1 pengaruh kapasitas sumber daya manusia, perencanaan

advertisement
PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PERENCANAAN
ANGGARAN DAN POLITIK PENGANGGARAN, DENGAN
TRANSPARANSI PUBLIK SEBAGAI VARIABEL
MODERATING TERHADAP SINKRONISASI
DOKUMEN APBD DENGAN DOKUMEN
KUA - PPAS PADA KOTA PADANG
Ria Silvi1, Popi Fauziati1, Novia Rahmawati 1
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta
Email: [email protected]
Email : [email protected]
1
Abstract
Revenue expenditure budget area (budget) is the local budget (budget) is one of the
cornerstones in the development planning for local governments. The purpose of this study
was to observe the effect of the capacity of human resources, budget planning and budgeting
politics on synchronization between Local Revenue and Expenditure (budget) document and
Public Policy Local Revenue and Expenditure (KUA) budget -While Priority Ceiling (PPAS)
documents and to examine the role of public transparency in memoderasi.Metode sampling
used purposive sampling criteria this study uses primary data, 85 respondents working in
government departments in the city of Padang, had participanted in this research. Multiple
linear regression through SPSS 16 From kenam feels hypothesis, it was found that the
political capacity of human resources and the budget does not significantly influence the
budget document by synchronizing documents KUA-PPAS, budget planning variables
significantly influence the budget document by document synchronization KUA-PPAS. The
test results indicate that the interaction of public transparency can not moderate the
relationship between human resource capacity and budget planning budget document by
document synchronization PPAS- KUA. Public transparency test results may moderate the
relationship between political budgeting budget document with the document synchronization
KUA-PPAS.
Keywords: APBD, KUA-PASS, Human Resource Capacity, Budget Planning, Budgeting
Politics, Public Transparency
I.
PENDAHULUAN
perbaikan perencanaan pembangunannya,
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
dalam APBD ini strategi yang dilakukan
(APBD)
yakni
merupakan suatu hal
untuk
peningkatan
dan
percepatan
dimana salah satu pilar dalam melakukan
pembangunan dilakukan strategis yang
perencanaan pembangunan bagi suatu
tepat untuk pengentasan kemiskinan dan
pemerintahan daerah dalam melakukan
kesejahteraan
perbaikan terhadap adanya pengelolaan
tersebut.
pembangunan
daerah
keuangan
kemasyarakatan
daerah
pemerintah
Apabila dalam melakukan perencanaan
yang dilakukan dalam upaya
APBD itu terjadi kesalahan berarti suatu
1
perencanaan yang dilakukan pemerintah
PPAS, hal ini sering terjadi disuatu
daerah dikatakan gagal dalam membuat
pemerintah daerah di Indonesia.
perencanaan APBD dalam pengentasan
kemiskinan,
ini
akan
dampaknya
laju
Penelitian
mempengaruhi
pemerintah
sopanah
disuatu
(2003)
dilakukan
menunjukan
oleh
bahwa
pengetahuan anggaran yang berpengaruh
pemerintahan pada daerah.
Pelaksanaan
yang
singnifikan terhadap pengawasan APBD.
pengelolaan
keuangan
Dengan adanya partisipasi masyrakat dan
didaerah yang ditetapkan dalam undang-
transparansi kebijakan publik dalam proses
undang peraturan mendagri No 21 Tahun
penyusunan APBD yang akan semakin
2011 tentang sebagai pedoman dalam
baik.
melakukan pelaksanaan, penatausahaan
Mekanisme perubahan pada APBD
APBD serta pelaporan keuangan yang
dalam melakukan pergeseran anggaran dan
telah
mencakup
dalam
kebijakan
penambahan terhadap anggaran
akuntansi, atas perubahan
peraturan
cara mengubah peraturan kepala tentang
mendagri No 13 Tahun 2006 tentang
penjabaran
pedoman keuangan daerah.
(Tarigan 2012). Evaluasi yang dilakukan
Perencanaan
pembangunan
penting
dan
dalam
dengan
terhadap
pelaksanaan
nasional
adanya
pelaksanaan
anggaran
daerah
dengan
Kementrian dalam Negeri terdapat akan
sangat
ketidaksesuaian antara KUA-PPAS dengan
keterbukaan
rancangan
pembangunan
APBD
dalam
tahap-tahap
diketahui oleh publik karena dana juga
bersama (Tumbo, 2012).
berasal dari uang rakyat dari APBD dan
yang
selayaknya
penjabaran
program anggaran dan kegiatan pada
tersebut, bahwa pelaksanaan itu harus
APBN,
tersebut
perencanaan
disepakati
Proses anggaran di DPR masih banyak
masyarakat
yang tidak transparansi, dan akibatnya
mengetahui dari jalannya pembangunan
masih banyak melakukan penyalahgunaan
daerah itu sendiri (www.sumbarprov.go.id)
anggaran
Penganggaran yang telah melibatkan
seperti
pengalokasian untuk
pembangunan DPR, dan fasilitas dengan
antara berbagai pihak yang mempunyai
nilai yang tinggi dapat saja terjadi.
