Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 70) Wednesday, September 30, 2015 Kepastian Kelima: Inilah Keberanian percaya 1 Yoh. 5:14-16 5:14 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. 5:15 Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. 5:16 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. - - - - - Orang percaya adalah orang yang tahu kehendak Allah, orang yang mengalami perubahan budi, sebab suka membawa tubuh, jiwa, dan roh kepada Tuhan, untuk mengalami kuasa ibadah. Orang percaya tahu, bahwa saat dia minta apa saja (yaitu meminta Firman Allah, Roh Allah, dan Kasih Allah, sesuai kehendak Allah, yaitu kehendak yang benar, kudus, dan sempurna) maka dia akan mendapatkannya dari Tuhan. Keberanian percaya dikaitkan dengan doa yang didengar dan dijawab oleh Tuhan. Doa yang dikabulkan, ada kaitan dengan suatu keberanian percaya untuk menyampaikan permohonan, sebab mengetahui bahwa doa itu berkenan dengan kehendak Allah. Kaitan dosa adalah maut. Upah dosa adalah maut, tetapi Yesus sudah mati ganti kita di atas kayu salib. Jika manusia percaya kepada Yesus, maka maut tidak perlu menguasai manusia lagi. Begitu manusia percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, dosa hilang kuasanya. Saat manusia percaya kepada Yesus (Yesus sebagai Kepala), manusia berpindah dari maut kepada hidup. Jadi, setelah Yesus mati di atas kayu salib menjadi kurban atas segala dosa kejahatan dan kenajisan manusia, sebenarnya manusia tidak perlu lagi mati. Mengapa? Sebab jika manusia mau mendengar Firman Allah dan percaya kepada Firman Allah, manusia mempunyai hidup. Saat manusia percaya kepada Firman Allah, pada saat itu ada suatu peristiwa besar yang terjadi, yaitu Firman Allah memindahkan dari dalam maut ke dalam hidup. Yoh. 5:24 Perpindahan - - - - - Setiap kali ada pemberitaan Firman Allah, di sana ada kesempatan untuk hidup. Jadi, tidak sia-sia jika kita mempergunakan waktu untuk mendengar Firman Allah, sebab artinya kita sedang mempergunakan waktu untuk hidup. Berpindah dari dalam maut ke dalam hidup adalah suatu kejadian yang sangat besar. Mendengar dan percaya kepada Firman Allah merupakan perkara yang besar dan sangat berharga, sebab tidak ada kuasa yang mampu memindahkan manusia dari dalam maut ke dalam hidup. Untuk apa orang belajar atau bekerja dengan keras? Untuk berpindah nasib, pada keadaan yang lebih baik. Jika demikian, mengapa kita tidak bekerja dengan keras untuk mendengar Firman Allah supaya bisa berpindah dari mati kepada hidup? Perhatikan kalimat ‘dari dalam maut’. Kata ‘dalam maut’ berarti berada dalam kuasa cengkeraman maut. Siapakah atau kekuatan manakah yang mampu mengambil manusia dari dalam maut? Di sini dibutuhkan suatu kuasa atau kekuatan yang sangat besar. Tetapi Firman Allah yang kita dengar sekarang, jika kita percaya, maka Firman Allah itu mempunyai kekuatan untuk memindahkan kita dari dalam maut ke dalam hidup. Inilah kuasa Allah yang ada di dalam Firman-Nya. Inilah kejadian yang sangat besar. Dalam 1 Kor. 15:26 dikatakan bahwa Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Yesus adalah Firman Allah yang telah menjadi daging. Kematian-Nya telah mengalahkan maut. Seharusnya sudah tidak ada lagi alasan untuk takut akan maut, atau tidak ada lagi manusia yang dikuasai maut. Page - 1 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Dalam ayat 16 dikatakan ‘masih’ ada dosa yang mendatangkan maut. Dalam ayat 17 dikatakan Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Hubungan antara dosa dan maut, jangan dianggap remeh! Semua upah dosa adalah maut, tetapi jika ada dosa yang tidak mendatangkan maut, itu adalah dosa yang diakui, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama (Yak. 5:16). Jadi, dosa yang tidak