2 kali pangsa pasar sebelum tambahan
kapasitas
relatif
produksi
.
Walaupun
pangsa
kecil, namun pertumbuhan
ekspor
ekspor
masih
perusahaan
lebih besar dari pertumbuhan ekspor nasional, sehingga
tetap
diperlukan
upaya-upaya
pemasaran
khususnya
pendekatan kepada pelanggan lama maupun calon pelanggan yang lebih agresif dan intensif.
http://www.mb.ipb.ac.id
53
Tabel 6. Proyeksi Pangsa Ekspor Xaret PT Sampit
Tahun
Ekspor
Trend
Indonesia
(Ton)
(%)
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
3/51
3/39
3/28
3/17
3/08
2/98
2/90
2/82
1.245.772
1.287.984
1.330.195
1.372.407
1.414.619
1.456.831
1.499.042
1.541.254
Ekspor
Trend
PT Sampit
(Ton)
(%)
13.618
18.815
21.216
22.980
25.367
27.768
29.532
30.000
15/96
19/15
12/76
8,31
10,39
9/46
6/35
8/08
Pangsa
Pasar
(%)
1/09
1/46
1/59
1/67
1/79
1/91
1/97
1/95
C. Analisa REXEPAN (SWOT)
Berdasarkan analisa internal dan eksternal perusahaan dapat diperoleh gambaran/identifikasi mengenai :
Kekuatan
(Strength),
Xelemahan (Weakness),
Resenpatan
(Opportunity) dan Ancaman (Threat) PT Sampit yakni:
1. Kekuatan (Strength)
a. Manajemen telah berpengalaman cukup lama (sekitar
40
tahun) dibidang industri hasil
hutan
khususnya karet. Didukung oleh tenaga kerja yang
.
memadai baik kualitas maupun kuantitasnya.
r
b. Teknologi
proses
produksi relatif sederhana
dan telah ada standar mutu internasional, sehingga secara cepat mampu dikuasai karyawan.
c. Memiliki pelanggan tetap cukup banyak di-Asia,
Amerika dan Eropa. Pembeli tersebar (terfragmentasi) dalam arti tidak ada monopoli, sehingga
http://www.mb.ipb.ac.id
posisi tawar menawar PT Sampit dengan pelanggan
cukup kuat.
d. Memiliki
4
kantor perwakilan
pengumpul bahan
baku, memiliki pemasok yang relatif banyak dan
tersebar disentra-sentra penghasil bahan baku di
seluruh Kalimantan Tengah.
e.
Kondisi
keuangan perusahaan
sehat/solid
dan
dalam melakukan aktivitas usahanya mendapatkan
dukungan dari salah satu bank pemerintah.
2 . Kelemahan (Weakness)
a.
Tidak
memiliki
sumber
bahan
baku/perkebunan
karet sendiri, sehingga sangat tergantung kepada
perkebunan rakyat dan PTPN-XII. Dengan demikian
kekuatan tawar menawar PT Sampit dengan pemasok
cukup lemah. Untuk mengatasi ha1 ini digunakan
cara mengikat pemasok dengan uang muka/panjar.
b.
Daya tampung dermaga bongkar muat
milik
PT
Sampit yang masih kurang (hanya mampu menampung
beberapa
unit
investasi
dermaga
biaya
kontainer),
mencakup
bongkar
sehingga
perbaikan
muat
yang
dan
akan
rencana
perluasan
menghabiskan
cukup besar yakni Rp.500 juta,-
kurang 20% dari total anggaran investasi).
(lebih
http://www.mb.ipb.ac.id
3 . Kesempatan (Opportrmity)
a. Konsumsi karet alam cenderung terus meningkat
dan
diproyeksikan
penawaran
akan
selalu berada
diatas
(terjadi kelebihan permintaan),
se-
hingga merupakan peluang yang baik melakukan
ekspansi usaha.
b. Walaupun terdapat barang substitusi, namun karet
alam tetap dibutuhkan oleh
khususnya
pabrik
ban
industri pengguna
(mengkonsumsi 72%
dari
total pasokan karet alam), karena adanya sifat
alami karet alam seperti kelenturan, kekenyalan
yang belum dapat digantikan oleh karet sintetis.
c. Potensi bahan baku daerah Kalimantan
Tengah
yang cukup besar yang selama ini sebagian besar
dimanfaatkan oleh pabrik-pabrik karet di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
4. Ancaman (Threat)
Ancaman yang potensial adalah didirikannya pabrik
,.:
.
$7
baru yang berlokasi di Sampit atau Pangkalan Bun,
mengingat kedua kota ini memiliki sarana pelabuhan
laut) yang cukup memadai dan merupakan sentra bahan
baku karet rakyat daerah Kalimantan Tengah.
http://www.mb.ipb.ac.id
D. Analisa Kelayakan Investasi
Telah dijelaskan pada Bab 111. bahwa asumsi dan
perhitungan
yang menjadi
dasar penilaian
kelayakan
investasi tambahan kapasitas produksi karei SIR-20 PT
Sampit adalah sebagai berikut :
a. Proyeksi
volume penjualan
karet SIR-20
dida-
sarkan pada hasil perhitungan dengan metode deret
waktu
17).
(time
series) model
dekomposisi
(Lampiran
Namun atas hasil tersebut dilakukan penye-
suaian yakni :
-Tahun 1997
dengan
proyeksi volume penjualan
realisasi tahun
1996
mengingat
sebanding
tambahan
kapasitas produksi baru berproduksi komersial awal
tahun 1998.
-Mulai tahun 2004 dan seterusnya disesuaikan dengan
kapasitas produksi maksimal 30.000 ton/tahun.
b. Proyeksi harga jual karet didasarkan analisa regresi sederhana (Lampiran 18).
c.
Proyeksi nilai penjualan produk non karet didasarkan analisa regresi sederhana
(Lampiran
19).
Rincian mengenai proyeksi nilai penjualan dapat
dilihat pada Tabel 7.
d. Anggaran biaya investasi sebesar Rp.2.400.000.000,(Lampiran 6) dengan komposisi pembiayaan :
-
Modal sendiri
30%
: Rp.
-
Kredit bank
70%
: Rp.1.680.000.000,-
720.000.000,-
http://www.mb.ipb.ac.id
Tabel 7 . P r o y e k s i N i l a i Penjualan PT Sampit
K a r e t
Tahun
Volume
H a r g a
Nilai
:,&
"'
.
on2)
':'I (Rp.Jt/ton) (Rp.Jt)
..!
..
,
; it
(
:,
(2)
3,1472
3,5217
3,8962
4,2706
4,6451
5,0196
5,3940
5,7685
6,1430
6,5174
6,8919
1997 13.618
1998 18.815
1999 21.216
2000 22.980
2001 25.367
2002 27.768
2003 29.532
2004 30.000
2005 30.000
2006 30.000
2007 30.000
e. Tambahan
I
Non Karet Total
(Rp.Jt)
(Rp.Jt)
(3=1x2)
(4)
(5=3+4)
42.859
66.261
82.662
98.138
117.832
139.384
159.296
173.055
184.290
195.522
206.757
16.222
17.341
18.460
19.579
20.698
21.817
22.937
24.056
25.175
26.294
27.413
59.081
89.602
101.122
117.717
138.530
161.201
182.233
197.111
209.465
221.816
234.170
kredit investasi diangsur prorata selama
5 tahun terhitung tahun 1998(masa tenggang 1 tahun)
dan akan lunas tahun 2002.
kredit yang
Syarat-syarat fasilitas
sudah ada baik
kredit modal
kerja
maupun kredit investasi tidak berubah.
f. Umur
ekonomis tambahan
investasi adalah 10 tahun,
penyusutan dengan metode garis lurus sebesar Rp.240
juta,-/tahun dan nilai residu dianggap Rp.0,g. Kekurangan modal kerja
dipenuhi dengan
kredit
modal kerja dengan syarat Current Ratio dan (Debt
to Equity Ratio terpenuhi. Jika salah satu syarat
tidak dipenuhi, maka harus menambah modal sendiri
atau hutang kepada pemegang saham yang kemudian disubordinated loan-kan.
http://www.mb.ipb.ac.id
h. Harga Pokok Penjualan (HPP) produk karet sebesar
83,36% dan non karet sebesar 83,32% adalah sama
dengan
realisasi
HPP
tertinggi
selama
4
tahun
terakhir. Demikian juga Biaya Operasional sebesar
9,83% adalah sama dengan realisasi Biaya Operasiona1 tertinggi selama 4 tahun terakhir.
i. Asumsi-asumsi dan perhitungan-perhitungan lain yang
berkaitan
dsngan
proyeksi
aliran
kas,
proyeksi
Rugi/Laba dan proyeksi Neraca dapat dilihat pada
(Lampiran 20).
1. Proyeksi Aliran Kas (Cashflov)
Berdasarkan proyeksi aliran kas (Lampiran 21),
jumlah kredit yang diperlukan :
a. Kredit investasi (KI) secara keseluruhan akan
mencapai Rp.2.540 juta,- termasuk KI yang sudah
berjalan Rp.860
juta,- Kredit investasi yang
sudah berjalan akan lunas pada tahun ke-3 (tahun
1999), sedangkan kredit investasi yang baru akan
lunas pada tahun
ke-6 (tahun 2002).
b. Kredit modal kerja (KMK) keseluruhan akan mencapai maksimum Rp.16,5 milyar,- (pembulatan dari
Rp.16,472
milyar,-) termasuk
KMK
yang
sudah
berjalan maksimum Rp.11,5 milyar,- berarti untuk
tambahan kapasitas produksi memerlukan tambahan
modal kerja dari bank sebesar Rp.5 milyar,-
http://www.mb.ipb.ac.id
c. Jika dalam perjalanan waktu perusahaan tidak
menambah kapasitas produksi kembali, maka keseluruhan KMK akan dapat lunas pada tahun ke-9
(tahun 2005).
2. Proyeksi Rugi/Laba
Berdasarkan
proyeksi
Rugi/Laba
(Lampiran
22),
nampak bahwa laba bersih cenderung terus meningkat,
kecuali pada tahap awal tambahan investasi berproduksi komersial laba yang diperoleh masih relarif
kecil
(1,32% dari
penjualan).
Hal
ini
terjadi
karena beban bunga pinjaman (KMK dan KI) yang cukup
besar sebagai akibat sebagian besar kebutuhan dana
berasal dari kredit bank.
3. Proyeksi Neraca
Berdasarkan proyeksi Neraca (Lampiran 23), nampak
bahwa
realisasi
bertambahnya
investasi
modal
kerja
yang
diikuti
(aktiva
lancar)
dengan
akan
meningkatkan jumlah aktiva. Pada tahap awal realisasi investasi, sumber dana yang dominan adalah
kredit
bank
dan
hutang
kepada
pemegang
saham.
Setelah investasi berproduksi komersial dan mampu
meraih keuntungan, maka secara bertahap kredit bank
dan
hutang
kepada pemegang
saham
lunas.
Dengan
asumsi bahwa dalam perjalanan waktu tidak menambah
http://www.mb.ipb.ac.id
kapasitas produksi kembali, maka mulai tahun ke-9
setelah
investasi
direalisir
(th.2005)
hampir
seluruh kebutuhan dana bersumber dari modal sendiri
yang merupakan akumulasi dari laba ditahan.
4 . Analisa Kelayakan I n v e s t a s i
Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi Diferensial
Rugi/Laba untuk menghasilkan aliran kas inkremental
(incremental
cashflow)
(Lampiran
25)
dan
biaya
modal (cost of capital) sebesar 19,01%, diperoleh
hasil-hasil sebagai berikut (Lampiran 2 6 ) :
a. (Net Present Value/NPV) positif Rp.8.503 juta,b. (Internal Rate of ReturnIIRR) sebesar 67,35%.
c . (Payback Period) 2 tahun 1 bulan.
Berpedoman
ternyata
kepada kriteria kelayakan
:
investasi,
'rencana investasi tambahan kapasitas
prodnksi karet SIR-20 yang akan dilakukan PT Sampit
'.
layak untuk dilaksanakan (diterim)
5 . Analisa S e n s i t i v i t a s
Tujuan utama dilakukan analisa sensitivitas adalah
untuk menilai resiko yang akan dihadapi perusahaan
apabila
yang
terjadi
akan
perubahan
mempengaruhi
menghasilkan
faktor-faktor
arus
kas
laba usaha. Untuk
dan
dominan
kemampuan
itu digunakan 2
pendekatan (skenario) pesimis yakni :
http://www.mb.ipb.ac.id
a. Skenario-I
jualan
: Proyeksi
PT
Sampit
pertumbuhan volume pen-
sebanding
dengan
proyeksi
pertumbuhan ekspor karet SIR Indonesia.
b. Skenario-11: Proyeksi penjualan sebanding dengan
proyeksi pertumbuhan ekspor karet SIR Indonesia,
dilain pihak Barga Pokok Penjualan
(HPP) naik
menjadi 85%.
Apabila pertumbuhan volume penjualan PT Sampit
sebanding dengan proyeksi pertumbuhan ekspor SIR
Indonesia (Lampiran 2 7 ) ,
maka volume penjualan
PT Sampit dapat dilihat pada (Tabel 8.).
Tabel 8. Proyeksi Volume Penjualan Karet PT Sampit
(a/d.Proyeksi Pertumbuhan Ekspor Karet SIR
Indonesia)
(Ton)
Tahun
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Total
Mesin Lama
(1)
(2)
14.096
14.573
15.051
15.528
16.006
16.484
16.961
17.439
17.917
18.394
18.872
14.096
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
Rata-rata mesin baru
% Tase dari tambahan kapasitas :
Mesin Baru
(3=1-2)
0
2.573
3.051
3.528
4.006
4.484
4.961
5.439
5.917
6.394
6.872
4.723
26,25%
-
http://www.mb.ipb.ac.id
Dengan
biaya
modal
tetap
19,01%,
hasil-hasil sebagai berikut
diperoleh
(Lampiran 28, 29,
30, 31 dan 32):
-
Net Present Value
positif Rp.1.364 juta,-
Internal Rate of Return
sebesar 29,61%.