latar belakang yang berbeda-beda baik
Permasalahan lain yang timbul masih
dalam tingkat pemahaman dalam suatu
dapat dilihat perbedaan antara aparat
anggaran
kepentingan
pemerintah dan melaksanaan kegiatan
anggaran daerah, perbedaan inilah yang
pembangunan, menyebabkan koordinasi
akan
antara
dalam penyusunan rencana dan pelaksanan
dokumen APBD dengan dokumen KUA-
pembangunan menjadi sulit dilaksanakan.
maupun
terjadi
untuk
ketidaksinkronan
2
Akibatnya proses tersebut kurang optimal
Berdasarkan peraturan Mendagri
bahkan sasaran yang diingin tidak dapat
No. 21 Tahun 2011 yang dimaksud dengan
terlaksana.
kebijakan umum anggaran adalah suatu
dokumen yang memuat kebijakan bidang
II.
LANDASAN
TEORI
DAN
pendapatan, belanja dan pembiayaan serta
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
asumsi yang mendasarinya untuk periode 1
Pengertian Sinkronisasi
Sinkronisasi
suatu kesesuaian
tahun.
merupakan
hasil
Anggaran
yang terjadi antara
bertujuan
mengimplementasikan
(PPAS)
yakni
diberikan kepada SKPD untuk setiap
untuk
dalam
Sementara
Plafon
panduan batas maksimal anggaran yang
dokumen kebijakan yang lain. Dalam suatu
ini
Proritas
rancangan suatu program prioritas dan
dokumen kebijakan yang satu dengan
sinkronisasi
Selanjutnya
program
landasan
dalam
pedoman
penyusunan
RKA-SKPD sebelum disepakati dengan
pengaturan-pengaturan tentang mekanisme
DPRD.
terhadap penyusunan anggaran yang telah
diatur
dalam
sejumlah
peraturan
Kapasitas Sumber Daya Manusia
perundang-undangan, peraturan Menteri
Kapasitas sumber daya manusia
dalam Negeri No. 21 tahun 2011 tentang
adalah suatu kemampuan dari seseorang
pedoman dalampelaksanaan, penatausahan
atau
APBD serta pelaporan keuangan yang
(kelembagaan), atau suatu sistem untuk
mencakuo
melaksanakan fungsi-fungsi yang baik atau
dlam
kebijakan
akuntansi
(Arniati,2010 dan Iskandar,2013).
individu,
dan
dari
organisasi
kewenangannya untuk mencapai tujuannya
secara efektif dan efisien. Kapasitas harus
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) dengan dokumen
Kebijakan Umum Anggaran Prioritas
Plafon Anggaran Sementara (KUAPPAS)
Menurut peraturan Mendagri No.
dilihat sebagai kemampuan dimana dalam
mencapai kinerja, dan menghasilkan suatu
keluaran-keluaran (outputs) dan hasil-hasil
(Zetra,2009).
Kapasitas
Sumber
daya
21 tahun 2011, Anggaran Pendapatan dan
manusia yakni suatu kemampuan dari
Belanja Daerah (APBD) adalah rencana
anggota eksekutif dan legislatif dalam
keuangan tahunan pemerintahan daerah
menjalankan suatu fungsi dan peran
yang dibahas dan disetujui bersama oleh
masing-masing
pemerintah daerah dan DPRD, ditetapkan
penyusunan perencanaan maupun suatu
dengan peraturan daerah.
penganggaran daerah (Rasyid, 2012).
3
dalam
suatu
proses
penganggaran yaitu proses atau cara untuk
Perencanaan Anggaran
Suatu
proses
dimana
akan
mempersiapkan suatu proses anggaran.
dilakukannya proses penetapatan tujuan
Penganggaran dalam organisasi sektor
organisasi yaitu menentukan strategi untuk
publik merupakan tahapan yang cukup
pencapaian tujuan secara menyeluruh serta
rumit dan politik yang tinggi. (Mardiasmo,
merumuskan sistem perencanaan yang
2009).
menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
Menurut Arniati dkk (2010) dan
mengawasi jalannya seluruh pekerjaan
Iskandar (2013) politik adalah kegiatan
organisasi hingga tercapainya tujuan yang
yang menyangkut cara bagaimana suatu
direncanakan (Bastian,2010).
kelompok
mencapai
keputusan
yang
Mardiasmo (2009), perencanaan
bersifat kolektif dan mengikat melalui
merupakan suatu cara dimana organisasi
usaha dalam mendamaikan perbedaan di
menetapkan tujuan dan sasaran organisasi.
antara anggota. Dalam suatu pemerintahan,
Perencanaan meliputi suatu aktivitas yang
politik yang berkaitan dengan masalah
sifatnya strategis, taktis, dan melibatkan
kekuasaan, dan pengambilan keputusan,
aspek operasional. Proses perencanaan
kebijakan publik alokasi atau distribusi.
juga melibatkan aspek perilaku, yaitu
Transparansi Publik
partisipasi dalam pengembangan sistem
perencanaan,
penetapan
tujuan,
Transparansi
dan
perkembangan
suatu
prinsip untuk menciptakan kepercayaan
pemilihan alat yang paling tepat untuk
memonitor
merupakan
timbal-balik
pencapaian
antara
pemerintah
dan
masyarakat melalui penyediaan informasi
tujuan.
dan
menjamin
kemudahan
di
dalam
memperoleh informasi tersebut.
