EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PROSES PRODUKSI PADA PT. DITA DAYA GUNA Friskha Jl. Srengseng kelapa dua No. 38 Rt. 001/006 Kembangan, Jakarta Barat 021 – 5859967 [email protected] Dosen Pembimbing: Hery Gunawan, M.M. ABSTRAK Proses produksi merupakan bagian yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup suatu perusahaan manufaktur. Tidak adanya atau tidak efektifnya suatu proses produksi akan menghambat aktivitas penjualan di perusahaan manufaktur dan membuat kerugian bagi perusahaan. oleh sebab itu, untuk menjaga agar proses produksi berjalan dengan baik dibutuhkannya pengendalian internal yang memadai untuk menilai proses tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap pengendalian internal atas proses produksi yang dilakukan oleh PT. Dita Daya Guna. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan pengamatan, wawancara, analisis, dan kuisioner. Sumber data yang digunakan adalah data primer. Dari penelitian yang dilakukan, dapat diperoleh bahwa masih terdapat kelemahan-kelemahan dalam pengendalian internal yang dilakukan oleh PT. Dita Daya Guna. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya pemisahan tugas antara bagian produksi dan persediaan serta kurangnya dokumen pendukung untuk mendukung keefektifan proses produksi. (F) Kata kunci: Proses Produksi, Pengendalian Internal. PENDAHULUAN Dalam dunia bisnis baik di Indonesia ataupun di negara lain, persaingan antar perusahaan dari tahun ke tahun semakin lama semakin ketat sehingga menuntut perusahaan untuk mampu bertahan dan berkompetisi dengan pesaingnya. Perusahaan dapat meningkatkan kemampuan bersaingnya dengan terus-menerus memperbaiki kegiatan operasional agar tetap bertahan. Salah satu perbaikan yang dapat dilakukan adalah pada pengendalian internal perusahaan sehingga menigkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional. Selain dengan pengendalian internal yang baik, perusahaan juga harus menghasilkan produk-produk unggul mereka dan menghasilkan berbagai inovasi terbaru. Selain itu perusahaan juga harus dapat meningkatkan kualitas produk dan jasa mereka. Pada dasarnya tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya tergantung pada peralatan modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada bagaimana manajemen melaksanakan pekerjaan tersebut dan melakukan pengendalian internal yang baik bagi karyawannya. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas kerja anggotanya dalam menghasilkan setiap produk yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggannya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produk mereka dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai. Perusahaan yang terus berkembang dan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya adalah yang memiliki sistem pengendalian internal yang baik didalamnya. Pada perusahaan manufaktur kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kegiatan utamanya yaitu mengola bahan baku atau bahan mentah menjadi barang jadi atau bisa disebut dengan proses produksi. Produksi merupakan salah satu kegiatan penting dalam suatu perusahaan. Untuk mencapai hasil produksi dengan kualitas yang baik dan dengan biaya yang efisien, perusahaan harus cepat tanggap dalam mengumpulkan informasi yang berguna sehingga diperoleh keputusan yang tepat. Salah satu faktor yang mempengaruhi optimalisasi produksi adalah dengan adanya pengelolaan persediaan bahan baku yang terkendali, sehingga diperlukan adanya suatu perencanaan untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal. Efektifitas dan efisiensi pada proses produksi juga dapat tercipta jika manajemen dapat mengolah secara maksimal seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan berupa sumber daya manusia, sumber daya modal, sumber daya mesin dan sumber daya lainnya. Dalam proses produksi perusahaan manufaktur membutuhkan perencanaan, pengendalian, dan pertimbangan yang matang, seperti bagaimana kondisi bahan baku digudang, kapan bahan baku harus dipesan, sampai pada proses produksi. Agar dapat menjamin bahwa seluruh kegiatan produksi perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan sistem yang ditetapkan, maka diperlukan prosedur yang dapat mengawasi dan menekan kemungkinan akan munculnya hal-hal yang dapat merugikan perusahaan yaitu berupa pengendalian-pengendalian terhadap sistem dan proses yang digunakan, terutama terhadap prosedur pengadaan bahan baku, proses produksi dan penyerahan barang jadi ke gudang. Di dalam perusahaan terdapat banyak fungsi yang berhubungan dengan pengawasan produksi, dimana masing-masing fungsi tersebut terkait satu dengan yang lainnya. Ada beberapa fungsi dalam perusahaan yang memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan seperti fungsi produksi dengan fungsi penjualan. Oleh karena itu, kebutuhan akan produksi untuk operasi dengan biaya yang lebih rendah dapat meningkatkan kualitas produktifitas dan menciptakan produk baru telah menjadi kekuatan yang mendorong perusahaan untuk melakukan berbagai terobosan baru, baik yang ditinjau dari segi kuantitas ataupun dari segi kualitas hasil kerja maupun batas waktu yang ditargetkan atau sebagai produk akhir suatu kegiatan dalam operasi yang telah mencapai tujuannya. Adanya tingkat persaingan yang semakin ketat, menuntut PT Dita Daya Guna untuk mampu bertahan dan berkompetisi dengan perusahaan sejenis lainnya. Salah satu cara yang dapat ditempuh agar mampu bertahan dalam persaingan adalah melakukan pengendalian internal dan berbagai proses produksi dengan lebih baik. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk agar lebih unggul dari pesaing dan pelanggan dapat memberikan kepercayaan penuh terhadap perusahaan. Dengan demikian target perusahaan akan tercapai sesuai dengan tujuan yang direncanakan sebelumnya. Dari berbagai penjelasan diatas dengan demikian PT. Dita Daya Guna dipilih sebagai obyek untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dimana perusahaan ini bergerak dibidang produksi instalasi panel listrik (PUTR). Pengumpulan data-data yang kemudian akan dianalisa dilakukan dengan interview kepada pihak yang bersangkutan, dan observasi langsung ke pabrik. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penelitian ini dilakukan dengan judul: “EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PROSES PRODUKSI PADA PT. DITA DAYA GUNA”. METODE PENELITIAN Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan sebagai pendekatan umum untuk mengkaji topik suatu penelitian. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Kegunaan penelitian dapat dipergunakan untuk memahami masalah, memecahkan masalah, dan mengantisipasi masalah. Memahami masalah, data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya diketahui. Memecahkan masalah, data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk meminimalkan atau menghilangkan masalah. Mengantisipasi masalah, data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk mengupayakan agar masalah tersebut tidak terjadi. Sumber data pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original melalui kuisioner yang diberikan kepada direktur PT. Dita Daya Guna. Penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian untuk mengevaluasi pengendalian internal atas proses produksi pada PT. Dita Daya Guna. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan diperlukannya data berdasarkan metode yang digunakan sebagai berikut: 1. Studi Literatur (Literature Research) Penelitian ini dilakukan agar memperoleh data, dari buku-buku, literatur, dan juga sumbersumber lainnya sehubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh landasan teori. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati, meneliti, serta mempelajari dan mencatat cara kerja dari suatu sistem pengendalian secara fakta sehingga bisa dijadikan sebagai alat untuk pengumpulan data. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: a. Pengamatan (Observation) Pengamatan ini dilakukan secara langsung untuk melengkapi data yang diperlukan serta mengamati proses produksi PT. Dita Daya Guna. b. Wawancara (Interview) Melakukan wawancara langsung kepada pimpinan serta staf yang berwenang yang berkaitan langsung dengan operasional proses produksi PT. Dita Daya Guna. c. Dokumentasi (Documentation) Mempelajari catatan serta dokumen perusahaan untuk mendapatkan data yang relevan. d. Analisis (Analysis) Membandingkan informasi yang ada dari informasi yang didapat, dengan kebijakan perusahaan. HASIL DAN BAHASAN Dalam proses produksinya PT. Dita Daya Guna memulai dengan melakukan pembuatan kotak panel, pengecatan kotak panel, proses busbar (mekanikal), proses wiring (pengkabelan), dan proses packing. Pengendalian internal dilakukan oleh PT. Dita Daya Guna saat memulai proses tersebut. 1. Pembuatan kotak panel Pembuatan kotak panel adalah proses dimana perusahaan membuat sebuah wadah atau tempat yang berguna untuk menyimpan komponen-komponen dari setiap material yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah panel listrik yang dapat digunakan. Biasanya perusahaan membutuhkan waktu kurang lebih satu minggu untuk pembuatan kotak ini. Material yang digunakan untuk pembuatan kotak panel adalah material yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan seperti plat besi yang digunakan yaitu berukuran 2mm untuk free standing panel, dan 1.6mm untuk wall mounting panel. Perusahaan menggunakan plat besi dengan ukuran tersebut untuk menjaga ketebalan kotak agar tidak mudah rusak. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga kualitas dan nama baik perusahaan dimata konsumen, serta untuk menjaga hubungan berkelanjutan terhadap konsumen. 2. 3. 4. 5. Pembuatan kotak panel ini menggunakan plat besi yang dikirim dari gudang ke bagian produksi dengan mengirimkan memo terlebih dahulu dari bagian produksi ke bagian gudang. Setelah bagian gudang mendapatkan memo dengan otorisasi kepala bagian produksi maka bagian gudang akan mengirimkan bahan baku yang dibutuhkan oleh bagian produksi. Pengecatan kotak panel Pengecatan kotak panel adalah suatu proses pewarnaan pada wadah atau tempat panel yang telah selesai dibuat. Proses ini berguna untuk menghindari kotak dari kerusakan seperti berkarat dan untuk memperindah tampilannya. Waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk proses ini biasanya kurang lebih dua hari sampai dua minggu. Selain untuk mengecat kotak, waktu ini digunakan perusahaan untuk melakukan pemeriksaan pada cat untuk memastikan hasil dari proses ini benar-benar berkualitas baik. Cat yang digunakan oleh perusahaan adalah cat standar yang aman dan sesuai prosedur yaitu powder coating rall 7032. Proses busbar Proses busbar atau mekanikal merupakan proses pemasangan tembaga yang disesuaikan dengan ukuran panel. Tembaga-tembaga yang akan disusun tersebut diletakkan pada mounting box panel (dudukan panel). Proses pengerjaan ini membutuhkan waktu kurang lebih tiga hari. Proses ini dilakukan oleh mekanik profesional yang ahli dalam bidang ini, karena jika bukan orang yang biasa mengerjakan proses ini risiko terjadinya kesalahan akan lebih tinggi. Dengan demikian perusahaan tidak memberikan bagian ini kepada orang yang belum terlatih dan mempunyai pengalaman dibidang ini. Proses wiring Proses ini merupakan bagian dimana tembaga-tembaga pada kotak panel yang sudah dipasang diatur sesuai dengan sistem yang diminta oleh konsumen seperti untuk AC, penerangan, dan lain sebagainya. Dalam proses wiring atau pengkabelan ini perusahaan membutuhkan waktu kurang lebih empat hari untuk pengerjaannya dan tergantung dengan ukuran panel yang dipesan oleh pelanggan. Proses ini juga dilakukan oleh karyawan ahli yang memiliki pengetahuan khusus tentang komponen-komponen tersebut. Perusahaan tidak mempercayakan proses ini kepada karyawan yang belum ahli, hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pemasangan yang mengakibatkan arus pendek listrik. Proses packing Proses packing atau pengemasan merupakan proses pengepakan barang sebelum perusahaan mengirimkan panel kepada pelanggan. Pengemasan dilakukan untuk melindungi panel dari risiko terjadinya kerusakan pada saat pengiriman. Panel tersebut dikemas dengan rapi dan aman serta manggunakan standar pengepakan yang dimiliki oleh perusahaan. Packing dilakukan setelah semua tahapan proses produksi selesai dilakukan. Biasanya perusahaan membutuhkan waktu dua minggu sampai satu bulan untuk menyelesaikan seluruh pesanan panel dalam satu project tergantung pada ukuran dan jumlah panel yang dipesan. Apabila panel akan dikirimkan ke luar daerah jabodetabek, perusahaan akan menggunakan jasa asuransi untuk memastikan panel sampai di customer dengan selamat tanpa ada cacat sedikitpun. Dan untuk meyakinkan pelanggan bahwa panel yang dipesan akan tetap aman selama dalam perjalanan. Kekurangan dalam proses ini adalah bagian