1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pengendalian internal merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dan akan selalu dibutuhkan oleh sebuah organisasi dalam rangka mencapai
tujuan. Risiko-risiko bawaan pada aset mengharuskan perusahaan untuk
menerapkan pengendalian internal. Penerapan tersebut dimaksudkan untuk
menjaga aset perusahaan dari kemungkinan-kemungkinan yang tidak
diinginkan, seperti penyalahgunaan aset ataupun pencurian aset.
Pengendalian internal merupakan proses yang dilaksanakan oleh
dewan direksi, manajemen perusahaan, dan personel lainnya untuk
memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tiga golongan
tujuan, yaitu: keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi. Secara
umum, penerapan pengendalian internal di perusahaan bertujuan untuk
melindungi aset/harta kekayaan perusahaan, termasuk data-data penting di
dalamnya.
Pengendalian
internal
menyediakan
kewajaran
atas
pengungkapan aset/harta kekayaan perusahaan, tidak bersifat absolut.
Namun demikian, pengendalian internal perlu diterapkan oleh perusahaan
untuk mencegah penyalahgunaan aset milik perusahaan.
Fungsi pengendalian internal ada tiga, yaitu: preventive control,
detective control, dan corrective control. Preventive control berfungsi untuk
1
2
mencegah timbulnya masalah yang mungkin terjadi. Detective control
berfungsi untuk menemukan masalah yang timbul dengan cepat. Corrective
control berfungsi untuk memperbaiki masalah yang telah terjadi, dengan
cara mengidentifikasi penyebab, mengoreksi kesalahan yang dihasilkan, dan
memodifikasi sistem untuk mencegah terjadinya kesalahan yang sama di
masa depan.
Pengendalian internal dibagi menjadi general control dan application
control. Sebagai general control, pengendalian internaldirancang untuk
memastikan lingkungan pengendalian organisasi dapat dikelola dengan baik
serta berlaku untuk semua jenis dan ukuran sistem. Sedangkan sebagai
application control, pengendalian internal digunakan untuk mencegah,
mendeteksi, dan mengoreksi transaksi yang eror dan fraud. Selain itu,
application control berguna untuk memperhatikan akurasi, kelengkapan,
validitas, dan otorisasi dari data yang diperoleh sampai menjadi laporan.
Terdapat empat konsep dasar pengendalian internal menurut Boynton.
Pertama, proses yang terintegrasi dengan suatu infrastruktur perusahaan
(process integrated with an entity’s infrastructure ). Kedua, yang
mengimplementasikan pengendalian internal adalah manusia. Ketiga, hanya
dapat memberikan keyakinan yang memadai ( can only provide reasonable
assurance ). Keempat, mencapai tujuan di dalam pelaporan keuangan,
kepatuhan, dan kegiatan operasional ( achieve objectives in financial
reporting, compliance, and operations ).
3
Pengendalian internal dimaksudkan untuk menghindari praktik
kecurangan ( fraud ) di dalam lini perusahaan. Kecurangan tersebut dibagi
menjadi dua, yaitu kecurangan dalam pelaporan laporan keuangan dan
penyalahgunaan aset. Kecurangan dalam pelaporan laporan keuangan dapat
berupa salah saji laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja,
sedangkan kecurangan dalam hal penyalahgunaan aset sering dikaitkan
dengan pencurian aset.
Terdapat banyak sekali contoh kasus penyalahgunaan aset yang terjadi
baik di perusahaan besar maupun kecil. Salah satu contoh kasus yang terjadi
adalah kasus pencurian yang dilakukan oleh karyawan di perusahaan PT
Thiess Contractor Indonesia (TCI), yang merupakan salah satu perusahaan
kontraktor dari PT Arutmin Indonesia Tambang Satui. Selain itu, kasuskasus lain yang sering terjadi adalah pencurian kas perusahaan. Kasus
pencurian terhadap kas biasanya dilakukan oleh karyawan-karyawan yang
memiliki tanggung jawab langsung terhadap kas perusahaan. Cara yang
digunakan untuk melakukan pencurian tersebut juga beraneka macam, mulai
dari pencurian secara langsung dari brankas perusahaan dan membuat
laporan atau bukti palsu, serta dengan melibatkan transfer bank.
