http://www.mb.ipb.ac.id 11. KERANGKA PEMIKIRAN A . Kerangka Teoritis Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba masa yang akan datang (Mulyadi, 1993). Investasi umumnya memerlukan dana yang relatif besar. Dana yang ditanam akan terikat dalam waktu yang lama dalam artian perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunai memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) tahun. Keputusan investasi akan mengikat perusahaan dalam jangka panjang yang tidak mudah diubah setiap waktu. Disamping itu investasi banyak mengandung resiko karena berhadapan dengan masa yang akan datang yang penuh dengan ketidak pastian. Sutoyo (1989) menyatakan bahwa perluasan kapasitas merupakan salah satu keputusan strategis yang paling penting yang dihadapi perusahaan, baik diukur dari jumlah modal yang terlibat maupun kerumitan masalah pengambilan menjamin keputusan sumberdaya yang atas mengharuskan dasar perkiraan perusahaan mengenai keadaan-keadaan jauh dimasa depan. Porter(1993) menyatakan bahwa masalah strategis dalam perluasan kapasitas adalah bagaimana menambah kapasitas untuk meningkatkan sasaran perusahaan dengan maksud memperbaiki posisi bersaing atau bagian pasarnya sambil tetap berusaha menghindarkan kelebihan kapasitas produksi. http://www.mb.ipb.ac.id Dengan demikian geladikarya yang adalah menjadi perhatian dalam inti pengambilan keputusan per- luasan kapasitas produksi yang dilakukan PT Sampit yang tidak hanya didasarkan perhitungan arus kas nilai sekarang, tetapi lebih ditekankan kepada kewajaran angka-angka yang menghasilkan arus kas nilai sekarang khususnya peramalan yang menjadi (forecasting) faktor atas kunci dalam permintaan mencapai tujuan perusahaan. 1. Analisis Situasi Perusahaan Analisis situasi perusahaan adalah cara mendapatkan gambaran lingkungan strategis perusahaan ditinjau dari lingkungan menghasilkan internal dan identifikasi eksternal kemampuan yang akan khusus yang dimiliki perusahaan dan cara yang lebih baik untuk memanfaatkan. Salah satu metode yang sering digunakan adalah analisa Kekepan (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) atau SiUW (Strength, Weakness, Oppor- tanity, Threat) yakni suatu tehnik analisis kekuatan dan kelemahan internal serta eksternal yang akan peluang dan ancaman berpengaruh kepada keputusan- keputusan strategis perusahaan. - Kekuatan : suatu kompetensi, sumber daya, keahlian dan keunggulan perusahaan. Kekuatan berkaitan dengan citra, modal/sumber daya keuangan, manajemen, sumber http://www.mb.ipb.ac.id daya manusia, hubungan dengan pembeli dan pemasok, efisiensi usaha. - Kelemahan : merupakan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki perusahaan yang akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, misalnya keterbatasan sumber daya keuangan, sumber daya manusia, kemampuan manajemen, kemampuan produksi dan pemasaran. - Peluang : suatu kondisi yang sangat menguntungkan bagi lingkungan perusahaan misalnya meningkatnya permintaan, meningkatnya hubungan baik dengan pembeli dan pemasok, perubahan tehnologi, deregulasi, perbaikan infrastruktur. - Ancaman : suatu kondisi yang sangat tidak diinginkan lingkungan perusahaan misalnya masuknya pesaing baru, pertumbuhan permintaan yang lambat, regulasi yang mengancarn perusahaan, kekuatan tawar menawar pembeli dan pemasok yang meningkat. Analisis Kekepan (SWOT) disertai bahan pertimbangan lainnya yakni peramalan dan kriteria investasi digunakan sebagai kerangka kerja dalam pengambilan keputusan untuk melakukan perluasan kapasitas produksi. 2. Peramalan (Forecasting) Didalam melakukan investasi secara tidak langsung akan terkait erat dengan masalah menyangkut peramalan permintaan peramalan terutama untuk menentukan http://www.mb.ipb.ac.id proyeksi penjualan periode yang akan datang. Proyeksi penjualan akan digunakan sebagai dasar penyusunan proyeksi rugi/laba maupun neraca yang pada akhirnya akan diperoleh gambaran mengenai kelayakan suatu investasi yang direncanakan. Peramalan dapat menggunakan tehnik perkiraan kualitatif atau kuantitatif. Tehnik perkiraan kualitati£ digunakan terbatas kepada perusahaan tertentu yang telah berpengalaman pengamatan empirik dan hanya mengandalkan dan intuisi. Tehnik kepada perkiraan kuantitatif didasarkan kepada data konkrit dan metodemetode ilmiah yang logis dan rasional. Dalam geladikarya ini untuk peramalan digunakan tehnik perkiraan kuantitatif dengan metode analisis deret waktu (time series) dengan asumsi bahwa kekuatan-kekuatan yang membentuk data deret waktu masa lalu dapat digunakan untuk memperkirakan pola pada masa yang akan datang. Salah satu pendekatan dalam analisis deret waktu adalah berusaha rnengidentifikasi faktorfaktor komponen yang mempengaruhi nilai-nilai periodik dalam suatu serial. Proses identifikasi ini disebut dekomposisi, dimana setiap komponen diidentifikasi sehingga data runtut waktu dapat diproyeksikan kemasa yang akan datang dan dapat digunakan untuk peramalan jangka pendek maupun jangka panjang. http://www.mb.ipb.ac.id Hanke (1995), menyebutkan bahwa terdapat 4 kompo- nen dalam analisis deret waktu (time series) yaitu Tren (Trend), Variasi Siklikal (Cyclical Variations), Variasi Musiman (Seasonal Variations) dan Fluktuasi Tak Beraturan (Irregular Fluctuations). a . T r e n Tren adalah perkembangan jangka panjang yang mendasari waktu. pertumbuhan Faktor-faktor perubahan penduduk, atau penurunan yang menyebabkan perubahan dalam deret tren adalah tehnologi, inflasi (perubahan harga) dan peningkatan produktivitas. Tren dapat berupa menduga garis linear atau non linear. Untuk koefisien garis tren dapat digunakan model sebagai berikut : Keterangan : -nilai duga pada periode t Yt X = nilai waktu a= nilai Y pada tahun dasar b = perubahan Y setiap periode Untuk data deret waktu yang mengandung tren, tehniktehnik peramalan yang digunakan antara lain : Simple Average, Weighted Moving Average, Moving Average With Linear Trend, Exponential Smoothing dan Regression b. V a r i a s i S i k l i k a l Variasi siklis merupakan komponen deret waktu yang cenderung berfluktuasi (bergelombang) diatas dan diba- http://www.mb.ipb.ac.id wah garis tren yang didalamnya terdapat 3 variasi yaitu : tren, variasi siklikal dan iregular. Jika tren sudah diketahui, maka untuk mengidentifikasi variasi siklikal dapat dilakukan dengan metode residual yakni menghilangkan pengaruh tren. Dari persamaan tren diatas diketahui bahwa : maka variasi siklikal dan iregular sebagai berikut : Keterangan : Y = nilai deret waktu T= tren C = variasi siklikal I= variasi iregular Indeks siklus menunjukkan posisi setiap nilai Y relati£ terhadap garis tren. Karena nilai-nilai siklus tersebut ditunjukkan dengan prosentase dari garis tren, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh tren telah dihilangkan dari data deret waktu, sehingga hanya tinggal komponen siklusnya saja. Tehnik-tehnik yang perlu diperhatikan jika meramalkan data deret waktu yang bersifat siklis adalah metode dekomposisi, indikator-indikator ekonomi, model ekonometrik dan regresi berganda . http://www.mb.ipb.ac.id c. Variasi Musiman Analisa komponen variasi musiman dari deret waktu mempunyai dalam implikasi dalam perencanaan jangka pemasaran harus pendek. Misalnya mempertimbangkan pola musiman dari pembelinya. Untuk mengukur variasi musiman digunakan ratio to moving average metode yang akan memberikan suatu indeks yang menggambarkan derajat musiman. Dasar indeks adalah 100 dan derajat musiman diukur dari simpangan terhadap nilai 100. Perhitungan komponen variasi musiman dapat menggunakan persamaan sebagai berikut : Keterangan : S = variasi musiman T= tren C = variasi siklikal I= variasi iregular Tehnik-tehnik yang perlu diperhatikan dalam meramalkan data deret waktu yang bersifat musiman adalah metode dekomposisi, pemulusan exponential dari Winter, regresi berganda dan metode Bob Jenkins. d. Fluktuasi Tak Beraturan Komponen tidak beraturan terbentuk dari fluktuasifluktuasi tidak yang terduga perang, disebabkan seperti pemilihan umum peristiwa-peristiwa perubahan dan cuaca, sebagainya. yang pemogokan, Mengingat http://www.mb.ipb.ac.id faktor penyebabnya tidak dapat diduga sebelumnya, maka tehnik fluktuasi tak beraturan peramalannya tidak dikupas lebih lanjut. 3 . K r i t e t i a Kelayakan I n v e s t a s i Riyanto (1993), menyatakan bahwa melakukan suatu investasi berarti melakukan akuisisi asset yang berjangka panjang dan umumnya menyangkut nilai yang cukup besar. Proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana pengembaliannya melebihi satu tahun dan dikatakan sebagai "Capital Budgeting". Penganggaran Modal (Capital Budgeting) mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan karena dana yang dikeluarkan menyangkut jumlah yang relatif besar dan akan terikat dalam jangka waktu yang relatif lama. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai investasi akan mempunyai akibat jangka panjang dengan nilai yang relatif besar dan tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian. Umumnya dasar kriteria kelayakan yang dipakai adalah dengan cara membandingkan hasil setelah melaksanakan investasi tersebut berupa kenaikan laba yang diperoleh termasuk pertimbangan mengenai aliran cash (cash flow). Brigham (1994), menjelaskan beberapa metode penilaian investasi antara lain Jangka Pengembalian (Pay Back Period/PBP), Nilai Sekarang Bersih ( Net Present http://www.mb.ipb.ac.id Value/NPV) dan Tingkat Hasil Pengembalian (Internal Rate of Return/IRR) . Masing-masing metode tersebut perhitungannya didasarkan (cash flow). Kriteria NPV Internal kepada arus kas dan IRR menggunakan nilai sekarang dari arus kas, sedangkan PBP tidak memperhitungkan nilai sekarang karena PEP hanya untuk mengukur jangka waktu lamanya investasi akan tertutup kembali. a. Jangka Pengembalian Jangka Pengembalian (Pay back period) periode yang diperlukan untuk menutup adalah pengeluaran investasi dengan menggunakan arus kas. Metode ini memberikan nilai yang sama terhadap semua arus kas sebelum waktu pengembalian (pay back date) serta mengabaikan penilaian arus kas sesudahnya. Kriteria kelayakan investasi adalah apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan pihak manajemen jumlah kas masuk bersih mampu menutup investasi yang direncanakan. Pay back period bukan merupakan pengukur kemampuan menghasilkan laba suatu investasi, tetapi mengukur jangka waktu pengembalian suatu investasi, yang umumnya dimanfaatkan untuk kriteria investasi yang beresiko tinggi. Rumusan Pay Back Period sebagai berikut : Invesment Pay Back Period = let Cash Flow http://www.mb.ipb.ac.id b . N i l a i Sekarang B e r s i h Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value) didasarkan kepada arus kas didiskonto (discounted cash flow) yakni dengan mempertimbangkan bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan sekarang akan lebih berharga dari satu rupiah pada saat yang akan datang, karena satu rupiah sekarang dapat segera dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil bunga. Dalam metode NPV sudah diperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of money). Pengimplementasian metode NPV ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut : - Menghitung keluar nilai (cash sekarang dari outflow) dan arus inflow) dengan faktor diskonto setiap arus kas kas masuk (cash (discount factor) sesuai dengan biaya modal (cost of capital). - Menjumlahkan semua aliran kas yang sudah didiskon- to dan jumlah inilah yang merupakan Nilai Sekarang . Bersih dari proyek tersebut. - Kriteria kelayakan investasi yang digunakan adalah : o Apabila NPV positif berarti investasi layak untuk dilaksanakan (diterima), o Sebaliknya apabila NPV negatif berarti investasi tidak layak untuk dilaksanakan (ditolak). Secara matematik sebagai berikut : rumusan NPV dapat diformulasikan http://www.mb.ipb.ac.id Keterangan : CFt= Arus kas bersih (net cash flow) pada periode t Tingkat diskonto (discount rate) yang digunakan r = Periode terakhir arus kas yang diinginkan n= Periode waktu. t = c. Tingkat Hasil Pengembalian Internal Tingkat Hasil Pengembalian Internal (Internal Rate of Return) adalah tingkat diskonto(discount rate) yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang total arus kas masuk sama dengan jumlah nilai sekarang total biaya investasi, atau "discount rate yang menjadikan NPV bernilai Dengan nol". demikian investasi dengan metode kriteria IRR bahwa kelayakan investasi layak dilaksanakan apabila discount rate lebih besar dari (cost of capital). Formulasi perhitungan IRR adalah sebagai berikut : IRR = n C CFt t = ~ (1 Keterangan CFt r -n -t + = 0 rlt : Arus kas bersih pada periode t Tingkat diskonto/bunga yang digunakan Periode terakhir arus kas yang diinginkan Periode waktu. http://www.mb.ipb.ac.id 4. Kondisi Keuangan perusahaan Setelah dilakukan penilaian kelayakan investasi, selanjutnya dilakukan penilaian pengaruh investasi terhadap proyeksi keuangan perusahaan dengan metode analisa rasio (Ratio Analysis). Investasi dimaksud- kan mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Namun apabila proyeksi menunjukkan bahwa investasi justru akan menurunkan kinerja keuangan perusahaan, perlu diteliti penyebab-penyebab penurunan tersebut yang kemudian dilakukan modifikasi/perbaikan misalnya mengubah struktur pembiayaan, memperpanjang jangka waktu angsuran dan sebagainya. Analisa rasio keuangan tersebut meliputi : - Rasio likuiditas: mengukur kemampuan perusahaan didalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo tanpa mengganggu kegiatan operasionalnya. - Rasio solvabilitas : mengukur hingga sejauh mana kegiatan perusahaan dibiayai dengan hutang. - Rasio keuntungan : mengukur efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaan, ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. - Rasio aktivitas : mengukur efektivitas manajemen dalam menggunakan sumber daya perusahaan. Formulasi rasio-rasio keuangan tersebut dapat dilihat pada Lanpiran 1. http://www.mb.ipb.ac.id B. Kerangka Konseptual Sejalan dengan tujuan perusahaan yakni optimalisasi laba agar mampu mensejahterakan pemegang saham, maka konsepsi investasi perluasan kapasitas produksi karet (SIR-20) yang akan dilakukan PT Sampit bertitik tolak dari adanya peluang pasar yang ditandai dengan telah dan akan terjadinya kelebihan permintaan produk karet khususnya jenis SIR. Rencana tambahan investasi akan mampu meningkatkan kapasitas produksi dari 12.000 ton/tahun menjadi 30.000 ton/tahun. Tambahan kapasitas produksi sebesar 18.000 ton /tahun akan mampu memanfaatkan peluang mengisi sekitar 4% dari kelebihan permintaan dunia sebesar 0,49 juta ton/tahun. Namun demikian mengingat keputusan mengenai penambahan kapasitas produksi berkaitan dengan pengeluaran saat ini yang dihadapkan dengan harapan hasil masa yang akan datang, maka untuk mengetahui apakah investasi yang akan dilakukan mampu memberikan manfaat bagi perusahaan diperlukan suatu analisa kelayakannya. Berdasarkan ha1 kerangka pemikiran Sampit dilakukan tersebut diatas, analisis kelayakan dengan identifikasi maka sebagai investasi PT faktor-faktor internal perusahaan khususnya menyangkut kondisi saat ini berikut peramalan permintaan masa yang akan datang dan identifikasi faktor-faktor eksternal khususnya prospek industri karet. Dari hasil peramalan http://www.mb.ipb.ac.id diatas dilakukan analisis mengenai kelayakan investasi dengan metode Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR). Selanjutnya dilakukan kajian mengenai pengaruh investasi terhadap kondisi keuangan perusahaan. Kerangka pemikiran penilaian kelayakan investasi dapat dilihat pada Gambar 1. http://www.mb.ipb.ac.id I KONDISI SAAT IN1 KAPASITAS PENUH I INVESTAS1 PERLUASAN KAPASITAS v ANALISIS KELA YAKAN