MODUL PERKULIAHAN Investor Relations Khalayak Sasaran IR Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Public Relations Tatap Muka 07 Kode MK Disusun Oleh 42028 Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Abstract Kompetensi Dalam modul ini akan dibahas khalayak sasaran Investor Relations: (1) karakteristik konsumen, (2) karakteristik sasaran kegiatan Investor Relations lainnya. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan kembali dan menganalisa khalayak sasaran Investor Relations. Khalayak Sasaran Investor Relations 1. Karakteristik Konsumen A. Segmentasi Pengertian dan Kegunaan Segmentasi Pasar Pada dasarnya pasar memiliki sifat yang heterogen dan sangat luas yang mempunyai berbagai kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Perusahaan tidak bisa menawarkan suatu jenis produk untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bermacam-macam. Artinya satu jenis produk hanya diperlukan kelompok pasar tertentu saja. Untuk itu perusahaan perlu mengadakan pemilahan atau pengelompokan pasar yang sangat luas sehingga produk yang ditawarkan benar-benar dapat memuaskan kelompok pasar yang dituju atau sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Kegiatan ini disebut segmentasi pasar, sedang setiap kelompok pasar yang dituju tersebut merupakan segmen pasar. Adapun pengertian segmentasi pasar menurut Kotler adalah sebagai berikut: “Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan untuk suatu barang dan jasa ke dalam beberapa kelompok yang lebih kecil, dimana para anggota masingmasing kelompok mempunyai kesamaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.” Pada analisis segmentasi pasar, tugas pemasar adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi kelompok-kelompok pembeli yang kebutuhannya berbeda. 2) Menentukan letak perbedaan kebutuhan dari masing-masing kelompok. 3) Menentukan satu kelompok atau lebih kelompok pembeli yang pemenuhan kebutuhannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki perusahaan (effective targetting of marketing program). Faktor-faktor seperti kelompok usia, pendapatan, dan gaya hidup dangat berkorelasi dengan pola pembelian mobil, jenis makanan, jasa-jasa keuangan, dan produk konsumsi lainnya. Sedangkan manfaat atau kegunaan dari segmentasi pasar adalah: 1) Dapat mengidentifikasi peluang pengembangan produk baru. Analisis yang cermat terhadap beberapa segmen pasar potensial menunjukkan adanya satu atau dua kelompok pasar yang memiliki kesamaan kebutuhan yang spesifik. Misal 16 2 Investor Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id penawaran laptop komputer atau komputer jinjing. Produk ini tercipta karena adanya pasar yang terdiri dari orang-orang sibuk yang menginginkan komputer dalam bentuk yang praktis, bisa dibawa kemana-mana. 2) Dapat membantu mendesain program pemasaran dengan lebih efektif dalam meraih kelompok pasar yang homogen atau memiliki kesamaan-kesamaan karakteristik. 3) Dapat mengembangkan strategi pengalokasian sumber-sumber pemasaran dengan lebih baik. Dengan melakukan segmentasi pasar yang memfokuskan investasi pada segmen pasar yang spesifik maka akan didapat keuntungan jangka panjang dalam memenangkan persaingan yang kompetitif. B. Kriteria Segmentasi Untuk mengidentifikasi segmen pasar yang homogen diperlukan upaya untuk membagi-bagi pasar yang mempunyai kesamaan karakteristik dengan menggunakan faktorfaktor atau dasar-dasar segmentasi sebagai berikut: 1) Faktor demografis geografis, yaitu populasi, jaringan transportasi, iklim,tipe, komersial, pendirian ritel, media, persaingan, pola pertumbuhan, peraturan, biaya hidup. Segmentasi geografis ini membagi-bagi pasar berdasar unit-unit geografis, misal sepatu ski dipasarkan pada wilayah tertentu dan tidak akan dijual di wilayah tropis yang hanya mempunyai 2 musim saja. 2) Faktor demografis pribadi, yaitu umur, jenis kelamin, mobilitas, penghasilan, pekerjaan, status perkawinan, besarnya rumah tangga, agama, kesukuan, dan pendidikan. Segmentasi