BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen - komponen yang digunakan dalam seluruh unit alat ini. Agar pembahasan tidak melebar dan menyimpang dari topik utama laporan ini, maka setiap komponen hanya di bahas sesuai fungsi nya pada masing- masing unit nya. 2.1 Mikrokontroler Dalam merancang aplikasi elektronika digital dibutuhkan sebuah alat/komponen yang dapat menghitung, mengingat, dan mengambil pilihan dan digunakan sebagai otaknya. Kemampuan ini dimiliki oleh sebuah komputer, namun tidaklah efisien jika harus menggunakan komputer hanya untuk keperluan tersebut. Untuk itu komputer dapat digantikan dengan sebuah mikrokontroler. Mikrokontroler sebenarnya adalah pengembangan dari mikroprosesor, namun dirancang khusus untuk keperluan instrumentasi sederhana. 2.1.1 Mikrokontroler ATMega8 Mikrokontroler dapat dianalogikan sebagai sebuah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah chip, artinya di dalam sebuah IC mikrokontroler sebetulnya sudah terdapat kebutuhan minimal agar mikroprosesor dapat bekerja, yaitu meliputi mikroprosesor, ROM, RAM, I/O dan clock seperti halnya yang dimiliki oleh sebuah PC. 4 Mengingat kemasannya yang berupa sebuah chip dengan ukuran yang relatif lebih kecil, tentu saja spesifikasi dan kemampuan yang dimiliki oleh mikrokontroller akan menjadi lebih rendah bila dibandingkan dengan sistem komputer seperti PC baik dilihat dari segi kecepatannya. Tidak seperti system komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Meskipun dari sebuah kemampuan lebih rendah tetapi mikrokontroler memiliki kelebihan yang tidak bisa diperoleh pada sistem komputer yaitu,dengan kemasannya yang kecil dan kompak membuat mikrokontroller menjadi lebih fleksibel dan praktis digunakan terutama pada sistem-sistem yang relatif tidak terlalu kompleks atau tidak memerlukan bahan komputasi yang tinggi. 2.1.2 Arsitektur Mikrokontroler ATMega8 Mikrokontroller jenis AVR merupakan keluarga mikrokontroller RISC (Reduced Instruction Set Computing) keluaran Atmel. Konsep arsitektur AVR pada mulanya dibuat oleh dua orang mahasiswa di Norwegian institute of Technology ( NTH ) yaitu Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan. Mikrokontroler kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Atmel. Seri pertama AVR yang dikeluarkan adalah mikrokontroler 8 bit AT90S8515, dengan konfigurasi pin yang sama dengan mikrokontroler 8051, termasuk address dan data bus yang termultipleksi. Mikrokontroler instruksinya dikurangi AVR dari menggunakan segi teknologi ukurannya dan RISC dimana kompleksitas set mode pengalamatannya. Pada awal era industri komputer, bahasa pemograman masih 5 mengunakan kode mesin dan bahasa assembly. Untuk mempermudah dalam pemograman pada desainer komputer kemudian mengembangkan bahasa pemograman tingkat tinggi yang mudah dipahami manusia. Namun akibatnya, intruksi yang ada semakin kompleks dan membutuhkan lebih banyak memori. Dan tentu saja siklus eksekusi instruksinya menjadi semakin lama. Dalam AVR dengan arsitektur RISC 8 bit, semua instruksi berukuran 16 bit sebagian besar dieksekusi dalam 1 siklus clock. Berbeda dengan MCS-51 yang instruksinya bervariasi antara 8 bit sampai dengan 32 bit dan dieksekusi selama 1 sampai 4 siklus mesin membutuhkan 12 periode clock. Dalam pengembangannya , AVR dibagi menjadi beberapa varian yaitu AT908xx, ATMega, AT86RFxx dan ATTiny. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing varian adalah kapasitas memori dan beberapa fitur tambahan saja. Mikrokontroler ATMega8 merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8bit. Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega8 Beberapa tipe mikrokontroler yang berkeluarga sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535, ATMega16, ATMega32, ATmega328, dll. Yang membedakan antara mikrokontroler yang disebutkan antara lain adalah, ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/output), peripherial (USART, timer, counter, dll). Dari segi ukuran fisik, ATMega8 memiliki ukuran fisik lebih kecil 6 dibandingkan dengan beberapa mikrokontroler disebutkan diatas. Namun untuk segi memori dan periperial lainnya ATMega8 tidak kalah dengan yang lainnya karena ukuran memori dan periperialnya relatif sama dengan ATMega8535, ATMega32, dll, hanya saja jumlah GPIO lebih sedikit dibandingkan mikrokontroler yang lainnya. 2.1.3 Fitur Mikrokontroler ATMega8 Pada mikrokontroler ATMega8 ini terdapat beberapa fitur didalamnya diantaranya ialah fitur perangkat dan fitur spesial. Adapun yang dimaksud dari kedua fitur tersebut ialah: 2.1.3.1 Fitur Perangkat 1. Mempunyai dua buah Timer/Counter (pencacah) 8-bit dengan Prescale yang terpisah (berbeda-beda satu dengan yang lain), juga terdapat mode pembanding (Compare). 2. Memiliki satu buah Timer/Counter (pencacah) 16bit dengan Prescale yang terpisah, mode pembanding dan mode Capture. 3. Mencacah (counter) secara berkala (real time). 4. Mempunyai tiga saluran (channel) PWM (Pulse Width Modulation). 5. Terdapat delapan saluran ADC (Analog to Digital Converter) pada kemasan/ paket TQFP (Thin Quad Flat Pack) dan QFN (Quad Flat Nolead)/ MLF (Micro Lead Frame) dan bisa mencapai 10-bit dengan akurasi yang tinggi. 6. Enam saluran ADC pada kemasan PDIP (Plastic Dual Inline Package), bisa mencapai 10-bit dengan akurasi tinggi. 7 7. Memiliki antarmuka serial dua kabel (two-wire) berorientasi byte. 8. Dapat diprogram dengan komunikasi Serial USART (Universal Synchronous and Asynchronous serial Receiver and Transmitter). 9. Memiliki antarmuka SPI (Serial Peripheral Interface) dengan tingkat Master/ Slave. 10. Mempunyai Watchdog (monitoring) Timer dengan osilator yang terpisah di dalam Chip. 11. Memiliki Analog Comparator (pembanding analog) di dalam Chip. 2.1.3.2 Fitur Spesial 1. Terdapat Reset dengan Power-on, dan pendeteksi brown-out Brown-out adalah kondisi ketidakstabilan power supply (sumber tegangan) seperti kadang menyala, kadang tidak, kadang tegangan naik, kadang turun, tetapi dengan waktu yang cepat sehingga kadang kita tidak menyadarinya. Biasanya jika terdapat peristira ini lampu akan redup, bahkan bisa hidup dan mati. Peristiwa ini bisa merusak perangkat jika dibiarkan terus menerus. 2. Memiliki kalibrasi untuk osilator internal Disamping menduukung osilator external, ATmega8 juga memiliki osilator internal dan memiliki kalibrasi khusus yang terdapat didalamnya 3. Mempunyai sumber interrupt eksternal dan internal Pin INT merupakan sistem interrupt dan memiliki sumber interrupt eksternal dan internal 8 4. Terdapat lima mode sleep, yaitu: Idle ADC Noise Reduction Power-safer Power-down Standby 2.1.4 Konfigurasi Pin Pada Mikrokontroler ATMega8 Gambar 2.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega8 Konfigurasi Mikrokontroler ATMega8 dapat dilihat digambar 2.1 diatas, Mikrokontroler ATMega8 memiliki 28 pin yang terdiri dari Input/Output, Vcc, GND,dan AREF. Secara fungsional konfigurasi pin-pin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan atau catu daya. 2. GND merupakan pin ground. 9 3. Port B (PB0 – PB7) merupakan jalur 8 bit yang difungsikan sebagai input/output. 4. Port C (PC0 – PC6) merupakan jalur data 7 bit yang difungsikan sebagai input/output data digital. 5. Port D (PD0 – PD7) merupakan jalur data 8bit yang masing-masing pinnya juga dapat difungsikan sebagai input/output. 6. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC. 2.1.5 Deskripsi Pin-pin Pada Mikrokontroler ATMega8 Mikrokontroler ATMega8 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC, dan PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperial lainnya. 1. PORT B PORTB merupakan jalur data 8bit yang dapat difungsikan sebagai input/output. Selain itu PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti yang tertera pada tabel di bawah ini: Tabel 2.1 Fungsi Alternatif PORT B pada setiap pin 10 - ICP1(PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin. - OC1A(PB1), OC1B(PB2) dan OC2(PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran PWM (pulse width modulation). - MOSI(PB3), MISO(PB4), SCK(PB5), SS(PB2) merupakan jalur komunikasi SPI. Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP). TOSC1(PB6) dan TOSC2(PB7) dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk timer. - XTAL1(PB6) dan XTAL2(PB7) merupakan sumber clock utama mikrokontroler. Perlu diketahui, jika kita menggunakan clock internal (tanpa crystal) maka PB6 dan PB7 dapat difungsikan sebagai input/output digital biasa. Namun jika kita menggunakan clock dari crystal external maka PB6 dan PB7 tidak dapat kita gunakan sebagai input/output. 2. PORT C PORTC merupakan jalur data 7bit yang dapat difungsikan sebagai input/output digital. Fungsi alternatif PORTC antara lain sebagai berikut: Tabel 2.2 Fungsi Alternatif PORT C pada setiap pin 11 - ADC 6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog menjadi data digital. - I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC. I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas, accelerometer nunchuck, dll. - RESET merupakan salah satu pin penting di mikrokontroler, RESET dapat digunakan untuk merestart program. Pada ATMega8 pin RESET digabungkan dengan salah satu pin IO (PC6). Secara default PC6 ini didisable dan diganti menjadi pin RESET. Kita dapat mendisable fungsi pin RESET tersebut untuk menjadikan PC6 sebagai pin input/output. Kita dapat melakukan konfigurasi di fusebit untuk melakukan pengaturannya, namun saya sarankan untuk tidak merubahnya karena jika pin RESET di disable maka kita tidak dapat melakukan pemograman melalui jalur ISP. 3. PORT D PORTD merupakan jalur data 8bit yang masing-masing pin-nya juga dapat difungsikan sebagai input/output. Sama seperti PORTB dan PORTC, PORTD juga memiliki fungsi alternatif seperti terlihat pada tabel dibawah ini: 12 Tabel 2.3 Fungsi Alternatif PORT D pada setiap pin - USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial. - Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program, misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi hardware/software maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan program interupsi. - XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun kita juga dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu membutuhkan external clock. - T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan counter external untuk timer 1 dan timer 0. - AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog comparator. 13 2.1.6 Kebutuhan Clock Sumber clock pada ATMega8 secara garis besar ada 2 buah, yaitu clock internal dan clock external. Untuk clock internal maksimum clock yang dapat digunakan adalah 8MHz, sedangkan untuk clock external maksimum clock yang dapat digunakan adalah sebesar 16MHz. Lebih jelasnya mengenai berbagai macam sumber clock dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 2.4 Jenis-jenis sumber Clock Untuk sumber clock external kita dapat menggunakan RC osilator atau crystal osilator. Namun biasanya yang lebih banyak digunakan adalah osilator tipe crystal. 