pengkabelan atau wiring tidak mengirimkan form keluar barang untuk bagian pengemasan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya kehilangan barang saat dilakukan proses pengemasan. Dengan adanya formulir ini maka distribusi keluar barang pada kegiatan produksi lebih jelas dan terdapat bukti yang jelas dengan adanya tanda tangan atau paraf yang tertera di formulir tersebut sebagai bentuk pertanggung jawaban dari karyawan yang bersangkutan. Dari aktivitas produksi diatas terdapat kelemahan pada pengendalian proses tersebut karena perusahaan tidak menggunakan form atau kartu perpindahan dari proses satu ke proses lainnya. Karena salah satu tujuan diadakannya dokumen-dokumen ini adalah untuk menyusun laporan pertanggungjawaban dan sebagai alat pembuktian akan adanya proses tersebut. Oleh karena itu, setiap perpindahan proses harus didokumentasikan dan dicatat dalam kartu perpindahan yang berguna untuk mengidentifikasikan produk-produk apa saja yang dipindah lokasikan serta kapan waktu pemindahannya. Jika tidak, terbuka peluang untuk melakukan rekayasa sehingga pertanggungjawaban dan pembuktian proses produksinya tidak sesuai dengan keadaan atau kejadian sebenarnya. Hasil evaluasi pengendalian internal atas proses produksi seperti yang telah dijelaskan di atas didasarkan pada 5 (lima) komponen pengendalian internal COSO yang saling berhubungan. Lima komponen-komponen COSO yaitu lingkungan pengendalian (control environment), penaksiran risiko (risk assessment), aktivitas pengendalian (control activities), informasi dan komunikasi (information and communication), dan pemantauan (monitoring). Sebelum melakukan evaluasi atas komponen pengendalian internal yang terdapat dalam COSO, terlebih dahulu dilakukannya evaluasi umum terhadap pengendalian internal yang ada pada bagian produksi PT. Dita Daya Guna. 1. 2. 3. 4. Desain produk Desain produk adalah langkah awal pemantauan yang dilakukan oleh kepala divisi produksi, karena ini merupakan bagian awal dalam menentukan panel yang akan di produksi. Tujuan dari aktivitas ini adalah mendesain sebuah panel yang memenuhi permintaan dalam hal kuantitas, ketahanan, dan fungsi panel. Proses perancangan produk pada PT. Dita Daya Guna cukup sederhana. Perancangan produk membutuhkan dua dokumen yaitu Bill of material dan Operation list. Dengan adanya kedua dokumen tersebut akan menjawab permasalahan yang dihadapi terkait dengan perhitungan biaya dan lama pengerjaan dari sebuah produk. Berdasarkan informasi yang didapat, PT. Dita Daya Guna menjalankan proses produksi mereka sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi keterlambatan produksi dan kesalahan dalam menentukan biaya produksi dapat dihindari karena bagian pembelian perusahaan selalu mengupdate harga-harga bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi panel. Sehingga hal-hal yang dapat merugikan perusahaan seperti kepuasan konsumen berkurang akibat harga dan kualitas produk tidak sesuai dapat dihindari. Perencanaan dan penjadwalan produksi Proses perencanaan dan penjadwalan produksi PT. Dita Daya Guna telah berjalan dengan baik hal ini dilihat dengan adanya perencanaan yang matang atas produksi panel dengan membuat gambar persetujuan yang diajukan kepada pelanggan terlebih dahulu dan melakukan teknikal klarifikasi untuk memastikan panel yang akan diproduksi sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pelanggan. Penjadwalan produksi yang dilakukan juga telah efektif dengan lama produksi yang dibutuhkan selalu sesuai dengan yang dijadwalkan, sehingga pengiriman yang dilakukan untuk pelanggan selalu dilakukan tepat pada waktu yang telah disepakati bersama. Selain itu proses perencanaan dan penjadwalan produksi dapat berjalan efektif apabila terdapat surat perintah kerja dengan persetujuan dan otorisasi yang memadai atas perintah produksi tersebut. Persetujuan dan otorisasi ini merupakan bagian dari pengendalian lainnya untuk mencegah kelebihan, kekurangan, ataupun kesalahan dalam produksi. Namun PT. Dita Daya Guna belum menerapkan dengan baik akan hal ini. Perusahaan tidak memberikan surat perintah kerja secara formal kepada bagian produksi mereka. Operasi produksi Operasi produksi yang dilakukan oleh PT. Dita Daya Guna berjalan dengan baik dengan alur produksi yang berurutan mulai dari pembuatan kotak panel, pengecatan kotak panel, proses mekanikal, proses pengkabelan, hingga proses pengemasan. Hal ini karena proses perakitan bahan baku menjadi barang setengah jadi hingga menjadi barang siap jual tidak memakan waktu yang lama. Semua proses produksi didistribusikan dengan baik oleh bagianbagian yang bertanggungjawab akan tugasnya masing-masing. Namun kekurangan dari bagian ini adalah tidak adanya dokumen pemindahan barang dari bagian satu kebagian lainnya. Ini membuat pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan pada bagian produksi kurang baik, karena dengan tidak adanya dokumen pemindahan dapat menimbulkan risiko kehilangan barang dan perpindahan selanjutnya dari bahan baku disepanjang pabrik tidak dapat didokumentasikan dan diidentifikasi produk apa yang dipindahkan, serta kapan waktu perpindahannya. Akuntansi Biaya Tujuan utama dari akuntansi biaya ini yaitu memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan evaluasi kinerja produksi; memberikan data biaya yang akurat mengenai produk yang akan digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk; dan mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul dilaporan keuangan perusahaan. Pemrosesan dan pencatatan data aktivitas produksi yang tidak akurat dapat menurunkan efektifitas penjadwalan produksi dan dapat merusak kemampuan pihak manajemen untuk mengawasi dan mengendalikan operasi produksi. Kesalahan pencatatan dan memasukkan data dapat mengakibatkan data biaya menjadi tidak akurat. Sejauh ini pada divisi pembelian PT. Dita Daya Guna dapat memberikan informasi data biaya yang akurat mengenai bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi panel. Karena bagian pembelian selalu mengupdate harga-harga bahan baku dari supplier dan selalu melakukan pencatatan biaya dengan teliti. Data biaya tersebut akan digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan yang akan muncul pada laporan keuangan perusahaan. Evaluasi Lingkungan Pengendalian 1. 2. 