demografis ini memisahkan pasar ke dalam kelompokkelompok yang didasarkan pada variabel-variabel tersebut, misal pemasar perlu memperhatikan faktor demografi pribadi dengan kriteria umur dan jenis kelamin untuk memasarkan produk baju dan sepatu. Ukuran, corak ataupun desain baju dan sepatu untuk anak-anak tentu berbeda dengan yang diperuntukkan untuk dewasa. Contoh lainnya antara lain produsen susu formula yang membeda-bedakan produk berdasar usia antara lain susu untuk usia di bawah 1 tahun, 1-3 tahun, dan di atas 3 tahun. Usia merupakan variabel demografis yang cukup dominan. Salah satu segmen global berbasis demografis adalahglobal teenagers yaitu anak muda usia 12 sampai 19 tahun. Kelompok remaja menunjukkan perilaku konsumsi yang cukup kuat diakrenakan mereka mempunyai minat akan mode, musik dan gaya hidup remaja. Kelompok ini selain berbasis demografis juga psikografis karena mereka mempunyai kebutuhan, hasrat, dan fantasu iniversal seperti nama merek, pengalaman baru, hiburan, produk trensi, dan beorientasi pada citra. Segmen ini menjadi memikat, baik dalam hal jumlahnya (kurang lebih 1,3 milyar orang) maupun potensi daya belinya 16 3 Investor Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sebesar milyaran dollar. Perusahaan-perusahaan yang membidik segmen ini antara lain Coca Cola, Benetton, Swatch, dan Sony. Revolusi komunikasi global turut mendukung munculnya segmen ini seperti MTV, yang sekaligus turut menunjang upaya menjangkau segmen ini. 3) Segmen global lain berbasis demografi dan psikografi yang tak kalah penting adalah kelompok orang yang lebih tua, lebih makmur, banyak bepergian, dan suka membeli produk bergengsu dengan citra eksklusif. Kebutuhan dan keinginan segmen ini tersebar pada berbagai kategori produk seperti barang tahan lama (mobil lux), barang tidak tahan lama (minuman champagne), dan jasa finansial (kartu Gold dan Platinum American Express). 4) Faktor psikografis dan keperilakuan, yaitu kepribadian, sikap, manfaat produk yang diinginkan, persepsi, loyalitas merek, pengalaman menggunakan produk, tingkat penggunaan produk, struktur pembelian (informal ke formal, otonomi ke bersama), daur hidup keluarga, kelas sosial, keinovatifan, kepemimpinan opini, kepentingan membeli. Segmentasi psikografis membagi-bagi konsumen ke dalam kelompokkelompok berdasarkan kepribadian , nilai dan gaya hidupnya. Umumnya data diperoleh dari kuesioner yang meminta responden untuk mengungkapkan sejauh mana mereka setuju atau tidak setuju dengan sejumlah pernyataan. Beberapa studi psikografis yang tekenal meliputi VALS (Values, Attitudes, Lifestyles) dan VALS 2 (oleh SRI International). Studi VALS mengidentifikasi 9 segmen psikografis yaitu: Survivors (4%), Sustainers (7%), Belongers (35%), Emulators (10%), Achievers (22%), I-am- me (20%), Experientials (7%), Socially Conscious (8%) dan Integrated (2%). Studi VALS 2 merampingkan 9 segmen tersebut menjadi hanya 8 segmen utama yaitu Actuallizers, Fullfilleds, Achievers, Experiencers, Believers, Strivers, Makers dan Strugglers. Loudon dan Della Bitta (1993) mempertegas bahwa penelitian segmentasi dengan basis gaya hidup pada dasarnya mengukur: 1) bagaimana orang-orang memanfaatkan waktunya untuk melakukan aktivitas, 2) apa yang menjadi minat (interest) utama tentang sesuatu di sekitarnya, dan 3) opini dan pandangan mereka tentang sesuatu di sekitarnya. Bersama-sama ketiganya dinyatakan sebagai aktivitas, minat dan opini (activities, interest, opinions) disingkat AIO. Contoh upaya segmentasi psikografis dilakukan oleh produsen mobil yang mendesain mobil berdasarkan pada faktor gaya hidup dan kepribadian konsumen. Produsen 16 4 Investor Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mendesain mobil sport untuk konsumen bergaya sportif, mobil sedan lux untuk yang menginginkan kesan ekslusif dan mengutamakan kenyamanan. Selain memperhatikan karakteristik konsumen, pasar juga dapat disegmentasikan berdasarkan tangapan konsumen (segmentasi