TUNA DAKSA & CEREBRAL PALSY 2017 VIDEO PEMBUKA (PARALYMPIC, 2000) REVIU FILM – KESAN PERTAMA? (KASIHAN, HEBAT, SEMANGAT, CACAT TAPI BERPRESTASI, DLL) – PEMBELAJARAN AWAL: – KETERbatasan fisik bukan halangan berprestasi – Butuh latihan ekstra keras – Cacat fisik apa saja? – Kenapa bisa cacat fisik? : kelainan kongenital (clubfoot), kerusakan tubuh akibat penyakit (poliomyelitis, TBC, dll), atau hal lain ? (cerebral palsy, amputasi, fractures, terbakar?) – APA KETERBATASANNYA? – KARAKTERISTIK PSIKOLOGIS DAN PERILAKUNYA? (prestasi akademik/non? Kepribadian) – PENGEMBANGAN DIRI APA YANG BISA DILAKUKAN? FASILITAS YANG DIBUTUHKAN? – SIAPA YANG MEMBANTU PENGEMBANGAN DIRI PADA SISWA? KISAH KEBERHASILAN PENYANDANG CACAT TUBUH – REVIU… DEFINISI berbagai sumber: – HASIL SEMINAR PENDIDIKAN : Anak terhambat akibat polio myelitis, akibat kecelakaan, keturunan, cacat lahir, kelayuan otot2, peradangan otak, kelainan motorik krn kerusakan pusat saraf. – BIDANG KESEHATAN: anak yg kekurangan, sifatnya menetap pada alat gerak (tulang, otot, sendi) sehingga untuk berhasil dalam pendidikan, perlu perlakuan khusus – HALLAHAN & KAUFFMAN, 2006 : mereka yg terbatas fisik/masalah kesehatan lainnya yang mengganggu kegiatan belajar atau sekolah sehingga butuh pelayanan, pelatihan, peralatan/material/fasilitas2 khusus. RISKESDAS: RISET KESEHATAN DASAR – data untuk kelompok umur 15 tahun ke atas dan merupakan kondisi disabilitas dalam kurun waktu sebulan sebelum survei. Kondisi disabilitas diukur menurut penilaian responden mengenai tingkat kesulitan dirinya dalam melaksanakan fungsi tubuh, individu dan sosial SUSENAS: SURVEI EKONOMI DAN KESEHATAN NASIONAL DEFINISI UMUM KETIDAK MAMPUAN TUBUH SECARA FISIK UNTUK MENJALANKAN FUNGSI TUBUH SEPERTI DLM KEADAAN NORMAL. – YAITU: – ANAK2 LAHIR CACAT FISIK BAWAAN – KARENA AMPUTASI – GG NEUROMUSCULAR : CEREBRAL PALSY – GG SENSORIKMOTORIK (ALAT INDERA) – PENYAKIT KRONIS – Dua dekade dari tahun 1980an terdapat peningkatan prevalensi keterbatasan fisik (Hallahan, kauffman, 1988).. Disebabkan hambatan dalam identifikasi & layanan medis bagi ABK. – Pusat Data Informasi Nasional (PUSDATIN) Kementrian Sosial tahun 2010 : Prevalensi penyandang tuna daksa tahun 2010 adalah 3.010.830 orang – Menurut Feist & Feist (2006), kekurangan yang terdapat pada salah satu bagian tubuh individu dapat mempengaruhi individu tersebut secara keseluruhan KLASIFIKASI (…) TUNA DAKSA BAGIAN D TUNA DAKSA BAGIAN D1 KLASIFIKASI (Hallahan & Kauffman, 2006) gg. NEUROMOTOR GG. ORTOPEDIK KONDISI LAIN KLASIFIKASI (Hallahan & Kauffman, 2006) – GG. NEUROMOTOR (1): – GG FISIK AKIBAT LUKA PADA OTAK / SPINAL CORD (KERUSAKAN SARAF) sebelum, selama, setelah kelahiran. – pengaruhi GERAKAN BAGIAN2 TUBUH – Disebabkan : EKSTERNAL (traumatic brain injury) NON TRAUMATIK (hipoksia hampir tenggelam, infeksi otak, stroke, liver) DRUGS/RACUN KIMIA – SIMPTOM SELALU SAMA : LUMPUH/LEMAH OTOT GG. NEUROMOTOR (2) CEREBRAL PALSY SPINA BIFIDA • Kelumpuhan otak • Akibat kerusakan otak, infeksi kehamilan, plasenta tidak mencukupi, darah anak-ibu tidak kompatibel, trauma fisik. • Tubuh/perkataan/ekspresi wajah • Sosioekonomi rendah: malnutrisi, bahaya lingk saat bayi, perawatan pra kelahiran • Tipe: gerakan, daerah kerusakan, tk kerusakan • Gg motoric + rendah IQ sulit belajar/pahami sesuatu • Klainan bawaan, gg saluran sumsumtulang blkg tidak tertutup dg benar syaraf dpt keluar • 3 jenis: oculta (palin ringan, saraf tidak keluar), meningocele (tlg belakang terpisah, saraf normal tapi selaput rusak), myelomeningocele (paling berat, lar tl belakang terpisah, ada benjolan berupa tumor, berisi jaringan saraf, kelumpuhan, gg alat kencing, , tidak dapat control BAK,BAB) • Sulit orientasi /penilaian spasial, arah, jarak, organisasi kemp motoric. EPILEPSI/KEJANG