mendatangkan maut adalah dosa yang diakui, dosa yang ditampilkan, yang ditelanjangi. Dosa yang diakui di hadapan Tuhan adalah dosa yang tidak punya kuasa untuk mematikan manusia. Orang yang mau mengakui dosanya, perlu didoakan supaya Allah memberi hidup kepadanya. Pengampunan dosa dikerjakan oleh Tuhan. Jika kita saling mendoakan, doa itu menggerakkan hati Tuhan untuk memberikan hidup kepada orang berdosa yang mau mengakui dosanya. Jika hal ini kita kaitkan dengan apa yang tertulis dalam Yoh. 5:24, hasil dari mendengar dan percaya Firman Allah adalah mengaku dosa kepada Tuhan, sehingga Tuhan memberikan hidup. Mendengar Firman Allah dan percaya kemudian bertobat (perbuatan baik), maka Tuhan akan mengampuni, Tuhan memberi hidup. Pengertian Kematian Ada 3 pengertian tentang kematian yang ada di dalam Alkitab: 1. Kematian secara umum (kematian tubuh, sebab roh manusia meninggalkan tubuhnya). Roh kembali kepada sang pencipta, dan tubuh kembali ke tanah. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, rumus ini berlaku bagi semua manusia → sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." (Kej. 3:19). 2. Kematian Rohani (keadaan semacam ini berbahaya, karena manusia tidak merasa) o o Kematian rohani justru terjadi di saat manusia masih hidup di dalam tubuh jasmani. Saat manusia berbuat dosa, saat itu manusia dikatakan mati oleh Allah, dan pada saat itu juga maut berkuasa atas manusia. Manusia disebut mati rohani. Istilah lain dari kematian rohani adalah berpisah atau bercerai dengan Allah. Manusia dikatakan mati sebab manusia memilih hidup dalam dosa dibanding dengan hidup menurut ketetapan Allah. Yes. 59:1-2 59:1 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; 59:2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. - - - Seperti yang dikatakan 1 Yoh. 5:17, bahwa semua kejahatan itu dosa. Oleh karena kejahatan, manusia terpisah atau tercerai dari Allah. Berpisah dengan Allah (Kepala) sama dengan mati. Oleh karena dosa, Allah menyembunyikan diri. Dosa membuat manusia terpisah dari Allah. Bukan hanya manusia terpisah dari Allah, tetapi doa pun tidak didengar oleh Tuhan. Mati oleh sebab tidak ada hubungan dengan Tuhan. Doa tidak ada hubungan dengan Tuhan, mendengar Firman Allah juga tidak bisa konsentrasi, hubungan terputus. Keadaan semacam ini sangat berbahaya, sebab jika sudah tidak memiliki hubungan di dalam Firman, maka manusia menjadi tidak mengerti Firman Allah, manusia semacam ini hanya dipersiapkan untuk binasa. 2 Kor. 4:3-4 Terpisah dari Allah Sebenarnya, Injil diberitakan dengan cara yang sangat sederhana supaya dapat dimengerti. Jika Firman Allah tidak dimengerti, itu berakibat sangat buruk, sebab manusia semacam itu hanya dipersiapkan untuk binasa. Page - 2 4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, - - - Arti mengerti adalah melakukan. Karena mengerti kehendak iblis, maka ingin melakukan kehendak iblis (Yoh.8:43-44). Jika kita melakukan kehendak-Nya, kita tahu apakah itu dari Bapa (Yoh.7:17). Mengapa masih tertutup sehingga manusia tidak mengerti? Sebab ada dosa yang membuat manusia terpisah dengan Allah. Dosa inilah yang membuat Allah (Firman) menyembunyikan diriNya, sehingga manusia tidak bisa melihat atau tidak bisa mengerti Firman Allah. Jadi, jika ada manusia sampai tidak bisa percaya dan tidak bisa mengerti Firman Allah, itu bukan karena dia bodoh, tetapi semata-mata hanya karena dosa kekerasan hati. Ada dosa yang dipertahankan, sampai dosa ini mengeras di dalam hati. Hati adalah gudang kejahatan dan kenajisan, dan jika itu dipertahankan, jadinya mengeras. Bartimeus seorang yang tidak berpendidikan, tetapi saat dia mendengar tentang Yesus, dia percaya (tidak banyak bertanya) dan hasilnya dia bisa melihat terang (pribadi