TINJAUAN PUSTAKA Kepik Coklat (R.linearis Fabr.) Biologi Hama Hama ini sering dikenal dengan sebutan kepik penghisap polong kedelai karena hama ini menyerang polong kedelai. Menurut Wahyu (2010), klasifikasi kepik penghisap polong kedelai ini adalah: Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Hemiptera Famili : Alydidae Genus : Riptortus Spesies : Riptortus linearis Fabr. Telur diletakkan di permukaan daun bagian bawah atau atas, pada polong atau di rumput berderet sebanyak 3-5 deret. Telur berbentuk bulat dan bagian tengah agak cekung, berwarna biru keabu-abuan yang kemudian berubah menjadi coklat suram, diameter 1,2 mm. Stadia telur mencapai 6-7 hari (Mudjiono dkk, 1991). Gambar 1. Telur R. linearis Sumber: Foto langsung 16 Universitas Sumatera Utara Nimfa menyerupai semut dan mengalami lima kali pergantian kulit sebelum menjadi imago. Nimfa instar pertama dan kedua menyerupai semut gramang, sedang instar ketiga, keempat dan kelima menyerupai semut rangrang dan akhirnya menyerupai semut hitam (Polyrachis). Nimfa yang baru keluar atau baru berganti kulit berwarna kemerah-merahan dan lama-kelamaan berubah warnanya. Perubahan warna pada setiap instar berbeda-beda. Nimfa instar pertama berubah warna dari kemerah-merahan menjadi kekuning-kuningan, sedangkan instar kedua berubah menjadi coklat tua. Nimfa instar ketiga, keempat dan kelima berubah dari kemerah-merahan menjadi coklat tua dan akhirnya menjadi hitam (Tengkano dan Dunuyaali, 1976). Gambar 2 : Nimfa R. linearis instar 1 Gambar 3 : Nimfa R. linearis instar 2 Sumber: Foto langsung Foto langsung Gambar 4 : Nimfa R. linearis instar 3 Gambar 5 : Nimfa R. linearis instar 4 Sumber: Foto langsung Sumber: Foto langsung 17 Universitas Sumatera Utara Gambar 6: R. linearis Instar 5 Sumber: Foto Langsung Imago hadir di pertanaman kedelai menjelang pembentukan polong dan biji. Imago berbadan panjang dan berwarna kuning coklat yang bentuknya mirip walang sangit, di samping sepanjang sisi badan mempunyai garis putih kekuning-kuningan. Panjang imago mencapai 11-14 mm dan umur mencapai 4-7 hari (Dirjen Tanaman Pangan, 1992). Gambar 7: Imago R. Linearis Sumber: Foto Langsung 18 Universitas Sumatera Utara Daur hidup R. linearis Fabr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stadium telur berlangsung selama 6,37 hari, sedangkan stadium nimfa instar I, II, III, IV, V dan VI berlangsung selama berturut-turut 2,06; 4,75; 4,55; 4,54; 6,2; dan 6,67 hari (Amalia dan Mawan, 2010). Siklus hidup R. linearis pada kedelai rata-rata 34 hari. Perkembangan telur hingga mencapai imago dan mati adalah 51 hari, sedangkan masa perkembangan instar pertama hingga imago dan mati rata-rata 44 hari (Tengkano dan Dunuyaali, 1976). Menurut Kalshoven (1981) siklus hidup serangga hanya 29 hari. Gejala Serangan R. linearis Fabr. Kepik menyerang dengan cara menghisap polong sehingga menjadi kosong atau kempis (biji tidak terbentuk) dan polong muda akan gugur. Sedangkan polong tua yang diserang kepik ini menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik kecil berwarna hitam, selanjutnya biji tersebut akan membusuk (Puput, 2007). Kerusakannya berbeda menurut frekuensi serangan dan umur polong. Serangan pada fase perkembangan biji dan pertumbuhan polong menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering dan polong dapat gugur. Serangan pada fase pengisian biji menyebabkan biji menjadi hitam dan busuk. Serangan pada polong tua menyebabkan kualitas biji menurun karena adanya bintik-bintik hitam pada biji atau biji menjadi keriput. Kerusakan pada biji dan kulit polong sering disertai dengan serangan jamur (Mudjiono dkk, 1991). 19 Universitas Sumatera Utara Botani Tanaman Kacang Kedelai Adapun klasifikasi tanaman kedelai berdasarkan Adisarwanto (2005) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Poales Family : Leguminoceae Genus : Glycine Spesies : Glycine max (L.) Merrill Akar kedelai memiliki bintil akar yang bentuknya bulat atau tidak beraturan yang merupakan koloni dari bakteri Rhizobium japonicum. Bakteri ini bersimbiosis dengan nitrogen bebas dari udara (Hanum, 2008). Kedelai berbatang semak, dengan tinggi batang antara 30-100 cm. Setiap batang mampu membentuk 3-6 cabang. Bila jarak antara tanaman dalam barisan rapat, cabang menjadi berkurang atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan dapat dibedakan menjadi 3 macam yakni determinit, indeterminit, dan semi determinit (Suprapto, 2001). Polong kedelai muda berwarna hijau. Warna polong matang beragam antara kuning hingga kuning kelabu, coklat atau hitam. Jumlah polong tiap tanaman dan ukuran biji ditentukan setiap secara genetik, namun jumlah nyata polong dan ukuran nyata biji yang terbentuk dipengaruhi oleh lingkungan semasa proses pengisian biji (Somaatmadja dkk, 1985). 