keprilakuan). Segmentasi ini memilah-milah pembeli berdasar variabel kesempatan penggunaan, manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, dan sikap konsumen. Contoh dari segmentasi perilaku antara lain produsen pasta gigi yang memperhatikan variabel manfaat yang dicari dalam mensegmentasikan pasarnya. Misal, pasta gigi “Crest” yang menawarkan manfaat perlindungan terhadap gigi berlubang sebagai daya tarik penjualan yang khas demikian juga pasta gigi “aquafresh” yang menawarkan 3 manfaat yaitu “perlindungan terhadap gigi berlubang”, “nafas lebih segar”, dan “gigi lebih putih”. Segmentasi manfaat ini juga diterapkan pada produk shampoo 2 in 1 yang menawarkan kegunaan mencuci rambut sekaligus sebagai conditioner. Segmentasi perilaku berdasar tingkat pemakaian dapat dilihat dari upaya produsen mengembangkan merek-merek rokok bagi “perokok berat”, “perokok biasa”, dan “perokok yang berhati-hati/ringan”. Beberapa basis segmentasi di atas dapat digabung dan menjadi dasar bagi pemasar dalam menawarkan produknya. Seperti pada penawaran produk sabun Lux, maka segmentasi dilakukan berdasar basis: 1) Psikografik: dapat menimbulkan kesan glamour, karena diiklankan oleh bintang internasional dan nasional dengan gaya dan make up yang memberi kesan glamour 2) Benefit: memberi manfaat pada kecantikan kulit 3) Behavior: terdapat bermacam ukuran untuk heavy user dan lain-lain 4) Demografi: ditujukan untuk kaum wanita. Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991). Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain: 1) Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungankecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah. 2) Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar. 3) Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif. 16 5 Investor Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4) Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. 5) Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periodeperiode dimana reaksi pasar cukup besar. Respon terhadap ulasan tentang 10 karakter unik konsumen Indonesia sungguh menarik. Konsep yang saya gagas ini dan kemudian diulas khusus secara tuntas oleh Majalah Marketing dan mendapatkan respon yang positif walau beragam. Justru, kontradiksi pendapat yang disampaikan oleh para pembaca ini memberikan nuansa yang menarik sebagai bahan untuk dikaji lebih mendalam oleh para praktisi pemasaran di Indonesia. Memang, tambahan kata ”unik” dari judul tersebut saja sudah memancing berbagai reaksi. Sebagian besar marketer terlihat setuju dengan proposisi yang saya kemukakan dan sebagian mengatakan bahwa keunikan dari karakter ini tidaklah terlalu terlihat. Demikian pula kata “10 karakter” juga mendorong banyak pertanyaan lanjutan. Apakah hanya 10 karakter? Adakah karakter yang lain? Apakah beberapa karakter tidak saling berhubungan? Terlepas dari pro dan kontra, sebagian besar marketer berpendapat bahwa gagasan ini berguna untuk mempelajari lebih dalam mengenai sikap, perilaku dan kebiasaan konsumen Indonesia. Sebagian besar pembaca dan praktisi pemasaran Indonesia juga sependapat bahwa proposisi ini juga memberikan aspirasi bagi mereka untuk menformulasikan strategi yang tepat bagi pengembangan brand mereka di pasar Indonesia. Bagi saya, setiap marketer bukan hanya perlu merenungkan apakah setiap karakter ini sesuai bila diterapkan untuk produk dan brand mereka, tetapi harus melihatnya dari perspektif yang lebih jauh. Karakter konsumen yang mencakup sikap dan perilaku, bukanlah sesuatu yang statis. Mereka juga berkembang dan berubah. Konsumen akan mempunyai persepsi yang baru, memori yang baru, dan pengalaman yang baru dalam kehidupan mereka sebagai konsumen. Bila demikian, maka sangatlah penting bagi marketer untuk menjawab pertanyaan seperti: apakah 10 karakter konsumen Indonesia ini akan semakin menguat atau melemah? Dengan kata lain, apakah karakter tersebut akan semakin terlihat nyata atau semakin bergerak menuju arah yang berlawanan? Pertanyaan seperti