Yesus) dengan jelas. Rumus Firman Allah sangat sederhana, yaitu mendengar dan percaya. Firman Allah yang kita dengar tidak perlu diolah dengan pikiran, tidak perlu dipertimbangkan, tidak perlu dinalar, tetapi cukup didengar dan dipercaya. Selajutnya Firman Allah yang bekerja bagi manusia. Inilah pengertian kematian, yaitu manusia tidak ada hubungan dengan Tuhan. Terpisah dengan Firman-Nya, tidak bisa mengerti Firman Allah. Jadi, jika kita mendengar Firman Allah tetapi tidak bisa mengerti (juga tidak bisa konsentrasi atau mengantuk) atau tidak bisa tunduk kepada Firman, itu bukan perkara yang biasa. Itu sebabnya, salah satu doa yang dikehendaki oleh Tuhan adalah ‘supaya Tuhan mau berbicara atau membukakan Firman-Nya’. Selain itu, kita juga berdoa ‘supaya kita diijinkan mengerti Firman-Nya’. Mengerti Firman Allah adalah kehendak Tuhan! Mengerti Firman Allah adalah perkara yang sangat penting. Kita bersama-sama berdoa untuk hal ini, sampai kita mengalami jawaban doa. Firman Allah dibukakan, dan kita tahu bahwa sifat dari Firman Allah adalah terang. DIA akan bercahaya dan menerangi manusia, serta menghidupkan manusia yang mati. Jika Firman Allah dibukakan, Firman itu suatu sinar yang bercahaya, di mana kita bisa memandang kepada Kristus. 4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. - - - Jika Tuhan menyinarkan Injil atau sinar-Nya kepada kita, maka kita bisa memandang dan mengenal Tuhan. Rasul Paulus lama hidup dalam kegelapan, dia terpisah dari Tuhan, tetapi saat dia disinari dengan cahaya Injil, dia bisa memandang wajah Kristus. Pada saat itu Yesus berkata: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Jika di hari-hari ini kita bisa memandang wujud-Nya di dalam kehidupan sehari-hari, ini sangat membahagiakan kita, supaya maut jangan menguasai kita. Saulus jadi buta, karena dia buta, dia selamat (Yoh.9:41). Perpisahan dengan Allah adalah pengertian dari kematian yang kedua. Dalam Efesus pasal 2 disebutkan, berpisah dengan Allah membuat manusia menjadi hamba dosa, sehingga manusia mau menyerahkan seluruh anggota tubuhnya kepada dosa. Efe. 2:1-2 2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 3 Hidup di dalam Tuhan = taat, ada roh yang bekerja. Jika kita hidup di dalam Tuhan, kita taat pada Tuhan, tetapi jika kita hidup di dalam setan, kita taat pada setan. Page - - - - - Begitu manusia berbuat dosa dan melanggar, manusia mati (terpisah dari Tuhan). Jika manusia sudah terpisah dari Tuhan, maka manusia cenderung untuk tunduk dan menjadi hamba dosa, manusia ‘taat’ kepada penguasa kerajaan angkasa. Dari kata ‘mentaati’, kita bisa melihat pengaruh kuasa jahat, sehingga manusia bisa ‘taat’, ada roh yang bekerja. Apa pun yang diperintahan oleh penguasa kerajaan angkasa, manusia mau melakukan. Hal ini harus kita bandingkan dengan ketaatan kita kepada Firman Allah. Kita akan bisa melihat, bahwa ketaatan manusia kepada roh dunia jauh lebih kuat daripada manusia mentaati Firman Allah. Hal ini harus diperhatikan, supaya ketaatan kita kepada Tuhan jauh lebih dari apa pun yang ada di dunia ini. Saat murid-murid dihadapkan ke Mahkamah Agama, Petrus dan rasul-rasul yang lain dengan tegas mengatakan → "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia (Kis. 5:29). Begitu manusia terlepas dari Tuhan, manusia langsung mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Ingat: kita harus hormat, tetapi tidak boleh menyembah. Sementara manusia masih mempergunakan tubuh jasmani Sementara manusia masih hidup di dalam tubuh, manusia sudah dikatakan mati sebab terpisah dari Allah dan mentaati penguasa kerajaan angkasa. Sebenarnya, sementara manusia masih hidup di dalam tubuh dan dosa bekerja dalam tubuh manusia, manusia mendapat kesempatan dari Tuhan supaya ‘sadar’ dan kembali