Bab III Landasan Teori

advertisement
Bab III
Landasan Teori
3.1 Manajemen
3.1.1 Definisi Manajemen
Manajemen adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Prancis kuno. Kata
manajemen itu sendiri belum memiliki arti yang absolut, jadi kata manajemen memiliki
beberapa definisi.

Ricky W. Griffin menjelaskan manajemen adalah sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien.

Mary Paker Follet menjelaskan manajemen adalah seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain, definisi ini berarti bahwa seorang manager
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi.
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jadi manajemen memiliki arti suatu kegiatan yang tersitematis menyusun
bidang-bidang pekerjaan sesuai dengan tugasnya didalam organisasi untuk mencapai
tujuan dari organisasi.
3.1.2 Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah untuk tercapainya tujuan dari organisasi. Namun, dari
setiap bidang-bidang organisasi memiliki masing-masing tujuan tersendiri:
1. Perencanaan (planning).
perencanaan adalah saat-saat dimana menentukan tujuan organisasi yang
rasional di sesuaikan dengan sumber daya yang ada pada organisasi. Saat
perencanaan, dilakukan pengambilan keputusan untuk menentukan langkahlangkah untuk mencapai tujuan organisasi, baik dalam menentukan tahap- tahap
tersulit maupun tahap-tahap yang ringkas. Agar pada saat perjalanan menuju
tujuan organisasi dapat di lalui dengan kesiapan.
2. Organisasi (organizing).
Organisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai satu
tujuan yang sama. Fungsi manajemen pada organisasi adalah meletakkan
individu-individu anggota organisasi pada bagian-bagian organisai sasuai
kemampuan yang dimiliki untuk mempermudah langkah-langkah pencapaian
tujuan.
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Menggerakan (actuating).
Menggerakan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mancapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi. (Haslizen Hoesin, 2011).
4. Pengarahan (commanding).
Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberi bimbingan, saran, intruksi kepada rekan team saat melaksanakan tugas
masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar
tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. (Haslizen Hoesin, 2011).
5. Koordinsai (Coordinating).
Koordinasi kegiatan dari fungsi manajemen untuk saling berkomunikasi antar
bagian-bagian dalam organisasi saat menjalankan roda organisasi. Ini
bermanfaat untuk memperkecil kesalahan “masalah komunikasi” sehingga setiap
bidang dalam organisasi dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi.
6. Kendali (controlling).
Pada manajemen ada tujuannya mengendalikan kendaraan organisasi agar
organisasi berjalan sesuai tujuan awal organisasi. Biasanya, kendali dilakukan
oleh orang yang berposisi paling atas dalam organisasi.
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2 Pemeliharaan
3.2.1 Definisi Pemeliharaan
pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk menjaga kondisi fasilitas atau alat
bantu kerja manusia, untuk penggantian spare part atau mencegah terjadinya kerusakan
(breakdown). Sehingga fasilitas atau alat bantu kerja manusia dapat digunakan sesuai
umur yang telah di tentukan pabrik yang memproduksinya, serta siap pakai saat
pengunaanya.
3.2.2 Fungsi pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan adalah salah satu bagian dari manfaat manajemen produksi,
pada kegiatan produksi pembentukan bahan baku menjadi produk jadi diperlukan
kinerja mesin dan manusia serta fasilitas lainnya yang mendukung kegiatan produksi.
Untuk menstabilkan jalannya aliran produksi maka di perlukan kesiapan mesin/fasilitas
yang optimum dalam setiap pengunaanya, apabila terjadi kerusakan pada mesin/fasilitas
akan mengakibatkan terjadinya proses produksi yang tersendat bahkan juga bisa sampai
berhentinya proses produksi.
Menurut Hery A P, fungsi pemeliharaan terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Untuk memperpanjang usia aset hal ini terutama penting di negara yang sedang
berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian, di
negara-negara maju kadang-kadang lebih menguntungkan untuk „mengganti‟
dari pada „memperbaiki‟,
2. Untuk menjamin ketersediaan (availability) optimum peralatan yang dipasang
untuk produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return on
investment) yang maksimum,
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan
dalam kondisi darurat setiap waktu, misalnya : unit cadangan, unit pemadam
kebakaran, alat penyelamat, dsb,
4. Untuk menjamin kesehatan dan keselamat kerja orang yang menggunakan
sarana tersebut.
3.3 Jenis-jenis Pemeliharaan
Jenis-jenis pemeliharaan terbagi menjadi 2 golongan menurut Herry A Prabowo:
1. Pemeliharaan tidak terencana (Unscheduled Maintenance),
2. Pemeliharaan terencana (Scheduled Maintenance).
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pemeliharaan
Pemeliharaan
terencana
Pemeliharaan
pencegahan
Pemeriksaan
Pemeliharaan
tak terencana
Pemeliharaan
korektif
Pemeliharaan
darurat
Pergantian
Reparasi minor
Overhaul
termasuk
komponen
yang tidak
terencana
penyetelan
minor, yaitu
ditemukan
dan pelumasan
pekerja yang
waktu pemeriksaan
timbu langsung
dari pemeriksaan
“Lihat, rasakan,
Pemeliharaan
predictive
Dengarkan”
-
Memaksimalkan umur mesin
atau komponen melalui teknik
statistik.
Pemeliharaan
Pemeliharaan
waktu berjalan
waktu berhenti
Diagram 3.1 jenis-jenis pemeliharaan (Herry A. Prabowo).
3.3.1 Pemeliharaan tidak terencana (Unscheduled Maintenance).
Menurut Henry J Hutagaol, pemeliharaan tidak terencana adalah salah satu jenis
pemeliharaan yang paling tua, hanya ada satu jenis pemeliharaan yaitu pemeliharaan
darurat atau breakdown/emergency, pemeliharaan ini dilakukan apabila mesin/fasilitas
sudah mengalami kerusakan maka baru akan dilakukan perawatan. Jenis pemeliharaan
tidak terencana tidak menggunakan jadwan untuk pemelihaan.
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Keuntungan pemeliharaan jenis ini hanya satu yaitu mudah dilaksanakan dan
tidak perlu melakukan perencanaan pemeliharaan.
Kelemahannya menurut Fahmi A adalah :
1. Karena tidak bisa diketahui kapan akan terjadi breakdown, maka jika waktu
breakdown adalah pada saat-saat periode produksi maksimal, maka akan
mengakibatkan tidak tercapainya target produksi pada periode ini,
2. Jika suku cadang untuk perbaikan ternyata sukar untuk dipenuhi berarti
dibutuhkan waktu tambahan untuk membeli atau memperoleh dengan cara lain
suku cadang tersebut,
3. Karena kegiatan ini sifatnya mendadak, dalam tugasnya bagian pemeliharaan
bekerja dibawah tekanan bagian produksi yang akan berakibat :
 rendahnya efisiensi dan efektifias pekerja,
 tidak optimalnya mutu hasil pekerjaan perbaikan / pemeliharaan,
 biaya relatif lebih besar.
3.3.2
Pemeliharaan terencana (Scheduled Maintenance).
Menurut Ibrahim W A, pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang sudah
termanajemen, memiliki induk jadwal pergantian part dari suatu mesin bertujuan
menjaga umur pakai mesin dan pengoptimalan kinerja mesin, pemeliharaan terencana
terbagi menjadi pemeliharaan pencegahan (preventiv maintenance), pemeliharaan
korektif (corrective maintenance), dan predictive maintenance.
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.3.3
Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance).
Menurut Herry A Prabowo, Preventive maintenance (PM) merupakan metode
penjadwalan pemeliharaan mesin secara berkala, untuk melakukan pencegahan
kerusakan atau kerugian mesin/fasilitas dari jauh-jauh hari. Dua aktivitas dasar PM
adalah:
1. Pengecekan berkala pada peralatan.
2. Perbaikan secara terencana pada kerusakan.
Kegiatan preventive maintenance dilakukan untuk menjaga setiap mesin/alat yang
berjalan sesuai kondisi yang di harapkan, melalui pemeriksaan deteksi dan pencegahan
kerusakan total secara tiba-tiba (breakdown).
Menurut Assauri , dalam perakteknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh
suatu pabrik dapat dibedakan menjadi routine maintenance dan periodic maintenance,
Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
secara rutin, misalnya setiap hari. Sedangkan periodic maintenance adalah kegiatan
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu
tertentu, misalnya satu minggu sekali, setiap bulan sekali, ataupun setahun sekali. Selain
itu kegiatan periodic maintenance juga dapat dilakukan bedasarkan lamanya jam kerja
mesin sebagai jadwal kegiatan, misalnya seratus jam sekali, dan seterusnya. Kegiatan
periodic maintenance ini jauh lebih berat dari routine maintenance.
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.3.3.1 Pengecekan berkala pada peralatan.
Menurut Bayu E Saputra, yang dimaksud dengan pengecekan berkala pada peralatan
seperti, setiap selesai pakai peralatan dilakukan pembersihan sambil melakukan
pengecekan komponen-komponen peralatan untuk menjaga kehandalan peralatan saat
digunakan.
3.3.3.2 Perbaikan secara berencana pada peralatan.
Menurut Bayu E Saputra, yang dimaksud dengan pengecekan secara berencana pada
peralatan seperti, pembuatan jadwal pergantian part secara rutin. Biasanya jadwal
pemeliharaan dilakukan sebelum peralatann yang digunakan mengalami kerusakan,
Jenis- jenis kegiatan yang dilakukan pada preventive maintenance terdiri dari:
1. Inspeksi, yaitu kegiatan pemeliharaan secara periodic dengan melakukan
pemeriksaan terhadap kondisi mesin dan komponen terkaitnya termasuk di
dalamnya kegiatan pelumasan dan penyetelan,
2. Lihat, dengar dan rasakan, yaitu suatu kegiatan pemeliharaan dengan
melakukan pemeriksaan kondisi mesin dan komponen terkaitnya dengan
cara pengelihatan perasaan dan pendengaran,
3. Pemeliharaan jalan, yaitu kegiatan pemeliharaan yang bisa dilaksanakan
tenpa menghentikan proses produksi atau kerja dari mesin dan peralatannya,
4. Penggantian komponen minor, yaitu kegiatan pemeliharaan yang berupa
penggantian sebagian kecil komponen mesin dan peralatannya,
5. Pemeliharaan berhenti, yaitu kegiatan pemeliharaan yang hanya bisa
dilaksanakan pada saat peralatan tidak berjalan.
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Beberapa kunggulan preventive maintenance:
-
Preventive maintenance adalah anticipative maintenance, dengan
demikian bagian produksi dan pemeliharaan dapat mengerjakan
pekerjaan pembuatan peramaan (forecasting) dan pembuatan schedule
pemeliharaan yang lebih baik,
-
Preventive maintenance akan meminimalisasi waktu yang mengganggu
produksi,
-
Preventive maintenance memperbaiki kontrol atas komponen-komponen
mesin,
-
Preventive
maintenance
memotong
atau
mengurangi
pekerjaan
emergency,
Kelemahan preventive maintenance:
-
Biaya yang digunakan relatif lebih tinggi,
-
Banyak melibatkan tenaga kerja,
-
Preventive maintenance menghilangkan sisa umur komponen ketika
komponen tersebut harus diganti sebelum rusak total,
-
Kegiatan penggantian part lebih sering terjadi dengan pertimbangan
masa pakai dengan bedasarkan ketetapan standarisasi pabrikkan.
3.3.4
Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance).
Menurut Herry A Prabowo, pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang
dilakukan untuk memperbaiki suatu kerusakan pada mesin yang yang telah terhenti
pada kondisi yang bisa diterima (telah dilakukan preventive maintenance).
Menurut Halim (2010), Corrective maintenance dilakukan untuk mengatasi
kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama masa periode preventive
39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
maintenance, pada umumnya, corrective maintenance bukan aktvitas pemeliharaan
yang terjadwal, karena dilakukan setelah komponen mengalami kerusakan dan
bertujuan untuk mengendalikan kehandalan sebuah komponen atau sistem ke kondisi
semula. Corrective maintenance
dikenal sebagai breakdown atau run to failure
maintenance. Pemeliharaan ini hanya dilakukan setelah peralatan atau mesin rusak. Bila
strategi pemeliharaan ini digunakan sebagai strategi utama akan menimbulkan dampak
tingginya kegiatan pemeliharaan yang tidak direncanakan dan inventori part pengganti,
kegiatan corrective maintenance terbagi menjadi dua kegiatan:

Reparasi minor, yaitu suatu kegiatan yang pemeliharaan yang berupa perbaikanperbaikan kecil pada suatu mesin atau peralatan terkaitnya (yang tidak
ditemukan ketika pemeriksaan), terutama untuk rencana jangka pendek yang
mungkin timbul diantara pemeriksaan,

Overhaul, yaitu kegiatan pemeliharaan berupa penggantian komponen mesin
secara serentak atau keseluruhan (juga overhaul terencana. Misalnya, overhaul
tahunan atau overhaul dua tahunan, atau suatu perluasan kapasitas produksi),
3.3.5
Predictive Maintenance.
Menurut Herry A Prabowo, tipe pemeliharaan jenis ini lebih baik dibandingkan
dengan
preventive
maintenance
dan
corrective
maintenance.
Pada
kegiatan
pemeliharaan ini lebih maju dalam penggunaan teknik-teknik dan teknologi yang lebih
mutakhir (advance scientivic techniques) dalam statistik dan probabilitas untuk
memaksimalkan waktu operasi dan menghilangkan pekerjaan atau biaya yang tidak
diperlukan. Predictive maintenance dipakai hanya pada sistem-sistem yang akan
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
menimbulkan masalah-masalah serius jika terjadi kerusakan pada mesin atau pada
proses-proses yang berbahaya.
3.4
Total Productive Maintenance (TPM).
Menurut Henry J Hotagaol, Manajemen pemeliharaan mesin/peralatan modern
dimulai dengan apa yang disebut preventive maintenance yang kemudian berkembang
menjadi productive maintenance, kedua metode pemeliharaan ini umumnya disingkat
dengan PM dan pertama kali ditetapkan oleh industri-industri manufactur di Amerika
Serikat dan pusat segala kegiatannya ditempatkan satu dapartemen yang disebut
maintenance departemen, preventive maintenance mulai dikenal pada tahun 1950-an,
yang kemudian berkembang seiring dengan perkembangan teknologi yang ada dan
kemudian pada tahun 1960-an muncul apa yang disebut productive maintenance, Total
productive maintenance (TPM) mulai dikembangkan pada tahun 1970-an pada
perusahaan di negara Jepang.
3.4.1 Pengertian Total Productive Maintenance.
Menurut Harry A Prabowo, maksud dari total productive maintanance adalah: total
yang berarti kesediaan atau keterlibatan seluruh aspek dan seluruh karyawan, productive
yang berarti suatu tingkat kesalahan atau masalah yang sedikit atau hampir tidak ada
selama berlangsungnya proses produksi, dan maintenance adalah proses menjaga
kondisi part atau mesin dalam keadaan yang baik dalam hal ini juga meliputi tindakan
perbaikan, pembersihan dan pemberian grase. Menurut Wahyu B, Jadi pemahaman
total productive maintenance adalah metode perbaikan yang terus menerus dengan
keterlibatan karyawan, otoritas karyawan dan pengukuran hasil yang kontinyu.
41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Adapun tujuan dari total productive maintenance menurut Herry A Prabowo adalah:
1. Nol kerusakan pada mesin,
2. Nol kecelakaan kerja,
3. Nol cacat/defect pada produk.
3.4.2 Manfaat dari Total Productive Maintenance.
Menurut Herry A Prabowo, manfaat penggunaan total productive maintenance pada
dunia industri adalah:
a) Meningkatkan produktifitas, meminimalkan kerugian-kerugian pada perusahaan,
b) Meningkatkan kualitas, meminimalkan kerusakan pada mesin/fasilitas dan
downtime mesin,
c) Keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja lebih baik,
d) Meningkatkan motivasi kerja, karena hak dan tanggung jawab didelegasikan ke
setiap orang,
e) Memaksimalkan efektifitas mesin/fasilitas secara kualitatif dan kuantitatif,
f) Biaya produksi rendah karena pekerja yang tidak bernilai tambah dapat
dikurangi.
3.4.3
Konsep “Total” Dalam Total Productive Maintenance.
3.4.3.1 Total Efektifitas.
Menurut Herry A Prabowo, total efektifitas lebih menjurus untuk menjaga
efektifitas mesin/peralatan. Dalam pengimplementasian pemeliharaan yang salah
terhadap peralatan/mesin dapat mengakibatkan tingginya biaya pemeliharaan. Beberapa
implementasi efektifitas “total” dalam TPM:
42
http://digilib.mercubuana.ac.id/

Menjamin ketersediaanya mesin atau alat dalam kondisi mampu memberikan
keuntungan,

Menjamin kesiapan mesin atau alat cadangan dalam situasi darurat (misalnya,
sistem pemadam kebakaran dan sebagainya),

Menjamin keselamatan manusia yang menggunakan mesin atau alat,

Memperpanjang masa pakai mesin.
3.4.3.2 Total Sistem Pemeliharaan.
Menurut Herry A Prabowo, di dalam TPM pemeliharaan peralatan atau mesin
dipikirkan dan dilakukan sejak perencanaan sampai mesin habis umur pakainya/tidak
produktif lagi. Sistem pemeliharaan tersebut adalah:

Pencegahan pemeliharaan (maintenance prevention),

Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance),

Pemeliharaan berkala (periodic maintenance),

Perbaikan setelah kerusakan (breakdown maintenance),

Pemeliharaan perbaikan (corective maintenance),

Peningkatan (improvement).
3.4.3.3 Partisipasi Segenap Karyawan secara Total.
Menurut Ismandi (2011), pelaksanaan TPM melibatkan semua anggota dari
operator sampai top manajemen, jadi TPM adalah kegiatan yang melibatkan seluruh
bagian mulai dari perencanaan mesin, pembuatan mesin, tata letak mesin, pemakaian
mesin dan bagian maintenance, konsep partisipasi segenap karyawan secara total
meliputi:
43
http://digilib.mercubuana.ac.id/

Ditetapkan oleh berbagai bagian (Engineering, operational, maintenance),

Mengikutsertakan seluruh karyawan , dari top manajemen sampai operator.
3.4.4
Delapan Pilar TPM
Total Productive
Maintenance
A
B
C
D
E
F
G
H
5 S dan Gemba
Gambar 3.1 Pilar-pilar TPM (Herry A Prabowo).
Keterangan:
A
: Countinous Improvment.
B
: Autonomust Maintenance (Jishu hozen).
C
: Planned Maintenance.
D
: Quality Management.
E
: Early Management.
F
: Training.
G
: TPM in the office.
H
: Health, safety and enviroment.
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada pilar-pilar di gambar 3.1 dapat dijelaskan secara singkat pengertian dari
masing-masing item. Pengertian dari masing-masing pilar tersebut adalah:
Menurut Herry A Prabowo, Countinous maintenance Adalah perbaikan secara
terus menerus atau berkesinambungan dalam tiap aspek penting departemen yang
menjalankannya yang bertujuan untuk meminimalisir berbagai kerugian atau losses
untuk mendapatkan hasil efektivitas yang lebih baik dalam bentuk OEE baik dengan
perbaikan metode kerja ataupun penstandaran proses dan mesin.
Menurut Henry J Hutagaol, pada autonomust maintenance yang bertanggung
jawab memelihara mesin bukan saja pada bagian engginering dapartement, tetapi
operator juga memiliki kewajiban pemeliharaan mesin produksi, dengan kata lain cara
kerja suatu mesin produksi seorang operator harus mengetahuinya sebelum melakukan
pekerjaan dengan mesin, ada tujuh langkah kegiatan yang terdapat dalam autonomus
maintenance:
1. Membersihkan dan memeriksa,
2. Membuat standar pembersihan dan pelumasan,
3. Membersihkan sumber masalah dan area yang tidak terjangkau,
4. Melaksanakan pemeliharaan mandiri,
5. Melaksanakan pemeliharaan menyeluruh,
6. Pemeliharaan mandiri secara penuh,
7. Pengorganisasian dan kerapihan.
Menurut Herry A Prabowo, Planned maintenance yang bertujuan untuk mengontrol
kerusakan dari peralatan produksi setelah jam terbang produksi yang cukup lama
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah yang dasar pelaksanaannya dengan
menggunakan histori atau pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Menurut Herry A Prabowo, quality management adalah pengaturan mesin yang
memperkecil kemungkinan terjadi cacat berulang kali. Hal ini dilakukan untuk
memastikan tercapainya target zero defect.
Menurut Herry A Prabowo, early management adalah salah satu sistem pengaturan
dalam pengetahuan dan pengalaman dalam mempelajari suatu peralatan dan mesin
produksi yang baru khususnya sehingga akan dapat menjamin terjadinya proses transisi
yang lancar untuk produk dan peralatan baru tersebut.
Training membentuk formasi karyawan yang memiliki skill dan menguasai teknik
untuk melakukan autonomous maintenance.
TPM in the office bagaimana membuat aktifitas kantor yang efisien dan
menghilangkan kerugian yang mungkin terjadi.
Menurut Sulavoka T, Health, safety and enviroment aktifitas untuk menciptakan
area kerja yang aman dan sehat, dimana sangat kecil kemungkinan terjadi kecelakaan.
Temukan dan perbaiki area rawan kecelakan untuk memastikan keselamatan sekaligus
memelihara kesehatan lingkungan.
Untuk menopang delapan pilar TPM yang berdiri dibutuhkan satu pilar sebagai
penyanggahnya yaitu 5 S dan gemba, gemba adalah peninjauan langsung kelapangan
melakukan pemeliharaan mesin dengan melakukan perbaikan berkelanjutan. Sedangkan
5 S adalah budaya kerja berasal dari Jepang yang membiasakan bekerja dengan cara
Seiri (ringkas/pemilahan), seiton (rapih/penataan), seiso (resik/pembersihan), seiketzu
(rawat/pemantapan) dan shitsuke (rajin/pembiasaan). Bisa dikatakan untuk membangun
delapan pilar TPM yang berdiri (gambar 3.1) pelu dilakukan penerapan 5 S sebagai
pondasi dasar melakukan pekerjaan lainnya.
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.4.5
Overall Equipment Effectiviness (OEE).
Pada total productive maintenance digunakan perhitungan dengan overall
equipment effectiviness (OEE). OEE merupakan pengukuran penyeluruh untuk
mengidentifikasi tingkat produktivitas mesin/peralatan kinerjanya secara teori dan alat
ukur untuk mengevaluasi serta memperbaiki cara yang tepat untuk menjamin
peningkatan produktivitas penggunaan mesin/alat. Idealnya parameter OEE adalah
sebagai berikut:
 Availability > 90%
 Performance efficiency > 95%
 Quality rate product > 99%
Sehingga keberhasilan suatu program TPM adalah jika pencapaian nilai OEEnya
hingga > 85% (Herry A. P). Rumus OEE adalah:
Overall equipment effectiveness (OEE) = Availability X Performance Efficiency
X Rate of Quality Product X 100%
1. Availability (ketersediaan).
Henry J Hutagaol menjelaskan, availabilitty merupakan rasio operation time
terdapat waktu loading time. Sehingga dapet menghitung availability mesin dibutuhkan
nilai dari:

Operation time

Loading time

Downtime
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Nilai availability dihitung dengan rumus:
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 =
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 =
𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑋 100%
𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 − 𝑑𝑜𝑤𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑋 100%
𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
Loading time adalah waktu yang tersedia (availability) per hari atau per bulan
dikurangi dengan waktu downtime mesin direncanakan (planned downtime),
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 − 𝑃𝑙𝑎𝑛𝑛𝑒𝑑 𝑑𝑜𝑤𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒
Operation time merupakan hasil pengurangan loading time dengan waktu downtime
mesin (non-operator time), dengan kata lain operator time adalah waktu operasi
tersedia (availability time) setelah waktu downtime mesin keluarkan dari total
availability time yeng direncanakan, Downtime mesin adalah waktu proses yang
seharusnya digunakan mesin akan tetapi karena adanya gangguan pada mesin/peralatan
(aquipment failures) mengakibatkan tidak ada output yang dihasilkan, Downtime
meliputi mesin berhenti beroperasi akibat kerusakan mesin/peralatan, penggantian
cetakan (dies), pelaksanaan prosedur setup dan adjesment dan lain-lainnya.
2. Performance Efficiency (Efisiensi Kinerja).
Dalam penentuan kinerja suatu peralatan atau mesin hasilnya akan menunjukan
seberapa jauh tingkat keberhasilan program pemeliharaan yang telah dilaksanakan
diperusahaan tersebut. Menurut Herry A Prabowo, efisiensi kinerja tersebut
menggambarkan kondisi pengoprasian mesin dimana sebuah mesin bisa saja di
operasikan dibawah kapasitas sebenarnya dari mesin tersebut. Pada proses produksi
sebuah produk, terdapat output atau standar waktu yang telah ditetapkan oleh bagian
engineering untuk menentukan lamanya waktu dari suatu produk tersebut diproses.
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Namun dalam pelaksanaan seringkali mesin dioperasikan dibawah waktu standar atau
output yang telah ditetapkan tersebut.
Nilai performance effisiensi kinerja dapat dihitung sebagai berikut:
𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 =
𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑋 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑥100%
𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒
3. Rate of Quality Product (Produk Bermutu).
Rate of quality product adalah jumlah rasio produk yang lebih baik terhadap jumlah
total produk yang diproses (Henry J. H, 2010). Jadi rate of quality product adalah hasil
perhitungan dengan menggunakan dua faktor berikut:
A. Processed amount (jumlah produk yang diproses).
B. Defect amount (jumlah produk yang cacat).
Rate of quality product dapat dihitung sebagai berikut:
𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑞𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡 =
𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 − 𝑑𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡
𝑋 100%
𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.4.6
Histogram
Histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang digambarkan
dengan grafis batangan sebagai manifestasi data binning. Tapi tampilan batang
menunjukan proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori yang berdampingan
dengan interval yang tidak tumpang tindih (wikipedia).
Gambar 3.2 Contoh histogram.
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download