ini kritikal bagi para marketer dalam menformulasikan strategi ke depan. Bila tren semakin menguat, maka marketer tentunya harus membuat semua strategi yang sesuai dengan karakter tersebut. Sebaliknya, bila tren menunjukkan perubahan karakter yang berlawanan, maka marketer akan memiliki peluang untuk memenangkan persaingan melalui strategi yang melawan karakter konsumen saat ini, tetapi sejalan dengan perubahan di masa mendatang. Bagaimana Anda sendiri memprediksi perubahan setiap karakter? Mari kita lihat satu per satu dari 10 karakter yang melekat pada sebagian besar konsumen Indonesia: 16 6 Investor Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Karakter pertama adalah konsumen Indonesia yang cenderung mempunyai memori yang pendek. Mereka adalah konsumen yang lebih fokus kepada manfaat produk jangka pendek. Mereka adalah konsumen yang pembosan dan cepat lupa. Apa tren ke depan? Saya yakin, tren yang terjadi adalah bahwa karakter ini akan semakin melemah. Dari waktu ke waktu, konsumen Indonesia akan semakin menggunakan memori jangka panjangnya. Mereka akan semakin siap untuk menerima suatu produk yang memberi manfaat jangka panjang. Bila demikian, akan ada kesempataan bagi produsen yang mengedukasi pelanggan untuk tidak hanya berpikir jangka pendek tetapi mau menerima setiap manfaat jangka panjang. Akan ada kesempatan yang semakin besar bagi asuransi untuk menjual produk dengan manfaat jangka panjang. Pasar bagi vitamin dan makanan yang menyehatkan dalam jangka panjang akan semakin mendapatkan peluangnya. Pertanyaannya, kapan perubahan ini akan terjadi? Inilah yang akan tetap menjadi pertanyaan yang harus dijawab dari tahun ke tahun melalui riset customer insight. Karakter kedua adalah konsumen Indonesia yang cenderung tidak memiliki perencanaan. Bagaimana trennya? Saya yakin, dalam jangka panjang, karakter ini akan semakin melemah. Dengan kata lain, karakter sebaliknya akan semakin terbangun. Konsumen Indonesia akan semakin lebih banyak menggunakan pola pembelian yang terencana. Jumlah pembelian secara impulsive akan semakin berkurang. Mereka cenderung untuk mempunyai skedul yang lebih teratur. Mereka akan terbiasa melakukan pemesanan terlebih dahulu. Jasa delivery akan semakin berkembang. Jasa yang membutuhkan pre- booking seperti airline dan hotel juga akan semakin berkembang. Karakter ketiga adalah konsumen Indonesia yang cenderung berkelompok dan suka berumpul. Apa tren ke depan? Mudah diduga, konsumen kita akan semakin memperlihatkan karakter yang berlawanan. Mereka akan cenderung semakin individualistik. Sejalan dengan tingkat pendidikan dan kelas sosial yang semakin meningkat, maka konsumen sudah mulai membatasi kehidupannya yang berkelompok. Mereka lebih tidak mudah dipengaruhi oleh perilaku kelompok dalam menentukan produk atau jasa yang akan mereka beli dan gunakan. Karakter keempat adalah konsumen Indonesia yang tidak adaptif terhadap teknologi baru. Dalam jangka panjang, karakter ini akan semakin berlawanan arah. Konsumen Indonesia yang memiliki tingkat pendidikan yang semakin tinggi, sudah pasti akan semakin adaptif terhadap teknologi tinggi. Penetrasi teknologi tinggi akan semakin cepat. Kelompok early adopter akan semakin besar. Tapi, hal ini akan berlaku untuk generasi yang akan datang. Jadi, paling tidak dibutuhkan 10 tahun lagi untuk melihat konsumen Indonesia yang adaptif terhadap teknologi tinggi seperti konsumen di Singapura. Karakter kelima adalah konsumen Indonesia yang cenderung fokus kepada konteks dan bukan konten. Ini terjadi karena konsumen kita tidak mencerna jumlah informasi yang 16 7 Investor Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id memadai sebelum memutuskan untuk memilih dan membeli suatu produk. Dalam jangka panjang, karakter ini akan semakin melemah. Mereka akan mencerna informasi lebih banyak dan mereka akan menjadi konsumen yang semakin pandai dalam melakukan evaluasi. Ini terjadi karena konusmen kita cenderung untuk membaca media cetak lebih banyak. Karakter