BAB I - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi
2.1.1. Pengertian Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berkomunikasi, dimana komunikasi
adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim pesan
dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.8 Secara singkat
komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan antara penyampaian pesan
dan orang yang menerima pesan. Dalam proses komunikasi yang harus sama
adalah persamaan makna pesan itu.
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar dari setiap manusia, tanpa
komunikasi manusia tidak akan bisa hidup dan berinteraksi. Komunikasi
merupakan cara atau upaya seseorang dalam mendapatkan informasi maupun
saling berbagi informasi. Komunikasi dapat terjadi apabila minimal dua orang
yang saling berinteraksi memberikan informasi atau pesan.
Carl I. Hovland memberikan definisi bahwa komunikasi adalah proses
mengubah perilaku orang lain.9 Informasi atau pesan disampaikan oleh
komunikator ke komunikan, harus dapat mengubah perilaku orang yang menerima
pesan itu. Pesan atau informasi dapat diolah menjadi sebuah gagasan atau
pendapat yang dapat mempengaruhi dan menyakinkan sikap seseorang yang
menerima informasi tersebut.
8
Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2011. Hal 4
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2011. Hal 10
9
9
10
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi
kedua pihak dalam situasi tertentu, komunikasi menggunakan media tertentu
untuk merubah sikap atau tingkah laku seseorang atau sejumlah orang sehingga
ada efek tertentu yang diharapkan.10
Komunikasi bagian dari suatu proses penyampaian makna pesan, baik berupa
informasi, pendapat, dan lambang lambang yang saling dimengerti antara
komunikator dan komunikan. Sehingga pesan yang diharapakan komunikator
dapat mengubah tingkah laku seseorang yang menerima pesan tersebut melalui
media tertentu.
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja,
serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. Pengertian dasar di sini
menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya
berada dalam kondisi mental psikologis yang terkendali atau terkontrol, bukan
dalam keadaan “mimpi”. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang
dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya. Sementara tujuan
merujuk pada hasil atau akibat yang diinginkan.11
Berdasarkan dari berbagai definisi komunikasi di atas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan penyampaian pesan dari manusia
satu ke manusia lainnya untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima pesan
sesuai dengan yang diharapkannya.
10
Onong Uchjana Effendy. Humas Relation dan Public Relations. Bandung: Mandar Maju. 2009.
Hal 13
11
Riswandi. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010. Hal 1
11
Tujuan dari komunikasi mencakup banyak hal, tergantung dari keinginan atau
harapan dari masing-masing pelakunya. Berikut beberapa pendapat tentang tujuan
komunikasi menurut Rosmawaty dalam bukunya “Mengenal Ilmu Komunikasi” :
Pendapat pertama, tujuan komunikasi adalah untuk :
1. Mengubah sikap (to change the attitude)
2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
3. Mengubah perilaku (to change the behaviour)
4. Mengubah masyarakat (to change the society)
Pendapat kedua, tujuan komunkasi adalah untuk :
1. Memastikan bahwa pesan kita dimengerti
2. Memastikan pesan kita menghasilkan pengaruh sesuai harapan kita
3. Memastikan bahwa pesan kita pantas/layak
Pendapat ketiga, tujuan komunikasi adalah untuk :
1. Merubah opini
2. Merubah sikap
3. Merubah perilaku12
Komunikasi bagian dari suatu proses penyampaian makna pesan, baik berupa
informasi, pendapat, dan lambang lambang yang saling dimengerti antara
komunikator dan komunikan. Sehingga pesan yang diharapakan komunikator
dapat mengubah tingkah laku seseorang yang menerima pesan tersebut melalui
media tertentu.
12
Rosmawaty. Mengenal Ilmu Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran. 2010. Hal 31
12
2.1.2. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan salah satu wujud pemahaman terhadap diri sendiri,
maupun sebagai suatu cara untuk menunjukkan eksistensi diri di lingkungan
sekitar sekaligus sebagai cara untuk membangun hubungan dengan lingkungan
sekitar tersebut. Selain itu, komunikasi pun bertujuan untuk mempengaruhi orang
lain.
Komunikasi bisa juga merupakan cara atau upaya seseorang dalam
mendapatkan informasi maupun saling berbagi informasi. Setiap individu yang
terlibat dalam sebuah proses komunikasi dalam pengertian di atas akan menjadi
komunikator, yaitu sebagai pihak yang mengirimkan pesan kepada komunikan.
