Amanda JH

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sejak dimulainya AFTA (ASEAN Free Trade Area) atau lebih dikenal di
Indonesia dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2015,
pemerintah gencar untuk menarik sebanyak-banyaknya investor agar dapat
menanamkan modalnya di Indonesia dengan harapan akan sangat berpengaruh
dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Seiring
berjalannya
waktu
dari
sejak
dimulainya
AFTA
tersebut,
pertumbuhan perekonomian masih jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini
berdasarkan hasil statistik yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) sampai
dengan kuartal 1 pada tahun 2015
(http://news.liputan6.com/read/2230463/pertumbuhan-ekonomi-melambat-apaantisipasinya). Dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 4,71
persen yang merupakan titik terendah kedua dalam kurun waktu sepuluh tahun
terakhir yang biasanya selalu mencapai diatas 5 persen.
Salah satu penyebab masih lambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah
masih minimnya kontribusi dari sektor investasi. Untuk itu, diperlukan strategi
yang tepat untuk dapat menarik para investor untuk menginvestasikan dananya
berupa modal/saham kepada perusahaan-perusahaan yang menurut mereka
memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba yang tinggi sehingga akan
mengembalikan investasinya dalam waktu yang cepat.
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Pada dasarnya para investor hanya mengharapkan pengembalian yang
menguntungkan dari penanaman modalnya, yakni berupa dividen maupun capital
gain. Besarnya alokasi laba yang akan digunakan dalam pembagian dividen akan
menjadi perhatian besar bagi para investor karena tidak dapat dipungkiri, investor
akan lebih menyukai nominal dividen yang besar dimana hal tersebut tidak
dikehendaki oleh manajemen yang lebih memilih untuk menahan laba perusahaan
dengan tujuan memperluas investasi perusahaan atau ekspansi.
Menurut Megginson (1997, p.362) dalam Devi Hoei Sunarya (2013),
pembayaran dividen adalah sangat mahal baik bagi badan usaha yang melakukan
pembayaran (karena pembayaran dividen akan mengurangi jumlah dana yang
akan dipergunakan untuk investasi) maupun bagi pemegang saham yang
menerima pembayaran dividen (karena pemegang saham harus membayar
kewajiban pajak atas dividen tersebut). Oleh karena itu, diantara semua keputusan
manajer dalam hal keuangan, kebijakan dividen (dividend payout policy)
merupakan salah satu keputusan keuangan yang paling penting yang dirasa
menjadi suatu simbol keuangan yang sehat, yang baik dari sebuah perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2011:211), kebijakan dividen perusahaan
yang optimal adalah kebijakan yang menghasilkan keseimbangan antara dividen
saat ini dan pertumbuhan di masa depan yang memaksimalkan harga saham. Jika
tingkat pengembalian yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan dan resiko
investasi yang diproyeksikan bisa diminimalkan maka investor bisa memperoleh
dividen yang maksimal. Oleh karena itu, seorang investor harus mampu untuk
memberikan gambaran tentang bagaimana menempatkan investasinya agar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
dividen ataupun tingkat pengembalian yang diharapkan bisa maksimal dengan
cara mengelola investasinya dengan memperhatikan kondisi pasar modal agar
terhindar dari resiko investasi yang bisa saja merugikan.
Beberapa indikator yang dapat dijadikan faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen salah satunya adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan
akan mempengaruhi fleksibilitas perusahaan dalam memasuki pasar modal.
Dengan kata lain, perusahaan yang lebih besar dan memiliki tingkat stabilitas
perusahaan yang baik akan lebih mudah memasuki pasar modal dibandingkan
dengan perusahaan kecil (Eka Sri Wahyuni, 2013). Kemudahan ini cukup berarti
untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar,
sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi
daripada perusahaan kecil. Jadi semakin besar ukuran perusahaan maka dividen
yang akan dibagikan juga semakin besar. Dari penelitian yang dilakukan oleh
Anggit Satria Pribadi (2012) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan hasil penelitian Eka Sri
Wahyuni (2013) menunjukkan bahwa firm size berpengaruh positif signifikan
terhadap kebijakan dividen.
