Bab III Landasan Teori 3.1 Manajemen 3.1.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Prancis kuno. Kata manajemen itu sendiri belum memiliki arti yang absolut, jadi kata manajemen memiliki beberapa definisi. Ricky W. Griffin menjelaskan manajemen adalah sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien. Mary Paker Follet menjelaskan manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, definisi ini berarti bahwa seorang manager bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Jadi manajemen memiliki arti suatu kegiatan yang tersitematis menyusun bidang-bidang pekerjaan sesuai dengan tugasnya didalam organisasi untuk mencapai tujuan dari organisasi. 3.1.2 Fungsi Manajemen Fungsi manajemen adalah untuk tercapainya tujuan dari organisasi. Namun, dari setiap bidang-bidang organisasi memiliki masing-masing tujuan tersendiri: 1. Perencanaan (planning). perencanaan adalah saat-saat dimana menentukan tujuan organisasi yang rasional di sesuaikan dengan sumber daya yang ada pada organisasi. Saat perencanaan, dilakukan pengambilan keputusan untuk menentukan langkahlangkah untuk mencapai tujuan organisasi, baik dalam menentukan tahap- tahap tersulit maupun tahap-tahap yang ringkas. Agar pada saat perjalanan menuju tujuan organisasi dapat di lalui dengan kesiapan. 2. Organisasi (organizing). Organisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan yang sama. Fungsi manajemen pada organisasi adalah meletakkan individu-individu anggota organisasi pada bagian-bagian organisai sasuai kemampuan yang dimiliki untuk mempermudah langkah-langkah pencapaian tujuan. 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3. Menggerakan (actuating). Menggerakan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mancapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. (Haslizen Hoesin, 2011). 4. Pengarahan (commanding). Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, intruksi kepada rekan team saat melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. (Haslizen Hoesin, 2011). 5. Koordinsai (Coordinating). Koordinasi kegiatan dari fungsi manajemen untuk saling berkomunikasi antar bagian-bagian dalam organisasi saat menjalankan roda organisasi. Ini bermanfaat untuk memperkecil kesalahan “masalah komunikasi” sehingga setiap bidang dalam organisasi dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi. 6. Kendali (controlling). Pada manajemen ada tujuannya mengendalikan kendaraan organisasi agar organisasi berjalan sesuai tujuan awal organisasi. Biasanya, kendali dilakukan oleh orang yang berposisi paling atas dalam organisasi. 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.2 Pemeliharaan 3.2.1 Definisi Pemeliharaan pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk menjaga kondisi fasilitas atau alat bantu kerja manusia, untuk penggantian spare part atau mencegah terjadinya kerusakan (breakdown). Sehingga fasilitas atau alat bantu kerja manusia dapat digunakan sesuai umur yang telah di tentukan pabrik yang memproduksinya, serta siap pakai saat pengunaanya. 3.2.2 Fungsi pemeliharaan Fungsi pemeliharaan adalah salah satu bagian dari manfaat manajemen produksi, pada kegiatan produksi pembentukan bahan baku menjadi produk jadi diperlukan kinerja mesin dan manusia serta fasilitas lainnya yang mendukung kegiatan produksi. Untuk menstabilkan jalannya aliran produksi maka di perlukan kesiapan mesin/fasilitas yang optimum dalam setiap pengunaanya, apabila terjadi kerusakan pada mesin/fasilitas akan mengakibatkan terjadinya proses produksi yang tersendat bahkan juga bisa sampai berhentinya proses produksi. Menurut Hery A P, fungsi pemeliharaan terbagi menjadi 4, yaitu: 1. Untuk memperpanjang usia aset hal ini terutama penting di negara yang sedang berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian, di negara-negara maju kadang-kadang lebih menguntungkan untuk „mengganti‟ dari pada „memperbaiki‟, 2. Untuk menjamin ketersediaan (availability) optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return on investment) yang maksimum, 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam kondisi darurat setiap waktu, misalnya : unit cadangan, unit pemadam kebakaran, alat penyelamat, dsb, 4. Untuk menjamin kesehatan dan keselamat kerja orang yang menggunakan sarana tersebut. 