kepada Tuhan. Itulah tujuan mengapa manusia diijinkan untuk hidup di dalam tubuh ini. Sekalipun dosa sudah menguasai manusia dan maut sudah bekerja dalam hidup manusia, tetapi Tuhan masih memberi kesempatan untuk hidup. Perhatikan: Tujuan Tuhan adalah di mana manusia masih hidup dalam tubuh ini, ada kesempatan untuk terlepas dari maut. Jangan sampai dosa ini membawa manusia kepada kematian kekal. Jika manusia yang masih hidup ini tidak mempergunakan kesempatan untuk bertobat, maka dosa yang ada di dalam tubuh itu akan membawa manusia pada kematian kekal. Sebenarnya, saat kita hidup in,i ada dosa di dalam tubuh kita. Tetapi karena kita masih mendapat kesempatan hidup dalam tubuh ini, sebenarnya Allah bertujuan supaya nanti jika manusia mati, jangan sampai dosa yang ada di dalam tubuh ini membawa kepada maut. Jadi, sementara kita sekarang hidup dalam tubuh ini, tujuan Tuhan adalah supaya dalam tubuh ini kita mendapatkan kesempatan pindah dari maut kepada hidup. Perhatikan kemurahan yang sudah diberikan oleh Allah! 2 Pet. 3:9-15 Maksud Allah kepada manusia yang hidup 3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. - Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintahNya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, (Kel. 15:26). 4 - Saat kita berbuat dosa, saat kita terpisah dari Allah dan kita dikuasai oleh maut tetapi Tuhan masih belum mau mencabut nyawa kita, itu bukan berarti Tuhan lupa mencabut nyawa kita, tetapi bersabar dan menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan berbalik dan bertobat. Jika ada yang bertanya, apa tujuan kita sekarang hidup di dunia ini? Tujuannya adalah berbalik kepada Tuhan dan bertobat. Kepada manusia di dunia ini, Tuhan tidak pernah memberi perintah yang macam-macam. Jika pada zaman Adam – Hawa Allah memberikan perintah → "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas (Kej. 2:16), kemudian kepada bangsa Israel saat keluar dari tanah Mesir, Allah memberikan perintah → "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Page - - Dalam perjanjian baru, Tuhan Yesus juga menunjukkan suatu pekerjaan yang dikehendaki oleh Allah, pekerjaan yang dikaitkan dengan tidak binasa → "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." (Yoh. 6:29) - Tetapi manusia telah mengerjakan sesuatu yang tidak disuruh oleh Allah, melebihi apa yang disuruh oleh Allah. Manusia mengambil jalannya sendiri dan tersesat. Mari kita kembali kepada ketetapan Firman Allah dan bertobat. Jika kita belum menggunakan kesempatan yang sudah Tuhan berikan ini untuk kembali kepada Tuhan (mengaku dosa) dan bertobat, berarti kita sudah menggunakan hidup ini dengan sia-sia, dan segala sesuatu yang sia-sia ini harus dipertanggung-jawabkan. Jika tubuh ini hanya dipakai untuk kawin mawin dan makan minum, itu berarti kita sudah salah dalam menggunakan hidup ini. Bukan itu tujuan hidup, tetapi tujuan hidup adalah supaya manusia kembali kepada Tuhan. 3:10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. 3:13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. - Kita harus mencari kebenaran itu, lebih mengutamakan Kerajaan Surga dan segala kebenarannya. Dalam istilah Alkitab, ‘langit yang baru dan bumi yang baru’ disebutkan Yerusalem Baru. Di sana yang ada hanyalah kebenaran. Yerusalem Baru adalah tempat orang-orang yang benar, orang-orang yang hidup, merupakan ‘satu tubuh’, yaitu Mempelai Wanita. 3:14 Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. 