INVESTASI INTERNAL Posisi Perusahaan Saat Ini KONDISI/FAKTOR EKSTERNAL Identifikasi Prospek Indus tri Karet Permintaan (Time Series) ANALISA KELAYAKAN PAYBACK PERIOD v LAYAK DILAKSANAKAN (DITERIMA) T I Gambar 1: Kerangka Pemikiran Kelayakan Investasi http://www.mb.ipb.ac.id A. Lokasi dan naktu Geladikarya Geladikarya dilaksanakan di PT Sampit yang berlokasi di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Propinsi Kalimantan Tengah. Geladikarya dilakukan lebih kurang dua bulan, mulai Januari 1997 sampai Maret 1997. B. Jenis daa Sumber Pengumpulan Data 1. Jenis Data Data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. a. Data kuantitatif Data kuantitatif yang digunakan meliputi Laporan Keuangan (Neraca dan Rugi/Laba) lima periode terakhir, realisasi penjualan dan pangsa pasar, kapasitas dan realisasi produksi, rencana tambahan kapasitas produksi, biaya investasi, tambahan modal kerja, struktur pembiayaan (perbandingan antara modal sendiri dengan kredit bank) dan data lainnya yang dianggap perlu. b. Data Kualitatif Data kebijakan kualitatif meliputi sejarah, manajemen, perusahaan, kondisi internal dan eksternal perusahaan serta data lain yang dianggap perlu. http://www.mb.ipb.ac.id 2. Sumber Pengumpulan Data Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder . a. Data Primer Data primer diperoleh melalui pihak-pihak yang terkait wawancara dengan misalnya Direksi, Manager Keuangan, Manager Produksi dan observasi sebagai upaya untuk lebih memahami penjelasan yang diterima. b. Data sekunder Data sekunder diambil dari data keuangan perusahaan seperti neraca, rugi/laba, realisasi penjualan, data yang terkait dengan rencana investasi, data yang diperoleh melalui Asosiasi Perkaretan (Gapkindo), telaah pustaka/literatur dan pencarian data pendukung lainnya dari publikasi umum seperti majalah, jurnal maupun publikasi yang secara resmi diterbitkan oleh instansi/lembaga yang berkompeten. C. Metode Psngolahan dan Analisa Data Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus dengan pendekatan analisis diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan kemudian diolah sesuai dengan ruang lingkup penelitian yaitu untuk menganalisa kelayakan investasi perluasan kapasitas produksi karet SIR-20 PT Sampit. http://www.mb.ipb.ac.id Dasar perhitungan untuk menentukan kelayakan investasi adalah proyeksi keuangan yang disusun berdasarkan hasil peramalan dan asumsi-asumsi dasar dari investasi, dengan tahapan sebagai berikut : I. Analisis lingkungan SWOT internal dan eksternal perusahaan. 2. Mengolah data untuk mendapatkan proyeksi aliran kas yang didasarkan : / a. Aliran Kas Masuk : -Hasil peramalan permintaan volume karet SIR-20 dengan analisis deret waktu (time series), -Estimasi harga jual karet menggunakan analisa regresi sederhana, -Proyeksi penjualan produk non karet menggunakan analisa regresi sederhana. -Kebijakan penjualan (tunai atau kredit). b. Aliran Kas Keluar : -Pengeluaran biaya tambahan investasi, -5iaya produksi dan operasional perusahaan. c. Analisa sensitivitas apabila terjadi perubahan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi proyeksi arus kas misalnya kenaikan atau penurunan volume penjualan atau harga jual. 3. Menyusun proyeksi Neraca dan Rugi/Laba. 4. Menghitung arus kas inkremental (incremental c a s h flow) dengan metode analisis laba diferensial http://www.mb.ipb.ac.id (differential profit). 5. Menghitung biaya modal dari total investasi dengan mencampur (blending) biaya dana dari masing-masing sumber dana yang digunakan. 6. Menghitung PBP, NPV dan IRR untuk mengukur return yang dihasilkan dari investasi. 7. Analisis kelayakan investasi dengan mempertimbangkan kriteria kelayakan investasi dan pengaruh tambahan investasi terhadap kondisi keuangan perusahaan, sehingga dapat menjawab permasalahan yang dihadapi perusahaan. Kerangka pengolahan data dapat dilihat pada Gambar 2. http://www.mb.ipb.ac.id DATA PINANSIAL v 1 PROYEKSI ALIRAN KAS I i PROYEKSI RUGI/LABA DAN NERACA MENGHITUNG PERTAMEAHAN ARUS KAS/INCREHANETAL HGNGHITUNG COC PAY BACK PERIOD NET PRESENT VALUE INTERNAL RATE OF RETURN F TIDAK LAYAK l LAYAK DILAKSANAKAN DITERIM KINERJA PERUSAHAAN KHUSUS KONDISI KEUANGAW Oambar 2 : Kerangka Pengolahan dan Analisa Data http://www.mb.ipb.ac.id IV. KAJIAN MANAJEMEN PT SAHPIT A. Aspek Umum Perusahaan 1 . Sej arah Perusahaan PT Perdagangan, Perindustrian dan Pengangkutan Sampit (disingkat; PT Sampit) dirintis sejak tahun 1955 berdasarkan Akte Pendirian Nomor 107 tanggal 25 Januari 1955 oleh Goesti Djohan Wakil Notaris di Surabaya. Sejak didirikan sampai sekarang bisnis utamanya tidak berubah yakni bergerak disektor agribisnis hasil hutan khususnya karet, jelutung, rotan dan hasil hutan ikutan lainnya (tengkawang, getah merah, damar batu, kulit kayu gembor, akar cukah). Hasil produksi PT Sampit sebagian untuk pasar ekspor dan sebagian untuk pasar lokal dengan perincian sebagai berikut : - Ekspor : karet (SIR-20), jelutung kering, keranjang rotan, tengkawang, getah merah, damar batu, kulit kayu gembor dan akar cukah. - Lokal : anyaman rotan (webbing), hati rotan, kulit rotan, batangan/asalan rotan. Pada tahun 1992 porsi penjualan ekspor mencapai 80,21% dan penjualan lokal 19,79%, sedangkan pada tahun 1996 porsi penjualan ekspor meningkat menjadi 91,61% dan penjualan lokal turun menjadi 8,39% (Lampiran 2). Khusus mengenai realisasi penjualan produk http://www.mb.ipb.ac.id karet, pada tahun 1992 hanya mencapai 28,12% dari total penjualan, namun pada tahun 1996 sudah meningkat menjadi 71,35% dari total penjualan (Lampiran 3). Hal ini menunjukkan bahwa karet (SIR-20) telah menjadi produk andalan PT Sampit. Komplek pabrik dan kantor pusat PT Sampit berlokasi di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Propinsi Kalimantan Tengah. Disamping itu juga memiliki kantorkantor perwakilan untuk pengadaan bahan baku yakni di Palangka Raya, Pangkalan Bun, Banjarmasin dan Sukamara serta untuk pemasaran hasil produksi yakni di Jakarta. Konsumen/pembeli PT Sampit meliputi industri ban dan non ban (karet/SIR-20), industri makanan (jelutung kering), industri perikanan (keranjang rotan), industri meubel (produk rotan), industri kosmetika (tengkawang, kulit gembor dan akar cukah) dan industri-industri lainnya. Pasar Serikat dan Asia, ekspor mencakup sedangkan pasar Eropa, Amerika lokal didominasi industri meubel di Jabotabek dan Cirebon. Pertimbangan-pertimbangan pihak manajemen untuk melakukan penambahan kapasitas produksi karet SIR-20 sebesar 18.000 ton/tahun antara lain : a. Telah memiliki keahlian dan pengalaman dalam industri karet dan industri hasil hutan ikutan lainnya. b. Adanya jalinan dengan kerja sama bisnis para pelanggan dan pemasok. yang baik http://www.mb.ipb.ac.id c. Adanya keyakinan bahwa industri-industri layani yang di- (pelanggan) PT Sampit khususnya industri karet ditahun-tahun mendatang akan terus berkembang. Terbukanya peluang ekspor, disamping juga meningkatnya kebutuhan dalam negeri yang pada akhirnya akan mendorong kebutuhan akan produk yang dihasilkan PT Sampit. d. Dengan adanya tambahan kapasitas produksi 18.000 ton, diperkirakan kebutuhan bahan baku, usaha memasarkan hasil produksi, sumber pendanaan, tambahan karyawan dan lain sebagainya akan mampu ditangani pihak manajemen dengan baik dan lancar. 2 . Tujuan P e n d i r i a n Perusahaan Secara umum tujuan utama didirikannya PT Sampit adalah mendapatkan laba optimal yang akan meningkatkan nilai perusahaan dan pada akhirnya mampu mensejahterakan para pemegang saham. Disamping itu, tujuan atau sasaran lain yang ingin dicapai perusahaan adalah : a. Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat yang berada disekitar lokasi pabrik. b. Ikut membantu program pemerintah mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan perolehan devisa. c. Meningkatkan pendapatan daerah dalam bentuk pajak bumi dan bangunan serta pajak/retribusi atas aktivitas usahanya. http://www.mb.ipb.ac.id 3. Organisasi dan Manajemen Perusahaan Sesuai akte pendirian perusahaan, susunan pengurus perseroan adalah sebagai berikut : - Komisaris Utama : Sugito Lays Komisaris : Utuh Lays Direktur Utama : Salim Lays Direktur I : Rudy Lays Direktur I1 : Kartinah Lays PT Sampit dipimpin oleh Dewan Direksi yang operasionalnya dilaksanakan oleh 7 dalam (tujuh) manajer yakni 3 Manajer Produksi, Manajer Pembelian, Manajer Pemasaran, Manajer Keuangan dan Manajer Umum dan Personalia (Lampiran 4). Direktur Utama mengkoordinir Bagian Keuangan, Direktur I mengkoordinir Bagian Produksi dan Bagian Pembelian, sedangkan Direktur I 1 mengkoordinir Personalia. Bagian Pemasaran dan Bagian Umum dan Jumlah tenaga kerja mencapai 1.058 orang terdiri dari tenaga staf sebanyak 156 orang dan tenaga non staf sebanyak 902 orang. - Bagian Produksi : dipimpin oleh 3 Produksi Manajer yakni Produksi (tiga) Manajer Karet, Manajer Produksi Rotan dan Manajer Produksi Jelutung yang bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi. - Bagian Pembelian : dipimpin oleh Manajer Pembelian yang bertanggung jawab atas kelancaran pembelian dan penyediaan bahan baku dan bahan penolong. Manajer http://www.mb.ipb.ac.id Pembelian membawahi Bagian Pembelian, Perwakilan Pangkalan Bun, Perwakilan Palangka Raya, Perwakilan Banjarmasin dan Perwakilan Sukamara. - Bagian Pemasaran : dipimpin oleh Manajer Pemasaran yang bertanggung jawab atas kelancaran pemasaran hasil produksi. Manajer Pemasaran membawahi Bagian Pemasaran Lokal, Bagian Pemasaran Ekspor dan Perwakilan Jakarta. - Bagian Keuangan : dipimpin oleh Manajer Keuangan yang bertanggung jawab atas kelancaran proses akuntansi dan keuangan perusahaan. Manajer Keuangan membawahi Bagian Akuntansi dan Bagian Keuangan. - Bagian Umum dan Personalia : dipimpin oleh Manager Umum dan Personalia yang bertanggung kelancaran proses kepegawaian. Manajer Personalia membawahi Bagian jawab atas Umum Kepegawaian, dan Bagian Pengamanan dan Bagian Bengkel. B. Aspek Produksi Pembahasan aspek produksi difokuskan kepada produk yang menjadi obyek penelitian yakni SIR-20. 1. Proses Produksi Proses produksi pembuatan SIR-20 pada prinsipnya melalui tahapan-tahapan pengeringan, : pemecahan, pembersihan, pengepresan, pengecekan dan pengepakan http://www.mb.ipb.ac.id barang jadi sehingga produk siap dijual. Bagan alir proses produksi SIR-20 dapat dilihat pada G a m b a r 3. PRESS BRG. JADI (13) (14) (15) Gambar 3 : B a g a n A l i r P r o s e s P r o d u k s i S I R - 2 0 ( 1 ) Bahan baku berupa slabs pertama kali dimasukkan kedalam mesin breaker. (2) Mesin breaker berfungsi sebagai pemecah/pencacah bahan baku/slabs. (3) Bak air berfungsi untuk membersihkan kotoran- kotoran yang melekat pada bahan baku. (4) Hammermill berfungsi sebagai pemecah ulang bahan baku yang sudah dibersihkan. http://www.mb.ipb.ac.id (5) Bak air berfungsi untuk membersihkan kembali bahan baku yang sudah dipecah oleh mesin Hammermill. (6) Hammermill berfungsi sebagai pemecah ulang agar menjadi potongan-potongan lebih kecil. (7) Bak air bahan berfungsi baku untuk mencuci ulang sehingga yang berupa potongan-potongan kecil benar-benar sudah bersih dari segala kotoran. (8) Mange1 sehingga berfungsi sebagai menjadi penggiling bahan baku lembaran-lembaran berukuran panjang sekitar 10m dan lebar sekitar 0,5m. (9) Sadaian berfungsi untuk mengeringkan lembaran- lembaran karet. Lama pengeringan sekitar 15 hari pada musim kemarau dan sekitar 20 hari pada musim penghujan. Untuk membantu mempercepat pengeringan khususnya pada musim penghujan juga disediakan kamar panas (kiln dry). (10)Cutter berfungsi sebagai penghancur lembaran- lembaran karet yang sudah kering sadaian. (11)Dryer berfungsi sebagai pengering terakhir, sehingga hasilnya memenuhi standar mutu SIR-20. (12)Laboratorium berfungsi sampling produk untuk melakukan tes mutu dari mesin dryer apakah sudah memenuhi standar mutu SIR-20. (13)Balling Press berfungsi mencetak SIR-20 menjadi bentuk balokan (bal) dengan berat 35 kg/bal. http://www.mb.ipb.ac.id (14)Pengepakan berfungsi melakukan packing balokan- balokan SIR-20 sehingga siap dijual/diekspor. (15)Barang jadi siap dijual/dieskpor disimpan digudang menunggu dikapalkan. 2. Mesin-mesin Yang Digunakan Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi merupakan karet dan produk produksi Dalam Negeri lainnya dan sebagian sebagian lagi masih harus diimpor dari Taiwan atau Jepang dan RRC. Rincian mengenai mesin-mesin untuk memproduksi SIR-20 dan produk lainnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Kapasitas produksi khusus mesin karet (SIR-20) dengan sistem kerja 2 shift/hari masing-masing 8 jam/shift adalah 12.000 ton/tahun atau 1.000 ton/bulan. 3. Realisasi Produksi Produksi yang dilakukan perusahaan bersifat produksi masa (mass production) dalam arti realisasi produksi didasarkan kepada prakiraan penjualan. Kapasitas produksi tahun 1992 dan tahun 1993 sebesar 3.000 ton/tahun, sedangkan mulai Juli 1994 meningkat menjadi 12.000 ton/tahun. Realisasi produksi SIR-20 selama 5 periode terakhir dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan data realisasi produksi nampak bahwa pada tahun 1995 produksi sudah mencapai 96,79% dari kapasitas http://www.mb.ipb.ac.id terpasang, sedangkan pada tahun 1996 (Sept.96) sudah mencapai 115,2% dari kapasitas terpasang (over capac- i t y ) , berarti perusahaan sudah memberlakukan lembur. Tabel 3. Realisasi Produksi SIR-20 PT Sampit (ton) Tahun Stok Awal (1) 1992 1993 1994 1995 Sept.96 289 170 187 321 462 Produksi Penjualan (2) (3) 2.506 2.710 4.643 11.615 10.368 Stock Akhir (4=1+2-3) 2.625 2.693 4.509 11.474 10.406 170 187 321 462 424 Sumber : PT Sampit, 1996 4. Rsncana Investasi Memperhatikan data realisasi produksi/penjualan tahun 1995/1996 yang sudah melampaui kapasitas produksi dan untuk meraih peluang pasar yang masih terbuka, perusahaan 18.000 merencanakan ton/tahun, menambah kapasitas sebesar sehingga kapasitas produksi akan menjadi 30.000 ton/tahun. Rincian mengenai kebutuhan mesin-mesin dan peralatan serta anggaran investasi Rp.2.400.000.000,- dapat dilihat pada Lampiran 6. 