Kecurangan-kecurangan yang terjadi dalam bidang akuntansi tersebut
tentu saja akan menimbulkan kerugian untuk perusahaan. Salah satu kasus
kecurangan terbesar yang terjadi adalah adanya fraud yang dilakukan oleh
perusahaan energi tingkat dunia Enron dan KAP Arthur Andersen. Kasus
tersebut
kemudian
memicu
lahirnya
acuan
hukum
utama
untuk
4
pengendalian internal, yaitu Sarbanes-Oxley Act, yang salah satu pasalnya
mewajibkan bagi setiap perusahaan untuk menerapkan pengendalian
internal. Salah satu rekomendasi untuk menerapkan pengendalian internal
adalah dengan menggunakan COSO Internal Control Framework. Kerangka
kerja ini dapat diterapkan pada perusahaan publik maupun kecil menengah.
Kas merupakan harta kekayaan perusahaan yang bersifat paling likuid.
Banyak transaksi perusahaan yang berhubungan dengan kas. Transaksitransaksi tersebut berasal dari siklus pendapatan, pengeluaran, pendanaan,
investasi, dan siklus jasa personalia atau penggajian. Karena sifatnya yang
mudah untuk dipindahtangankan, maka rawan terjadi penyalahgunaan aset
kas tersebut. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan pengendalian
internal terhadap kas dengan berbagai macam cara.
Percetakan X merupakan salah satu perusahaan percetakan yang
cukup besar di Gunungkidul. Perusahaan ini telah memiliki dua cabang
dengan total karyawan sebelas orang. Omzet per bulan yang diperoleh
berjumlah lebih dari lima puluh juta rupiah. Dengan jumlah omzet yang
besar tersebut, diperlukan pengelolaan kas masuk dan keluar yang benar
agar tidak terjadi penyelewengan. Pengendalian internal terhadap kas pun
harus diterapkan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa kas sudah
dikelola dengan benar. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis
memilih judul “Analisis Pengendalian Internal Kas pada Percetakan „X‟ di
Gunungkidul” sebagai tugas akhir. Laporan tugas akhir ini dibuat untuk
5
memenuhi persyaratan meraih gelar ahli madya dari Departemen
Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah: Apakah implementasi
pengendalian internal pada pengelolaan kas Percetakan X sudah sesuai
dengan komponen pengendalian internal menurut COSO yang dijabarkan
dalam COSO Internal Control Framework 2013?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara
implementasi pengendalian internal pada pengelolaan kas Percetakan X
dengan komponen pengendalian menurut COSO yang dijabarkan dalam
COSO Internal Control Framework 2013.
6
1.4. Kerangka Penulisan
Kerangka penulisan dari tugas akhir ini digambarkan sebagai berikut:
Topik Pembahasan:
1.
2.
3.
4.
5.
Analisis Pengendalian Internal
Kas pada Percetakan X
Dasar Teori:
Definisi Pengendalian Internal
Elemen Pengendalian Internal
Komponen Pengendalian Internal
Tujuan Pengendalian Internal
Prosedur Kas Masuk dan Keluar
Rumusan Masalah:
Apakah pengelolaan kas Percetakan X sudah sesuai dengan Komponen
Pengendalian Internal menurut COSO yang dijabarkan dalam COSO
Internal Control Framework 2013?
Tolok Ukur:
COSO Internal Control Framework 2013 yang telah
dikelompokkan ke dalam komponen pengendalian internal
Prosedur Kas Masuk
dan Keluar
dibandingkan
Hasil dan Kesimpulan
COSO Internal Control
Framework 2013
Download