Politik Penganggaran
Politik merupakan pembentukan
Handayani
(2009)
berpendapat
dalam pembagian kekuasaan akan adanya
bahwa transparansi publik adalah adanya
kelompok atau golongan masyarakat yang
keterbukaan tentang anggaran yang mudah
antara
pada
diakses oleh masyarakat secara cepat,
pembuatan keputusan, khususnya dalam
transparansi publik juga diperlukan untuk
struktur pemerintahan. Yang dimaksud
meningkatkan pengawasan.
upaya
lain
berwujud
penggabungan
proses
berbagai
Transparansi dibangun atas dasar
artian yang berbeda mengenai hakikat
arus informasi yang bebas, seluruh proses
politik dengan yang dikenal dalam ilmu
pemerintahan,
politik
dan informasi perlu diakses oleh pihak-
yang
secara
antara
luas.
Sedangkan
4
dalam
lembaga-lembaga
pihak yang berkepentingan, dan informasi
Berdasarkan kerangka pemikiran
yang tersedia harus memadai agar dapat di
diatas, dapat disusun rumusan hipotesis
mengerti dan di pantau.
sebagai berikut:
H1: Kapasitas sumber daya manusia
berpengaruh terhadap sinkronisasi
dokumen APBD dengan dokumen
KUA-PPAS.
Hasil Penelitian Iskandar (2013)
Pengembangan Hipotesis
Hasil penelitian yang dilakukan
Arniati
(2010)
dan
Iskandar
(2013),
menyatakan perencanaan anggaran tidak
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya
berpengaruh
manusia berpengaruh signifikan terhadap
sinkronisasi
dokumen
dokumen
APBD
KUA-PPAS.
PPAS.
ini
Penelitian
memiliki sumber daya manusia yang
berpengaruh
dengan melakukan penyuluhan tentang
(2009)
menemukan
manusia
positif
menunjukan
dan
signifikan
ketidaksinkronan
antara
dokumen APBD dengan dokumen KUAPPAS
dan
yang
perencanaan
menjelaskan variasi seluruh item yang ada
terjadi
dan
pada
faktor
menjelaskan
variasi
seluruh item yang ada sebesar 10,92
sebesar 34,89 persen.
persen.
Hasil penelitian dari Gobel (2010)
Berdasarkan kerangka pemikiran
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya
manusia berpengaruh
Gobel
Amirudin (2009) hasil penelitian ini
KUA-PPAS yang terjadi pada faktor
daya
dan
Dari penelitian yang dilakukan oleh
hasil
antara dokumen APBD dengan dokumen
sumber
Arniati
dengan dokumen KUA-PPAS.
oleh
penelitian menunjukan ketidaksinkronan
kapasitas
perencanaan
terhadap sinkronisasi dokumen APBD
pengelolaan keuangan daerah.
Amirudin
ini
(2010) menyatakan bahwa perencanaan
mampu untuk melaksanakan tugasnya,
dilakukan
hal
menetapkan tujuan dan sasaran organisasi.
berkualitas, maka setiap SKPD harus
yang
Dimana
anggaran suatu cara organisasi dalam
membuktikan bahwa perencanaan APBD
Penelitian
sinkronisasi
dokumen APBD dengan dokumen KUA-
dengan
Sehingga
terhadap
diatas, dapat disusun rumusan hipotesis
positif terhadap
sebagai berikut:
sinkronisasi Kebijakan Umum Anggaran
H2:Perencanaan anggaran berpengaruh
terhadap sinkronisasi dokumen APBD
dengan dokumen KUA-PPAS.
(KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran
Sementara (PPAS) dengan RKA-SKPD
APBD.
Iskandar (2013) menyatakan politik
penganggaran
5
berpengaruh
signifikan
terhadap sinkronisasi dokumen APBD
H3 : Politik penganggaran berpengaruh
terhadap sinkronisasi dokumen APBD
dengan dokumen KUA-PPAS.
dengan dokumen KUA-PPAS. Dimana hal
ini untuk cara bagaimana mencapai tujuan
Pengaruh Transparansi Publik Sebagai
yang bersifat kolektif, dan mengikat
melalui
kekuasaan,
Variabel Moderating
pengambilan
Hasil penelitian Iskandar (2013)
keputusan, kebijakan publik, alokasi dan
transparansi
proses rencana aktivitas ke dalam rencana
anggaran
ditetapkan
sumber
sebagai
manusia,
terhadap
perencanaan
(2013),
kapasitas
ini menandakan agar perencanaan APBD
hasil
berkualitas, maka setiap SKPD harus
memiliki sumber daya manusia yang
ketidaksinkronan antara dokumen APBD
mampu untuk melaksanakannya, dengan
dengan dokumen KUA-PPAS yang terjadi
melakukan pelatihan tentang pengelolaan
pada faktor politik penganggaran, dan
keuangan daerah.
