2 keterampilan matematika diharapkan mampu memenuhi kebutuhan mahasiswa masa kini dan kebutuhan mahasiswa di masa akan datang. Kebutuhan masa kini, diharapkan mahasiswa memahami konsep-konsep yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika dan ilmu pengetahuan lainnya ketika mahasiswa masih mengikuti perkuliahan lainnya, sedangkan kebutuhan perserta didik masa datang diharapkan mampu memberikan kemampuan penalaran yang sangat diperlukan mahasiswa di masyarakat sehingga mampu berkompetitif dengan bangsa lainnya. Salah satu keterampilan yang perlu dikuasai mahasiswa adalah kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan pemecahan masalah adalah suatu keterampilan pada diri peserta didik agar mampu menggunakan kegiatan matematika untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Soedjadi, 1994). Kemampuan pemecahan masalah amatlah penting dalam matematika, melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari (Russeffendi, 1991). Kemampuan pemecahan masalah matematika dapat diajarkan kepada mahasiswa dengan berbagai pendekatan. Pendekatan merupakan suatu cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh dosen atau mahasiswa dalam mencapau tujuan pembelajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pembelajaran atau materi perkuliahan dikelola (Russeffendi, 1991). Hasrat untuk memperbaiki hasil belajar mata kuliah Kalkulus II melalui strategi pengajaran, yang berkesan dan kesadaran tentang pentingnya proses pembelajaran dalam merangsang pemikiran belajar pada pendidik, memberi 3 perhatian pada strategi pengajaran yang dapat membantu mahasiswa untuk mempelajari konsep matematika secara efektif. Coburn (1995) menyatakan bahwa mengetahui matematika bukan berarti menghafal dan menggunakan rumus saja, pemahaman yang mendalam tentang matematika, hares merangkumi penyelesaian masalah, membuat inferens tentang data yang diberikan, memberi penerangan yang benar. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran matematika, Soejadi (1992) yang dikutip Widada menyarankan untuk memilih suatu strategi yang dapat mengaktifkan mahasiswa dalam belajar. Strategi tersebut bertumpu pada dua hal, yakni optimalisasi keikutsertaan seluruh indera, emosi, karya dan nalar. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran matematika hendaknya diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang mendorong mahasiswa belajar aktif baik secara mental, fisik maupun sosial. Dalam hal ini pengajar berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam mengoptimalkan belajar. Untuk itu dalam merancang pembelajaran hendaknya member kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar seluas-luasnya dan membangun pengetahuan sendiri. Menurut Soejadi (1990) betapapun tepatnya dan baiknya bahan ajar matematika yang ditetapkan, belum tentu dapat menjamin akan tercapainya tujuan pendidikan matematika. Salah satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan matematika adalah proses mengajar belajar yang dilakukan. Untuk itu di dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang mampu mengelola kegiatan proses mengajar belajar dengan baik. Mengelola dalam hal ini adalah (1) mempersiapkan permticatk -perl\loel.a.ya-van, melalcsariakan proses pembelajaran, me'lakthcan 4 evaluasi, dan (4) melaksanakan program perbaikan dan pengayaan. Dengan cara ini diharapkan, bahan ajar minimal yang dituntut kurikulum dapat tercapai sebagaimana mestinya. Berdasarkan teori Piaget, proses pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan rekayasa perilaku untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan terjadinya proses berfikir. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses adalah salah satu pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan sendiri konsep, yaitu keterampilan yang memproses perolehan fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan keterampilan proses ini dapat dikembangkan kemampuan intelektual, sosial dan fisik serta untuk mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah yang lebih tinggi dari diri mahasiswa. Pendekatan ini akan dilaksanakan dalam bentuk kelompok-kelompok belajar yang heterogen, yang terdiri dari empat hingga enam orang pelajar. Setiap anggota kelompok diberi tanggung jawab menerangkan sub pokok bahasan kepada teman satu kelompoknya. Slavin (1995) menyatakan bahwa mahasiswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep sulit, apabila mereka dapat saling berdiskusi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan pemecahan 5 masalah dan hasil belajar mata kuliah Kalkulus II mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UNRI. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan pendekaran keterampilan proses dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kualitas perkuliahan Kalkulus II. Peningkatan yang dimaksud meliputi: 1. Meningkatnya kemampuan pemecahan masalah mahasiswa. 2. Meningkatnya persentase mahasiswa yang memperoleh nilai baik. Dalam hal ini, yang peneliti maksud dengan nilai baik adalah nilai mutu yang berupa nilai A, B, dan C. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi: 1. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika dalam peningkatan pemahaman terhadap mata kuliah kalkulus II dan pengembangan sikapnya dalam berfikir. 2. Dosen Jurusan Matematika dalam meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa pada mata kuliah kalkulus II.