Sebaliknya setiap individu pun dapat menjadi komunikan, yaitu pihak yang
menerima pesan yang dikirimkan oleh komunikator. Sehingga komunikasi yang
terjadi merupakan sebuah proses timbal balik, dimana kedua pihak akan
menjalankan peran sebagai komunikator maupun komunikan secara aktif.
Menurut Kochler mengatakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan
terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang yang mencapai
tujuan tertentu.13
Menurut seorang pakar ilmu komunikasi organisasi bernama Rogers,
mengatakan organisasi adalah sebagai suatu sistem individu yang stabil, yang
bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama lewat stuktur hirarki dan
pembagian kerja.14 Dalam organisasi terdiri dari beberapa individu yang saling
bekerjasama untuk tujuan tertentu. Setiap individu memiliki tugas dan peran
13
Arni Muhammad, Op.cit Hal 23-24
Don F Faules & R. Wayne Pace. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2001 Hal. 164
14
13
tertentu dalam sebuah organisasi sehingga memerlukan koordinasi antara individu
tersebut.
Organisasi adalah suatu sistem kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang
saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi
memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi memerlukan koordinasi, karena organisasi tidak bekerja secara sendiri,
organisasi saling berhubungan dengan anggota yang lain. Setiap organisasi
memiliki bidang yang digeluti atau aktivitas tertentu, misalnya organisasi olahraga
berarti bekerja di bidang olahraga. Selain itu organisasi ada yang sangat sederhana
dan ada yang kompleks tergantung dari banyaknya individu yang berada dalam
organisasi.
Menurut seorang ahli di bidang komunikasi organisasi bernama Charles
Redding & George A. Sanborn, bahwa komunikasi organisasi adalah "suatu
kegiatan pengiriman dan penerimaan informasi dalam konteks organisasi yang
kompleks"15. Jadi dapat diartikan komunikasi sangat penting dalam suatu kegiatan
terutama organisasi. Yang merupakan interaksi antar beberapa individu yang
memiliki tujuan bersama.
Sedangkan menurut pakar analisis komunikasi organisasi Raymond Leskar,
mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah "dimensi komunikasi antara
komunikasi eksternal dan internal namun perlu ditambah dengan komunikasi
personal".
Komunikasi
organisasi
memiliki
dimensi
berbeda
dalam
berkomunikasi, baik internal dan eksternal maupun personal. Di dalam
15
Ibid
14
komunikasi organisasi, komunikasi personal merupakan hal yang penting untuk
bertukar perasaan dan pikiran diantara para karyawan16.
Berdasarkan analisis peneliti, komunikasi organisasi adalah suatu proses
interaksi yang dilakukan oleh sekumpulan orang atau individu dalam
menyampaikan informasi secara sistematis untuk mencapai tujuan bersama.
Komunikasi organisasi sangat mempengaruhi pesan yang ingin disampaikan dan
dapat mengibah sikap bagi individu yang berada dalam lingkungannya. Dalam
sebuah organisasi seorang karyawan harus memiliki banyak informasi
dibidangnya karena informasi informasi itu dapat menunjung komunikasi kepada
perusahaan.
2.2.
Public Relations
2.2.1. Pengertian Public Relations
Public relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung
pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya,
menyangkut aktifitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama
melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan atau permasalahan,
membantu manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara
efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi
kecenderungan pengugunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan
etis sebagai sarana utama.17
16
Ibid
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.2012 Hal.16
17
15
Public relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik,
mengindentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi
kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan
untuk meraih pengertian dan dukungan publik.18
Menurut Scott M. Cutlip dari buku Effective Public Relations, Public Relations
adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang
baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi
kesuksesan atau kegagalan organisasi itu tersebut.19
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa peran seorang public
relations sangat mempengaruhi efektifitas komunikasi di suatu perusahaan atau
organisasi untuk mendapatkan pengertian dan dukungan dari publik.
2.2.2. Fungsi Public Relations
Public Relations merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam
organisasi tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya dengan tepat dan
benar
serta
mampu
mengkomunikasikannya
sehingga
publik
menaruh
kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi
tersebut.
