Pengaruh Air terhadap Viskositas Darah pada Pasien Diabetes

advertisement
Disertasi Ekowati Retnaningtyas: Pengaruh Air
terhadap Viskositas Darah pada Pasien Diabetes
Mellitus
Dikirim oleh ireneparamita pada 21 Juni 2016 | Komentar : 0 | Dilihat : 3423
Dr. Ekowati Retnaningtyas,
S.Kep., M.Kes
Diabetes Mellitus merupakan penyakit gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemi. Hiperglikemi menyebabkan peningkatan diuretic osmotic yang
mengakibatkan terjadinya dehidrasi, sehingga berdampak pada peningkatan viskositas darah atau kekentalan darah.
Hal tersebut disampaikan Ekowati Retnaningtyas dalam Ujian Terbuka Disertasi, Senin (20/06/2016), di Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya (FK-UB). Disertasi yang diujikan berjudul "Pengaruh Air (H2O) terhadap
Rheologi (Viskositas) Darah dan konformasi Albumin pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dalam Kajian In Vitro
dan In Silico".
Ekowati mengatakan, air sangat penting untuk kehidupan. Air memberikan kontribusi terhadap konformasi
albumin yaitu salah satu protein utama dalam plasma darah. Sebagian besar makromolekul protein, enzim, dan
DNA dalam aktivitasnya membutuhkan air. Pemberian air sangat penting dalam stabilitas struktur dan fungsi
protein selain itu membantu katalitik enzim.
Namun keterlibatan air belum sepenuhnya diketahui pada tingkat molekuler. Hal ini disebabkan tingkat
kompleksitas dari molekul dan sel-sel pada jaringan organisme. Keikutsertaan molekul air sebagai matriks aktif,
tidak hanya sebagai pelarut.
Penelitian dilakukan dua tahap. Pertama pada individu normal dan pada pasien DM tipe 2 untuk mengetahui
pengaruh air (H2O) terhadap viskositas darah. Tahap dua untuk mengetahui pengaruh air (H2O) terhadap
perubahan konformasi albumin.
Dari hasil penelitian didapatkan, pemberian 10 µL air (H2O) pada 6 mL plasma darah dapat menurunkan viskositas
plasma dalam kurun waktu tertentu pada pasien DM dan individu normal.
Sedangkan dinamika albumin sangat dipengaruhi oleh jumlah molekul air. Kondisi dehidrasi atau pengurangan
jumlah molekul air dapat menyebabkan terjadinya perubahan konformasi albumin, akan tetapi tidak merusak
struktur protein albumin.
Sementara itu penambahan konsentrasi glukosa menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi glukosa dapat
mempengaruhi komformasi albumin dan perubahan struktur sekunder protein albumin, yaitu perubahan struktur
sekunder, dari coil menjadi alpha-helix.
Dr. Ekowati Retnaningtyas, S.Kep, M.Kes lahir di Malang, 6 Januari 1964. Istri dari Ir. Gunanto ini menyelesaikan
pendidikan sarjana di Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, sedangkan pendidikan S2 dan S3
di Program Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Ekowati dikaruniai tiga putra yaitu Evan
Hutomo Eka Putranto, S.Kom, Edwin Wahyu Agung Kristianto, ST, dan David Tri Setyo Wicaksono.
[Irene/Humas UB]
Artikel terkait
Disertasi Oski Illiandri: Peran SRE dalam Proses Pengapuran Pembuluh Darah
Dosen UB Menangkan Life Sciences Award 2016
Identifikasi Kelenjar Saliva Nyamuk Anopheles untuk Cegah Malaria
Perangkat Lunak untuk Analisis Artritis Rematoid
Peningkatan Risiko Osteoporosis pada Penderita PPOK
Download