73 SIMPULAN Sebanyak 214 isolat bakteri berhasil diisolasi dari jaringan dalam tanaman kentang (Granola dan Atlantic). Melalui penapisan secara bertahap terhadap isolat yang diperoleh, 2 isolat yaitu G053 dan G062 mampu meningkatkan secara nyata ketahanan tanaman kentang terhadap penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum pada media tanam tidak steril dan steril. Penurunan Disese Incidence (DI) layu bakteri pada tanaman kentang yang diperkaya dengan isolat G053 dan G062 dan ditanam pada media steril berurut-turut mencapai 92% dan 46%. Kedua isolat G053 dan G062 tersebut diisolasi dari bagian batang tanaman kentang varietas Atlantic yang berasal dari Garut. Isolat G053 secara molekuler teridentifikasi sebagai Micrococcus endophyticus (98%). Bakteri ini memiliki berbagai karakter yang dapat menginduksi ketahanan tanaman kentang melalui lintasan asam jasmonat (ISR) dan asam salisilat (SAR) secara paralel. Induksi ISR oleh bakteri endofit ini berkorelasi dengan kemampuannya mengekskresikan siderofor dan kitinase, sedangkan aktivasi lintasan asam salisilat diduga berkaitan dengan heksadekan yang merupakan salah satu komponen Volatile Organic Compounds (VOCs) yang diemisikannya. Heksadekan yang merupakan kandidat senyawa sinyal baru untuk aktivasi lintasan SAR dengan kapasitas aktivasi yang sangat kuat. Selain heksadekan, VOCs yang diemisikan oleh bakteri ini juga mengandung Metil Eugenol (ME) yang dapat menekan produksi EPS yang merupakan faktor virulensi utama R. solanacearum. Selain kelebihannya dalam memproduksi senyawa volatil tersebut, M. endophyticus G053 memiliki kemampuan kolonisasi dan persistensi yang tinggi di dalam jaringan tanaman kentang terutama di bagian xilem. Kemampuan kolonisasi jaringan xilem ini merupakan karakter penting bagi M. endophyticus G053 terkait dengan tujuan aplikasinya sebagai agen biologis penginduksi ketahanan dan biokontrol untuk penyakit tumbuhan tipe vascular disease seperti layu bakteri. Karakter ini berkontribusi dalam kompetisi ruang dan dominansinya terhadap R. solanacearum di jaringan xilem. Peningkatan pertumbuhan tanaman yang disebabkan oleh peningkatan ketersediaan nutrisi oleh aktivitas penambatan nitrogen, pelarutan fosfat, serta produksi senyawa mirip fitohormon (IAA, GA, zeatin, dan ABA like compound) oleh M. endophyticus G053 juga tidak dapat diabaikan kontribusinya terhadap kesehatan tanaman. Umpan balik dari kesehatan dan pertumbuhan tanaman kentang yang baik menghasilkan produktivitas umbi yang tinggi pada tanaman yang diperkaya dengan bakteri endofit ini. Akumulasi dari kemampuan M. endophyticus G053 dalam menginduksi ketahanan, meningkatkan pertumbuhan, dan mengkolonisasi xilem menjadikan bakteri endofit ini sebagai kandidat agen hayati yang unggul. Isolat G062 secara molekuler teridentifikasi sebagai Paracoccus halophylus (98%). P. halophylus G062 mampu memproduksi siderofor dan diduga mampu memproduksi senyawa DAPG yang dapat menginduksi ISR tanaman kentang. Bakteri ini juga mampu menambat nitrogen, melarutkan fosfat, serta memproduksi senyawa mirip fitohormon (IAA, GA, zeatin, dan ABA like). Selain itu, siderofor yang yang dihasilkan oleh bakteri juga berperan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produktivitas umbi tanaman kentang. 74 Kemampuan kolonisasi bakteri ini cukup tinggi namun relatif lebih rendah dibandingkan M. endophyticus G053. Berdasarkan berbagai karakter yang dimilikinya, M. endophyticus G053 sangat potensial dan ideal untuk dikembangkan sebagai agen hayati yang bersifat multifungsi sebagai penginduksi ketahanan dan biokontrol vascular disease khususnya layu bakteri yang efektif serta sebagai agen pemacu pertumbuhan dan produktivitas tanaman kentang. Sedangkan P. halophylus G062 lebih sesuai untuk dikembangkan sebagai agen hayati untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman (PGPB) kentang. Kajian lebih lanjut tentang kombinasi dan formulasi kedua bakteri endofit tersebut tersebut perlu dilakukan untuk menghasilkan agen hayati yang lebih unggul dan bersifat multifungsi.