Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 STUDI PENYUSUNAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN PEMILIHAN PRIORITAS PENGELOLAAN MANAJEMEN PROPERTI RESIDENSIAL DI PROYEK PERUMAHAN GRAHA FAMILI SURABAYA Santi Kusumawardani 1.), R. Sutjipto Tantyonimpuno 2.), Christiono Utomo 2.) 1) Mahasiswa Program MMT – Manajemen Proyek ITS 2) Dosen Program Studi MMT ITS ABSTRAK Sebuah manajemen properti residensial dapat dikelola dengan berbagai cara, diantaranya dengan: dikelola oleh developer, dikelola oleh konsultan manajemen properti, dikelola oleh swadaya penghuni, atau dikelola oleh pemerintah. Oleh karena itu sebuah manajemen properti residensial harus dikelola dengan cara yang paling tepat dengan mempertimbangkan kriteria yang ada. Guna menentukan cara pengelolaan manajemen properti residensial yang paling tepat, maka dalam penelitian ini dianalisa dengan menyusun model pengambilan keputusan pemilihan prioritas pengelolaan manajemen properti dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ini dapat diambil suatu keputusan yang efektif atas persoalan yang kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Pada dasarnya metode AHP memecah-mecah suatu situasi kompleks, tak berstruktur, ke dalam bagian-bagian komponennya, menata bagian variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik dan mensitesis berbagai pertimbangan untuk menetapkan variabel mana memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Dengan menyusun model pengambilan keputusan ini diharapkan dapat ditentukan sebuah pengambilan keputusan pengelolaan manajemen properti residensial yang paling tepat untuk selanjutnya diterapkan di properti tersebut. Kata kunci: Manajemen properti residensial, Analytical Hierarchy Process (AHP) model pengambilan keputusan, PENDAHULUAN Seiring dengan bangkitnya bisnis properti di Indonesia pasca krisis moneter, banyak bermunculan proyek pembangunan perumahan baru di Indonesia, khususnya di kota besar seperti Surabaya. Salah satunya adalah proyek perumahan Graha Famili yang terletak di bagian barat kota Surabaya, berdiri sejak tahun 1995 hadir sebagai kawasan perumahan dengan pangsa pasar menengah keatas yang dikelola oleh sebuah developer yang sudah lama eksis mengembangkan bisnis properti di Indonesia. Lokasi Perumahan Graha Famili cukup strategis, karena letaknya bersebelahan dengan akses jalan tol Surabaya – Malang serta dekat dengan sentra bisinis di Surabaya Barat. Disamping itu perumahan Graha Famili juga berbatasan dengan proyek perumahan lainnya, antara lain: Bukit Darmo Golf, Dian Istana, Pakuwon Indah dan Citra Raya. Setelah sepuluh tahun berdiri sebagai kompleks hunian dengan konsep perumahan dan apartemen yang dikelilingi oleh padang golf 18 hole 72 par, Graha Famili terus mengembangkan proyeknya diatas lahan seluas + 300 hektar. Saat ini di Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 Graha Famili sudah berdiri tidak kurang dari 1.000 unit rumah tinggal, Ruko, Sekolah Petra, Club house, Sports Center serta 4 (empat) unit kondominium. Pengelolaan manajemen properti untuk perumahan Graha Famili hingga kini menerapkan konsep In House Property Management atau dikelola langsung oleh developer yang menunjuk seorang property manager. Lahan yang ada saat ini sudah hampir habis terjual dan tidak ada pengembangan lagi. Sehingga aktivitas proyek saat ini lebih pada melengkapi infrastruktur clustercluster yang baru dibangun, pengadaan fasilitas penunjang serta pembenahanpembenahan yang memerlukan waktu tidak lebih dari lima tahun lagi. Hal ini sesuai dengan prediksi para peletak kebijakan perencanaan divisi real estate PT. Dharmala Intiland (40th anniversary Dharmala Group, 1994). Agar pemanfaatan manajemen properti sesuai dengan visi dan misi perusahaan, diperlukan usaha untuk menentukan pola pengelolaan yang lebih komprehensif dan profesional. Dengan banyaknya divisi yang perlu direstrukturisasi