BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pentingnya komunikasi bagi manusia adalah suatu hal yang tidak dapat kita
pungkiri begitu juga halnya mengenai budaya kerja. Tidak hanya pengetahuan
dasar tentang komunikasi, pengetahuan dasar tentang budaya kerja sebagai suatu
hal yang mampu membentuk karakter serta dapat membantu kelancaran
komunikasi dan motivasi kerja. Ilmu komunikasi telah merambah ke berbagai
dimensi kehidupan kita, mulai dari dimensi politik, ekonomi, sosial, budaya dan
agama.
Apabila kita memasuki suatu organisasi atau perusahaan, hal pertama yang
kita temui dan hadapi adalah budaya kerja dari perusahaan tersebut yaitu antara
lain cara orang-orang berpakaian, bagaimana cara mereka berkomunikasi satu
sama lain dan juga bagaimana kantor tersebut diatur. Budaya kerja dalam sebuah
organisasi atau perusahaan dapat berjalan dan berkembang melalui suatu proses,
dan proses perkembangannya tersebut tidak lepas dari pengaruh kondisi usaha
organisasi atau perusahaan dan budaya yang terbentuk di dalamnya. Budaya kerja
dalam sebuah organisasi atau perusahaan ini juga sering dibahas pada dunia public
relations.
Karena tugas dan pekerjaan public relations adalah pekerjaan komunikasi,
kaitannya dengan budaya kerja suatu organisasi atau perusahaan sangat erat.
1
2
Diperlukan suatu proses komunikasi
yang baik untuk menyampaikan,
mengidentifikasi, memahami strategi, tujuan, dan filosofi organisasi atau
perusahaan (espoused value), juga menganalisa kepercayaan, persepsi individu,
pikiran serta perasaan kepada semua pihak yang berkaitan dengan organisasi (
basic underlying assumptions ). Budaya dalam suatu organisasi pada hakekatnya
mengarah pada perilaku-perilaku yang dianggap tepat, mengikat dan memotivasi
setiap individu yang ada di dalamnya dan mengupayakan pada mencari
penyelesaian dalam situasi yang ambigu. Pengertian ini memberi dasar pengertian
bahwa individu yang terlibat di dalamnya akan bersama-sama berusaha
menciptakan kondisi kerja yang ideal agar tercipta suasana yang mendukung bagi
upaya pencapaian tujuan yang diharapkan. Budaya merupakan pondasi bagi suatu
organisasi, jika organisasi tidak memiliki pondasi yang kokoh maka sehebat
apapun individu di dalamnya tetap tidak akan bisa menopangnya.
Untuk membahas Budaya Organisasi, sebaiknya terlebih dahulu kita
mengetahui dan memahami apa itu organisasi. Organisasi adalah suatu sistem
terbuka yang dinamis yang menciptakan dan menukar pesan diantara anggotanya 1.
Organisasi suatu perusahaan terdiri dari struktur, kebijakan dan budaya
organisasi. Bila dilihat, organisasi dapat dikatakan sebagai suatu masyarakat kecil
karena di dalamnya terdapat orang-orang yang saling berinteraksi, yang
mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Dalam berinteraksi tadi tumbuh nilai-nilai
bersama yang dijadikan acuan bagi anggotanya untuk berperilaku dan bertindak
atau dengan kata lain organisasi sama dengan masyarakat karena organisasi
1
Prof. Dr. Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap, Jakarta: PT Grasindo anggota
Ikapi, 2011 hal.13
3
mempunyai kebudayaan yang dijadikan acuan untuk bertindak. Kebudayaan di
sini diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan yang secara selektif dapat
digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan yang dihadapi
dan untuk mendorong serta menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukan.
Suatu organisasi memerlukan proses waktu, pikiran, dan upaya yang cukup
lama untuk menerapkan arti dari peranan budaya organisasi untuk membangun
prestasi dan produktivitas tinggi baik bagi organisasi maupun bagi pekerjanya.
Budaya organisasi sering kali diartikan sebagai sistem umum dari peraturanperaturan yang memberikan arti dalam organisasi. Budaya mewakili perjanjian
kelompok tentang bagaimana mengerjakan sesuatu, bahkan yang tepat adalah
budaya merupakan keluaran dari suatu belajar bersama dalam suatu kelompok
dalam hubungannya dengan adaptasi eksternal dan integrasi internal. Budaya
organisasi merupakan satu perangkat nilai-nilai kebaikan, norma-norma, penuntun
kepercayaan, pengertian dan bagaimana cara bertindak. Setiap anggota organisasi
dapat diterima dengan seutuhnya pada lingkungannya mulai dari lapisan tingkat
pimpinan puncak, pimpinan menengah hingga para bawahannya sebagai
pelaksana sehingga tercipta suatu identitas organisasi.