Payback Period selama 4 tahun 2 bulan.
Apabila volume penjualan khusus tambahan kapasitas
produksi
hanya
ton/tahun atau rata-rata
berkisar
2.500-7.000
4.723 ton/tahun atau
berkisar 26,25% dari tambahan kapasitas produksi
18.000
ton/tahun,
ternyata
rencana
investasi
masih layak untuk direalisir.
b. Skenario-I1
Jika volume penjualan sama dengan Skenario-I,
dilain pihak Harga Pokok Penjualan (HPP) naik
dari 83,36% menjadi 85% (naik sebesar 1,14%),
maka diperoleh hasil-hasil perhitungan sebagai
berikut (Lampiran 33, 34, 35, 36 dan 37) :
-
Net Present Value negatif Rp.166 juts,Internal Rate of Return hanya 17,38%.
- Payback Period selama 5 tahun 8 bulan.
Berdasarkan kriteria-kriteria kelayakan
tasi, ternyata rencana investasi tidak
inveslayak
direalisir karena NPV negatif dan IRR dibawah
biaya modal.
http://www.mb.ipb.ac.id
E. Pengaruh Tambahan Kapasitas Produksi Terhadap Kinerja
Ksuangan Perusahaan
Sumber pembiayaan investasi direncanakan dimintakan bantuan kredit bank dalam bentuk kredit investasi
sebesar Rp.1.680 jutat- dan kredit modal kerja sebesar
Rp.5 milyar,- diluar kredit investasi maupun kredit
modal kerja yang sudah berjalan. Untuk itu perusahaan
wajib memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan
bank khususnya dari aspek keuangan yakni kondisi :
Rasio Lancar
(Current Ratio)
minimal
1,2 kali dan
Rasio Hutang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)
maksimal 2 kali.
Berdasarkan proyeksi rasio keuangan (Lampiran 2 4 ) ,
nampak
bahwa
rencana
investasi
akan
meningkatkan
kualitas/kinerja keuangan perusahaan yakni :
-
Likuiditas
kali
: Proyeksi Current Ratio
minimal 1,47
(tahun 1998) dinilai tetap likuid, berarti
perusahaan tetap mampu membayar kewajiban-kewajiban
jangka pendek dan persyaratan bank minimal Current
Ratio 1,2 kali tetap terpenuhi. Disamping itu secara
bertahap kredit modal kerja juga mampu diturunkan
dan akan lunas pada tahun 2005.
-
Solvabilitas
: Proyeksi Debt to Asset dan Debt to
Equity terus meningkat kualitasnya dan khusus untuk
Debt to Equity selalu berada dibawah 2 kali(proyeksi
http://www.mb.ipb.ac.id
tertinggi tahun 1998 sebesar 1,41 kali),
berarti
persyaratan bank Debt to Equity Ratio maksimal 2
kali tetap terpenuhi. Interset Coverage dan Debt to
Service Coverage diatas 1 kali merupakan indikator
bahwa kewajiban bunga dan angsuran akan mampu dipenuhi dari laba usaha, disamping masih ada bagian
laba yang dapat digunakan untuk memperkuat struktur
modal dalam bentuk laba ditahan.
-
Profitabilitas
:
Pada
tahap awal investasi Profit
Margin dan Return On Equity terjadi penurunan sebagai akibat beban bunga kredit bank. Namun mulai
tahun ke-3 (th.1999) terjadi kenaikan Profit Margin
maupun Return on Equity, berarti tujuan utama rencana
investasi yakni mensejahterakan para
pemegang
saham (pemilik perusahaan) akan tercapai.
- Aktivitas
: Rencana investasi akan mampu mempercepat
perputaran
Harta Tetap
(Fixed Assets
Turn
Over)
maupun Total Aktiva (Total Assets Turn Over), berarti investasi
mampu
lebih mendayagunakan sumber-
sumber yang telah dimiliki perusahaan.
http://www.mb.ipb.ac.id
VI. KESIMPULAN DAN SARAW
A.
Kesimpulan
1. Keputusan investasi terkait erat dengan jumlah dana
yang relatif besar, dana
akan terikat dalam waktu
relatif lama, akan mengikat perusahaan dalam jangka
panjang
dan
tidak
mudah
dirubah
setiap
waktu,
banyak mengandung resiko karena dihadapkan kepada
masa yang akan datang yang penuh dengan ketidak
pastian. Dalam upaya
mengeliminir resiko-resiko
yang akan dihadapi perusahaan atas suatu keputusan
investasi sehingga tidak memunculkan problem-problem baru bagi perusahaan dimasa yang akan datang,
peng-
ambilan keputusan perlu didasarkan kepada
berbagai aspek yang relevan dan menggunakan prinsip
kehati-hatian (prudential). Disamping itu, menambah
kapasitas produksi seperti yang
Sampit,
berarti
juga
harus
akan dilakukan PT
mampu
meningkatkan
kinerja perusahaan yang akhirnya bermuara kepada
kesejahteraan dan kepuasan pemilik perusahaan.
2. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan
dari aspek lingkungan strategis
khususnya
perusahaan dan
aspek finansial, ditarik kesimpulan bahwa "rencana
investasi tambahan kapasitas produksi karet SIR-20
PT Sampit layak untuk direalisir". Pertimbangan-
pertimbangannya adalah sebagai berikut :
http://www.mb.ipb.ac.id
a.
Dikalangan
bisnis
internasional
bahwa karet alam memiliki
menunjukkan
prospek yang cerah.
Indikatornya antara lain : konsumsi yang terus
meningkat khususnya untuk negara-negara raksasa
ekonomi seperti Amerika Serikat, Jepang, Republik Rakyat Cina dan Korea Selatan, laju pertumbuhan permintaan mencapai 3,1% dilain pihak laju
pertumbuhan produksi hanya 2 , 7 %
sehingga di-
proyeksikan akan terjadi kelebihan permintaan.
Disamping
itu
keberadaan
barang
substitusi
berupa karet sintetis ternyata belum sepenuhnya
mampu menggantikan sifat-sifat alami karet alam.
b. Secara nasional
volume
ekspor
karet Indonesia
terus meningkat dengan laju pertumbuhan ratarata 4 , 7 8 % . Diramalkan tahun 2000 Indonesia akan
menjadi negara produsen karet nomor satu dunia
menggeser posisi Thailand ataupun Malaysia.
c. PT Sampit sebagai salah satu produsen karet
nasional,
memiliki
pangsa
pasar
yang
masih
relatif kecil yakni kurang dari I%, sehingga
masih berpeluang untuk meningkatkannya.
d. Hasil
analisa
lingkungan strategies perusahaan
dengan metode Kekepan (SWOT) menunjukkan bahwa
PT Sampit memiliki kekuatan dan peluang yang
cukup potensial melakukan ekspansi usaha karet.
http://www.mb.ipb.ac.id
e. Hasil analisa finansial yakni
Net Present Value
sebesar Rp.8.503 jutat- Internal Rate of Return
67,35% dan Payback Period selama 2
sebesar
tahun
bulan,
1
memenuhi
syarat/layak
suatu
rencana investasi direalisir.
f. Analisa sensitivitas menunjukkan bahwa PT Sampit
memiliki daya tahan yang baik terhadap adanya
perubahan, karena dengan tingkat penjualan ratarata 4.723 ton/tahun atau 26,25% dari tambahan
kapasitas produksi 18.000 ton/tahun,
rencana
investasi masih layak untuk dilaksanakan. Rencana investasi tidak layak dilaksanakan apabila
volume penjualan yang hanya 26,25% dari tambahan
kapasitas
kenaikan
produksi
Harga
tersebut
Pokok
diikuti
Penjualan
dengan
dari
83,36%
menjadi 85%.
g. Rencana
investasi
akan
memperbaiki
kinerja
keuangan perusahaan, berarti tujuan utama tambahan
investasi yakni mensejahterakan
pemegang
saham (pemilik perusahaan) akan tercapai.
B . S a r a n
1. Hubungan
baik dengan
para pemasok
bahan baku
agar lebih ditingkatkan, terutama untuk mempertahankan pemasok lama dan dalam rangka menarik pemasok baru. Pemberian panjar wajar untuk dilanjutkan,
http://www.mb.ipb.ac.id
namun karena keterbatasan keuangan perusahaan tidak
mungkin seluruh kebutuhan modal kerja para pemasok
dapat
dipenuhi.
Disarankan mulai
dijajagi
pola
kerja sama segitiga antara PT Sampit, pemasok dan
bank dalam bentuk pemberian kredit kepada pemasok
(kredit pemasok).
Pihak bank
kepada pemasok dan
memberikan
kredit
PT Sampit bertindak sebagai
penjamin atas kelancaran kredit dimaksud. Dengan
pola ini diharapkan jumlah pemasok dapat ditingkatkan dilain pihak uang muka/panjar dapat berkurang.
2. Upaya mendapatkan
konsesi lahan yang sudah mulai
dirintis agar diintensifkan, karena dalam
panjang keberadaan kebun mutlak diperlukan
penyangga kebutuhan bahan baku. Atas
jangka
sebagai
luas areal
30.000 ha. akan mampu dihasilkan bahan baku sekitar
28.000
ton/tahun
(produktivitas sebanding dengan
rata-rata hasil perkebunan PTP yakni 936 kg/ha/th),
atau sekitar 48% dari total kebutuhan bahan baku,
cukup sebagai penyangga kebutuhan bahan baku.
3. Upaya pemasaran dengan cara lobying dinilai pilihan
yang tepat, mengingat
jumlah pengguna
produknya
terbatas pada industri ban dan non ban. Untuk itu
dalam rangka menjaga hubungan baik dengan pelanggan
lama dan
sebagai upaya menarik
(lobying) secara
pelanggan baru,
agresif dan selektif agar diting-
katkan. Peran kantor perwakilan Jakarta, kelompok
http://www.mb.ipb.ac.id
usaha yang berdomisili di Singapore dan Hongkong
akan sangat membantu dan perlu dioptimalkan.
4. Walaupun
saat
ini
produk
karet merupakan produk
unggulan PT Sampit, namun keberadaan/perkembangan
produk non karet juga perlu tetap dipertahankan,
karena merupakan salah satu faktor penunjang
hu-
bungan baik dengan pemasok. Pasokan tidak khusus
untuk bahan baku SIR-20 (bokar), tetapi juga untuk
bahan
baku produk non karet.
5. Pada tahun ke-7 (tahun 2003), nampak bahwa produksi
sudah
mendekati
keuangan
kapasitas maksimum.
memungkinkan
untuk
menambah
Dari
aspek
kapasitas
produksi, mengingat kredit investasi sudah lunas
dan kredit modal kerja juga sudah menurun. Dalam
ha1 ini lingkungan strategies perusahaan khususnya
masalah bahan baku akan sangat berperan dan agar
menjadi perhatian utama.
http://www.mb.ipb.ac.id
Arsyad, Lincolin, 1995. Peramalan Bisnis. Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada. Cetakan Kedua. BPFE-Yogyakarta.
Budiman, AFS, 1994. Karet
Menuju
ke Industri Hilir
Bersahabat dengan Lingkungan. Bisnis Indonesia, 28
Nopember 1994.
Brigham, Eugene F, Gapenski, Louise, 1994. Financial
Management, Theory and Practice. Seventh Edition.
University of Florida.
Goldthorpe, Christopher, 1995. Produksi Karet Thailand
Akan Jenuh, RI Berpeluang. Bisnis Indonesia, 16
Nopember 1995.
Hanke, John E.,Reitsch, Arthur G., 1995. Business Forecasting. Fifth Edition. Prentice Hall International
Editions.
Mulyadi, 1993. Akuntansi Manajemen. Konsep, Manfaat dan
Edisi ke-2. Universitas Gadjah Mada.
Rekayasa.
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPKN.
Porter, Michael E., 1993. Strategi Bersaing. Tehnik Menganalisis Industri dan Pesaing. Penerbit Erlangga
Jakarta.
Riyanto, Bambang, 1993. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Tiga Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Yogyakarta.
Susilo, W.R, Sumana, Nancy C., Hendratno S., (1996). Panel
Perkaretan Indonesia. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis (P2PA).
Sutojo, S., 1989. Study Kelayakan Proyek. Teori dan Praktek. PT Binaman Pressindo, Jakarta.
Tanugraha, Harry, 1996. Masuki 1996, Manfaatkan Momentum
Kenaikan Harga Karet 1995.Bisni.s Indonesia, 3 Januari
1996.
.
http://www.mb.ipb.ac.id
L
A
M
P
I
R
A
N
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 1. FORMULAS1 R A S I O - R A S I O
KEUANGAN
LIKUIDITAS :
Rasio Lancar
(Current R a t i o )
A k t i v a Lancar
: Hutang Lancar
Rasio Cepat
(Quick R a t i o )
A k t i v a Lancar
- Persediaan
: Hutang Lancar
Rasio Hutang
(Leverage)
T o t a l Hutang
: Total Aktiva
Rasio Hutang Thd.Moda1
(Debt t o E q u i t y R a t i o )
T o t a l Hutang
: T o t a l Modal
Rasio Laba Thd. Bunga
(Time I n t e r e s t Earned)
Laba Sebelum
Bunga & Pajak
: Beban Bunga
Rasio Laba Thd. Angsuran
(Debt S e r v i c e Coverage)
Laba S e t e l a h
Pajak
: Kewajiban
Angsuran
Rasio Laba Thd. P e n j u a l a n
( P r o f i t Margin)
Laba S e t e l a h
Pajak
: Penjualan
Rasio Laba Thd. A k t i v a
(Return on A s s e t s )
Laba S e t e l a h
Pajak
: Total Aktiva
Rasio Laba Thd. Modal
(Return on E q u i t y )
Laba S e t e l a h
Pajak
: T o t a l Modal
SOLVABILITAS :
PROFITABILITAS :
Bersi h
AKTIVITAS :
Rata-rata
Perputaran
P i u t a n g (Average C o l l e c t i o n Period)
P i u t a n g Dagang
Perputaran Persediaan
(Inventory Turn Over)
Harga Pokok
Penj u a l an
: Persediaan
Perputaran A k t . Tetap
( F i x e d Assets T u r n O v e r )
Penjualan
Bersih
: A k t i v a Tetap
B e r s ih
Penjualan
Bersi h
: Total Aktiva
Perputaran A k t i v a
( T o t a l Assets T u r n O v e r )
Sumber : Bambang R i j a n t o
x 360 h a r i
Penjual an k r e d i t
http://www.mb.ipb.ac.id
Larnpiran 2 .
