BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat pada era globalisasi saat ini, suatu organisasi atau perusahaan sangat bergantung pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki. Sumber Daya Manusia (SDM) diakui sebagai aset yang menunjang berkembangnya suatu perusahaan. Oleh karena itu, Sumber Daya Manusia (SDM) perlu mendapat perhatian dan pengkajian khusus dalam proses pengembangannya. Sumber Daya Manusia (SDM) dituntut untuk selalu berkembang agar dapat menghadapi kondisi persaingan bisnis yang ketat. Mangkunegara (2016) mengatakan bahwa Motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motivasi. Motivasi disini tidak tumbuh dengan sendirinya, perusahaan harus dapat membangkitkan motivasi karyawan. Pemberian motivasi merupakan faktor penting dalam meningkatkan kinerja karyawan, dimana dalam pemberian motivasi akan berdampak positif bagi karyawan sehingga dapat meningkatkan displin kerja seperti jam kerja karyawan semakin baik dan karyawan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan perusahaan. 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Motivasi kerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Herzberg (Munandar, 2001) ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu faktor hygiene dan motivator. Faktor hygiene atau biasa disebut faktor ekstrinsik merupakan faktor yang berkaitan dengan konteks dari pekerjaan. Faktor ini meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan (company policy and administration), supervisi (supervision), upah atau gaji (salary), hubungan interpersonal (interpersonal relationship) dan kondisi kerja (working conditions). Sementara faktor motivator atau faktor intrinsik merupakan faktor motivasi yang berkaitan dengan isi dari pekerjaan, yaitu tanggungjawab (responsibility), kesempatan untuk maju (advancement), pekerjaan itu sendiri (work it self), keberhasilan melaksanakan tugas (achievement), penghargaan (recognition) dan pengembangan karir (career development). Dengan motivasi kerja yang tinggi akan dapat memberi energi yang menggerakkan segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur, serta meningkatkan kebersamaan. Untuk dapat melaksanakan tugas – tugas secara efektif maka tugas – tugas atau pekerjaan di dalam suatu organisasi harus bekerja menurut aturan atau ukuran yang ditetapkan dengan saling menghormati, saling membutuhkan, saling mengerti, dan menghargai hak dan kewajiban masing – masing dalam keseluruhan proses kerja operasional. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena manager membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan. Perlu kita ketahui bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap motivasi seseorang untuk bereaksi. Motivasi pada suatu organisasi atau perusahaan bertujuan untuk mendorong semangat kerja para karyawan agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilan demi terwujudnya suatu organisasi. Pimpinan yang mengarahkan melalui motivasi akan menciptakan kondisi dimana karyawan merasa mendapat inspirasi untuk bekerja keras. Karyawan yang mempunyai motivasi tinggi sangat penting jika hasil-hasil kinerja yang tinggi ingin dicapai secara konsisten. Salah satu kunci utama dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan dapat mencapai tujuan perusahaan adalah terletak pada pemberian insentif yang layak sehingga dapat memotivasi kerja karyawan. Menurut Suwatno dan Donni (2011) Insentif merupakan sesuatu yang merangsang minat untuk bekerja. Pemahaman ini merupakan pendapat yang baik apabila diterapkan pada suatu organisasi, karena kinerja dan produktivitas organisasi akan meningkat dikarenakan dari karyawan yang bekerja dengan optimal. Menurut Suwatno (2011) ada dua macam insentif yang dapat diberikan kepada karyawan, yaitu insentif finansial dan insentif non finansial. Yang dimaksud insentif finansial yaitu daya perangsang yang 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ diberikan kepada karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berbentuk uang atau barang, insentif finansial ini bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan beserta keluarganya. Beberapa macam insentif yang diberikan meliputi Bonus dan Komisi. Sedangkan insentif non finansial adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan yang berbentuk penghargaan, pengukuran berdasarkan prestasi kerjanya. Dengan pemberian insentif yang tepat, dapat memberikan dampak menguntungkan bagi karyawan dan perusahaan. Bagi karyawan, mereka merasa bahwa dirinya mempunyai peranan yang besar dan membuat dirinya merasa dibutuhkan oleh perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan, pemberian insentif dapat digunakan sebagai media bagi karyawan untuk berprestasi. Sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin. Selain dengan memberikan insentif sebagai balas jasa terhadap kinerja yang selama ini diberikan kepada karyawan, perusahaan juga dapat