Berikut sekedar gambaran tentang fungsi public relations, yaitu sebagai berikut:
1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling
pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
18
Onong Uchjana Effendy. Op.cit Hal 116.
Scoot M Cultip, Allen H Center dan Glen M Broom. Effective Public Relations Edisi
Kesembilan. Jakarta : Kencana. 2006. Hal 6
19
16
2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan
menguntungkan semua pihak.
3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai
harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan.
Organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan
menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktifitas yang bisa dicapai secara
optimal.
4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau
perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai
efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan
yang bersangkutan.20
Dapat disimpulkan bahwa public relations lebih berorientasi pada pihak
perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik
dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen. Akan tetapi,
fungsi public relations yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan
alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya
organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap
karyawan, diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan
kinerjanya.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relations adalah
memelihara, mengembang biakkan, mempertahankan komunikasi timbal balik
20
Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam. Komunikasi dan Public Relations. Bandung : Pustaka
Setia. 2012. Hal 114.
17
yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau
meminimalkan munculnya masalah.
2.2.3. Kegiatan Public Relations
Kegiatan public relations adalah kegiatan yang ditujukan untuk publiknya.
Berdasarkan jenis publiknya kegiatan public relations terbagi menjadi dua yaitu :
1.
Eksternal Public Relations
Hubungan dengan publik di luar perusahaan merupakan keharusan yang
mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama
dengan perusahaan yang lain. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan
yang harmonis dengan publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya. Salah
satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara informatif
dan persuasif. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar
membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik.
Kegiatan hubungan eksternal yang dilakukan oleh seorang Public Relations
Officer, yaitu :
a. Hubungan dengan komunitas (community relations)
Membina hubungan dengan komunitas merupakan wujud kepedulian
perusahaan terhadap lingkungan disekitar perusahaan. Ini juga dapat
diartikan sebagai tanda terima kasih perusahaan kepada komunitas.
Hubungan dengan komunitas ini seringkali diwujudkan dalam program
Corporate Social Responsibility.
18
b. Hubungan dengan pelanggan (customer relations)
Membina hubungan baik dengan pelanggan, dilakukan agar dapat
meningkatkan loyalitas dan kepercayaan pelanggan terhadap produk dan
perusahaan itu sendiri.
Menurut Seitel, tujuan hubungan konsumen antara lain
-
Mempertahankan pelanggan lama,
-
Menarik pelanggan baru,
-
Memasarkan/memperkenalkan produk atau jasa baru,
-
Memudahkan penanganan keluhan pelanggan dan
-
Mengurangi biaya. Customer relations dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain plant tour, iklan, film, pameran, publisitas,
brosur, dan special events.
c. Hubungan dengan media massa dan pers (media & press relations)
Hubungan dengan media dan pers merupakan sebagai alat, pendukung
atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas
berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas
komunikasi humas dengan pihak publik. Dengan hubungan baik dengan
media
dan
pers,
perusahaan
bisa
mengontrol,
mencegah,
dan
meminimalisir pemberitaan-pemberitaan negatif atau salah tentang
perusahaan di media massa.
d. Hubungan dengan pemerintah (government relations)
Hubungan yang baik dengan pemerintah bisa memudahkan perusahaan
dalam menyesuaikan kebijakan yang akan diambil dengan kebijakan-
19
kebijakan pemerintah, sehingga kebijakan tersebut terwujud sesuai dengan
aturan pemerintah dan tidak melanggar hukum.
2.
Internal Public Relations
Kegiatan Internal Public Relations merupakan kegiatan yang ditujukan untuk
publik internal organisasi/perusahaan. Publik internal adalah keseluruhan elemen
yang berpengaruh secara langsung dalam keberhasilan perusahaan, seperti
karyawan, manajer, supervisor, pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan
sebagainya. Melalui kegiatan Internal Public Relations diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik internal dari organisasi/perusahaan.
Dengan hubungan yang harmonis antara pihak-pihak yang terkait dalam
perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang baik. Dengan begitu kegiatan
operasional perusahaan akan berjalan dengan lancar.
Kegiatan hubungan internal yang dilakukan oleh seorang Public Relations
Officers, yaitu :21
a. Hubungan dengan karyawan (employee relations)
Seorang Public Relations harus mampu menjembatani komunikasi antara
pimpinan dan karyawan. Karena dengan diadakan program employee
relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif yaitu karyawan
merasa dihargai dan diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Sehingga
dapat menciptakan rasa memilki (sense of belonging), motivasi, kreativitas
dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin.