dan mengingat keterbatasan kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh sistem yang ada, maka diperlukan upaya pemilihan prioritas restrukturisasi yang disesuaikan dengan kemampuan finansial perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyusun model pengambilan keputusan pemilihan prioritas pengelolaan manajemen properti di Perumahan Graha Famili. Persoalan pemilihan alternatif pengambilan keputusan pada sektor privat umumnya melibatkan pendekatan kuantitatif dengan multi kriteria dan multi tujuan. Untuk menganalisa persoalan yang kompleks tersebut, dapat ditempuh salah satunya dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Melalui metode ini dapat diambil suatu keputusan yang efektif atas persoalan yang kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Pada dasarnya metode AHP memecah-mecah suatu situasi kompleks, tak berstruktur, ke dalam bagian-bagian komponennya, menata bagian variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik dan mensitesis berbagai pertimbangan untuk menetapkan variabel mana memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut (Saaty, 1993). Dengan menyusun model pengambilan keputusan ini diharapkan pengambilan keputusan dalam pemilihan prioritas pengelolaan manajemen properti di Perumahan Graha Famili merupakan keputusan yang rasional terhadap masalah manajemen yang kompleks. Dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah yang muncul pada bahasan ini, antara lain: 1. Bagaimana menyusun model pengambilan keputusan melalui perumusan hirarki dan atribut keputusan dalam pemilihan prioritas pengelolaan manajemen properti di Perumahan Graha Famili. 2. Bagaimana menentukan prioritas pengelolaan manajemen properti di Perumahan Graha Famili. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana menyusun model pengambilan keputusan melalui perumusan hirarki dan atribut keputusan dalam pemilihan prioritas pengelolaan manajemen properti di Perumahan Graha Famili. 2. Untuk mengetahui prioritas pengelolaan manajemen properti di Perumahan Graha Famili. ISBN : 979-99735-1-1 B-11-2 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Masukan bagi dunia keilmuan dengan pengembangan penerapan sience management pada keputusan manajerial dan memberikan kontribusi terhadap konsep dan teori. 2. Sebagai bahan masukan bagi sektor bisnis, dalam hal ini PT. Dharmala Land untuk pengambilan keputusan yang strategis khususnya penyusunan model pengambilan keputusan melalui pemilihan prioritas pengelolaan manajemen properti Perumahan Graha Famili. 3. Hasil yang diharapkan adalah tercapainya pengambilan keputusan yang rasional dalam pemilihan prioritas pengelolaan manajemen properti Perumahan Graha Famili. Begitu luasnya cakupan pada pembahasan Property Management Perumahan Graha Famili, maka lingkup pembahasan dibatasi pada: 1. Penelitian hanya dilakukan pada manajemen properti perumahan Graha Famili saja. Sedangkan unit usaha lainnya (misalnya: Club House, Ruko, Kondominium, Sport Center) tidak ikut dibahas dalam penelitian ini. 2. Obyek penelitian adalah pihak-pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan akhir dalam pemilihan prioritas pengelolaan manajemen properti Perumahan Graha Famili. 3. Metode penelitian yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). PENGELOLAAN MANAJEMEN PROPERTI RESIDENSIAL Pengelolaan manajemen properti diperlukan guna menjaga kualitas fisik aset properti serta lingkungan dimana properti tersebut berdiri, sehingga pada akhirnya meningkatkan nilai investasi properti tersebut. Untuk itu diperlukan manajemen properti yang tidak hanya sekedar merawat aset properti tetapi juga berorientasi pada peningkatan nilai investasi properti yang dikelola, baik itu pada properti komersial, industrial maupun residensial. Fungsi dari manajemen properti adalah: menetapkan rencana manajemen, merancang anggaran perusahaan, memasarkan dan menyewakan