2.2 RTC (Real Time Clock) DS1307 Real Time Clock (RTC) DS1307 adalah IC yang dibuat oleh perusahaan Dallas Semiconductor. RTC (Real Time Clock) DS1307 bekerja dengan daya rendah (low power), memiliki kalender/jam BCD dan SRAM yang nonvolatile dengan kapasitas 56 bytes. Alamat dan data dikirim melalui 2 kabel dwi-arah. Jam dan kalender pada DS1307 menyediakan informasi detik, menit, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun. Banyak hari dalam satu bulan diatur secara otomatis oleh IC ini 14 baik untuk 31 hari maupun kurang. Jam bekerja dalam format 24 jam atau 12 jam dengan indikator AM/PM. DS1307 dapat mendeteksi secara otomatis catu dayanya, jika catu daya ke sistem mati, maka secara otomatis DS1307 akan mengambil catu daya dari baterai (jika dipasang). DS1307 memiliki akurasi (kadaluarsa) hingga tahun 2100. Pada sistem komputer chip RTC sering dijumpai pada motherboard PC (biasanya terletak dekat chip BIOS). Semua komputer menggunakan RTC karena berfungsi menyimpan informasi waktu terkini dari komputer yang bersangkutan. RTC dilengkapi dengan baterai sebagai pensuplai daya pada chip, sehingga jam akan tetap up-to-date walaupun komputer dimatikan. RTC dinilai cukup akurat sebagai pewaktu (timer) karena menggunakan osilator kristal. Ada beberapa jenis RTC, yaitu : DS1307, DS1302, DS12C887, DS3234. Gambar 2.3 RTC (Real Time Clock) DS1307 2.2.1 Konfigurasi pin RTC DS1307 Adapun konfigurasi dari setiap pin pada RTC DS1307 adalah: 1. VCC, GND : Tegangan DC disediakan pada pin ini. Vcc bernilai 5 volt. Jika diberikan tegangan 5 volt, IC dapat diakses secara penuh baik untuk 15 menulis maupun membaca data. Ketika baterai disambungkan pada IC dan nilai Vcc dibawah 1.25 Vbat. Proses penulisan dan pembacaan data tidak dapat dilakukan, namun proses pencacahan waktu tetap berjalan dan tidak terpengaruh oleh peenurunan Vcc, karena IC akan mengambil sumber tegangan dari Vbat. 2. Vbat : Digunakan sebagai masukan baterai lithium 3 volt atau sumber energy yang lain. Tegangan baterai harus berkisar antara 2 volt sampai 3.5 volt. Baterai lithium 48 mA atau lebih besar dapat digunakan lebih dari 10 tahun pada suhu 25oC. 3. SCL (Serial Clock Input) : SCL digunakan untuk sinkronisasi perpindahan data pada antarmuka serial. 4. SDA (Serial Data Input/Output) : SDA berfungsi sebagai pin masukan dan keluaran pada antarmuka serial 2 kabel. Pin SDA dan SCL membutuhkan resistor pull-up sekitar 4K7ohm. 5. SQW/OUT (Square Wave/Output Driver) : Jika diaktifkan, SQWE bit harus diset ke 1. SQWE akan mengeluarkan gelombang kotak dengan pilihan frekuensi (1Hz, 4kHz, 8kHz, 32kHz). Pin SQW/OUT membutuhkan resistor pull-up eksternal. SQW/OUT dapat bekerja baik dengan sumber tegangan Vcc maupun dengan kristal 32,768kHz. 2.2.2 Fitur – fitur RTC DS1307 1. Real Time Clock menyimpan data – data detik, menit, jam, tanggal, bulan, tahun dan tahun valid hingga 2100. 2. 56 byte, battery backed, RAM (Random Access Memory) nonvolatile. 16 3. Antarmuka serial two wire (I2C). 4. Sinyal keluaran gelombang kotak terprogram (Programmable squarewave). 5. Konsumsi daya kurang dari 500nA menggunakan mode baterai cadangan dengan operasional osilator. 6. Tersedia fitur industri dengan ketahanan suhu antara -40oC hingga +85oC. 7. Tersedia dalam kemasan 8-pin DIP atau SOIC. 2.2.3 Peta Alamat RTC DS1307 Pemetaan alamat pada RTC DS1307 dimana register-register DS1307 ditempatkan pada lokasi pengalamatan 00h sampai 07h. Sedangkan register register RAM (Random Access Memory) ditempatkan pada lokasi pengalamatan 08h sampai 3Fh. Khusus alamat 02H, bit-6 LOW untuk siklus jam 00–24 dan HIGH untuk siklus jam 00–12. Bit-5 HIGH pada saat PM dan LOW pada saat AM atau angka puluhan jika bit-6 LOW. Tabel 2.5 Peta Alamat RTC DS1307 17 2.2.4 Register Kontrol RTC DS1307 Register kontrol pada RTC DS1307 digunakan untuk mengontrol operasi pada pin SQW/OUT. Tabel 2.6 Register Kontrol