3.3 Jenis-jenis Pemeliharaan Jenis-jenis pemeliharaan terbagi menjadi 2 golongan menurut Herry A Prabowo: 1. Pemeliharaan tidak terencana (Unscheduled Maintenance), 2. Pemeliharaan terencana (Scheduled Maintenance). 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/ pemeliharaan Pemeliharaan terencana Pemeliharaan pencegahan Pemeriksaan Pemeliharaan tak terencana Pemeliharaan korektif Pemeliharaan darurat Pergantian Reparasi minor Overhaul termasuk komponen yang tidak terencana penyetelan minor, yaitu ditemukan dan pelumasan pekerja yang waktu pemeriksaan timbu langsung dari pemeriksaan “Lihat, rasakan, Pemeliharaan predictive Dengarkan” - Memaksimalkan umur mesin atau komponen melalui teknik statistik. Pemeliharaan Pemeliharaan waktu berjalan waktu berhenti Diagram 3.1 jenis-jenis pemeliharaan (Herry A. Prabowo). 3.3.1 Pemeliharaan tidak terencana (Unscheduled Maintenance). Menurut Henry J Hutagaol, pemeliharaan tidak terencana adalah salah satu jenis pemeliharaan yang paling tua, hanya ada satu jenis pemeliharaan yaitu pemeliharaan darurat atau breakdown/emergency, pemeliharaan ini dilakukan apabila mesin/fasilitas sudah mengalami kerusakan maka baru akan dilakukan perawatan. Jenis pemeliharaan tidak terencana tidak menggunakan jadwan untuk pemelihaan. 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Keuntungan pemeliharaan jenis ini hanya satu yaitu mudah dilaksanakan dan tidak perlu melakukan perencanaan pemeliharaan. Kelemahannya menurut Fahmi A adalah : 1. Karena tidak bisa diketahui kapan akan terjadi breakdown, maka jika waktu breakdown adalah pada saat-saat periode produksi maksimal, maka akan mengakibatkan tidak tercapainya target produksi pada periode ini, 2. Jika suku cadang untuk perbaikan ternyata sukar untuk dipenuhi berarti dibutuhkan waktu tambahan untuk membeli atau memperoleh dengan cara lain suku cadang tersebut, 3. Karena kegiatan ini sifatnya mendadak, dalam tugasnya bagian pemeliharaan bekerja dibawah tekanan bagian produksi yang akan berakibat : rendahnya efisiensi dan efektifias pekerja, tidak optimalnya mutu hasil pekerjaan perbaikan / pemeliharaan, biaya relatif lebih besar. 3.3.2 Pemeliharaan terencana (Scheduled Maintenance). Menurut Ibrahim W A, pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang sudah termanajemen, memiliki induk jadwal pergantian part dari suatu mesin bertujuan menjaga umur pakai mesin dan pengoptimalan kinerja mesin, pemeliharaan terencana terbagi menjadi pemeliharaan pencegahan (preventiv maintenance), pemeliharaan korektif (corrective maintenance), dan predictive maintenance. 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.3.3 Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance). Menurut Herry A Prabowo, Preventive maintenance (PM) merupakan metode penjadwalan pemeliharaan mesin secara berkala, untuk melakukan pencegahan kerusakan atau kerugian mesin/fasilitas dari jauh-jauh hari. Dua aktivitas dasar PM adalah: 1. Pengecekan berkala pada peralatan. 2. Perbaikan secara terencana pada kerusakan. Kegiatan preventive maintenance dilakukan untuk menjaga setiap mesin/alat yang berjalan sesuai kondisi yang di harapkan, melalui pemeriksaan deteksi dan pencegahan kerusakan total secara tiba-tiba (breakdown). Menurut Assauri , dalam perakteknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu pabrik dapat dibedakan menjadi routine maintenance dan periodic maintenance, Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sedangkan periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu sekali, setiap bulan sekali, ataupun setahun sekali. Selain itu kegiatan periodic maintenance juga dapat dilakukan bedasarkan lamanya jam kerja mesin sebagai jadwal kegiatan, misalnya seratus jam sekali, dan seterusnya. Kegiatan periodic maintenance ini jauh lebih berat dari routine maintenance. 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.3.3.1 Pengecekan berkala pada peralatan. Menurut Bayu E Saputra, yang dimaksud dengan pengecekan berkala pada peralatan seperti, setiap selesai pakai peralatan dilakukan pembersihan sambil melakukan pengecekan komponen-komponen peralatan untuk menjaga kehandalan peralatan saat digunakan. 