5. Bahan Baku Kelancaran produksi terkait erat dengan kelancaran penyediaan bahan baku. Mengingat PT Sampit tidak mempunyai perkebunan karet sendiri, maka bahan baku berupa slabs sangat tergantung kepada perkebunan http://www.mb.ipb.ac.id rakyat maupun PTP khususnya di Kalimantan Tengah. Untuk itu perusahaan telah menjalin kerja sama dengan para pemasok dengan cara memberikan uang muka atau panjar yang pembelian bahan baku kepada pemasok-pemasok dinilai baik reputasinya. Disamping itu untuk menjaring pemasok-pemasok yang lokasinya jauh dan mempermudah penyaluran dana kepada pemasok maupun penyaluran bahan baku kepada perusahaan, PT Sampit telah membentuk disentral-sentral perkebunan karet kantor perwakilan rakyat yakni di Palangka Raya, Pangkalan Bun, Sukamara dan Banjarmasin. Para pemasok tersebut tidak khusus memasok bahan baku karet (slabs), tetapi juga memasok bahan baku produk lainnya berupa getah jelutung, rotan asalan, kulit kayu gembor dan sebagainya. Jumlah pemasok saat ini sekitar 165 pemasok tersebar di Pangkalan Bun, Palangka Raya, Sampit dan Sukamara (Lampiran 7). Kebutuhan bahan baku atas kapasitas produksi 12.000 ton/tahun adalah 23.077 ton : 100/52 x 12.000 ton = (rendemen rata-rata 52%). Dengan adanya rencana tambahan kapasitas produksi menjadi 30.000 ton/tahun, maka kebutuhan bahan baku akan meningkat menjadi : 100/52 x 30.000 ton = 57.692 ton. Berda- sarkan data Luas Areal Perkebunan Karet Rakyat Kalimantan Tengah (Lampiran 8 ) , luas areal perkebunan karet rakyat di Kalimantan Tengah yang produktif pada http://www.mb.ipb.ac.id tahun 1995 mencapai produktivitas slabs/bokar) akan 273.612 perkebunan ha. Dengan rakyat perkiraan (hasil berupa rata-rata 658kg/ha/tahun ( S u s i l o , 1996) menghasilkan bahan baku 180.036 ton/tahun, berarti PT Sampit akan menyerap sekitar 32% dari total pasokan. Agar kebutuhan bahan baku terpenuhi dengan baik, maka digunakan sistem uang muka (panjar) kepada para pemasok. Disamping itu PT Sampit juga memiliki keunggulan dari segi lokasi usaha karena merupakan satu-satunya pabrik karet yang beroperasi di Kalimantan Tengah. Berdasarkan pengalaman selama ini pasokan kebutuhan bahan baku berjalan lancar. C. Aspek Pemasaran 1. Luas Pemasaran Telah disinggung dimuka bahwa hasil produksi SIR20 PT Sampit seluruhnya untuk konsumsi ekspor. Negara tujuan ekspor antara lain : Singapura, Polandia, RRC, Taiwan, Australia, Inggris, Jerman, Korea Belanda, Amerika Serikat. Jumlah pembeli Selatan, saat ini adalah 29 perusahaan (Lampiran 9). Berdasarkan negara tujuan ekspor, nampak bahwa PT Sampit telah mampu menembus pasar Internasional dan konsumennya tersebar di Asia, Eropa, Amerika dan Australia. Sistem penjualan secara tunai dengan sarana Letter of Credit (LIC). http://www.mb.ipb.ac.id 2. Posisi PT Sampit Dalam Industri Realisasi volume penjualan SIR-20 PT Sampit selama 5 tahun terakhir terus meningkat dengan kenaikan ratarata 48,64%/tahun, demikian juga nilai penjualan terus meningkat dengan kenaikan rata-rata 77,24%/tahun (Lampiran 10). Walaupun omzet terus meningkat, namun selama 5 tahun terakhir pangsa pasar PT Sampit terhadap ekspor Indonesia masih relatif kecil yaitu kurang dari 1% (Tabel 4.). Berdasarkan data Produsen Karet (SIR) Indonesia (Lampiran ll.), jumlah produsen karet jenis SIR di Indonesia sebanyak 77 pabrik dengan total kapasitas produksi 1.468.975 ton/tahun, sedangkan PT Sampit menempati urutan ke-49. Ditinjau dari pangsa pasar maupun kapasitas produksi, dapat ditarik kesimpulan bahwa PT Sampit saat ini bukan merupakan pemain utama dalam industri perkaretan Indonesia. Tabel 4. Pangsa Pasar Karet PT Sampit Terhadap Ekspor Indonesia (Khusus jenis SIR) Tahun 1992 1993 1994 1995 Ekspor Indonesia Ekspor PT Sampit (ton) (ton) 1.103.127 1.094.350 1.132.317 1.231.177 2.625 2.693 4.509 11.474 Sumber : Gapkindo dan PT Sampit, 1996 Pangsa (%) 0,24 0,25 0,40 0,93 http://www.mb.ipb.ac.id 3. Kebijakan Pamasaran Produk SIR-20 merupakan bahan baku industri Ban dan Non Ban. Karena itu kunci keberhasilan dalam menghadapi pesaing sangat ditentukan oleh kemampuan melakukan pendekatan (lobying) dengan perusahaan pelanggan, kemampuan memenuhi syarat kontrak penjualan yakni mutu produk, ketepatan waktu pengiriman dan harga yang bersaing. Dengan kondisi tersebut, maka kebijakan pemasaran yang dilakukan PT Sampit adalah sebagai berikut : a. Mutu produk : Mengingat telah ada penetapan standar mutu SIR-20, maka perusahaan terus berusaha menjaga mutu dengan memperketat tes mutu di-laboratorium. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa dengan pengawasan tes mutu yang ketat belum pernah terjadi klaim oleh pihak pembeli. b. Harga bsrsaing : Sebagai patokan penetapan kontrak- kontrak penjualan dengan para pembeli yang biasanya dituangkan dalam bentuk Letter of Crediet (L/C), perusahaan senantiasa terus memantau harga yang terjadi dipasar internasional melalui bursa karet Singapura maupun bursa London. c. Distribusi : Sistem distribusi dapat langsung yakni dari produsen (perusahaan) ke-konsumen industri pemakai atau tidak langsung yakni dari produsen kepedagang (broker) baru ke-industri pemakai. Yang http://www.mb.ipb.ac.id penting adalah kecocokan negosiasi yang kemudian dituangkan dalam kontrak penjualan (L/C). d. Waktu pengiriman : Ketepatan waktu kirim kadang kala masih menjadi kendala, karena keterbatasan kapal internasional yang masuk pelabuhan Sampit. Karena itu ditempuh cara barang dikirim ke Jakarta (Tanjung pembeli Priok), baru kemudian dikirim kepada . e. Promosi : Sesuai sifat hasil produksinya yakni merupakan bahan baku dari perusahaan pelanggan dan jumlah pelanggan yang terbatas, maka promosi lebih ditekankan kepada pendekatan dengan para pelanggan. D. Aspek Keuangan Berdasarkan laporan keuangan perusahaan (Neraca dan Pernyataan Rugi/Laba) selama 5 periode terakhir (Lampiran 12 dan 13), posisi keuangan perusahaan menunjukkan perkembangan sebagai berikut : a. Total aktiva (Total Assets) terus meningkat. Tahun 1992 mencapai Rp.9.864 juta, September 1996 sudah mencapai Rp.21.640 juta. Kenaikan tersebut dihasilkan dari laba ditahan maupun sumber lainnya terutama kredit bank dan hutang kepada pemegang saham. b. Kemampuan menjual hasil produksi terus meningkat yakni tahun 1992 mencapai Rp.17.053 juta, ber 1996 sudah mencapai Rp.44.246 Septem- juta, atau http://www.mb.ipb.ac.id meningkat rata-rata 39,87%/tahun. c. Kemampuan menghasilkan laba cenderung meningkat dan mencapai tertinggi tahun 1995 sebesar Rp.1.810 juta atau 3,48% dari penjualan. Namun demikian pada tahun 1996 turun kembali menjadi 2,54% sebagai akibat meningkatnya harga pokok penjualan. Selanjutnya dari hasil perhitungan rasio keuangan (Lampiran 14.) dapat diketahui bahwa : a. Likuiditas perusahaan terus meningkat, posisi terakhir mencapai 1,51 kali berarti cukup mampu memenuhi kewa-jiban-kewajiban jangka memenuhi persyaratan bank yakni pendek minimal dan Rasio Lancar (Current Ratio) 1,2 kali. b. Solvabilitas perusahaan posisi terakhir menunjukkan bahwa Rasio Hutang (Total Debt to Total Assets) mencapai 0,69 kali dan Rasio Hutang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) mencapai 2,26 kali. Rasiorasio tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan modal asing khususnya kredit bank dan hutang kepada pemegang saham cukup dominan. Disamping itu Debt to Equity Ratio sebesar 2/26 kali melanggar syarat bank maksimal sebesar 2 kali. Untuk mengatasinya telah dicapai kepakatan yang di-notariel-kan bahwa hutang kepada pemegang saham sebesar Rp.2 milyar,di-subordinated loan-kan dalam arti tidak diberikan imbalan bunga dan tidak akan dilunasi sebelum http://www.mb.ipb.ac.id kredit bank modal lunas serta dapat dianggap sendiri. Dengan demikian posisi sebagai Debt to Equity Ratio berubah membaik menjadi 0,66 kali. Kemampuan membayar bunga (Interest Coverage) dan kemampuan membayar angsuran (Debt Service Coverage) posisi terakhir mencapai 1/91 kali dan 2/95 kali dinilai baik dan realisasi selama 5 tahun terakhir tidak ada tunggakan bunga maupun angsuran. c. Profitabilitas perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan cukup mampu meraih laba secara wajar. Tingkat pengembalian modal (Return on Equity) dalam 5 tahun terakhir rata-rata 20,19% memberikan keuntungan yang cukup baik bagi para pemegang saham. d. Aktivitas kemampuan perusahan menjual peningkatannya terus produknya. relatif kecil meningkat Namun dan khususnya tahun lebih 1996 banyak karena faktor harga. Hal ini disebabkan keterbatasan kapasitas produksi andalan perusahaan yakni karet (SIR-20). Selanjutnya berdasarkan perkembangan Rugi/Laba Produk Karet dan Non Karet (Lampiran 15. dan 16.) diketahui bahwa : a. Sampai tahun 1994 produk non karet masih memberikan kontribusi laba yang lebih besar jika dibanding produk karet. Tahun 1992 atas total laba Rp.358 juta,- yang Rp.320 juta,-(89,39%) berasal dari non http://www.mb.ipb.ac.id karet. Tahun 1993 atas laba sebesar Rp.409 jutatyang Rp.385 juta,- (94,13%) berasal dari non karet. Tahun 1994 atas laba sebesar Rp.765 Rp.384 juta,- (50,20%) berasal dari juta,- yang non karet, porsinya sudah mulai menurun. b. Mulai tahun 1995 terjadi sebaliknya yakni kontribusi laba didominasi oleh produk karet. Atas laba tahun 1995 sebesar Rp.1.810 juta,- yang Rp.1.360 juta,- (75,13%) berasal dari karet. Demikian juga pada September 1996 atas laba sebesar Rp.1.122 juta,- yang Rp.882 juta,- (78,61%) berasal dari karet. Hal ini disebabkan pertumbuhan penjualan produk karet relatif cepat, sedangkan pertumbuhan penjualan produk non karet relatif kecil. http://www.mb.ipb.ac.id V. ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam melakukan penilaian suatu investasi diperlukan beberapa perangkat analisa yang mampu memberikan gambaran bagi pihak manajemen (pengambil keputusan) apakah investasi tersebut akan menguntungkan bagi perusahaan atau layak (feasible) untuk direalisir. Mengingat keterbatasan waktu dan informasi yang diperoleh, maka kelayakan investasi tambahan kapasitas produksi karet SIR-20 PT Sampit dititik beratkan kepada aspek finansial yang didasarkan kepada lingkungan strategis perusahaan yakni lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Berdasarkan analisa lingkungan strategis perusahaan diharapkan mampu menghasilkan identifikasi kemampuan yang dimiliki perusahaan dan prospek masa yang akan datang. A. Analisa Eksternal Perusahaan 1. Persaingan dalam Industri Karet Industri karet dunia selama ini berkembang dengan baik, ha1 mana ditunjukkan terjadinya kelebihan permintaan tahun 1995 sebesar 0,49 ton. Diproyeksikan tahun-tahun yang akan datang tetap terjadi kelebihan permintaan sebagaimana telah disajikan pada Tabel 1. Industri karet Indonesia selama ini berkembang dengan cukup baik. Indikatornya adalah jumlah perusahaan yang mencapai 77 perusahaan dengan kapasitas http://www.mb.ipb.ac.id produksi 1.468.975 ton (Lampiran 11.) ekspor tahun 1995 sebesar 1.231.177 dan realisasi ton (Tabs1 4.) atau 83,81% dari kapasitas produksi. Kapasitas produksi setiap perusahaan berkisar antara 1.500 ton sd. 60.700 ton dan ternyata tidak ada yang dominan kapasi- tasnya karena kapasitas tertinggi adalah 60.700 ton atau hanya 4,13% dari total kapasitas produksi. Dengan demikian sifat industri karet di Indonesia adalah terfragmentasi (tersebar) atau bukan monopoli. Beberapa perusahaan yang memiliki kapasitas produksi cukup besar antara lain : a. PTP Nusantara I11 di Sumatra Utara dengan kapasitas produksi 60.700 ton/tahun atau 4,13% dari total kapasitas produksi. b. PT Djambi Waras di Jambi dan PT Prasidha Aneka Niaga di Sumatra Selatan dengan kapasitas masingmasing 60.000 ton/tahun atau 4,08% dari total kapasitas produksi. c. PT Sumber Djantin di Kalimantan Barat dan PT Muara Kelinggi di Sumatra Selatan yang memiliki kapasitas produksi masing-masing 52.000 ton/tahun dan 50.000 ton/tahun atau sekitar 3,5% dari total kapasitas produks i . Kelebihan permitaan dunia tersebut akan mendorong masing-masing perusahaan untuk mengoptimalkan kapasitas produksinya. Pemanfaatan idle capacity ini tidak http://www.mb.ipb.ac.id secara besar otomatis pabrik dapat karet dilaksanakan di sebab Indonesia masih sebagian tergantung kepada perkebunan rakyat. Disamping itu kecil kemungkinan bahan baku diantar pulaukan (misalnya dari Sumatra ke Kalimantan) karena kendala sarana transportasi dan ongkos angkut yang tidak ekonomis. Tambahan kapasitas produksi yang direncanakan PT Sampit dimaksudkan untuk meraih sebagian kelebihan permintaan dunia tersebut (produk orientasi ekspor), memanfaatkan ketersediaan bahan baku didaerah Kalimantan Tengah yang selama ini banyak dikirim ke daerah Kalimantan Selatan/Kalimantan Barat dan sebagai antisipasi masuknya pesaing mendirikan industri sejenis di Kalimantan Tengah. Jika investasi terealisir mampu meningkatkan posisi PT Sampit dalam akan industri karet Indonesia dari peringkat ke-49 menjadi peringkat ke-10. 2. Pendatang Baru Melihat perkembangan permintaan dunia yang cukup baik dan sektor industri karet tidak termasuk dalam daftar negatif investasi, membuka peluang bagi investor baru ataupun perusahaan lain untuk masuk atau menambah kapasitas produksi. Namun pendatang baru atau perusahaan yang ingin menambah kapasitas produksi yang tidak dibarengi dengan kepemilikan perkebunan sendiri http://www.mb.ipb.ac.id harus berhitung dengan cermat, mengingat untuk daerahdaerah sentra bahan baku karet (perkebunan rakyat) rata-rata sudah ada industri karetnya. Khusus daerah Kalimantan Tengah masih dimungkinkan didirikan pabrik baru, mengingat saat ini PT Sampit merupakan satu-satunya industri karet yang beroperasi di Kalimantan Tengah. Untuk mengantisipasi ha1 ini, maka PT Sampit bermaksud menambah kapasitas produksi. 3. Ancaman Barang Pengganti Pengguna utama karet alam adalah industri ban dan komponennya yang mencapai 72% dari seluruh konsumsi karet alam dunia (Susilo, 1996). Barang pengganti (substitusi) karet alam adalah karet sintetis. Pada tahun 1993 perbandingan antara konsumsi karet alam dan karet sintetis adalah 62% dan 38%. Penggunaan karet alam akan semakin penting dan mutlak, khususnya pada industri otomotif dan komponen lainnya, seperti ban dalam, bladder dan flap. Belum lagi digunakan oleh industri lanjutan lainnya mulai dari benang karet hingga bantalan karet tahan gempa (FS. Budiman,1994). 4 . Pemasok Bahan Baku Bahan baku produk karet SIR adalah bokar yang untuk PT Sampit seluruhnya masih bergantung kepada perkebunan rakyat dan PTP Nusantara XII. Produksi http://www.mb.ipb.ac.id bokar (slabs) perkebunan rakyat di Kalimantan Tengah diperkirakan mencapai 180.036 ton dilain pihak kebu- tuhan bahan baku PT Sampit dengan adanya tambahan kapasitas produksi adalah 57.692 ton atau sekitar 32% dari total pasokan bahan baku. Oleh karena itu dapat dikatakan kekuatan tawar menawar pemasok adalah cukup kuat. Untuk mengatasi agar kontinyuitas penyediaan bahan baku tidak terganggu telah ditempuh cara-cara : - Membentuk perwakilan di sentra-sentra bahan baku yakni di Sukamara (antisipasi bahan baku dikirim ke Kalimantan Barat), Pangkalan Bun, Palangka Raya (antisipasi bahan baku dikirim ke Kalirnantan Selatan) dan Banjarmasin untuk ikut lelang bokar di Martapura Kalimantan Selatan. - Pasokan bahan baku tidak dikhususkan untuk bokar, tetapi juga untuk bahan baku lainnya yakni getah jelutung, rotan asalan, kulit gembor dan lain-lain. - Melakukan kerja sama dengan para pemasok dengan jalan memberikan panjar/uang muka, menyediakan cuka karet untuk mempertahankan mutu bahan baku. Dengan cara-cara tersebut telah dapat dihimpun 166 pemasok (Lampiran 7.) dan kebutuhan bahan baku dapat terpenuhi dengan baik. Disamping itu saat ini sedang dilakukan pendekatan dengan Pemerintah Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah untuk mendapatkan areal sekitar 30.000 ha. yang akan dijadikan areal perkebunan karet. http://www.mb.ipb.ac.id 5. Pembeli (Konsumen) Hasil produksi SIR-20 PT Sampit seluruhnya diekspor dengan negara tujuan utama Korea Selatan, Taiwan, Amerika Serikat, RRC, disamping juga melayani pembeli dari negara-negara Eropa dan Australia. Tahun 1996 jumlah pelanggan mencapai 29 perusahaan (Lampiran 9.). Dikaitkan dengan terjadinya kelebihan permintaan, diperkirakan pemasaran tambahan produksi tidak akan mengalami kesulitan. Namun demikian untuk antisipasi telah dilakukan pendekatan dengan kemungkinan meningkatkan permintaan, para pelanggan disamping juga pendekatan dengan para calon pelanggan antara lain : Firestone dan General Stone (USA), Sumitomo dan Yokohama (Jepang), PT Bridgestone, PT Intirub, PT Goodyear, PT Bando Indonesia dan PT Wilson Tunggal Perkasa (Indonesia). Berdasarkan informasi pihak manajemen PT Sampit, diperkirakan pelanggan lama akan menyerap 65% dari total produksi, sedangkan yang 35% akan terserap oleh pelanggan baru. Permintaan/pelanggan potensial (potensial demand) antara lain : a. Kumho Tire (Korea Selatan) sebesar 300 ton/bulan. b. Cetrotrade (Singapura) sebesar 200 ton/bulan. c. Bridgestone (USA) sebesar 300 ton/bulan. d. Lewis and Peat (USA) sebesar 250 ton/bulan. e. Shandong Rubber (RRC) sebesar 200 ton/bulan. http://www.mb.ipb.ac.id B . Analisa I n t e r n a l Perusahaan Analisa internal perusahaan telah disajikan secara lengkap pada Bab IV. Namun dengan adanya rencana tambahan kapasitas produksi akan terjadi beberapa perubahan yang cukup signifikan yakni : 1. Sumber Daya/Kapasitas Produksi Jika kapasitas produksi meningkat menjadi 30.000 ton/tahun, maka PT Sampit akan naik peringkat ke-10 diantara 77 produsen karet. Khusus untuk daerah Kalimantan, akan menjadi peringkat ke-2 setelah PT Sumber Alam yang berlokasi di Kalimantan Barat. 