keenam adalah konsumen Indonesia yang menyukai produk luar negeri. Kalau kelima karakter sebelumnya memiliki tren yang berlawanan atau karakter yang ada semakin melemah, maka untuk karakter keenam ini, saya yakin, akan semakin kuat di masa mendatang. Konsumen Indonesia semakin tidak percaya akan kemampuan produk dalam negeri. Mereka semakin menyukai produk impor atau produk yang memiliki embel-embel luar negeri. Mereka semakin percaya bahwa produk luar negeri memiliki kualitas yang lebih baik. Selain itu, konsumen Indonesia yang mempunyai rasa nasionalisme yang tipis, juga akan mendorong karakter keenam ini justru semakin menguat. Karakter ketujuh adalah konsumen yang semakin memperhatikan masalah religius. Sama seperti karakter keenam, maka karakter yang ketujuh ini juga cenderung akan semakin kuat. Pangsa pasar dari produk-produk yang mempunyai nilai-nilai agama akan semakin besar. Konsumen Indonesia akan semakin sensitif terhadap agama dan kepercayaan yang mereka anut. Bank syariah akan semakin maju. Produk seperti buku, musik, makanan, telekomunikasi, dan bahkan media yang membawa pesan-pesan keagamaan akan semakin mendapatkan kesempatan untuk berkembang. Karakter kedelapan adalah konsumen yang suka pamer dan gengsi. Karakter ini juga akan semakin menguat. Tren ke depan akan semakin memperlihatkan konsumen Indonesia yang senang mendapat pujian dari lingkungan sekitarnya untuk masyarakat bawah. Mereka akan memamerkan produk yang mereka beli di mana sebagian masyarakat tidak mampu membelinya. Golongan atas akan memperhatikan status mereka. Mereka tetap akan membeli mobil yang memberi kesan mewah. Mereka akan membeli produk- produk branded yang memberikan perasaan gengsi kepada mereka. Bagaimana dengan tren untuk karakter kesembilan, yaitu konsumen Indonesia yang banyak dipenagruhi oleh subculture? Konsumen Indonesia akan semakin memperlihatkan persamaan daripada perbedaaan karena suku dan geografis. Mobilitas akan semakin meningkat sehingga mereka cepat belajar keragaman di antara konsumen yang lain. Kekuatan produk-produk nasional yang semakin mengkikis kekuatan produk-produk lokal juga menjadi penyebab konsumen Indonesia akan cenderung sama untuk semua daerah dan suku. Globalisasi juga akan mempercepatnya proses persamaan ini terutama untuk segmen anak muda dan affluent. Mereka cenderung tidak banyak dipengaruhi oleh adatistiadat atau kebiasaaan daerah mereka dalam memilih dan mengkonsumsi suatu produk dan layanan. 16 8 Investor Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Karakter kesepuluh, yaitu konsumen Indonesia yang tidak peduli terhadap lingkungan, akan mengalami tren sebaliknya. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan juga tekanan globalisasi, maka kosnumen Indonesia akan semakin memerhatikan lingkungan. Walaupun demikian, saya yakin, prosesnya akan lama. Minimal, dibutuhkan waktu selama 15 hingga 20 tahun untuk menciptakan konsumen Indonesia yang mempunyai kesadaran lingkungan seperti negara-negara yang relatif maju. Mungkin dibutuhkan lebih dari 30 tahun untuk membuat kesadaran terhadap lingkungan seperti konsumen di Amerika. Inilah pandangan saya terhadap karakter konsumen Indonesia dan tren-nya di masa mendatang. Bila tren menunjukkan bahwa karakter yang ada akan semakin melemah, maka Anda bisa memikirkan strategi yang melawan karakter yang ada karena segmen dengan karakter sebaliknya akan bertumbuh. Bila karakter semakin menguat, maka sebaliknya Anda melakukan semua strategi yang konsisten dengan karakter yang ada. Pertanyaan yang kritikal adalah seberapa cepat perubahan karakter ini akan terjadi? Waktu sajalah yang akan membuktikan. Tugas kita sebagai marketer adalah untuk memprediksi kecepatan karakter konsumen untuk berubah. Siapkah Anda? Handi Irawan D, Chairman Frontier Consulting Group 2. Karakteristik Sasaran Kegiatan Investor Relations Lainnya Stakeholder relations atau investor relations dalam mencapai tujuan dan melaksanakan beberapa kegiatan yang umumnya dilaksanakan sekretariat perusahaan baik yang regular maupun khusus yaitu: 1) Menjaga dan mempertahankan hubungan baik dengan pihak bursa efek dan regulator. 