3.3.3.2 Perbaikan secara berencana pada peralatan. Menurut Bayu E Saputra, yang dimaksud dengan pengecekan secara berencana pada peralatan seperti, pembuatan jadwal pergantian part secara rutin. Biasanya jadwal pemeliharaan dilakukan sebelum peralatann yang digunakan mengalami kerusakan, Jenis- jenis kegiatan yang dilakukan pada preventive maintenance terdiri dari: 1. Inspeksi, yaitu kegiatan pemeliharaan secara periodic dengan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi mesin dan komponen terkaitnya termasuk di dalamnya kegiatan pelumasan dan penyetelan, 2. Lihat, dengar dan rasakan, yaitu suatu kegiatan pemeliharaan dengan melakukan pemeriksaan kondisi mesin dan komponen terkaitnya dengan cara pengelihatan perasaan dan pendengaran, 3. Pemeliharaan jalan, yaitu kegiatan pemeliharaan yang bisa dilaksanakan tenpa menghentikan proses produksi atau kerja dari mesin dan peralatannya, 4. Penggantian komponen minor, yaitu kegiatan pemeliharaan yang berupa penggantian sebagian kecil komponen mesin dan peralatannya, 5. Pemeliharaan berhenti, yaitu kegiatan pemeliharaan yang hanya bisa dilaksanakan pada saat peralatan tidak berjalan. 38 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Beberapa kunggulan preventive maintenance: - Preventive maintenance adalah anticipative maintenance, dengan demikian bagian produksi dan pemeliharaan dapat mengerjakan pekerjaan pembuatan peramaan (forecasting) dan pembuatan schedule pemeliharaan yang lebih baik, - Preventive maintenance akan meminimalisasi waktu yang mengganggu produksi, - Preventive maintenance memperbaiki kontrol atas komponen-komponen mesin, - Preventive maintenance memotong atau mengurangi pekerjaan emergency, Kelemahan preventive maintenance: - Biaya yang digunakan relatif lebih tinggi, - Banyak melibatkan tenaga kerja, - Preventive maintenance menghilangkan sisa umur komponen ketika komponen tersebut harus diganti sebelum rusak total, - Kegiatan penggantian part lebih sering terjadi dengan pertimbangan masa pakai dengan bedasarkan ketetapan standarisasi pabrikkan. 3.3.4 Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance). Menurut Herry A Prabowo, pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu kerusakan pada mesin yang yang telah terhenti pada kondisi yang bisa diterima (telah dilakukan preventive maintenance). Menurut Halim (2010), Corrective maintenance dilakukan untuk mengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama masa periode preventive 39 http://digilib.mercubuana.ac.id/ maintenance, pada umumnya, corrective maintenance bukan aktvitas pemeliharaan yang terjadwal, karena dilakukan setelah komponen mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mengendalikan kehandalan sebuah komponen atau sistem ke kondisi semula. Corrective maintenance dikenal sebagai breakdown atau run to failure maintenance. Pemeliharaan ini hanya dilakukan setelah peralatan atau mesin rusak. Bila strategi pemeliharaan ini digunakan sebagai strategi utama akan menimbulkan dampak tingginya kegiatan pemeliharaan yang tidak direncanakan dan inventori part pengganti, kegiatan corrective maintenance terbagi menjadi dua kegiatan: Reparasi minor, yaitu suatu kegiatan yang pemeliharaan yang berupa perbaikanperbaikan kecil pada suatu mesin atau peralatan terkaitnya (yang tidak ditemukan ketika pemeriksaan), terutama untuk rencana jangka pendek yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, Overhaul, yaitu kegiatan pemeliharaan berupa penggantian komponen mesin secara serentak atau keseluruhan (juga overhaul terencana. Misalnya, overhaul tahunan atau overhaul dua tahunan, atau suatu perluasan kapasitas produksi), 3.3.5 Predictive Maintenance. Menurut Herry A Prabowo, tipe pemeliharaan jenis ini lebih baik dibandingkan dengan preventive maintenance dan corrective maintenance. Pada kegiatan pemeliharaan ini lebih maju dalam penggunaan teknik-teknik dan teknologi yang lebih mutakhir (advance scientivic techniques) dalam statistik dan probabilitas untuk memaksimalkan waktu operasi dan menghilangkan pekerjaan atau biaya yang tidak diperlukan. Predictive maintenance dipakai hanya pada sistem-sistem yang akan 40 http://digilib.mercubuana.ac.id/ menimbulkan masalah-masalah serius jika terjadi kerusakan pada mesin atau pada proses-proses yang berbahaya. 