menjelaskan variasi seluruh item yang ada
Berdasarkan kerangka pemikiran
sebesar 20,56 persen.
diatas, dapat disusun rumusan hipotesis
Hasil penelitian dari Gobel (2010)
sebagai berikut:
menyatakan bahwa politik penganggaran
H4a:Pengaruh kapasitas sumber daya
manusia
terhadap
sinkronisasi
dokumen APBD dengan dokumen
KUA-PPAS
di
moderasi
oleh
transparansi publik.
berpengaruh negatif terhadap sinkronisasi
Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan
Anggaran
bahwa
APBD dengan dokumen KUA-PPAS. Hal
dilakukan
penelitian ini menunjukan bahwa terjadi
Plafon
menyatakan
signifikan terhadap sinkronisasi dokumen
yang dicapai dalam proses politik
menemukan
transparansi
sumber daya manusia berpengaruh yang
sangat perlu dalam membuat kesepakatan
(2009)
dengan
penelitian yang dilakukan Iskandar
PPAS. Dalam pembahasan anggaran ini
yang
APBD
publik bukan variabel moderating.
sinkronisasi
dokumen APBD dengan dokumen KUA-
Penelitian
dokumen
dokumen KUA-PPAS, dan
menyatakan bahwa politik penganggaran
Prioritas
daya
sinkronisasi
Arniati (2010) dalam penelitiannya
Amirudin
dapat
anggaran, politik penganggaran, terhadap
peraturan daerah.
berpengaruh
tidak
memoderasi hubungan antara kapasitas
keuangan dengan acuan KUA dan PPAS
sebelum
publik
Sementara
(PPAS) dengan RKA-SKPD APBD.
H4b:Pengaruh perencanaan anggaran
terhadap sinkronisasi dokumen APBD
dengan dokumen KUA-PPAS di
moderasi oleh transparansi publik.
Berdasarkan kerangka pemikiran
diatas, dapat disusun rumusan hipotesis
sebagai berikut:
6
terhadap
H4c:Pengaruh politik penganggaran
terhadap sinkronisasi dokumen APBD
dengan dokumen KUA-PPAS di
moderasi oleh transparansi publik.
keuangan
daerah
sedangkan
kriteria dalam SKPD yaitu pegawaipegawai yang terlibat langsung dalam
penyusunan
Model Penelitian
RKA-SKPD
yang
di
dalamnya juga meliputi kepala bidang,
Model Penelitian antara variabel
kepala seksi, kepala sub bagian, kepala sub
dalam penelitian ini dapat disajikan dalam
bidang.
gambar berikut ini :
Metode Pengumpulan Data
Kapasitas Sumber
Daya Manusia
(X1)
Data
pada
penelitian
ini
merupakan data primer yang di ambil
Perencanaan
Anggaran
(X2)
dengan mengambil data dari sampel yang
Sinkronisasi
Dokumen APBD
Dengan Dokumen
KUA-PPAS
(Y)
Politik
Penganggaran
(X3)
diteliti. Data dalam penelitian ini diperoleh
melalui
penyebaran kuesioner kepada
responden. Dalam jawaban responden
terbatas
pada
alternatif
yang
telah
disediakan.
Transparansi
Publik
Teknik Pengujian Hipotesis
(Variabel Moderating)
Untuk menguji hipotesis adanya
pengaruh yang signifikan, maka digunakan
III. METODE PENELITIAN.
alat
Populasi untuk sekelompok orang,
uji
statistik
yaitu
Moderating
kejadian atau minat yang ingin peneliti
Regression Analysis (MRA) merupakan
lakukan investigasi, sedangkan sampel
aplikasi khusus regresi berganda linear
adalah suatu kelompok atau sebagian dari
dimana
populasi (Sekaran, 2011). Populasi dalam
mengandung unsur interaksi (Ghozali,
penelitian ini adalah DPRD dan Satuan
2011) menyatakan regresi linear berganda
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kota
dapat dirumuskan sebagai berikut.
Teknik pengambilan sampel yang
akan dilakukan pada penelitian ini adalah
purposive sampling. Untuk anggota DPRD
adalah
anggota
persamaan
regresinya
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4
X4+ β5 X1 X4 + β6 X2 X4+ β7 X3 X4+ e
Dimana:
Y
=Sinkronisasi dokumen APBD
dengan KUA-PPAS
α
= Konstanta
β1, β2, β3, β4,
β5, β6, β7
= Koefisien regresi
Padang.