2) Melaksanakan RUPS ( rapat umum pemegang saham) secara periodik dan dalam kondisi luar biasa termasuk rapat rutin untuk menganalisa perkembangan saham usaha dengan para analis pasar modal dan fund manager. 3) Menyelenggarakan presentasi bisnis, internal public offering (IPO) dan paparan publik (public expose). 4) Menyelenggarakan seminar, diskusi dan road show ke beberapa kalangan kampus, peminat calon investor, investor pengamat dan pelaku bisnis. 5) Membina hubungan baik dengan pedagang perantara (broker), asosiasi emiten Indonesia dan profesi terkait lainnya di pasar modal. 6) Membentuk media komunikasi (publication media) sebagai saluran kinformasi dan data mengenai kegiatan perusahaan emiten melalui laporan keuangan tahunan yang ditujukan kepada stakeholder, investor, media pers dan pengamat serta dunia 16 9 Investor Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kampus termasuk penyelenggaraan press conference, press briefing dan mengeluarkan news realease, news finance dan sebagainya. 7) Melaksanakan hubungan positif yang saling menguntungkan yaitu melalui aktivitas hubungan pelaporan, hubungan dengar pendapat, hubungan paparan publik dan hingga dalam rangka sosialisasi kepada publik yang menjadi target sasaran (Ruslan, 2006:59-60) laporan kepada pemegang saham khusus mengenai pertanggung jawaban dalam bidang keuangan, perlu dilaporkan melalui pertemuan, antara pimpinan perusahaan dengan para pemegang saham. Pertemuan itu sudah tentu diselenggarakan atau diatur oleh petugas public relations. Dengan acara tersebut secara psikologis para pemegang saham merasa diikutsertakan dalam membina perusahaanya, dan meyakini akan kegunaan uangnya bagi perusahaan, karenanya timbul kepercayaan terhadap dimanfaatkannya uang mereka baik bagi perusahaan maupun dirinya (Suhandang, 2004:76). Investor Relations juga merupakan kegiatan memenuhi kebutuhan organisasi terhadap masalah ekonomi. Tepatnya agar pemegang saham mendapatkan informasi terkini tentang kebijakan ekonomi nasional yang mempengaruhi perusahaan. Adapun kegiatan– kegiatan investor relations lainnya: 1) Mengembangkan publikasi/program komunikasi untuk investor: kliping berita (media monitoring), Bulletin Investor, Annual Report, website content. 2) Menangani event: Proses briefing, IPO, Public Expose 3) Membina hubungan baik dengan media khusus finansial 4) Melakukan survey persepsi Investor adalah perorangan atau badan hukum yang menggunakan dananya untuk melakukan tindakan investasi. Investasi adalah tabungan yang ditempatkan dalam salah satu instrumen pasar uang atau pasar modal dengan tujuan mendapatkan penghasilan riil lebih tinggi dari tingkat inflasi. Investor adalah pihak terpenting yang berperan di dalam kegiatan pasar modal. Bisa dikatakan salah satu indikator terpenting dalam pasar modal adalah keberadaan investor. Investor yang terlibat dalam pasar modal Indonesia adalah investor domestik dan asing, perorangan dan institusi yang mempunyai karakteristik masing-masing. Perkembangan pasar modal tidak lepas dari kebutuhan dan pengaruh investor. Investor asing lebih aktif memainkan perannya untuk mengungkapkan kebutuhan dan kepentingannya, investor domestik lebih banyak bersikap pasif mengikuti investor asing. Semua pihak yang terlibat seyogyanya mampu mengondisikan investor dengan informasi 16 10 Investor Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengenai kebijakan dan penerbitan peraturan perundang-undangan. Secara universal, pasar modal bertumpu pada tiga hal, yaitu pendapatan, likuiditas dan keamanan investasi. Otoritas pasar modal dan para pihak yang terlibat dalam industri pasar modal bekerja sama untuk mewujudkan ketiga hal tersebut dalam pasar modal Indonesia, sehingga investor tertarik untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Investor domestik adalah Warga Negara