memberikan insentif sebagai alat untuk lebih memacu semangat kerja karyawan. Suwatno (2011) mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya insentif yaitu antara lain jabatan atau kedudukan, prestasi kerja dan laba perusahaan. Imbalan atau jasa yang diberikan kepada karyawan harus layak dan adil. Hal itu dikarenakan agar karyawan dapat bekerja lebih baik dan 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ memiliki prestasi karena mereka merasa bahwa kebutuhannya sudah terpenuhi dan kinerjanya meningkat. Semakin meningkatnya kinerja karyawan maka akan semakin menguntungkan bagi perusahaan maupun karyawan dan perusahaan akan mampu untuk bersaing dengan perusahaan lain. Dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja karyawan, perusahaan menempuh beberapa cara misalnya pemberian insentif, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, dan pemberian motivasi. Melalui proses - proses tersebut karyawan diharapkan akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan mereka karena para karyawan telah terbekali oleh pendidikan dan pelatihan yang tentu berkaitan dengan kualitas kerja mereka. Sedangkan pemberian insentif, lingkungan kerja yang baik serta pemberian motivasi pada dasarnya adalah hak para karyawan dan merupakan kewajiban dari pihak perusahaan untuk mendukung kontribusi para karyawannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena insentif ini penting, beberapa perusahaan telah mengimplementasikan program insentif yang biasa disebut dengan KPI atau Key Performance Indicator. Key Performance Indicator merupakan matrik baik finansial maupun non finansial yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur performa kinerja karyawan. Key Performance Indicator memiliki peran penting bagi kemajuan sebuah perusahaan, sebab perusahaan akhirnya dituntut memiliki visi dan misi yang jelas serta 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ langkah praktis untuk merealisasikan tujuannya. Dalam pemberian insentif ini, program insentif memiliki bentuk yang bermacam-macam yaitu salah satu nya program insentif CRP atau Capacity Requirement Planning. Program CRP atau Capacity Requirement Planning merupakan salah satu alat penilaian kinerja karyawan, dimana dalam Program Insentif CRP ini dilengkapi dengan simulasi baik lead time, besaran insentif dan jam kerja karyawan, sehingga apabila jam kerja yang dimiliki oleh karyawan rendah atau tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh perusahaan, maka besaran insentif yang didapatkan juga rendah. PT. Perintis Pelayanan Paripurna atau lebih di kenal dengan Century Healthcare merupakan salah satu perusahaan retail farmasi terbesar di Indonesia yang bergerak dibidang penyediaan produk-produk kesehatan, terutama obat-obatan. PT. Perintis Pelayanan Paripurna didirikan pada tahun 1993 oleh Drs. Eddie lembong, dan saat ini telah memiliki jaringan apotek yang telah tersebar di seluruh Indonesia dan akan terus berkembang. Sumber daya manusia yang handal dan kompeten merupakan faktor pengungkit untuk keunggulan bersaing PT. Perintis Pelayanan Paripurna, dimana pemberian insentif sangat berperan dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan, sehingga para karyawan berlomba-lomba untuk menjadi lebih baik. Pemberian motivasi sangat dibutuhkan saat ini oleh PT. Perintis Pelayanan Paripurna, hal ini dikarenakan masih terdapat karyawan yang tingkat disiplin nya belum optimal seperti jam kerja rendah, 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ tingkat kehadiran yang belum baik, waktu kehadiran dan waktu pulang yang belum tepat waktu, hal ini dapat dilihat dari laporan jam kerja karyawan PT. Perintis Pelayanan Paripurna untuk periode 3 Bulan terakhir yaitu Bulan Januari 2017 sampai dengan Maret 2017, dari jumlah karyawan 214 orang yang berada di Head Office, sebanyak 56 orang karyawan atau sekitar 26 % karyawan masih memiliki jam kerja rendah atau masih dibawah standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan pihak management perusahaan menginginkan karyawan memiliki loyalitas tinggi yaitu salah satu nya harus memiliki jam kerja tinggi, karena apabila dalam kurun waktu 3 bulan berturut-turut karyawan masih memilki jam kerja rendah maka perusahaan akan memberikan teguran kepada karyawan tersebut dan juga akan berdampak negatif bagi karyawan yaitu berhubungan dengan evaluasi kinerja berupa tidak diperpanjang kontrak. Sehingga dalam hal ini motivasi sangat dibutuhkan untuk dapat meningkatkan disiplin kerja bagi karyawan PT. Perintis Pelayanan Paripurna. Dalam pemberian insentif yang tepat, PT.Perintis Pelayanan Paripurna membuat Program insentif untuk dapat memberikan motivasi kepada karyawan nya. Tujuan dari Program Insentif CRP ini yaitu pemberian insentif yang adil dan tepat oleh pihak manajemen perusahaan sehingga mampu memberikan dorongan kerja dan pada akhirnya mempengaruhi motivasi kerja karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab nya untuk mencapai tujuan perusahaan. 