Pada RTC DS1307 BIT 7 BIT 6 BIT 5 BIT 4 BIT 3 BIT 2 BIT 1 BIT 0 OUT X X SQWE X X RS1 RS0 1. Bit 7 Output Control (OUT) : Bit 7 adalah keadaan jika pin SQW/OUT di disable sehingga tidak mengeluarkan clock, bit 7 ini menentukan level sinyal yang keluar dari pin SQW/OUT. Jika bit 7 ini LOW, maka level pin SQW/OUT ikut LOW dan jika bit 7 ini HIGH, maka level pin SQW/OUT ikut HIGH. 2. Bit 4 Square-wave Enable : Digunakan untuk enable/disable keluarnya clock dari pin SQW/OUT. HIGH berarti enable dan LOW berarti disable. Frekuensi sinyal clock yang keluar dari pin SQW/OUT ditentukan oleh kondisi bit 1 dan bit 0. 3. Bit 1 dan 0 Rate Select (RS1, RS0) Digunakan untuk menentukan frekuensi yang keluar dari pin SQW/OUT. Kombinasi nilai RS0, dan RS1 menghasilkan output gelombang kotak dengan nilai frekuensi masingmasing yang ditunjukkan oleh tabel 2.7 Tabel 2.7 Frekuensi SQW Output 18 2.2.5 Komunikasi I2C Pada RTC DS1307 Untuk membaca data tanggal dan waktu yang tersimpan di memori RTC DS1307 dapat dilakukan melalui komunikasi serial I2C seperti tampak pada gambar berikut: Gambar 2.4 Komunikasi serial RTC dengan I2C Dari gambar 2.4 diatas dapat dilihat DS1307 beropersai sebagai slave pada bus I2C. Cara Access pertama mengirim sinyal START diikuti device address dan alamat sebuah register yg akan dibaca. Beberapa register dapat dibaca sampai STOP condition dikirim. I2C singkatan dari Inter Integrated Circuit, adalah sebuah protokol untuk komunikasi serial antar IC, dan sering disebut juga Two Wire Interface (TWI). Bus yang digunakan untuk komunikasi antara mikrokontroler dan divais periferal seperti memori, sensor temperatur dan I/O expander. Komunikasi dilakukan melalui dua jalur: SDA (serial data) dan SCL (serial clock). Setiap divais I2C memiliki 7-bit alamat yang unik. MSB adalah fix dan ditujukan untuk kategori divais. Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi 19 serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data. Divais yang mengirim data sepanjang bus disebut master, divais yang menerima data disebut slave. Master memulai transmisi dengan sebuah sinyal start, dan menghentikan transmisi dengan sebuah sinyal stop pada jalur SDA. Selama sinyal start dan stop, jalur SCL harus dalam keadaan high. Setelah master memulai pengiriman data dengan sebuah sinyal start, master menulis satu byte alamat divais kepada slave. Setiap byte data harus memiliki panjang 8-bit. Slave harus memberikan konfirmasi dari byte data yang diterimanya dengan sebuah bit acknowledge (ACK). Sinyal Start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah, didefinisikan sebagai perubahan tegangan SDA dari 1 menjadi 0 pada saat SCL 1. Sinyal Stop merupakan sinyal untuk mengakhiri semua perintah, didefinisikan sebagai perubahan tegangan SDA dari 0 menjadi 1 pada saat SCL 1. Sinyal dasar yang lain dalam I2C Bus adalah sinyal acknowledge yang disimbolkan dengan ACK. Setelah transfer data oleh master berhasil diterima slave, slave akan menjawabnya dengan mengirim sinyal acknowledge, yaitu dengan membuat SDA menjadi 0 selama siklus clock ke 9. Pada komunikasi I2C antara DS1307 dan mikrokontroler, data- data jam dan yang lain dikirim dalam format BCD. Data dikirim per-byte dari mikrokontroler ke DS1307 secara serial. Setelah menerima satu byte data, DS1307 sebagai slave akan mengirim sinyal acknowledge ke mikrokontroler. Sinyal acknowledge adalah tanda bahwa satu byte data telah diterima oleh DS1307. Awal komunikasi, mikrokontroler akan membangkitkan sinyal start I2C. Kemudian mikrokontroler akan mengirimkan alamat group dari DS1307 dan kode untuk menulis ke DS1307 pada LSB-nya dan kode tulis ini diberikan ke DS1307 20 karena mikrokontroler akan menuliskan terlebih dahulu