3:15 Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. - - - Di hari-hari ini kita tidak harus mencemplungkan diri pada kubangan dosa, tetapi sebaliknya harus ‘berusaha’ supaya kita kedapatan tidak bercacat dan tidak bernoda di hadapan Tuhan, inilah kualitas dari Mempelai Wanita. Perhatikan panjang sabarnya Allah. Kita berbuat dosa dan berbuat dosa, tetapi Tuhan memberi perpanjangan umur, bukan Tuhan lalai, tetapi Tuhan memberi perpanjangan waktu. Sebenarnya itu kesempatan untuk beroleh selamat. Kesempatan itu jangan disalahgunakan. Jangan malah berkata dan memiliki pikiran ‘orang jahat kog tidak mati, tetapi malah enak hidupnya’, itu cara pandang dan perkataan yang salah. Pergunakan kesempatan yang ada untuk selamat (untuk berbalik kepada Tuhan dan bertobat). - Hal semacam ini rasul Yohanes mengatakan → Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, Doakan dia supaya bisa bertobat dan kembali kepada Tuhan, untuk mendapatkan kehidupan. Sikap Tuhan terhadap dosa yang dibuat oleh manusia Rom. 2:1-3 2:4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? - Dalam pasal 1 ditulis tentang dosa-dosa yang membawa maut, tetapi pada ayat 32 disebutkan bahwa manusia malah saling mengajak untuk berbuat dosa → Sebab walaupun mereka mengetahui Perhatikan sifat manusia, di mana manusia sudah berbuat dosa, tetapi dia tidak melakukan sendiri, mereka setuju atau mengajak orang lain untuk berbuat dosa. Inilah sifat manusia, dia sudah berbuat dosa dan harusnya dihukum mati. Manusia tidak melakukan sendiri, tetapi malah mengajak orang lain untuk berbuat dosa. Page - 5 tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya. - - - - Tabiat ini sudah ada sejak di Eden. Hawa memetik dan memakan buah, setelah itu diberikan kepada suami. Sifat manusia ini masih tetap ada sampai sekarang. Itu sebabnya, biarlah kita mendengar Firman Allah untuk menjadi mengerti, supaya jika ada dosa, jangan sampai ditularkan kepada orang lain. Camkan: pada ayat 32, Firman Allah mengatakan → setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, jika sampai hari ini Allah belum menghukum manusia dengan hukuman mati yang kekal, bukan berarti Tuhan lalai, tetapi Tuhan masih memberi kemurahan. Perhatikan kemurahan Allah, maksud kemurahan Allah adalah menuntun kepada pertobatan. Inilah tujuan dari kemurahan, dari kesabaran Allah, dari kelapangan hati Allah. 3 perkara inilah yang ada pada Tuhan, sehingga manusia masih bisa bertahan hidup sampai sekarang. Ada banyak manusia yang mengatakan telah mengalami kemurahan Allah, seperti ditolong, disembuhkan, diberkati, dan lain-lain. Tetapi jika kemurahan-kemurahan yang kita terima itu belum menuntun kita kepada pertobatan yang benar, berarti kita belum sampai pada tujuan kemurahan. Hanya karena kemurahan-Nya, kesabaran-Nya, dan kelapangan hati-Nya untuk menerima kita, hal ini jangan kita anggap remeh, sebab ayat 32 mengatakan → setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, jangan hidup menjadi pengejek-pengejek. Kemurahan Allah begitu banyak di dalam hidup kita. DIA memberikan kita perpanjangan umur, jangan salah gunakan perpanjangan umur ini untuk hidup tanpa kembali kepada Tuhan. Dalam perpanjangan umur, terkandung kemurahan Allah. Pergunakan kemurahan Allah untuk kembali kepada Tuhan, untuk bertobat, sebab itulah tujuan dari kemurahan Allah, kesabaran Allah, kelapangan hati Allah. DIA tidak langsung menghukum dengan hukuman mati, tetapi masih memberikan kita kesempatan untuk hidup. Tuhan masih memberi kesempatan untuk mendengar Firman Allah dan percaya, untuk ada hubungan kembali kepada Tuhan, untuk mengaku dosa, untuk berpindah dari maut kepada hidup. Kemurahan, kesabaran, dan kelapangan hati Tuhan, seharusnya menuntun kita kepada suatu pertobatan! - - - - - Jika kematian rohani dipertahankan dan tidak menggunakan kesempatan saat kita hidup di bumi ini untuk bertobat, maka begitu roh manusia meninggalkan tubuh, tubuh kembali ke tanah, tetapi roh harus menghadap kepada pengadilan untuk menerima murka dan geram. Perhatikan: orang yang mencari kepentingan sendiri, berarti tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Keadaan semacam ini, rasul Yohanes katakan sebagai dosa yang membawa maut. Orang yang tidak mau mempergunakan hidupnya untuk bertobat dan tetap mengeraskan hati, dosa-dosanya membawa maut dan masuk dalam penghukuman Allah. Firman Allah katakan, dia menimbun murka Tuhan atas diri sendiri. Jika sekarang kita dengan tekun mau mendengar Firman Allah, mau percaya kepada Firman Allah sehingga kita adalah kerelaan untuk mengaku dosa (pekerjaan berat bagi daging), sama artinya kita berusaha untuk mendapatkan selamat. Dalam hal mengaku, seringkali pikiran dan perasaan daging tidak membantu bahkan cenderung menghalangi, supaya dosa tidak diperdamaikan dengan Tuhan, tetapi disembunyikan. Camkan: jika dosa disembunyikan, pasti dosa itu disembunyikan di dalam dosa, sehingga dosa bertambah dosa! Jika dosa bersembunyi di dalam dosa, itu bukan berarti selesai, justru dosa itu semakin besar, mengeras. Tetapi jika dosa diakui, dosa itu hilang kuasanya, dosa itu tidak berkuasa atas manusia, tetapi kita mendapat pengampunan dari Allah, dan kita mendapatkan kehidupan yang kekal. Page - 6 2:5 Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. 2:6 Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, 2:7 yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, 2:8 tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. 2:9 Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, - Perkataan yang tertulis di ayat 9, yang dimaksudkan adalah ‘kematian kedua’ atau penghukuman kekal. Orang yang hidup berbuat jahat dan memelihara dosa, akan hidup dalam penderitaan dan kesesakan, inilah pengertian kematian yang ketiga. 3. Kematian Kekal atau penghukuman kekal Jadi, pengertian mati yang pertama adalah mati secara tubuh, yang kedua adalah mati dalam arti terpisah dari Allah. Jika manusia mati dalam keadaan terpisah dari Allah, mati dalam keadaan dosa tidak diselesaikan dengan Tuhan, maka kematian yang ketiga akan dialami, yaitu penderitaan dan kesesakan. Inilah kematian kedua – penghukuman kekal. Tetapi sebelum manusia masuk dalam kematian kedua atau penghukuman kekal, manusia masih punya kesempatan untuk pindah dari maut, melalui iman kepada Firman Allah. Iman bagaikan jembatan, supaya manusia bisa berpindah dari dalam maut kepada hidup. Kematian kedua adalah penghukuman kekal Wah. 2:11 2:11 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua." - - - Perhatikan kalimat ‘mendengarkan apa yang dikatakan Roh’, hal ini yang harus kita perhatikan di harihari ini, yaitu mendengar Firman Allah dan percaya kepada Firman yang disampaikan oleh Roh Allah. Kita sekarang hidup di zaman Roh Kudus, di mana Roh Kudus berbicara dalam ungkapanungkapan Firman. Firman Allah yang disampaikan oleh Roh Allah inilah yang berkuasa untuk memindahkan manusia yang mendengar dan yang percaya. Roh dengan tegas mengatakan → Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua." Orang yang mendengar dan percaya Firman Allah sehingga mengaku dosa kepada Tuhan, itu menang. Pertobatan dinantikan oleh Tuhan, itu sebabnya Firman Allah disampaikan supaya manusia percaya kepada Firman Allah, mengerti Firman Allah, dan itu adalah jembatan untuk berpindah dari dalam maut kepada hidup. Wah. 20:4 20:4 Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. - Di sini disebutkan ‘masa seribu tahun’. Yang ada di sana adalah mereka yang benar, mereka yang bertahan sampai Tuhan Yesus datang kembali, atau mereka yang telah mati di dalam Tuhan (mati - - Page - Kematian secara tubuh tidak menjadi soal bagi Tuhan, sebab apabila genap waktunya, kita akan dibangkitkan kembali. Atau mereka yang masih hidup dalam Tuhan, akan diubah dalam sekejap dan semua