BAB IV KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan nekrofilia sebagai perilaku abnormal tokoh utama novel Nekrofilia dan penyebab tokoh utama menderita perilaku abnormal tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis struktural dan metode analisis psikologi sastra dengan memanfaatkan teori psikologi abnormal. Penelitian tentang nekrofilia sebagai perilaku abnormal tokoh utama dengan menggunakan teori psikologi abnormal, karena nekrofilia merupakan sebuah gangguan seksual yang memiliki kriteria sebagai sebuah perilaku abnormal. Berdasarkan analisis struktural, diketahui bahwa tokoh utama dalam novel Nekrofilia adalah Munsiyah dan beberapa tokoh tambahan yang mendukung jalannya cerita, yaitu Ja>sir, Futnah, dan ayah. Secara fisiologis, Munsiyah adalah gadis berusia 12 tahun yang memiliki tubuh sangat kurus dengan kulit yang pucat, dua mata hijau yang cekung, dan hidung yang kecil karena gangguan nafsu makan. Secara psikologis, ia menderita gangguan nafsu makan, gangguan panik, gangguan ekspresi seksual, dan nekrofilia. Secara sosiologis, ia adalah anak dari keluarga miskin yang ditelantarkan dan diperlakukan secara kasar, dan seorang siswi yang hanya memiliki satu teman. Adapun alur dari novel ini adalah alur progresif karena kisah yang diceritakan bersifat kronologis. Berdasarkan analisis psikologi sastra dengan memanfaatkan teori psikologi abnormal dan berlandaskan hasil penelitian struktural didapatkan bahwa tokoh 62 63 utama, Munsiyah, menderita suatu perilaku abnormal, sebuah gangguan seksual berupa nekrofilia, yaitu adanya kepuasan seksual dengan melihat atau melakukan kontak seksual dengan mayat. Nekrofilia yang diderita tokoh utama, Munsiyah, melalui proses sebagai berikut. Munsiyah sebagai anak dari keluarga miskin dan mengalami gangguan makan benci melihat tubuhnya karena tubuhnya yang sangat kurus. Dengan tubuh yang tidak seperti wanita pada umumnya, ia tidak mampu untuk mengekspresikan cintanya kepada laki-laki yang ia sukai sehingga mengarahkannya untuk mengoleksi foto-foto orang mati. Pada perjalanan selanjutnya, Munsiyah melampiaskan hasrat seksualnya kepada mayat-mayat sebagai pengganti sosok lelaki idamannya. Setelah bosan dengan mayat dari pemakanan, ia menginginkan berhubungan dengan mayat laki-laki yang selama ini ia idamkan; ia membunuhnya kemudian bersenggama dengan mayatnya. Akan tetapi, ia pun merasa bahwa bukan itu yang ia inginkan. Akhirnya, ia histeris dan bunuh diri di atas mayat lelaki idamannya tersebut. Nekrofilia yang diderita Munsiyah meliputi semua jenis genuine necrophilia, secara bertahap. Pada awalnya ia menderita necrophilia fantasy saat ia mengoleksi foto-foto orang mati, yang kemudian berkembang menjadi regular necrophilia saat ia bersenggama dengan mayat-mayat, dan akhirnya meningkat menjadi necrophilia homicide saat ia membunuh terlebih dahulu untuk mendapatkan kepuasan seksual. Nekrofilia yang diderita Munsiyah disebabkan dua hal, yaitu oleh adanya perlakuan kasar dan penelantaran secara terus-menerus 64 oleh keluarganya pada masa kanak-kanak, dan adanya gangguan ekspresi seksual karena hilangnya rasa percaya diri. Dari penjelasan ini juga didapatkan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, perlakuan kurang baik terhadap anak dapat memunculkan perilaku abnormal pada diri anak tersebut. Kedua, apabila seseorang memiliki satu perilaku abnormal, akan muncul peluang atau kemungkinan yang lebih besar untuk menderita perilaku abnormal jenis lainnya. Ketiga, seseorang yang menderita satu jenis nekrofilia, akan dapat menderita jenis nekrofilia lainnya.