properti, mengumpulkan penerimaan persewaan atau penjualan, memonitor dan merespon klien/pelanggan, mengelola keuangan dan file administrasi, melakukan pemeliharaan properti yang meliputi tindakan perbaikan dan pencegahan, mengelola personel/karyawan, menghitung resiko manajemen, menghitung asuransi, menghitung pajak atas properti dan personel, dan memelihara nilai jangka pendek proyek (Kyle, 1997). Agar fungsi-fungsi manajemen properti tersebut dapat diakomodir dengan baik, maka diperlukan pengelolaan manajemen properti yang matang yang sesuai dengan keberadaan properti tersebut. Dalam sebuah properti, menurut Kyle real estat dapat dibagi dalam 4 (empat) klasifikasi, antara lain: real estat komersial, real estat residensial, real estat industrial, dan real estat fungsi khusus. Sedangkan real estat residensial sendiri dapat dibagi menjadi: single-family homes, mobile home parks, dan multifamily residences (Kyle, 1997). Sebuah Properti dapat dikelola dengan beberapa cara, antara lain : dikelola oleh developer, konsultan, swadaya penghuni atau pemerintah. Untuk itu perlu ditentukan cara pengelolaan manajemen properti yang paling tepat untuk sebuah properti dengan mempertimbangkan berbagai macam faktor. ISBN : 979-99735-1-1 B-11-3 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN DAN AHP Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti sebagai suau cara pemecahan masalah. Teknik-teknik yang digunakan untuk menganalisa masalah-masalah dalam pengambilan keputusan multi kriteria diantaranya adalah decision matrix approach, forced decision matrix approach, delphi method dan analytical hierarchy process (Jaiswal, 1997). Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu model pengambilan keputusan untuk permasalahan yang menggunakan banyak kriteria dalam perumusan alternatif. Implementasi metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam suatu analisa selalu melalui proses-proses berikut ini: mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, membuat struktur hirarki yang diawali tujuan umum dilanjutkan dengan kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah, membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap kriteria yang setingkat diatasnya, melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgement seluruhnya sebanyak nx (( n – 1 ) /2) buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan, menghitung nilai eigen dan menguji nilai konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data diulang, mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk setiap tingkatan hirarki, menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan, memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10 persen maka penilaian dan data judgement harus diperbaiki. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di proyek Perumahan Graha Famili Surabaya, dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan metode survey melalui kuesioner AHP yang diisi oleh responden penentu pengambil keputusan. Sedangkan data sekunder terdiri atas data sekunder internal yang diperoleh di tempat penelitian dan data sekunder eksternal yang didapatkan dari buku literatur guna mendapatkan kriteria dan alternatif pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini dilakukan satu cara penyusunan model pengambilan keputusan pemilihan prioritas pengelolaan manajemen properti di Perumahan Graha Famili. Untuk menganalisa persoalan yang kompleks tersebut, dapat ditempuh dengan beberapa metode diantaranya: decision matrix approach, forced decision matrix approach, delphi dan analytical hierarchy process (AHP). Digunakan metode AHP karena melalui metode ini dapat diambil suatu keputusan yang efektif atas persoalan yang kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode AHP adalah: menentukan alternatif dan kriteria berdasarkan model hirarki, penilaian berpasangan antara alternatif menurut setiap kriteria, menghitung