R E A L I S A S I PENJUALAN PER J E N I S PRODUK
PT S A M P I T
(Rp. j u t a )
PRODUK
1992
1993
1994
1995
1996
TOTAL
RATA-RATA
GROWTH ( % )
17,053
1,421
NA
18,575
1 ,548
8.93
21,038
1,753
13.26
51,945
4,329
146.91
58,215
6,468
49.43
SUB TOTAL EKSPOR
EKSPOR ( % )
GROWTH ( % )
13,678
80.21
NA
13,492
72.64
(1.36)
16,261
77.29
20.52
47,435
91.32
191.71
53,328
91.61
49.90
-JELUTUNG KERING
-KERANJANG ROTAN
-PRODUK LAINNYA
4,796
4,448
2,604
1,830
4,945
3,309
4,186
1 ,052
9,664
1,602
3,560
1,435
35,970
1,518
8,205
1 ,742
41,535
3,952
6,031
1,811
SUB TOTAL LOKAL
LOKAL ( % )
GROWTH ( % )
3,375
19.79
NA
5,083
27.36
50.61
4,777
22.71
(6.02)
4,510
8.68
(5.59)
4,887
8.39
44.48
JENIS LOKAL :
-ROTAN ANYAMAN
-KULIT ROTAN
-HATI ROTAN
-ROTAN ASALAN
1 ,047
629
619
1 ,080
920
1,100
683
2,380
612
1 ,300
642
2,223
504
1,074
620
2,312
365
1,211
577
2,734
JENIS ESKPOR :
-SIR-20
Sumber : PT S a r n p i t
http://www.mb.ipb.ac.id
L a m p i r a n 3.
R E A L I S A S I PENJUALAN
PRODUK KARET DAN NON KARET
PT S A M P I T
PRODUK
TOTAL
RATA-RATA
GROWTH ( X )
- KARET ( S I R - 2 0 )
X
- GROWTH ( % )
- NON KARET
%
Sumber : PT S a m p i t
(Rp. j u t a )
1992
1993
1994
1995
1996
17,053
1,421
NA
18,575
1,548
8.93
21,038
1,753
13.26
51,945
4,329
146.91
58,215
6,468
49.43
4,796
28.12
NA
4,945
26.62
3.11
9,664
45.94
95.43
35,970
69.25
272.21
41,535
71.35
53.96
12,257
71.88
NA
13,630
73.38
11.20
11,374
54.06
(16.55)
15,975
30.75
40.45
16,680
28.65
39.22
http://www.mb.ipb.ac.id
L a m p i r a n 4 . STRUKTUR ORGANISASI P T S A M P I T
DEWAN K O M I S A R I S
DIREKSI
MANAGER PRODUKSI
KARET
MANAGER PRODUKSI
ROTAN
-BAG PROD BASAH
-BAG PROD K E R I N G
-BAG PENGEPAKAN
-BAG
-BAG
-BAG
-BAG
-BAG
MANAGER P E M B E L I A N
MANAGER KEUANGAN
-BAG PEMB S A M P I T
-PERWKL P.RAYA
-PERWKL P.BUN
-PERWKL SUKAMARA
-PERWKL B . M A S I N
PROD
PROD
PROD
PROD
PROD
ASALAN
KULIT
HAT1
ANYAMAN
KERANJANG
-BAG KEUANGAN
-BAG AKUNTANSI
MANAGER UMUM
DAN PERSONALIA
-BAG UMUM
-BAG PERSONALIA
-BAG BENGKEL
Sumber : PT S a m p i t
MANAGER PRODUKSI
JELUTUNG DAN
PRODUK L A I N
-BAG PRODUKSI
JELUTUNG
-BAG PRODUKSI
GEMBOR D L L .
MANAGER PEMASARAN
-BAG EKSPOR
-BAG LOKAL
-PERWKL JAKARTA
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 5 . DAFTAR MESIN-MESIN PT SAMPIT
NO.
N A M A
JUMLAH
UNIT
M E S I N
/
A.
MESIN PENGOLAH KARET
1.
2.
3.
9.
M e s i n B r e a k e r Merk U n i c k , buatan S i n g a p o r e
M e s i n Hammermill, b u a t a n Medan
Type KMER225MGACP,
buatan
M e s i n Mangel,
Medan
M e s i n C u t t e r Merk u n i c k , buatan S i n g a p o r e ,
Type BTL-04
A u t o Box D r y e r Merk U n i c k , T i p e BTL05-BS5
buatan Singapore.
B a i l i n g P r e s s , b u a t a n Medan
Peralatan Laboratorium
Genset Merk Mersedez Benz, buatan Jerman,
T i p e M-206-A
F o r k l i f t Merk Komatsu, T i p e FD-30C-8
B.
MESIN PENGOLAH ROTAN
1.
M e s i n Anyam (Webbing), Merk Hung Sheng,
b u a t a n Taiwan
M e s i n Pemecah R o t a n ( R a t t a n S p l i t t i n g ) ,
Merk Foo Hong, b u a t a n Singapore
M e s i n T r i m i n g ( R a t t a n S k i n T r i m e ) , Merk
Foo Hong, b u a t a n Singapore
M e s i n Penyambung Rotan, buatan S i n g a p o r e
Genset Merk Markon T i p e B-514-D
4.
5.
6.
7.
8.
2.
3.
4.
5.
C.
1.
2.
3.
SIR-20
2
2
5
1
1
1
1
1
1
16
39
63
20
1
MESIN PENGOLAH JELUTUNG KERING
M e s i n Kneader l e n g k a p dengan p e r a l a t a n ,
T i p e GB-1500-100,
buatan Jepang
(Water
Treatment) Merk
Pengolah A i r
C h e m i t r e a t , b u a t a n Swedia
Genset Merk C a r t e p i l a r T i p e 400 K V
D. PERLENGKAPAN ( U T I L I T I E S )
1.
2.
3.
4.
5.
P e r a l a t a n Bengkel
Daya L i s t r i k PLN 415 KWH
Pompa A i r Merk S a i t i , lengkap t e n a g a
D i e s e l Merk Yanmar
Pompa Pemadam A p i , Merk Tokatsu T i p e V75DS
Sarana a n g k u t a n d l l .
Sumber : PT S a m p i t
1
1
2
1
http://www.mb.ipb.ac.id
Larnpiran 6. ANGGARAN BIAYA TAMBAHAN INVESTASI PT SAMPIT
NO. JENIS MESIN/PERALATAN
HARGA (RP.)
1 . 1 S e t Rubber p a l l e t i z e r ( B r e a k e r & Hammer
m i l l ) Complete S e t , b u a t a n RRC, k a p a s i t a s
8 t o n s / jam.
350,000,000
2.
6 U n i t Rubber Creper(Mangle),Type CSS-610
buatan RRC, k a p a s i t a s 6 ton/jam.
650,000,000
3.
1 U n i t C o l l i n g Tunnel ( D r y e r ) , b u a t a n RRC
kapasitas 8 tons/jam
115,000,000
4.
1 U n i t B a i l i n g Press,
t a s 4 tons/jam
kapasi-
125,000,000
(Laboratorium),
55,000,000
buatan RRC,
5. 1 U n i t V i s c o m e t e r M K - I 1 1
buatan Jerman.
6. 2 U n i t bangunan gudang, l u a s k e s e l u r u h a n
3.036 m2 ( 2 x 2 3 ~ 6 6k) o~n s t r u k s i b a j a ,
atap
seng/alurniniurn, t a l a n g , a n t i p e t i r .
175,000,000
7 . R e h a b i l i t a s i pelabuhan / dermaga bongkarrnuat b a r a n g dengan k o n t a i n e r
500,000,000
8.
Bangunan L a b o r a t o r i u m
60,000,000
9 . Cor l a n t a i , P o n d a s i , Bak A i r
175,000,000
10. Daya l i s t r i k dan p e r a l a t a n n y a
125,000,000
1 1 . B i a y a masa percobaan
T
O
T
A
L
2,400,000,000
KOMPOSISI PEMBIAYAAN
-- K r e d i t Bank ( 7 0 % )
--
Modal S e n d i r i
Sumber : PT Sampit
70,000,000
(30%)
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 7 . DAFTAR PEMASOK BAHAN BAKU PT SAMPIT
NOMOR
NAMA PEMASOK NOMOR
NAMA PEMASOK NOMOR
NAMA PEMASOK
SAMPIT/P.RAYA/BANJARMASIN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
A b a r
D e h e n
Syahrun
A i d i t
Mansyur
D a h a m
H Mahmud
H Asmadi
D i d i k
Supardi
S i u
A1 iasan
D e w a r
E
~
Y
Hok P i n g
Karmi 1a
Ngo Ce S i o n g
Samsul
Tayem
Yul i / E d o
Arman
B a n i
Darmansyah
Gejali K
Helmi
Kurnadi
Mansyah
Toni k
Usman
Wendy
Yakup
Darma
Gandi s
Hu Cung
Kurdy
M Nelwansyah
Penyang
Supi an
Terono
U w i s
Arni l a
Bambang S
Gerson
J a i nudi n
Kurnady
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
M Hasan
Yahya
Eahak
Muhran
N e d y
Pirin
Syahdan
Tekl i
H Darwati
Hendra
A s d i
Bana Takat
M e l d i
PTPN-XI11
Sul aiman
A Basuni
Busra
Nuah DS
Herson
Deru J i n a l
S e t g i no
Undun/Muri s
F a r ianto
Kunyang
I w i l
A t i e
Harnes
Waldiansyah
L i mson
Ipin
Guneng
Rami n
Belti
T i lung
Pumpung
H Kurdiani
D a r d i
Suriansyah
PANGKALAN BUN
84
H Muda
85
K u k u h
86
Jarmani
87
Darwin
88
Husi n
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
1 10
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
As1 i
CV M e k a r i n d o
H Hairul
Muhyar
H Bahrani
Arbiah
I b a s
K u l a i
I b a h
U d i n
H Malik
S a d a r
H K a d i nah
Ahmad
Santrek
I d a r
H Duncah
I g o n Susai
Engkan
Montang
Laki us
Abdul M
Mursidi
I j o n
Saleh
Hubri
Mu1y a d i
Nora1 i
Misti
Samad
I r u m
Ma1 a y a
C u a n
S o d e r
Model
Kadi r
Asan KA
Atong
Asnawi
Lugah
M a t t a r ip
Sulaiman
T i yas
Bad run
A n i
http://www.mb.ipb.ac.id
L a n j u t a n Lampi r a n 7 .
134
135
136
137
138
Suri anto
M u i s
Usman
M u r d i ansyah
Do1 1ah
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
SUKAMARA
Sukimansyah
Unduk
Cek L i n g
H Ilyas
Mudi n
Bujal
Thong Tiaw
H Bahrudin
E h o n
Syamsi r
H Marwi
H Suryati
Sumber : PT Sampi t
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
Kasn i
Tarrni j i
Asan KJ
Cuntie
Sarkawi
Y u d i
E s a h
Tong K i m
H Malik
Supiansyah
A h i n
H Anang B
H Jurni
Mawardi
Sukran
A t a i
http://www.mb.ipb.ac.id
L a m p i r a n 8.
NOMOR
1
2
3
4
5
6
L U A S A R E A L PERKEBUNAN KARET RAKYAT
P R O P I N S I K A L I M A N T A N TENGAH
NAMA KAB/KODYA
LUAS AREAL ( H A )
PALANGKA RAYA
KOTAWARINGIN BARAT
KOTAWARINGIN T I M U R
KAPUAS
B A R I T O UTARA
BARITO SELATAN
T O T A L
273,612
Sumber : D i s b u n T k . 1 K a l t e n g
PRODUKSI RATA-RATA PERKEBUNAN KARET
PER HA/TON/TH
PTP ( T H . 1 9 9 0 / 1 9 9 4 )
PRODUKSI RATA-RATA PERKEBUNAN KARET
RAKYAT PER HA/TON/TH : 7 5 %
PRODUKSI TOTAL/TON/TAHUN
KEBUTUHAN BAHAN BAKU P T S A M P I T
(RENDEMEN RATA-RATA 5 2 % / T O N ) :
30.000 : 52% =
% TASE D A R I PROD BAHAN BAKU ( % )
30.03
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 9.
NOMOR
DAFTAR P E M B E L I S I R - 2 0 TAHUN 1 9 9 6 P T S A M P I T
NAMA PERUSAHAAN
NEGARA
ASAL
MC GREGOR CORY
CENTROTRADE
CHEMAPOL A S I A
SHANDONG RUBBER
ZHAOYUAN RUBBER
CHENG S H I N RUBBER'
C H I N A F O R E I G N TRADE
ITOCHO A S I A N
SINOCHEM
HWA FONG RUBBER
FU C H I A N T I R E
KUMHO T I R E
TRANSFORWARDING
METRANS
G U T H R I E SYMINGTON
JAYAAR I M P E X
ALCOM CO L T D
C HARTWIG
OY H A C K L I N
SIGLA SRL
VEEM BEDRUF
HAMBURG MAFRACHT
L I M A CAUCHO
C I A EQUATORIANA
I N D U S T R I A COLUMBIA
A U S T R A L I A N ORGANIS
L E W I S AND PEAT
CARGILL
BRIDGESTONE
SINGAPORE
SINGAPURA
SINGAPURA
R R C
R R C
R R C
R R C
R R C
R R C
TAIWAN
TAIWAN
KORSEL
JERMAN
J ERMAN
INGGRIS
INGGRIS
POLANDIA
POLANDIA
FINLANDIA
ITALIA
BELANDA
HONGARIA
PERU
PANAMA
COLOMBIA
AUSTRALIA
U S A
U S A
U S A
T
O
T
A
Sumber : PT S a m p i t
L
REALISASI
( TON )
13,618
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 10.
