ABSTRAK Sumber Daya Manusia ( SDM ) merupakan hal yang sangat fundamental disamping adanya Sumber Daya Alam yang ada. Pemanfaatan Sumber Daya Alam ( SDA ) yang tersedia tidak menentukan manusia dapat mencukupi segala kebutuhan hidup. Kemiskinan sering dikaitkan dengan adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia itu sendiri disamping rendahnya kesempatan – kesempatan persaingan di dunia kerja. Dalam penelitian ini ada beberapa faktor penyebab kemiskinan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun yang dimaksud dengan dengan faktor internal dalam penelitian ini yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, seperti tingkat pendidikan yang rendah, keterbatasan skill atau keahlian yang dimiliki, dan faktor kultur atau kebiasaan. Sedang faktor eksternal yaitu disebabkan oleh faktor diluar individu itu sendiri seperti tingkat pendapatan atau upah yang rendah, keterbatasan lapangan pekerjaan, kekuasaan agen dalam menentukan harga jual serta tidak adanya jaminan sosial (pensiun, kesehatan dan kematian ). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan pada pengrajin batu bata terutama bagi pekerja pengrajin batu bata serta untuk mengetahui bagaimana strategi adaptasi pengrajin batu bata dalam menghadapi situasi kemiskinan di Nagori Teluk Lapian, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, kuesioner, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan faktor – faktor kemiskinan terjadi para pengrajin batu bata yang ada di Nagori Teluk Lapian disebabkan karena 2 ( dua ) faktor, yakni faktor internal dan eksternal. Dalam kondisi kemiskinan tersebut, strategi bertahan hidup yang dilakukan adalah dengan pengolaan asset tenaga kerja ( labour asset ) yaitu dengan anak dan istri berpartisipasi dalam pengatur perekonomian keluarga. Selain itu mereka juga bertahan hidup dengan cara strategi jaringan yakni dengan meminjam uang atau barang kepada sanak saudara, tetangga maupun kepada pemilik atau pengusaha pengrajin batu bata di tempat mereka bekerja. Adanya kegiatan proses produksi batu bata mengakibatkan kerusakan lingkungan, hal ini disebabkan pola pikir mereka yang tidak memikirkan pelestarian lingkungan, sehingga tanah menjadi tidak produktif dan menurunnya nilai jual tanah. 6 Universitas Sumatera Utara