3. Integritas dan etika Perusahaan yang baik harus bisa meningkatkan standar atas integritas dan etika karena hal ini merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah bisnis dan sebagai tolak ukur penilaian masyarakat umum atas kualitas dari perusahaan tersebut. Faktor ini dapat berfungsi efektif sebagai sarana kendali sehingga perlu adanya aturan perilaku, dibangun suasana etika dan keteladanan serta adanya penegakan disiplin untuk mencegah karyawan melakukan tindakan tidak jujur, ilegal, atau tidak etis. Dalam rangka menekankan pentingnya integritas dan nilai etika di antara semua karyawan di dalam perusahaan, pimpinan, dan anggota manajemen puncak lainnya harus mendemontrasikan integritas dan mempraktikan standar yang tinggi dari perilaku etis, mengkomunikasikan kepada semua karyawan kebijakan-kebijakan dan kode etik perilaku, memberikan bimbingan moral kepada karyawan serta mengurangi atau menghilangkan intensif dan godaan yang dapat mengarahkan karyawan untuk melakukan tindakan tidak etis. PT. Dita Daya Guna selalu mengkomunikasikan standar nilai perilaku perusahaan kepada seluruh karyawan. Manajemen selalu mengkomunikasikan kepada seluruh karyawan tentang kode etik perilaku serta memberikan contoh perilaku yang etis kepada setiap karyawan seperti bersikap ramah, saling menghormati, jujur dan menjunjung tinggi disiplin kerja sehingga menjadi contoh yang baik kepada karyawan, hal ini dimaksudkan agar setiap karyawan memiliki tanggung jawab penuh terhadap perusahaan. Manajemen mengkomunikasikan hal ini dengan selalu mengadakan diskusi setiap bulannya tentang keluhan pekerjaan yang dialami oleh masing-masing karyawan. Penerapan integritas dan kode etik pada perusahaan sudah berjalan dengan cukup baik, karena setiap karyawan baik pimpinan maupun karyawan lain sangat menunjung tinggi integritas dan nilai etis dalam perusahaan sehingga semua berjalan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat oleh manajemen. Komitmen terhadap kompetensi Komitmen terhadap kompetensi merupakan sebuah standar perusahaan dalam melakukan standarisasi tingkat pendidikan pada setiap karyawannya. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen mengenai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan, pelatihan, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mengembangkan kompetensi tersebut. Dengan adanya standar yang telah ditetapkan, karyawan diharapkan dapat menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan tingkat pengetahuan dan keahlian yang dimiliki. PT. Dita Daya Guna memiliki karyawan dari berbagai macam latar belakang tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Bidang pekerjaan karyawan diberikan sesuai dengan tingkat pendidikan mereka, seperti pada bagian pembuatan kotak panel, pengecatan kotak panel, dan pengemasan perusahaan tidak mementingkan latar belakang tingkat pendidikan mereka. Tetapi untuk bagian mekanikal dan pengkabelan perusahaan memberikan batasan pendidikan pada karyawan yaitu minimal tingkat pendidikan akhir adalah Sekolah Tinggi Mesin dan memiliki pengalaman sebelumnya dalam bidang mekanikal dan pengkabelan. Hal ini dilakukan karena pada bagian pengkabelan dan mekanikal dibutuhkan keahlian dan pengetahuan khusus untuk melakukannya. Dengan demikian aktivitas yang terjadi dibagian produksi perusahaan menjadi lebih lancar karena setiap karyawan mengerti akan tugas yang harus dilaksanakan dan memang memilki keahlian yang dibutuhkan. Hal ini membuat waktu yang digunakan dalam memberikan pembelajaran lebih cepat dan hemat, sehingga kinerja perusahaan dapat meningkat. Penerapan komitmen terhadap kompetensi di dalam perusahaan belum sesuai dengan teori komitmen terhadap kompetensi yang ada di dalam unsur dari komponen pengendalian internal COSO. Komitmen perusahaan terhadap kompetensi telah dijalankan dengan cukup baik karena perusahaan menetapkan kompetensi karyawan terhadap pekerjaannya, tetapi perusahaan tidak melakukan pengembangan terhadap kompetensi yang dimiliki oleh karyawan dengan tidak melakukan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Pimpinan yang kondusif 4. 5. 6. Lingkungan pengendalian yang baik harus memiliki pimpinan yang kondusif. Sedangkan pimpinan yang kondusif dapat diartikan sebagai situasi dimana pemimpin yang bijaksana dalam mengambil setiap keputusan didasarkan pada data hasil penilaian risiko serta selalu merespon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan, penganggaran, program dan kegiatan, menetapkan manajemen berbasis kinerja, serta adanya perlindungan terhadap aset dan informasi. Pimpinan pada PT. Dita Daya Guna selalu memonitor kinerja karyawan dibagian produksi. Dari mulai perusahaan mengajukan gambar persetujuan kepada customer, melakukan teknikal klarifikasi hingga pada akhir proses produksi selesai pimpinan perusahaan selalu melakukan kontrol pada aktivitas tersebut. Pimpinan selalu memastikan gambar panel yang telah dibuat sesuai dengan permintaan pelanggan dengan melakukan teknikal klarifikasi. Pimpinan juga selalu menerima dengan positif berbagai kritik dan saran dari pelanggan dan akan dijadikan sebagai masukan untuk melakukan perbaikan pada pengendalian mereka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada faktor ini perusahaan telah melakukannya dengan baik dan efektif. Pembentukan struktur organisasi Struktur organisasi pada hakikatnya merupakan cermin miniatur organisasi. Struktur organisasi merupakan proses penetapan struktur peran melalui penentuan kegiatan yang harus ditempuh untuk mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi serta bagian-bagiannya. Salah satu kelebihan atas faktor struktur organisasi adalah adanya kerangka tertulis tentang struktur organisasi perusahaan sehingga setiap bagian dan karyawan mengetahui kepada siapa mereka harus mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan mereka. Struktur organisasi yang dimiliki oleh PT. Dita Daya Guna telah menunjukkan tingkatan tanggung jawab yang ada di setiap bagian. Hal ini dapat membantu karyawan untuk lebih memahami tanggung jawab mereka sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan membuat aktivitas yang ada di perusahaan dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian kesimpulan pada faktor ini telah cukup baik. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab PT. Dita Daya Guna mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada karyawan engineering untuk mengatur bawahan mereka di bagian produksi. Wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan. Karyawan yang diberikan wewenang memahami bahwa wewenang dan tanggung jawab yang diberikan terkait dengan pihak lain yang berkaitan. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab ini berkaitan dengan pembentukan struktur organisasi yang dibuat oleh perusahaan, maka dari itu perlu dilakukan analisis secara berkala tentang bentuk struktur yang tepat dan sesuai. Meskipun struktur organisasi PT. Dita Daya Guna dirancang sesuai dengan kebutuhan pemberian wewenang dan tanggung jawab kepada karyawan yang tepat tetapi pelu diadakannya analisis untuk menilai apakah wewenang dan tanggung jawab yang diberikan sudah dilakukan dengan baik oleh karyawan. Manajemen memberikan tanggung jawab kepada kepala bagian engineering untuk melakukan pengendalian atas proses produksi perusahaan. Seorang teknisi yang melakukan proses mekanikal dan pengkabelan akan diawasi oleh engineering. Kebijakan dan praktik pembinaan SDM Suatu organisasi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya manusia yang ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi, mekanisme kepemimpinan yang dijalankan berikut budaya perusahaan. Pengendalian internal dapat menjadi efektif apabila kebijakan dan prosedur yang diterapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar lebih andal, profesional, efektif, dan efisien. PT. Dita Daya Guna memiliki kebijakan dan praktik pembinaan SDM yang cukup baik yaitu karyawan yang dipekerjakan sudah memiliki pengalaman dan ahli dibidangnya masing-masing. Perusahaan merekrut karyawan dibidang mekanikal dan pengkabelan dengan standar minimal tingkat pendidikan adalah Sekolah Tinggi Mesin. Karyawan yang memang memiliki kemampuan tinggi dan ahli ditempatkan sebagai kepala divisi dan membina karyawan-karyawan paruh waktu yang direkrut oleh perusahaan. Kelemahan dari indikator ini yaitu perusahaan merekrut banyak pekerja paruh waktu yang dipekerjakan ketika banyak pesanan. Hal ini menjadi kelemahan karena pekerja paruh waktu yang tidak memiliki banyak pengalaman harus selalu dibina dan diawasi dengan ketat untuk menghindari risiko kesalahan pengerjaan. Hal ini menjadi tidak efektif karena pada saat proses produksi dilakukan maka karyawan harus bekerja secara fokus dengan tidak memberikan pengajaran pada satu per satu karyawan paruh waktu karena ini membutuhkan banyak waktu dan membuat proses produksi menjadi tidak efektif. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Lingkungan Pengendalian Integritas dan etika Komitmen terhadap kompetensi Pimpinan yang kondusif Pembentukan struktur organisasi Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab Kebijakan dan praktik pembinaan SDM Efektif v v v v v Tidak Efektif v Dari evaluasi tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan pengendalian yang terdapat di PT. Dita Daya Guna dapat berjalan secara efektif. Perusahaan juga telah memahami dan menerapkan lingkungan pengendalian dalam perusahaan dengan baik. Namun perusahaan harus melakukan perbaikan pada saat terdapat lebih banyak pesanan dari pada biasanya. Perusahaan harus mengurangi pekerja paruh waktu dengan menerima mereka sebagai karyawan kontrak atau tetap dan memberikan pelatihan kepada mereka. Sehingga jika pesanan yang diterima dari pelanggan meningkat, PT. Dita Daya Guna telah memiliki karyawan yang terlatih. Selain itu untuk lingkungan pengendalian ini perusahaan harus membuat pengukuran kinerja untuk tiap karyawan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kinerja masing-masing karyawan dan untuk melakukan perbaikan sehingga dapat mendukung proses produksi agar menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Evaluasi Penaksiran Risiko Penaksiran risiko harus mempertimbangkan risiko yang dapat muncul dari perubahan kondisi yang terjadi didalam maupun diluar sebuah organisasi. Setiap perusahaan harus bisa mendeteksi risiko yang dapat terjadi sewaktu-waktu dan siap dengan berbagai solusi yang disediakan. Dimulai dengan melihat kesesuaian antara tujuan kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan sasarannya serta kesesuaian dengan tujuan strategi yang ditetapkan. Adapun risiko-risiko yang telah diantisipasi oleh PT. Dita Daya Guna: 1. Resiko terhadap human error Human error terjadi karena unsur ketidaksengajaan dalam praktik sumber daya manusia. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pelatihan pada karyawan part time yang dilakukan di bagian produksi sehingga kemungkinan kesalahan yang dilakukan oleh karyawan semakin besar. Selain itu tidak adanya surat perintah kerja secara formal atau tertulis mengakibatkan kesalahan yang tidak disengaja dapat terjadi. Perusahaan hanya memberikan perintah kerja secara informal yang disampaikan langsung kepada karyawan. Biasanya human error di bagian produksi pada PT. Dita Daya Guna terjadi pada saat pembuatan kotak yang tidak sesuai dengan standar perusahaan. Selain itu untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan human error perlu dilakukan pemantauan terhadap proses produksi. 2. Risiko terhadap kosongnya bahan baku PT. Dita Daya Guna melakukan beberapa solusi yang disiapkan untuk menghadapi berbagai risiko yang terjadi. Pada keadaan risiko kosongnya bahan baku saat terdapat pesanan dari pelanggan, perusahaan mengganti bahan baku yang biasanya dipakai dengan merk lain dengan fungsi yang sama namun dengan kualitas bahan yang berbeda. Penggantian merk bahan baku ini dilakukan dengan persetujuan konsumen terlebih dahulu agar konsumen tidak merasa dibohongi dengan kualitas panel yang berbeda. Pada risiko ini perusahaan dapat mengatasinya dengan baik, sehingga proses produksi tetap berjalan dengan lancar jika terjadi hal seperti ini. 3. Risiko terhadap kerusakan produk sebelum tiba di pelanggan Dalam melakukan pengiriman barang ke pelanggan di luar daerah, PT. Dita Daya Guna mempergunakan jasa pengiriman barang. Apabila terjadi kerusakan untuk barang pada saat pengiriman maka PT. Dita Daya Guna tidak menjamin atau bertanggung jawab atas kerusakan tersebut karena saat barang keluar dari perusahaan dalam kondisi baik dan layak jual. Selain itu untuk mengantisipasi atas kerusakan barang, PT. Dita Daya Guna juga telah mengasuransikan produk mereka pada pengiriman di luar jabodetabek. perusahaan juga mengantisipasi keadaan ini dengan melakukan pengemasan panel sesuai standar keamanan, yaitu memberikan kemasan kedap air seperti melapisi panel dengan plastik dan kayu, melakukan pengawasan secara langsung pada saat pemindahan barang dan menggunakan peralatan yang aman. Pengemasan seperti ini dilakukan untuk menjaga panel dari kendala perubahan cuaca yang terjadi selama diperjalanan. Sejauh ini belum ada keluhan dari pelanggan mengenai kerusakan barang dalam proses pengiriman No. 1. 