TAHUN
REALISASL PENJUALAN KARET
PT S A M P I T
VOLUME
TON
1992
1993
1994
1995
1996
2,625
2,693
4,509
11,474
13,618
RATA-RATA
PERTUMBUHAN
+/-
%
NA
2.59
67.43
154.47
18.69
NILAI
RP. JUTA
4,796
4,945
9,664
35,970
41,535
48.64
+/-
% RATA-RATA
.
RP JT/TON
NA
3.11
95.43
272.21
15.47
1 .a270
1.8362
2.1433
3.1349
3.0500
77.24
RINCIAN VOLUME PENJUALAN (TON)
BULAN/TAHUN
1992
1993
1994
1995
1996
Januari
Pebruari
Maret
A p r i1
M e i
J u n i
J u l i
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
195
210
199
208
204
223
255
252
242
223
21 2
202
21 1
209
215
21 1
220
240
251
246
235
232
215
208
244
239
253
237
241
229
230
327
34 1
526
778
864
902
915
906
998
985
978
1,014
1,015
1,002
919
905
935
987
1,011
1,071
1,175
1,216
1,271
1,224
1,256
1,195
1,143
1 ,042
1,027
T O T A L
2,625
2,693
11,474
13,618
RATA-RATA
219
224
376
956
1,513
NA
2.59
67.43
154.47
18.69
TREND
(+/-I
4,509
http://www.mb.ipb.ac.id
L a n j u t a n Lampiran 10.
RINCIAN N I L A I PENJUALAN KARET (RP.JUTA)
BULAN/TAHUN
1992
1993
1994
1995
1996
Agustus
September
Oktober
Nopembe r
Desembe r
355
383
363
380
373
408
466
46 1
443
408
388
369
386
383
393
386
402
440
460
451
435
428
396
386
455
457
488
459
47 1
447
452
642
670
1,139
1,687
2,296
2,743
2,782
2,734
3,003
3,211
3,250
3,338
3,277
3,125
2,852
2,780
2,873
2,860
2,929
3,201
3,548
3,894
4,020
3,733
3,907
3,645
3,491
3,173
3,133
T O T A L
4,796
4,945
9,664
35,970
41,535
RATA-RATA
400
412
805
2,997
3,461
NA
3.11
95.43
272.21
15.47
Januari
Pebruari
Maret
Apri 1
M e i
J u n i
J u l i
TREND ( + / - )
RINCIAN HARGA JUAL KARET (RP.JUTA/TON)
BULAN/TAHUN
1992
1993
1994
1995
1996
Januari
Pebruari
Maret
Apri 1
M e i
J u n i
J u l i
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
1.8183
1.8234
1 .8252
1.8272
1 .a281
1 .8280
1.8287
1.8297
1 .a288
1.8288
1.8287
1 .8289
1.8299
1.8307
1 .a289
1 .a271
1 .a271
1.8326
1.8326
1 .a326
1.8509
1.8436
1.8436
1 .8546
1.8646
1.9122
1 ,9289
1.9375
1.9547
1 .9525
1.9632
1.9641
1 .9656
2.5497
2.7690
2.9577
3.0409
3.0409
3.01 7 8
3.0095
3.2603
3.3230
3.2917
3.2290
3.1622
3.0996
3.0722
3.071 2
2.9375
2.9275
2.9890
3.0195
3.2025
3.1629
3.0500
3.11 10
3.0503
3.0542
3.0453
3.0505
RATA-RATA
1.8270
1.8362
2.1433
3.1349
3.0500
0.50
16.73
46.26
TREND ( + / - )
Sumber : PT S a m p i t
,
NA
(2.71)
http://www.mb.ipb.ac.id
L a m p i r a n 11. PRODUSEN KARET ( S I R ) D I I N D O N E S I A
NOMOR NAMA PERUSAHAAN
P T P NUSANTARA I11
P T D J A M B I WARAS
P T P R A S I D H A ANEKA N I A G A
P T SUMBER D J A N T I N
P T MUARA K E L I N G G I
P T RUBBER HOK L I E
P T SUMBER ALAM
P T PANCA SAMUDRA S I M P A T I
P T B A K R I SUMATRA P L A N T A T I O N
P T P NUSANTARA I 1
PTP NUSANTARA V I I I
P T LONDON SUMATRA I N D O N E S I A
P T B A J A BARU T R A D I N G
PT A D E I PLANTATION INDUSTRI
P T ASAHAN
P T PULAU B I N T A N J A Y A
P T R I A U CRUMB RUBBER
P T R E M C O
PTP NUSANTARA X I 1 1
P T G I A T USAHA
P T GOODYEAR SUMATRA PLANT
P T LEMBAH KARET
P T PANCA SURYA
P T BATANGHARI B A R I S A N
P T F A M I L I RAYA
P T K I L A N G L I M A GUNUNG
P T HOK TONG
P T SUNAN RUBBER
P T TELUK LUAS
PT NUSIRA
P T ANEKA BUM1 PRATAMA
P T BATANGHARI T E B I N G PRATAMA
P T DARMEX
EASTERN SUMATRA I N D O N E S I A
P T H A D 1 BARU
P T KAPUAS BESAR
PT VIRCO
P T BANGKINANG
PT UNION S I A K
P T P NUSANTARA V I I
P T WAY K A N D I S
P T BANUA L I M A SEJURUS
PT I N S A N BONAFIDE
P T NEW KALBAR
P T PAROMBUNAN
LOKASI
PROPINSI
SUMUT
JAMB1
SUMSEL
KALBAR
SUMSEL
SUMUT
KALBAR
SUMSEL
SUMUT
SUMUT
JABAR
SUMUT
SUMSEL
SUMUT
SUMUT
RIAU
R I AU
JAMBI
KALBAR
KALBAR
SUMUT
SUMBAR
SUMUT
SUMBAR
SUMBAR
SUMBAR
SUMSEL
SUMSEL
SUMBAR
SUMUT
SUMSEL
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
RIAU
RIAU
LAMPUNG
LAMPUNG
KALSEL
KALSEL
KALBAR
SUMUT
KAPASITAS
PRODUKSI
(TON/TAHUN)
60,700
60,000
60,000
52,000
50,000
44,000
36,000
36,000
32,400
30,000
25,000
25,000
24,700
24,000
24,000
24,000
24,000
24,000
24,000
24,000
23,000
22,000
20,000
20,000
20,000.
20,000
20,000
20,000
20,000
19,200
19,000
18,000
18,000
18,000
18,000
18,000
18,000
18,000
18,000
18,000
18,000
18,000
18,000
18,000
16,000
http://www.mb.ipb.ac.id
L a n j u t a n L a m p i r a n 11.
46
47
48
PT BATANGHARI TEMBESI
PT GAJAH RUKU
P T R E M C O
SUMBAR
JAMB1
SUMSEL
49
p t s a m p i t
k a lt e n g
12,000
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
PT IRAMA D I N A M I K A
PT KISARAN JAYA
PTP NUSANTARA I
PT S O C F I N INDONESIA
PT T I R T A S A R I SURYA
P T ANGKASA RAYA
PT HOK TONG
PT K A R I N 1 UTAMA
PT DARMA KALIMANTAN JAYA
PTP NUSANTARA X I 1
PT BATU AGUNG M U L I A
PT HOK TONG
PT A B A I S I A T RAYA
PT GARUNTUNG
PT HOK TONG
PT M A D J I N
PT GOTONG ROYONG JAYA
PT PERIMEX
PT DELAPAN JAYA PERKASA
PT LINGGA JAYA
PT BUM1 PASAMAN
PT K A R I A S T A B I N G
PT POLYMERS
PT B U K I T ANGKASA MAKMUR
PT U N I T E D KINGDOM INDONESIA
PT C I L U A R BARU
PT I N D O JAVA
PT BITUNG
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMUT
RIAU
JAMB1
JAMB1
SUMSEL
KALSEL
JATIM
KALSEL
KALSEL
SUMBAR
LAMPUNG
KALBAR
SUMUT
SUMUT
SUMUT
SUMSEL
SUMSEL
KALSEL
KALSEL
KALSEL
BENGKULU
SUMUT
BOGOR
CILACAP
RANGKAS B
12,000
12,000
12,000
12,000
12,000
12,000
12,000
12,000
12,000
12,000
11,000
10,000
9,000
9,000
8,000
7,200
6,000
6,000
6,000
6,000
6,000
6,000
6,000
6,000
4,500
3,600
2,175
1 ,500
T
O
T
A
Sumber : G a p k i n d o
L
1,468,975
http://www.mb.ipb.ac.id
L a m p i r a n 12.
PERKEMBANGAN NERACA
PT S A M P I T
U R A I A N
(Rp. J u t a )
311292
311293
311294
311295
300996
-K a s
-Pi u t a n g
-Persedi aan
-Uang Muka BB.
-Ak-Lan L a i n - 2
11
689
4,753
79
186
47
498
5,070
244
402
227
620
6,248
418
36 1
204
696
10,723
1,548
51 8
272
684
12,262
1,890
604
TOTAL AK. LANCAR
5,718
6,261
7,874
13,689
15,712
6,902
(2,756)
9,101
(3,628)
10,570
(4,456)
11,262
(5,294)
11,782
(5,854)
4,146
5,473
6,114
5,968
5,928
TOTAL AKTIVA
9,864
11,734
13,988
19,657
21,640
-Hutang Bank
- H u t a n g Dagang
-Bag K r d JP I N V
-Bag K r d JP MK
-Hutang L a i n - 2
4,979
10
375
0
118
5,807
18
385
0
36
6,725
215
200
0
130
7,468
126
375
600
10
9,072
370
380
600
0
TOTAL HT LANCAR
5,482
6,246
7,270
8,579
10,422
- K r e d i t JP I N V
350
0
1,419
595
0
1,871
395
0
2,626
860
2,400
2,311
575
1,822
2,192
TOTAL HT JK P J
1,769
2,466
3,021
5,571
4,589
TOTAL HUTANG
7,251
8,712
10,291
14,150
15,011
MODAL
2,613
3,022
3,697
5,507
6,629
TOTAL PASIVA
9,864
11,734
13,988
19,657
21,640
-Harga P e r o l e h a n
-Ak. P e n y u s u t a n
TOTAL AK.
-
TETAP
K r e d i t J P MK
H t k p d Pmg Saham
Sumber : PT S a m p i t
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampi r a n 1 3 .
U
1993
1994
1995
111.96
P e n j u a 1 a n
Harga Pokok P e n j .
17,053
13,056
18,575
14,157
21,038
16,267
51,945
42,479
44,246
36,879
Laba K o t o r
Biaya Operasional
3,997
1,861
4,418
1,823
4,771
2,069
9,466
5,096
7,367
4,178
Laba O p e r a s i n a l
Penyusutan
Pendapatan l a i n - 2
2,136
589
14
2,595
872
36
2,702
828
65
4,370
838
74
3,189
560
57
Laba Sebelum
Bunga dan P a j a k
Bunga Bank
1,561
1,759
1,939
3,606
2,686
1,161
1,295
1,177
1,562
1,409
Laba Sebelum P a j a k
P a j a k
400
42
464
55
762
87
2,044
234
1,277
155
Laba S e t e l a h P a j a k
358
409
675
1,810
1,122
1992
1993
1994
1995
111.96
R
A
A
I
I
A
A
N
(Rp. J u t a )
1992
U
R
PERKEMBANGAN RUGI/LABA
PT S A M P I T
N
P e n j u a 1 a n
Harga Pokok P e n j .
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
7 6 . 5 6 % 7 6 . 2 2 % 77.32% 8 1 . 7 8 % 8 3 . 3 5 %
Laba K o t o r
Biaya O p e r a s i o n a l
23.44%
10.91%
23.78%
9.81%
22.68%
9.83%
18.22%
9.81%
16.65%
9.44%
Laba O p e r a s i n a l
Penyusutan
Pendapatan 1a i n-2
12.53%
3.45%
0.08%
13.97%
4.69%
0.19%
12.84%
3.94%
0.31%
8.41%
1.61%
0.14%
7.21%
1.27%
0.13%
Laba Sebelum
Bunga dan P a j a k
Bunga Bank
9.15%
9.47%
9.22%
6.94%
6.07%
6.81%
6.97%
5.59%
3.01%
3.18%
Laba Sebelurn P a j a k
P a j a k
2.35%
0.25%
2.50%
0.30%
3.62%
0.41%
3.93%
0.45%
2.89%
0.35%
Laba S e t e l a h P a j a k
2.10%
2.20%
3.21%
3.48%
2.54%
Surnber : PT Sampit
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampi r a n 14.
