BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan wilayah dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai dengan adanya berbagai perkembangan diberbagai macam sektor antara lain sektor pertanian, ekonomi, sosial, dan jasa. Tentunya perkembangan suatu wilayah akan berbeda dengan wilayah lainnya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Perkembangan suatu wilayah diharapkan turut berlandaskan aspek lingkungan sehingga aspek kerusakan lingkungan hidup dapat diminimalisir (Ginting, 2005). Salah satu komponen dari ekosistem yang memiliki hubungan erat dengan manusia adalah sumberdaya alam. Pemanfaatan sumberdaya alam dewasa ini mengalami peningkatan yang cukup pesat. Hal ini kemudian menimbulkan berbagai macam masalah. Salah satu yang menjadi permasalahan adalah degradasi lahan yang disebabkan oleh erosi tanah (Notohadiningrat, 2006). Erosi merupakan peristiwa hilangnya lapisan tanah atau bagian-bagian tanah. Erosi menimbulkan kerusakan pada tanah tempat terjadi erosi dan pada tujuan akhir tanah terangkut tersebut diendapkan. Secara deskriptif, Arsyad (2010) menyatakan erosi merupakan akibat interaksi dari faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan aktifitas manusia terhadap sumberdaya alam. Proses erosi terjadi melalui tiga tahap, yaitu pelepasan partikel tanah, pengangkutan oleh media 1 2 seperti air dan angin, dan selanjutnya pengendapan. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya erosi adalah curah hujan, tanah, lereng (topografi), vegetasi, dan aktivitas manusia. Pendugaan erosi tanah merupakan metode untuk memperkirakan laju erosi yang terjadi maupun akan terjadi pada suatu lahan yang dipergunakan dalam penggunaan lahan dan pengelolaan lahan tertentu. Jika laju erosi yang akan terjadi dapat diperkirakan maka laju erosi yang masih dapat dibiarkan atau ditoleransikan sudah dapat ditetapkan. Selain itu dapat ditentukan kebijakan penggunaan tanah dan tindakan konservasi tanah yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Tindakan konservasi tanah dan penggunaan lahan yang diterapkan tersebut adalah yang dapat menekan laju erosi agar sama atau lebih kecil dari laju erosi yang masih dapat dibiarkan (Arsyad, 2010). Pendugaan erosi merupakan salah satu alat untuk menilai apakah suatu program atau tindakan konservasi tanah telah berhasil mengurangi erosi dari suatu bidang tanah atau suatu DAS. Salah satu metode pendugaan erosi yang sering digunakan saat ini adalah WEPP. WEPP (Water Erosion Prediction Project) adalah suatu model penyesuaian proses ,berdasarkan pada ilmu erosi dan hidrologi modern, dirancang untuk menggantikan USLE (Universal Soil Loss Equation) untuk pendugaan secara berkala erosi tanah dengan mengatur konservasi tanah dan air serta perencanaan dan penilaian lingkungan (Yupi, 2008) Penelitian dilakukan di sub DAS Kayangan yang memiliki luasan 37 km2. Sub DAS Kayangan mempunyai topografi bervariasi dan sebagian besar berada pada lereng yang agak curam dengan kegiatan masyarakat yang beragam 3 di daerah ini. Kondisi ini menjadikan Sub DAS Kayangan memegang peran penting sebagai penyangga kehidupan bagi masyarakat sekitar dan juga ekosistemnya. Penggunaan lahan yang bervariasi diharapkan mampu memenuhi fungsi sub DAS ini. Namun, masyarakat seringkali memaksakan penggunaan lahan tidak sesuai dengan kaidah konservasi yang ada sehingga rawan terjadinya erosi dan kekritisan lahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan perencanaan penggunaan lahan untuk meminimalkan erosi. 1.2 Rumusan Masalahan Di setiap tempat setiap permasalahan merupakan hal lazim yang sering dijumpai. Sub DAS Kayangan merupakan bagian tubuh dari DAS Progo yang memiliki wilayah yang sangat luas untuk dikaji. Permasalahan yang ada di daerah tersebut antara lain adalah masalah pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahannya. Dengan demikian, sering terjadi longsor ketika lahan tersebut dimanfaatkan dalam jangka tertentu. Dari masalah tersebut diperlukan suatu model yang dapat menggambarkan permasalahan dan pemecahan yang dapat divisualisasikan. Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk pemanfaatan lahan di Sub DAS Kayangan sehinga kini menjadi permasalahan dalam hal pengelolaan lahan? 2. Dari permasalahan di atas maka perlu dicari berapa prediksi jumlah erosi yang terjadi di Sub DAS Kayangan? 3. Bagaimana pemecahan masalah dan pemanfaatan lahan di sub DAS Kayangan? solusi terbaik untuk 4 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk 1. Menentukan besarnya erosi dan tingkat bahaya erosi 2. Merumuskan model arahan fungsi kawasan berdasarkan SK Menteri Pertanian No.873/Kpts/Um/II/1980 3. Merumuskan arahan penggunaan lahan berdasarkan tingkat bahaya erosi di sub-DAS Kayangan, DAS Progo 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran hasil erosi dan sedimentasi menggunakan model WEPP. Selain itu, model WEPP dapat memberikan salah satu contoh software prediksi berbasis aplikasi computer dan pemanfaatannya diharapkan berguna bagi instansi terkait untuk menentukan arah pengelolaan sub DAS Kayangan agar tercipta keadaan DAS yang baik.