kriterianya
dalam
bagian
anggaran yang membidangi pengawasan
7
X1
= Kapasitas sumber daya manusia
X2
= Perencanaan anggaran
X3
= Politik penganggaran
X4
= Transparansi publik
X1 X4 = Interaksi sumber daya manusia
dengan transparansi publik
X2 X4 = Interaksi perencanaan anggaran
dengan transparansi publik
X3 X4 = Interaksi politik penganggaran
dengan transparansi publik
e
= Term error
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Berdasarkan hasil pengolahan data
dapat disimpulkan statistik deskriptif dari
variabel penelitian yang digunakan dalam
peneltian pada tabel di bawah ini:
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Keterangan
N
Kapasitas
Kisarn
Kisaran
actual
teorits
Mean
Std
85
20-43
9-45
35.5882
3.43058
85
24-35
9-45
29.8471
2.63450
85
30-52
12-60
41.7059
4.81521
85
10-25
5-25
19.1765
2.74806
85
14-20
4-20
17.2000
1.70294
Deviasi
sumber daya
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
manusia
Perencanaan
Prosedur Pengumpulan Data
anggaran
Politik
Data pada penelitian ini merupakan
penganggaran
Transparansi
data primer yang diperoleh dari anggota
public
Sinkronisasi
DPRD bagian anggaran yang membidangi
dokumen
APBD
pengawasan terhadap keuangan daerah dan
dengan
dokumen KUAPPAS
SKPD yaitu pegawai-pegawai yang terlibat
Sumber: Hasil olah SPSS (2014)
langsung dalam penyusunan RKA-SKPD.
Tabel Hasil Uji Validitas
Deskriptif Proses Pengambilan Sampel
Keterangan
Keterangan
Jumlah
Percent
Total kuesioner yang dikirim
100
100
Total kuesioner yang tidak kembali
15
15
Total kuesioner yang kembali
85
85
Total kuesioener yang tidak lengkap
0
0
Total kuesioner yang dapat diolah lebih lanjut
85
85
yang kembali
Factor
Kesimpulan
Loading
Kapasitas sumber daya
0.740
0.550-0.843
Valid
Perencanaan anggaran
0.711
0.579-0.945
Valid
Politik penganggaran
0.666
0.453-0.884
Valid
Transparansi public
0.719
0.582-0.792
Valid
Sinkronisasi
0.621
0.625-0.776
Valid
manusia
dokumen
APBD dengan dokumen
Pada tabel terlihat bahwa total
kuesioner
KMO
KUA-PPAS
100 lembar
Sumber: Hasil olah SPSS (2014)
Uji
kuesioner yang disebar, kuesioner yang
validitas
adalah
suatu
tidak kembali 15 lembar (15%) dan 85
instrumen dari seberapa jauh pengukuran
lembar kuesioner yang kembali dengan
oleh instrumen yang bisa mengukur atribut
persentase 85%. Dengan demikian jumlah
apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas
kuesioner
menjelaskan seberapa sah atau tepatnya
yang
dapat
diolah
adalah
sebanyak 85 kuesioner dengan tingkat
simpulan
yang
dilakukan
oleh
riset
persentase 85%.
tersebut (Sumintono dan Widhiarso,2013).
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai
Kaiser Meyer Olkin-Measure of Sampling
8
(KMO – MSA) dari keempat variabel di
Berdasarkan hasil uji normalitas
atas berada diatas 0,5. Hal ini memberikan
dengan menggunakan uji statistik non
arti bahwa item-item dari keempat variabel
parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S)
tersebut valid untuk diuji. Hasil dari factor
maka dapat disimpulkan bahwa data
loading juga berada di atas 0,4 oleh sebab
berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat
itu seluruh variabel tersebut memiliki item
dari nilai masing-masing variabel tingkat
pertanyaan yang dinyatakan valid dan
signifikansi sebesar Asymp. Sig. (2-tailed)
dapat terus digunakan dalam pengujian
X1 (0,558), X2 (0,075) , X3 (0,592) dan Y
reliabilitas.
(0,229). Jika signifikansi nilai Kolmogorov
Smirnov lebih besar dari 0,05 artinya data
Tabel Hasil Pengujian Reliabilitas
Keterangan
terdistribusi normal.
Cronbach
Nilai
alpha
batas
0.631
0.60
Reliabel
Keterangan
Tolerance
VIF
Kesimpulan
Perencanaan anggaran
0.682
0.60
Reliabel
Kapasitas
0.594
1.684
Tidakterjadi
Politik penganggaran
0.666
0.60
Reliabel
sumber
Transparansi public
0.723
0.60
Reliabel
manusia
Sinkronisasi dokumen
0.658
0.60
Reliabel
Perencanaan
Kapasitas sumber daya
Kesimpulan
Tabel Pengujian Multikolinearitas
manusia
APBD
dengan
daya
multikolinearitas
0.684
1.462
0.950
1.052
0.569
1.758
Tidakterjadi
anggaran
multikolinearitas
dokumen KUA-PPAS
Politik
Sumber: Hasil olah SPSS (2014)
penganggaran
Berdasarkan tabel diatas hasil uji
Transparansi
Tidakterjadi
multikolinearitas
Tidakterjadi
public
reliabilitas nilai cronbach alpha untuk
multikolinearitas
Sumber: Hasil olah SPSS (2014)
seluruh variabel yang digunakan adalah
Pengujian Hasil Uji R-Square, F dan t-
besar dari 0,6 dan ini menunjukan seluruh
statistik
item pertanyaan dinyatakan reliabel atau
handal.