U
R
A
I
PERKEMBANGAN R A S I O KEUANGAN
PT S A M P I T
A
N
LIQUIDITY
-Current R a t i o
-Quick R a t i o
ACTIVITY
-Sales Growth
- I n v e n t o r y TO
-Average CP * )
- F i x e d Asset TO
- T o t a l Asset TO
SOLVABILITY
- T o t a l Debt t o
T o t a l Asset
-Debt t o E q u i t y
- I n t e r e s t Coverage
-Debt S e r v i c e Cov
'PROFITABILITY
- P r o f i t Margin
-Return on A s s e t s
-Return on E q u i t y
*
111.96 Satuan
1992
1993
1994
1995
1.04
0.13
1.00
0.09
1.08
0.12
1.60
0.10
1.51
0.09
kali
kali
19.92
2.75
73
4.11
1.73
8.93
2.79
35
3.39
1.58
13.26
2.60
47
3.44
1.50
146.91
3.96
56
8.70
2.64
13.57
4.01
50
9.95
2.73
kali
hari
kali
kali
0.74
0.74
0.74
0.72
0.69
kali
2.77
1.34
0.95
2.88
1.36
1.06
2.78
1.65
3.38
2.57
2.31
4.83
2.26
1.91
2.95
kali
kali
kali
2.10
3.63
13.70
2.20
3.49
13.53
3.21
4.83
18.26
3.48
9.21
32.87
Debt t o E q u i t y
0.69
0.69
0.69
0.69
Subordinated Loan
* ) ACP hanya u n t u k p e n j u a l a n l o k a l , karena eskpor
s e l u r u h n y a t u n a i ( d a t a p e n j u a l a n Lamp.2.)
%
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 1 5 . PERKEMBANGAN RUGI/LABA PRODUK KARET
(Rp. J u t a )
PT S A M P I T
1992
1993
1994
1995
111.96
P e n j u a 1 a n
Harga Pokok P e n j .
4,796
3,697
4,945
3,774
9,664
7,456
35,970
29,427
31,738
26,457
Laba K o t o r
Biaya O p e r a s i o n a l
1,099
523
1,171
485
2,208
950
6,543
3,529
5,281
2,997
Laba Operasi n a l
Penyusutan
Pendapatan 1a i n-2
575
206
0
686
314
0
1,258
389
0
3,014
397
0
2,284
270
0
Laba Sebelum
Bunga dan P a j a k
Bunga Bank
369
372
869
2,617
2,014
327
345
541
1,082
1,011
Laba Sebelum P a j a k
P a j a k
43
4
27
3
328
37
1,535
176
1,004
122
Laba S e t e l a h P a j a k
38
24
291
1 ,360
882
1992
1993
1994
1995
111.96
U
U
R
R
A
A
I
I
A
A
N
N
P e n j u a 1 a n
Harga Pokok P e n j .
'
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
7 7 . 0 9 % 76.31% 7 7 . 1 5 % 8 1 . 8 1 % 8 3 . 3 6 %
Laba K o t o r
Biaya O p e r a s i o n a l
22.91%
10.91%
23.69%
9.81%
22.85%
9.83%
18.19%
9.81%
16.64%
9.44%
Laba O p e r a s i n a l
Penyusutan
Pendapatan l a i n - 2
12.00%
4.30%
0.00%
13.88%
6.35%
0.00%
13.02%
4.03%
0.00%
8.38%
1.10%
0.00%
7.20%
0.85%
0.00%
Laba Sebelum
Bunga dan P a j a k
Bunga Bank
7.70%
7.53%
8.99%
7.28%
6.35%
6.81%
6.97%
5.59%
3.01%
3.18%
Laba Sebelum P a j a k
P a j a k
0.89%
0.09%
0.56%
0.07%
3.39%
0.39%
4.27%
0.49%
3.16%
0.38%
Laba S e t e l a h P a j a k
0.80%
0.49%
3.01%
3.78%
2.78%
Sumber : PT Sampit
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 1 6 . PERKEMBANGAN RUGI/LABA PRODUK NON KARET
(Rp. J u t a )
PT S A M P I T
1992
1993
1994
1995
111.96
P e n j u a 1 a n
Harga Pokok P e n j .
12,257
9,359
13,630
10,383
11,374
8,811
15,975
13,052
12,508
10,422
Laba K o t o r
Biaya Operasional
2,898
1,338
3,247
1,338
2,563
1,119
'2,923
1,567
2,086
1,181
Laba O p e r a s i n a l
Penyusutan
Pendapatan 1a i n-2
1,561
383
14
1,909
558
36
1,444
439
65
1,356
441
74
905
290
57
Laba Sebelum
Bunga dan P a j a k
Bunga Bank
1,192
1,387
1,070
989
672
834
950
636
480
398
Laba Sebelum P a j a k
P a j a k
357
38
437
52
434
50
509
58
273
33
Laba S e t e l a h P a j a k
320
385
384
450
240
1992
1993
1994
1995
111.96
U
U
R
R
A
A
I
I
A
A
N
N
P e n j u a 1 a n
Harga Pokok P e n j .
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
7 6 . 3 5 % 76.18% 77.47% 81.70% 83.32%
Laba K o t o r
Biaya Operasional
23.65%
10.91%
23.82%
9.81%
22.53%
9.83%
18.30%
9.81%
16.68%
9.44%
Laba O p e r a s i n a l
Penyusutan
Pendapatan 1a i n-2
12.73%
3.12%
0.11%
14.00%
4.09%
0.26%
12.70%
3.86%
0.57%
8.49%
2.76%
0.46%
7.23%
2.32%
0.46%
Laba Sebelum
Bunaa dan P a i a k
Elunia Bank
9.72%
10.17%
9.41%
6.19%
5.37%
6.81%
6.97%
5.59%
3.01%
3.18%
Laba Sebelum P a j a k
P a j a k
2.92%
0.31%
3.20%
0.38%
3.82%
0.44%
3.18%
0.36%
2.19%
0.27%
Laba S e t e l a h P a j a k
2.61%
2.82%
3.38%
2.82%
1.92%
-
Sumber : PT S a m o i t
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 17. PERAMALAN PENJUALAN (MODEL DEKOMPOSISI)
Tahun
1992
1993
1994
Bulan
Data
Moving Moving Center
T o t a l Average Uov Avg
Jan
195
Peb
210
Mrt
199
Apr
Me i
208
204
Jun
JU1
223
255
2625
2641
219
220
219
ABt
S ~ P
Okt
252
242
223
2640
2656
2659
220
221
222
220
221
221
NoP
Des
212
202
2675
2692
223
224
222
224
Jan
Peb
211
209
2688
2682
224
224
224
224
Mrt
215
2675
223
223
Apr
Mei
Jun
211
220
240
2684
2687
2693
224
224
224
223
224
224
Jul
251
2726
227
226
Agt
246
2756
230
228
SOP
Okt
235
232
2794
2820
233
235
231
234
tlop
Des
215
208
2841
2830
237
236
236
236
Jan
Peb
Mrt
Apr
Me i
Jun
Jul
ASt
Sep
Okt
NoP
Des
Angka
Index
Index
Musim
Season
Adjust
X
Trend
Ougaan
Season
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Larnpi r a n 17.
1995
Jan
Peb
Mrt
Apr
Mei
Jun
JUl
R9t
Sep
Okt
NOP
DWS
1996
Jan
Peb
Mrt
Apr
Mei
Jun
JUl
A9t
Sep
Okt
N ~ P
DBS
1997
Jan
Peb
Mrt
APr
Mei
Jun
JUT
A9t
5-P
Okt
NOP
Des
1996
Jan
Peb
Mrt
Apr
Mei
Jun
JU1
A9t
SW
P
Okt
!lop
DWS
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Lampiran 17.
1999 Jan
Peb
Mrt
Apr
Mei
Jun
JUl
Agt
SeP
Okt
NOP
Oes
2000 Jan
Peb
Urt
Apr
Mei
Jun
JUl
A9t
SeP
Okt
NOP
oes
2001 Jan
Peb
Mrt
APr
Me i
Jun
Jul
Ast
SeP
Okt
NOP
Des
2002 Jan
Peb
Mrt
AP r
Me i
Jun
JUl
Agt
Sap
Okt
bl0P
Des
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Lampiran 17.
2003 Jan
98.98
117
2399
2374
Peb
97.52
100.68
118
118
2420
2420
2360
2436
100.34
101.27
104.83
108.40
119
119
2441
2441
2449
2472
120
120
2462
2462
2580
2669
106.31
102.03
121
2483
2639
121
2483
2533
Mrt
flpr
Mei
Jun
Jul
A9t
SOP
Okt
NOP
95.89
93.26
122
122
2504
2504
2401
2335
Des
90.49
123
2525
2285
2004 Jan
Peb
Mrt
Apr
Mei
J un
JUl
Pi9t
SeP
Okt
Nop
Des
2005 Jan
Peb
Mrt
Apr
Mei
Jun
Jul
A9t
SSP
Okt
NOP
Oes
2006 Jan
Peb
Mrt
AP r
Mei
Jun
JUl
wt
SBP
Okt
NoP
Des
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan Lampiran 17.
2007 Jan
Peb
Mrt
APr
Mei
Jun
JUl
Agt
sep
Okt
Nap
Des
http://www.mb.ipb.ac.id
L a n j u t a n Lampiran 17.
Tahun
Jan
ANGKA INOEKS
Peb
Mrt
Apr
Mei
Juni
Juli
ASt
S ~ P
Okt
NoP
Oes
Juni
Juli
A3t
S ~ P
Okt
NOP
OBS T o t a l Mean
RATA-RATA (MEAN)
Tahun
Jan
Peb
Mrt
Apr
Me i
Mean
98.99
97.53
100.69
100.35
101.27
104.83
108.41
106.32
102.03
95.89
93.27
90.50
1,200.07
Koreksi
98.98
97.52
100.68
100.34
101.27
104.83
108.40
106.31
102.03
95.89
93.26
90.49
1,200.00
http://www.mb.ipb.ac.id
Lanjutan L a m p i ran 1 7 .
REGRESSION OUTPUT
R e g ~ e s s i o nO u t p u t :
Constant
Std E r r of Y E s t
R Squared
NO. o f O b s e r v a t i o n s
Degrees of Freedom
58.00
X Coefficient(s)
S t d E r r of Coef.
R E K A P I T U L A S I PERAMALAN PENJUALAN
(MODEL D E K O M P O S I S I )
TAHUN
VOLUME
Trend
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 18. PROYEKSI HARGA JUAL KARET (SIR-20)
Tahun
X
Harga
Ramalan
Regression
Output :
1.2749
Constant
1 .2749
1 .6493
Std E r r o f Y E s t
0.301 3
2.0238
R Squared
2.3983
No. o f O b s e r v a t i o n s
5
2.7728
Degrees o f Freedom
3
3.1472
X Coefficientb)
0.3745
3.5217
Std E r r o f Coef.
0.0953
3.8962
4.2706
4.6451
5.01 96
5.3940
5.7685
6.1430
6.51 74
6.8919
0.84
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 1 9 . PROYEKSI PENJUALAN PROOUK NON KARET
Tahun
X
Nilai
P e n j u a l an
Ramal an
1992
0
12,257
10,626
Constant
1993
1
13,630
11,745
Std E r r o f Y E s t
1994
2
11,374
12,864
R Squared
1995
3
15,975
13,983
No. o f O b s e r v a t i o n s
5
1996
4
16,680
15,102
Degrees o f Freedom
3
1997
5
16,222
X Coefficient(s)
1,119
1998
6
17,341
Std E r r o f Coef.
536
1999
7
18,460
2000
8
19,579
2001
9
20,698
2002
10
21,817
2003
11
22,937
2004
12
24,056
2005
13
25,175
2006
14
26,294
2007
15
27,413
Regression
Output :
10,626
1,696
0.59
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 20. ASUMSI-ASUMSI
P R O Y E K S I RUGI/LABA DAN NERACA
a. I n v e s t a s i d i r e n c a n a k a n mulai bulan A p r i l 1997, dengan waktu
p e n y e l e s a i a n p r o y e k selama 9 (sembilan) b u l a n , sehingga pada
awal t a h u n 1998 sudah mulai p r o d u k s i k o m e r s i a l . Dengan demik i a n p r o y e k s i p e n j u a l a n produk k a r e t dan non k a r e t adalah
d a t a Lampiran 17, 18 dan 19, k e c u a l i u n t u k p r o y e k s i volume
p e n j u a l a n k a r e t th.1997 diasumsikan sama dengan volume p e n j u
a l a n th.1996 k a r e n a tambahan i n v e s t a s i belum p r o d u k s i komers i a l . Demikian j u g a p r o y e k s i p e n j u a l a n tahun 2004 d s t . dibat a s i s e s u a i k a p a s i t a s p r o d u k s i y a i t u 30.000 t o n / t a h u n .
Proyeksi penjualan
Rp. J u t a
Karet
Tahun
Vo 1ume
-
IV/96
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
13,618
18,815
21,216
22,980
25,367
27,768
29,532
30,000
30,000
30,000
30,000
Harga
3.1472
3.521 7
3.8962
4.2706
4.6451
5.0196
5.3940
5.7685
6.1430
6.5174
6.8919
Nilai
9,797
42,859
66,261
82,662
98,138
117,832
139,384
159,296
173,055
184,290
195,522
206,757
Non
Karet
.Total
4,172
16,222
17,341
18,460
19,579
20,698
21,817
22,937
24,056
25,175
26,294
27,413
13,969
59,081
83,602
101,122
117,717
138,530
161,201
182,233
197,111
209,465
221,816
234,170
d. Harga Pokok P e n j u a l a n untuk Trw.IV/96 sebanding dengan r e a l i
s a s i HPP Trw.I11/96 sebesar 83,35%. Sedangkan u n t u k tahun
1997 dan p e r i o d e s e l a n j u t n y a adalah sesuai dengan HPP
tertinggi
produk K a r e t (Lampiran 15) sebesar 83,36% dan HPP
Non K a r e t (Lampiran 16) sebesar 83,32%.
e . Biaya O p e r a s i o n a l ( B i a y a Penjualan dan B i a y a A d m i n i s t r a s i )
sebanding dengan B i a y a Operasional t e r t i n g g i selama 4 tahun
t e r a k h i r y a k n i 9,83% d a r i p e n j u a l a n .
f. Biaya D e p r e s i a s i :
-
K a r e t sebelum tambahan i n v e s t a s i : R p .
Non K a r e t :
RP.
Tambahan i n v e s t a s i k a r e t Rp.2.400 j u t a , tahun t a n p a n i l a i r e s i d u , atau :
RP.