2 . Penyerapan Tenaga Ksrja Tenaga kerja pabrik akan meningkat sekitar 150 karyawan, sehingga total akan menjadi sekitar 1.200 karyawan. Kebutuhan tambahan tenaga kerja tidak akan mengalami kesulitan karena cukup tersedia disekitar pabrik, tidak memerlukan waktu pelatihan yang lama mengingat proses produksi relatif sederhana, sudah terstandar dan mudah dipelajari serta tingkat upah cukup bersaing. 3 . Komposisi Penjualan dan Pangsa Pasar Berdasarkan hasil peramalan penjualan (Lampiran 17, 18 dan 1 9 ) produk karet akan semakin mendominasi http://www.mb.ipb.ac.id omzet penjualan PT Sampit dan sampai kapasitas produksi penuh 30.000 ton akan mencapai 87,8% dari total penjualan perusahaan (Tabel 5.). Berarti perkembangan perusahaan semakin tergantung kepada produk karet. Tabel 5. Proyeksi Romposisi Penjualan Produk Karet dan Won Karet PT Sampit Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Jika Karet (Rp.Jt.) %-tase 42.859 66.261 82.662 98.138 117.832 139.384 159.296 173.055 72,5 79,3 81,7 83,4 85,l 86,5 87 4 87,8 (%) Non Karet (Rp.Jt.) (Lampiran 3 0 (%) 16.222 17.341 18.460 19.579 20.698 21.817 22.937 24.056 dibandingkan dengan proyeksi Indonesia %-tase maka pangsa 27,5 20,7 18,3 16,6 14,9 13,5 12,6 12,2 ekspor pasar karet ekspor karet PT Sampit juga masih relatif kecil yakni masih dibawah 2% (Tabel ti.), namun apabila dibanding dengan pangsa pasar sebelum tambahan kapasitas produksi yang kurang dari 1% (Tabel 4 . ) , akan meningkat cukup besar yakni sekitar 2 kali pangsa pasar sebelum tambahan kapasitas relatif produksi . Walaupun pangsa kecil, namun pertumbuhan ekspor ekspor masih perusahaan lebih besar dari pertumbuhan ekspor nasional, sehingga tetap diperlukan upaya-upaya pemasaran khususnya pendekatan kepada pelanggan lama maupun calon pelanggan yang lebih agresif dan intensif. http://www.mb.ipb.ac.id 53 Tabel 6. Proyeksi Pangsa Ekspor Xaret PT Sampit Tahun Ekspor Trend Indonesia (Ton) (%) 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 3/51 3/39 3/28 3/17 3/08 2/98 2/90 2/82 1.245.772 1.287.984 1.330.195 1.372.407 1.414.619 1.456.831 1.499.042 1.541.254 Ekspor Trend PT Sampit (Ton) (%) 13.618 18.815 21.216 22.980 25.367 27.768 29.532 30.000 15/96 19/15 12/76 8,31 10,39 9/46 6/35 8/08 Pangsa Pasar (%) 1/09 1/46 1/59 1/67 1/79 1/91 1/97 1/95 C. Analisa REXEPAN (SWOT) Berdasarkan analisa internal dan eksternal perusahaan dapat diperoleh gambaran/identifikasi mengenai : Kekuatan (Strength), Xelemahan (Weakness), Resenpatan (Opportunity) dan Ancaman (Threat) PT Sampit yakni: 1. Kekuatan (Strength) a. Manajemen telah berpengalaman cukup lama (sekitar 40 tahun) dibidang industri hasil hutan khususnya karet. Didukung oleh tenaga kerja yang . memadai baik kualitas maupun kuantitasnya. r b. Teknologi proses produksi relatif sederhana dan telah ada standar mutu internasional, sehingga secara cepat mampu dikuasai karyawan. c. Memiliki pelanggan tetap cukup banyak di-Asia, Amerika dan Eropa. Pembeli tersebar (terfragmentasi) dalam arti tidak ada monopoli, sehingga http://www.mb.ipb.ac.id posisi tawar menawar PT Sampit dengan pelanggan cukup kuat. d. Memiliki 4 kantor perwakilan pengumpul bahan baku, memiliki pemasok yang relatif banyak dan tersebar disentra-sentra penghasil bahan baku di seluruh Kalimantan Tengah. e. Kondisi keuangan perusahaan sehat/solid dan dalam melakukan aktivitas usahanya mendapatkan dukungan dari salah satu bank pemerintah. 2 . Kelemahan (Weakness) a. Tidak memiliki sumber bahan baku/perkebunan karet sendiri, sehingga sangat tergantung kepada perkebunan rakyat dan PTPN-XII. Dengan demikian kekuatan tawar menawar PT Sampit dengan pemasok cukup lemah. Untuk mengatasi ha1 ini digunakan cara mengikat pemasok dengan uang muka/panjar. b. Daya tampung dermaga bongkar muat milik PT Sampit yang masih kurang (hanya mampu menampung beberapa unit investasi dermaga biaya kontainer), mencakup bongkar sehingga perbaikan muat yang dan akan rencana perluasan menghabiskan cukup besar yakni Rp.500 juta,- kurang 20% dari total anggaran investasi). (lebih http://www.mb.ipb.ac.id 3 . Kesempatan (Opportrmity) a. Konsumsi karet alam cenderung terus meningkat dan diproyeksikan penawaran akan selalu berada diatas (terjadi kelebihan permintaan), se- hingga merupakan peluang yang baik melakukan ekspansi usaha. b. Walaupun terdapat barang substitusi, namun karet alam tetap dibutuhkan oleh khususnya pabrik ban industri pengguna (mengkonsumsi 72% dari total pasokan karet alam), karena adanya sifat alami karet alam seperti kelenturan, kekenyalan yang belum dapat digantikan oleh karet sintetis. c. Potensi bahan baku daerah Kalimantan Tengah yang cukup besar yang selama ini sebagian besar dimanfaatkan oleh pabrik-pabrik karet di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. 4. Ancaman (Threat) Ancaman yang potensial adalah didirikannya pabrik ,.: . $7 baru yang berlokasi di Sampit atau Pangkalan Bun, mengingat kedua kota ini memiliki sarana pelabuhan laut) yang cukup memadai dan merupakan sentra bahan baku karet rakyat daerah Kalimantan Tengah. http://www.mb.ipb.ac.id D. Analisa Kelayakan Investasi Telah dijelaskan pada Bab 111. bahwa asumsi dan perhitungan yang menjadi dasar penilaian kelayakan investasi tambahan kapasitas produksi karei SIR-20 PT Sampit adalah sebagai berikut : a. Proyeksi volume penjualan karet SIR-20 dida- sarkan pada hasil perhitungan dengan metode deret waktu 17). (time series) model dekomposisi (Lampiran Namun atas hasil tersebut dilakukan penye- suaian yakni : -Tahun 1997 dengan proyeksi volume penjualan realisasi tahun 1996 mengingat sebanding tambahan kapasitas produksi baru berproduksi komersial awal tahun 1998. -Mulai tahun 2004 dan seterusnya disesuaikan dengan kapasitas produksi maksimal 30.000 ton/tahun. b. Proyeksi harga jual karet didasarkan analisa regresi sederhana (Lampiran 18). c. Proyeksi nilai penjualan produk non karet didasarkan analisa regresi sederhana (Lampiran 19). Rincian mengenai proyeksi nilai penjualan dapat dilihat pada Tabel 7. d. Anggaran biaya investasi sebesar Rp.2.400.000.000,(Lampiran 6) dengan komposisi pembiayaan : - Modal sendiri 30% : Rp. - Kredit bank 70% : Rp.1.680.000.000,- 720.000.000,- http://www.mb.ipb.ac.id Tabel 7 . P r o y e k s i N i l a i Penjualan PT Sampit K a r e t Tahun Volume H a r g a Nilai :,& "' . on2) ':'I (Rp.Jt/ton) (Rp.Jt) ..! .. , ; it ( :, (2) 3,1472 3,5217 3,8962 4,2706 4,6451 5,0196 5,3940 5,7685 6,1430 6,5174 6,8919 1997 13.618 1998 18.815 1999 21.216 2000 22.980 2001 25.367 2002 27.768 2003 29.532 2004 30.000 2005 30.000 2006 30.000 2007 30.000 e. Tambahan I Non Karet Total (Rp.Jt) (Rp.Jt) (3=1x2) (4) (5=3+4) 42.859 66.261 82.662 98.138 117.832 139.384 159.296 173.055 184.290 195.522 206.757 16.222 17.341 18.460 19.579 20.698 21.817 22.937 24.056 25.175 26.294 27.413 59.081 89.602 101.122 117.717 138.530 161.201 182.233 197.111 209.465 221.816 234.170 kredit investasi diangsur prorata selama 5 tahun terhitung tahun 1998(masa tenggang 1 tahun) dan akan lunas tahun 2002. kredit yang Syarat-syarat fasilitas sudah ada baik kredit modal kerja maupun kredit investasi tidak berubah. f. Umur ekonomis tambahan investasi adalah 10 tahun, penyusutan dengan metode garis lurus sebesar Rp.240 juta,-/tahun dan nilai residu dianggap Rp.0,g. Kekurangan modal kerja dipenuhi dengan kredit modal kerja dengan syarat Current Ratio dan (Debt to Equity Ratio terpenuhi. Jika salah satu syarat tidak dipenuhi, maka harus menambah modal sendiri atau hutang kepada pemegang saham yang kemudian disubordinated loan-kan. http://www.mb.ipb.ac.id h. Harga Pokok Penjualan (HPP) produk karet sebesar 83,36% dan non karet sebesar 83,32% adalah sama dengan realisasi HPP tertinggi selama 4 tahun terakhir. Demikian juga Biaya Operasional sebesar 9,83% adalah sama dengan realisasi Biaya Operasiona1 tertinggi selama 4 tahun terakhir. i. Asumsi-asumsi dan perhitungan-perhitungan lain yang berkaitan dsngan proyeksi aliran kas, proyeksi Rugi/Laba dan proyeksi Neraca dapat dilihat pada (Lampiran 20). 1. Proyeksi Aliran Kas (Cashflov) Berdasarkan proyeksi aliran kas (Lampiran 21), jumlah kredit yang diperlukan : a. Kredit investasi (KI) secara keseluruhan akan mencapai Rp.2.540 juta,- termasuk KI yang sudah berjalan Rp.860 juta,- Kredit investasi yang sudah berjalan akan lunas pada tahun ke-3 (tahun 1999), sedangkan kredit investasi yang baru akan lunas pada tahun ke-6 (tahun 2002). b. Kredit modal kerja (KMK) keseluruhan akan mencapai maksimum Rp.16,5 milyar,- (pembulatan dari Rp.16,472 milyar,-) termasuk KMK yang sudah berjalan maksimum Rp.11,5 milyar,- berarti untuk tambahan kapasitas produksi memerlukan tambahan modal kerja dari bank sebesar Rp.5 milyar,- http://www.mb.ipb.ac.id c. Jika dalam perjalanan waktu perusahaan tidak menambah kapasitas produksi kembali, maka keseluruhan KMK akan dapat lunas pada tahun ke-9 (tahun 2005). 2. Proyeksi Rugi/Laba Berdasarkan proyeksi Rugi/Laba (Lampiran 22), nampak bahwa laba bersih cenderung terus meningkat, kecuali pada tahap awal tambahan investasi berproduksi komersial laba yang diperoleh masih relarif kecil (1,32% dari penjualan). Hal ini terjadi karena beban bunga pinjaman (KMK dan KI) yang cukup besar sebagai akibat sebagian besar kebutuhan dana berasal dari kredit bank. 3. Proyeksi Neraca Berdasarkan proyeksi Neraca (Lampiran 23), nampak bahwa realisasi bertambahnya investasi modal kerja yang diikuti (aktiva lancar) dengan akan meningkatkan jumlah aktiva. Pada tahap awal realisasi investasi, sumber dana yang dominan adalah kredit bank dan hutang kepada pemegang saham. Setelah investasi berproduksi komersial dan mampu meraih keuntungan, maka secara bertahap kredit bank dan hutang kepada pemegang saham lunas. Dengan asumsi bahwa dalam perjalanan waktu tidak menambah http://www.mb.ipb.ac.id kapasitas produksi kembali, maka mulai tahun ke-9 setelah investasi direalisir (th.2005) hampir seluruh kebutuhan dana bersumber dari modal sendiri yang merupakan akumulasi dari laba ditahan. 4 . Analisa Kelayakan I n v e s t a s i Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi Diferensial Rugi/Laba untuk menghasilkan aliran kas inkremental (incremental cashflow) (Lampiran 25) dan biaya modal (cost of capital) sebesar 19,01%, diperoleh hasil-hasil sebagai berikut (Lampiran 2 6 ) : a. (Net Present Value/NPV) positif Rp.8.503 juta,b. (Internal Rate of ReturnIIRR) sebesar 67,35%. c . (Payback Period) 2 tahun 1 bulan. Berpedoman ternyata kepada kriteria kelayakan : investasi, 'rencana investasi tambahan kapasitas prodnksi karet SIR-20 yang akan dilakukan PT Sampit '. layak untuk dilaksanakan (diterim) 5 . Analisa S e n s i t i v i t a s Tujuan utama dilakukan analisa sensitivitas adalah untuk menilai resiko yang akan dihadapi perusahaan apabila yang terjadi akan perubahan mempengaruhi menghasilkan faktor-faktor arus kas laba usaha. Untuk dan dominan kemampuan itu digunakan 2 pendekatan (skenario) pesimis yakni : http://www.mb.ipb.ac.id a. Skenario-I jualan : Proyeksi PT Sampit pertumbuhan volume pen- sebanding dengan proyeksi pertumbuhan ekspor karet SIR Indonesia. b. Skenario-11: Proyeksi penjualan sebanding dengan proyeksi pertumbuhan ekspor karet SIR Indonesia, dilain pihak Barga Pokok Penjualan (HPP) naik menjadi 85%. Apabila pertumbuhan volume penjualan PT Sampit sebanding dengan proyeksi pertumbuhan ekspor SIR Indonesia (Lampiran 2 7 ) , maka volume penjualan PT Sampit dapat dilihat pada (Tabel 8.). Tabel 8. Proyeksi Volume Penjualan Karet PT Sampit (a/d.Proyeksi Pertumbuhan Ekspor Karet SIR Indonesia) (Ton) Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Total Mesin Lama (1) (2) 14.096 14.573 15.051 15.528 16.006 16.484 16.961 17.439 17.917 18.394 18.872 14.096 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 Rata-rata mesin baru % Tase dari tambahan kapasitas : Mesin Baru (3=1-2) 0 2.573 3.051 3.528 4.006 4.484 4.961 5.439 5.917 6.394 6.872 4.723 26,25% - http://www.mb.ipb.ac.id Dengan biaya modal tetap 19,01%, hasil-hasil sebagai berikut diperoleh (Lampiran 28, 29, 30, 31 dan 32): - Net Present Value positif Rp.1.364 juta,- Internal Rate of Return sebesar 29,61%. Payback Period selama 4 tahun 2 bulan. Apabila volume penjualan khusus tambahan kapasitas produksi hanya ton/tahun atau rata-rata berkisar 2.500-7.000 4.723 ton/tahun atau berkisar 26,25% dari tambahan kapasitas produksi 18.000 ton/tahun, ternyata rencana investasi masih layak untuk direalisir. b. Skenario-I1 Jika volume penjualan sama dengan Skenario-I, dilain pihak Harga Pokok Penjualan (HPP) naik dari 83,36% menjadi 85% (naik sebesar 1,14%), maka diperoleh hasil-hasil perhitungan sebagai berikut (Lampiran 33, 34, 35, 36 dan 37) : - Net Present Value negatif Rp.166 juts,Internal Rate of Return hanya 17,38%. - Payback Period selama 5 tahun 8 bulan. Berdasarkan kriteria-kriteria kelayakan tasi, ternyata rencana investasi tidak inveslayak direalisir karena NPV negatif dan IRR dibawah biaya modal. http://www.mb.ipb.ac.id E. Pengaruh Tambahan Kapasitas Produksi Terhadap Kinerja Ksuangan Perusahaan Sumber pembiayaan investasi direncanakan dimintakan bantuan kredit bank dalam bentuk kredit investasi sebesar Rp.1.680 jutat- dan kredit modal kerja sebesar Rp.5 milyar,- diluar kredit investasi maupun kredit modal kerja yang sudah berjalan. Untuk itu perusahaan wajib memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan bank khususnya dari aspek keuangan yakni kondisi : Rasio Lancar (Current Ratio) minimal 1,2 kali dan Rasio Hutang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) maksimal 2 kali. Berdasarkan proyeksi rasio keuangan (Lampiran 2 4 ) , nampak bahwa rencana investasi akan meningkatkan kualitas/kinerja keuangan perusahaan yakni : - Likuiditas kali : Proyeksi Current Ratio minimal 1,47 (tahun 1998) dinilai tetap likuid, berarti perusahaan tetap mampu membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek dan persyaratan bank minimal Current Ratio 1,2 kali tetap terpenuhi. Disamping itu secara bertahap kredit modal kerja juga mampu diturunkan dan akan lunas pada tahun 2005. - Solvabilitas : Proyeksi Debt to Asset dan Debt to Equity terus meningkat kualitasnya dan khusus untuk Debt to Equity selalu berada dibawah 2 kali(proyeksi http://www.mb.ipb.ac.id tertinggi tahun 1998 sebesar 1,41 kali), berarti persyaratan bank Debt to Equity Ratio maksimal 2 kali tetap terpenuhi. Interset Coverage dan Debt to Service Coverage diatas 1 kali merupakan indikator bahwa kewajiban bunga dan angsuran akan mampu dipenuhi dari laba usaha, disamping masih ada bagian laba yang dapat digunakan untuk memperkuat struktur modal dalam bentuk laba ditahan. - Profitabilitas : Pada tahap awal investasi Profit Margin dan Return On Equity terjadi penurunan sebagai akibat beban bunga kredit bank. Namun mulai tahun ke-3 (th.1999) terjadi kenaikan Profit Margin maupun Return on Equity, berarti tujuan utama rencana investasi yakni mensejahterakan para pemegang saham (pemilik perusahaan) akan tercapai. - Aktivitas : Rencana investasi akan mampu mempercepat perputaran Harta Tetap (Fixed Assets Turn Over) maupun Total Aktiva (Total Assets Turn Over), berarti investasi mampu lebih mendayagunakan sumber- sumber yang telah dimiliki perusahaan. http://www.mb.ipb.ac.id VI. KESIMPULAN DAN SARAW A. Kesimpulan 1. Keputusan investasi terkait erat dengan jumlah dana yang relatif besar, dana akan terikat dalam waktu relatif lama, akan mengikat perusahaan dalam jangka panjang dan tidak mudah dirubah setiap waktu, banyak mengandung resiko karena dihadapkan kepada masa yang akan datang yang penuh dengan ketidak pastian. Dalam upaya mengeliminir resiko-resiko yang akan dihadapi perusahaan atas suatu keputusan investasi sehingga tidak memunculkan problem-problem baru bagi perusahaan dimasa yang akan datang, peng- ambilan keputusan perlu didasarkan kepada berbagai aspek yang relevan dan menggunakan prinsip kehati-hatian (prudential). Disamping itu, menambah kapasitas produksi seperti yang Sampit, berarti juga harus akan dilakukan PT mampu meningkatkan kinerja perusahaan yang akhirnya bermuara kepada kesejahteraan dan kepuasan pemilik perusahaan. 2. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dari aspek lingkungan strategis khususnya perusahaan dan aspek finansial, ditarik kesimpulan bahwa "rencana investasi tambahan kapasitas produksi karet SIR-20 PT Sampit layak untuk direalisir". Pertimbangan- pertimbangannya adalah sebagai berikut : http://www.mb.ipb.ac.id a. Dikalangan bisnis internasional bahwa karet alam memiliki menunjukkan prospek yang cerah. Indikatornya antara lain : konsumsi yang terus meningkat khususnya untuk negara-negara raksasa ekonomi seperti Amerika Serikat, Jepang, Republik Rakyat Cina dan Korea Selatan, laju pertumbuhan permintaan mencapai 3,1% dilain pihak laju pertumbuhan produksi hanya 2 , 7 % sehingga di- proyeksikan akan terjadi kelebihan permintaan. Disamping itu keberadaan barang substitusi berupa karet sintetis ternyata belum sepenuhnya mampu menggantikan sifat-sifat alami karet alam. b. Secara nasional volume ekspor karet Indonesia terus meningkat dengan laju pertumbuhan ratarata 4 , 7 8 % . Diramalkan tahun 2000 Indonesia akan menjadi negara produsen karet nomor satu dunia menggeser posisi Thailand ataupun Malaysia. c. PT Sampit sebagai salah satu produsen karet nasional, memiliki pangsa pasar yang masih relatif kecil yakni kurang dari I%, sehingga masih berpeluang untuk meningkatkannya. d. Hasil analisa lingkungan strategies perusahaan dengan metode Kekepan (SWOT) menunjukkan bahwa PT Sampit memiliki kekuatan dan peluang yang cukup potensial melakukan ekspansi usaha karet. http://www.mb.ipb.ac.id e. Hasil analisa finansial yakni Net Present Value sebesar Rp.8.503 jutat- Internal Rate of Return 67,35% dan Payback Period selama 2 sebesar tahun bulan, 1 memenuhi syarat/layak suatu rencana investasi direalisir. f. Analisa sensitivitas menunjukkan bahwa PT Sampit memiliki daya tahan yang baik terhadap adanya perubahan, karena dengan tingkat penjualan ratarata 4.723 ton/tahun atau 26,25% dari tambahan kapasitas produksi 18.000 ton/tahun, rencana investasi masih layak untuk dilaksanakan. Rencana investasi tidak layak dilaksanakan apabila volume penjualan yang hanya 26,25% dari tambahan kapasitas kenaikan produksi Harga tersebut Pokok diikuti Penjualan dengan dari 83,36% menjadi 85%. g. Rencana investasi akan memperbaiki kinerja keuangan perusahaan, berarti tujuan utama tambahan investasi yakni mensejahterakan pemegang saham (pemilik perusahaan) akan tercapai. B . S a r a n 1. Hubungan baik dengan para pemasok bahan baku agar lebih ditingkatkan, terutama untuk mempertahankan pemasok lama dan dalam rangka menarik pemasok baru. Pemberian panjar wajar untuk dilanjutkan, http://www.mb.ipb.ac.id namun karena keterbatasan keuangan perusahaan tidak mungkin seluruh kebutuhan modal kerja para pemasok dapat dipenuhi. Disarankan mulai dijajagi pola kerja sama segitiga antara PT Sampit, pemasok dan bank dalam bentuk pemberian kredit kepada pemasok (kredit pemasok). Pihak bank kepada pemasok dan memberikan kredit PT Sampit bertindak sebagai penjamin atas kelancaran kredit dimaksud. Dengan pola ini diharapkan jumlah pemasok dapat ditingkatkan dilain pihak uang muka/panjar dapat berkurang. 2. Upaya mendapatkan konsesi lahan yang sudah mulai dirintis agar diintensifkan, karena dalam panjang keberadaan kebun mutlak diperlukan penyangga kebutuhan bahan baku. Atas jangka sebagai luas areal 30.000 ha. akan mampu dihasilkan bahan baku sekitar 28.000 ton/tahun (produktivitas sebanding dengan rata-rata hasil perkebunan PTP yakni 936 kg/ha/th), atau sekitar 48% dari total kebutuhan bahan baku, cukup sebagai penyangga kebutuhan bahan baku. 3. Upaya pemasaran dengan cara lobying dinilai pilihan yang tepat, mengingat jumlah pengguna produknya terbatas pada industri ban dan non ban. Untuk itu dalam rangka menjaga hubungan baik dengan pelanggan lama dan sebagai upaya menarik (lobying) secara pelanggan baru, agresif dan selektif agar diting- katkan. Peran kantor perwakilan Jakarta, kelompok http://www.mb.ipb.ac.id usaha yang berdomisili di Singapore dan Hongkong akan sangat membantu dan perlu dioptimalkan. 4. Walaupun saat ini produk karet merupakan produk unggulan PT Sampit, namun keberadaan/perkembangan produk non karet juga perlu tetap dipertahankan, karena merupakan salah satu faktor penunjang hu- bungan baik dengan pemasok. Pasokan tidak khusus untuk bahan baku SIR-20 (bokar), tetapi juga untuk bahan baku produk non karet. 5. Pada tahun ke-7 (tahun 2003), nampak bahwa produksi sudah mendekati keuangan kapasitas maksimum. memungkinkan untuk menambah Dari aspek kapasitas produksi, mengingat kredit investasi sudah lunas dan kredit modal kerja juga sudah menurun. Dalam ha1 ini lingkungan strategies perusahaan khususnya masalah bahan baku akan sangat berperan dan agar menjadi perhatian utama. http://www.mb.ipb.ac.id Arsyad, Lincolin, 1995. Peramalan Bisnis. Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Cetakan Kedua. BPFE-Yogyakarta. Budiman, AFS, 1994. Karet Menuju ke Industri Hilir Bersahabat dengan Lingkungan. Bisnis Indonesia, 28 Nopember 1994. Brigham, Eugene F, Gapenski, Louise, 1994. Financial Management, Theory and Practice. Seventh Edition. University of Florida. Goldthorpe, Christopher, 1995. Produksi Karet Thailand Akan Jenuh, RI Berpeluang. Bisnis Indonesia, 16 Nopember 1995. Hanke, John E.,Reitsch, Arthur G., 1995. Business Forecasting. Fifth Edition. Prentice Hall International Editions. Mulyadi, 1993. Akuntansi Manajemen. Konsep, Manfaat dan Edisi ke-2. Universitas Gadjah Mada. Rekayasa. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPKN. Porter, Michael E., 1993. Strategi Bersaing. Tehnik Menganalisis Industri dan Pesaing. Penerbit Erlangga Jakarta. Riyanto, Bambang, 1993. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Tiga Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada Yogyakarta. Susilo, W.R, Sumana, Nancy C., Hendratno S., (1996). Panel Perkaretan Indonesia. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis (P2PA). Sutojo, S., 1989. Study Kelayakan Proyek. Teori dan Praktek. PT Binaman Pressindo, Jakarta. Tanugraha, Harry, 1996. Masuki 1996, Manfaatkan Momentum Kenaikan Harga Karet 1995.Bisni.s Indonesia, 3 Januari 1996. . http://www.mb.ipb.ac.id L A M P I R A N http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 1. FORMULAS1 R A S I O - R A S I O KEUANGAN LIKUIDITAS : Rasio Lancar (Current R a t i o ) A k t i v a Lancar : Hutang Lancar Rasio Cepat (Quick R a t i o ) A k t i v a Lancar - Persediaan : Hutang Lancar Rasio Hutang (Leverage) T o t a l Hutang : Total Aktiva Rasio Hutang Thd.Moda1 (Debt t o E q u i t y R a t i o ) T o t a l Hutang : T o t a l Modal Rasio Laba Thd. Bunga (Time I n t e r e s t Earned) Laba Sebelum Bunga & Pajak : Beban Bunga Rasio Laba Thd. Angsuran (Debt S e r v i c e Coverage) Laba S e t e l a h Pajak : Kewajiban Angsuran Rasio Laba Thd. P e n j u a l a n ( P r o f i t Margin) Laba S e t e l a h Pajak : Penjualan Rasio Laba Thd. A k t i v a (Return on A s s e t s ) Laba S e t e l a h Pajak : Total Aktiva Rasio Laba Thd. Modal (Return on E q u i t y ) Laba S e t e l a h Pajak : T o t a l Modal SOLVABILITAS : PROFITABILITAS : Bersi h AKTIVITAS : Rata-rata Perputaran P i u t a n g (Average C o l l e c t i o n Period) P i u t a n g Dagang Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) Harga Pokok Penj u a l an : Persediaan Perputaran A k t . Tetap ( F i x e d Assets T u r n O v e r ) Penjualan Bersih : A k t i v a Tetap B e r s ih Penjualan Bersi h : Total Aktiva Perputaran A k t i v a ( T o t a l Assets T u r n O v e r ) Sumber : Bambang R i j a n t o x 360 h a r i Penjual an k r e d i t http://www.mb.ipb.ac.id Larnpiran 2 . R E A L I S A S I PENJUALAN PER J E N I S PRODUK PT S A M P I T (Rp. j u t a ) PRODUK 1992 1993 1994 1995 1996 TOTAL RATA-RATA GROWTH ( % ) 17,053 1,421 NA 18,575 1 ,548 8.93 21,038 1,753 13.26 51,945 4,329 146.91 58,215 6,468 49.43 SUB TOTAL EKSPOR EKSPOR ( % ) GROWTH ( % ) 13,678 80.21 NA 13,492 72.64 (1.36) 16,261 77.29 20.52 47,435 91.32 191.71 53,328 91.61 49.90 -JELUTUNG KERING -KERANJANG ROTAN -PRODUK LAINNYA 4,796 4,448 2,604 1,830 4,945 3,309 4,186 1 ,052 9,664 1,602 3,560 1,435 35,970 1,518 8,205 1 ,742 41,535 3,952 6,031 1,811 SUB TOTAL LOKAL LOKAL ( % ) GROWTH ( % ) 3,375 19.79 NA 5,083 27.36 50.61 4,777 22.71 (6.02) 4,510 8.68 (5.59) 4,887 8.39 44.48 JENIS LOKAL : -ROTAN ANYAMAN -KULIT ROTAN -HATI ROTAN -ROTAN ASALAN 1 ,047 629 619 1 ,080 920 1,100 683 2,380 612 1 ,300 642 2,223 504 1,074 620 2,312 365 1,211 577 2,734 JENIS ESKPOR : -SIR-20 Sumber : PT S a r n p i t http://www.mb.ipb.ac.id L a m p i r a n 3. R E A L I S A S I PENJUALAN PRODUK KARET DAN NON KARET PT S A M P I T PRODUK TOTAL RATA-RATA GROWTH ( X ) - KARET ( S I R - 2 0 ) X - GROWTH ( % ) - NON KARET % Sumber : PT S a m p i t (Rp. j u t a ) 1992 1993 1994 1995 1996 17,053 1,421 NA 18,575 1,548 8.93 21,038 1,753 13.26 51,945 4,329 146.91 58,215 6,468 49.43 4,796 28.12 NA 4,945 26.62 3.11 9,664 45.94 95.43 35,970 69.25 272.21 41,535 71.35 53.96 12,257 71.88 NA 13,630 73.38 11.20 11,374 54.06 (16.55) 15,975 30.75 40.45 16,680 28.65 39.22 http://www.mb.ipb.ac.id L a m p i r a n 4 . STRUKTUR ORGANISASI P T S A M P I T DEWAN K O M I S A R I S DIREKSI MANAGER PRODUKSI KARET MANAGER PRODUKSI ROTAN -BAG PROD BASAH -BAG PROD K E R I N G -BAG PENGEPAKAN -BAG -BAG -BAG -BAG -BAG MANAGER P E M B E L I A N MANAGER KEUANGAN -BAG PEMB S A M P I T -PERWKL P.RAYA -PERWKL P.BUN -PERWKL SUKAMARA -PERWKL B . M A S I N PROD PROD PROD PROD PROD ASALAN KULIT HAT1 ANYAMAN KERANJANG -BAG KEUANGAN -BAG AKUNTANSI MANAGER UMUM DAN PERSONALIA -BAG UMUM -BAG PERSONALIA -BAG BENGKEL Sumber : PT S a m p i t MANAGER PRODUKSI JELUTUNG DAN PRODUK L A I N -BAG PRODUKSI JELUTUNG -BAG PRODUKSI GEMBOR D L L . MANAGER PEMASARAN -BAG EKSPOR -BAG LOKAL -PERWKL JAKARTA http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 5 . DAFTAR MESIN-MESIN PT SAMPIT NO. N A M A JUMLAH UNIT M E S I N / A. MESIN PENGOLAH KARET 1. 2. 3. 9. M e s i n B r e a k e r Merk U n i c k , buatan S i n g a p o r e M e s i n Hammermill, b u a t a n Medan Type KMER225MGACP, buatan M e s i n Mangel, Medan M e s i n C u t t e r Merk u n i c k , buatan S i n g a p o r e , Type BTL-04 A u t o Box D r y e r Merk U n i c k , T i p e BTL05-BS5 buatan Singapore. B a i l i n g P r e s s , b u a t a n Medan Peralatan Laboratorium Genset Merk Mersedez Benz, buatan Jerman, T i p e M-206-A F o r k l i f t Merk Komatsu, T i p e FD-30C-8 B. MESIN PENGOLAH ROTAN 1. M e s i n Anyam (Webbing), Merk Hung Sheng, b u a t a n Taiwan M e s i n Pemecah R o t a n ( R a t t a n S p l i t t i n g ) , Merk Foo Hong, b u a t a n Singapore M e s i n T r i m i n g ( R a t t a n S k i n T r i m e ) , Merk Foo Hong, b u a t a n Singapore M e s i n Penyambung Rotan, buatan S i n g a p o r e Genset Merk Markon T i p e B-514-D 4. 5. 6. 7. 8. 2. 3. 4. 5. C. 1. 2. 3. SIR-20 2 2 5 1 1 1 1 1 1 16 39 63 20 1 MESIN PENGOLAH JELUTUNG KERING M e s i n Kneader l e n g k a p dengan p e r a l a t a n , T i p e GB-1500-100, buatan Jepang (Water Treatment) Merk Pengolah A i r C h e m i t r e a t , b u a t a n Swedia Genset Merk C a r t e p i l a r T i p e 400 K V D. PERLENGKAPAN ( U T I L I T I E S ) 1. 2. 3. 4. 5. P e r a l a t a n Bengkel Daya L i s t r i k PLN 415 KWH Pompa A i r Merk S a i t i , lengkap t e n a g a D i e s e l Merk Yanmar Pompa Pemadam A p i , Merk Tokatsu T i p e V75DS Sarana a n g k u t a n d l l . Sumber : PT S a m p i t 1 1 2 1 http://www.mb.ipb.ac.id Larnpiran 6. ANGGARAN BIAYA TAMBAHAN INVESTASI PT SAMPIT NO. JENIS MESIN/PERALATAN HARGA (RP.) 1 . 1 S e t Rubber p a l l e t i z e r ( B r e a k e r & Hammer m i l l ) Complete S e t , b u a t a n RRC, k a p a s i t a s 8 t o n s / jam. 350,000,000 2. 6 U n i t Rubber Creper(Mangle),Type CSS-610 buatan RRC, k a p a s i t a s 6 ton/jam. 650,000,000 3. 1 U n i t C o l l i n g Tunnel ( D r y e r ) , b u a t a n RRC kapasitas 8 tons/jam 115,000,000 4. 1 U n i t B a i l i n g Press, t a s 4 tons/jam kapasi- 125,000,000 (Laboratorium), 55,000,000 buatan RRC, 5. 1 U n i t V i s c o m e t e r M K - I 1 1 buatan Jerman. 6. 2 U n i t bangunan gudang, l u a s k e s e l u r u h a n 3.036 m2 ( 2 x 2 3 ~ 6 6k) o~n s t r u k s i b a j a , atap seng/alurniniurn, t a l a n g , a n t i p e t i r . 175,000,000 7 . R e h a b i l i t a s i pelabuhan / dermaga bongkarrnuat b a r a n g dengan k o n t a i n e r 500,000,000 8. Bangunan L a b o r a t o r i u m 60,000,000 9 . Cor l a n t a i , P o n d a s i , Bak A i r 175,000,000 10. Daya l i s t r i k dan p e r a l a t a n n y a 125,000,000 1 1 . B i a y a masa percobaan T O T A L 2,400,000,000 KOMPOSISI PEMBIAYAAN -- K r e d i t Bank ( 7 0 % ) -- Modal S e n d i r i Sumber : PT Sampit 70,000,000 (30%) http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 7 . DAFTAR PEMASOK BAHAN BAKU PT SAMPIT NOMOR NAMA PEMASOK NOMOR NAMA PEMASOK NOMOR NAMA PEMASOK SAMPIT/P.RAYA/BANJARMASIN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 A b a r D e h e n Syahrun A i d i t Mansyur D a h a m H Mahmud H Asmadi D i d i k Supardi S i u A1 iasan D e w a r E ~ Y Hok P i n g Karmi 1a Ngo Ce S i o n g Samsul Tayem Yul i / E d o Arman B a n i Darmansyah Gejali K Helmi Kurnadi Mansyah Toni k Usman Wendy Yakup Darma Gandi s Hu Cung Kurdy M Nelwansyah Penyang Supi an Terono U w i s Arni l a Bambang S Gerson J a i nudi n Kurnady 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 M Hasan Yahya Eahak Muhran N e d y Pirin Syahdan Tekl i H Darwati Hendra A s d i Bana Takat M e l d i PTPN-XI11 Sul aiman A Basuni Busra Nuah DS Herson Deru J i n a l S e t g i no Undun/Muri s F a r ianto Kunyang I w i l A t i e Harnes Waldiansyah L i mson Ipin Guneng Rami n Belti T i lung Pumpung H Kurdiani D a r d i Suriansyah PANGKALAN BUN 84 H Muda 85 K u k u h 86 Jarmani 87 Darwin 88 Husi n 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 1 10 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 As1 i CV M e k a r i n d o H Hairul Muhyar H Bahrani Arbiah I b a s K u l a i I b a h U d i n H Malik S a d a r H K a d i nah Ahmad Santrek I d a r H Duncah I g o n Susai Engkan Montang Laki us Abdul M Mursidi I j o n Saleh Hubri Mu1y a d i Nora1 i Misti Samad I r u m Ma1 a y a C u a n S o d e r Model Kadi r Asan KA Atong Asnawi Lugah M a t t a r ip Sulaiman T i yas Bad run A n i http://www.mb.ipb.ac.id L a n j u t a n Lampi r a n 7 . 134 135 136 137 138 Suri anto M u i s Usman M u r d i ansyah Do1 1ah 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 SUKAMARA Sukimansyah Unduk Cek L i n g H Ilyas Mudi n Bujal Thong Tiaw H Bahrudin E h o n Syamsi r H Marwi H Suryati Sumber : PT Sampi t 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 Kasn i Tarrni j i Asan KJ Cuntie Sarkawi Y u d i E s a h Tong K i m H Malik Supiansyah A h i n H Anang B H Jurni Mawardi Sukran A t a i http://www.mb.ipb.ac.id L a m p i r a n 8. NOMOR 1 2 3 4 5 6 L U A S A R E A L PERKEBUNAN KARET RAKYAT P R O P I N S I K A L I M A N T A N TENGAH NAMA KAB/KODYA LUAS AREAL ( H A ) PALANGKA RAYA KOTAWARINGIN BARAT KOTAWARINGIN T I M U R KAPUAS B A R I T O UTARA BARITO SELATAN T O T A L 273,612 Sumber : D i s b u n T k . 