Indonesia atau Badan Hukum Indonesia yang menaruh uangnya pada efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal. Kehadiran investor domestik di pasar modal sangatlah diharapkan, karena investor domestik yang kuat akan mendukung terciptanya pasar modal yang stabil dan tidak mudah dipermainkan oleh pihak-pihak tertentu, seperti investor asing yang dengan mudah memindahkan investasinya.Perkembangan investor domestik di Indonesia belumlah dapat dibanggakan, karena masih jauh dari yang diharapkan. Dapat digambarkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 220 juta jiwa, tetapi yang terlibat berinvestasi di pasar modal kurang dari 1%. Dapat dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan ASEAN. Contoh Malaysia, dengan penduduk 20 juta jiwa, jumlah pemodal domestiknya mencapai 7 juta orang, berarti 35%. Bayangkan jika investor domestik Indonesia cukup 20% saja, maka itu sudah akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Hal ini harus menjadi pemikiran semua pihak agar Pasar Modal Indonesia dapat sejajar dengan pasar modal negara lain. Tren di pasar modal negara-negara yang sudah maju ataupun yang sudah berkembang memiliki kecenderungan bahwa kegiatan industri sekuritas diarahkan kepada kegiatan bisnis yang mirip dengan industri perbankan, yaitu penggarapan yang sangat sensitif atas pasar ritel melalui penyediaan jasa yang variatif dan kompetitif, berkualitas tinggi serta ditunjang oleh jaminan keamanan investasi yang dapat dipercaya. Untuk menggarap lebih banyak pemodal domestik, industri efek perlu mengikuti langkah yang dilakukan oleh industri perbankan, yaitu melalui perluasan jaringan bisnis (networking). Untuk itu perlu adanya terobosan-terobosan baru yang memungkinkan pasar lebih cepat berkembang, dengan jalan: 1) Dengan inovasi-inovasi produk yang menarik agar lebih banyak investor domestik mengalihkan investasinya ke pasar modal dengan tingkat profit yang lebih kompetitif. Perlu dukungan politik (political will/commitment) pemerintah untuk menciptakan pasar yang fair dan efisien, melalui: a. Prioritas pengembangan pasar termasuk insentif bagi pemodal domestik. b. Pembenahan institusi pengawas pasar modal sehingga lebih independen dan disegani oleh pasar. c. Penerapan rule of law yang lebih baik, sejajar dengan negara maju lainnya. 16 11 Investor Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2) Mempercepat pembenahan industri perbankan. Karena kaitannya dengan pasar modal sangat besar, maka masalah rusaknya sistem perbankan akan berpengaruh terhadap integritas pasar. 3) Pembentukan corporate governance, ini sangat vital kalau diinginkan adanya pasar yang terbuka dan memberikan perlindungan kepada masyarakat. Sesuai dengan salah satu cita-cita yang sudah diikrarkan oleh masyarakat pasar modal Indonesia, yaitu menjadikan pasar modal Indonesia yang terbesar di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2020 nanti. Hal ini diharapkan dapat tercapai dengan pengarahan dan sosialisasi yang luas tentang pasar modal. Horikoshi dan McColgan mengatakan: “..Regulators and market participants should consider a marketing strategy to keep the foreign investors interested in the market while the domestic participation catches up”. Investor asing adalah warga negara asing perorangan atau badan usaha asing yang ikut menyertakan investasinya lewat pasar modal Indonesia. Peran investor asing sebenarnya sangat besar karena kebanyakan investor asing biasanya memiliki financial power yang kuat dan pengalaman dalam bermain di pasar Dengan target menggiring investor domestik berduyun-duyun berinvestasi di pasar modal. Jika investor lokal berani menanamkan modalnya di Indonesia, investor asing tentu tidak akan menghilangkan kesempatannya bersaing dengan investor lokal. Para pembeli saham atau investor itu tentu saja memiliki maksud untuk memperoleh keuntungan. Berdasarkan tujuan investasinya, investor di pasar modal dapat dikelompokkan menjadi: 1) Investor yang bertujuan memperoleh dividen. Dari keuntungan yang stabil itu diharapkan pula adanya dividen yang relatif stabil. Pokoknya harapan kelompok ini adalah memperoleh dividen yang cukup, dan terjamin setiap tahun. Bagi kelompok ini pembagian dividen lebih penting daripada keinginan untuk memperoleh kenaikan harga saham (capital gain). Kelompok investor ini biasanya orang-orang atau lembaga yang mengharapkan penghasilan tetap, seperti pensiunan, pengelola dana pensiun, dan asuransi. Dilatarbelakangi keinginan yang demikian, maka investor dari kelompok ini tidak aktif dalam perdagangan saham di bursa. 