POLIO • Epilepsi : kejang berulang. • Kejang: perubahan kesadaran yg tjdi tiba2, krn kekurangan energy elektris y abnormal dalam otak, krn CP, penyakit & kondisi tntu. • Sebab: virus menyerang otak, ubah bentuk kaki, kelumpuhan • Juml menurun karena imunisasi sjk thn 1950 • Anak tidak alami keterbelakang mental, dpt sekolah biasa GG. ORTOPEDIK & OTOT RANGKA – Dialami anak yang cacat fisik akibat kelemahan /penyakit otot atau tulang, sendi – Tidak ada kerusakan neurologis, IQ tidak terpengaruh – Yg terpengaruh adalah gerakan (sulit duduk, jalan/gunakan tangan) – Dapat diturunkan sejak lahir/setelahnya, akibat kerusakan genetic, penyakit menular, gg perkembangan. – butuh sekolah khusus meningkatkan mobilitas siswa, pengalaman sekolah terasa normal GG. ORTOPEDIK & OTOT RANGKA (2) • TURUNAN, akibat degenerasi jaringan otot, diperkirakan diturunkan kpd anak laki2. • Baru dapat didiagnosa setelah usia 3th/saat masuk sekolah. MUSCULAR th DISTRHOPH • Kadang berdampak keterbelakangan mental ringan, susah berjalan, baru bisa jln usia 10-12 an, Nampak scoliosis, usia pendek (belasan th ) karena gagal jantung& infeksi paru2 Y • Peradangan kronis pd otot & persendian sakit, bengkak, kaku sendi hancurkan persendian sgt merusak aktivitas. JUVENILE • Karena sist kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yg normal, harusnya serang infeksi. Makin resiko dr REUMATHOID usia, hormone, genetis, lingk, obesitas, merokok. Cek: darah, fisik, xray. ARTHRITIS • Kdg disertai komplikasi (mata, paru2, kulit, pmb darah). Cara penyembuhan belum diketahui, bisa minimal dg atur gaya hidup sehat. SCOLIOSIS BAWAAN • yaitu gg posisi lekukan susunan tl belakang yg bengkok ke arah lateral, shg nampak bengkok ke samping. , bentu S/C • Sebab: neuromuscular karena CP, kelemahan otot, cedera tl belakang. • Gg bentuk bertambah seiring pertumbuhn badan. Lengkungan 20-40% perlu bantuan penopang, < 20% tidak terlalu perlu. > 40% perlu operasi untuk meluruskan tl belakang & penyatuan tl belakang. • Yaitu gg anggota tubuh tdk lengkap, tgn kaki buntung, jari2 tidak lengkap/tumbuh lebih. • Sebab : obat2an ibu selama hamil : thalidomitde./karena kecelakaan/amputasi. KONDISI LAIN yg mempengaruhi kesehatan & kemmp fisik ASMA HEMOFILIA • Adl gg system pernafasan yi penyempitan pembuluh tenggorokan karena berespon thd bbg stimulus tertentu • Umum pada anak2 usia 6-13 th (25%), 5% kronik. • Penyempitan karena pembengkakan selaput lendir yg melapisi pembuluh tenggorokan & memproduksi lendir tambahan. • Mucul usaha lebih keras u/ambil nafas, hingga bersuara/megap2 • Sebab: genetic, pemicu: infeksi virus influenza, prubahan cuaca, dingin lembab, hujan/olga., emosi kecewa, alergi serbuk bunga/debu, makanan kering/soft drink, • Gejala: bunyi mendecit, gelisah, hiperaktif • Adl kelainan genetis yi tubuh kurang memproduksi salah 1 protein yg sangat diperlukan tubuh dlm proses pembekuan darah. • Hal ini penting untuk menyembuhkan luka saat pendarahan sulit dihentikan. • Gejala: lebam kebiruan, pd otot, nyeri sangat. • Jarang tjdi. 1: 10.000 pendd pria. Pembawa sifat: perempuan. • Jenis : A, B, C Lanjutan …. KESULITAN PENDERITA ASMA DLM PENDD • Kurang partisipasi dlm aktivitas berat • Kurang tidur < termotivasi sekolah • Tidak konsentrasi, < gairah • Sulit mempertahankan hub dg teman EFEK PSIKOLOGIS HEMOFILIA • Bagi keluarga : syok dg biaya perawatan yg mahal. & rutinitas penyembuhan yg intens • Penderita: tekanan psiko, dan fisik, pribadi tertutup, kurang PD beraktivitas berat, merasa berbeda, dalam pengawasan dan kehati2hatian ketika bermain • Beban dianggap anak malas karena mgk sering tidak masuk sekolah • Tertinggl dalam pelajaran sekolah MASALAH PERKEMBANGAN : BIOLOGIS PSIKOLOGIS SOSIAL • Gg reflek • Perasaan kulit • Fungsi sensoris • Pengaturan