1 K a l t e n g PRODUKSI RATA-RATA PERKEBUNAN KARET PER HA/TON/TH PTP ( T H . 1 9 9 0 / 1 9 9 4 ) PRODUKSI RATA-RATA PERKEBUNAN KARET RAKYAT PER HA/TON/TH : 7 5 % PRODUKSI TOTAL/TON/TAHUN KEBUTUHAN BAHAN BAKU P T S A M P I T (RENDEMEN RATA-RATA 5 2 % / T O N ) : 30.000 : 52% = % TASE D A R I PROD BAHAN BAKU ( % ) 30.03 http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 9. NOMOR DAFTAR P E M B E L I S I R - 2 0 TAHUN 1 9 9 6 P T S A M P I T NAMA PERUSAHAAN NEGARA ASAL MC GREGOR CORY CENTROTRADE CHEMAPOL A S I A SHANDONG RUBBER ZHAOYUAN RUBBER CHENG S H I N RUBBER' C H I N A F O R E I G N TRADE ITOCHO A S I A N SINOCHEM HWA FONG RUBBER FU C H I A N T I R E KUMHO T I R E TRANSFORWARDING METRANS G U T H R I E SYMINGTON JAYAAR I M P E X ALCOM CO L T D C HARTWIG OY H A C K L I N SIGLA SRL VEEM BEDRUF HAMBURG MAFRACHT L I M A CAUCHO C I A EQUATORIANA I N D U S T R I A COLUMBIA A U S T R A L I A N ORGANIS L E W I S AND PEAT CARGILL BRIDGESTONE SINGAPORE SINGAPURA SINGAPURA R R C R R C R R C R R C R R C R R C TAIWAN TAIWAN KORSEL JERMAN J ERMAN INGGRIS INGGRIS POLANDIA POLANDIA FINLANDIA ITALIA BELANDA HONGARIA PERU PANAMA COLOMBIA AUSTRALIA U S A U S A U S A T O T A Sumber : PT S a m p i t L REALISASI ( TON ) 13,618 http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 10. TAHUN REALISASL PENJUALAN KARET PT S A M P I T VOLUME TON 1992 1993 1994 1995 1996 2,625 2,693 4,509 11,474 13,618 RATA-RATA PERTUMBUHAN +/- % NA 2.59 67.43 154.47 18.69 NILAI RP. JUTA 4,796 4,945 9,664 35,970 41,535 48.64 +/- % RATA-RATA . RP JT/TON NA 3.11 95.43 272.21 15.47 1 .a270 1.8362 2.1433 3.1349 3.0500 77.24 RINCIAN VOLUME PENJUALAN (TON) BULAN/TAHUN 1992 1993 1994 1995 1996 Januari Pebruari Maret A p r i1 M e i J u n i J u l i Agustus September Oktober Nopember Desember 195 210 199 208 204 223 255 252 242 223 21 2 202 21 1 209 215 21 1 220 240 251 246 235 232 215 208 244 239 253 237 241 229 230 327 34 1 526 778 864 902 915 906 998 985 978 1,014 1,015 1,002 919 905 935 987 1,011 1,071 1,175 1,216 1,271 1,224 1,256 1,195 1,143 1 ,042 1,027 T O T A L 2,625 2,693 11,474 13,618 RATA-RATA 219 224 376 956 1,513 NA 2.59 67.43 154.47 18.69 TREND (+/-I 4,509 http://www.mb.ipb.ac.id L a n j u t a n Lampiran 10. RINCIAN N I L A I PENJUALAN KARET (RP.JUTA) BULAN/TAHUN 1992 1993 1994 1995 1996 Agustus September Oktober Nopembe r Desembe r 355 383 363 380 373 408 466 46 1 443 408 388 369 386 383 393 386 402 440 460 451 435 428 396 386 455 457 488 459 47 1 447 452 642 670 1,139 1,687 2,296 2,743 2,782 2,734 3,003 3,211 3,250 3,338 3,277 3,125 2,852 2,780 2,873 2,860 2,929 3,201 3,548 3,894 4,020 3,733 3,907 3,645 3,491 3,173 3,133 T O T A L 4,796 4,945 9,664 35,970 41,535 RATA-RATA 400 412 805 2,997 3,461 NA 3.11 95.43 272.21 15.47 Januari Pebruari Maret Apri 1 M e i J u n i J u l i TREND ( + / - ) RINCIAN HARGA JUAL KARET (RP.JUTA/TON) BULAN/TAHUN 1992 1993 1994 1995 1996 Januari Pebruari Maret Apri 1 M e i J u n i J u l i Agustus September Oktober Nopember Desember 1.8183 1.8234 1 .8252 1.8272 1 .a281 1 .8280 1.8287 1.8297 1 .a288 1.8288 1.8287 1 .8289 1.8299 1.8307 1 .a289 1 .a271 1 .a271 1.8326 1.8326 1 .a326 1.8509 1.8436 1.8436 1 .8546 1.8646 1.9122 1 ,9289 1.9375 1.9547 1 .9525 1.9632 1.9641 1 .9656 2.5497 2.7690 2.9577 3.0409 3.0409 3.01 7 8 3.0095 3.2603 3.3230 3.2917 3.2290 3.1622 3.0996 3.0722 3.071 2 2.9375 2.9275 2.9890 3.0195 3.2025 3.1629 3.0500 3.11 10 3.0503 3.0542 3.0453 3.0505 RATA-RATA 1.8270 1.8362 2.1433 3.1349 3.0500 0.50 16.73 46.26 TREND ( + / - ) Sumber : PT S a m p i t , NA (2.71) http://www.mb.ipb.ac.id L a m p i r a n 11. PRODUSEN KARET ( S I R ) D I I N D O N E S I A NOMOR NAMA PERUSAHAAN P T P NUSANTARA I11 P T D J A M B I WARAS P T P R A S I D H A ANEKA N I A G A P T SUMBER D J A N T I N P T MUARA K E L I N G G I P T RUBBER HOK L I E P T SUMBER ALAM P T PANCA SAMUDRA S I M P A T I P T B A K R I SUMATRA P L A N T A T I O N P T P NUSANTARA I 1 PTP NUSANTARA V I I I P T LONDON SUMATRA I N D O N E S I A P T B A J A BARU T R A D I N G PT A D E I PLANTATION INDUSTRI P T ASAHAN P T PULAU B I N T A N J A Y A P T R I A U CRUMB RUBBER P T R E M C O PTP NUSANTARA X I 1 1 P T G I A T USAHA P T GOODYEAR SUMATRA PLANT P T LEMBAH KARET P T PANCA SURYA P T BATANGHARI B A R I S A N P T F A M I L I RAYA P T K I L A N G L I M A GUNUNG P T HOK TONG P T SUNAN RUBBER P T TELUK LUAS PT NUSIRA P T ANEKA BUM1 PRATAMA P T BATANGHARI T E B I N G PRATAMA P T DARMEX EASTERN SUMATRA I N D O N E S I A P T H A D 1 BARU P T KAPUAS BESAR PT VIRCO P T BANGKINANG PT UNION S I A K P T P NUSANTARA V I I P T WAY K A N D I S P T BANUA L I M A SEJURUS PT I N S A N BONAFIDE P T NEW KALBAR P T PAROMBUNAN LOKASI PROPINSI SUMUT JAMB1 SUMSEL KALBAR SUMSEL SUMUT KALBAR SUMSEL SUMUT SUMUT JABAR SUMUT SUMSEL SUMUT SUMUT RIAU R I AU JAMBI KALBAR KALBAR SUMUT SUMBAR SUMUT SUMBAR SUMBAR SUMBAR SUMSEL SUMSEL SUMBAR SUMUT SUMSEL SUMUT SUMUT SUMUT SUMUT SUMUT SUMUT RIAU RIAU LAMPUNG LAMPUNG KALSEL KALSEL KALBAR SUMUT KAPASITAS PRODUKSI (TON/TAHUN) 60,700 60,000 60,000 52,000 50,000 44,000 36,000 36,000 32,400 30,000 25,000 25,000 24,700 24,000 24,000 24,000 24,000 24,000 24,000 24,000 23,000 22,000 20,000 20,000 20,000. 20,000 20,000 20,000 20,000 19,200 19,000 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000 16,000 http://www.mb.ipb.ac.id L a n j u t a n L a m p i r a n 11. 46 47 48 PT BATANGHARI TEMBESI PT GAJAH RUKU P T R E M C O SUMBAR JAMB1 SUMSEL 49 p t s a m p i t k a lt e n g 12,000 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 PT IRAMA D I N A M I K A PT KISARAN JAYA PTP NUSANTARA I PT S O C F I N INDONESIA PT T I R T A S A R I SURYA P T ANGKASA RAYA PT HOK TONG PT K A R I N 1 UTAMA PT DARMA KALIMANTAN JAYA PTP NUSANTARA X I 1 PT BATU AGUNG M U L I A PT HOK TONG PT A B A I S I A T RAYA PT GARUNTUNG PT HOK TONG PT M A D J I N PT GOTONG ROYONG JAYA PT PERIMEX PT DELAPAN JAYA PERKASA PT LINGGA JAYA PT BUM1 PASAMAN PT K A R I A S T A B I N G PT POLYMERS PT B U K I T ANGKASA MAKMUR PT U N I T E D KINGDOM INDONESIA PT C I L U A R BARU PT I N D O JAVA PT BITUNG SUMUT SUMUT SUMUT SUMUT RIAU JAMB1 JAMB1 SUMSEL KALSEL JATIM KALSEL KALSEL SUMBAR LAMPUNG KALBAR SUMUT SUMUT SUMUT SUMSEL SUMSEL KALSEL KALSEL KALSEL BENGKULU SUMUT BOGOR CILACAP RANGKAS B 12,000 12,000 12,000 12,000 12,000 12,000 12,000 12,000 12,000 12,000 11,000 10,000 9,000 9,000 8,000 7,200 6,000 6,000 6,000 6,000 6,000 6,000 6,000 6,000 4,500 3,600 2,175 1 ,500 T O T A Sumber : G a p k i n d o L 1,468,975 http://www.mb.ipb.ac.id L a m p i r a n 12. PERKEMBANGAN NERACA PT S A M P I T U R A I A N (Rp. J u t a ) 311292 311293 311294 311295 300996 -K a s -Pi u t a n g -Persedi aan -Uang Muka BB. -Ak-Lan L a i n - 2 11 689 4,753 79 186 47 498 5,070 244 402 227 620 6,248 418 36 1 204 696 10,723 1,548 51 8 272 684 12,262 1,890 604 TOTAL AK. LANCAR 5,718 6,261 7,874 13,689 15,712 6,902 (2,756) 9,101 (3,628) 10,570 (4,456) 11,262 (5,294) 11,782 (5,854) 4,146 5,473 6,114 5,968 5,928 TOTAL AKTIVA 9,864 11,734 13,988 19,657 21,640 -Hutang Bank - H u t a n g Dagang -Bag K r d JP I N V -Bag K r d JP MK -Hutang L a i n - 2 4,979 10 375 0 118 5,807 18 385 0 36 6,725 215 200 0 130 7,468 126 375 600 10 9,072 370 380 600 0 TOTAL HT LANCAR 5,482 6,246 7,270 8,579 10,422 - K r e d i t JP I N V 350 0 1,419 595 0 1,871 395 0 2,626 860 2,400 2,311 575 1,822 2,192 TOTAL HT JK P J 1,769 2,466 3,021 5,571 4,589 TOTAL HUTANG 7,251 8,712 10,291 14,150 15,011 MODAL 2,613 3,022 3,697 5,507 6,629 TOTAL PASIVA 9,864 11,734 13,988 19,657 21,640 -Harga P e r o l e h a n -Ak. P e n y u s u t a n TOTAL AK. - TETAP K r e d i t J P MK H t k p d Pmg Saham Sumber : PT S a m p i t http://www.mb.ipb.ac.id Lampi r a n 1 3 . U 1993 1994 1995 111.96 P e n j u a 1 a n Harga Pokok P e n j . 17,053 13,056 18,575 14,157 21,038 16,267 51,945 42,479 44,246 36,879 Laba K o t o r Biaya Operasional 3,997 1,861 4,418 1,823 4,771 2,069 9,466 5,096 7,367 4,178 Laba O p e r a s i n a l Penyusutan Pendapatan l a i n - 2 2,136 589 14 2,595 872 36 2,702 828 65 4,370 838 74 3,189 560 57 Laba Sebelum Bunga dan P a j a k Bunga Bank 1,561 1,759 1,939 3,606 2,686 1,161 1,295 1,177 1,562 1,409 Laba Sebelum P a j a k P a j a k 400 42 464 55 762 87 2,044 234 1,277 155 Laba S e t e l a h P a j a k 358 409 675 1,810 1,122 1992 1993 1994 1995 111.96 R A A I I A A N (Rp. J u t a ) 1992 U R PERKEMBANGAN RUGI/LABA PT S A M P I T N P e n j u a 1 a n Harga Pokok P e n j . 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 7 6 . 5 6 % 7 6 . 2 2 % 77.32% 8 1 . 7 8 % 8 3 . 3 5 % Laba K o t o r Biaya O p e r a s i o n a l 23.44% 10.91% 23.78% 9.81% 22.68% 9.83% 18.22% 9.81% 16.65% 9.44% Laba O p e r a s i n a l Penyusutan Pendapatan 1a i n-2 12.53% 3.45% 0.08% 13.97% 4.69% 0.19% 12.84% 3.94% 0.31% 8.41% 1.61% 0.14% 7.21% 1.27% 0.13% Laba Sebelum Bunga dan P a j a k Bunga Bank 9.15% 9.47% 9.22% 6.94% 6.07% 6.81% 6.97% 5.59% 3.01% 3.18% Laba Sebelurn P a j a k P a j a k 2.35% 0.25% 2.50% 0.30% 3.62% 0.41% 3.93% 0.45% 2.89% 0.35% Laba S e t e l a h P a j a k 2.10% 2.20% 3.21% 3.48% 2.54% Surnber : PT Sampit http://www.mb.ipb.ac.id Lampi r a n 14. U R A I PERKEMBANGAN R A S I O KEUANGAN PT S A M P I T A N LIQUIDITY -Current R a t i o -Quick R a t i o ACTIVITY -Sales Growth - I n v e n t o r y TO -Average CP * ) - F i x e d Asset TO - T o t a l Asset TO SOLVABILITY - T o t a l Debt t o T o t a l Asset -Debt t o E q u i t y - I n t e r e s t Coverage -Debt S e r v i c e Cov 'PROFITABILITY - P r o f i t Margin -Return on A s s e t s -Return on E q u i t y * 111.96 Satuan 1992 1993 1994 1995 1.04 0.13 1.00 0.09 1.08 0.12 1.60 0.10 1.51 0.09 kali kali 19.92 2.75 73 4.11 1.73 8.93 2.79 35 3.39 1.58 13.26 2.60 47 3.44 1.50 146.91 3.96 56 8.70 2.64 13.57 4.01 50 9.95 2.73 kali hari kali kali 0.74 0.74 0.74 0.72 0.69 kali 2.77 1.34 0.95 2.88 1.36 1.06 2.78 1.65 3.38 2.57 2.31 4.83 2.26 1.91 2.95 kali kali kali 2.10 3.63 13.70 2.20 3.49 13.53 3.21 4.83 18.26 3.48 9.21 32.87 Debt t o E q u i t y 0.69 0.69 0.69 0.69 Subordinated Loan * ) ACP hanya u n t u k p e n j u a l a n l o k a l , karena eskpor s e l u r u h n y a t u n a i ( d a t a p e n j u a l a n Lamp.2.) % http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 1 5 . PERKEMBANGAN RUGI/LABA PRODUK KARET (Rp. J u t a ) PT S A M P I T 1992 1993 1994 1995 111.96 P e n j u a 1 a n Harga Pokok P e n j . 4,796 3,697 4,945 3,774 9,664 7,456 35,970 29,427 31,738 26,457 Laba K o t o r Biaya O p e r a s i o n a l 1,099 523 1,171 485 2,208 950 6,543 3,529 5,281 2,997 Laba Operasi n a l Penyusutan Pendapatan 1a i n-2 575 206 0 686 314 0 1,258 389 0 3,014 397 0 2,284 270 0 Laba Sebelum Bunga dan P a j a k Bunga Bank 369 372 869 2,617 2,014 327 345 541 1,082 1,011 Laba Sebelum P a j a k P a j a k 43 4 27 3 328 37 1,535 176 1,004 122 Laba S e t e l a h P a j a k 38 24 291 1 ,360 882 1992 1993 1994 1995 111.96 U U R R A A I I A A N N P e n j u a 1 a n Harga Pokok P e n j . ' 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 7 7 . 0 9 % 76.31% 7 7 . 1 5 % 8 1 . 8 1 % 8 3 . 3 6 % Laba K o t o r Biaya O p e r a s i o n a l 22.91% 10.91% 23.69% 9.81% 22.85% 9.83% 18.19% 9.81% 16.64% 9.44% Laba O p e r a s i n a l Penyusutan Pendapatan l a i n - 2 12.00% 4.30% 0.00% 13.88% 6.35% 0.00% 13.02% 4.03% 0.00% 8.38% 1.10% 0.00% 7.20% 0.85% 0.00% Laba Sebelum Bunga dan P a j a k Bunga Bank 7.70% 7.53% 8.99% 7.28% 6.35% 6.81% 6.97% 5.59% 3.01% 3.18% Laba Sebelum P a j a k P a j a k 0.89% 0.09% 0.56% 0.07% 3.39% 0.39% 4.27% 0.49% 3.16% 0.38% Laba S e t e l a h P a j a k 0.80% 0.49% 3.01% 3.78% 2.78% Sumber : PT Sampit http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 1 6 . PERKEMBANGAN RUGI/LABA PRODUK NON KARET (Rp. J u t a ) PT S A M P I T 1992 1993 1994 1995 111.96 P e n j u a 1 a n Harga Pokok P e n j . 12,257 9,359 13,630 10,383 11,374 8,811 15,975 13,052 12,508 10,422 Laba K o t o r Biaya Operasional 2,898 1,338 3,247 1,338 2,563 1,119 '2,923 1,567 2,086 1,181 Laba O p e r a s i n a l Penyusutan Pendapatan 1a i n-2 1,561 383 14 1,909 558 36 1,444 439 65 1,356 441 74 905 290 57 Laba Sebelum Bunga dan P a j a k Bunga Bank 1,192 1,387 1,070 989 672 834 950 636 480 398 Laba Sebelum P a j a k P a j a k 357 38 437 52 434 50 509 58 273 33 Laba S e t e l a h P a j a k 320 385 384 450 240 1992 1993 1994 1995 111.96 U U R R A A I I A A N N P e n j u a 1 a n Harga Pokok P e n j . 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 7 6 . 3 5 % 76.18% 77.47% 81.70% 83.32% Laba K o t o r Biaya Operasional 23.65% 10.91% 23.82% 9.81% 22.53% 9.83% 18.30% 9.81% 16.68% 9.44% Laba O p e r a s i n a l Penyusutan Pendapatan 1a i n-2 12.73% 3.12% 0.11% 14.00% 4.09% 0.26% 12.70% 3.86% 0.57% 8.49% 2.76% 0.46% 7.23% 2.32% 0.46% Laba Sebelum Bunaa dan P a i a k Elunia Bank 9.72% 10.17% 9.41% 6.19% 5.37% 6.81% 6.97% 5.59% 3.01% 3.18% Laba Sebelum P a j a k P a j a k 2.92% 0.31% 3.20% 0.38% 3.82% 0.44% 3.18% 0.36% 2.19% 0.27% Laba S e t e l a h P a j a k 2.61% 2.82% 3.38% 2.82% 1.92% - Sumber : PT S a m o i t http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 17. PERAMALAN PENJUALAN (MODEL DEKOMPOSISI) Tahun 1992 1993 1994 Bulan Data Moving Moving Center T o t a l Average Uov Avg Jan 195 Peb 210 Mrt 199 Apr Me i 208 204 Jun JU1 223 255 2625 2641 219 220 219 ABt S ~ P Okt 252 242 223 2640 2656 2659 220 221 222 220 221 221 NoP Des 212 202 2675 2692 223 224 222 224 Jan Peb 211 209 2688 2682 224 224 224 224 Mrt 215 2675 223 223 Apr Mei Jun 211 220 240 2684 2687 2693 224 224 224 223 224 224 Jul 251 2726 227 226 Agt 246 2756 230 228 SOP Okt 235 232 2794 2820 233 235 231 234 tlop Des 215 208 2841 2830 237 236 236 236 Jan Peb Mrt Apr Me i Jun Jul ASt Sep Okt NoP Des Angka Index Index Musim Season Adjust X Trend Ougaan Season http://www.mb.ipb.ac.id Lanjutan Larnpi r a n 17. 1995 Jan Peb Mrt Apr Mei Jun JUl R9t Sep Okt NOP DWS 1996 Jan Peb Mrt Apr Mei Jun JUl A9t Sep Okt N ~ P DBS 1997 Jan Peb Mrt APr Mei Jun JUT A9t 5-P Okt NOP Des 1996 Jan Peb Mrt Apr Mei Jun JU1 A9t SW P Okt !lop DWS http://www.mb.ipb.ac.id Lanjutan Lampiran 17. 1999 Jan Peb Mrt Apr Mei Jun JUl Agt SeP Okt NOP Oes 2000 Jan Peb Urt Apr Mei Jun JUl A9t SeP Okt NOP oes 2001 Jan Peb Mrt APr Me i Jun Jul Ast SeP Okt NOP Des 2002 Jan Peb Mrt AP r Me i Jun JUl Agt Sap Okt bl0P Des http://www.mb.ipb.ac.id Lanjutan Lampiran 17. 2003 Jan 98.98 117 2399 2374 Peb 97.52 100.68 118 118 2420 2420 2360 2436 100.34 101.27 104.83 108.40 119 119 2441 2441 2449 2472 120 120 2462 2462 2580 2669 106.31 102.03 121 2483 2639 121 2483 2533 Mrt flpr Mei Jun Jul A9t SOP Okt NOP 95.89 93.26 122 122 2504 2504 2401 2335 Des 90.49 123 2525 2285 2004 Jan Peb Mrt Apr Mei J un JUl Pi9t SeP Okt Nop Des 2005 Jan Peb Mrt Apr Mei Jun Jul A9t SSP Okt NOP Oes 2006 Jan Peb Mrt AP r Mei Jun JUl wt SBP Okt NoP Des http://www.mb.ipb.ac.id Lanjutan Lampiran 17. 