2) Investor yang bertujuan untuk berdagang. Harga saham-saham di bursa tidak tetap, dapat bergerak naik atau turun, tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Perubahan harga itu menarik bagi beberapa kalangan investor untuk mengambil posisi sebagai pedagang, dengan 16 12 Investor Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id memperjualbelikan saham-saham di bursa. Kelompok ini membeli saham dengan tujuan utamanya untuk memperoleh keuntungan dari seluruh positif harga beli dengan harga jual. Pendapatan mereka bersumber dari keuntungan jual beli saham itu. Mereka membeli saham pada saat harga suatu saham menurun, dan akan menjualnya kembali pada saat harganya meningkat kembali. Kelompok ini aktif dalam kegiatan berdagang di bursa. Berbeda dengan kelompok yang pertama, mereka yang berjiwa pedagang, akan terjun secara perorangan atau membentuk perusahaan untuk bergerak dalam bidang perdagangan efek. 3) Kelompok yang berkepentingan dalam pemilikan perusahaan. Bagi kelompok ini yang penting adalah ikut sertanya mereka sebagai pemilik perusahaan. Investor ini cenderung memilih saham-saham yang sudah punyai nama baik. Perubahan-perubahan harga saham yang kurang berarti tidak membuat mereka gelisah untuk menjualnya. Mereka tidak akan begitu mudah menjual saham hanya berdasarkan pertimbangan dividen atau harga saja. Oleh karena itu, kelompok ini juga tidak aktif dalam perdaganan di bursa. Kelompok ini biasanya berasal dari golongan menengah yang kehidupannya sudah mapan dan tujuan mereka adalah investasi jangka panjang. Perbedaan pemodal selain dari tujuan seperti di atas, dapat pula dibedakan atas pemodal perorangan dan pemodal lembaga. Pemodal perorangan adalah orang-orang yang atas namanya sendiri melakukan investasi. Pemodal lembaga, apabila investasi dilakukan atas nama lembaga, seperti perusahaan, koperasi, yayasan, dana pensiun, dan lain-lain. Kelompok spekulator yang melakukan aksi beli atau aksi jual suatu saham berdasarkan faktor-faktor spekulasi. Kelompok ini menyukai saham-saham perusahaan yang belum berkembang, tetapi diyakini akan berkembang dengan baik. Pada umumnya pada setiap kegiatan pasar modal spekulator mempunyai peranan untuk meningkatkan aktivitas pasar, dan meningkatkan likuiditas saham. Dalam arti sempit ada kalangan yang menganggap spekulator sebagai perusak pasar karena mirip dengan judi. Pada dasarnya spekulator bukan semata-mata bertindak tanpa rasional, mereka bertindak dengan menggunakan informasi-informasi tentang perusahaan, ekonomi maupun politik untuk memperhitungkan risiko yang dihadapi. Jadi, mereka mengambil keputusan dengan berdasarkan informasi. Kalau mereka sama sekali tidak memperhatikan informasi, maka cenderung akan bersifat judi, umumnya investor spekulator adalah orang-orang yang dinamis, berjiwa muda, cepat tanggap terhadap situasi. Segala keuntungan dan risiko yang timbul juga menjadi hak dan beban lembaga tersebut. 16 13 Investor Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Irawan, Handi. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006. M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Kencana, 2004. Suhandang, Kustadi. Public Relations Perusahaan. Bandung: Nuansa, 2004. Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pres, 2006. www.marketing.co.id/10-karakter-unik-konsumen-indonesia/14 Oktober 2015. 16 14 Investor Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id