3.4 Total Productive Maintenance (TPM). Menurut Henry J Hotagaol, Manajemen pemeliharaan mesin/peralatan modern dimulai dengan apa yang disebut preventive maintenance yang kemudian berkembang menjadi productive maintenance, kedua metode pemeliharaan ini umumnya disingkat dengan PM dan pertama kali ditetapkan oleh industri-industri manufactur di Amerika Serikat dan pusat segala kegiatannya ditempatkan satu dapartemen yang disebut maintenance departemen, preventive maintenance mulai dikenal pada tahun 1950-an, yang kemudian berkembang seiring dengan perkembangan teknologi yang ada dan kemudian pada tahun 1960-an muncul apa yang disebut productive maintenance, Total productive maintenance (TPM) mulai dikembangkan pada tahun 1970-an pada perusahaan di negara Jepang. 3.4.1 Pengertian Total Productive Maintenance. Menurut Harry A Prabowo, maksud dari total productive maintanance adalah: total yang berarti kesediaan atau keterlibatan seluruh aspek dan seluruh karyawan, productive yang berarti suatu tingkat kesalahan atau masalah yang sedikit atau hampir tidak ada selama berlangsungnya proses produksi, dan maintenance adalah proses menjaga kondisi part atau mesin dalam keadaan yang baik dalam hal ini juga meliputi tindakan perbaikan, pembersihan dan pemberian grase. Menurut Wahyu B, Jadi pemahaman total productive maintenance adalah metode perbaikan yang terus menerus dengan keterlibatan karyawan, otoritas karyawan dan pengukuran hasil yang kontinyu. 41 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Adapun tujuan dari total productive maintenance menurut Herry A Prabowo adalah: 1. Nol kerusakan pada mesin, 2. Nol kecelakaan kerja, 3. Nol cacat/defect pada produk. 3.4.2 Manfaat dari Total Productive Maintenance. Menurut Herry A Prabowo, manfaat penggunaan total productive maintenance pada dunia industri adalah: a) Meningkatkan produktifitas, meminimalkan kerugian-kerugian pada perusahaan, b) Meningkatkan kualitas, meminimalkan kerusakan pada mesin/fasilitas dan downtime mesin, c) Keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja lebih baik, d) Meningkatkan motivasi kerja, karena hak dan tanggung jawab didelegasikan ke setiap orang, e) Memaksimalkan efektifitas mesin/fasilitas secara kualitatif dan kuantitatif, f) Biaya produksi rendah karena pekerja yang tidak bernilai tambah dapat dikurangi. 3.4.3 Konsep “Total” Dalam Total Productive Maintenance. 3.4.3.1 Total Efektifitas. Menurut Herry A Prabowo, total efektifitas lebih menjurus untuk menjaga efektifitas mesin/peralatan. Dalam pengimplementasian pemeliharaan yang salah terhadap peralatan/mesin dapat mengakibatkan tingginya biaya pemeliharaan. Beberapa implementasi efektifitas “total” dalam TPM: 42 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Menjamin ketersediaanya mesin atau alat dalam kondisi mampu memberikan keuntungan, Menjamin kesiapan mesin atau alat cadangan dalam situasi darurat (misalnya, sistem pemadam kebakaran dan sebagainya), Menjamin keselamatan manusia yang menggunakan mesin atau alat, Memperpanjang masa pakai mesin. 3.4.3.2 Total Sistem Pemeliharaan. Menurut Herry A Prabowo, di dalam TPM pemeliharaan peralatan atau mesin dipikirkan dan dilakukan sejak perencanaan sampai mesin habis umur pakainya/tidak produktif lagi. Sistem pemeliharaan tersebut adalah: Pencegahan pemeliharaan (maintenance prevention), Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance), Pemeliharaan berkala (periodic maintenance), Perbaikan setelah kerusakan (breakdown maintenance), Pemeliharaan perbaikan (corective maintenance), Peningkatan (improvement). 3.4.3.3 Partisipasi Segenap Karyawan secara Total. Menurut Ismandi (2011), pelaksanaan TPM melibatkan semua anggota dari operator sampai top manajemen, jadi TPM adalah kegiatan yang melibatkan seluruh bagian mulai dari perencanaan mesin, pembuatan mesin, tata letak mesin, pemakaian mesin dan bagian maintenance, konsep partisipasi segenap karyawan secara total meliputi: 43 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Ditetapkan oleh berbagai bagian (Engineering, operational, maintenance), Mengikutsertakan seluruh karyawan , dari top manajemen sampai operator. 