alamat awal pembacaan register DS1307. Setelah itu, proses pembacaan I2C dimulai. Mikrokontroler mengirimkan alamat DS1307 beserta kode instruksi baca. Proses pembacaan dilakukan per-byte dimulai dari register deetik sampai register tahun. Setelah menerima data 1 byte utuh mikrokontroler akan mengirimkan sinyal acknowledge ke DS1307. Pada akhir pembacaan register tahun, akan dikirim sinyal notacknowledge dan diakhiri dengan sinyal stop. 2.3 IC Shift Register 74HC595 Shift register SIPO (Serial In Paralel Out) memiliki pin input serial, pin clock, dan beberapa pin output. Setiap kali sinyal clock terdeteksi di pin clock, nilai-nilai pada pin-pin output akan digeser ke kiri (umumnya), dan nilai pin input akan diselipkan menjadi bit terendah (LSB). Sinyal clock umumnya ditandai dengan perubahan tegangan naik (rising up) atau turun (rising down) tergantung dari spesifikasi shift register yang bersangkutan. Gambar 2.5 IC Shift Register 74HC595 74HC595 adalah IC (integrated circuit, sirkuit elektronika terpadu) dari keluarga TTL seri 74xx yang berfungsi sebagai Shift Register. Komponen elektronika ini memiliki register (kumpulan flip-flop) sepanjang 8-bit yang 21 menerima masukan secara serial dan keluaran paralel dalam 8-pin keluaran. Data masukan disimpan pada register penyimpanan tipe-D sepanjang satu byte (8 bit D-type storage register). Register penyimpanan ini memiliki keluaran paralel dengan 3 kondisi (3-state): HIGH, LOW, dan NULL (High-Z, High Impedance). Sumber detak terpisah disediakan untuk masing-masing register (shift register dan storage register). Shift Register memiliki pin kendali SRCLR untuk mereset data di antrian (direct overriding clear control), pin masukan serial (SER), dan pin keluaran serial untuk disambungkan dengan IC lainnya (cascading). Dengan adanya pin keluaran serial ini, data keluaran paralel dapat diekspansi menjadi lebih dari 8-bit. Shift register clock (SRCLK) maupun storage register clock (RCLK) dipicu pada sisi positif signal (positive-edge triggered). Bila kedua sumber detak disambungkan bersama-sama, shift register akan selalu satu pulsa detak lebih awal dibanding storage register. 2.4 IC ULN2803 ULN2803 adalah chip Integrated Circuit (IC) berupa rangkaian transistor Darlinton dengan Tegangan Tinggi. Hal ini memungkinkan untuk membuat antarmuka sinyal TTL dengan beban tegangan tinggi. Chip mengambil sinyal tingkat rendah (TLL, CMOS, PMOS, NMOS) yang beroperasi pada tegangan rendah dan arus rendah dan bertindak sebagai relay, menyalakan atau mematikan tingkat sinyal yang lebih tinggi di sisi yang berlawanan. Secara fisik ULN2803 adalah konfigurasi IC 18-pin dan berisi delapan transistor NPN. Pins 1-8 menerima sinyal tingkat rendah, pin 9 sebagai grounding (untuk referensi tingkat 22 sinyal rendah). Pin 10 adalah COM pada sisi yang lebih tinggi dan umumnya akan dihubungkan ke tegangan positif. Pins 11-18 adalah output (Pin 1 untuk Pin 18, Pin 2 untuk 17, dst). Gambar 2.6 Intergrated Circuit (IC) ULN2803 Di sisi output ULN2803 umumnya berada pada selang nilai 50V/500mA, sehingga dapat mengoperasikan beban kecil secara langsung. Pada aplikasi lain, sering digunakan untuk daya kumparan dari satu atau lebih relay yang memungkinkan tegangan yang lebih tinggi atau arus yang lebih kuat, dikontrol oleh sinyal tingkat rendah. Dalam aplikasi arus kuat (listrik), ULN2803 menggunakan tingkat rendah (TTL) sinyal untuk mengaktifkan ataupun mematikan sinyal tegangan/arus yang lebih tinggi pada sisi output. 2.5 Liquid Crystal Display (LCD) LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan 23 lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan. Gambar 2.7 LCD (Liquid Cristal Display) 2.5.1 Pengendali/kontroler LCD (Liquid Crystal Display) Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display). Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan memori dan register. Memori yang digunakan microcontroler internal LCD adalah : a. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat karakter yang akan ditampilkan berada. b. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan. c. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut 24 merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal Display) tersebut sehingga pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM. 2.5.2 Register Kontrol Pada LCD (Liquid Crystal Display) a. Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari mikrokontroler ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display) dapat dibaca pada saat pembacaan data. b. Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau ke DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut ke DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya. 2.5.3 Konfigurasi Pin Pada LCD a. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler dengan lebar data 8 bit. b. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high menunjukan data. 25 c. Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis data, sedangkan high baca data. d. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar. e. Pin VBL berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt. Tabel 2.8 Konfigurasi Pin LCD No 1 2 3 Simbol Vss Vcc Vee Level - 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 RS R/W E DB0 DB1 DB2 DB3 DB4 DB5 DB6 DB7 V+BL V-BL H/L H/L Fungsi 0 Volt 5+10% Volt Penggerak LCD H=Memasukkan Data,L=Memasukkan Ins H=Baca, L=Tulis Enable Signal H/L H/L H/L H/L H/L H/L H/L H/L Data Bus Kecerahan LCD 2.5.4 Karakteristik LCD Modul LCD memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Terdapat 16 x 2 karakter huruf yang bisa ditampilkan. 2. Setiap terdiri dari 5 x 7 dot-matrix cursor. 3. Terdapat 192 macam karakter. 26 4. Terdapat 80 x 8 bit display RAM ( maksimal 80 karakter ). 5. Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit maupun dengan 4 bit. 6. Dibangun oleh osilator lokal. 7. Satu sumber tegangan 5 Volt. 8. Otomatis reset saat tegangan dihidupkan. 9. Bekerja pada suhu 0oC sampai 550C. 2.6 Light Emitting Diode (LED) LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda. LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Proses doping yang dimaksud dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna). 27 Gambar 2.8 Light Emitting Diode (LED) 2.7 Tactile Switch Tactile Switch merupakan komponen control yang sangat berguna, alat ini dapat kita jumpai pada panel listrik atau di luar panel listrik. Fungsi tombol tekan adalah untuk mengontrol kondisi on atau off rangkaian listrik, prinsip kerja tombol tekan adalah kerja sesaat maksudnya jika tombol kita tekan sesaat maka akan kembali pada posisi semula. Berdasarkan fungsinya tombol tekan terbagi atas 3 tipe kontak: 1. Kontak NO (Normally Open = Kondisi terbuka) Tombol jenis ini biasanya digunakan untuk menghubungkan arus pada suatu rangkaian Kontrol atau sebagai tombol start. Fungsi mengalirkan arus pada tombol ini terjadi apabila pada bagian knop nya ditekan sehingga kontaknya saling terhubung dan aliran listrik akan terputus apabila knopnya dilepas karena terdapat pegas. 