7 Gambar 8 Analisis populasi siklus sel dengan flow cytometry (Becton 2000). BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada penelitian, yaitu mikroskop inverted, inkubator CO2, laminar air flow cabinet, microwadah reader, pemanas, tabung conical steril, tissue culture flask, pH meter, wadah 96-sumur, wadah 24sumur, kamera digital, bunsen, sentrifus, pipet mikro, eppendorf, tip, tabung ependorf, botol kaca, dan kantong plastik. Untuk analisis sel yang diuji menggunakan flow cytometer. Sampel yang digunakan merupakan stok hasil ekstraksi bertingkat dari daun sukun yang dimiliki oleh Pusat Penelitian Kimia, Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI) Bandung. sampel tersebut meliputi, ekstrak etanol, ekstrak heksana, ekstrak etil asetat, ekstrak butanol, senyawa AC-5-1, senyawa AC-3-1, dan senyawa siklokomunol. Kontrol positif adalah doxorubicin. Pelarut sampel adalah DMSO. Bahan untuk kultur sel adalah sel T47D yang diperoleh dari stok Laboratorium Kimia LIPI Bandung. Bahan kimia dan media yang digunakan diantaranya adalah trypsin-EDTA (Gibco 25200), media DMEM Gibco 12800-017, media yang mengandung DMEM, 10% FBS Gibco 10099141, dan PSFG Gibco 15240-062, larutan dapar Phosphat Buffer Saline (PBS) pH 7.4, freezing solution, etanol 70%, larutan MTT (3(4,5dimetiltiazol-2-il) -2,5difeniltetrazolium bromida) (Sigma), Propidium Iodida (PI) (Sigma P3566), dimetilsulfoksida (DMSO) yang berperan dalam melarutkan senyawa polar dan senyawa nonpolar, dan kertas saring 0.2 µm. Metode Metode penelitiannya terdiri atas kultur sel, perlakuan sampel, pengamatan morfologi sel, uji sitotoksik, analisis induksi apoptosis, dan analisis data. (lampiran 1). Kultur Sel Sel kanker payudara T47D yang digunakan merupakan koleksi Pusat Penelitian Kimia, LIPI Bandung. Kultur sel ditumbuhkan dalam media penumbuh Dulbecco‟s Modified Eagle‟s Medium (DMEM) yang mengandung 10% FBS, antibiotik penisilin-streptomisin 1 % dan gentamisin 0.1%. Sel dipanen dari flask setelah 90% terjadi kepadatan pertumbuhan, dengan trypsin-EDTA dan diinkubasi pada suhu 37oC dengan atmosfer 5% CO2. Persiapan Sampel Sampel yang diperoleh berasal dari stok daun sukun yang diekstraksi bertingkat menggunakan pelarut yang berbeda kepolarannya dari nonpolar sampai polar. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi daun sukun adalah etanol, heksana, etil asetat, dan butanol. Proses ekstraksi dan purifikasi tersebut menghasilkan fraksi-fraksi sehingga diperoleh senyawa turunan flavonoid jenis dihidrokhalkon dan prenilflavon, salah satunya adalah senyawa AC-5-1, senyawa AC-3-1, dan senyawa siklokomunol. Isolasi dan identifikasi senyawa tersebut pada Lampiran 2, 3, dan 4. Kemampuan daun sukun dalam menghambat sel T47D diujikan pada semua hasil ekstraksi dan senyawa yang telah diperoleh, dikarenakan belum ditemukannya nilai IC50 yang berpotensi. Sampel-sampel yang diperoleh dari stok memiliki konsentrasi berbeda sehingga perlu diencerkan dengan DMSO terlebih dahulu sebelum perlakuan. Konsentrasi stok awal ekstrak etanol, ekstrak heksana, ekstrak etil asetat, dan ekstrak butanol daun sukun berturut-turut sama yaitu 100 mg/mL dan senyawa AC-5-1, senyawa AC-3-1, serta senyawa siklokomunol mempunyai konsentrasi stok awal 50 mM. Konsentrasi akhir yang diperlukan untuk uji sel hidup dalam menentukan nilai IC50 dibuat lima konsentrasi berseri, yaitu 500 µg/mL, 250 µg/mL, 125 µg/mL, 62.5 µg/mL, dan 31.25 µg/mL pada ekstrak daun sukun. Begitupun, untuk senyawa dibuat lima konsentrasi berseri, yaitu 500 µM, 250 µM, 125 µM, 62.5 µM, dan 31.25 µM. Senyawa pembanding atau kontrol positif menggunakan doxorubicin, dibuat dengan konsentrasi berseri pula, yaitu 1 µM, 0.5 µM, 0.25 µM, 0.125 µM, dan 0.0625 µM. Konsentrasi yang diperlukan untuk uji induksi apoptosis dengan flow cytomtery adalah 100 µg/mL perlakuan ekstrak dan 100 µM perlakuan senyawa flavonoid daun sukun,