sikap & gerak • Fungsi metabolisme & sist. Endokrin • Fungsi gastrointestinal • Fungsi sirkulasi darah • Fungsi pernafasan • Fungsi ekresi urin • Yg jadi stressor: Gg fisiknya, adaptasi thd hambatannya, Reaksi dr teman/anggota keluarga thd penyakit anak PENERIMAAN DIRI ANAK • Pengalaman pengobatan di RS, khilangan waktu bermain, segala aktivitas di jadwal (berobat, makan, obat, dll) • Konsep sehat-sakit menambah beban pikiran anak. • Tergantung penerimaan diri anak. • KONSEKUENSI : • Tingkah laku dlm mengatasi kesukaran anak akibat hambatannya • Penyesuaian diri, penyesuaian social • Kemamp kognitif dan keberhasilan dlm pendidikannya FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI PENERIMAAN DIRI F. INTERNAL • KONSEP DIRI • Pengaturan emosi • Harapan & aspirasi realistis • Daya juang/optimisme F. EKSTERNAL • Dukungan sos Tujuan Pendidikan Anak Tunadaksa Bersifat Ganda (Dual Purpose) (Widiati, dkk., (2010)) – (1) aspek rehabilitasi yang sasarannya adalah pemulihan fungsi fisik, dan – (2) berhubungan dengan tujuan pendidikan. INTERVENSI MULTIDISIPLIN REHAB • TUJUAN: dpt melakukan aktivitas sehari2 • Komposisi tim: dokter, perawat, fisioterapis, terapis okupasi, ahli alat penyangga, psikolog, pekerja sos, pelatih Olga, dll • Tugas : mengkaji anak dlm biologis, psiko, sos. Buat rencana bdsr tahap kegiatan melaksanakan, memonitor, mengevaluasi kemajuan anak. • Tim sesuai bidang keahlian • Merupakan prog lanjutan dr Rehab. • Tergantung inteligensi anak & berat ringan gg fisiknya • Yg alami keterbelakangan mental ikut sekolah khusus, terapi okupasi ikut YPAC seusai jam sekolah • Perlu pendampingan dlm adaptasi, dpt pelajaran tambahan selama tertinggal d waktu pengobatan. Olga disesuaikan kondisi anak. • Kurikulum sesuai anak reg. • Dilakukan selama fisioterapi dan prog rehab sebelumnya. Karena biasanya anak sering putus asa Dilakukan oleh keluarga, dan tim. anak semangat ikuti prog. • Dilakukan u/kembali kesekolah & masy. • Bagi yg tidak sekolah, diberi ketrampilan khusus sesuai minat & bakat. bias mencari nafkah, menjadi berguna. • Bimbingan spiritual kuatkan iman tegar hadapi kecacatan. • Bimbingan u/klrg: siapkan mental diri siapkan mental anak, beri perlakuan yg tepat & supportif, jalin hubgn dg tim rehab PROG.PENDIDIKAN SEKOLAH BIMBINGAN & PENYULUHAN MOTIVASI DLM BELAJAR KETRAMPILAN – Diarahkan oleh keluarga/guru. Karena sifat anak yg tergantung org lain – Dapat untuk mencari uang – Hobi – Berguna bagi kehidupan mendatang INKLUSIF, persiapannya: – DUKUNGAN STRUKTURAL : gedung sekolah di lantai dasar, bentuk toilet, fasilitas fisik (kursi roda) (Stieler dalam Ashman & Elkins, 1998) – PROG PENDIDIKAN INDIVIDUAL /PPI/IEP (Individual Educational Programme) Perlu penjadwalan khusus, perencanaan dalam program kegiatan (tujuan khusus,umum) dan cara evaluasi khusus PENDAMPINGAN Asisten abk u/memastikan partisipasi anak, bantu perawatan bantu diri yg belum dikuasai – KOMPETENSI GURU Banyak luangkan waktu, memastikan dampak penguasaan oleh anak, bangun tim dg profesi lain, buat perencanaan belajar indvl, bantu ABK bangun hub social yg lebih luas, tanamkan keyakinan diri ABK – PELATIHAN GURU cara menangani kebutuhan ABK, psikologis ABK, buat PPI ABK DAPUS – Hallahan, D.P., Kauffman, J.M. (1988). Exceptional Children. Introduction to special edition. Fourth edition. Prentice Hall. – Mangunsong, frieda. (2009). Psikologi dan pendidikan anak kebutuhan khusus. Jilid kesatu. Depok: lEmbaga Pengembangan Sarana Pengukuran Dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI. – Virlia, Stefani., & Wijaya, Andri. (2015). Penerimaan Diri pada Penyandang Tunadaksa . Seminar Psikologi & Kemanusiaan .Universitas Bunda Mulia Jakarta KLASIFIKASI (Hallahan & Kauffman, 1988) Prestasi akademik Karakteristik Kepribadian