2007 Jan Peb Mrt APr Mei Jun JUl Agt sep Okt Nap Des http://www.mb.ipb.ac.id L a n j u t a n Lampiran 17. Tahun Jan ANGKA INOEKS Peb Mrt Apr Mei Juni Juli ASt S ~ P Okt NoP Oes Juni Juli A3t S ~ P Okt NOP OBS T o t a l Mean RATA-RATA (MEAN) Tahun Jan Peb Mrt Apr Me i Mean 98.99 97.53 100.69 100.35 101.27 104.83 108.41 106.32 102.03 95.89 93.27 90.50 1,200.07 Koreksi 98.98 97.52 100.68 100.34 101.27 104.83 108.40 106.31 102.03 95.89 93.26 90.49 1,200.00 http://www.mb.ipb.ac.id Lanjutan L a m p i ran 1 7 . REGRESSION OUTPUT R e g ~ e s s i o nO u t p u t : Constant Std E r r of Y E s t R Squared NO. o f O b s e r v a t i o n s Degrees of Freedom 58.00 X Coefficient(s) S t d E r r of Coef. R E K A P I T U L A S I PERAMALAN PENJUALAN (MODEL D E K O M P O S I S I ) TAHUN VOLUME Trend http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 18. PROYEKSI HARGA JUAL KARET (SIR-20) Tahun X Harga Ramalan Regression Output : 1.2749 Constant 1 .2749 1 .6493 Std E r r o f Y E s t 0.301 3 2.0238 R Squared 2.3983 No. o f O b s e r v a t i o n s 5 2.7728 Degrees o f Freedom 3 3.1472 X Coefficientb) 0.3745 3.5217 Std E r r o f Coef. 0.0953 3.8962 4.2706 4.6451 5.01 96 5.3940 5.7685 6.1430 6.51 74 6.8919 0.84 http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 1 9 . PROYEKSI PENJUALAN PROOUK NON KARET Tahun X Nilai P e n j u a l an Ramal an 1992 0 12,257 10,626 Constant 1993 1 13,630 11,745 Std E r r o f Y E s t 1994 2 11,374 12,864 R Squared 1995 3 15,975 13,983 No. o f O b s e r v a t i o n s 5 1996 4 16,680 15,102 Degrees o f Freedom 3 1997 5 16,222 X Coefficient(s) 1,119 1998 6 17,341 Std E r r o f Coef. 536 1999 7 18,460 2000 8 19,579 2001 9 20,698 2002 10 21,817 2003 11 22,937 2004 12 24,056 2005 13 25,175 2006 14 26,294 2007 15 27,413 Regression Output : 10,626 1,696 0.59 http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 20. ASUMSI-ASUMSI P R O Y E K S I RUGI/LABA DAN NERACA a. I n v e s t a s i d i r e n c a n a k a n mulai bulan A p r i l 1997, dengan waktu p e n y e l e s a i a n p r o y e k selama 9 (sembilan) b u l a n , sehingga pada awal t a h u n 1998 sudah mulai p r o d u k s i k o m e r s i a l . Dengan demik i a n p r o y e k s i p e n j u a l a n produk k a r e t dan non k a r e t adalah d a t a Lampiran 17, 18 dan 19, k e c u a l i u n t u k p r o y e k s i volume p e n j u a l a n k a r e t th.1997 diasumsikan sama dengan volume p e n j u a l a n th.1996 k a r e n a tambahan i n v e s t a s i belum p r o d u k s i komers i a l . Demikian j u g a p r o y e k s i p e n j u a l a n tahun 2004 d s t . dibat a s i s e s u a i k a p a s i t a s p r o d u k s i y a i t u 30.000 t o n / t a h u n . Proyeksi penjualan Rp. J u t a Karet Tahun Vo 1ume - IV/96 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 13,618 18,815 21,216 22,980 25,367 27,768 29,532 30,000 30,000 30,000 30,000 Harga 3.1472 3.521 7 3.8962 4.2706 4.6451 5.0196 5.3940 5.7685 6.1430 6.5174 6.8919 Nilai 9,797 42,859 66,261 82,662 98,138 117,832 139,384 159,296 173,055 184,290 195,522 206,757 Non Karet .Total 4,172 16,222 17,341 18,460 19,579 20,698 21,817 22,937 24,056 25,175 26,294 27,413 13,969 59,081 83,602 101,122 117,717 138,530 161,201 182,233 197,111 209,465 221,816 234,170 d. Harga Pokok P e n j u a l a n untuk Trw.IV/96 sebanding dengan r e a l i s a s i HPP Trw.I11/96 sebesar 83,35%. Sedangkan u n t u k tahun 1997 dan p e r i o d e s e l a n j u t n y a adalah sesuai dengan HPP tertinggi produk K a r e t (Lampiran 15) sebesar 83,36% dan HPP Non K a r e t (Lampiran 16) sebesar 83,32%. e . Biaya O p e r a s i o n a l ( B i a y a Penjualan dan B i a y a A d m i n i s t r a s i ) sebanding dengan B i a y a Operasional t e r t i n g g i selama 4 tahun t e r a k h i r y a k n i 9,83% d a r i p e n j u a l a n . f. Biaya D e p r e s i a s i : - K a r e t sebelum tambahan i n v e s t a s i : R p . Non K a r e t : RP. Tambahan i n v e s t a s i k a r e t Rp.2.400 j u t a , tahun t a n p a n i l a i r e s i d u , atau : RP. 360 j t . / t a h u n 387 j t ./tahun d i s u s u t selama 10 240 j t . /tahun g. Bunga pinjaman s e s u a i t a r i p bunga yang b e r l a k u d a r i Banknya y a i t u 18,5% pertahun.Bunga pinjaman dibebankan kepada produk k a r e t dan non k a r e t p r o p o r s i o n a l dengan t i n g k a t p e n j u a l a n . http://www.mb.ipb.ac.id L a n j u t a n Lampi r a n 20 h. Berdasarkan HPP produk k a r e t sebesar 83,36% dan produk non k a r e t sebesar 83,32% s e r t a Perputaran Persediaan u n t u k kesel u r u h a n produk selama 4 k a l i (3 b u l a n ) , dapat d i h i t u n g pembe l i a n bahan baku, pembayaran upah langsung dan b i a y a overhead sebagai b e r i k u t : Rp. J u t a U r a i a n IV.96 1997 1998 1999 2000 1 1 ,643 3,881 5,601 49,243 4,104 3,881 69,684 5,807 4,104 84,288 7,024 5,807 98,121 8,177 7,024 9,923 4,851 3,695 49,466 5,129 4,851 71,387 7,259 5,129 85,505 8,780 7,259 99,274 10,221 8,780 11,079 2,991 1 ,994 49,744 13,431 8,954 73,516 19,849 13,233 87,026 23,497 15,665 100,715 27,193 18,129 Pemakaian B.Baku Perd. A k h i r Persd.Awa1 6,093 2,911 2,966 27,359 3,078 2,911 40,434 4,355 3,078 47,864 5,268 4,355 55,393 6,133 5,268 Pembelian B.Baku 6,038 27,526 41,711 48,777 56,258 T o t a l P e r d - A k h i r 11,643 12,311 17,421 21,072 24,530 H P P Perd. A k h i r Persd.Awa1 Produksi WIP a k h i r WIP awal Biaya Produksi Upah langsung Overhead http://www.mb.ipb.ac.id L a n j u t a n Lampi r a n 20. i . Pajak perseroan dibayar berlaku. j . Saldo kas minimal dan b i l a t e r j a d i pinjaman. sesuai k e t e n t u a n / t a r i p p a j a k yang Rp.250 j u t a , - dan maksimal Rp.500 j u t a , k e l e b i h a n kas digunakan u n t u k menurunkan k . P e n j u a l a n ekspor s e l u r u h n y a t u n a i , sedangkan p e n j u a l a n l o k a l s e l u r u h n y a k r e d i t , dengan jangka waktu pembayaran r a t a - r a t a 50 h a r i a am pi ran 1 4 . ) . R a t a - r a t a p e n j u a l a n l o k a l (Th.95/96) adal ah 8,5% d a r i t o t a l p e n j u a l a n . 1. Berdasarkan k o n f i r m a s i dengan p i h a k D i r e k s i , u n t u k pos Uang Muka Bahan Baku akan d i b a t a s i sampai dengan j u m l a h Rp.3,O milyard. m. A k t i v a Lancar L a i n - l a i n diasumsikan t i d a k banyak berubah. n. Hutang Dagang diasumsikan d i b a t a s i sampai Rp.500 j u t a karena bahan baku s e l u r u h n y a d i b e l i t u n a i . o. K r e d i t i n v e s t a s i yang sudah ada d i b a y a r sesuai jadwal yang sudah ditetapkan,sedangkan tambahan k r e d i t i n v e s t a s i sebesar Rp.1.680 j u t a , - akan d i a n g s u r selama 5 tahun dengan angsuran Rp.340 j u t a / t a h u n , t e r h i t u n g tahun 1998. p . Disamping k r e d i t i n v e s t a s i pihak perbankan j u g a memberikan k r e d i t modal k e r j a yang d i p e r l u k a n o l e h perusahaan yang jumlahnya d i s e s u a i k a n dengan a l i r a n kas. q . Modal saham meningkat sebesar Rp.720 j u t a sebagai pembiayaan s e n d i r i a t a s tambahan i n v e s t a s i . http://www.mb.ipb.ac.id Lampi r a n 21. PROYEKSI ALIRAN KAS V. 1996 U r a i a n Kas Awal 272 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 491 464 360 401 403 450 450 318 490 407 83,602 (987) 101,122 (1,194) 117.717 (1,390) 138,530 (1,635) 161.201 (1,903) 182,233 (2,151) 197,111 (2,327) 209,465 (2,473) 221,816 (2,619) 234,170 (2,765) 987 1,194 1,390 2,151 2,327 2,473 2,619 2007 2,667 Kas MasUk - Penjualan - Piutang Tertagih 13,969 (660) - P i u t a n g Dagang 684 660 0 500 P e n a r i k a n KMK - Penarikan K I - S e t o r a n Modal - H u t a n g Pemg.Saham T o t a l k a s masuk 59,081 (697) 0 697 1,635 1,903 1,900 750 250 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4,500 1,680 0 720 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13,993 61,943 87,812 102,815 87,917 102,774 116,271 138,535 160,934 181,984 196,935 209,319 221,670 234,024 196,764 209,402 219,410 225,505 490 407 2,667 11,186 9,472 0 3,272 0 Kas K e l u a r - P e n b e l i a n Bahan - Hutang Dagang - Hutang D i b a y a r - Upah l a n g s u n g B i a y a Oberhead Biaya Operasional B i a y a Bunga - P a j a k - Uang Muka B. Baku - Pembayaran - Angsuran K I - S e t o r a n KMK JP - S e t o r a n KMK - Investasi Ht PS T o t a l kas keluar Kas A k h i r S a l d o KMK Saldo K I 11,494 955 13,775 61,969 491 464 360 401 403 450 450 10,744 2,160 14,644 1,440 15,944 1,000 16,222 660 16,472 320 15,972 10,844 860 116,269 138,488 160,934 0 182,116 318 13,722 0 22 0 22 0 http://www.mb.ipb.ac.id OOO'LL 066'6 865'8 ~GP'L PLL'P 18Z'P 589'E CLL'SL L L Z ' ~ ~ZBZ'ZL 96L'E bs9'01 P ELL'S1 509 9L8'Pl ZSL'1 5EO'PL ObZ 610'EZ LL6'8E OPZ 508'12 L26'9E LOO2 9002 SEE'^ 829'1 Z ~ L EEL ~ e F e dwlezes eqei 1LL.L 6L8 ~ 0 6 ' ~ 1~6'2 869 ~ZE'Z SEE 811'1 LS 0 6 ~ 2 e P e d ~ e ~ e mnleqes d eqei EZL'E 5SP'8 EEL'S LEO'L 9L6'Z L06'S L8E'Z ELL'P 491'2 EBZ'E 9LS 99L L86 9P8'5L EE8'9Z L86 819'EL 090'EZ L86 ZLP'LL 965'61 L86 0P6.6 PE8'91 L86 812'8 8L6'EL LPL 808'5 LEE'S L8 L ELE'L 9ZE'Z ZOO2 1002 OOOZ 6661 8661 L661 SZB'P ZEL'E ZEL'Z SLL'Z 050'6 890'2 ~68'9 009'1 ZEE'S 6ES'Z E6L'EL 556'2 5OO'ZL LOL'E 000'01 OPZ 064'02 498'PE OPZ BLE'6L 608'ZE PLP El6'LL EEE'OE SOOZ POOZ EOOZ ~40'2 966L'A uewefu&d e6una leuo?seJedo eqel ueznsnrtuad leuorse~edoeAe!g JOXOX eqel u e ! e ~ " http://www.mb.ipb.ac.id O O N m r O C W O * m N C m O ' I 0- m- w O O N m ,N N r N - * m m 0 'I r m c m o r- 0w " m- - O O N m N N C N m O m m o ' ~ m r N m m m m O * m o m . w N m m m ' I q r m w m m m m m-m N .. 0 N 0 * m o o o * o m m m o w m* m m- w r . 0 - 0 N m N - O O N m N 0 0 N m N m r * N N N 0 m 0 N m 1 0 . - N O 0 - N N - 0 9 - 7 0 * N N N C m Y?T: r O - N N N m r - m *%-. r N http://www.mb.ipb.ac.id Larnpiran 24. PROYEKSI RRSIO KEUANGAN U r a i a n V. 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 4.75 0.28 2005 2006 2007 LIQUIDITY - Current Ratio (x) 1.54 1.51 1.47 1.56 1.75 1.99 2.39 3.09 Quick R a t i o (x) 0.12 0.11 0.09 0.10 0.11 0.12 0.14 0.17 - 13.26 0.76 105.37 10.13 126.90 26.73 ACTIVITY - S a l e s Growth (X) - I n v e n t o r y TO ( x ) - Average CP.(hari) - F i x e d A s s e t s TO (x) - T o t a l A s s e t s TO ( x ) 1.49 41.50 20.96 16.41 17.66 16.37 13.05 8.16 6.27 5.90 5.57 4.00 NA 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 50 9.73 50 7.99 50 13.05 50 18.66 50 26.55 50 40.20 50 65.55 50 69.10 2.66 2.48 2.92 3.20 3.44 3.66 3.85 3.96 4.01 4.06 3.94 3.48 0.36 0.46 0.25 0.26 0.12 0.13 0.01 0.01 0.01 0.01 4.06 5.20 3,862 - - 25 - 50 109.19 50 133.82 50 167.38 50 215.78 SOLVABILITY - Debts t o Assets (x) (x) 0.68 1.40 0.65 1.32 0.65 1.41 0.62 1.26 0.57 1.05 0.51 0.86 0.45 0.66 - I n t e r e s t Cov. ( x ) Oebt Serv.Cov. ( x ) 1.33 1.40 1.52 2.06 1.97 2.26 1.99 4.66 2.25 8.04 2.71 10.98 3.22 15.08 PROFITRBILTTY P r o f i t M a r g i n (%) R e t u r n o n Assets(%) 0.95 2.54 1.32 3.28 1.95 5.68 2.03 6.50 2.32 7.98 2.69 9.86 2.99 11.52 3.48 13.78 3.76 15.16 4.10 16.67 4.50 17.73 4.70 16.34 Return on Equity(%) 7.69 9.47 16.46 17.18 18.61 20.27 20.77 21.43 20.14 18.84 17.96 16.51 - Debts t o E q u i t y - 8.01 - - http://www.mb.ipb.ac.id 6P6'5 SOP'S 099'P 050'P 86P'E 606'2 PEZ'Z E99'1 PZE'L 090'1 (033308d) 1ISWH 0 OPZ 60L.5 0 OPZ 591'5 0 OPZ OZP't 0 OPZ 018's 0 OPZ 8SZzE 65 OPZ 609'2 ZZ 1 OPZ ZL8'1 481 OPZ 8EZ'l 601'5 SBL'E OZP'P 018'~ BEZ'E 609'2 ZLB'L BEZ'L 9 ~ 8 605 o w F e d q e ~ e a e seqe1 LKP'Z 902'8 P~Z'Z 6Zb'L 5 ~ 6 ' ~ tagdl 59E'g P6P'G 6 0 ~ ' ~ 510'1 L99'P 529'E LLL 685'2 9 9 ~ EOL'L ZLE 6PL.l ooz 60L 0 0 v e F e d W e d ~ n l e q eeqel ~ Z 80Z'B OZE 6PL'L SZ6 OSZ'L LEE'L EES'L LEE'S 002'9 SZ5'1 OSL'S OOP'L 886's BPZ'L €56'2 LSO'L 50Z'Z 589 P6E.l 0 0 (n~t~n uewefurd ) eBun8 leuorse~edoEqel OPZ 561'21 EPgrOZ OPZ ZE5'lL LZS'61 OPZ 698'01 OOP'Bl OPZ LOZ'OL BLZ'L1 OPZ 962'6 OEL'SL OPZ 08L'L OLL'EL OPZ POl'9 ZEE'OL OPZ 609'P E08'L OPZ OES'E SL6'5 OPZ 65E'Z P66'E 0 0 0 Zlt'EOl PSO'PZI 261'16 ELE'LLL PLl'Z6 VLE'Oll 55S'98 EE8'EOL ZE8'8L 89GtP6 6L6'Sg 6P1'6L 6SLt15 160'29 880'61 L68'9P ZE6'6Z LOB'S€ LOO'OZ 000'PZ 0 0 LOOZ 9002 5001 POOZ EOOZ ZOO2 1002 0002 6661 8661 L66L LseJsanuI a!pa>n e6ung -8PZ LIE OPZ OPZ ueansnKued -HeFed qeLeaeS eqel -9E8 605 881 'Ad# 'dad NWDNlllIH83d H f l l N l l (a33308d) 11SWH ue~nsnLued LeuorseJado eXe?8 ~ 0 1 eqe1 0 ~ u e r e ~ n http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 26. PERHITUNGAN NPV, I R R DAN PAYBACK PERIOD I.COST OF CAPITAL - Sumber Dana - K r e d i t Bank - Modal Sendi r i 70.00% 30.00% B i a y a Dana - Bunga K r e d i t - R a t a - r a t a R e t u r n On E q u i t y - P e r h i t u n g a n Cost o f C a p i t a l (sebagai D i s c o u n t F a c t o r ) (70%xl8.5%)+(30%~20.19%) 11. NET PRESENT VALUE Tahun 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Laba Bersih Penyu sutan 0 509 836 1,238 1,872 2,609 3,258 3,810 4,420 5,165 5,709 0 240 240 240 240 240 240 240 240 240 240 Bunga Hasil D. F. K I (Proceed) 19.01% 0 31 1 248 185 122 59 0 0 0 0 0 (2,400) 1,060 1,324 1,663 2,234 2,908 3,498 4,050 4,660 5,405 5,949 NET PRESENT VALUE (NPV) 1 .OOOO 0.8403 0.7060 0.5933 0.4985 0.4189 0.3520 0.2957 0.2485 0.2088 0.1755 Present Value (2,400) 89 1 935 987 1,114 1,218 1,231 1,198 1,158 1,129 1 ,044 8,503 http://www.mb.ipb.ac.id L a n j u t a n L a m p i r a n 26. 111. INTERNAL RATE OF RETURN Tahun 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Laba Bersih Penyu sutan 0 509 836 1,238 1,872 2,609 3,258 3,810 4,420 5,165 5,709 0 240 240 240 240 240 240 240 240 240 240 Bung a Hasil K I (Proceed) (2,400) 1,060 1,324 1,663 2,234 2,908 3,498 4,050 4,660 5,405 5,949 0 31 1 248 185 122 59 0 0 0 0 0 D. F. 67.35% 1.0000 0.5976 0.3571 0.2134 0.1275 0.0762 0.0455 0.0272 0.0163 0.0097 0.0058 N e t P r e s e n t Value INTERNAL RATE OF RETURN ( I R R ) IV. Present Value (2,400) 633 473 355 285 222 159 110 76 53 35 (0) 67.35% PAYBACK PERIOD Total Investasi P r o c e e d t a h u n ke-1 P r o c e e d t a h u n ke-2 P r o c e e d t a h u n ke-3 2,400 (1,060) (1,324) (16) 0 16 : 1663 = 1 bulan PAYBACK PERIOD (PBP) 2 TAHUN 1 BULAN http://www.mb.ipb.ac.id L a m p i r a n 27. P R O Y E K S I EKSPOR K A R E T / S I R INDONESIA REGRESION OUTPUT : Constant S t d E r r of Y E s t R Squared N o . of O b s e r v a t i o n s Degrees of Freedom X Coefficient(s) S t d E r r of Coef. Tahun X Realisasi V o l ume R a m a l an Industri Trend R a m a l an PT S a m p i t **) http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 28. ASUMSI-ASUMSI PROYEKSI RUGI/LABA DAN NERACA UNTUK ANALISA SENSITIVITAS A / D PROYEKSI PERTUMBUHAN EKSPOR K A R E T / S I R I N D O N E S I A a. P r o y e k s i volume p e n j u a l a n produk k a r e t PT Sampit sebanding dengan p r o y e k s i pertumbuhan ekspor k a r e t / S I R I n d o n e s i a (Lampiran 27). P r o y e k s i penjualan Rp. J u t a Karet Tahun 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Harga Nilai Non Karet Total Vol ume 14,096 14,573 15,051 15,528 16,006 16,484 16,961 17,917 18,394 18,872 3.5217 3.8962 4.2706 4.6451 5.0196 5.3940 5.7685 6.1430 6.5174 6.8919 49,642 56,779 64,277 72,129 80,344 88,915 97,840 110,064 119,881 130,064 17,341 18,460 19,579 20,698 21,817 22,937 24,056 25,175 26,294 27,413 66,983 75,239 83,856 92,827 102,161 111,852 121,896 135,239 146,175 157,477 d. Harga Pokok P e n j u a l a n untuk T r w . I V / 9 6 sebanding dengan r e a l i s a s i HPP Trw.I11/96 sebesar 8 3 , 3 5 % . Sedangkan u n t u k tahun 1997 dan p e r i o d e s e l a n j u t n y a adalah sesuai dengan HPP K a r e t (Lampiran 1 5 ) sebesar 8 3 , 3 6 % dan HPP Non K a r e t (Lampiran 1 6 ) sebesar 8 3 , 3 2 % . e. B i a y a O p e r a s i o n a l ( B i a y a Penjualan dan B i a y a A d m i n i s t r a s i ) sebanding dengan B i a y a Operasional t e r t i n g g i selama 4 tahun t e r a k h i r sebesar 9 , 8 3 % d a r i penjualan. f . Biaya Depresiasi : - K a r e t sebelum tambahan i n v e s t a s i : Rp. - Non K a r e t : RP - Tambahan i n v e s t a s i k a r e t R p . 2 . 