20 Universitas Sumatera Utara Botani Tanaman Kacang Hijau Adapun Klasifikasi tanaman kacang hijau menurut Purwono dan Hartono (2005) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Poales Family : Leguminoceae Genus : Vigna Spesies :Vigna radiata L. Batang tanaman kacang hijau berukuran kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelat-cokelatan atau kemerah-merahan; tumbuh tegak mencapai ketinggian 30 cm - 110 cm dan bercabang menyebar ke semua arah. Daun tumbuh majemuk, tiga helai anak daun per tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan ujung lancip dan berwarna hijau (Rukmana, 1997). Polong kacang hijau berbentuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji (Marzuki dan Soeprapto, 2004). Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Proses penyerbukan terjadi malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore hari sudah layu (Purwono dan Hartono, 2005). 21 Universitas Sumatera Utara Buahnya berbentuk polong bulat panjang dan ramping. Panjang polong sekitar 20-80 cm, warna polong hijau muda sampai hijau keputihan. Polong yang muda sifatnya renyah dan mudah patah. Setelah tua polong menjadi liat. Pada satu polong dapat berisi 8-20 biji kacang panjang (Haryanto dkk, 1995). Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam. Biji kacang hijau berbentuk bulat (Humaedah, 2011). Botani Tanaman Orok – orok Adapun klasifikasi tanaman Orok – orok menurut Alfaida dkk, (2013) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Poales Family : Leguminoceae Genus : Crotolaria Spesies : Crotolaria pallida Aiton Daun berbentuk elips, terdapat 3 daun dalam satu tangkai (trifoliate), dengan panjang tangkai daun sekitar 2,8 cm - 5 cm, selebaran daun 3-13 x 2-5 cm dan berwarna hijau (Khirutiga dkk, 2014). 22 Universitas Sumatera Utara Tanaman ini termasuk tanaman semak dengan batang berkayu, berbentuk silinder, warna batang agak kecoklatan dan bercabang dengan batang primer vertikal, tinggi tanaman sekitar 1,1 - 3 m (Alfaida dkk, 2013). Bunga berwarna kuning hingga cokelat kemerahan dengan corak sedikit berurat, dalam satu tanaman memiliki tandan bunga sekitar 20 -30 buah dalam satu alur. Bunga ini akan menjadi buah dengan ukuran kecil, terdapat banyak buah dalam satu tangkai, berwarna hijau kemudian akan berwarna cokelat ketika telah matang (Khirutiga dkk,2014). Preferensi Pengertian preferensi / non preferensi ialah disukai atau tidak disukainya suatu tanaman oleh serangga sebagai tempat bertelur, berlindung, sebagai makanannya atau kombinasi dari ketiganya (Painter, 1951). Bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai makanan adalah daun, tangkai, bunga, buah, akar, cairan tumbuhan dan madu. Beberapa bagian tanaman dapat digunakan untuk tempat berlindung atau membuat kokon. Hampir 50% dari serangga adalah pemakan tumbuhan (fitofagus), selebihnya pemakan serangga lain atau sisa-sisa tumbuhan dan binatang (Sodiq, 2009). Serangga juga akan melakukan pemilihan dalam mencari inangnya, proses pemilihan inang oleh serangga ini dilakukan dengan beberapa cara seperti melalui penglihatan (visual), penciuman (olfaktori), pencicipan (gustatori) dan perabaan (taktil). Metclaf dan Luckman (1975) mengemukakan bahwa proses pemilihan inang oleh serangga melalui beberapa tahap, yaitu : a. Pencarian habitat inang (host habitat finding); mencari habitat inang dengan 23 Universitas Sumatera Utara mempergunakan mekanisme yang melibatkan fototaksis, geotaksis, preferensi tempat dan kelembaban. b. Pencarian inang (host finding); pada umumnya mempergunakan mekanisme yang melibatkan tanggap olfaktori dan penglihatan. c. Pengenalan inang (host recognition); adanya rangsangan olfaktori, rasa dan raba akan membantu serangga mengenal inang. d. Penerimaan inang (host acceptance); adanya senyawa-senyawa kimiakhas yang dikandung inang akan membuat serangga dapat menerima inang tersebut. e. Kesesuaian inang (host suitability); tanaman yang tidak mengandung racun tetapi mengandung zat makanan yang sesuai akan menunjang proses perkembangbiakan serangga. Preferensi dan perkembangan P. xylostella terhadap berbagai jenis tumbuhan inang bervariasi (Kartosuwondo dan Sunjaya 1990) bergantung pada kuantitas maupun kualitas senyawa kimia primer dan sekunder pada tumbuhan inang. Senyawa primer mengandung nutrisi, sedangkan senyawa sekunder bekerja sebagai perangsang makan dan tidak memiliki nilai nutrisi bagi serangga (Fraenkel, 1959). 24 Universitas Sumatera Utara