2. 3. Penaksiran Risiko Resiko terhadap human error Risiko terhadap kosongnya bahan baku saat proses produksi Risiko terhadap kerusakan produk Efektif Tidak Efektif v v v Dari evaluasi tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa penaksiran risiko yang terdapat dalam PT. Dita Daya Guna belum berjalan secara efektif. Hal ini terjadi karena perusahaan belum cukup efektif dapat mengatasi risiko terhadap human error ketika pesanan panel meningkat. Perusahaan merekrut banyak karyawan part time pada saat terdapat lebih banyak pesanan dari pada biasanya dan tidak memberikan Surat Perintah Kerja secara formal kepada karyawan produksi. Dengan adanya permasalahan ini, akan berdampak langsung pada proses produksi panel yang membuat produksi menjadi tidak efektif dan risiko terjadinya kesalahan dalam proses produksi dapat meningkat. Karena Surat Perintah Kerja berguna untuk mensahkan jumlah kuantitas yang ditetapkan. Perintah tersebut menyebutkan operasi yang perlu dilakukan, jumlah yang akan diproduksi, serta lokasi tempat barang jadi harus dikirim. Perintah ini juga mengumpulkan data mengenai setiap aktivitas tersebut. Dengan adanya Surat Perintah Kerja ini bagian produksi akan lebih jelas dalam memproduksi panel yang diminta oleh pelanggan. Evaluasi Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan perusahaan sudah dilaksanakan. Pada komponen ini aktivitas-aktivitas pengendalian internal yang berkaitan meliputi persetujuan, tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas dan pendokumentasian, rekosiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur, auditing internal dan audit internal. Aktivitas-aktivitas tersebut harus dievaluasi risikonya secara keseluruhan agar pencapaian tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Penulis dapat mengiidentifikasikan beberapa kelemahan dan kelebihan atas faktor aktivitas pengendalian yang dimiliki oleh PT. Dita Daya Guna, diantaranya : 1. Pemisahan tugas dan wewenang Perusahaan melakukan identifikasi terhadap pekerjaan yang tidak dapat digabungkan pengerjaannya dengan karyawan yang belum ahli dibidangnya dan melakukan pemisahan atas fungsi-fungsi pekerjaan yang rentan terhadap kesalahan dan kecurangan seperti pada bagian keuangan dan pemasaran. Dengan demikian perusahaan memberikan penetapan pengendalian akses segregation of duties (pemisahan tugas) untuk mengurangi risiko terjadinya kesalahan dalam proses produksi maupun proses pembukuan transaksi. Perusahaan telah melakukan pemisahan tugas pada karyawan dibagian produksi dengan memberikan tanggung jawab sesuai dengan tingkat keahlian mereka. Untuk mencapai tujuan yang ingin diperoleh perusahaan, maka PT. Dita Daya Guna selalu melakukan pengembangan rencana proses produksi dan mengimplikasikannya dengan mendesain ulang panel-panel yang akan diproses. Pemisahan tugas dan wewenang belum berjalan dengan baik di bagian produksi dan persediaan pada PT. Dita Daya Guna dimana adanya kesamaan antara individu yang mengeluarkan barang dan melakukan stok opname. Dalam hal ini ada baiknya apabila bagian produksi dan persediaan melakukan pemisahan tugas dan wewenang antara pihak yang melakukan pekerjaan dengan pihak yang melakukan pemeriksaan, sehingga kesalahan atau kecurangan yang mungkin terjadi dapat diminimalisir. 2. Otorisasi yang memadai atas aktivitas produksi 3. 4. 5. Otorisasi pada aktivitas produksi PT. Dita Daya Guna telah memadai dengan setiap aktivitas yang terjadi di bagian produksi telah di otorisasi oleh pihak yang berwenang dalam menyetujui setiap aktivitas tersebut. Dari proses pembuatan kotak panel, persiapan segala kebutuhan komponen atau materialnnya, pekerjaan pabrikasi dengan memulai mengatur komponen tembaga yang akan dipasang pada kotak panel, pemasangan komponen-komponen tembaga didalam dudukan panel (mounting box panel) kotak panel yang telah disesuaikan pada gambar persetujuan, proses persiapan ukuran busbar yang sesuai dengan kebutuhan pada komponen, hingga pada proses pembuatan susunan pemakaian tembaga (busbar) untuk dipasangkan pada komponen-komponen tersebut perusahaan telah memberikan tanggung jawab kepada pihak engineering untuk melakukan otorisasi pengawasan dan pengendalian terhadap semua proses tersebut. Rekonsiliasi pencatatan atas produksi dan persediaan Bagian produksi dan persediaan PT. Dita Daya Guna harusnya membuat rekonsiliasi pencatatan transaksi atas persediaan yang tersedia dan yang telah terpakai pada saat proses produksi secara formal serta memberikan keterangan apabila terdapat perbedaan jumlah barang awal dengan pada saat dilakukan rekonsiliasi pencatatan persediaan. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya risiko kecurangan pada saat pendistribusian bahan baku dari gudang ke bagian produksi. Kebijakan retur barang Retur barang terjadi apabila produk yang dibuat oleh PT. Dita Daya Guna tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Apabila terjadi kerusakan pada komponen barang maka perusahaan melakukan retur kembali ke pemasok dan apabila kerusakan terjadi pada proses produksi maka perusahaan akan memperbaikinya agar dapat berfungsi dengan semestinya. Perusahaan juga harus memberikan batas maksimal dalam retur barang. Sejauh ini retur barang yang dilakukan oleh perusahaan berjalan dengan efektif. Jika terdapat retur barang maka pelanggan akan menghubungi bagian teknisi pada perusahaan, kemudian bagian tersebut akan menghubungi bagian produksi untuk melakukan perbaikan pada panel yang tidak sesuai. Dokumen yang digunakan Dokumen merupakan hal yang sangat penting di setiap perusahaan karena dapat menjadi bukti tertulis dan pertanggung jawaban karyawan yang mengeluarkan atau menandatangani dokumen/form tersebut. Pada bagian produksi PT. Dita Daya Guna terdapat aktivitas atau kegiatan yang tidak menggunakan form diantaranya stock opname, perintah produksi, permintaan bahan baku, kartu perpindahan, keluar barang (proses packing), dan retur barang. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya barang perusahaan yang sulit dideteksi siapa pelakunya karena tidak adanya form yang diguanakan sebagai bukti tertulis. Adapun tujuan dan manfaat dari form-form yang dibutuhkan tersebut adalah: a. Formulir stock opname Setiap perusahaan pasti melakukan kegiatan stock opname untuk melakukan kontrol terhadap stok yang terdapat pada data perusahaan dengan stok fisik yang ada di tempat penyimpanan. PT. Dita Daya Guna melakukan kegiatan stock opname secara berkala. Fungsi dari formulir ini adalah untuk memastikan bahwa saldo persediaan di buku sama dengan fisik persediaan yang sesungguhnya, untuk mengetahui banyaknya persediaan yang rusak dalam penyimpanan, bahan baku yang memiliki karakter khusus seperti tingkat kesensitifan bahan baku yang tinggi dan tidak tahan lembab dapat mengakibatnya rusaknya barang di dalam penyimpanan, serta formulir ini dapat memudahkan bagian persediaan apabila terdapat permintaan bahan baku dari bagian produksi. b. Perintah produksi Perintah produksi akan mensahkan jumlah kuantitas yang ditetapkan. Perintah tersebut menyebutkan operasi yang perlu dilakukan, jumlah yang akan diproduksi, serta lokasi tempat barang jadi harus dikirim. Perintah ini juga mengumpulkan data mengenai setiap aktivitas tersebut. c. Permintaan bahan baku Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan baku yang dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik, tempat bahan tersebut dibutuhkan. Dokumen ini berisi nomor perintah produksi, tanggal pembuatan, dan berdasarkan pada daftar bahan baku, nomor barang sertajumlah semua bahan baku yang dibutuhkan. d. Kartu perpindahan e. f. No. 1. 2. 3. 4. 5. Perpindahan selanjutnya dari bahan baku disepanjang pabrik akan didokumentasikan dalam kartu perpindahan, yang mengidentifikasi bagian-bagian yang dipindahkan lokasi perpindahannya, serta waktu perpindahan. Keluar barang (proses pengemasan) PT. Dita Daya Guna memiliki tahapan pengemasan. Rancangan formulir yang diusulkan diperuntukkan untuk aktivitas keluar barang yang dilakukan oleh bagian produksi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya kehilangan barang saat dilakukan proses pengemasan. Dengan adanya formulir khusus ini maka distribusi keluar barang pada kegiatan produksi lebih jelas dan terdapat bukti yang jelas dengan adanya tanda tangan atau paraf yang tertera di formulir tersebut sebagai bentuk pertanggung jawaban dari karyawan yang bersangkutan. Retur barang Usulan rancangan formulir untuk kegiatan retur barang yang dilakukan oleh pelanggan. Form ini akan lebih menjelaskan kepada bagian produksi panel-panel apa saja yang tidak sesuai dan dapat mempermudah bagian produksi dalam melakukan pengerjaannya. Aktivitas Pengendalian Pemisahan tugas dan wewenang Otorisasi yang memadai atas aktivitas produksi Rekonsiliasi pencatatan atas produksi dan persediaan Kebijakan retur barang Dokumen yang digunakan Efektif Tidak Efektif v v v v v Dari evaluasi tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas yang terdapat dalam PT. Dita Daya Guna belum berjalan secara efektif. Hal ini terjadi karena perusahaan belum cukup efektif dapat mengatasi pemisahan tugas dan wewenang, rekonsiliasi pencatatan atas produksi dan persediaan, dokumen yang digunakan, perusahaan harus melakukan perbaikan atas tiga aktivitas tersebut agar komponen aktivitas pengendalian ini berjalan dengan baik sehingga proses produksi perusahaan berjalan dengan efektif. Karena dengan tidak adanya dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses produksi ini membuat aktivitas yang terjadi rentan sengan risiko kesalahan dan kecurangan. Sehingga perusahaan harus memperbaiki pencatatan mereka dengan dokumen-dokumen formal yang dapat digunakan. Evaluasi Informasi dan Komunikasi Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan seseorang melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aset, utang, dan ekuitas yang bersangkutan. Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut berdampak terhadap kemampuan manajemen untuk membuat keputusan semestinya dalam mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal. Sedangkan komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan. Informasi dan komunikasi merupakan bagian penting dari proses manajemen setiap perusahaan. Manajemen perusahaan tidak dapat berfungsi tanpa informasi dan komunikasi yang dapat digunakan manajemen untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian dan untuk mengelola proses produksi mereka. Setiap perusahaan harus memiliki dokumen atau informasi yang lengkap dan valid mengenai kegiatan bisnisnya dan harus menyampaikan informasi tersebut dengan melaksanakan komunikasi yang baik. Sehingga dapat diperoleh rincian yang mencukupi dari semua transaksi untuk memungkinkan penyajian yang tepat dilaporan keuangan dan pengungkapan yang diperlukan. 1. Pengungkapan informasi PT. Dita Daya Guna PT. Dita Daya Guna selalu mengkomunikasikan informasi termasuk tujuan dan tanggung jawab, visi dan misi, strategi dan struktur manajemen, kegiatan perusahaan, kinerja keuangan, tata kelola perusahaan, kinerja berkelanjutan kepada karyawan sehingga mereka mengerti akan tanggung jawab yang harus dijalaninya. 2. Teknologi Informasi dan Komunikasi 3. No. 1. 2. 3. PT. Dita Daya Guna tidak mengembangkan teknologi informasi dengan tidak membuat portal perusahaan dan tidak membuat sistem TI rekrutmen untuk mendukung pencapaian efisiensi operasional berbasis TI yang memungkinkan manajemen mengambil keputusan berdasarkan ketersediaan data yang terkini akurat dan dapat dipercaya. Dokumen dan Catatan Perusahaan belum dapat efektif dalam melakukan pendokumentasian atas proses produksi yang dilakukan. Hal ini disebabkan dengan tidak adanya dokumen-dokumen pendukung yang digunakan oleh perusahaan pada saat proses produksi. Sebagai contoh yaitu perusahaan tidak mencatat atau mendokumentasikan proses produksi pada saat perpindahan barang dari tahap satu ke tahap lainnya. Informasi dan Komunikasi Pengungkapan informasi Teknologi informasi dan komunikasi Dokumen dan Catatan Efektif v Tidak Efektif v v Berdasarkan hasil evaluasi dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa informasi dan komunikasi yang ada diperusahaan belum cukup baik. Perusahaan harus memperbaiki sistem pencatatan dan pendokumentasian atas proses produksi yang dilakukan. Kemudian perusahaan juga perlu melakukan pengembangan atas teknologi informasi dan komunikasi yang ada guna meningkatkan efektivitas dalam faktor ini. Evaluasi Pemantauan Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Diberbagai entitas, auditor