indeks konsistensi melalui perhitungan rasio dan vektor konsistensi, menyusun faktor evaluasi untuk menghitung bobot kriteria dan menghitung bobot alternatif. Nilai yang dipakai untuk mengukur elemen yang dibandingkan yaitu dengan skala kuantitatif yang telah ditentukan antara 1 dan 9 dengan masing-masing nilai mempunyai kepentingan yang lain. ISBN : 979-99735-1-1 B-11-4 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 PEMBAHASAN Melalui studi literatur didapatkan 4 (empat) kriteria untuk menentukan prioritas pengelolaan manajemen properti, yaitu: tipe real estat, keinginan developer, ketersediaan dana dan usia properti. Disamping itu juga didapatkan 4 (empat) alternatif cara pengelolaan manajemen properti, yaitu: dikelola oleh developer, konsultan, swadaya penghuni atau pemerintah. Berdasarkan kriteria dan alternatif yang telah ditentukan, dapat disusun model hirarki pemilihan prioritas pengelolaan manajemen properti sebagai berikut: Tujuan Pengelolaan Manajemen Properti Kriteria Tipe Real Estat Ketersediaan Dana Keinginan Developer Usia Proyek Dikelola Konsultan Dikelola Penghuni Dikelola Pemerintah Alternatif Dikelola Developer Gambar 1. Model Hirarki Prioritas Pengelolaan Manajemen Properti Langkah pertama dilakukan penilaian antar kriteria oleh pengambil keputusan yang telah mengisi kuesioner perbandingan kriteria. Proses pembobotan dihitung secara manual dengan prosedur AHP. Berikut ini dijelaskan matriks perbandingan berpasangan antar kriteria: Tabel 1. Matriks Perbandingan Berpasangan Perhitungan Kriteria Kriteria Tipe Real Estat Keinginan Dev. Keters. Dana Usia Properti Jumlah Tipe Real Estat 1 5 7 1/3 13.333 Keinginan Developer 1/5 1 3 1/7 4.343 ISBN : 979-99735-1-1 B-11-5 Ketersediaan Dana 1/7 1/3 1 1/9 1.587 Usia Properti 3 7 9 1 20 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 Dari matriks di atas diketahui bahwa bila dibandingkan dengan kriteria lain, kriteria ketersediaan dana mencapai nilai terbesar yaitu 9, kriteria keinginan developer mencapai nilai tertinggi 7, kriteria tipe real estat mencapai nilai tertinggi 3 dan kriteria usia properti mencapai nilai tertinggi 1. Setelah matriks perbandingan berpasangan antar kriteria disusun, maka dilakukan perhitungan bobot masing-masing kriteria dengan mensintesa berbagai pertimbangan untuk memperoleh suatu taksiran menyeluruh dari prioritas relatif kriteria. Berikut ini adalah hasil perhitungan bobot kriteria: Tabel 2. Perhitungan Bobot Kriteria Kriteria Tipe Real Estat Keinginan Dev. Keters. Dana Usia Properti Tipe Real Estat 0.075 0.375 0.525 0.025 Keinginan Developer 0.046 0.230 0.690 0.032 Ketersediaan Dana 0.090 0.210 0.630 0.070 Usia Properti 0.150 0.350 0.450 0.050 Jumlah Bobot 0.361 1.165 2.296 0.178 0.09 0.29 0.57 0.04 Dari analisa di atas dihasilkan bobot masing-masing kriteria secara berurutan sebagai berikut: ketersediaan dana (0.57), keinginan developer (0.29), tipe real estat (0.09) dan usia properti (0.04). Interval bobot kriteria yang jauh terlihat antara ketersediaan dana, keinginan developer dan tipe real estat. Sedangkan interval bobot kriteria antara tipe real estat dengan usia properti tidak berbeda jauh. Selanjutnya dilakukan analisa terhadap alternatif pengelolaan manajemen properti. Pada Tabel 3 disajikan matriks perbandingan berpasangan perhitungan alternatif berdasarkan kriteria: Tabel 3. Matriks Perbandingan Berpasangan Perhitungan Alternatif Berdasarkan Kriteria Kriteria Tipe Real Estat Alternatif Developer 1 Developer 1/3 Konsultan 1/7 Penghuni 1/9 Pemerintah Kriteria Keinginan Developer Alternatif Developer 1 Developer 1/3 Konsultan 1/8 Penghuni 1/9 Pemerintah Kriteria Ketersediaan Dana Kriteria Developer 1 Developer 1/3 Konsultan 1/7 Penghuni 1/9 Pemerintah Kriteria Usia Properti Kriteria Developer 1 Developer 1/3 Konsultan 1/7 Penghuni 1/9 Pemerintah Konsultan 3 1 1/5 1/7 Penghuni 7 5 1 0.5 Pemerintah 9 7 2 1 Bobot 0.58 0.29 