360 j t . / t a h u n
387 j t ./tahun
d i s u s u t selama 10
240 j t . /tahun
g. Bunga pinjaman s e s u a i t a r i p bunga yang b e r l a k u d a r i Banknya
y a i t u 18,5% pertahun.Bunga pinjaman dibebankan kepada produk
k a r e t dan non k a r e t p r o p o r s i o n a l dengan t i n g k a t p e n j u a l a n .
http://www.mb.ipb.ac.id
L a n j u t a n Lampi r a n 20
h. Berdasarkan HPP produk k a r e t sebesar 83,36% dan produk non
k a r e t sebesar 83,32% s e r t a Perputaran Persediaan u n t u k kesel u r u h a n produk selama 4 k a l i (3 b u l a n ) , dapat d i h i t u n g pembe
l i a n bahan baku, pembayaran upah langsung dan b i a y a overhead
sebagai b e r i k u t :
Rp. J u t a
U r a i a n
IV.96
1997
1998
1999
2000
1 1 ,643
3,881
5,601
49,243
4,104
3,881
69,684
5,807
4,104
84,288
7,024
5,807
98,121
8,177
7,024
9,923
4,851
3,695
49,466
5,129
4,851
71,387
7,259
5,129
85,505
8,780
7,259
99,274
10,221
8,780
11,079
2,991
1 ,994
49,744
13,431
8,954
73,516
19,849
13,233
87,026
23,497
15,665
100,715
27,193
18,129
Pemakaian B.Baku
Perd. A k h i r
Persd.Awa1
6,093
2,911
2,966
27,359
3,078
2,911
40,434
4,355
3,078
47,864
5,268
4,355
55,393
6,133
5,268
Pembelian B.Baku
6,038
27,526
41,711
48,777
56,258
T o t a l P e r d - A k h i r 11,643
12,311
17,421
21,072
24,530
H P P
Perd. A k h i r
Persd.Awa1
Produksi
WIP a k h i r
WIP awal
Biaya Produksi
Upah langsung
Overhead
http://www.mb.ipb.ac.id
L a n j u t a n Lampi r a n 20.
i . Pajak
perseroan dibayar
berlaku.
j . Saldo kas minimal
dan b i l a t e r j a d i
pinjaman.
sesuai k e t e n t u a n / t a r i p
p a j a k yang
Rp.250 j u t a , - dan maksimal Rp.500 j u t a , k e l e b i h a n kas digunakan u n t u k menurunkan
k . P e n j u a l a n ekspor s e l u r u h n y a t u n a i , sedangkan p e n j u a l a n l o k a l
s e l u r u h n y a k r e d i t , dengan jangka waktu pembayaran r a t a - r a t a
50 h a r i a am pi ran 1 4 . ) . R a t a - r a t a p e n j u a l a n l o k a l (Th.95/96)
adal ah 8,5% d a r i t o t a l p e n j u a l a n .
1. Berdasarkan k o n f i r m a s i dengan p i h a k D i r e k s i , u n t u k pos Uang
Muka Bahan Baku akan d i b a t a s i sampai dengan j u m l a h Rp.3,O
milyard.
m. A k t i v a Lancar L a i n - l a i n diasumsikan t i d a k banyak berubah.
n. Hutang Dagang diasumsikan d i b a t a s i sampai Rp.500 j u t a karena
bahan baku s e l u r u h n y a d i b e l i t u n a i .
o. K r e d i t i n v e s t a s i yang sudah ada d i b a y a r sesuai jadwal yang
sudah ditetapkan,sedangkan tambahan k r e d i t i n v e s t a s i sebesar
Rp.1.680 j u t a , - akan d i a n g s u r selama 5 tahun dengan angsuran
Rp.340 j u t a / t a h u n , t e r h i t u n g tahun 1998.
p . Disamping k r e d i t i n v e s t a s i pihak perbankan j u g a memberikan
k r e d i t modal k e r j a yang d i p e r l u k a n o l e h perusahaan yang jumlahnya d i s e s u a i k a n dengan a l i r a n kas.
q . Modal saham meningkat sebesar Rp.720 j u t a sebagai pembiayaan
s e n d i r i a t a s tambahan i n v e s t a s i .
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampi r a n 21.
PROYEKSI ALIRAN KAS
V. 1996
U r a i a n
Kas Awal
272
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
491
464
360
401
403
450
450
318
490
407
83,602
(987)
101,122
(1,194)
117.717
(1,390)
138,530
(1,635)
161.201
(1,903)
182,233
(2,151)
197,111
(2,327)
209,465
(2,473)
221,816
(2,619)
234,170
(2,765)
987
1,194
1,390
2,151
2,327
2,473
2,619
2007
2,667
Kas MasUk
-
Penjualan
-
Piutang Tertagih
13,969
(660)
- P i u t a n g Dagang
684
660
0
500
P e n a r i k a n KMK
- Penarikan K I
- S e t o r a n Modal
- H u t a n g Pemg.Saham
T o t a l k a s masuk
59,081
(697)
0
697
1,635
1,903
1,900
750
250
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4,500
1,680
0
720
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13,993
61,943
87,812
102,815
87,917
102,774
116,271
138,535
160,934
181,984
196,935
209,319
221,670
234,024
196,764
209,402
219,410
225,505
490
407
2,667
11,186
9,472
0
3,272
0
Kas K e l u a r
- P e n b e l i a n Bahan
- Hutang Dagang
- Hutang D i b a y a r
-
Upah l a n g s u n g
B i a y a Oberhead
Biaya Operasional
B i a y a Bunga
- P a j a k
-
Uang Muka B. Baku
-
Pembayaran
- Angsuran K I
- S e t o r a n KMK JP
- S e t o r a n KMK
- Investasi
Ht PS
T o t a l kas keluar
Kas A k h i r
S a l d o KMK
Saldo K I
11,494
955
13,775
61,969
491
464
360
401
403
450
450
10,744
2,160
14,644
1,440
15,944
1,000
16,222
660
16,472
320
15,972
10,844
860
116,269
138,488
160,934
0
182,116
318
13,722
0
22
0
22
0
http://www.mb.ipb.ac.id
OOO'LL
066'6
865'8
~GP'L
PLL'P
18Z'P
589'E
CLL'SL
L L Z ' ~ ~ZBZ'ZL
96L'E
bs9'01
P
ELL'S1
509
9L8'Pl
ZSL'1
5EO'PL
ObZ
610'EZ
LL6'8E
OPZ
508'12
L26'9E
LOO2
9002
SEE'^
829'1
Z ~ L
EEL
~ e F e dwlezes eqei
1LL.L
6L8
~ 0 6 ' ~ 1~6'2
869
~ZE'Z
SEE
811'1
LS
0 6 ~
2 e P e d
~ e ~ e
mnleqes
d
eqei
EZL'E
5SP'8
EEL'S
LEO'L
9L6'Z
L06'S
L8E'Z
ELL'P
491'2
EBZ'E
9LS
99L
L86
9P8'5L
EE8'9Z
L86
819'EL
090'EZ
L86
ZLP'LL
965'61
L86
0P6.6
PE8'91
L86
812'8
8L6'EL
LPL
808'5
LEE'S
L8 L
ELE'L
9ZE'Z
ZOO2
1002
OOOZ
6661
8661
L661
SZB'P
ZEL'E
ZEL'Z
SLL'Z
050'6
890'2
~68'9
009'1
ZEE'S
6ES'Z
E6L'EL
556'2
5OO'ZL
LOL'E
000'01
OPZ
064'02
498'PE
OPZ
BLE'6L
608'ZE
PLP
El6'LL
EEE'OE
SOOZ
POOZ
EOOZ
~40'2
966L'A
uewefu&d e6una
leuo?seJedo eqel
ueznsnrtuad
leuorse~edoeAe!g
JOXOX eqel
u e ! e ~ "
http://www.mb.ipb.ac.id
O
O
N
m
r
O C W O *
m N C m O
'
I
0- m- w
O O N
m
,N
N r N
-
*
m
m 0 'I
r m c m o
r- 0w
"
m-
-
O O N
m
N
N C N
m
O m
m o
' ~ m
r
N
m
m
m
m
O *
m o
m . w
N
m
m m
'
I q
r
m
w
m
m
m m
m-m
N
..
0
N
0
*
m o o o *
o m m m o
w m* m m- w
r
.
0
-
0 N
m
N
-
O O N
m
N
0 0
N
m
N
m
r
* N
N
N
0
m
0
N
m
1 0 . -
N
O
0
-
N N
- 0
9 - 7
0
*
N
N N
C m
Y?T:
r
O
-
N
N
N
m r - m
*%-.
r
N
http://www.mb.ipb.ac.id
Larnpiran 24.
PROYEKSI RRSIO KEUANGAN
U r a i a n
V. 1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
4.75
0.28
2005
2006
2007
LIQUIDITY
- Current Ratio (x)
1.54
1.51
1.47
1.56
1.75
1.99
2.39
3.09
Quick R a t i o (x)
0.12
0.11
0.09
0.10
0.11
0.12
0.14
0.17
-
13.26
0.76
105.37
10.13
126.90
26.73
ACTIVITY
- S a l e s Growth
(X)
- I n v e n t o r y TO ( x )
- Average CP.(hari)
- F i x e d A s s e t s TO (x)
- T o t a l A s s e t s TO ( x )
1.49
41.50
20.96
16.41
17.66
16.37
13.05
8.16
6.27
5.90
5.57
4.00
NA
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
50
9.73
50
7.99
50
13.05
50
18.66
50
26.55
50
40.20
50
65.55
50
69.10
2.66
2.48
2.92
3.20
3.44
3.66
3.85
3.96
4.01
4.06
3.94
3.48
0.36
0.46
0.25
0.26
0.12
0.13
0.01
0.01
0.01
0.01
4.06
5.20
3,862
-
-
25
-
50
109.19
50
133.82
50
167.38
50
215.78
SOLVABILITY
-
Debts t o Assets (x)
(x)
0.68
1.40
0.65
1.32
0.65
1.41
0.62
1.26
0.57
1.05
0.51
0.86
0.45
0.66
-
I n t e r e s t Cov. ( x )
Oebt Serv.Cov. ( x )
1.33
1.40
1.52
2.06
1.97
2.26
1.99
4.66
2.25
8.04
2.71
10.98
3.22
15.08
PROFITRBILTTY
P r o f i t M a r g i n (%)
R e t u r n o n Assets(%)
0.95
2.54
1.32
3.28
1.95
5.68
2.03
6.50
2.32
7.98
2.69
9.86
2.99
11.52
3.48
13.78
3.76
15.16
4.10
16.67
4.50
17.73
4.70
16.34
Return on Equity(%)
7.69
9.47
16.46
17.18
18.61
20.27
20.77
21.43
20.14
18.84
17.96
16.51
- Debts t o E q u i t y
-
8.01
-
-
http://www.mb.ipb.ac.id
6P6'5
SOP'S
099'P
050'P
86P'E
606'2
PEZ'Z
E99'1
PZE'L
090'1
(033308d) 1ISWH
0
OPZ
60L.5
0
OPZ
591'5
0
OPZ
OZP't
0
OPZ
018's
0
OPZ
8SZzE
65
OPZ
609'2
ZZ 1
OPZ
ZL8'1
481
OPZ
8EZ'l
601'5
SBL'E
OZP'P
018'~
BEZ'E
609'2
ZLB'L
BEZ'L
9 ~ 8
605
o
w F e d q e ~ e a e seqe1
LKP'Z
902'8
P~Z'Z
6Zb'L
5 ~ 6 ' ~ tagdl
59E'g
P6P'G
6 0 ~ ' ~ 510'1
L99'P
529'E
LLL
685'2
9 9 ~
EOL'L
ZLE
6PL.l
ooz
60L
0
0
v e F e d
W e d ~ n l e q eeqel
~
Z
80Z'B
OZE
6PL'L
SZ6
OSZ'L
LEE'L
EES'L
LEE'S
002'9
SZ5'1
OSL'S
OOP'L
886's
BPZ'L
€56'2
LSO'L
50Z'Z
589
P6E.l
0
0
(n~t~n
uewefurd
)
eBun8
leuorse~edoEqel
OPZ
561'21
EPgrOZ
OPZ
ZE5'lL
LZS'61
OPZ
698'01
OOP'Bl
OPZ
LOZ'OL
BLZ'L1
OPZ
962'6
OEL'SL
OPZ
08L'L
OLL'EL
OPZ
POl'9
ZEE'OL
OPZ
609'P
E08'L
OPZ
OES'E
SL6'5
OPZ
65E'Z
P66'E
0
0
0
Zlt'EOl
PSO'PZI
261'16
ELE'LLL
PLl'Z6
VLE'Oll
55S'98
EE8'EOL
ZE8'8L
89GtP6
6L6'Sg
6P1'6L
6SLt15
160'29
880'61
L68'9P
ZE6'6Z
LOB'S€
LOO'OZ
000'PZ
0
0
LOOZ
9002
5001
POOZ
EOOZ
ZOO2
1002
0002
6661
8661
L66L
LseJsanuI a!pa>n e6ung -8PZ
LIE
OPZ
OPZ
ueansnKued -HeFed qeLeaeS eqel -9E8
605
881 'Ad# 'dad NWDNlllIH83d H f l l N l l (a33308d) 11SWH
ue~nsnLued
LeuorseJado eXe?8
~ 0 1 eqe1
0 ~
u e r e ~ n
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 26. PERHITUNGAN NPV, I R R DAN PAYBACK PERIOD
I.COST OF CAPITAL
-
Sumber Dana
- K r e d i t Bank
- Modal Sendi r i
70.00%
30.00%
B i a y a Dana
- Bunga K r e d i t
- R a t a - r a t a R e t u r n On E q u i t y
- P e r h i t u n g a n Cost o f C a p i t a l
(sebagai D i s c o u n t F a c t o r )
(70%xl8.5%)+(30%~20.19%)
11. NET PRESENT VALUE
Tahun
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Laba
Bersih
Penyu
sutan
0
509
836
1,238
1,872
2,609
3,258
3,810
4,420
5,165
5,709
0
240
240
240
240
240
240
240
240
240
240
Bunga
Hasil
D. F.
K I (Proceed) 19.01%
0
31 1
248
185
122
59
0
0
0
0
0
(2,400)
1,060
1,324
1,663
2,234
2,908
3,498
4,050
4,660
5,405
5,949
NET PRESENT VALUE (NPV)
1 .OOOO
0.8403
0.7060
0.5933
0.4985
0.4189
0.3520
0.2957
0.2485
0.2088
0.1755
Present
Value
(2,400)
89 1
935
987
1,114
1,218
1,231
1,198
1,158
1,129
1 ,044
8,503
http://www.mb.ipb.ac.id
L a n j u t a n L a m p i r a n 26.