orang-orang ini akan masuk di dalam kerajaan seribu tahun. Kerajaan seribu tahun ini belum Surga, tetapi kerajaan yang bersuasanakan perhentian, damai sejahtera. Dalam perjanjian lama disebut dengan Sabat (perhentian penuh). Kerajaan seribu tahun ini bersuasanakan Firdaus. Jadi, sebelum masuk Sabat besar, orang yang mati dalam Tuhan dan orang yang masuk aniaya antikris tetapi tidak menyangkal Tuhan dan harus mati dengan kepala terpenggal, maut tidak berkuasa atas mereka. Menjelang masuk zaman kerajaan seribu tahun, mereka dibangkitkan. Sementara gereja Tuhan yang masih hidup dan yang disingkirkan di padang belantara selama 3½ masa, juga akan diubahkan dalam sekejap mata saat DIA datang kembali. Sehingga baik yang mati 7 dalam keadaan bertobat dan diubah). - di dalam Tuhan, yang mati di zaman antikris, dan yang di padang belantara, akan menyatu menjadi satu kesatuan dalam Tubuh Kristus, untuk masuk dalam kerajaan seribu tahun. Kerajaan Seribu Tahun Kerajaan seribu tahun adalah kerajaan Mempelai. Seperti Adam Hawa di taman Firdaus, demikian Kristus dengan sidang jemaat-Nya nanti di dalam kerajaan seribu tahun. Kerajaan seribu tahun yang bersuasanakan Firdaus inilah yang dijanjikan oleh Yesus kepada penjahat yang ada di sebelah-Nya. Yesus menyebut kerajaan seribu tahun itu Firdaus, sehingga di dalam kerajaan seribu tahun, maut tidak menguasai manusia. Mempelai Wanita tidak lagi dikuasai oleh maut, dosa tidak lagi berkuasa. Mengapa? Sebab dalam kerajaan seribu tahun, tubuh daging manusia diubah dengan tubuh yang tidak bisa lagi berbuat dosa. Tuhan sudah memakaikan tubuh rohani atau tubuh ilahi kepada sidang gereja-Nya. Yang mati di dalam Tuhan dibangkitkan untuk menerima tubuh rohani (termasuk yang dipenggal kepalanya pada zaman antikris), sementara yang masih hidup, saat Yesus datang, akan diubah dalam sekejap mata dan juga menerima tubuh rohani. Tubuh rohani berbeda dengan tubuh daging yang dipakai oleh Adam – Hawa. Di sini letak perbedaannya, di mana kita berada di dalam Firdaus selama 1000 tahun dengan tubuh rohani. Tubuh dari Mempelai Wanita diubah menjadi sama dengan Tubuh Mempelai Pria Surga. Di sana, Firman sudah harus menjadi daging. Di sana, Roh Kudus sudah harus menjadi roh kita. Di sana, kita sudah harus hidup dalam Kasih. Inilah tubuh rohani atau tubuh ilahi, yaitu berasal dari Firman, Roh, dan Kasih. Inilah tubuh yang tidak bisa berbuat dosa. Kita disebut suatu kelahiran baru untuk terus memiliki kehidupan kekal. Di sini kita melihat suatu kebangkitan yang sejati, di mana gereja Tuhan akan bersama-sama dengan Tuhan Yesus Kristus untuk masuk dalam kerajaan seribu tahun. Dilahirkan oleh Allah 1 Yoh. 3:9 - - - - - Inilah tubuh ilahi, yaitu tubuh yang tidak dapat berbuat dosa, yaitu tubuh yang dilahirkan dari Allah. Benih ilahi adalah Firman – Roh – Kasih yang menjadi manusia. Hal ini pernah didemonstrasikan oleh Allah di dalam dunia, yaitu dalam kehidupan Yesus. Yesus adalah pribadi yang dilahirkan oleh benih ilahi. Yesus adalah Firman Allah, Roh Allah, dan Kasih Allah yang menjadi daging. Yesus tidak dapat berbuat dosa, dan terbukti tidak ada satu pun manusia yang mampu menunjukkan bahwa DIA berdosa. Tubuh yang ada dalam kerajaan seribu tahun adalah tubuh yang tidak dapat berbuat dosa. Di sana kita melayani (sebagai imam) dan memerintah (sebagai raja) dengan tubuh yang tidak dapat berbuat dosa, selama seribu tahun. Maut tidak berkuasa. Itu sebabnya, kerajaan seribu tahun disebut kerajaan damai sentosa, sebab dosa dan maut tidak berkuasa. Dan manusia yang masuk di situ, bukan manusia dengan tubuh daging, tetapi dengan tubuh yang melalui proses ‘kematian dan kebangkitan’ bersama Yesus. Perhatikan: Hanya tubuh yang sudah mengalami proses kematian dan kebangkitan, yang