3.4.4 Delapan Pilar TPM Total Productive Maintenance A B C D E F G H 5 S dan Gemba Gambar 3.1 Pilar-pilar TPM (Herry A Prabowo). Keterangan: A : Countinous Improvment. B : Autonomust Maintenance (Jishu hozen). C : Planned Maintenance. D : Quality Management. E : Early Management. F : Training. G : TPM in the office. H : Health, safety and enviroment. 44 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Pada pilar-pilar di gambar 3.1 dapat dijelaskan secara singkat pengertian dari masing-masing item. Pengertian dari masing-masing pilar tersebut adalah: Menurut Herry A Prabowo, Countinous maintenance Adalah perbaikan secara terus menerus atau berkesinambungan dalam tiap aspek penting departemen yang menjalankannya yang bertujuan untuk meminimalisir berbagai kerugian atau losses untuk mendapatkan hasil efektivitas yang lebih baik dalam bentuk OEE baik dengan perbaikan metode kerja ataupun penstandaran proses dan mesin. Menurut Henry J Hutagaol, pada autonomust maintenance yang bertanggung jawab memelihara mesin bukan saja pada bagian engginering dapartement, tetapi operator juga memiliki kewajiban pemeliharaan mesin produksi, dengan kata lain cara kerja suatu mesin produksi seorang operator harus mengetahuinya sebelum melakukan pekerjaan dengan mesin, ada tujuh langkah kegiatan yang terdapat dalam autonomus maintenance: 1. Membersihkan dan memeriksa, 2. Membuat standar pembersihan dan pelumasan, 3. Membersihkan sumber masalah dan area yang tidak terjangkau, 4. Melaksanakan pemeliharaan mandiri, 5. Melaksanakan pemeliharaan menyeluruh, 6. Pemeliharaan mandiri secara penuh, 7. Pengorganisasian dan kerapihan. Menurut Herry A Prabowo, Planned maintenance yang bertujuan untuk mengontrol kerusakan dari peralatan produksi setelah jam terbang produksi yang cukup lama 45 http://digilib.mercubuana.ac.id/ sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah yang dasar pelaksanaannya dengan menggunakan histori atau pengalaman-pengalaman sebelumnya. Menurut Herry A Prabowo, quality management adalah pengaturan mesin yang memperkecil kemungkinan terjadi cacat berulang kali. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya target zero defect. Menurut Herry A Prabowo, early management adalah salah satu sistem pengaturan dalam pengetahuan dan pengalaman dalam mempelajari suatu peralatan dan mesin produksi yang baru khususnya sehingga akan dapat menjamin terjadinya proses transisi yang lancar untuk produk dan peralatan baru tersebut. Training membentuk formasi karyawan yang memiliki skill dan menguasai teknik untuk melakukan autonomous maintenance. TPM in the office bagaimana membuat aktifitas kantor yang efisien dan menghilangkan kerugian yang mungkin terjadi. Menurut Sulavoka T, Health, safety and enviroment aktifitas untuk menciptakan area kerja yang aman dan sehat, dimana sangat kecil kemungkinan terjadi kecelakaan. Temukan dan perbaiki area rawan kecelakan untuk memastikan keselamatan sekaligus memelihara kesehatan lingkungan. Untuk menopang delapan pilar TPM yang berdiri dibutuhkan satu pilar sebagai penyanggahnya yaitu 5 S dan gemba, gemba adalah peninjauan langsung kelapangan melakukan pemeliharaan mesin dengan melakukan perbaikan berkelanjutan. Sedangkan 5 S adalah budaya kerja berasal dari Jepang yang membiasakan bekerja dengan cara Seiri (ringkas/pemilahan), seiton (rapih/penataan), seiso (resik/pembersihan), seiketzu (rawat/pemantapan) dan shitsuke (rajin/pembiasaan). Bisa dikatakan untuk membangun delapan pilar TPM yang berdiri (gambar 3.1) pelu dilakukan penerapan 5 S sebagai pondasi dasar melakukan pekerjaan lainnya. 