Sebuah budaya dibentuk oleh kesejajaran sikap dari seluruh anggotanya.
Kesejajaran itu adalah kesejajaran antara sikap pemimpin dan keseluruhan
anggota organisasinya. Ada sejumlah tahapan bagi sebuah organisasi untuk
membentuk budayanya. Pertama sebuah organisasi harus melihat kedepan
mengenai apa visinya dan kemudian sistem nilai apa yang dimilikinya,
selanjutnya bagaimana nilai-nilai itu diterapkan dalam organisasi itu sendiri dan
4
akhirnya melihat bagaimana sumber dayanya. Untuk tercapainya tujuan
organisasi, pada saat seseorang memasuki lingkungan kerja, maka secara otomatis
karyawan tersebut akan terikat pada perjanjian-perjanjian yang ada. Pengertian
budaya kerja organisasi itu sendiri adalah manajemen yang meliputi
pengembangan, perencanaan, produksi dan pelayanan suatu produk yang
berkualitas dalam arti optimal, ekonomis dan memuaskan2. Selain itu budaya juga
didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap,
makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta,
objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari
generasi ke generasi melalui usaha individu atau kelompok3. Kedudukan Public
Relations dalam organisasi sangat membantu pimpinan dalam merumuskan
budaya organisasi. Praktisi public relations berperan sebagai koordinator (
organizer ) yang mengkoordinasikan dengan departemen lain yang terkait di
dalam organisasi untuk membantu manajemen dalam merumuskan dan
menerapkan secara tepat pengembangan hingga pemeliharaan budaya organisasi4.
Praktisi public relations dapat menyusun program komunikasi internal maupun
program komunikasi eksternal. Dalam hal ini peran public relations dalam
organisasi adalah menciptakan komunikasi dua arah dan timbal balik antara
organisasi dengan publiknya. Public relations sebagai mediator yang berada di
antara pimpinan organisasi dengan publiknya dalam upaya membina hubungan
masyarakat internal. Di dalam program komunikasi tersebut, public relations
2
Drs. Triguno, DIPL. EC.;LLM, Budaya Kerja, Jakarta: Golden Trayon Press, 1996, hal. 3
Deddy Mulyana, Komunikasi Antar Budaya, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005, hal. 18
4
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi ( konsepsi & aplikasi ) Edisi
Revisi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005 hal.325
3
5
mewujudkannya dalam suatu perlambang, identitas atau logo, model dan tipikal
dari nuansa warna, dekoratif, disiplin waktu dalam bekerja serta pakaian seragam
seluruh karyawan di dalam organisasi. Keberhasilan penerapan budaya organisasi
tergantung dari kemampuan praktisi public relations yang dalam hal ini bertindak
sebagai komunikator, mediator dan didukung dengan tingkat kemampuan
pengetahuan tentang manajemen teknis serta keahlian manajemen.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya
organisasi adalah sebagai aturan main yang ada di dalam organisasi atau
perusahaan dalam hal ini khalayak internal yaitu orang-orang yang memiliki
hubungan di dalam suatu organisasi yang akan menjadi pegangan dari department
sumber daya manusia dalam menjalankan kewajibannya dan mulai untuk
berperilaku di dalam organisasi tersebut. Untuk mengelola budaya kerja dalam
suatu organisasi atau perusahaan diperlukan waktu yang cukup lama agar para
karyawan dapat menerima dan menjalankan dengan baik. Sasaran public relations
dalam mengelola budaya kerja adalah para karyawan yang berada di organisasi
atau perusahaan tersebut5. Dengan kata lain, suatu perusahaan akan memerlukan
proses waktu, pikiran dan upaya yang cukup lama untuk menerapkan arti dari
peranan budaya perusahaan atau budaya korporat untuk membangun prestasi dan
prduktivitas tinggi, baik bagi perusahaan maupun pekerjanya6.
Dalam hal ini, peneliti mencoba untuk mengungkap permasalahan yang terjadi
di dalam PT. INDOSIAR yang peneliti ketahui bahwa telah terjadi proses akuisisi
yang dilakukan oleh pihak SCTV (Surya Citra Televisi) terhadap PT. INDOSIAR
5
Rusadi, Ruslan, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi, Edisi Revisi, Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2005 hal.19
6
Ibid, hal. 327
6
sehingga menimbulkan gejolak pada ketegasan budaya organisasi. Sebelum
terjadinya akuisisi, PT. INDOSIAR itu sendiri memiliki budaya kerja yang
berlandaskan kebersamaan, kekeluargaan, dan IVM ( Inovasi, Visioner, Modern ).
