Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan

advertisement
RINGKASAN
RISKA DEWI PERMATA. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi di Kawasan ASEAN+6: Pendekatan Data Panel (dibimbing oleh NOER
AZAM ACHSANI).
Isu globalisasi sering diperbincangkan selama dua dekade terakhir ini.
Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak negatif
bagi negara yang tidak mampu bersaing. Pasca Perang Dunia II, banyak negara
yang menjalin kerjasama regional dan mengarah pada terciptanya globalisasi
untuk meningkatkan daya saing kawasan integrasi ekonomi dengan perekonomian
global. European Union telah menjadi kawasan integrasi ekonomi yang berhasil
dan mendorong kawasan ASEAN untuk menciptakan kerjasama ekonomi yang
lebih tinggi dengan konsep yang berbeda. ASEAN akan merealisasikan ASEAN
Economic Community (AEC)-MEA pada tahun 2015 yang merupakan bentuk
integrasi ekonomi lebih kompleks. ASEAN juga melakukan pertemuan dengan
enam negara Asia Timur lain di Cebu pada tanggal 15 Januari 2007, dan
membentuk kesepakatan adanya Comprehensive Economic Partnership in East
Asia (CEPEA) yang dikenal dengan sebutan ASEAN+6. Enam negara lain
tersebut adalah China, Jepang, Korea, Australia, India dan New Zealand. Integrasi
ekonomi memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara Namun,
bagi negara yang tidak mampu bersaing, integrasi ekonomi hanya akan
menciptakan divergensi pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di kawasan ASEAN+6 menunjukkan
hasil yang cukup mengesankan dan dapat memengaruhi perekonomian secara
global. Pertumbuhan ekonomi Asia meningkat dalam tiga puluh tahun terakhir.
Pada perekonomian global, pertumbuhan ekonomi Asia juga mampu menutupi
kemunduran perekonomian Amerika Serikat akibat krisis kredit perumahan
(suprime mortage). Akan tetapi, di kawasan ASEAN+6 terdiri dari negara maju
dan negara berkembang yang memiliki perbedaan karakteristik pertumbuhan
ekonomi. Berdasarkan hal tersebut, penting untuk dilakukan analisis deskriptif
tentang perbedaan karakteristik pertumbuhan ekonomi negara maju dan negara
berkembang di ASEAN+6, faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan
ekonomi negara maju di ASEAN+6, dan faktor-faktor yang memengaruhi
pertumbuhan ekonomi negara berkembang di ASEAN+6. Penelitian ini mengacu
pada penelitian sebelumnya dengan memberikan perubahan pada metode analisis,
variabel pendukung, serta ruang lingkup penelitian. Variabel yang digunakan pada
penelitian ini antara lain: pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi tahun
sebelumnya (lag pertumbuhan ekonomi) pengeluaran konsumsi (consumtion
expenditure), pengeluaran pemerintah (goverment expenditure), Foreign Direct
Investment inflow (FDI), tingkat harapan hidup (life expectacy), tingkat partisipasi
sekolah sekunder (school enrollment secondary), defisit anggaran pemerintah
(budget deficit), dan keterbukaan ekonomi (openness of the economy). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model panel dinamis (GMM). Panel
dinamis digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi
pertumbuhan ekonomi negara maju dan negara berkembang di ASEAN+6.
Pada dasarnya terdapat perbedaan karakteristik antara negara maju dan
negara berkembang karena sistem yang berbeda diantara keduanya. Negara maju
dan negara berkembang memiliki perbedaan dalam hal sektor riil maupun sektor
keuangan, sehingga tidak dapat dilakukan kebijakan fiskal dan moneter yang
sama. Dengan demikian, integrasi ekonomi kawasan ASEAN+6 secara konseptual
dan secara ekonomi belum dapat dilaksanakan.
Analisis pertumbuhan ekonomi ASEAN+6 dibedakan antara negara maju
dan negara berkembang, karena perbedaan karakteristik pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hasil estimasi, negara maju di ASEAN+6 dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan pengeluaran konsumsi, mengurangi
pengeluaran pemerintah, dan meningkatkan FDI. Negara berkembang di
ASEAN+6 dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan
defisit anggaran pemerintah sampai pada level 5 persen dan meningkatkan
keterbukaan ekonomi.
Integrasi ekonomi ASEAN+6 memerlukan berbagai kajian ulang untuk
menghasilkan integrasi yang sehat dan berkesinambungan. Negara anggota
ASEAN+6 masih terdiri dari negara maju dan negara berkembang yang berbeda
karekteristik dasar perekonomiannya. Negara maju ASEAN+6 yang memilki
pendapatan tinggi harus tetap meningkatkan pertumbuhan ekonomi walaupun
kenaikannya tidak signifikan. Pertumbuhan ekonomi negara maju di ASEAN+6
dapat ditingkatkan dengan meningkatkan daya konsumsi masyarakat untuk
meningkatkan pengeluaran konsumsi, meningkatkan ketertarikan para investor
asing untuk menanamkan modalnya dalam bentuk FDI, serta mengurangi
pengeluaran pemerintah. Sedangkan negara berkembang di ASEAN+6 yang
masih mampu meningkatkan pertumbuhan ekonominya secara signifikan (belum
mencapai fullemployment), harus meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk
mendapatkan percepatan laju pertumbuhan ekonomi. Percepatan laju
pertumbuhan ekonomi negara berkembang diharapkan mampu menyeimbangi
perekonomian negara maju. Negara berkembang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan kebijakan fiskal; mengurangi segala
bentuk kecurangan serta pemborosan dalam pengeluaran pemerintah; dan
meningkatkan peranannya dalam perdagangan internasional yang berorientasi
pada produk manufaktur dan jasa.
Download