111. INTERNAL RATE OF RETURN
Tahun
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Laba
Bersih
Penyu
sutan
0
509
836
1,238
1,872
2,609
3,258
3,810
4,420
5,165
5,709
0
240
240
240
240
240
240
240
240
240
240
Bung a
Hasil
K I (Proceed)
(2,400)
1,060
1,324
1,663
2,234
2,908
3,498
4,050
4,660
5,405
5,949
0
31 1
248
185
122
59
0
0
0
0
0
D. F.
67.35%
1.0000
0.5976
0.3571
0.2134
0.1275
0.0762
0.0455
0.0272
0.0163
0.0097
0.0058
N e t P r e s e n t Value
INTERNAL RATE OF RETURN ( I R R )
IV.
Present
Value
(2,400)
633
473
355
285
222
159
110
76
53
35
(0)
67.35%
PAYBACK PERIOD
Total Investasi
P r o c e e d t a h u n ke-1
P r o c e e d t a h u n ke-2
P r o c e e d t a h u n ke-3
2,400
(1,060)
(1,324)
(16)
0
16 : 1663
=
1 bulan
PAYBACK PERIOD (PBP)
2 TAHUN
1 BULAN
http://www.mb.ipb.ac.id
L a m p i r a n 27.
P R O Y E K S I EKSPOR K A R E T / S I R
INDONESIA
REGRESION OUTPUT :
Constant
S t d E r r of Y E s t
R Squared
N o . of O b s e r v a t i o n s
Degrees of Freedom
X Coefficient(s)
S t d E r r of Coef.
Tahun
X
Realisasi
V o l ume
R a m a l an
Industri
Trend
R a m a l an
PT S a m p i t **)
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 28.
ASUMSI-ASUMSI PROYEKSI RUGI/LABA DAN NERACA
UNTUK ANALISA SENSITIVITAS A / D
PROYEKSI
PERTUMBUHAN EKSPOR K A R E T / S I R I N D O N E S I A
a. P r o y e k s i volume p e n j u a l a n produk k a r e t PT Sampit sebanding
dengan p r o y e k s i pertumbuhan ekspor k a r e t / S I R I n d o n e s i a (Lampiran 27).
P r o y e k s i penjualan
Rp. J u t a
Karet
Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Harga
Nilai
Non
Karet
Total
Vol ume
14,096
14,573
15,051
15,528
16,006
16,484
16,961
17,917
18,394
18,872
3.5217
3.8962
4.2706
4.6451
5.0196
5.3940
5.7685
6.1430
6.5174
6.8919
49,642
56,779
64,277
72,129
80,344
88,915
97,840
110,064
119,881
130,064
17,341
18,460
19,579
20,698
21,817
22,937
24,056
25,175
26,294
27,413
66,983
75,239
83,856
92,827
102,161
111,852
121,896
135,239
146,175
157,477
d. Harga Pokok P e n j u a l a n untuk T r w . I V / 9 6 sebanding dengan r e a l i
s a s i HPP Trw.I11/96
sebesar 8 3 , 3 5 % . Sedangkan u n t u k tahun
1997 dan p e r i o d e s e l a n j u t n y a adalah sesuai dengan HPP K a r e t
(Lampiran 1 5 ) sebesar 8 3 , 3 6 % dan HPP Non K a r e t (Lampiran 1 6 )
sebesar 8 3 , 3 2 % .
e. B i a y a O p e r a s i o n a l ( B i a y a Penjualan dan B i a y a A d m i n i s t r a s i )
sebanding dengan B i a y a Operasional t e r t i n g g i selama 4 tahun
t e r a k h i r sebesar 9 , 8 3 % d a r i penjualan.
f . Biaya Depresiasi :
- K a r e t sebelum tambahan i n v e s t a s i : Rp.
- Non K a r e t :
RP
- Tambahan i n v e s t a s i k a r e t R p . 2 . 4 0 0 j u t a , tahun t a n p a n i l a i r e s i d u , atau :
RP.
g.
360
387
disusut
240
.
jt /tahun
jt. /tahun
selama 10
j t . /tahun
Bunga p i n j a m a n sesuai t a r i p bunga yang b e r l a k u d a r i Banknya
y a i t u 1 8 , 5 % pertahun.Bunga pinjaman dibebankan kepada produk
k a r e t dan non k a r e t p r o p o r s i o n a l dengan t i n g k a t p e n j u a l a n .
h. Berdasarkan HPP produk k a r e t sebesar 8 3 , 3 6 % dan produk non
k a r e t sebesar 8 3 , 3 2 % s e r t a Perputaran Persediaan u n t u k kesel u r u h a n produk selama 4 k a l i ( 3 b u l a n ) , dapat d i h i t u n g pembe
l i a n bahan baku, pembayaran upah langsung dan b i a y a overhead
sebagai b e r i k u t :
http://www.mb.ipb.ac.id
L a n j u t a n Lampiran 28
Rp. J u t a
U r a i a n
IV.96
H P P
Perd. A k h i r
Persd.Awa1
1997
1998
1999
2000
1 1 ,643
3,881
5,601
49,243
4,104
3,881
55,830
4,652
4,104
62,712
5,226
4,652
69,894
5,825
5,226
9,923
4,851
3,695
49,466
5,129
4,851
56,379
5,816
5,129
63,286
6,533
5,816
70,493
7,281
6,533
11,079
2,991
1,994
49,744
13,431
8,954
57,065
15,408
10,272
64,003
17,281
11,520
71,241
19,235
12,823
Pemakaian B.Baku
Perd. A k h i r
Persd .Awal
6,093
2,911
2,966
27,359
3,078
2,911
31,386
3,489
3,078
35,201
3,920
3,489
39,183
4,368
3,920
Pembelian B.Baku
6,038
27,526
31,797
35,632
39,631
T o t a l P e r d . A k h i r 1 1 ,643
12,311
13,957
15,678
17,474
Produksi
WIP a k h i r
WIP awal
Biaya Produksi
Upah langsung
Overhead
http://www.mb.ipb.ac.id
L a n j u t a n Lampi r a n 28.
i. P a j a k
b e r 1aku
perseroan dibayar
.
j. Saldo kas m i n i m a l
dan b i l a t e r j a d i
pinjaman.
sesuai
k e t e n t u a n / t a r i p p a j a k yang
Rp.250 j u t a , - dan maksimal Rp.500 j u t a , k e l e b i h a n kas digunakan u n t u k menurunkan
k . P e n j u a l a n e k s p o r s e l u r u h n y a t u n a i , sedangkan p e n j u a l a n l o k a l
s e l u r u h n y a k r e d i t , dengan j a n g k a waktu pembayaran r a t a - r a t a
50 h a r i (Lampi r a n 1 4 . ) . R a t a - r a t a p e n j u a l a n l o k a l ( T h . 9 5 / 9 6 )
a d a l a h 8,5% d a r i t o t a l p e n j u a l a n .
1. Berdasarkan k o n f i r m a s i dengan p i h a k D i r e k s i , u n t u k pos Uang
Muka Bahan Baku akan d i b a t a s i sampai dengan j u m l a h Rp.3,O
m i 1y a r .
m. A k t i v a L a n c a r L a i n - l a i n diasumsikan t i d a k banyak berubah.
n. Hutang Dagang d i a s u m s i k a n d i b a t a s i sampai Rp.500 j u t a k a r e n a
bahan baku s e l u r u h n y a d i b e l i t u n a i .
o. K r e d i t i n v e s t a s i yang sudah ada d i b a y a r s e s u a i j a d w a l yang
sudah d i t e t a p k a n , s e d a n g k a n tambahan k r e d i t i n v e s t a s i sebesar
Rp.1.680 j u t a , - akan d i a n g s u r selama 5 t a h u n dengan angsuran
Rp.85 j u t a / t r i w u l a n .
p. Disamping k r e d i t i n v e s t a s i p i h a k perbankan j u g a mernberikan
k r e d i t modal k e r j a yang d i p e r l u k a n o l e h perusahaan yang juml a h n y a d i s e s u a i k a n dengan a l i r a n k a s .
q . Modal saham m e n i n g k a t sebesar Rp.720 j u t a sebagai pembiayaan
s e n d i r i a t a s tambahan i n v e s t a s i .
http://www.mb.ipb.ac.id
PROYEKSI ALIRAN KAS
(a/d. PERTUMBUHnN PROYEKSI EKSPOR KARET/SIR It.IOONES1A)
Lampiran 29.
V. 1996
U r a i a n
Kas Uwal
272
Kas Masuk
Penjualan
Piutang Oagang
-
- Piutang Tertagih
-
Penarikan KMK
Penarikan KI
Setoran Modal
Hutang Pemg.Saham
Total kas masuk
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
274
305
252
330
383
319
271
297
307
284
256
13,969 59,081 66,983 75,239 83,856 92.827 102,161 111,852 121.896 135,239 146,175 157,477
(660)
(697)
(791)
(888)
(990) (1,096) (1,206) (1,320) (1,439) (1,597) (1,726) (1,859)
684
0
0
0
0
660
600
1,680
720
0
13,993
697
1,750
0
0
0
791
850
0
0
0
888
250
0
0
0
990
0
0
0
0
62,043
68,640 75,992
84,004
13,991
62,012
68,692 75,914
83,952
274
305
252
330
383
319
10,644
860
10,644
2,160
11,794
1,440
12,044
1,000
11,822
660
11,072
320
1,096
0
0
0
0
1,206
0
0
0
0
1,320
1,439
1,597
1,726
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
92,721 102.051
111,737
121,777
135,082
146,046
157,344
92,785 102,098
111.711
121,768
135,104
146,074
152,933
271
297
307
284
256
4,167
9,822
0
7,922
0
5,422
0
2.672
0
22
0
22
0
-~ -
Kas Keluar
- Pembelian Bahan
- Hutang Dagang
- Hutang Oibayar
- Upah langsung
- Biaya Oberhead
- Biaya Operasional
- Biaya Bunga
- P a j a k
Uang Muka 6. Baku
- Angsuran KI
Setoran KMK JP
- Setoran KMK
- Investasi
Pembayaran Ht PS
-
-
Total kas keluar
Kas Akhir
Saldo KMK
Saldo KI
11,494
955
http://www.mb.ipb.ac.id
Lamoiran 30.
(a/d.
U r a i a n
V. 1996
PROYEKSI RUGTILABA
PERTUMBUHAN PROVEKSI EKSPOR KARET/SIR 11IOO14ESIA)
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
P e n j u a l a n
13,969
59,081
66,983
75,239
83,856
92,827
102,161
111,852
121,896
135,239
146,175
157,477
Harga Pokok P e n j u a l a n
11,643
49,243
55,830
62,712
69,894
77,372
85,152
93,230
101,602
112,725
121,841
131,262
2,326
1,319
9,837
5,577
11,153
6,323
12,527
7,103
13,961
7,916
15.455
8,763
17,008
9,644
18,621
10,559
20,293
11,507
22,514
24,334
26,215
12,767
13,799
14,866
987
987
987
987
-
Laba K o t o r
Biaya Operasional
Penyusutan
187
747
987
414
240
240
240
240
Laba O p e r a s i o n a l
821
3,513
3,843
4,438
5,058
5,705
6.377
7,648
8,546
9,507
Bunga p i n j a m a n
576
2,128
2,369
2,448
2,413
2,309
2,108
1,817
1,466
1,003
Laba Sebslum P a j a k
245
1,385
416
1,474
1,989
2,645
3,396
4,270
11,105
1,281
7,081
2,124
9,801
1,013
5,831
1,749
8,504
73
2,551
2,940
3,332
171
970
1,032
2,377
2,989
4,082
4,956
5,953
8,861
7,774
P a j a k
Laba S e t e l a h p a j a k
442
597
1,393
794
1,852
10,295
494
11,109
4
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
L a m p i r a n 32.
PERHITUNGAN NPV, I R R DAN PAYBACK PERIOD
( a / d . PERTUMBUHAN EKSPOR KARET/SIR INDONESIA)
I.COST OF CAPITAL
- Sumber Dana
-
K r e d i t Bank
- Modal S e n d i r i
- B i a y a Dana
-
Bunga K r e d i t
- R a t a - r a t a R e t u r n On E q u i t y
-
Perhitungan Cost o f Capital
(sebagai Discount Factor)
(70%~18.5%)+(30%~20.19%)
11. NET PRESENT VALUE
Tahun
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Laba
Bersih
Penyu
sutan
0
(91
20
170
347
545
730
978
1,422
1,781
2,167
0
240
240
240
240
240
240
240
240
240
240
Bunga
Hasil
D. F.
K I (Proceed) 19.01%
0
31 1
248
185
122
59
0
0
0
0
0
(2,400)
460
508
595
709
844
970
1,218
1,662
2,021
2,407
NET PRESENT VALUE (NPV)
1.0000
0.8403
0.7060
0.5933
0.4985
0.4189
0.3520
0.2957
0.2485
0.2088
0.1755
Present
Value
(2,400)
387
359
353
353
354
34 1
360
41 3
422
422
1,364
http://www.mb.ipb.ac.id
L a n j u t a n Lampi r a n 3 2 .