Namun, setelah terjadinya proses akuisisi yang dilakukan oleh pihak SCTV maka
budaya kerja mereka menjadi kebersamaan, kekeluargaan, kedisiplinan, hak dan
kewajiban, dan IDKM ( Inovasi, Dedikasi, Kooperatif, dan Modern ). Peneliti
menganggap bahwa proses akuisisi tersebut dapat mempengaruhi budaya
organisasi satu sama lain terutama pihak yang terakuisisi, karena setiap perubahan
budaya
organisasi
akan
sangat
berpengaruh
terhadap
perusahaan
dan
karyawannya. Perubahan tersebut juga membutuhkan strategi sosialisasi yang
intensif dari pihak humas atau praktisi public relations perusahaan itu sendiri
karena PT. Indosiar Visual Mandiri merupakan sebuah perusahaan besar yang
didalamnya terdapat banyak karyawan sehingga memerlukan sebuah strategi
khusus yang terencana dengan baik dan dijalankan oleh pihak-pihak yang
memang kompeten dibidangnya. Sosialisasi dilakukan oleh divisi humas agar
menimbulkan efek komunikasi. Efek komunikasi itu sendiri diartikan sebagai
pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator ke dalam diri komunikannya.
Terdapat tiga pengaruh dalam diri komunikan, yaitu kognitif ( seseorang menjadi
tahu tentang sesuatu ), afektif ( sikap seseorang terbentuk, misalnya setuju atau
tidak setuju terhadap sesuatu ), dan konatif ( tingkah laku, yang membuat
seseorang bertindak melakukan sesuatu ).
Peneliti menganggap pergantian atau penggabungan sebuah budaya kerja pada
suatu perusahaan adalah hal yang sangat sensitif dan akan mempengaruhi kinerja
7
dari perusahaan tersebut. Namun, apabila perubahan itu dilakukan demi kemajuan
perusahaan dan pelaksanaan sosialisasi yang tepat dari divisi public relations
maka sebuah pergantian budaya kerja akan memberikan dampak yang positif
untuk ke depannya. Peneliti juga menganggap proses akuisisi dan pergantian
budaya kerja yang terjadi di PT. INDOSIAR juga sangat beresiko karena
perbedaaan latar belakang dari kedua stasiun tv tersebut. SCTV atau Surya Citra
Televisi kita ketahui adalah sebuah stasiun tv yang mempunyai target khalayak
menengah ke atas, sedangkan PT.INDOSIAR adalah sebuah stasiun tv yang
memproyeksikan tujuan khalayaknya untuk menengah kebawah. Atas dasar itu
pula, di sini peneliti mencoba menelaah bagaimana divisi public relations
melakukan sosialisasi kepada para karyawan atau seluruh sumber daya perusahaan
dengan cara komunikasi yang tepat sehingga pesan yang disampaikan akan
sampai dengan baik.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan topik dan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Strategi Public Relations Dalam Sosialisasi Budaya Kerja di
PT.Indosiar Daan Mogot Jakarta Barat ? “
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi
strategi apa saja yang telah dilakukan oleh Divisi Public Relations dalam
mensosialisasikan budaya kerja di PT.Indosiar Daan Mogot Jakarta Barat.
8
1.3.2
Kegunaan Penelitian
1.3.2.1 Kegunaan Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan keilmuan
kepada seluruh civitas komunikasi, khususnya Public Relations mengenai
aktivitas sosialisasi dan informasi yang diberikan serta menerapkan dan
mengembangkan teori-teori ilmu komunikasi pada umumnya dan menggambarkan
serta memberikan manfaat yang diperoleh peneliti selama ini, juga diharapkan
dapat menjadi bahan kajian ilmiah bagi pihak lain yang ingin menindak lanjuti
penelitian ini.
1.3.2.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi PT. Indosiar Visual
Mandiri sebagai masukan untuk melakukan sosialisasi budaya kerja yang
diterapkan di perusahaan tersebut, serta berguna untuk membantu mengelola
budaya kerja di perusahaan itu agar dalam waktu selanjutnya perusahaan itu
mampu mengkoordinir komunikasi dengan lebih baik sehingga pesan yang akan
disampaikan oleh perusahaan untuk karyawan dapat diterima dengan baik dan
menimbulkan efek yang positif untuk perusahaan itu sendiri.
Dengan penelitian ini juga peneliti mengharapkan PT. Indosiar Visual
Mandiri akan mendapatkan bahan acuan untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
dalam
mensosialisasikan
budaya
kerja
perusahaan
mereka.
Download