21
Rosady Ruslan. Op.Cit. hal 273
20
b. Hubungan
dengan
pihak
jajaran
pimpinan
dalam
manajer
perusahaan (management relations) baik di level korporat atau level
sebagai pelaksana.
c. Hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations)
Seorang Public Relations juga harus mampu membina hubungan yang
baik dengan pemegang saham, serta mampu mengkomunikasikan apa
yang terjadi dalam organisasi/perusahaan. Karena sebagai penyandang
dana, mereka harus selalu tahu perkembangan perusahaan secara
transparan agar dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap
perusahaan. Dengan demikian akan menghilangkan kesalahpahaman dan
kecurigaan terhadap perusahaan.
2.2. Employee Relations
2.3.1
Pengertian Employee Relations
Perencanaan dan pelaksanaan suatu program informasi dan komunikasi
karyawan biasanya harus terletak pada seksi hubungan karyawan dari bagian
hubungan masyarakatnya. Nasihat serta kerjasama manajemen dan staf, pelaksana
yang melaksanakan hubungan personalia, karyawan, atau industri, harus
diusahakan dalam menentukan tujuan, media, dan pesan dari program
komunikasi. Koordinasi yang erat antara seksi hubungan karyawan dengan
seluruh staf serta bagian pelaksanaan organisasi adalah penting. Kegagalan dalam
menyajikan informasi kepada karyawan tentang kebijakan dan perkembangan
perusahaan
yang
mempengaruhi
kepentingannya,
akan
menimbulkan
21
kesalahpahaman, desas-desus palsu, dan kecaman. Apabila tidak diberikan
informasi tentang hal seperti itu, maka karyawan akan membuat asumsinya
sendiri, yang mungkin salah, atau mereka akan mendengarkan sumber dari luar,
yang mungkin memberikan informasi yang tidak tepat. 22
Employee Relations atau disebut publik internal atau juga hubungan
masyarakat internal adalah sekelompok orang-orang yang sedang bekerja di suatu
perusahaan yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun teknis dan jenis
pekerjaan (tugas) yang di hadapinya.23
2.3.2. Tujuan Employee Relations
Maksud dan tujuan kegiatan komunikasi hubungan masyarakat internal yang
dilaksanakan oleh public relations melalui program kerja employee relations,
antara lain sebagai berikut24:
1. Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang dipergunakan
dalam suatu organisasi/perusahaan.
2. Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi antara
manajemen perusahaan dengan para karyawannya.
3. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan
tentang kebijaksanaan, peraturan dan ketatakerjaan dalam sebuah
organisasi/perusahaan.
22
H. Frazier Moore. Humas : Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung : Remaja
Rosdakarya. 2005. Hal. 347
23
Rosady Ruslan. Op.Cit. Hal 274
24
Rosady Ruslan. Op.Cit. Hal 277
22
4. Sebagai media komunikasi internal bagi pihak karyawan untuk
menyampaikan keinginan-keinginan sumbang saran dan informasi serta
laporan kepada pihak manajemen perusahaan (pimpinan).
2.3.3. Kegiatan Employee Relations
Manajemen humas dalam mengelola employee relations merupakan salah satu
sarana manajemen yang bersifat teknis dan praktis, yaitu berupaya melakukan
hubungan komunikasi yang efektif melalui suri tauladan yang dimulai dari atasan
dan termasuk adanya komitmen bersama untuk melaksanakan budaya perusahaan
baik ditingkat manajemen korporat maupun tingkat pelaksanaan.
Kegiatan employee relations dalam suatu perusahaan atau organisasi dapat
dilaksanakan dalam bentuk :
a. Program Pendidikan dan Pelatihan
Program yang dilaksanakan oleh perusahaan yakni dalam upaya
meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill) karyawan dan kualitas
maupun kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dan
sebagainya.
b. Program Motivasi Kerja Berprestasi
Program ini diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi dan
prestasi serta disiplin karyawan dengan harapan-harapan itu keinginan dari
pihak perusahaan dalam mencapai produktivitas yang tinggi.