Tabel Pengujian Normalitas
Keterangan
Nilai asymp
Cut off
Kesimpulan
0.05
Normal
Variabel Bebas
Koefisien
dan Konstanta
Regresi
0.386
-13.282
0.100
-
X1
-0.119
0.464
H1 ditolak
0.008
H2diterima
X2
daya manusia
Perencanaan
0.270
0.05
Normal
anggaran
Keterangan
Kosntanta
sig (2-tailed)
Kapasitas sumber
Sig.
0.887
X3
0.194
0.166
H3ditolak
X4
0.898
0.032
H4diterima
Politik penganggaran
0.144
0.05
Normal
X1.X4
0.004
0.643
H4a ditolak
Transparansi public
0.339
0.05
Normal
X2.X4
-0.014
0.369
H4b ditolak
Sinkronisasi
0.145
0.05
Normal
-0.014
0.045
H4c diterima
dengan dokumen
F=63.779
X3.X4
-
.000a
-
KUA-PPAS
R2= 0,853
-
-
-
dokumen APBD
Sumber: Hasil olah SPSS (2014)
Dari tabel diatas diperoleh hasil R
square sebesar 0,853 dengan demikian
9
variabel independen mampu menjelaskan
dengan
variabel dependen sebesar 0,853 atau
penelitian ini yang sama dengan Arniati
85,3% sedangkan sisanya sebesar 14,7%
dkk (2010) dimana kapasitas sumber daya
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
manusia
tidak diteliti pada penelitian ini.
signifikan terhadap sinkronisasi dokumen
Dari tabel yang terlihat di atas uji
dokumen
tidak
KUA-PPAS.
Hasil
berpengaruh
positif
APBD dengan dokumen KUA-PPAS.
signifikansi simultan menghasilkan nilai F
Hasil penelitian ini tidak sejalan
hitung yang diperoleh adalah sebesar
penelitian Iskandar (2013) dan Gobel
63.779
(2010)menyatakan
yang
diperkuat
dengan
nilai
bahwa
kapasitas
signifikansi 0,000a dengan demikian nilai
sumber daya manusia berpengaruh positif
signifikan lebih kecil dari nilai alpha 0,05
signifikan terhadap sinkronisasi dokumen
Maka
APBD dengan dokumen KUA-PPAS.
keputusannya
diterima
sehingga
adalah
dapat
hipotesis
disimpulkan
Hasil Pengujian Hipotesis 2
bahwa kapasitas sumber daya manusia,
perencanaan
anggaran,
Berdasarkan
politik
terhadap
pengujian
hipotesis kedua Hasil yang diperoleh
penganggaran, dan transparansi publik
berpengaruh
hasil
memiliki
sinkronisasi
nilai
signifikan
sebesar
0.008<0.05, sedangkan tingkat alpha yang
dokumen APBD dengan dokumen KUA-
digunakan
PPAS.
adalah
5%
(0.05).
Hasil
penelitian bahwa perencanaan anggaran
berpengaruh
Hasil Pengujian Hipotesis 1
Berdasarkan hasil penelitian yang
signifikan
terhadap
sinkronisasi
dikumen
diperoleh memiliki nilai signifikan sebesar
dokumen
KUA-PPAS.
0.464>0.05, sedangkan tingkat alpha yang
menandakan bahwa perencanaan anggaran
digunakan adalah 5% (0.05). Hasil yang
yang
dilakukan bahwa kapasitas sumber daya
legislatif berpengaruh positif.
dilakukan
oleh
APBD
dengan
Hal
ini
eksekutif
dan
manusia tidak berpengaruh signifikan
Hasil penelitian yang sama yang
terhadap sinkronisasi dokumen APBD
diteliti oleh Arniati dkk dan Gobel (2010)
dengan dokumen KUA-PPAS. Hal ini
menyatakan bahwa perencanaan anggaran
sberarti
berpengaruh positif signifikan terhadap
menandakan
pemerintah
tidak
jika
dapat
aperatur
memiliki
sinkronisasi
dokumen
APBD
dengan
kompetensi yang baik dalam menyusun
dokumen KUA-PPAS. Hasil dari. Dan
RKA-SKPD
hasil penelitian yang tidak sejalan Iskandar
dan
berdampak
negatif
terhadap sinkronisasi dokumen APBD
(2013)
10
dimana
menyatakan
bahwa
perencanaan anggaran berpengaruh negatif
sinkronisasi
dokumen
APBD
dengan
terhadap sinkronisasi dokumen APBD
dokumen KUA-PPAS di Moderasi oleh
dengan dokumen KUA-PPAS.
Transparansi Publik. Hasil yang diperoleh
memiliki nilai yang signifikan sebesar
Hasil Pengujian Hipotesis 3
0.643>0.05 dan 0.369>0.05, sedangkan
Berdasarkan hasil penelitian yang
tingkat alpha yang digunakan adalah 5%
ketiga Hasil yang diperoleh memiliki nilai
(0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan
signifikan sebesar 0.166>0.05, sedangkan
bahwa transparansi publik tidak dapat
tingkat alpha yang digunakan adalah 5%
memoderasi hubungan antara kapasitas
(0.05). Dimana diperoleh hasil bahwa
sumber daya manusia dan perencanaan
politik penganggaran tidak berpengaruh
anggaran terhadap sinkronisasi dokumen
signifikan terhadap sinkronisasi dokumen
APBD dengan dokumen KUA-PPAS.