0.08 0.05 Konsultan 3 1 1/6 1/8 Penghuni 8 6 1 1/3 Pemerintah 9 8 3 1 Bobot 0.57 0.30 0.08 0.04 Konsultan 3 1 1/5 1/7 Penghuni 7 5 1 1/3 Pemerintah 9 7 3 1 Bobot 0.57 0.29 0.09 0.04 Konsultan 3 1 1/5 1/7 Penghuni 7 5 1 1/3 Pemerintah 9 7 3 1 Bobot 0.57 0.29 0.09 0.04 Dengan cara perhitungan yang sama seperti penghitungan bobot kriteria di atas, diperoleh bobot masing-masing alternatif berdasarkan kriteria. Dapat disimpulkan ISBN : 979-99735-1-1 B-11-6 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 bahwa dengan pertimbangan keempat kriteria, dihasilkan prioritas alternatif yang sama secara berurutan yaitu: developer, konsultan, swadaya penghuni dan pemerintah. Pada Tabel 4 disajikan hasil rekapitulasi bobot masing-masing alternatif berdasarkan masingmasing kriteria tersebut. Tabel 4. Rekapitulasi Bobot Alternatif Berdasarkan Kriteria & Sintesa Perhitungan Alternatif Berdasarkan Data dari Kuesioner Alternatif Pengelolaan MP Developer Konsultan Penghuni Pemerintah Tipe R.E. (0.20) 0.58 0.29 0.08 0.05 Bobot Prioritas K.Developer Keters. Dana (0.27) (0.46) 0.57 0.57 0.30 0.29 0.08 0.09 0.04 0.04 Usia Properti (0.06) 0.57 0.29 0.09 0.04 Masing-masing nilai entri bobot alternatif disintesa dengan bobot kriteria yang telah diperoleh dari analisa pertama diatas. Hal ini untuk mendapatkan bobot alternatif terbesar dengan pertimbangan kriteria tertentu. Setelah hasil sintesa diperoleh, kemudian dijumlahkan untuk memperoleh nilai bobot akhir seperti tercantum pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Sintesa Bobot Perhitungan Alternatif Berdasarkan Analisa Data Kuesioner Alternatif Pengelolaan MP Developer Konsultan Penghuni Pemerintah Tipe R.E. 0.116 0.059 0.015 0.009 Bobot Prioritas K.Developer Keters. Dana 0.156 0.265 0.083 0.135 0.022 0.042 0.011 0.020 Usia Properti 0.035 0.018 0.005 0.003 Bobot Akhir 0.574 0.296 0.086 0.045 Hasil sintesa akhir diatas menunjukkan bahwa bobot terbesar didapatkan oleh alternatif pengelolaan oleh developer dengan pertimbangan terbesar terhadap kriteria ketersediaan dana (0.265). Diikuti oleh alternatif pengelolaan developer dengan pertimbangan kriteria keinginan developer (0.156), kemudian alternatif pengelolaan oleh konsultan dengan pertimbangan kriteria ketersediaan dana (0.135). Dari sintesa akhir diperoleh bobot yang menunjukkan prioritas alternatif pengelolaan manajemen properti, yaitu berturut-turut sebagai berikut: dikelola oleh developer (0.574), dikelola oleh konsultan (0.296), dikelola oleh swadaya penghuni (0.086) dan dikelola oleh pemerintah (0.045). Perolehan bobot alternatif menunjukkan pilihan dominan terhadap pengelolaan oleh developer dan diikuti konsultan. Dan perbedaan bobot alternatif antara dikelola oleh swadaya penghuni dan dikelola oleh pemerintah tidak terlalu jauh. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari analisa ini adalah: 1. Studi ini menyajikan penyusunan model pengambilan keputusan melalui penyusunan hirarki dan atribut keputusan yang meliputi alternatif dan kriteria. Model pengambilan keputusan dalam pemilihan prioritas pengelolaan manajemen properti di Perumahan Graha Famili dalam bentuk hirarki analitis disusun berdasarkan kerangka pemikiran proses keberlanjutan manajemen properti. Terdapat empat kriteria yang berpengaruh yaitu kriteria tipe real estat, keinginan developer, ketersedian dana dan usia properti. Disamping itu terdapat empat alternatif ISBN : 979-99735-1-1 B-11-7 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 pengelolaan manajemen properti yang dapat dipilih antara lain dikelola oleh developer, dikelola oleh konsultan, dikelola oleh swadaya penghuni atau dikelola oleh pemerintah. 2. Implementasi contoh dari penyusunan model pengambilan keputusan dalam pemilihan prioritas pengelolaan manajemen properti Perumahan Graha Famili memberikan kesimpulan bahwa penggunaan model hirarki analitis menjadi sangat praktis dalam mendukung keputusan dengan banyak kriteria. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari empat alternatif pengelolaan manajemen properti, telah diperoleh prioritas alternatif pengelolaan manajemen properti dengan urut-urutan sebagai berikut, yaitu dikelola oleh developer, konsultan, swadaya penghuni dan pemerintah. Saran yang dapat dikemukakan pada hasil analisa ini adalah: 1. Disarankan perlunya penelitian lebih lanjut terhadap penyusunan model pengambilan keputusan dalam pemilihan prioritas pengelolaan manajemen properti di Perumahan Graha Famili, guna penyempurnaan penelitian ini. 2. Perlunya studi lanjutan penyusunan model pengambilan keputusan lainnya yang menggunakan aplikasi Analitycal Hirarchi Process (AHP) dengan fungsi tujuan yang lebih beragam dan kompleks sehingga memperluas manfaat dan generalisasi kesimpulan dalam proses pengambilan keputusan strategis terhadap masalah manajemen yang kompleks. 3. Mengingat pengelolaan manajemen properti menyangkut kepentingan banyak pihak, maka perlu adanya penelitian lebih lanjut yang memasukkan seluruh stakeholder sebagai responden pengambil keputusan. Misalnya: penghuni, praktisi manajemen properti, REI, konsultan manajemen properti, atau pemerintah kota. DAFTAR PUSTAKA Alexander, A.A. and Muhlebach, R.F., (1990), Managing and Leasing Commercial Properties, John Wiley & Sons, Inc., United States of America. Anshari, A.I., (2004), Penyusunan Model Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Prioritas Pengelolaan Jaringan Reklamasi Rawa Kabupaten Barito Kuala, Tesis Program Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Benson, P.A. and North, N.L., (1937), Real Estate Principles and Practices, Prentice Hall, Inc., New York. Dasso, J. and Ring, A.A., (1989), Real Estate Principles and Practices, Prentice Hall, New Jersey. Floyd, C.F., (1990), Real Estate Principles, Longman, United States of America. Greer, G.E. and Farrell, M.D., (1983), Contemporary Real Estate:Theory and Practice, CBS College Publishing, United States of America. Hoagland, H.E., (1955), Real Estate Principles, McGraw Hill Book Company, Inc., United States of America. Irwin, R., (1984), Real Estate Handbook, McGraw Hill, Inc., United States of America. ISBN : 979-99735-1-1 B-11-8 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 Jaiswal, N.K., (1997), Military Operation Research:Quantitative Decision Making, Kluwer Academic Publishers, Boston. Journal of Property Management (1996), Volume 14 Number 2, MCB University, England. Journal of Property Management (1998), Volume 16 Number 4, MCB University, England. Journal of Property Valuation & Investment (1996), Volume 14 Number 1, MCB University, England. Kyle, R.C., (1997), Property Management Sixth Edition, Real Estate Education Company. Kyle, R.C. and Spodek, M.S. and Baird, F.M., (2005), Property Management, Dearborn Real Estate Education, Chicago. Mangkusubroto, K., (1987), Analisa Keputusan:Pendekatan Sistem dalam Manajemen Usaha dan Proyek, Ganeca Exact Bandung. Miles, M.E., (1996), Real Estate Development:Principles and Process, Urban Land Institute, Washington D.C. PT. Dharmala Intiland (1994), 40th Anniversary Dharmala Group, Jakarta. Pyhrr, S.A. et al., (1989), Real Estate Investment:Strategy, Analysis, Decisions, John Wiley & Sons, Inc., United States of America. Saaty, T.L., (1993), Pengambilan Keputusan:Proses Hirarki untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks, LPPM-PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Suryadi, Kadarsah., dan Ramdhani, Ali., (2000), Sistem Pendukung Keputusan : Suatu Wacana Struktural Idealisme dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Wurtzebach, C.H. and Miles, M.E., (1991), Modern Real Estate, John Wiley & Sons, Inc., United States of America. Zuckerman, H.A. and Blevins, G.D., (1991), Real Estate Development Workbook and Manual, Prentice Hall, New Jersey. ISBN : 979-99735-1-1 B-11-9