Tanggapan Pimpinan DPRD Terhadap Tudingan Tidak Aspiratif Dan Arogan Dalam Sidang Paripurna APBD 2015 Pada Tanggal 1 Desember 2014 Oleh: dprd <p>Terjadinya penolakan agenda paripurna APBD 2015 yang di lakukan oleh beberapa fraksi di DPRD Kabupaten Sumbawa yang di awali dengan walkkoutnya 5 Fraksi DPRD yaitu, Fraksi partai GOLKAR, Fraksi GERINDRA, Fraksi DEMOKRAT, Fraksi PAN, dan Fraksi BINTANG KEADILAN,yang kemudian di formalkan dengan surat penolakan dari kelima fraksi tersebut di atas untuk tidak mengikuti sidang paripurna APBD 2015 termasuk seluruh agenda proses di dalamnya, adalah merupakan bagian dari dinamika politik yang harus kita jalani.</p> <p>Kami pimpinan DPRD Kabupaten &nbsp;Sumbawa menilai bahwa peristiwa politik tersebut diatas adalah merupakan dinamika politik yang terjadi sebagai imbas dari implikasi perseteruan politik di tingkat pusat, seharusnya kondisi tersebut di atas tidak perlu terjadi kalau kita semua berfikiran jernih, karena menurut pandangan politik saya,kita &nbsp;tidak mengenal adanya kelompok KMP maupun KIH, oleh karena kita harus sadari bahwa lembaga kita DPRD Kabupaten Sumbawa merupakan mitra Pemerintah Daerah, berbeda dengan kondisi yang terjadi di DPR RI, Lembaga tersebut &nbsp;&nbsp;berbeda dari sisi komposisi alat kelengkapan, fungsi serta kewenangan yang berbeda pula.</p> <p>Saya berharap kita semua menahan diri, berfikiran jernih, kita boleh saja memperebutkan posisi di alat kelengkapan DPR dan itu merupakan langkah politik yang wajar/lumrah dalam dinamika demokrasi. Namun langkah - langkah politik tersebut harus sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang berlaku</p> <p>Hal penting yang harus kita sadari bersama bahwa keberadaan kita di lembaga ini (DPRD) adalah dalam rangka mengabdi dan memperjuangkan aspirasi rakyat yang kita wakili dan bukan untuk mengejar jabatan.</p> <p>Terkait dengan tudingan beberapa Fraksi yang menyatakan bahwa kami Pimpinan DPRD tidak adil, arogan, dan tidak aspiratif karena tidak memberikan ruang bagi fraksi untuk mengumumkan surat pengunduran diri anggota beberapa anggota fraksi bintang keadilan dari alat kelengkapan DPRD, menurut pendapat kami tudingan tersebut tidak benar, faktanya surat pengunduran diri tersebut telah tertuang di dalam agenda sidang paripurna. Jadi tidak benar kalau kemudian pimpinan tidak membacakan seperti yang di tuduhkan.</p> <p>Karena sesuai dengan <strong><em>ketentuan peraturan DPRD Nomor 1 Tahun 2014 pasal 73 ayat 1 dimana pimpinan rapat memberitahukan surat masuk dan surat keluar untuk di beritahukan kepada peserta sidang</em></strong>, dan itu sudah kami lakukan, jadi sangat tidak rasional kalau kemudian alasan tersebut di atas di jadikan sebagai alasan untuk memboikot/walkout dari sidang paripurna. Proses penolakan tersebut menurut saya secara substansial sangat tidak memiliki relefansi antara penolakan pembahasan paripurna APBD dengan surat pengunduran diri tersebut di atas sehingga terkesan sangat tidak rasional.</p> <p><img alt="" src="http://dprd-sumbawakab.go.id/pic/doc4-12-2014jujmpaz.jpg" style="float:right; height:229px; margin:7px; width:350px" />Berkaitan dengan kekosongan unsur pimpinan komisi yang di tinggalkan oleh anggota fraksi bintang keadilan, kami menilai realitas ini adalah merupakan masalah internal DPRD Sumbawa yang dapat di selesaikan di tingkat komisi masing masing dan bukan menjadi faktor pendorong yang signifikan untuk menggagalkan paripurna DPRD, sehingga sekali lagi terkesan tidak rasional.</p> <p>Mencermati realitas politik diatas kami berharap rekan-rekan fraksi untuk menahan diri, berfikiran jernih dalam menyikapi penomena yang terjadi , kita masih memiliki ruang untuk rekonsiliasi guna mengawal APBD 2015 agar segera di tuntaskan sesuai dengan surat menteri dalam negeri yang telah mengingatkan pemerintahan daerah dalam hal ini eksekutif dan legislatif untuk menyelesaikan APBD per 31 Desembar tahun barjalan, karena jika tidak maka pemerintah daerah akan mendapatkan sangsi administratif berupa tidak di bayarkan hak-hak keuangan daerah yang di atur dalam ketentuan perundang-undangan.</p> <p>kami sebagai pimpinan DPRD perlu juga mengingatkan kepada seluruh rekan-rekan fraksi yang melakukan pemboikotan terhadap paripurna DPRD bahwa implikasi yang di timbulkan dari boikot yang di lakukan adalah:</p> <ol> <li>Lembaga dalam hal ini anggota DPRD akan kehilangan hak-haknya selama 6 bulan sesuai dengan surat edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/6865/SJ tertanggal 24 Nopember 2014 tentang percepatan penyelesaian rancangan APBD tahun anggaran 2015</li> <li>Gagal APBD maka akan terjadi kegagalan pemerintah dalam meraih predikat WTP (wajar tanpa pengecualian) &nbsp;yang implikasinya adalah pemerintah tidak akan mendapatkan dana kompensasi sebesar 23 miliar</li> <li>Sesuai dengan ketentuan aturan terkait pengelolaan keuangan daerah dan pedoman pengelolaan keuangan daerah jika pemrintahan daerah gagal dalam melakukan pembahasan APBD maka pemerintah dapat menggunakan APBD tahun 2014,jadi implikasinya adalah terjadi pengurangan besaran APBD kurang lebih sebesar 100 miliar,karena besaran APBD 2015 lebih besar di banding anggaran 2014</li> </ol> <p>Oleh karena itu sekali lagi, kami mengajak rekan-rekan Anggota Dewan yang terhormat, marilah ruang rekonsiliasi ini kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk membahas dan mengawal APBD 2015 ini untuk kepentingan Rakyat yang kita wakili.</p> <p>Demikian keterangan Pers yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua.</p> Situs DPRD Kab. Sumbawa - www.dprd-sumbawakab.go.id