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dalam melakukan penelitian ini, penulis telah melakukan wawancara dari 5 staff yang berada di Head Office, penulis mendapatkan informasi bahwa program insentif CRP ini masih belum dapat berjalan dengan baik karena kurang nya sosialisasi yang diberikan oleh atasan kepada bawahannya, program sulit digunakan dan kurang nyaman dalam penggunaan nya karena harus melakukan confirm step by step pada program insentif CRP ini, tentu saja hal ini mengurangi motivasi kerja karyawan untuk dapat memberikan totalitas kerja dengan berdasarkan penggunaan program insentif CRP ini. Dalam menghadapi program insentif, tidak semua karyawan siap dalam menghadapi program baru. Readiness to Change atau kesiapan untuk berubah yaitu kesiapan terhadap perubahan pada umumnya terdiri dari kognitif seseorang tentang perubahan, Reaksi afektif terhadap perubahan, dan kecenderungan perilaku menuju perubahan. Sikap terhadap perubahan spesifik terdiri dari kognisi seseorang tentang perubahan itu, reaksi afektif terhadap Perubahan dan kecenderungan perilaku terhadap perubahan (Dunham, 1989). Mrayyan (2007) dalam penelitiannya mengenai kesiapan organisasi untuk perubahan terhadap motivasi pada siswa keperawatan di Yordania, dimana kesiapan organisasi untuk perubahan memiliki dampak yang positif bagi siswa keperawatan yaitu terutama termotivasi oleh prestasi. Sehingga dalam hal ini kesiapan untuk perubahan memberikan pengaruh terhadap motivasi. 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Program Insentif CRP yang baru berjalan 1 tahun terakhir ini dapat digunakan untuk menilai kesiapan karyawan (Readiness to Change) atas sistem kompensasi yang baru, dimana apabila selama ini kompensasi seringkali diberikan tanpa ada dasar yang jelas dan dikhawatirkan bersifat subjektif. Dengan adanya program Insentif CRP ini, kompensasi diberikan dengan dasar yang jelas, objektif dan apabila karyawan telah siap menerima sistem kompensasi baru ini, maka dapat disimpulkan bahwa Readiness to Change di kalangan karyawan PT. Perintis Pelayanan Paripurna dalam tingkatan yang cukup baik. Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Kesiapan Pegawai Dalam Program Insentif CRP Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada PT. Perintis Pelayanan Paripurna”. 1.2 Perumusan Masalah Dalam masalah ini, topik yang akan diteliti diberi judul penelitian “Pengaruh Kesiapan Pegawai Dalam Program Insentif CRP Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada PT. Perintis Pelayanan Paripurna”, berdasarkan topik yang dimaksud, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh Kesiapan Pegawai Dalam Program Insentif CRP terhadap motivasi kerja Karyawan pada PT. Perintis Pelayanan Paripurna. 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1.3 Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang akan dijadikan sebagai bahan analisis untuk penyusunan skripsi sebagai syarat dalam menempuh ujian sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana. Sedangkan tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui adanya pengaruh kesiapan pegawai dalam Program Insentif CRP terhadap motivasi kerja Karyawan pada PT. Perintis Pelayanan Paripurna. 1.4 Manfaat penulisan Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat antara lain sebagai berikut : a. Secara Teoritis : 1. Diharapkan dapat menambah atau memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan, khususnya dalam penerapan motivasi kerja di dalam perusahaan. 2. Sebagai pembelajaran bagi penulis dalam menganalisis masalah secara ilmiah. b. Secara Praktis : 1. Sebagai tolak ukur bagi instansi yang terkait untuk mengetahui sebarapa besar motivasi kerja pada PT. Perintis Pelayanan Paripurna. 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan berisikan latar bab pendahuluan yang belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengeni topik terkait yaitu antara variable (Readiness to Change dan Motivasi Kerja) seperti pengertian Readiness to Change, Faktor yang mempengaruhi Readiness to Change, pengertian motivasi kerja, Tujuan Motivasi Kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja serta Hipotesis. BAB III METODE PENELITAN Pada bab ini membahas mengenai penelitian secara keseluruhan, mencakup pendekatan yang digunakan, desain penelitian, variable penelitian, responden penelitian, alat ukur dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis mengemukakan tentang gambaran responden dalam penelitian, penelitian dan analisis tambahan. 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ hasil BAB V PENUTUP Pada bab ini, penulis mengemukakan tentang diskusi hasil penelitian, aplikasi dari hasil penelitian, kelemahan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, dan kesimpulan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/