111. INTERNAL RATE OF RETURN
Tahun
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Laba
Bersih
Penyu
0
(91
20
170
347
545
730
978
1,422
1,781
2,167
0
240
240
240
240
240
240
240
240
240
240
sutan
Bunga
Hasi 1
K I (Proceed)
0
311
248
185
122
59
0
0
0
0
0
(2,400)
460
508
595
709
844
970
1,218
1,662
2,021
2,407
D. F .
29.61%
1.0000
0.7715
0.5953
0.4593
0.3544
0.2734
0.2109
0.1628
0.1256
0.0969
0.0748
N e t Present Value
INTERNAL RATE OF RETURN ( I R R )
IV.
Present
Value
(2,400)
355
302
273
25 1
231
205
198
209
196
180
(0)
29.61%
PAYBACK PERIOD
Total
Hasil
Hasil
Hasi 1
Hasil
Hasi1
Investasi
tahun ke-I
t a h u n ke-2
t a h u n ke-3
t a h u n ke-4
t a h u n ke-5
2,400
(460
(508)
(595)
(709)
(128)
2 BULAN
PAYBACK PERIOD (PBP)
4 TAHUN
2 BULAN
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 33. A S U M S I - A S U M S I PROYEKSI RUGI/LABA DAN NERACA UNTUK
PROYEKSI PERTUMBUHAN
ANALISA SENSITIVITAS A / D
EKSPOR KARET/SIR I N D O N E S I A DAN K E N A I K A N HPP
a. Proyeksi volume p e n j u a l a n produk k a r e t PT Sampit sebanding
dengan p r o y e k s i pertumbuhan ekspor k a r e t / S I R I n d o n e s i a (Lamp i r a n 27).
P r o y e k s i p e n j u a l an
Rp. J u t a
Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Vol ume
Harga
14,096
14,573
15,051
15,528
16,006
16,484
16,961
17,917
18,394
18,872
3.5217
3.8962
4.2706
4.6451
5.0196
5.3940
5.7685
6.1430
6.51 74
6.8919
Nilai
49,642
56,779
64,277
72,129
80,344
88,915
97,840
110,064
1 1 9,881
130,064
Non
Karet
17,341
18,460
19,579
20,698
21,817
22,937
24,056
25,175
26,294
27,413
Total
66,983
75,239
83,856
92,827
102,161
111,852
121,896
135,239
146,175
157,477
d. Harga Pokok P e n j u a l a n untuk Trw.IV/96 sebanding dengan r e a l i
s a s i HPP Trw.I11/96
sebesar 83,35%. Sedangkan u n t u k tahun
1997 dan p e r i o d e s e l a n j u t n y a adalah s e s u a i dengan HPP K a r e t
(Lampiran 15) sebesar 83,36% dan HPP Non K a r e t (Lampiran 16)
sebesar 83,32%.
e. Biaya O p e r a s i o n a l ( B i a y a Penjualan dan B i a y a A d m i n i s t r a s i )
sebanding dengan B i a y a Operasional t e r t i n g g i
selama 4 tahun
t e r a k h i r sebesar 9,83% d a r i penjualan.
f . Biaya Depresiasi :
- K a r e t sebelum tambahan i n v e s t a s i : Rp.
- Non K a r e t :
RP.
- Tambahan i n v e s t a s i k a r e t Rp.2.400 j u t a , tahun t a n p a n i l a i r e s i d u , atau :
RP.
360 jt. /tahun
387 j t . /tahun
d i s u s u t selama 10
240 j t . /tahun
g. Bunga pinjaman s e s u a i t a r i p bunga yang b e r l a k u d a r i Banknya
y a i t u 18,5% pertahun.Bunga pinjaman dibebankan kepada produk
k a r e t dan non k a r e t p r o p o r s i o n a l dengan t i n g k a t p e n j u a l a n .
h. Berdasarkan HPP produk k a r e t sebesar 83,36% dan produk non
k a r e t sebesar 83,32% s e r t a Perputaran Persediaan u n t u k kesel u r u h a n produk selama 4 k a l i (3 b u l a n ) , dapat d i h i t u n g pembe
l i a n bahan baku, pembayaran upah langsung dan b i a y a overhead
sebagai b e r i k u t :
http://www.mb.ipb.ac.id
L a n j u t a n Lampiran 33.
Rp. J u t a
U r a i a n
IV.96
H P P
Perd. A k h i r
Persd. Awal
1997
1998
1999
2000
11,804
3,935
5,601
49,946
4,162
3,935
56,644
4,720
4,162
63,643
5,304
4,720
70,949
5,912
5,304
Produksi
WIP a k h i r
W I P awal
10,137
4,918
3,695
50,174
5,203
4,918
57,202
5,900
5,203
64,227
6,630
5,900
71,557
7,390
6,630
Biaya Produksi
Upah langsung
Overhead
11,360
3,067
2,045
50,458
13,624
9,082
57,900
15,633
10,422
64,956
17,538
11,692
72,318
19,526
13,017
Pemakaian B.Baku
Perd. Akhi r
Persd. Awal
6,248
2,951
2,966
27,752
3,122
2,951
31,845
3,540
3,122
35,726
3,978
3,540
39,775
4,434
3,978
Pembelian B.Baku
6,233
27,923
32,264
36,163
40,232
Total Perd.Akhir
1 1 ,804
12,486
14,161
15,911
17,737
2003
2004
2005
2006
2007
2001
2002
http://www.mb.ipb.ac.id
L a n j u t a n Lampi r a n 3 3 .
i
.
Pajak perseroan d i bayar
berlaku.
j. S a l d o k a s m i n i m a l
dan b i l a t e r j a d i
pinjaman.
sesuai
k e t e n t u a d t a r i p p a j a k yang
Rp.250 j u t a , - dan maksimal Rp.500 j u t a , k e l e b i h a n k a s digunakan u n t u k menurunkan
k . P e n j u a l a n e k s p o r s e l u r u h n y a t u n a i , sedangkan p e n j u a l a n l o k a l
s e l u r u h n y a k r e d i t , dengan j a n g k a waktu pembayaran r a t a - r a t a
50 h a r i (Lampi r a n 14. ) R a t a - r a t a p e n j u a l a n l o k a l ( T h . 95/96)
a d a l a h 8,5% d a r i t o t a l p e n j u a l a n .
.
1 . Berdasarkan k o n f i r m a s i dengan p i h a k D i r e k s i , u n t u k pos Uang
Muka Bahan Baku akan d i b a t a s i sampai
dengan j u m l a h Rp.3,O
milyar.
m. A k t i v a L a n c a r L a i n - l a i n diasurnsikan t i d a k banyak b e r u b a h .
n. Hutang Dagang d i a s u m s i k a n d i b a t a s i sampai Rp.500 j u t a k a r e n a
bahan baku s e l u r u h n y a d i b e l i t u n a i .
o. K r e d i t i n v e s t a s i yang sudah ada d i b a y a r s e s u a i j a d w a l yang
sudah d i t e t a p k a n , s e d a n g k a n tarnbahan k r e d i t i n v e s t a s i sebesar
Rp.1.680 j u t a , - akan d i a n g s u r selarna 5 t a h u n dengan angsuran
Rp.85 j u t a / t r i w u l a n .
p . Disamping k r e d i t
i n v e s t a s i p i h a k perbankan j u g a memberikan
k r e d i t modal k e r j a yang d i p e r l u k a n o l e h perusahaan yang juml a h n y a d i s e s u a i k a n dengan a l i r a n kas.
q . Modal saham m e n i n g k a t sebesar Rp.720 j u t a sebagai pembiayaan
s e n d i r i a t a s tambahan i n v e s t a s i
.
http://www.mb.ipb.ac.id
L a m p i r a n 34.
PROYEKSI ALIRAtl KAS
(a/d.
U r a i a n
PERTUMBUHAN PROYEKSI EKSPOR KARET/SIR INDONESIA DAN KENAIKAN HPP)
V.1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Kas Awal
Kas Masuk
-
Penjualan
P i u t a n g Dagang
Piutang Tertagih
P e n a r i k a n KMK
Penarikan K I
S s t o r a n Modal
H u t a n g Pemg.Saharn
T o t a l k a s masuk
13,993
62,543
69,390
76,892
85,004
93,321
102,451
111,737
121,777
135,082
146,046
157,344
146,069
157,410
Kas K e l u a r
-
Pembelian 8ahan
H u t a n g Dagang
Hutang D i b a y a r
Upah l a n g s u n g
B i a y a Oberhead
Biaya Operasional
B i a y a Bunga
- P a j a k
- Uang Muka 8.
-
Baku
Angsuran K I
S e t o r a n KHK JP
S e t o r a n KMK
Investasi
Pembayaran H t PS
T o t a l kas keluar
13,914
Kas A k h i r
S a l d o KMK
Saldo K I
351
11,494
955
10,994
860
62,565
329
69,400
319
76,802
409
11,494
13,394
14.544
2,160
1,440
1,000
85,044
369
15,322
660
93,348
342
15,922
320
102,432
360
16,322
0
111,709
388
16,322
0
121,815
350
16,022
0
135,041
391
16,022
0
368
15,022
0
301
13,522
0
&.
i.3
i-l
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 35.
(a/d.
U r a i a n
PROYEKSI RUGI/LP.BA
PERTUMBUHAN PROVEKSI EKSPOR KARET/SIR INDONESIA DAN KEIIAIKAN HPP)
V. 1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
P e n j u a l a n
13,969
59,081
66,983
75,239
83.856
92,827
102,161
111,852
121,896
135,239
146,175
157,477
Harga Pokok P e n j u a l a n
11.804
49,946
56,644
63,643
70,949
78,555
86,470
94,689
103,207
114,530
123,807
133.395
2,165
1,319
9,135
5,577
10,339
6,323
11,596
7,103
12,907
14,272
15,691
17,163
18,688
20,709
22,368
24,082
7,916
8,763
9,644
10,559
11,507
12,767
13,799
14,866
747
987
Laba K o t o r
Biaya Operasional
Penyusutan
187
Laba O p e r a s i o n a l
Bunga p i njaman
660
576
2.810
2,193
3,029
2,526
987
3.506
2,744
987
987
987
414
240
240
240
240
4,004
2.876
4,522
2,957
5,060
6.190
6,942
7,702
8,329
8,976
3,005
3,020
3,020
2,964
2,964
2,779
2,055
3,171
3,922
4,738
5,365
1,177
1.421
1.610
6,197
1,859
2,745
3,317
3,756
4,338
Laba Sebelum P a j a k
84
617
503
762
25
185
151
229
1,129
339
1,565
P a j a k
Laba S e t e l a h p a j a k
59
432
352
534
790
1.096
470
616
1,438
951
2,220
http://www.mb.ipb.ac.id
L a m p i r a n 36.
OIFERENSIAL PROYEKSI RUGI/LABA
(a/d.
PERTUMBUHAN PROYEKSI EKSPOR KARET/SIR INDONESIA DAN KEIIAIKAN HPP)
U r a i a n
1997
1996
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
P e n j u a l a n
0
7,381
10,025
13,030
16,388
20,109
24,187
28,618
36,348
41,672
47,361
Harga Pokok P e n j u a l a n
0
6,274
8.521
11,075
13,930
17,092
20,559
24,325
30,896
35,421
40,257
Laba K o t o r
Biaya Operasional
Penyusutan
Laba O p e r a s i o n a l
Bunga p i n j a m a n
Laba Sebelum P a j a k
P a j a k
Laba S e t e l a h p a j a k
0
(181)
(104)
8
61
(181)
240
(104)
240
8
61
240
240
31 1
248
185
122
370
384
433
423
169
246
366
602
773
998
169
246
366
602
773
998
240
240
240
240
240
240
59
0
0
0
0
0
468
486
606
842
HASIL (PROCEED) UNTUK PERHITUNGAN NPV, IRR, PBP
---
-H A S I L
Laba S e t e l a h p a j a k
Penyusutan
Bunga K I
1,013
1,236
http://www.mb.ipb.ac.id
L a m p i r a n 37. PERHITUNGAN NPV, I R R DAN PAYBACK P E R I O D
(a/d.PERTUMBUHAN EKSPOR K A R E T / S I R I N D O N E S I A
DAN K E N A I K A N HPP)
I.
COST OF C A P I T A L
-
Sumber D a n a
- K r e d i t Bank
- Modal Sendi r i
-
B i a y a Dana
- Bunga K r e d i t
- R a t a - r a t a R e t u r n On E q u i t y
- Perhitungan Cost of Capital
(sebagai D i s c o u n t F a c t o r )
(70%xl8.5%)+(30%~20.I9%)
-
11. NET PRESENT VALUE
Tahun
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Laba
Bersih
Penyu
sutan
0
(181)
(104)
8
61
169
246
366
602
773
998
0
240
240
240
240
240
240
240
240
240
240
Bunga
Hasil
K I (Proceed)
0
31 1
248
185
122
59
0
0
0
0
0
(2,400)
370
384
433
423
468
486
606
842
1,013
1,238
N E T PRESENT VALUE ( N P V )
D.
F.
19.01%
1.0000
0.8403
0.7060
0.5933
0.4985
0.4189
0.3520
0.2957
0.2485
0.2088
0.1755
Present
Value
(2,400)
31 1
271
257
21 1
196
171
179
209
212
217
(166)
http://www.mb.ipb.ac.id
L a n j u t a n L a m p i r a n 37.
111. INTERNAL RATE OF RETURN
Tahun
Laba
Bersih
Penyu
sutan
D. F.
17.38%
Bunga
Hasi 1
K I (Proceed)
N e t P r e s e n t Value
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
IV.
Present
Value
0
17.38%
PAYBACK PERIOD
Total
Hasi 1
Hasi 1
Hasi 1
Hasi 1
Hasi 1
Hasi 1
Investasi
t a h u n ke-1
t a h u n ke-2
t a h u n ke-3
t a h u n ke-4
t a h u n ke-5
t a h u n ke-6
322
: 486
=
PAYBACK PERIOD (PBP)
2,400
(370
8 BULAN
5 TAHUN
8 BULAN
Download