4 0 0 j u t a , tahun t a n p a n i l a i r e s i d u , atau : RP. g. 360 387 disusut 240 . jt /tahun jt. /tahun selama 10 j t . /tahun Bunga p i n j a m a n sesuai t a r i p bunga yang b e r l a k u d a r i Banknya y a i t u 1 8 , 5 % pertahun.Bunga pinjaman dibebankan kepada produk k a r e t dan non k a r e t p r o p o r s i o n a l dengan t i n g k a t p e n j u a l a n . h. Berdasarkan HPP produk k a r e t sebesar 8 3 , 3 6 % dan produk non k a r e t sebesar 8 3 , 3 2 % s e r t a Perputaran Persediaan u n t u k kesel u r u h a n produk selama 4 k a l i ( 3 b u l a n ) , dapat d i h i t u n g pembe l i a n bahan baku, pembayaran upah langsung dan b i a y a overhead sebagai b e r i k u t : http://www.mb.ipb.ac.id L a n j u t a n Lampiran 28 Rp. J u t a U r a i a n IV.96 H P P Perd. A k h i r Persd.Awa1 1997 1998 1999 2000 1 1 ,643 3,881 5,601 49,243 4,104 3,881 55,830 4,652 4,104 62,712 5,226 4,652 69,894 5,825 5,226 9,923 4,851 3,695 49,466 5,129 4,851 56,379 5,816 5,129 63,286 6,533 5,816 70,493 7,281 6,533 11,079 2,991 1,994 49,744 13,431 8,954 57,065 15,408 10,272 64,003 17,281 11,520 71,241 19,235 12,823 Pemakaian B.Baku Perd. A k h i r Persd .Awal 6,093 2,911 2,966 27,359 3,078 2,911 31,386 3,489 3,078 35,201 3,920 3,489 39,183 4,368 3,920 Pembelian B.Baku 6,038 27,526 31,797 35,632 39,631 T o t a l P e r d . A k h i r 1 1 ,643 12,311 13,957 15,678 17,474 Produksi WIP a k h i r WIP awal Biaya Produksi Upah langsung Overhead http://www.mb.ipb.ac.id L a n j u t a n Lampi r a n 28. i. P a j a k b e r 1aku perseroan dibayar . j. Saldo kas m i n i m a l dan b i l a t e r j a d i pinjaman. sesuai k e t e n t u a n / t a r i p p a j a k yang Rp.250 j u t a , - dan maksimal Rp.500 j u t a , k e l e b i h a n kas digunakan u n t u k menurunkan k . P e n j u a l a n e k s p o r s e l u r u h n y a t u n a i , sedangkan p e n j u a l a n l o k a l s e l u r u h n y a k r e d i t , dengan j a n g k a waktu pembayaran r a t a - r a t a 50 h a r i (Lampi r a n 1 4 . ) . R a t a - r a t a p e n j u a l a n l o k a l ( T h . 9 5 / 9 6 ) a d a l a h 8,5% d a r i t o t a l p e n j u a l a n . 1. Berdasarkan k o n f i r m a s i dengan p i h a k D i r e k s i , u n t u k pos Uang Muka Bahan Baku akan d i b a t a s i sampai dengan j u m l a h Rp.3,O m i 1y a r . m. A k t i v a L a n c a r L a i n - l a i n diasumsikan t i d a k banyak berubah. n. Hutang Dagang d i a s u m s i k a n d i b a t a s i sampai Rp.500 j u t a k a r e n a bahan baku s e l u r u h n y a d i b e l i t u n a i . o. K r e d i t i n v e s t a s i yang sudah ada d i b a y a r s e s u a i j a d w a l yang sudah d i t e t a p k a n , s e d a n g k a n tambahan k r e d i t i n v e s t a s i sebesar Rp.1.680 j u t a , - akan d i a n g s u r selama 5 t a h u n dengan angsuran Rp.85 j u t a / t r i w u l a n . p. Disamping k r e d i t i n v e s t a s i p i h a k perbankan j u g a mernberikan k r e d i t modal k e r j a yang d i p e r l u k a n o l e h perusahaan yang juml a h n y a d i s e s u a i k a n dengan a l i r a n k a s . q . Modal saham m e n i n g k a t sebesar Rp.720 j u t a sebagai pembiayaan s e n d i r i a t a s tambahan i n v e s t a s i . http://www.mb.ipb.ac.id PROYEKSI ALIRAN KAS (a/d. PERTUMBUHnN PROYEKSI EKSPOR KARET/SIR It.IOONES1A) Lampiran 29. V. 1996 U r a i a n Kas Uwal 272 Kas Masuk Penjualan Piutang Oagang - - Piutang Tertagih - Penarikan KMK Penarikan KI Setoran Modal Hutang Pemg.Saham Total kas masuk 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 274 305 252 330 383 319 271 297 307 284 256 13,969 59,081 66,983 75,239 83,856 92.827 102,161 111,852 121.896 135,239 146,175 157,477 (660) (697) (791) (888) (990) (1,096) (1,206) (1,320) (1,439) (1,597) (1,726) (1,859) 684 0 0 0 0 660 600 1,680 720 0 13,993 697 1,750 0 0 0 791 850 0 0 0 888 250 0 0 0 990 0 0 0 0 62,043 68,640 75,992 84,004 13,991 62,012 68,692 75,914 83,952 274 305 252 330 383 319 10,644 860 10,644 2,160 11,794 1,440 12,044 1,000 11,822 660 11,072 320 1,096 0 0 0 0 1,206 0 0 0 0 1,320 1,439 1,597 1,726 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 92,721 102.051 111,737 121,777 135,082 146,046 157,344 92,785 102,098 111.711 121,768 135,104 146,074 152,933 271 297 307 284 256 4,167 9,822 0 7,922 0 5,422 0 2.672 0 22 0 22 0 -~ - Kas Keluar - Pembelian Bahan - Hutang Dagang - Hutang Oibayar - Upah langsung - Biaya Oberhead - Biaya Operasional - Biaya Bunga - P a j a k Uang Muka 6. Baku - Angsuran KI Setoran KMK JP - Setoran KMK - Investasi Pembayaran Ht PS - - Total kas keluar Kas Akhir Saldo KMK Saldo KI 11,494 955 http://www.mb.ipb.ac.id Lamoiran 30. (a/d. U r a i a n V. 1996 PROYEKSI RUGTILABA PERTUMBUHAN PROVEKSI EKSPOR KARET/SIR 11IOO14ESIA) 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 P e n j u a l a n 13,969 59,081 66,983 75,239 83,856 92,827 102,161 111,852 121,896 135,239 146,175 157,477 Harga Pokok P e n j u a l a n 11,643 49,243 55,830 62,712 69,894 77,372 85,152 93,230 101,602 112,725 121,841 131,262 2,326 1,319 9,837 5,577 11,153 6,323 12,527 7,103 13,961 7,916 15.455 8,763 17,008 9,644 18,621 10,559 20,293 11,507 22,514 24,334 26,215 12,767 13,799 14,866 987 987 987 987 - Laba K o t o r Biaya Operasional Penyusutan 187 747 987 414 240 240 240 240 Laba O p e r a s i o n a l 821 3,513 3,843 4,438 5,058 5,705 6.377 7,648 8,546 9,507 Bunga p i n j a m a n 576 2,128 2,369 2,448 2,413 2,309 2,108 1,817 1,466 1,003 Laba Sebslum P a j a k 245 1,385 416 1,474 1,989 2,645 3,396 4,270 11,105 1,281 7,081 2,124 9,801 1,013 5,831 1,749 8,504 73 2,551 2,940 3,332 171 970 1,032 2,377 2,989 4,082 4,956 5,953 8,861 7,774 P a j a k Laba S e t e l a h p a j a k 442 597 1,393 794 1,852 10,295 494 11,109 4 http://www.mb.ipb.ac.id http://www.mb.ipb.ac.id L a m p i r a n 32. PERHITUNGAN NPV, I R R DAN PAYBACK PERIOD ( a / d . PERTUMBUHAN EKSPOR KARET/SIR INDONESIA) I.COST OF CAPITAL - Sumber Dana - K r e d i t Bank - Modal S e n d i r i - B i a y a Dana - Bunga K r e d i t - R a t a - r a t a R e t u r n On E q u i t y - Perhitungan Cost o f Capital (sebagai Discount Factor) (70%~18.5%)+(30%~20.19%) 11. NET PRESENT VALUE Tahun 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Laba Bersih Penyu sutan 0 (91 20 170 347 545 730 978 1,422 1,781 2,167 0 240 240 240 240 240 240 240 240 240 240 Bunga Hasil D. F. K I (Proceed) 19.01% 0 31 1 248 185 122 59 0 0 0 0 0 (2,400) 460 508 595 709 844 970 1,218 1,662 2,021 2,407 NET PRESENT VALUE (NPV) 1.0000 0.8403 0.7060 0.5933 0.4985 0.4189 0.3520 0.2957 0.2485 0.2088 0.1755 Present Value (2,400) 387 359 353 353 354 34 1 360 41 3 422 422 1,364 http://www.mb.ipb.ac.id L a n j u t a n Lampi r a n 3 2 . 111. INTERNAL RATE OF RETURN Tahun 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Laba Bersih Penyu 0 (91 20 170 347 545 730 978 1,422 1,781 2,167 0 240 240 240 240 240 240 240 240 240 240 sutan Bunga Hasi 1 K I (Proceed) 0 311 248 185 122 59 0 0 0 0 0 (2,400) 460 508 595 709 844 970 1,218 1,662 2,021 2,407 D. F . 29.61% 1.0000 0.7715 0.5953 0.4593 0.3544 0.2734 0.2109 0.1628 0.1256 0.0969 0.0748 N e t Present Value INTERNAL RATE OF RETURN ( I R R ) IV. Present Value (2,400) 355 302 273 25 1 231 205 198 209 196 180 (0) 29.61% PAYBACK PERIOD Total Hasil Hasil Hasi 1 Hasil Hasi1 Investasi tahun ke-I t a h u n ke-2 t a h u n ke-3 t a h u n ke-4 t a h u n ke-5 2,400 (460 (508) (595) (709) (128) 2 BULAN PAYBACK PERIOD (PBP) 4 TAHUN 2 BULAN http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 33. A S U M S I - A S U M S I PROYEKSI RUGI/LABA DAN NERACA UNTUK PROYEKSI PERTUMBUHAN ANALISA SENSITIVITAS A / D EKSPOR KARET/SIR I N D O N E S I A DAN K E N A I K A N HPP a. Proyeksi volume p e n j u a l a n produk k a r e t PT Sampit sebanding dengan p r o y e k s i pertumbuhan ekspor k a r e t / S I R I n d o n e s i a (Lamp i r a n 27). P r o y e k s i p e n j u a l an Rp. J u t a Tahun 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Vol ume Harga 14,096 14,573 15,051 15,528 16,006 16,484 16,961 17,917 18,394 18,872 3.5217 3.8962 4.2706 4.6451 5.0196 5.3940 5.7685 6.1430 6.51 74 6.8919 Nilai 49,642 56,779 64,277 72,129 80,344 88,915 97,840 110,064 1 1 9,881 130,064 Non Karet 17,341 18,460 19,579 20,698 21,817 22,937 24,056 25,175 26,294 27,413 Total 66,983 75,239 83,856 92,827 102,161 111,852 121,896 135,239 146,175 157,477 d. Harga Pokok P e n j u a l a n untuk Trw.IV/96 sebanding dengan r e a l i s a s i HPP Trw.I11/96 sebesar 83,35%. Sedangkan u n t u k tahun 1997 dan p e r i o d e s e l a n j u t n y a adalah s e s u a i dengan HPP K a r e t (Lampiran 15) sebesar 83,36% dan HPP Non K a r e t (Lampiran 16) sebesar 83,32%. e. Biaya O p e r a s i o n a l ( B i a y a Penjualan dan B i a y a A d m i n i s t r a s i ) sebanding dengan B i a y a Operasional t e r t i n g g i selama 4 tahun t e r a k h i r sebesar 9,83% d a r i penjualan. f . Biaya Depresiasi : - K a r e t sebelum tambahan i n v e s t a s i : Rp. - Non K a r e t : RP. - Tambahan i n v e s t a s i k a r e t Rp.2.400 j u t a , tahun t a n p a n i l a i r e s i d u , atau : RP. 360 jt. /tahun 387 j t . /tahun d i s u s u t selama 10 240 j t . /tahun g. Bunga pinjaman s e s u a i t a r i p bunga yang b e r l a k u d a r i Banknya y a i t u 18,5% pertahun.Bunga pinjaman dibebankan kepada produk k a r e t dan non k a r e t p r o p o r s i o n a l dengan t i n g k a t p e n j u a l a n . h. Berdasarkan HPP produk k a r e t sebesar 83,36% dan produk non k a r e t sebesar 83,32% s e r t a Perputaran Persediaan u n t u k kesel u r u h a n produk selama 4 k a l i (3 b u l a n ) , dapat d i h i t u n g pembe l i a n bahan baku, pembayaran upah langsung dan b i a y a overhead sebagai b e r i k u t : http://www.mb.ipb.ac.id L a n j u t a n Lampiran 33. Rp. J u t a U r a i a n IV.96 H P P Perd. A k h i r Persd. Awal 1997 1998 1999 2000 11,804 3,935 5,601 49,946 4,162 3,935 56,644 4,720 4,162 63,643 5,304 4,720 70,949 5,912 5,304 Produksi WIP a k h i r W I P awal 10,137 4,918 3,695 50,174 5,203 4,918 57,202 5,900 5,203 64,227 6,630 5,900 71,557 7,390 6,630 Biaya Produksi Upah langsung Overhead 11,360 3,067 2,045 50,458 13,624 9,082 57,900 15,633 10,422 64,956 17,538 11,692 72,318 19,526 13,017 Pemakaian B.Baku Perd. Akhi r Persd. Awal 6,248 2,951 2,966 27,752 3,122 2,951 31,845 3,540 3,122 35,726 3,978 3,540 39,775 4,434 3,978 Pembelian B.Baku 6,233 27,923 32,264 36,163 40,232 Total Perd.Akhir 1 1 ,804 12,486 14,161 15,911 17,737 2003 2004 2005 2006 2007 2001 2002 http://www.mb.ipb.ac.id L a n j u t a n Lampi r a n 3 3 . i . Pajak perseroan d i bayar berlaku. j. S a l d o k a s m i n i m a l dan b i l a t e r j a d i pinjaman. sesuai k e t e n t u a d t a r i p p a j a k yang Rp.250 j u t a , - dan maksimal Rp.500 j u t a , k e l e b i h a n k a s digunakan u n t u k menurunkan k . P e n j u a l a n e k s p o r s e l u r u h n y a t u n a i , sedangkan p e n j u a l a n l o k a l s e l u r u h n y a k r e d i t , dengan j a n g k a waktu pembayaran r a t a - r a t a 50 h a r i (Lampi r a n 14. ) R a t a - r a t a p e n j u a l a n l o k a l ( T h . 95/96) a d a l a h 8,5% d a r i t o t a l p e n j u a l a n . . 1 . Berdasarkan k o n f i r m a s i dengan p i h a k D i r e k s i , u n t u k pos Uang Muka Bahan Baku akan d i b a t a s i sampai dengan j u m l a h Rp.3,O milyar. m. A k t i v a L a n c a r L a i n - l a i n diasurnsikan t i d a k banyak b e r u b a h . n. Hutang Dagang d i a s u m s i k a n d i b a t a s i sampai Rp.500 j u t a k a r e n a bahan baku s e l u r u h n y a d i b e l i t u n a i . o. K r e d i t i n v e s t a s i yang sudah ada d i b a y a r s e s u a i j a d w a l yang sudah d i t e t a p k a n , s e d a n g k a n tarnbahan k r e d i t i n v e s t a s i sebesar Rp.1.680 j u t a , - akan d i a n g s u r selarna 5 t a h u n dengan angsuran Rp.85 j u t a / t r i w u l a n . p . Disamping k r e d i t i n v e s t a s i p i h a k perbankan j u g a memberikan k r e d i t modal k e r j a yang d i p e r l u k a n o l e h perusahaan yang juml a h n y a d i s e s u a i k a n dengan a l i r a n kas. q . Modal saham m e n i n g k a t sebesar Rp.720 j u t a sebagai pembiayaan s e n d i r i a t a s tambahan i n v e s t a s i . http://www.mb.ipb.ac.id L a m p i r a n 34. PROYEKSI ALIRAtl KAS (a/d. U r a i a n PERTUMBUHAN PROYEKSI EKSPOR KARET/SIR INDONESIA DAN KENAIKAN HPP) V.1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Kas Awal Kas Masuk - Penjualan P i u t a n g Dagang Piutang Tertagih P e n a r i k a n KMK Penarikan K I S s t o r a n Modal H u t a n g Pemg.Saharn T o t a l k a s masuk 13,993 62,543 69,390 76,892 85,004 93,321 102,451 111,737 121,777 135,082 146,046 157,344 146,069 157,410 Kas K e l u a r - Pembelian 8ahan H u t a n g Dagang Hutang D i b a y a r Upah l a n g s u n g B i a y a Oberhead Biaya Operasional B i a y a Bunga - P a j a k - Uang Muka 8. - Baku Angsuran K I S e t o r a n KHK JP S e t o r a n KMK Investasi Pembayaran H t PS T o t a l kas keluar 13,914 Kas A k h i r S a l d o KMK Saldo K I 351 11,494 955 10,994 860 62,565 329 69,400 319 76,802 409 11,494 13,394 14.544 2,160 1,440 1,000 85,044 369 15,322 660 93,348 342 15,922 320 102,432 360 16,322 0 111,709 388 16,322 0 121,815 350 16,022 0 135,041 391 16,022 0 368 15,022 0 301 13,522 0 &. i.3 i-l http://www.mb.ipb.ac.id Lampiran 35. (a/d. U r a i a n PROYEKSI RUGI/LP.BA PERTUMBUHAN PROVEKSI EKSPOR KARET/SIR INDONESIA DAN KEIIAIKAN HPP) V. 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 P e n j u a l a n 13,969 59,081 66,983 75,239 83.856 92,827 102,161 111,852 121,896 135,239 146,175 157,477 Harga Pokok P e n j u a l a n 11.804 49,946 56,644 63,643 70,949 78,555 86,470 94,689 103,207 114,530 123,807 133.395 2,165 1,319 9,135 5,577 10,339 6,323 11,596 7,103 12,907 14,272 15,691 17,163 18,688 20,709 22,368 24,082 7,916 8,763 9,644 10,559 11,507 12,767 13,799 14,866 747 987 Laba K o t o r Biaya Operasional Penyusutan 187 Laba O p e r a s i o n a l Bunga p i njaman 660 576 2.810 2,193 3,029 2,526 987 3.506 2,744 987 987 987 414 240 240 240 240 4,004 2.876 4,522 2,957 5,060 6.190 6,942 7,702 8,329 8,976 3,005 3,020 3,020 2,964 2,964 2,779 2,055 3,171 3,922 4,738 5,365 1,177 1.421 1.610 6,197 1,859 2,745 3,317 3,756 4,338 Laba Sebelum P a j a k 84 617 503 762 25 185 151 229 1,129 339 1,565 P a j a k Laba S e t e l a h p a j a k 59 432 352 534 790 1.096 470 616 1,438 951 2,220 http://www.mb.ipb.ac.id L a m p i r a n 36. OIFERENSIAL PROYEKSI RUGI/LABA (a/d. PERTUMBUHAN PROYEKSI EKSPOR KARET/SIR INDONESIA DAN KEIIAIKAN HPP) U r a i a n 1997 1996 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 P e n j u a l a n 0 7,381 10,025 13,030 16,388 20,109 24,187 28,618 36,348 41,672 47,361 Harga Pokok P e n j u a l a n 0 6,274 8.521 11,075 13,930 17,092 20,559 24,325 30,896 35,421 40,257 Laba K o t o r Biaya Operasional Penyusutan Laba O p e r a s i o n a l Bunga p i n j a m a n Laba Sebelum P a j a k P a j a k Laba S e t e l a h p a j a k 0 (181) (104) 8 61 (181) 240 (104) 240 8 61 240 240 31 1 248 185 122 370 384 433 423 169 246 366 602 773 998 169 246 366 602 773 998 240 240 240 240 240 240 59 0 0 0 0 0 468 486 606 842 HASIL (PROCEED) UNTUK PERHITUNGAN NPV, IRR, PBP --- -H A S I L Laba S e t e l a h p a j a k Penyusutan Bunga K I 1,013 1,236 http://www.mb.ipb.ac.id L a m p i r a n 37. PERHITUNGAN NPV, I R R DAN PAYBACK P E R I O D (a/d.PERTUMBUHAN EKSPOR K A R E T / S I R I N D O N E S I A DAN K E N A I K A N HPP) I. COST OF C A P I T A L - Sumber D a n a - K r e d i t Bank - Modal Sendi r i - B i a y a Dana - Bunga K r e d i t - R a t a - r a t a R e t u r n On E q u i t y - Perhitungan Cost of Capital (sebagai D i s c o u n t F a c t o r ) (70%xl8.5%)+(30%~20.I9%) - 11. NET PRESENT VALUE Tahun 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Laba Bersih Penyu sutan 0 (181) (104) 8 61 169 246 366 602 773 998 0 240 240 240 240 240 240 240 240 240 240 Bunga Hasil K I (Proceed) 0 31 1 248 185 122 59 0 0 0 0 0 (2,400) 370 384 433 423 468 486 606 842 1,013 1,238 N E T PRESENT VALUE ( N P V ) D. F. 19.01% 1.0000 0.8403 0.7060 0.5933 0.4985 0.4189 0.3520 0.2957 0.2485 0.2088 0.1755 Present Value (2,400) 31 1 271 257 21 1 196 171 179 209 212 217 (166) http://www.mb.ipb.ac.id L a n j u t a n L a m p i r a n 37. 111. INTERNAL RATE OF RETURN Tahun Laba Bersih Penyu sutan D. F. 17.38% Bunga Hasi 1 K I (Proceed) N e t P r e s e n t Value INTERNAL RATE OF RETURN (IRR) IV. Present Value 0 17.38% PAYBACK PERIOD Total Hasi 1 Hasi 1 Hasi 1 Hasi 1 Hasi 1 Hasi 1 Investasi t a h u n ke-1 t a h u n ke-2 t a h u n ke-3 t a h u n ke-4 t a h u n ke-5 t a h u n ke-6 322 : 486 = PAYBACK PERIOD (PBP) 2,400 (370 8 BULAN 5 TAHUN 8 BULAN