2. Kontak NC (Normally Close = Kondisi Tertutup) Tombol jenis ini adalah jenis kontak tertutup. Biasanya digunakan untuk memutus arus listrik yaitu dengan cara menekan knopnya sehingga kontaknya terpisah, namun kalau 28 knop dilepas maka akan kembali pada posisi semula. Tombol jenis ini digunakan untuk tombol stop. 3. Kontak NO dan NC merupakan gabungan antara kontak NO dan kontak NC. Mereka berja secara bersamaan dalam satu poros. Jika tombol di tekan maka kontak NO yang semula terbuka (Open) dan kontak NC yang terhubung (Close) akan terbalik arah yaitu kontak NO akan menjadi terhubung (Close) dan kontak NC akan menjadi terbuka (Open). Jika knop pada tombol dilepaskan maka akan kembali ke posisi semula. Gambar 2.9 Tactile Switch 2.8 Bahasa Pemograman BASCOM-AVR Bahasa BASCOM-AVR menggunakan bahasa pemograman BASIC. Bahasa BASIC adalah bahasa pemograman yang dapat dikatakan bahasa pemograman berlevel tinggi. Bahasa pemograman berlevel rendah berarti bahasa pemograman yang berorientasi pada mesin, misalnya bahasa assembly. Sedangkan bahasa pemograman berlevel tinggi merupakan bahasa pemograman yang berorientasi pada manusia. Bahasa pemograman berlevel rendah merupakan bahasa pemograman dengan sandi yang hanya dimengerti oleh mesin, sehingga untuk 29 memprogram dalam bahasa ini diperlukan tingkat kecermatan yang tinggi. Bahasa pemograman berlevel tinggi relatif mudah digunakan, karena ditulis dengan bahasa manusia yang lebih mudah dimengerti dan tidak tergantung pada mesin. Penulisan program dalam bahasa BASCOM-AVR ini tidak mengenal aturan penulisan dikolam tertentu. Jadi bisa dimulai dari kolom manapun. Namun demikian, untuk mempermudah dalam pembacaan program dan untuk keperluan dokumentasi, sebaiknya penulisan program dalam bahasa BASCOM-AVR ini diatur sedemikian rupa sehingga mudah dibaca. BASCOM AVR menyediakan pilihan yang dapat mensimulasikan program. 2.8.1 Tipe Data Tipe data merupakan bagian program yang penting karena tipe data mempengaruhi setiap instruksi yang akan dilaksanakan komputer. Pemilihan tipe data yang tepat akan membuat operasi data menjadi lebih efesien dan efektif. Tabel 2.9 Tipe-Tipe Data Dalam BASCOM-AVR NO Tipe Jangkauan 1. Bit 0 atau 1 2. Byte 0 – 225 3. Integer -65,535 4. Word 0 – 65535 5. Long -2E+09 6. Single 1.5x10-45 – 3.4x1038 7. Double 5.0x10-324 – 1.7x10308 8. String >254 byte 30 2.8.2 Variabel Variabel adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk mewakili suatu nilai tertentu di dalam proses program yang dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Nama dari variable terserah sesuai dengan yang diinginkan namun hal yang terpenting adalah setiap variabel diharuskan : Terdiri dari gabungan huruf dan angka dengan karakter pertama harus berupa huruf, max 32 karakter. Tidak boleh mengandung spasi atau symbol-simbol khusus seperti : $, ?, %, #, !, &, *, (, ), -, +, = dan lain sebagainya kecuali underscore. Panjang sebuaah nama variabel hanya 32 karakter. Untuk dapat menggunakan variabel, maka variabel tersebut harus dideklarasikan terlebih dahulu pada program yang dibuat. 2.8.3 Operasi – operasi dalam BASCOM AVR Bahasa pemograman BASCOM AVR ini dapat digunakan untuk menggabungkan, membandingkan, atau mendapatkan informasi tentang sebuah pernyataan dengan menggunakan operator-operator yang tersedia di BASCOM AVR. Operator aritmatika adalah operator yang digunakan dalam perhitungan operator aritmatika meliputi + (tambah), - (kurang), / (bagi), dan * (kali). Operator Relasi berfungsi membandingkan nilai sebuah angka. Hasilnya dapat digunakan untuk membuat keputusan yang sesuai dengan program yang kita buat. Operator relasi meliputi: 31 Tabel 2.10 Operasi Relasi Opertor Relasi Pernyataan = Sama Dengan X=Y <> Tidak Sama Dengan X <> Y < Lebih Kecil Dari X<Y > Lebih Besar Dari X>Y <= Lebih Kecil Sama Dengan X <= Y >= Lebih Besar Sama Dengan X >= Y Operator Logika digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau memanipulasi bit dan bolean. Dalam BASCOM-AVR ada 4 buah operator logika, yaitu AND, OR, NOT, dan XOR. Operator fungsi adalah operator yang digunakan untuk melengkapi operator yang sederhana. 32