BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab III mengenai rasio keuangan dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas yang terdiri dari rasio lancar, rasio sangat lancar, serta rasio kas dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2013, 2014, dan 2015 dapat dikatakan cukup baik. Hal tersebut dikarenakan jumlah rasio yang dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tergolong cukup tinggi, dimana Rp 1 kewajiban lancar dapat ditutup dengan rata-rata aset lancar sebesar Rp 5,34 atau dengan aset sangat lancar (kas, sekuritas jangka pendek, serta piutang) sebesar Rp 4,68 atau dengan kas sebesar Rp 3,76. Rasio likuiditas yang dimiliki PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk juga berada di atas rata-rata industri sejenis yang ada selama tiga periode terakhir. 2. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tergolong cukup solvable, karena berdasarkan perhitungan beberapa jenis rasio solvabilitas, perusahaan berada pada posisi yang cukup baik. Berdasarkan rata-rata industri yang ada, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk juga tergolong cukup baik. Diketahui bahwa sumber pembiayaan perusahaan didominasi oleh modal. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tidak memiliki risiko keuangan 102 103 yang besar karena utang yang besar, juga memiliki peluang yang besar untuk menghasilkan laba yang tinggi karena utang berkaitan dengan beban yang bersifat mengurangi laba. 3. Rasio profitabilitas yang cenderung mengalami penurunan diikuti dengan rasio aktivitas dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Laba mengalami penurunan diikuti dengan berkurangnya kontribusi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan (berupa aset dan modal) untuk menciptakan laba. Penurunan kontribusi sumber daya tersebut dapat terlihat dari kenaikkan jumlah aset tetap selama kurun waktu tiga tahun terakhir, namun hal tersebut tidak diikuti dengan kenaikkan penjualan sehingga laba yang diperoleh menurun. Rasio profitabilitas dan aktivitas PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dapat dikatakan mengalami penurunan, atau dengan kata lain, bahwa telah terjadi inefisiensi dalam penggunaan sumber daya. 4. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk termasuk perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Hal tersebut dapat terlihat dari jumlah Price Earning Ratio yang tinggi, Dividend Yield Ratio yang rendah, serta Dividend Pay-out Ratio yang rendah. Investor biasanya kurang tertarik karena PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tidak dapat diharapakan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi lagi, selain itu juga karena PT Indocement Tunggal Prakarsa telah mempunyai harga pasar per lembar saham yang tergolong tinggi. 104 B. Saran 1. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebaiknya meningkatkan kontribusi sumber daya yang ada guna menciptakan penjualan yang maksimal. Sumber daya yang dimaksud tersebut adalah aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara memakai peralatan yang baru dan lebih efisien tanpa melakukan penambahan tenaga kerja, atau dengan kata lain menghentikan peralatan yang lama untuk sementara waktu, karena seperti yang diketahui perusahaan menambah plan produksi yang ada dengan pembangunan plan ke 14. Mengingat kondisi pasar domestik yang sedang kurang baik akibat kelebihan pasokan semen untuk sekarang ini yang menyebabkan turunnya harga semen di awal tahun 2016 ini, maka kurang bijak apabila perusahaan malah menambah plan produksi. 2. Sebaiknya perusahaan lebih memfokuskan penjualan pada pasar domestik, karena seperti yang diketahui pemerintah sekarang ini sedang melakukan penambahan dan perbaikan infrastruktur seperti jalan, jembatan, maupun sarana publik lainnya. Hal tersebut tentu menciptakan peluang bisnis bagi perusahaan. Upaya tersebut dilakukan guna meningkatkan penjualan yang menurun pada tahun 2015, dimana penjualan mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2014 dan 2015. 3. Sebaiknya perusahaan memperketat kebijakan pemberian piutangnya, karena dilihat dari perputaran piutang usahanya perusahaan mempunyai rata-rata lamanya penagihan yang cukup tinggi. Hal tersebut tentu meningkatkan risiko tidak tertagihnya piutang usaha tersebut. Upaya 105 tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan piutang yang mempunyai jumlah yang material hanya kepada distributor yang telah dikenal dan dipercaya dengan cara melihat track record sebelumnya. Selain hal tersebut, bagi distributor harus memberikan jaminan misalnya dengan bank garansi jika melakukan transaksi utang piutang kepada perusahaan.