APBD dengan dokumen KUA-PPAS.
Hasil pengujian hipotesis 4c yang
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
bertujuan
penelitian Iskandar (2013) menyatakan
penganggaran
bahwa politik penganggaran berpengaruh
menyatakan
(2010)
poltik
sinkronisasi
Publik. Hasil yang diperoleh memiliki nilai
Hasil penelitian sama dengan yang
Arniati
dengan
politik
PPAS di Moderasi oleh Transparansi
APBD dengan dokumen KUA-PPAS.
oleh
mengetahui
dokumen APBD dengan dokumen KUA-
positif terhadap sinkronisasi dokumen
diteliti
untuk
signifikan sebesar 0.045<0.05, sedangkan
dimana
tingkat alpha yang digunakan adalah 5%
penganggaran
(0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan
berpengaruh negatif terhadap sinkronisasi
bahwa
dokumen APBD dengan dokumen KUA-
transparansi
publik
dapat
memoderasi.
PPAS. Dan juga hasil penelitian Gobel
(2010)
dimana
politik
penganggaran
V. PENUTUP
berpengaruh negatif terhadap sinkronisasi
Kesimpulan
dokumen APBD dengan dokumen KUA-
1. Kapasitas sumber daya manusia
PPAS.
dan
politik
penganggarantidak
berpengaruh signifikan terhadap
Hasil Pengujian Hipotesis 4a,4b,4c
Berdasarkan
hasil
sinkronisasi
pengujian
dengan
hipotesis 4a dab 4b yang bertujuan untuk
mengetahui
Kapasitas
Sumber
dokumen
dokumen
APBD
KUA-PPAS
(dengan tingkat signifikansi 0.781,
Daya
koefisien beta - 0.007).
Manusia dan perencanaan anggaran dengan
11
2. Perencanaan anggaran berpengaruh
signifikan
terhadap
Implikasi Penelitian
sinkronisasi
Diharapkan pada peneliti selanjutnya
dokumen APBD dengan dokumen
agar dapat mewawancara responden secara
KUA-PPAS
langsung sehingga akan diperoleh hasil
(dengan
tingkat
signifikansi 0.000, koefisien beta
yang lebih maksimal.
0.589).
Disamping itu beberapa keterbatasan
3. Politik penganggaran berpengaruh
signifikan
terhadap
atau kekurangan yang ada dalam penelitian
sinkronisasi
ini seperti waktu dan mendapatkan data
dokumen APBD dengan dokumen
dalam
KUA-PPAS
memberikan
(
dengan
tingkat
jumlah
signifikansi 0.000, koefisien beta -
langsung,
0.085).
memberikan
4. Transparansi
relatif
pengaruh
besar
juga
secara
tidak
sehingga
masih
belum
tingkat
keyakinan
yang
publik
sebagai
maksimal, untuk itu diharapkan pada
moderating
dengan
peneliti-peneliti yang akan datang untuk
kapasitas sumber daya manusia,
dapat membuktikkan penelitian ini dengan
perencanaan anggaran dan politik
variabel yang sama.
variabel
penganggaran terhadap sinkronisasi
dokumen APBD dengan dokumen
DAFTAR PUSTAKA
KUA-PPAS
Abdullah, & Asmara. (2006). Perilaku
Oportunistik Legislatif dalam
Penganggaran Daerah: Bukti
Empiris atas Aplikasi Agency
Theory
di
Sektor
Publik.
Simposium Nasional Akuntansi
XII Padang.
Keterbatasan
Peneliti
instrument
yang
menggunakan
kuesioner
mempunyai
kelemahan yaitu, terjadi pemahaman
yang biasa antara peneliti dengan
Amirudin. (2009). Identifikasi dan Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Sinkronisasi
Dokumen Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dengan
Dokumen
Kebijakan
Umum
Anggaran dan Prioritas Plafon
Anggaran
Sementara
(Studi
Kasus Provinsi D.I Yogyakarta
TA 2008). Tesis. Yogyakarta:
Program Pascasarjana Universitas
Gajah Mada.
responden, karena data penelitian yang
berasal
dari
responden
disampaikan secara tertulis
kuesioner
mungkin
yang
melalui
akan
mempengaruhi hasil penelitian karena
persepsi responden yang disampaikan
belum tentu mencerminkan keadaan
yang sebenarnya.
12
Andriani, W. (2010). Pengaruh Kapasitas
SDA dan Pemanfaatan teknologi
Informasi terhadap Keterandalan
dan Ketepatwaktuan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah
(Studi pada Pemerintah Daerah
Kabupaten
Pesisir
Selatan).
Jurnal Akuntansi Manajemen,
5(1). 1-13.