c. Program Penghargaan
23
Dimaksudkan adalah upaya perusahaan untuk memberikan suatu
penghargaan kepada para karyawan, baik yang berprestasi kerja maupun
cukup lama masa pengabdiannya. Dalam hal ini, penghargaan akan
menimbulkan loyalitas terhadap perusahaan.
d. Program Acara Khusus
Merupakan program khusus yang sengaja dirancang di luar bidang
pekerjaan sehari-hari,misalnya dengan berpiknik bersama yang dihadiri
oleh pimpinan dan
semua karyawannya dengan maksud untuk
menumbuhkan rasa keakraban diantara sesame karyawan dan pimpinan.
e. Program Media Komunikasi Internal
Membentuk program media komunikasi internal melalui bulletin,news
release, dan majalah perusahaan yang berisikan pesan,informasi dan berita
yang berkaitan dengan kegiatan antar karyawan atau perusahaan dengan
pimpinan.25
Melalui kegiatan employee relations diharapkan dapat memberikan hasil yang
positif, yakni karyawan akan merasa dihargai oleh perusahaan, sehingga dapat
menciptakan rasa memiliki, motivasi, kreativitas yang tinggi dan ingin mencapai
prestasi kerja semaksimal mungkin. Selain itu akan
mengurangi timbulnya
dampak negatif terhadap manajemen perusahaan seperti kejenuhan, kebosanan
pada para pekerja yang nantinya akan berakibat pada rendahnya loyalitas dan
produktivitas karyawan kepada perusahaan.
25
Rosady Ruslan. Op.Cit. Hal 278-279
24
2.4. Motivasi
2.4.1. Pengertian Motivasi
Prestasi kerja seorang karyawan kadang-kadang tidak sama dengan kecakapan
yang dimilikinya. Memang faktor penyebabnya tidak sama antara karyawan yang
satu dengan yang lainnya. Faktor penyebab ini tergantung dari orangnya sendiri
atau lingkungan kerjanya. Motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada
seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.
Dengan kata lain, motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya
gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam
rangka mencapai suatu kepuasan atau suatu tujuan.26
Kita percaya bahwa seseorang pada dasarnya mempunyai potensi lebih besar
dibanding apa yang mereka perlihatkan dan sebagai pemberi kerja adalah
tanggung jawab pimpinan untuk memaksimalkan potensi dan keberhasilan
karyawan. Salah satu penentu penting dari performance seseorang adalah
motivasi.
Motivasi dan kepercayaan merupakan landasan seseorang melakukan
perbuatan, di dalam lingkungan perusahaan maka motivasi merupakan landasan
seseorang untuk dapat bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan dalam istilah lain motivasi juga dapat
diartikan sebagai dorongan yang memberikan semangat kerja kepada seseorang
26
Onong Uchjana Effendy. Human Relation & Public Relation. Bandung : Mandar Maju. 2009.
Hal 69
25
(pegawai) untuk berperilaku tertentu dalam usaha mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.27
Motivasi merupakan proses pemberian dorongan kepada anak buah supaya
anak buah dapat bekerja sejalan dengan batasan yang diberikan guna mencapai
tujuan organisasi secara optimal, pengertian proses pemberian dorongan tersebut
adalah serangkaian aktifitas yang harus dilalui atau dilakukan untuk
menumbuhkan dorongan kepada pegawai untuk bekerja sejalan dengan tujuan
organisasi.28
Mangkunegara menyatakan bahwa motivasi terbentuk dari sikap (attitude)
karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi
merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah
atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan
yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi
kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.29
Berdasarkan pengertian di atas, maka motivasi merupakan respon pegawai
terhadap sejumlah pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari
dalam diri pegawai agar tumbuh dorongan untuk bekerja dan tujuan yang
dikehendaki oleh pegawai tercapai.