46 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.4.5 Overall Equipment Effectiviness (OEE). Pada total productive maintenance digunakan perhitungan dengan overall equipment effectiviness (OEE). OEE merupakan pengukuran penyeluruh untuk mengidentifikasi tingkat produktivitas mesin/peralatan kinerjanya secara teori dan alat ukur untuk mengevaluasi serta memperbaiki cara yang tepat untuk menjamin peningkatan produktivitas penggunaan mesin/alat. Idealnya parameter OEE adalah sebagai berikut: Availability > 90% Performance efficiency > 95% Quality rate product > 99% Sehingga keberhasilan suatu program TPM adalah jika pencapaian nilai OEEnya hingga > 85% (Herry A. P). Rumus OEE adalah: Overall equipment effectiveness (OEE) = Availability X Performance Efficiency X Rate of Quality Product X 100% 1. Availability (ketersediaan). Henry J Hutagaol menjelaskan, availabilitty merupakan rasio operation time terdapat waktu loading time. Sehingga dapet menghitung availability mesin dibutuhkan nilai dari: Operation time Loading time Downtime 47 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Nilai availability dihitung dengan rumus: 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑋 100% 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 − 𝑑𝑜𝑤𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑋 100% 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 Loading time adalah waktu yang tersedia (availability) per hari atau per bulan dikurangi dengan waktu downtime mesin direncanakan (planned downtime), 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 − 𝑃𝑙𝑎𝑛𝑛𝑒𝑑 𝑑𝑜𝑤𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒 Operation time merupakan hasil pengurangan loading time dengan waktu downtime mesin (non-operator time), dengan kata lain operator time adalah waktu operasi tersedia (availability time) setelah waktu downtime mesin keluarkan dari total availability time yeng direncanakan, Downtime mesin adalah waktu proses yang seharusnya digunakan mesin akan tetapi karena adanya gangguan pada mesin/peralatan (aquipment failures) mengakibatkan tidak ada output yang dihasilkan, Downtime meliputi mesin berhenti beroperasi akibat kerusakan mesin/peralatan, penggantian cetakan (dies), pelaksanaan prosedur setup dan adjesment dan lain-lainnya. 2. Performance Efficiency (Efisiensi Kinerja). Dalam penentuan kinerja suatu peralatan atau mesin hasilnya akan menunjukan seberapa jauh tingkat keberhasilan program pemeliharaan yang telah dilaksanakan diperusahaan tersebut. Menurut Herry A Prabowo, efisiensi kinerja tersebut menggambarkan kondisi pengoprasian mesin dimana sebuah mesin bisa saja di operasikan dibawah kapasitas sebenarnya dari mesin tersebut. Pada proses produksi sebuah produk, terdapat output atau standar waktu yang telah ditetapkan oleh bagian engineering untuk menentukan lamanya waktu dari suatu produk tersebut diproses. 48 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Namun dalam pelaksanaan seringkali mesin dioperasikan dibawah waktu standar atau output yang telah ditetapkan tersebut. Nilai performance effisiensi kinerja dapat dihitung sebagai berikut: 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 = 𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑋 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥100% 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒 3. Rate of Quality Product (Produk Bermutu). Rate of quality product adalah jumlah rasio produk yang lebih baik terhadap jumlah total produk yang diproses (Henry J. H, 2010). Jadi rate of quality product adalah hasil perhitungan dengan menggunakan dua faktor berikut: A. Processed amount (jumlah produk yang diproses). B. Defect amount (jumlah produk yang cacat). Rate of quality product dapat dihitung sebagai berikut: 𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑞𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡 = 𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 − 𝑑𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑋 100% 𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 49 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.4.6 Histogram Histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang digambarkan dengan grafis batangan sebagai manifestasi data binning. Tapi tampilan batang menunjukan proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori yang berdampingan dengan interval yang tidak tumpang tindih (wikipedia). Gambar 3.2 Contoh histogram. 50 http://digilib.mercubuana.ac.id/