bisa tinggal dalam kerajaan seribu tahun. Bersyukurlan jika sekarang kita diijinkan untuk masuk proses kematian dan kebangkitan. Tujuannya supaya kita memiliki tubuh ilahi, tubuh yang tidak dikuasai oleh dosa dan maut. Jadi, jangan bersungut-sungut jika kita dibawa Tuhan masuk dalam proses kematian bersama Tuhan, untuk bangkit bersama Tuhan. Pada Wah. 20:4 disebutkan ‘hidup kembali’, itulah kebangkitan pertama, memiliki tubuh yang tidak dikuasai oleh dosa, dan memang tidak dapat berbuat dosa. Dengan tubuh ilahi, kita akan hidup seribu tahun lamanya. Page - 8 3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Kembali ke: Wahyu pasal 20 - Orang-orang benar yang selama ini mengalami proses mati dan bangkit bersama Tuhan, baginya tubuh ini tidak berarti apa-apa, sebab tubuh ini akan bangkit, maut tidak berkuasa, mereka tidak menghiraukan nyawa. Saat Yesus datang, mereka akan dibangkitkan untuk memiliki tubuh yang ilahi (inilah kebangkitan pertama). - Itu sebabnya rasul Paulus katakan → kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. Jika kita memperhatikan yang kelihatan, kita pasti akan menjadi tawar hati (2 Kor. 4:16-18). - Gereja Tuhan yang disingkirkan ke padang belantara akan mengalami proses keubahan dalam sekejap mata, sehingga terbentuk tubuh Mempelai secara lengkap. Yang mati dibangkitkan, yang hidup diubah sekejap mata, kemudian dibawa oleh Tuhan kepada kerajaan seribu tahun. 20:5 Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. - Hanya orang benar dan orang yang disucikan, orang yang mengalami proses kematian dan kebangkitan bersama Yesus, itu yang bangkit. Sementara orang mati yang lain, tidak bangkit. Mereka akan dibelenggu bersama dengan setan, antikris, and nabi-nabi palsu, selama seribu tahun. 20:6 Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya. - - - Itu sebabnya, pada zaman seribu tahun manusia tidak bisa berbuat dosa, sebab: 1. Tubuhnya sudah tubuh ilahi (bukan tubuh daging) 2. Setan (penggoda dan pencoba) sudah tidak bisa beraksi lagi Di Firdaus zaman Adam – Hawa, setan masih ada di situ, setan menggoda manusia. Tetapi dalam kerajaan seribu tahun, setan dibelenggu dan tidak bisa masuk. Sehingga dalam kerajaan seribu tahun, yang ada hanyalah raja-raja, mereka menang atas dosa. Mereka adalah imam-imam yang melayani Tuhan dengan setia, dengan benar, dengan berkemenangan, sebab mereka setia untuk mendengar, setia untuk percaya, dan setia untuk mendamaikan setiap dosa yang dinyatakan dan ditegor oleh Firman Allah. 9 - Kebangkitan pertama terjadi saat Yesus datang atau saat nafiri terakhir dibunyikan. Yang mati dibangkitkan, yang hidup dihidupkan menjadi suatu bangsa yang besar dan yang kudus, mereka adalah imam-imam dan raja-raja. Di dalam kerajaan seribu tahun, semua orang yang ada di situ adalah imam-imam dan raja-raja. Itu sebabnya, di hari-hari ini kita sangat perlu melayani Tuhan dengan setia dan benar dan berkemenangan. Mulai sekarang, kita belajar melayani Tuhan. Bersyukurlah jika di hari-hari ini Tuhan masih mempercayakan pelayanan kepada kita, sebab di sana kita dididik dan dilatih Tuhan untuk menyangkal daging. Di sana kita diijinkan untuk mengalami kematian dan kebangkitan bersama Yesus. Memang masih ada banyak kekurangan, tetapi di dalam pengalaman melayani Tuhan, kita mengalami proses kematian bersama Tuhan dan kebangkitan bersama Tuhan. Semua bertujuan untuk mendidik kita, supaya layak masuk dalam kerajaan seribu tahun. Orang-orang lain yang tidak bertekun dan tidak sungguh-sungguh bahkan yang sama sekali tidak masuk dalam proses ini, pada saat zaman kerajaan seribu tahun, mereka tidak bangkit. Mereka tetap berada di bawah pengaruh kuasa maut. Setan tidak bisa masuk dalam kerajaan seribu tahun, sebab dia dirantai. Page -