27
I.G Wasanto. Manajemen Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius, 2003 Hal 132
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah. Manajemen SDM, Konsep Teori dan Pengembangan
dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009 Hal 76
29
Anwar Prabu Mangkunegara. Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama. 2005 Hal 61
28
26
2.4.2. Bentuk dan Metode Motivasi
Motivasi kerja dapat dibedakan menjadi dua bentuk, sebagai berikut30 :
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri
pekerja sebagai individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya atau
manfaat/makna pekerjaan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain
motivasi ini bersumber dari pekerjaan yang dikerjakan, baik karena
mampu memenuhi kebutuhan, atau menyenangkan, atau memungkinkan
mencapai suatu tujuan, maupun karena memberikan harapan tertentu yang
positif di masa depan. Misalnya pekerja yang bekerja secara berdedikasi
semata-mata
karena
merasa
memperoleh
kesempatan
untuk
mengaktualisasikan atau mewujudkan realisasi dirinya secara maksimal.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja
sebagai
individiu,
berupa
suatu
kondisi
yang
mengharuskannya
melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Misalnya berdedikasi tinggi
dalam bekerja karena upah/gaji yang tinggi, jabatan/posisi yang terhormat
atau memiliki kekuasaan yang besar, pujian, hukuman dan lain-lain.
Di lingkungan suatu organisasi/perusahaan terlihat kecenderungan penggunaan
motivasi ekstrinsik lebih dominan daripada motivasi intinsik.
Sedangkan metode motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut31 :
30
H. Hadari Nawawi. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.2005 Hal 359
31
H. Malayu S.P. Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.2006 Hal 149
27
1. Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil & nonmateriil) yang
diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk
memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti
pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, dan bintang jasa.
2. Motivasi Tak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi tak langsung adalah motivasi yang didberikan hanya merupakan
fasilitas-fasilitas
yang
mendukung
serta
menunjang
gairah
kerja/kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat
melakukan pekerjaannya. Misalnya kursi yang empuk, mesin-mesin yang
baik, ruangan kerja yang terang dan nyaman, suasana pekerjaan yang
serasi, serta penempatan yang tepat. Motivasi tidak langsung besar
pengaruhnya untuk merangsang semangat bekerja karyawan sehingga
produktif.
2.4.3. Demotivasi
Menurut Mario Teguh yang dikutip dalam buku Seni Membangkitkan Inovasi
dan Kreatifitas Perusahaan oleh Suryadi, hal-hal yang menyebabkan terjadinya
demotivasi di perusahaan atau lembaga, sebagai berikut :32
a. Kurangnya pujian atau penghargaan kepada pegawai.
b. Kritik yang tidak obyektif, dimarahi di muka umum, penghinaan.
c. Atasan yang malas, tidak pandai, tetapi berpangkat tinggi.
d. Reward yang diberikan tidak sesuai dengan harapan pegawai.
32
Suryadi. Seni Membangkitkan Inovasi dan Kreatifitas Perusahaan. Jakarta : Edsa Mahkota.
2005 Hal 29
28
e. Target yang terlalu mudah dicapai.
f. Atasan yang mengharuskan hasil, tanpa menyediakan sarana.
g. Tidak adanya kejelasan mengenai hasil yang harus dicapai.
h. Tanggung jawab tanpa wewenang.
i. Perubahan yang terlalu sering.
j. Atasan yang royal untuk dirinya, tetapi kikir terhadap bawahan.
k. Yang mudah naik pangkat hanya anggota keluarga, suku, ras atau agama
tertentu.
l. Persaingan yang terlalu berat.
m. Suasana tempat kerja yang tidak nyaman, tidak aman dan penuh dengan
kemunafikan.
n. Visi dan misi perusahaan/organisasi hanya untuk kesejahteraan orangorang tertentu.
o. Tidak dilibatkan dalam penetapan keputusan yang mengenai tugas dan
dirinya.
Sebagai pimpinan tentunya hal-hal penyebab demotivasi di atas harus dihindari
dan pimpinan selalu memberikan motivasi kepada bawahannya.
2.5. Pengertian Implementasi
Implementasi diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Implementasi
adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun
secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah
perencanaaan sudah dianggap sempurna.
29
Pengertian Implementasi menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang
berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya
mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :
“Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya
mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan” 33
Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul Implementasi Dalam
Birokrasi Pembangunan mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi
atau pelaksanaan sebagai berikut :
“Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses
interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan
jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif” 34
Menurut Hanifah Harsono dalam bukunya yang berjudul Implementasi
Kebijakan dan Politik mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau
pelaksanaan sebagai berikut :
“Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi
tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi. Pengembangan kebijakan
dalam rangka penyempurnaan suatu program” 35
33
Nurdin Usman. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
2002 Hal 70
34
Guntur Setiawan. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. Bandung : Remaja
Rosdakarya. 2004 Hal 39
35
Hanifah Harsono. Implementasi Kebijakan dan Politik. Bandung : PT. Mutiara Sumber Widya.