Keuangan
Daerah
dan
Penyusunan Perhitungan APBD.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program
SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Gobel, S. (2010). Sinkronisasi Kebijakan
Umum Anggaran (KUA) dan
Prioritas
Plafon
Anggaran
Sementara (PPAS) dengan RKASKPD APBD Provinsi Gorontalo
serta
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhinya.
Tesis.
Yogyakarta:
Program
Pascasarjana Universitas Gajah
Mada.
Arniati, E. K., & Imelda. (2010). Pengaruh
Kapasitas Sumber Daya Manusia,
Politik
Penganggaran,
Perencanaan
dan
Informasi
Pendukung terhadap Sinkronisasi
Dokumen
APBD
dengan
Dokumen
KUA-PPAS
di
Lingkungan Pemerintah Kota
Tanjung
Pinang.
Simposium
Nasional
Akuntansi
XIII
Purwokerto.
Bastian, I. (2010). Akuntansi
Publik. Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
Halim, A., & Abdullah, S. (2006).
Hubungan dan Masalah Keagenan
di Pemerintah Daerah: Sebuah
Peluang Penelitian Anggaran dan
Akuntansi. Jurnal Akuntansi
Pemerintah, 1-11.
Sektor
Departemen Dalam Negeri. (2006).
Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Handayani, B. D. (2009). Pengaruh
Reformasi Penyusunan Anggaran
terhadap Kualitas APBD Kota
Semarang. Jurnal
Dinamika
Akuntansi, 1(1), 31-40.
_______. (2007). Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 59 tahun 2007 tentang
Perubahan Peraturan Menteri
dalam Negeri No. 13 tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Iskandar, D. (2013). Pengaruh Kapasitas
Sumber
Daya
Manusia,
Perencanaan Anggaran, Politk
Penganggaran, dan Transparansi
Publik
sebagai
Variabel
Moderating terhadap Sinkronisasi
Dokumen
APBD
dengan
Dokumen KUA-PPAS Pemerintah
Kabupaten Aceh Tenggara. Tesis.
Medan: Program Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
_______. (2011). Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 22 tahun 2011 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran
Belanja Daerah tahun 2012.
_______. (2002). Keputusan Menteri
Dalam Negeri No. 29 tahun 2002
tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban
dan
Pengawasan Keuangan Daerah
serta Tata Cara Penyusunan
APBD, Pelaksanaan Tata Usaha
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor
Publik. Yogyakarta: Andi
Musti, M. T. (2012). Daerah Semakin Baik
Kelola APBD Media Keuangan
Daerah.
Jakarta:
Direktorat
13
Jenderal
Keuangan
Daerah
Kementerian Dalam Negeri.
tentang
Anggaran
dengan
Pengawasan Keuangan Daerah.
Simposium Nasional Akuntansi VI
Surabaya.
Rahayu, S. (2010). Persepsi Pemerintah
Daerah Kota Jambi Terhadap
Partisipasi
Masyarakat
dan
Transparansi Kebijakan Publik
dalam Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
Jurnal Penelitian Universitas
Jambi, 12(2), 29-34.
Sumintono,&Widharsono. (2013). Aplikasi
Model Research untuk penelitian
ilmu-ilmu Sosial. Edisi 1. Cimahi:
Trimkom Publishing house.
Tumbo, S. (2012). Permasalahan Aktual
Dalam Evaluasi APBD dan
Solusinya
Media
Keuangan
Daerah.
Jakarta:
Direktorat
Jenderal
Keuangan
Daerah
Kementerian Dalam Negeri.
Rasyid, Abdul. (2012). Analisis FaktorFaktor
yang
Mempengaruhi
Sinkronisasi Dokumen Rencana
Kerja Pemerintah Daerah dengan
Dokumen Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Daerah. Jurnal
Penelitian Universitas Yapis
Papua, 1-11.
Zetra, A. (2009). Strategi Pengembangan
Kapasitas
SDM
Pemerintah
Daerah
dalam
Mewujudkan
Transparansi dan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Republik Indonesia. (2004). UndangUndang No. 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
_______. (2008). Undang-Undang No. 14
tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/
politik/12/04/04/mlyd05-icwpenyusu-nan-apbd-kerap-tidaktransparan.
______. (2005). Peraturan Pemerintah No.
58
tahun
2005
tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/
politik/12/01/06/lxdqwb-politikpeng-anggaran-di-dpr-tidaktransparan.
_______. (2008). Peraturan Pemerintah
No. 32 tahun 2008 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan Belanja.
http://www.sumbarprov.go.id/read/99/12/1
4/59/79-mengenal-sumbar/beritaterkini.html?start=5.
Sekaran, U. (2011). Research Methods for
Business Buku. Edisi 4. Jakarta:
Salemba Empat.
Sopanah. (2010). Studi Fenomenologis:
Menguak Partisipasi Masyarakat
dalam Proses Penyusunan APBD.
JAAI, 14(1), 1-21.
Sopanah, & Mardiasmo. (2003). Pengaruh
Partisipasi
Masyarakat
dan
Transparansi Kebijakan Publik
terhadap Hubungan Pengetahuan
Antara
Pengetahuan
Dewan
14
Download