Dalam perencanaan penanaman modalnya, investor juga melihat perusahaan
dari segi kemampuannya dalam membayar hutang-hutang yang dimiliki. Apabila
perusahaan mengalami keterbatasan laba ditahan, perusahaan akan cenderung
memanfaatkan hutang namun tidak dalam penggunaan yang terlalu besar yang
berdampak pada financial distress dan kebangkrutan. Penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh Ni Wayan Trisna (2014) dan Ryanda Afif (2010) menunjukkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
hasil bahwa kebijakan hutang yang diproksikan oleh Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen.
Apabila perusahaan memiliki tingkat utang yang tinggi, maka perusahaan
berusaha untuk mengurangi agency cost of debt dengan mengurangi utangnya.
Pengurangan utang dapat dilakukan dengan membiayai investasinya dengan
sumber dana internal sehingga pemegang saham akan merelakan dividennya
untuk membiayai investasinya (Dewi, 2008) dalam Devi Hoei Sunarya (2013).
Debt to Equity Ratio (DER) yang termasuk dalam rasio leverage
mendeskripsikan seberapa besar modal pinjaman yang digunakan oleh perusahaan
dalam segala kegiatan operasional perusahaan (Syamsudin, 2013: 53). Rasio ini
menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total utang terhadap total modal
yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan
komposisi total utang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar
dibanding dengan total modal sendiri.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen dapat dilihat dari
kesempatan investasinya. Menurut Brigham dan Houston (2011:221), selama satu
tahun mungkin perusahaan membayarkan nol dividen karena perusahaan
membutuhkan uang untuk mendanai peluang investasi yang baik tetapi pada tahun
berikutnya perusahaan mungkin membayarkan dividen dalam jumlah besar karena
peluang investasi yang buruk dan tidak perlu menahan banyak uang.
Kesempatan investasi atau biasa disebut Investment Opportunity Set (IOS)
memiliki peranan penting dalam keuangan perusahaan dalam kaitannya untuk
mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
berarti memiliki kesempatan investasi yang lebih banyak. Sehingga dana yang
seharusnya dapat dibagikan sebagai dividen akan dibayarkan perusahaan untuk
pembelian investasi yang menguntungkan. Dalam penelitian yang dilakukan
sebelumnya terdapat hasil yang berbeda dengan menggunakan proksi yang
berbeda juga, yaitu antara Yanita Rahmiati (2012) yang menyebutkan bahwa IOS
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen yang diukur menggunakan
proksi MBVE. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Luh Fajarini Indah
(2014) menunjukkan bahwa kesempatan investasi yang diukur dengan CAPBVA
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
Dari uraian permasalahan dan adanya beberapa research gap di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH FIRM SIZE,
DEBT TO EQUITY RATIO, DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET
TERHADAP TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di
BEI 2011-2013)”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada pada latar belakang di atas, salah satu
hasil yang diharapkan oleh investor dari penanaman modal adalah memperoleh
dividen. Dengan subjek perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang Konsumsi
yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013, maka penulis merumuskan masalah
dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.
Apakah Firm Size berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
2.
Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
dividen?
3.
Apakah Investment Opportunity Set berpengaruh sifnifikan terhadap
kebijakan dividen?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang diharapkan dari
penelitian ini adalah:
a.
Untuk menguji secara empiris pengaruh firm size terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang Konsumsi yang
terdaftar di BEI periode tahun 2011-2013.
b.
Untuk menguji secara empiris pengaruh debt to equity ratio terhadap
kebijakan dividen pada perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang
Konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.
c.
Untuk menguji secara empiris pengaruh investment opportunity set
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.
2.
Kontribusi Penelitian
Dengan penelitian ini juga penulis berharap dapat memberikan manfaat,
yaitu:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
a.
Kontribusi bagi praktik atau kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dalam
pertimbangan pengambilan keputusan bisnis bagi investor khususnya
dalam menginvestasikan dananya ke perusahaan yang menerbitkan
saham dan juga dalam praktik manajemen perusahaan diharapkan dapat
memberikan
kontribusi
sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
mengaplikasikan variabel-variabel pada penelitian ini untuk membantu
mengevaluasi dan meningkatkan nilai perusahaan dalam hal pengambilan
keputusan kebijakan dividen.
b.
Kontribusi bagi akademik
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dalam hal penambahan
literatur, pengembangan teori serta sebagai referensi penelitian
mendatang mengenai variabel seperti firm size, DER, IOS yang ada pada
suatu perusahaan serta pengaruhnya terhadap kebijakan dividen yang
diambil.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download