2002 Hal 67
30
Implementasi suatu strategi adalah sesuatu yang sangat peka, menuntut kehatihatian, dan bahkan pada saat penyusunan altenatif dilakukan, sudah harus
dipertanyakan, bagaimana melaksanakan alternative itu.36
Dari beberapa pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat
dikatakan bahwa implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan
acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Dengan kata lain,
implementasi dilakukan di dalam suatu tindakan program yang berjalan sesuai
dengan mekanisme dan adanya suatu sistem di dalam perusahaan yang
menjalankan suatu program public relations.
2.6.
Karyawan
Kita sering mendengar, karyawan adalah aset penting bagi perusahaan. Para
pimpinan perusahaan hingga manajemen senior pun akan mengungkapkan hal
yang sama, bahwa staf mereka adalah aset utama bagi mereka dalam menjalankan
roda bisnis dan perusahaan.37
Sedangkan pengertian menurut H. Malayu SP Hasibuan karyawan adalah asset
(kekayaan) utama setiap perusahaan, yang selalu aktif berperan dan paling
menentukan tercapai tidaknya tujuan perusahaan.38
Rhenald kasali juga mengemukakan definisi mengenai karyawan. Yang
dimaksud dengan karyawan adalah orang-orang di dalam perusahaan yang tidak
36
J. Salusu, M.A. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Public dan Organisasi
Nonprofit. Jakarta; Grasindo.2004 Hal 410
37
Agung Laksamana. Internal Public Relations. Jakarta: Republika.2010 Hal 17
38
H. Malayu S.P. Hasibuan. Op.Cit. Hal 179
31
memegang jabatan structural. Ia adalah karyawan biasa di bawah komando
supervisor atau kepala seksi/kepala subseksi. Umumnya mereka hanya tamatan
sekolah menengah atau di bawahnya, namun ada juga yang sempat mengikuti
pendidikan di universitas.
Alasan praktisi public relations perlu menangani karyawan, adalah sebagai
berikut :
1. Sekalipun kedudukannya dalam pengambilan keputusan tidak besar,
karyawan adalah orang yang paling banyak jumlahnya di dalam
perusahaan. Karyawan yang menyatu dan tak mendapat perhatian
manajemen akan sangat sensitif. Mereka dapat melakukan tindakan yang
merugikan perusahaan, seperti pemogokan, mangkir, pengrusakan, atau
pertengkaran. Sebaliknya kelompok karyawan yang mendapat perhatian
yan gbaik malah besar kemungkinan dapat membantu perusahaan untuk
mengatasi hal-hal tidak terduga, seperti kebakaran, pencurian atau
kerusakan mesin.
2. Umumnya karena tingkat pendidika nnya rendah, karyawan akan sangat
mudah untuk disulut isu. Isu-isu yang banyak dibicarakan umumnya
adalah masalah pemutusan hubungan kerja, gaji, tunjangan dan sejenisnya.
3. Karyawan adalah ujung tombak bagi perusahaan jasa. Hanya dengan
memberik perhatian yang baik, perusahaan jasa dapat memperbaiki
pelayanannya.
4. Karyawan adakalanya dibela kepentingannya oleh pemerintah yang
berkuasa, mulai dari standar upah minimum sampai pada fasilitas kerja.
32
5. Pers umumnya amat bersimpati kepada karyawan yang dilanggar hakhaknya oleh manajemen.
Praktisi public relations umumnya menggunakan managing by walking around
untuk memperoleh simpati dari karyawan. Dan sebelum karyawan membntuk
sendiri kelompoknya dengan pihak luar, praktisi public relations harus dapat
menyediakan acara-acara yang sehat, seperti rekreasi, olahraga atau kesenian.
Bagaimanapun juga, karyawan membutuhkan wadah paguyuban di antara mereka.
Tugas public relations adalah menciptakan iklim yang baik agar karyawan dapat
bekerja dengan tenang dan aman.39
Dari uraian-uraian di atas, jelas bahwa sudah menjadi tugas dari praktisi public
relations untuk menangani karyawan terutama dalam hal komunikasi dan
hubungan kerjasamanya dengan manajemen dan karyawan lainnya.
39
Rhenald Kasali. Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta:
Graffiti.2006 Hal 72
Download