internal atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan konsumen dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. Pemantauan juga merupakan evaluasi rasional yang dinamis atas informasi yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemen kontrol. Aktivitas pemantauan atau monitoring PT. Dita Daya Guna dilakukan oleh bagian quality control product perusahaan, dimana quality control product memantau setiap aktivitas yang terjadi dari awal hingga akhir proses produksi. Selain itu perusahaan juga melakukan pengecekan secara independen yang dilakukan oleh supervisor terhadap kinerja karyawan dengan cara melakukan pertemuan atau menilai kembali kinerja karyawan yang dilakukan jika diperlukan. Manajemen perusahaan juga melakukan tindakan korektif terhadap informasi keluhan atau kelemahan yang diterima dari konsumen. Perusahaan mengirimkan delegasi khusus apabila terdapat keluhan dari pelanggan atas panel yang telah dipasang di tempat konsumen dan melakukan kordinasi dengan pihak konsumen untuk mengetahui masalah yang terjadi pada panel tersebut. Dari hasil pemantauan ini perusahaan menggunakannya untuk dijadikan pedoman dalam menentukan langkah-langkah perbaikan kinerja perusahaan. Selain itu dari hasil pengumpulan data, ditemukan bahwa perusahaan tidak membuat sanksi atas pelanggaran yang dibuat oleh karyawan. Perusahaan hanya memberikan teguran atau peringatan secara lisan yang diberikan oleh atasan langsung/pimpinan yang berwenang untuk kesalahan/pelanggaran tersebut. Untuk itu rekomendasi yang diberikan pada permasalahan ini adalah seharusnya perusahaan juga memberikan peringatan secara tertulis yang diberikan oleh atasan langsung kepada karyawan yang bersangkutan. Peringatan tertulis terdiri dari surat peringatan yang memiliki tingkatan berat atau ringannya suatu kesalahan karyawan. Pemberian surat peringatan dapat diberikan langsung sesuai dengan berat/ringannya jenis pelanggaran yang dilakukan karyawan. Jika hal ini direspon dengan baik oleh setiap karyawan, maka kecurangan dan kelalaian yang berhubungan dengan pekerjaannya masing-masing dapat dicegah dan diminimalisasi. No. 1. 2. Pemantauan Pemantauan pada proses produksi Evaluasi pengendalian internal untuk mengambil Efektif v Tidak Efektif v tindakan korektif Berdasarkan hasil evaluasi dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pemantauan pada PT. Dita Daya Guna telah berjalan dengan efektif. Karena perusahaan dapat dengan baik melakukan pemantauan pada proses produksi maupun pada produk yang telah selesai dibuat. Perusahaan juga belum dapat mengambil keputusan atau tindakan yang korektif berdasarkan data hasil evaluasi pengendalian internal yang dilakukan. Perlu adanya peningkatan pengendalian kepada karyawan yang melakukan pelanggaran agar diberikan sanksi sehingga karyawan yang bersangkutan dan karyawan lainnya tidak akan melakukan kesalahan yang sama. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan mengenai evaluasi penerapan pengendalian internal terhadap proses produksi pada PT. Dita Daya Guna, maka dapat disimpulkan secara umum bahwa diperlukan peran serta dari pihak manajemen untuk meningkatkan dan memperbaiki beberapa kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Secara keseluruhan pengendalian internal yang diterapkan oleh PT. Dita Daya Guna pada proses produksi cukup memadai. Seperti pada komponen lingkungan pengendalian secara keseluruhan dapat dikatakan cukup efektif, karyawan di perusahaan telah memahami dan menerapkan lingkungan pengendalian dalam perusahaan dengan baik. Namun perlu adanya perbaikan pada faktor kebijakan dan praktik pembinaan SDM yang dimiliki oleh perusahaan. Pada komponen penaksiran risiko yang diterapkan oleh perusahaan belum memadai karena perusahaan belum bisa mengatasi sepenuhnya risiko terjadinya human error pada proses produksi. Kemudian pada komponen aktivitas pengendalian tidak berjalan secara efektif dengan tidak adanya dokumen-dokumen pendukung efektifnya pengendalian internal pada proses produksi maka pengendalian yang dimiliki bagian produksi tidak cukup efektif. Selanjutnya pada komponen informasi dan komunikasi, perusahaan telah berjalan cukup baik namun harus dapat ditingkatkan dan dikembangkan. Terakhir adalah pada komponen pemantauan perusahaan telah memadai, karena perusahaan dapat dengan baik melakukan pemantauan pada proses produksi maupun pada produk yang telah selesai dibuat dengan memiliki bagian quality control product. Secara keseluruhan pengendalian internal yang diterapkan oleh PT. Dita Daya Guna pada bagian produksi belum cukup memadai, karena masih terdapat kelemahan-kelemahan yang ditemui pada saat penelitian. Perlu adanya perbaikan dan peningkatan pengendalian internal agar keseluruhan proses produksi berjalan dengan baik dan efektif. Saran Saran dan rekomendasi yang dapat diberikan pada hasil evaluasi ini yaitu perusahaan harus meningkatkan kualitas pengendalian internal secara keseluruhan di bagian produksi. Untuk meminimalisir terjadinya human error diharapkan perusahaan dapat memberikan pelatihan kepada karyawan paruh waktu untuk menunjang kualitas dari panel yang dihasilkan. PT. Dita Daya Guna sebaiknya dapat memberikan Surat Perintah Kerja secara formal agar bagian produksi dapat lebih jelas memahami data panel apa saja yang harus di produksi. Lalu perusahaan juga harus memiliki dokumen-dokumen penting secara formal yang digunakan pada bagian produksi, seperti surat perintah kerja, surat permintaan bahan baku ke bagian gudang, dan kartu perpindahan dari setiap proses yang berbeda. Perusahaan harus memperbaiki sistem pencatatan dan pendokumentasian atas proses produksi yang dilakukan. Dengan demikian, pengendalian internal perusahaan diharapkan dapat menjadi efektif dan proses produksi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan lancar. REFERENSI Assauri, S. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: LP-FEUI. Bustami, B., Nurlela. (2013). Akuntansi Biaya. Jakarta: Mitra Wacana Media. Fahmi, I. (2012). Manajemen Produksi dan Operasi. Bandung: Alfabeta. Halim, A. (2008). Auditing Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Karyono. (2013). Forensic Fraud. Yogyakarta: ANDI. Tunggal, A.W. (2013). Pengendalian Internal Mencegah dan Mendeteksi Kecurangan. Jakarta: Harvarindo. RIWAYAT PENULIS Friskha lahir di kota Jakarta pada tanggal 01 Juni 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2014.